• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER DISIPLIN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENDONGENG DENGAN BONEKA TANGAN DI PAUD ASUHAN DESA NAGORI DOLOK T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER DISIPLIN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENDONGENG DENGAN BONEKA TANGAN DI PAUD ASUHAN DESA NAGORI DOLOK T.A 2013/2014."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER DISIPLIN ANAK

USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENDONGENG

DENGAN BONEKA TANGAN DI PAUD ASUHAN DESA

NAGORI DOLOK, KEC. SILOU KAHEAN, KAB.

SIMALUNGUN

T.A 2013-2014

Diajukan Untuk Memenuhi syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

ICE ERIANI SIAGIAN

109113022

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

yang berjudul “ Upaya Mengembangkan Karakter Disiplin Anak Usia 5-6 Tahun

Melalui Kegiatan Mendongeng dengan Boneka Tangan di PAUD Asuhan Desa

Nagori Dolok, Kec. Silou Kahean, Kab. Simalungun T.A 2013/2014”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan. Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat kesulitan, berkat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis, menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan FIP UNIMED

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Aman

Simaremare, MS, selaku Pembantu Dekan II dan Bapak Drs. Edidon

Hutasuhut selaku Pembantu Dekan III.

4. Ibu Dra. Nasriah, M.Pd, selaku Ketua Prodi PG-PAUD UNIMED.

5. Ibu Dra. Nurmaniah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi dan saran dari

(5)

iii

6. Ibu Dra. Syamsuarni, M.Pd Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Dr. Anita

Yus, M.Pd dan Bapak Dra. Jasper Simanjuntak, M.Pd, selaku Penyelaras

yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi demi kesempurnaan

skripsi ini.

7. Kepala Sekolah PAUD Asuhan Ibu Elisabet Purba S.Pd serta seluruh

guru-guru yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

8. Seluruh Civitas Akademika FIP UNIMED, dosen dan pegawai yang tidak

disebutkan namanya dalam tulisan ini.

9. Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua tersayang,

karena kalian penulis ada di dunia ini.

10.Teristimewa penulis ucapkan kepada Opungku J.Sinaga (Alm) dan S. Br

Saragih, yang telah memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ternilai,

pengorbanan baik materi maupun motivasi beserta doa yang tulus yang

tidak pernah henti-hentinya dari penulis kecil hingga penulis duduk di

bangku perkuliahan sampai akhirnya terselesainya skripsi ini. Kalian

adalah Oppung yang terbaik I love You.

11.Teristimewa untuk Tulangku JH. Sinaga dan E.Br Saragih, atas Doa,

perhatian, dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama penulis

duduk dibangku perkuliahan ini hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

12.Teristimawa untuk kakakku tersayang Evie M Sinaga, atas doa serta

dukungan, dan kasih sayang yang selalu diberikan kepada penulis dan

(6)

iv

13.Teristimewa untuk (K’ Wasti, B’ Hendra, B’ Andre, Rian, Dewi, Yuni,

Tiur, Yoda, Mikha, Dian,) dan seluruh sepupuku yang tak dapat

kusebutkan satu persatu terimakasih atas cinta kasih yang selalu kalian

berikan kepada penulis.

14.Teristimewa untuk seluruh keluarga besar Sinaga terimakasih atas doa dan

dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

15.Teristimewa kepada sahabat-sahabatku tersayang, Perisma, Bertia, Sri,

Naima, Lyafni, Yuli, dan seluruh sahabat Kelas B Reguler PAUD 2009

yang telah memberikan saran dan dukungannya serta telah menjadi teman

seperjuangan selama empat tahun di Universitas Negeri Medan. Kalian

adalah sahabat terbaik yang kan selalu ku ingat sampai kapan pun.

16.Teristimewa untuk sahabatku keluarga besar Sautamy, Vika, Nora, Siska,

Yesica, Daniel, Sugi, Yuli, terimakasih atas doa dan dukungan yang telah

diberikan kepada penulis. You Are My Best Frend semoga kita akan selalu

menjadi sahabat sampai kapanpun.

