ABSTRAK
Katharina Berutu.Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Mendongeng Di TK ASSISI MEDAN
Permasalahan pada penelitian ini adalah: (1) berbedanya tingkat intelegensi setiap anak, (2) lingkungan sekitar anak yang kurang mendukung perkembangan kecerdasan emosional anak, (3) sikap Guru yang kurang mengetahui kebutuhan anak dalam pertumbuhannya sehingga dapat menghambat perkembangan kecerdasan emosional anak, (4) perkembangan anak yang kurang berkembang secara maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan mendongeng di TK ASSISI tahun ajaran 2012/2013.
Subjek penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun di TK ASSISI, yang berjumlah 25 orang anak, terdiri dari 11 anak perempuan dan 14 anak laki-laki. Sedangkan objek penelitian ini adalah mengembangkan kecerdasan emosional anak di TK ASSISI Medan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi.
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi aspek kecerdasan emosional anak dengan indikator yakni: Kesadaran diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati dan membina hubungan.
Hasil analisa pada siklus I menunjukkan dari hasil penlitian sebanyak 24% anak tergolong sangat baik, sebanyak 16% anak tergolong baik, sebanyak 44% anak tergolong cukup baik dan sebanyak 16% tergolong kurang baik. Hal ini menunjukkan kegiatan mendongeng yang dilakukan pada siklus I dapat mengembangkan kecerdasan emosional anak, namun masih kurang optimal karena masih terdapat 44% yang tergolong cukup baik dan 16% yang tergolong kurang baik. Sehingga perlu dilakukan tindakan yang lebih baik pada siklus II. Pada siklus ini kemampuan klasikal belum tercapai. Hasil analisa pada siklus II dari 25 anak terdapat banyaknya anak yang tergolong sangat baik meningkat sebanyak 84%, banyak anak yang tergolong baik menurun sebanyak 12%, dan sudah tidak ditemukan lagi anak yang tergolong cukup baik namun masih terdapat 4% yang kurang baik.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 5
1.5 Tujuan Penelitian ... 5
1.6 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 7
2.1
Kerangka Teoritis ... 7
2.1.1 Hakikat Kecerdasan Emosional ... 7
2.1.1.1 Pengertian Emosi ... 7
2.1.1.2 Jenis-Jenis Emosi... 8
2.1.1.3 Kecerdasan Emosional ... 9
2.1.1.4 Aspek Kecerdasan Emosional ... 11
2.1.1.5 Faktor Penentu Perkembangan Kecerdasan Emosional ... 13
2.1.2 Hakikat Mendongeng ... 13
2.1.2.2 Manfaat Mendongeng ... 15
2.1.2.3 Tujuan Mendongeng ... 17
2.1.2.4 Langkah-Langkah Mendongeng ... 18
2.1.2.5 Peranan Kegiatan Mendongeng ... 20
2.2 Kerangka Konseptual ... 21
2. 3 Hipotesis Tindakan ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
3.1
Jenis Penelitian ... 233.2
Subjek dan Objek Penelitian ... 233.3
Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 233.4
Desain Penelitian ... 243.5
Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 263.6
Teknik Pengumpulan Data ... 303.7
Teknik Analisis Data ... 333.8
Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN... 36
4.1
Gambaran Lokasi Penelitian... 364.1.1
Deskripsi Siklus I... 434.1.2
Deskripsi Siklus II... 504.2
Pembahasan Hasil ... 56BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
5.2
Saran .. ... 60DAFTAR PUSTAKA .. ... 61
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak adalah potensi sumber daya manusia serta penerus generasi cita-cita perjuangan
bangsa yang variabel (unsur yang ikut menentukan pilihan) dari kelangsungan hidup keluarga,
masyarakat, bangsa, negara dan agama..
Setiap anak telah Tuhan ciptakan dengan beragam potensi dan keunikan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu anak perlu dibekali dengan penghidupan dan pendidikan yang layak dan
berkualitas. Sehingga mereka dapat tumbuh dengan sehat, berkembang secara optimal mental,
sosial dan kepribadiannya.
Salah satu upaya untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui
pendidikan. Memberikan pendidikan kepada anak usia dini merupakan langkah yang tepat
menyiapkan generasi unggul yang berkualitas.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya untuk memfasilitasi peserta didik
untuk siap memasuki jenjang pendidikan dasar yaitu suatu jenjang wajib belajar di Indonesia
seperti tertulis di Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa :
2
Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orang tua
dan orang dewasa (guru, kepala sekolah,dll) untuk memberikan rangsangan yang bersifat
menyeluruh dan terpadu.