17.Teristimewa untuk Sutan Merlin Siahan terimakasih untuk doa dan

dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama ini dan selalu setia

menemani penulis.

18.Serta terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

namanya satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis telah berupaya dengan

(7)

v

masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis

mengharapkan banyak kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca

demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.

Semoga skripsi ini berguna bagi kita semua, khususnya para pembaca terutama

untuk dunia pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

Ice Eriani Siagian

(8)

i ABSTRAK

Ice Eriani Siagian, NIM 109113022. “ Upaya Mengembangkan Karakter Disiplin Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Mendongeng dengan Boneka Tangan di PAUD Asuhan Desa Nagori Dolok T.A 2013/2014”.

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah masih ada anak yang belum memenuhi peraturan yang ada di sekolah, sementara pada saat anak berada di kelas A anak sudah dikenalkan dengan aturan-aturan yang ada di sekolah. Akan tetapi pada saat anak berada di kelas B masih ada anak yang belum mematuhi peraturan yang ada di sekolah. Adapun permasalah yaitu kurangnya kemampuan guru dalam menarik minat anak untuk menyimak pelajaran yang disampaikan, kegiatan mendongeng masih jarang dilakukan guru dalam mengembangkan karakter disiplin anak, belum terlaksananya pendidikan karakter yang terintegrasi dalam kegiatan belajar, pendidikan karakter belum diletakkan pada proses pembelajaran. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan mendongeng dengan boneka tangan dapat mengembangkan karakter disiplin anak usia 5-6 tahun.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus diadakan 2 kali pertemuan. Objek penelitian ini adalah mengembangkan karakter disiplin anak usia 5-6 tahun di PAUD Asuhan Desa Nagori Dolok T.A 2013/2014. Subjek penelitian adalah anak kelas B yang berjumlah 20 orang. Alat pengumpul data yang digunakan peneliti adalah lembar observasi.

Hasil analisis siklus I diperoleh data bahwa perkembangan karakter disiplin anak melalui kegiatan mendongeng dengan boneka tangan yaitu, tidak ada anak (0%) yang tergolong sangat baik, 5 orang (25%) tergolong Baik, 15 orang (75%) tergolong cukup. Dari data hasil observasi tersebut sehingga pada siklus II perlu dilakukan kegiatan mendongeng dengan boneka tangan yang lebih baik dan yang dapat menarik minat anak untuk mendengarkan dongeng yang disampaikan, mulai dari memperbaik cerita yang akan disampaikan, media yang digunakan, dan yang paling penting waktu karena jika dongeng disampaikan terlalu lama maka dapat membuat anak menjadi bosan. Maka dari hasil analisis siklus II diperoleh hasil bahwa perkembangan karakter disiplin anak berkembang yaitu, bahwa jumlah anak yang perkembangan karakter disiplin anak tergolong sangat baik 15 orang (75%), anak yang tergolong baik bertambah menjadi 5 orang (25%), dan anak yang tergolong cukup menjadi 0 orang (0%).

(9)

vi

2.1.1. Pengertian Karakter... 9

2.1.2. Pengertian Disiplin ... 11

2.1.3. Tujuan Disiplin ... 15

2.1.4. Fungsi Disiplin... 17

2.1.5. Faktor – Faktor Membentuk Disiplin... 18

2.1.6. Pengembangan Karakter Disiplin ... 20

2.2. Kegiatan Mendongeng ... 21

2.2.1. Pengertian Mendongeng ... 21

2.2.2. Variasi/Gaya Dalam Mendongeng Dengan Boneka Tangan ... 24

2.2.3. Manfaat Mendongeng ... 25

(10)

vii

2.2.5. Peranan Kegiatan Mendongeng Dalam

Mengembangkan Karakter Disiplin Anak ... 30

2.3. Kerangka Konseptual ... 31

2.4. Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

3.1. Jenis Penelitian ... 33

3.2. Subjek dan Objek Penelitian ... 33

3.3. Operasional Variabel Penelitian ... 33

3.4. Desain Penelitian ... 34

3.5. Prosedur Penelitian ... 35

3.6. Teknik Pengumpulan Data... 38

3.7. Teknik Analisis Data ... 39

3.8. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42

4.1.1. Hasil dan Pembahasan Penelitian Siklus I ... 42

4.1.2. Hasil dan Pembahasan Penelitian Siklus II ... 48

4.1.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1. Kesimpulan ... 57

5.2. Saran ... 58

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Mendongeng Dengan

Kegiatan Guru Dan Anak ... 28

Table 3.1 Kisi - Kisi Karakter Disiplin Anak ... 38

Table 3.2 Interprestasi Perkembangan Disiplin Anak ... 40

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 41

Tabel 4.1 Data Perkembangan Karakter Disiplin Anak Pada Siklus I ... 44

Tabel 4.2 Rekapitulasi Perkembangan Karakter Disiplin Anak Pada Siklus I ………. 45

Tabel 4.3 Data Perkembangan Karakter Disiplin Anak Pada Siklus II….…..51

Tabel 4.4 Rekapitulasi Perkembangan Karakter Disiplin Anak Pada Siklus II ………52

(12)

x

DAFTAR DIAGRAM

Gambar 4.1 Diagram Batang Perolehan Skor Perkembangan Karakter

Disiplin Anak Pada Siklus I ... 47

Gambar 4.2 Diagram Batang Perolehan Skor Perkembangan Karakter

Disiplin Anak Pada Siklus II ... 53

Gambar 4.3 Diagram Batang Perolehan Skor Perkembangan Karakter

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Contoh Media Boneka Tangan……… ... 25

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I Pertemuan I

Lampiran 2 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Lampiran 3 Tabulasi Lembar Observasi Siklus I Pertemuan I

Lampiran 4 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I Pertemuan II

Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Lampiran 6 Tabulasi Lembar Observasi Siklus I Pertemuan II

Lampiran 7 Lembar Observasi Anak Pada Siklus I

Lampiran 8 Dongeng Siklus I

Lampiran 9 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus II Pertemuan I

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Lampiran 11 Tabulasi Lembar Observasi Siklus II Pertemuan I

Lampiran 12 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus II Pertemuan II

Lampiran 13 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan II

Lampiran 14 Tabulasi Lembar Observasi Siklus II Peretmuan II

Lampiran 15 Lembar Observasi Anak Pada Siklus II

Lampiran 16 Dongeng Siklus II

Lampiran 17 Nama-Nama Anak

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Anak merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) serta penerus

cita-cita perjuangan bangsa. Untuk mampu melaksananakan tanggung jawab tersebut

anak perlu mendapatkan pembinaan sejak dini, mengingat masa tersebut sebagai

awal dasar pembentukan disiplin anak. Sekaligus sebagai masa perkembangan

yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

merupakan landasan bagi pembentukan disiplin dan pengembangan semua potensi

anak dimasa yang akan datang.

Menghasilkan SDM yang unggul dapat terjadi apabila ada kesadaran diri

dan hati nurani yang mendorong dan memicu seorang individu untuk mengenal

disiplin dengan baik. Disiplin individu yang baik dapat terbentuk dan bertumbuh

apabila mulai dikenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan keluarga dan

lingkungan sekolah. Karena itu, keluarga dan sekolah sangat dominan dalam

menghasilkan dan membentuk individu-individu yang berdisiplin yang tinggi.

Salah satunya adalah dengan mentaati segala peraturan yang ada (datang ke

sekolah tepat waktu, memakai baju seragam sesuai dengan harinya, dan lain-lain),

dan jika peraturan tersebut tidak ditaati anak akan diberikan hukuman yang

mendidik dengan memberikan alasan-alasan yang dapat diterima anak, namun

sebaliknya jika anak dapat menaati peraturan tersebut maka anak akan

(16)

2

Pengembangan karakter harus dimulai sejak dini, sejak anak lahir. Pada

masa tersebut menurut teori pengembangan moral perlu mulai diletakkan

nilai-nilai moral dasar yang akan mengembangkan karakter anak. Hal tersebut pertama

kali dilakukan oleh keluarga. Pada dasarnya setiap orang tua mendambakan anak

yang cerdas dan berkarakter. Namun untuk menghasilkan generasi unggul dan

berkarakter baik, tidak terlepas dari peran serta guru dan terutama keluarga.