Dalam pendidikan anak usia dini terdapat aspek-aspek yang harus ditanamkan dan
dikembangkan dalam diri anak diantaranya adalah aspek nilai agama dan moral, kognitif, bahasa,
sosial, serta emosional. Salah satu faktor penting yang harus dikembangkan di PAUD yang
sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar adalah kecerdasan emosional. Emosi merupakan
suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjer dan motoris.
Dalam hal ini Sarwono (dalam Yudha dan Rudyanto, 2005:141) yang berpendapat bahwa emosi
merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai keragaman perilaku (warna afektif)
baik tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas.
Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia
sebab emosi ditentukan oleh lingkungan bukan bawaan. Anak akan belajar dari lingkungan yang
memperlakukannya, terutama lingkungan keluarga. Anak mulai mempelajari dan menyadari
bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima masyarakat saat anak berada dalam
lingkungan sekolah.
Salah satu hal yang perlu dilakukan sekolah dalam mempersiapkan peserta didik untuk
bergaul dengan masyarakat luas adalah dengan mengajarkan serta mempraktikkan kecerdasan
emosional pada anak. Kecerdasan emosional perlu di stimulasi sejak dini karena kecerdasan
emosi dapat mempengaruhi dan meningkatkan produktivitas kerja dimasa dewasanya. Hasil-hasil
penelitian psikologi menunjukkan bahwa disamping adanya faktor yang berasal dari IQ ternyata
3
Kecerdasaan emosional merupakan kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan
tepat suasana hati, tempramen, motivasi, dan hasrat orang lain.
TK ASSISI, sebagai salah satu lembaga yang memberikan layanan pendidikan berdasarkan
study pendahuluan yang telah dilakukan situasi pembelajaran yang ada berpusat pada guru.
Masih kurangnya kemampuan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang
mengakibadkan kurang berkembangnya kecerdasan emosional anak. Hal itu dapat kita lihat pada
perilaku anak yang mudah marah, kecewa, sering merasa takut, cemburu, iri hati termasuk pada
saat anak memilih-milih teman baik dalam kegiatan belajar maupun pada saat bermain.
Berdasarkan paparan diatas peneliti ingin melakukan penelitian sesuai dengan masalah
kurangnya kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun di TK KATOLIK ASSISI dengan
menggunakan salah satu metode yang diharapkan efektif dalam meningkatkan kecerdasan
emosional anak. Dalam pembelajaran di Taman Kanak- Kanak terdapat berbagai metode role
playing, metode eksperimen, metode proyek, metode bercakap-cakap, metode demonstrasi,
metode bercerita, metode pemberian tugas, metode pembelajaran kooperatif, metode
mendongeng dan sebagainya. Metode pembelajaran yang digunakan peneliti adalah metode
mendongeng.
Untuk meminimalkan adanya perbedaan pada anak dalam menerima pembelajaran yang
diberikan oleh guru, maka guru perlu menggunakan metode mendongeng. Metode mendongeng
sangat penting untuk anak, menurut salah seorang psikolog, dongeng dan aktifitas mendongeng
adalah salah satu cara terbaik untuk mempererat hubungan guru dengan anak (di sekolah),
mengembangkan imajinasi anak, menanamkan nilai- nilai etika dan menumbuhkan minat baca
anak. Metode mendongeng dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan
4
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis tertarik ingin melakukan penelitian
dengan menetapkan judul “Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Usia 5-6
Tahun Melalui Metode Mendongeng Di TK KATOLIK ASSISI”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan masalah penelitian
sebagai berikut :
1.2.1 Guru lebih dominan dalam kegiatan belajar mengajar sehinggga kecerdasan
emosional anak kurang berkembang.
1.2.2 Masih kurangnya kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran.
1.2.3 Perilaku anak yang mudah marah, cemburu, marah, kecewa, sering merasa
takut, cemburu, iri hati termasuk pada saat anak memilih-milih teman baik
dalam kegiatan belajar maupun pada saat bermain.
1.2.4
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, batasan masalah dalam penelitian ini
adalah mengembangkan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun melalui metode mendongeng
Di TK KATOLIK ASSISI.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perkembangan kecerdasan
emosional anak usia 5-6 tahun di TK KATOLIK ASSISI setelah diterapkan metode
5
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya perkembangan
kecerdasan emosional anak melalui metode mendongeng pada anak usia 5-6 tahun di TK Katolik
ASSISI.