Melalui interaksi antara anggota keluarga anak akan memperoleh sesuatu dalam

rangka memenuhi kebutuhan dirinya. Anak juga belajar sesuatu melalui

komunikasi dengan anggota keluarganya. Situasi dan kondisi tersebut menjadikan

keluarga sebagai pendidikan utama bagi anak.

Muslich (2011:35) mengatakan bahwa “kegagalan penanaman karakter

sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya

kelak”. Sedangkan, Musfiroh (2011:156) menyatakan bahwa proses pengenalan

karakter yang dilakukan pada anak hendaknya mendorong anak terbiasa untuk

berperilaku baik dan akan merasa bersalah kalau tidak melakukannya. Hal

tersebut didukung dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dalam Bab II,

Pasal 3 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban Bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan

(17)

3

hendaknya dapat mendorong anak terbiasa untuk berperilaku baik, bertanggung

jawab, dan memiliki pribadi yang baik.

Dampak rendahnya pendidikan karakter terhadap perilaku masyarakat

menjadikan lembaga pendidikan mendapat sorotan. Maka dari itu pemerintah

mengharapkan lembaga pendidikan PAUD dapat mengembangkan karakter anak

sejak dini, agar terciptanya pribadi-pribadi yang lebih baik lagi dimasa yang akan

datang.

Pendidikan karakter menyimpan misi penting dan mulia, yakni mencetak

generasi-generasi unggul yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi

juga memiliki kepribadian positif seperti jujur, disiplin, kreatif, memiliki hasrat

juang yang tinggi, bertanggung jawab, pantang menyerah, memiliki jiwa

kepemimpinan, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena

pentingnya pendidikan karakter untuk Bangsa, presiden pertama Republik

Indonesia, Bung Karno pernah mengatakan, “Bangsa ini harus dibangun dengan

mendahulukan pembangunan karakter (character building) karena character

building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi Bangsa yang besar, maju

dan jaya, serta bermartabat. Jika character building ini tidak dilakukan, Bangsa

Indonesia akan menjadi Bangsa kuli.”

Untuk mencapai misi pendidikan karakter, kita hendaknya memiliki cara

dan teknik yang tepat agar peserta didik merasa nyaman dan semangat untuk

menjadikan diri mereka lebih baik. Kepiawaian seorang guru dalam mendidik

ataupun mengajar menjadi ujung tombak dalam mencetak generasi Bangsa di

(18)

4

memiliki teknik komunikasi yang baik. Komunikasi di sini adalah komunikasi

dalam menyampaikan pelajaran dengan cara yang menarik, tidak menjenuhkan

hingga anak-anak merasa nyaman, bahkan betah untuk terus menyimak pelajaran

yang disampaikan guru di sekolah.

Kondisi di PAUD Asuhan desa Nagori Dolok yang berada di dekat rumah

peneliti berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya menunjukkan bahwa; masih ada anak yang datang ke sekolah belum

tepat waktu, masih ada anak memakai pakaian tidak seragam yang sesuai dengan

aturan yang sudah ditentukan. Di PAUD Asuhan setelah anak selesai bermain

masih ada sebagian anak yang tidak mau mengembalikan mainan pada tempatnya,

begitu juga jika anak selesai makan anak tidak membuang bungkus makanan

mereka ke tempat sampah yang sudah disediakan oleh guru, bahkan ada sebagian

anak mengambil makanan temannya tanpa meminta terlebih dahulu. Bukan hanya

itu saja pada saat proses belajar masih bayak anak yang suka menggangu

temannya sehingga membuat keributan di dalam kelas. Hal tersebut menunjukan

bahwa belum berkembangnya sikap disiplin pada diri anak. Pada hal pada saat

anak berada di kelas A guru sudah mengenalkan aturan-aturan yang ada di

sekolah. Tetapi pada kenyataannya pada waktu anak berada di kelas B, masih ada

juga anak yang belum mematuhi peraturan yang sudah ada.

Bila dilihat dari sisi pembelajaran, pendidikan karakter di PAUD Asuhan

desa Nagori Dolok dilakukan secara terpisah dari pembelajaran. Kegiatan

mendongeng dengan boneka tangan masih jarang dilakukan dalam pembelajaran

untuk mengembangkan karekter disiplin anak di sekolah. Guru belum membuat

(19)

nilai-5

nilai karakter diberikan secara tentatif (berubah-ubah). Guru akan menggunakan

nilai karakter ketika anak menunjukkan perilaku yang belum berdasarkan

nilai-nilai karakter disiplin yang diharapkan, misalnya : 1) datang ke sekolah belum

tepat waktu, 2) memakai baju tidak sesuai dengan hari yang telah ditentukan, 3)

membiarkan mainan terletak begitu saja setelah selesai bermain, 4) membuang

sampah bekas bekal makanan mereka sembarangan tempat, 5) saat anak

menginginkan makanan yang dimiliki temannya namun tanpa meminta izin anak

langsung merebut makanan tersebut, 6) saat anak tidak ingin melakukan kegiatan

belajar dengan serius maka sering kali anak dengan sengaja menggangu temannya

yang sedang belajar. Kondisi tersebut membuat pengembangan nilai karakter yang

diharapkan belum maksimal membentuk sikap disiplin.

Apabila masalah seperti yang dikemukakan di atas muncul guru-guru di

PAUD Asuhan biasanya memberikan hukuman kepada anak yang misalnya:

membuang sampah sembarangan (guru menyuruh anak mengutip semua sampah

yang berserakan di dalam kelas) dll. Guru di PAUD Asuhan kurang mengetahui

teknik-teknik yang tepat atau menarik agar anak mau mendengarkan apa yang

disampaikan oleh guru. Guru mengira dengan memberikan hukuman kepada anak

dapat membuat anak mengerti bahwa apa yang dilakukannya salah dan anak tidak

akan mengulangi perbuatannya lagi. Guru tidak mengetahui bahwa dengan

memberikan hukuman kepada anak dapat membuat anak menjadi lebih nakal lagi

atau malah menjadi membenci guru dan anak tidak mau datang ke sekolah.

Dalam mengenalkan karakter disiplin pada anak usia dini, salah satu cara

yang dapat digunakan adalah kegiatan mendongeng. Kegiatan mendongeng bisa

(20)

6

dongeng dipercaya memiliki kelebihan yaitu dongeng akan mempererat hubungan

antara orangtua (di rumah) dan guru (di sekolah), mengembangkan imajinasi

anak, menanamkan nilai-nilai etika (karekter) dan menumbuhkan minat membaca

anak.

Hubungan antara dongeng dengan pendidikan karakter, dapat dilihat dari

fungsi dongeng. Menurut Danandjaja (2007:170) dongeng memiliki beberapa

fungsi yaitu sebagai system proyeksi, alat pengesahan pranata, dan lembaga

kebudayaan, alat pendidikan anak. Alat penghibur hati, penyalur ketegangan

yang ada dalam masyarakat, kendali masyarakat dan protes sosial. Dari beberapa

fungsi tersebut tampak jelas bahwa dongeng dipercaya memiliki fungsi sebagai

alat atau sarana pendidikan anak, termasuk pendidikan karakter.

Dongeng dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter, maka didalam

dongeng dipercaya terdapat sebuah ideologi yang harus diwariskan dan diajarkan

kepada anak. Ideologi tersebut berupa nilai-nilai yang berhubungan dengan ahlak

mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis, serta bertanggung jawab yang harus dimiliki oleh seorang anak.