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap ilmu
pendidikan terutama dalam penggunaan metode mendongeng untuk meningkatkan
kecerdasan emosional anak di Taman Kanak-Kanak.
1.6.2 Manfaat Praktis.
1.6.2.1 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai penerapan metode
mendongeng untuk meningkatkan kecersasan emosional anak di Taman Kanak-Kanak.
1.6.2.2 Bagi Guru
Memberikan masukan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan emosional
anak di Taman Kanak-Kanak.
1.6.2.3 Bagi Anak
Membantu anak dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak dillingkungan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan data penelitian yang dilakukan terhadap upaya
perkembangan kecerdasan emosional anak-anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan mendongeng di
TK Assisi Medan. Maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Dengan penerapan kegiatan mendongeng dapat mengembangkan kecerdasan emosional
belajar anak usia 5-6 tahun,
2. Hasil observasi dan refleksi pada siklus I pertemuan II setelah adanya kegiatan mendongeng
sebagai upaya mengembangkan kecerdasan emosional anak hanya memiliki skor rata-rata
umum sebesar 1,56 tergolong baik dimana ada 24% tergolong sangat baik, sebesar 16%
tergolong baik, sebesar 44% tergolong cukup baik dan sebesar 16% tergolong kurang baik.
Hal ini menunjukkan kegiatan mendongeng yang dilakukan pada siklus I dapat
meningkatkan kecerdasan emosional anak, namun masih kurang optimal karena masih ada
44% anak yang tergolong cukup baik dan 16% yang tergolong kurang baik. Sehingga perlu
dilakukan tindakan yang lebih baik pada siklus II.
3. Pada siklus II dilakukan perbaikan pembelajaran dengan tetap menggunakan kegiatan
mendongeng. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II pertemuan II menunjukkan adanya
perubahan peningkatan kecerdasan emosional anak dibandingkan pada siklus I dimana
rata-rata skornya adalah 2,38 anak cenderung sangat baik yaitu banyaknya anak yang tergolong
sangat baik meningkat menjadi 84% anak, banyak anak yang tergolong baik menurun
menjadi 12% anak, dan sudah tidak ditemukan lagi anak yang tergolong cukup baik namun
1.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan-kesimpulan diatas, maka sebagai tindak
lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepada guru hendaknya
menggunakankegiatanmendongengsebagaisalahsatuupayadalammengembangkankecerdasan
emosionalanak.
2. Kepadasekolahhendaknyamenghimbau guru-guru agar dalammelaksanakanpembelajaran
yang menarikdapatdilakukandenganmendongeng yang
dapatmelatihkreativitasberpikirsertamemberikankesempatankepada guru-guru
untukmengikutipelatihan-pelatihan yang berkaitandengan proses pembelajaran.
3. Hasilpenelitianinidapatdijadikanmasukanbagipeneliti lain sepertipenggunaan media,
gerakintonasi/ suara yang
menariksehinggadapatdijadikansebagaibahanrefrensidalammenyampaikankegiatanmendong
eng.
4. Bagipeneliti,
diharapkanuntukdapatmenerapkankegiatanmendongengsebagaisalahsatukegiatanpembelajar
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimidkk. 2010. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara.
Cakra, Heru. 2012. MendongengDengan Mata Hati. Surabaya: Mumtaz Media.
GottmandanDeClaire. 1999. Kiat-KiatMembesarkanAnak Yang MemilikiKecerdasanEmosional. Jakarta: Gramedia.
Hana, Jasmin. 2012. TerapiKecerdasanAnakDenganDongeng. Jakarta: Berlian Media.
Jahja, Yudrik. 2012. PsikologiPerkembangan. Jakarta. KencanaPrenada Group
KamusBesarBahasa Indonesia.1990. Jakarta: BalaiPustaka
Musfiroh, Takdiroatun. 2008. Memilih, Menyusun, danMenyajikanCeritaUntukAnakUsiaDini. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Mustajim, H. 2009. PsikologiPendidikan. Jakarta: GunungAgung
Nainggolan, Roulinta.2012. HubunganLatarBelakangPendidikan Orang TuaDenganKecerdasanEmosionalAnak Di YayasanPendidikan Kristen TK Elida. Medan
Shapiro, Lawrence E. 1999. Mengajarkan Emotional Intelligence. Jakarta: GramediaPustakaUtama.
Susanto, Ahmad. 2011. PerkembanganAnakUsiaDini. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.