Dengan perspektif tersebut, maka nilai-nilai pendidikan karakter yang akan

diajarkan kepada anak melalui mendongeng dianggap sebagai pandangan Dunia

ideal yang diwariskan dan harus dimiliki oleh anak. Melalui mendongeng yang

dinikmati itulah anak diajarkan untuk berahlak mulia, sehat berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga demokratis serta bertanggung jawab.

Maka peneliti menyimpulkan bahwa, dongeng dipercaya memiliki manfaat

(21)

7

dengan cara halus dan menyenang, untuk mencapai hal tersebut berbagai upaya

untuk meningkatkan kembali aktivitas mendongeng harus ditempuh oleh para

guru dan orangtua.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa penting

melakukan penelitian yang berjudul “ Upaya Mengembangkan Karakter

Disiplin Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Mendongeng dengan Boneka Tangan di PAUD Asuhan Desa Nagori Dolok, Kec. Silou Kahean, Kab. Simalungun T.A 2013/2014 ”.

1.2.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

dapat didefinisikan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Masih ada anak yang belum memenuhi peraturan yang ada di sekolah,

padahal sebelumnya anak sudah dikenalakan dengan

peraturan-peraturan yang ada di sekolah pada saat anak berada di kelas A.

2. Guru kurang memiliki teknik-teknik yang dapat menarik minat anak

untuk menyimak pelajaran yang disampaikan.

3. Kegiatan mendongeng dengan boneka tangan masih jarang dilakukan

guru dalam mengembangkan karakter disiplin anak di sekolah.

4. Belum terlaksananya pendidikan karakter yang terintegrasi dalam

kegiatan belajar di PAUD Asuhan Desa Nagori Dolok, Kec. Silou

Kahean, Kab. Simalungun.

(22)

8

1.3.

Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi

masalah yang akan dikaji, pada “ Upaya Mengembangkan Karakter Disiplin Anak

Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Mendongeng dengan Boneka Tangan”

1.4.

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “ Apakah Kegiatan Mendongeng dengan Boneka Tangan

Dapat Mengembangkan Karakter Disiplin Anak Usia 5-6 Tahun di PAUD Asuhan Desa Nagori Dolok T.A 2013-2014”?

1.5.

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah.

Untuk mengetahui “ Kegiatan Mendongeng dengan Boneka Tangan Dapat

Mengembangkan Karakter Disiplin Anak Usia 5-6 Tahun di PAUD Asuhan Desa

Nagori Dolok”.

1.6.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi anak, mengenalkan disiplin sebagai dasar berperilaku sesuai

dengan aturan.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru-guru untuk menggunakan

kegiatan mendongeng bagi anak, khususnya dalam hal

mengembangkan karakter disiplin pada anak.

3. Bagi lembaga PAUD, sebagai bahan pertimbangan tentang

menggunakan kegiatan mendongeng sebagai strategi untuk

(23)

9

4. Bagi peneliti, untuk menjadi bahan kajian bagi peneliti lain yang

(24)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti

selama 2 siklus diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:

a. Dengan menggunakan kegiatan mendongeng dengan boneka tangan dapat

mengembangkan karakter disiplin anak usia 5-6 tahun di PAUD Asuhan

Tahun Ajaran 2013/2013.

b. Hasil observasi dan refleksi pada siklus I setelah kegiatan mendongeng

dilakukan terdapat sebanyak 2 orang anak (10%) tergolong dalam kategori

baik, dan 18 orang anak (90%) tergolong dalam kategori cukup disiplin.

Hal ini menujukkan bahwa kegiatan mendongeng yang dilakukan pada

siklus I dapat mengembangkan karakter disiplin anak namun kurang

optimal karena masih terdapat 18 orang anak yang tergolong cukup

disiplin, sehingga perlu dilakukan pembelajaran pada siklus II.

c. Pada siklus II dilakukan perbaikan pembelajaran dengan tetap melakukan

kegiatan mendongeng, tetapi kegiatan mendongeng dilakukan dengan

menggunakan media yang sesuai dengan dongeng yang akan dibawakan.

Setelah tindakan siklus II dilakukan, terdapat 4 orang anak (20%)

tergolong dalam kategori sangat baik, 16 orang anak (80%) tergolong

dalam kategori baik.

(25)

60

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran

yaitu:

a. Bagi guru PAUD diharapkan agar kegiatan mendongeng dengan boneka

tangan dapat mengembangkan karakter disiplin anak. Sehingga pada saat

guru mendongeng anak dapat memahami makna ataupun inti dari setiap

dongeng yang dibawakan.

b. Bagi sekolah terutama kepala sekolah diharapkan untuk dapat

menyediakan sarana dan prasarana seperti buku-buku dongeng sehingga

dapat digunakan untuk dapat mengembangkan karakter disiplin anak.

c. Bagi peneliti lain diharapkan dapat menyampaikan kegiatan mendongeng

yang lebih menarik untuk anak guna mengembangkan karakter disiplin

(26)

61

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2009. Belajar Menjadi Seorang Pendongeng. Bandung: Pribumi Mekar

Arikunto, Dkk, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed

Awam, M. 2010. Metode Bercerita Untuk Guru TK. Makalah disajikan pada Workshop Mendongeng Kreatif diselenggarakan Universitas Negeri Medan, tanggal 27 November

Busthomi, Yazid. 2012. Panduan Lengkap PAUD. Jakarta: Citra Publishing

Dewi, Rosmala.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed

Hawa, S. 2012. Upaya Mengembangkan Karakter Kemandirian Anak di

Kelompok B Melalui Kegiatan Mendongeng di PAUD Dahlia Indah.

Medan: Universitas Negara Medan. Skripsi tidak dipublikasikan.

Hendri. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak

Dari Rumah. Yogyakarta: Pedagogia

Musfiroh, Tadkirotun. 2008. Cerita Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana

__________________. 2011. Karakter Sebagai SariPati Tumbuh Kembang Anak

Usia Dini. Yogyakarta: Inti Media

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara

Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Peraturan pemerintah no. 058 (2010)

Priyono, Kusumo. 2006. Terampil Mendongeng. Jakarta: Grasindo

Saleh, samsubar.2004. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: UPPAMP YKPN

Semiawan, Conny. 2008. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: Indeks

(27)

62

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini (Strategi Membangun

Karakter Di Usia Emas). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tu’u,Tulus. (2004:38). Fungsi Disiplin dan Faktor-Faktor Disiplin Pada Anak. :

http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2009/11/disiplin-penting-dalam-proses.html diakses tanggal 27 Maret 2013

Gambar

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Mendongeng Dengan
Gambar 4.1 Diagram Batang Perolehan Skor Perkembangan Karakter
Gambar 2.1.Contoh Media Boneka Tangan………………… ........................ 25

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya hubungan yang signifikan antara reflektansi dan TSS (R²= 0.574) pada panjang gelombang ini (620-670 nm) maka dapat dijadikan untuk menduga apakah kelimpahan

Jela Devy Eriana. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan penelitian ini

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus untuk kasih karunia dan hikmatnya yang telah diberikan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas

Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti dibantu guru matematika kelas VIIID dalam pembelajaran matematika dengan judul “ Penerapan Metode Snowball

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebermaknaan hidup pada Pekerja Seks Komersial (PSK) di balai rehabilitasi

Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner Hasil Penelitian : dari hasil 53 responden didapat, bahwa responden (66,03%) tingkat pendidikan berada pada

Latar belakang pengetahuan juga akan mempengaruhi masalah gizi masyarakat karena jika pengetahuan masyarakat tersebut tinggi maka pola pikir, pengetahuan dan informasi tentang gizi

Agar pelayanan lalu lintas data dari pengguna tidak terganggu maka operator jaringan dan internet provider harus mampu menemukan solusi akibat bertambahnya kepadatan permintaan