HUBUNGAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KOMITMEN
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN SEKOLAH
EFEKTIF SMP NEGERI DI KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
YAN AFRIADI NIM: 809325022
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA
HUBUNGAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KOMITMEN
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN SEKOLAH
EFEKTIF SMP NEGERI DI KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
YAN AFRIADI NIM: 809325022
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA
i ABSTRACT
YAN AFRIADI. NIM. 809325022. Principal Performance Relationship and Commitment to the Quality Assurance in Education with Effective School Public Secondary Schools in Deli Serdang District. Thesis. The State University of Medan. Post Graduate Studies. 2013.
This study aimed to determine: (1) the relationship with the school principal performance effectively, (2) the relationship of education with a commitment to quality assurance of effective schools, and (3) the relationship of the principal performance and commitment to quality assurance in school education effectively. Subjects were all Public Secondary Schools in Deli Serdang District with a population of 40 people. In this study, the entire population were sampled (total sampling). Descriptive research method aimed at obtaining information about the symptoms during the study.
Prior to this research instrument research first tested, followed by testing the validity and reliability testing. The instrument used was a questionnaire, validity testing using the product moment correlation coefficient, and to use Formulas Alpha reliability test. Instruments are valid questionnaires obtained effective school 27 point questionnaire of 33 items tested, and has a reliability of 0.861. Questionnaire instrument performance are valid principals earned 27 points out of 32 questionnaire items were tested, and the reliability coefficient of 0.898. While the commitment to quality assurance questionnaire instrument valid educationa l obtained 30 points from 36 questionnaire items were tested, and the reliability coefficient of 0.903.
Based on the hypothesis testing can be concluded : (1) there is a significant relationship between the performance of school principals with an effective amount ry1 = 0.407> rtable = 0,312 and tcount 2.747 => ttable = 1.68, (2) there is a significant relationship between commitment to quality assurance education with effective schools for ry2 = 0.452> = tcount 0.312 and
rtabel = 3.126> ttable = 1.68, and (3) there is a significant relationship between the performance of principals and commitment to quality assurance in education with effective schools for Ry 12 =0.693 > Fcount = 0.312 and rtabel=17.063>Ftable = 3.85.
ii ABSTRAK
YAN AFRIADI. NIM. 809325022. Hubungan Kinerja Kepala Sekolah dan Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan dengan Sekolah Efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan kinerja kepala sekolah dengan sekolah efektif; (2) hubungan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif; dan (3) hubungan kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif.
Subjek penelitian adalah seluruh SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah populasi sebanyak 40 orang. Dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sampel (total sampling). Metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada saat penelitian dilakukan.
Sebelum penelitian ini dilakukan instrumen penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen yang digunakan adalah angket, pengujian validitas butir menggunakan koefisien korelasi product moment, dan untuk uji reliabilitas digunakan Rumus Alpha. Instrumen angket sekolah efektif yang valid diperoleh 27 butir dari 33 butir angket yang diujicobakan, dan mempunyai reliabilitas sebesar 0,861. Instrumen angket kinerja kepala sekolah yang valid diperoleh 27 butir dari 32 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,898. Sedangkan instrumen angket komitmen penjaminan mutu pendidikan yang valid diperoleh 30 butir dari 36 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,903.
Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat hubungan yang berarti antara kinerja kepala sekolah dengan sekolah efektif sebesar ry1 = 0,407 > rtabel = 0,312 dan thitung = 2,747 > ttabel = 1,68; (2) terdapat
hubungan yang berarti antara komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif sebesar ry2 = 0,452 > rtabel = 0,312 dan thitung = 3,126 > ttabel = 1,68;
dan (3) terdapat hubungan yang berarti antara kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif sebesar Ry12 =
0,693 > rtabel = 0,312 dan Fhitung = 17,063 > Ftabel = 3,85.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah AWT karena penulis sadar bahwa atas
Rahmat-Nya sehingga penyusunan tesis yang berjudul “Hubungan Kinerja Kepala Sekolah
dan Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan dengan Sekolah Efektif SMP Negeri di
Kabupaten Deli Serdang” ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan tulus ikhlas kepada:
1. Prof. Dr. H. Zainuddin, M.Pd sebagai Pembimbing I yang telah banyak
memberikan motivasi, ilmu, kelapangan waktu, arahan, serta kesabaran dalam
membimbing penulis.
2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd sebagai Pembimbing II yang telah banyak
memberikan motivasi, ilmu, kelapangan waktu, arahan, serta kesabaran dalam
membimbing penulis.
3. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd. sebagai narasumber yang telah banyak
mengkritisi, membimbing, dan mengarahkan penulis.
4. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sebagai narasumber yang telah banyak mengkritisi,
membimbing, dan mengarahkan penulis.
5. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si. sebagai narasumber yang telah banyak mengkritisi,
iv
6. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. sebagai Direktur Program Pascasarjana
UNIMED, yang telah banyak memotivasi, membimbing secara umum kepada
penulis.
7. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd. sebagai Ketua Prodi Administrasi Pendidikan
dan Dr. Yasaratodo Wau, M. Pd. Selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana UNIMED, yang telah banyak memotivasi, membimbing
secara umum, keramahan serta pelayanan secara administrasi yang baik kepada
penulis.
8. Bapak dan Ibu dosen Pacasarjana UNIMED yang telah banyak memberi ilmu dan
membuka wawasan kepada penulis.
9. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kab. Deli Serdang yang telah
memberikan izin melakukan penelitian. Kepala SMP Negeri Se-Kabupaten Deli
Serdang yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi angket penelitian
penulis.
10.Teristimewa Buat Ayahanda Nirwan dan Ibunda Asnah serta Kakak Irma Suryani,
SKM yang telah banyak berkorban buat penulis, baik secara moril maupun
material dalam menyelesaikan studi di Pascasarjana UNIMED. Terima kasih buat
v
11.Istriku Mike Maharani Kaloko, S.Pd yang memberikan dukungan, perhatian, dan
kesabaran. Serta anakku ziddan razak yang membangkitkan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan studi di Pascasarjana UNIMED.
12.Seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan XVI kelas B, Prodi Administrasi
Pendidikan teristimewa Bapak Muhammad Nasir dan Bapak Muller P.
Sitanggang yang selalu memberikan dorongan dan kebersamaan sehingga penulis
dapat menyelesaikan studinya.
Penulis mengharapkan kiranya mendapat kritik dan saran yang berguna bagi
kebaikan dan kesempurnaan Tesis ini dari semua pihak. Akhirnya penulis
berkeinginan semoga Tesis ini memberikan manfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan pada masa yang akan datang.
Medan, Februari 2012
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT .……… i
ABSTRAK...……….ii
KATA PENGANTAR………iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah ... 11
D. Perumusan Masalah... 11
E. Tujuan Penelitian ... 12
F. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ... 14
1. Hakikat Sekolah Efektif ... 14
2. Hakikat Kinerja Kepala Sekolah ... 27
3. Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan ... 44
B. Penelitian Yang Relevan ... 72
C. Kerangka Berpikir ... 75
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 85
B. Populasi dan Sampel ... 85
C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 88
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 89
E. Instrumen Penelitian ... 90
F. Uji Coba Instrumen ... 94
1. Uji Validitas Instrumen ... 94
2. Uji Realibilitas Instrumen ... 95
G. Teknik Analalisis Data ... 97
1. Uji Normalitas ... 97
2. Uji Homogenitas ... 98
3. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 99
4. Uji Independen Antar Variabel Bebas ... 100
5. Pengujian Hipotesis ... 101
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 104
B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 108
C. Uji Persyaratan Analisis ... 110
D. Uji Hipotesis Penelitian ... 118
E. Temuan Penelitian ... 121
F. Pembahasan Penelitian... 124
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ... 132
B. Implikasi ... 133
C. Saran ... 142
DAFTAR PUSTAKA ... 144
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ciri-Ciri Sekolah Efektif ... 20
Tabel 2.2 Karakteristik Sekolah Efektif ... 23
Tabel 2.3 Ciri-Ciri Sekolah Efektif dalam Pembelajaran ... 23
Tabel 2.4 Identifikasi Sekolah Efektif ... 25
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Kepala Sekolah ... 86
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Kepala Sekolah... 92
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan ... 92
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Sekolah Efektif ... 93
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Sekolah Efektif (Y) ... 104
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Kepala Sekolah (X1) ... 106
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan (X2) ... 107
Tabel 4.4 Tingkat Kecenderungan Variabel Sekolah Efektif ... 108
Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Kepala Sekolah ... 109
Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan ... 110
Tabel 4.7 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y atas X1... 111
Tabel 4.8 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persaman Y atas X2 ... 112
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 114
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian ... 115
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hirarki Konsep Mutu ... 54
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 83
Gambar 4.1 Histogram Sekolah Efektif (Y) ... 105
Gambar 4.2 Histogram Skor Kinerja Kepala Sekolah ... 106
Gambar 4.3 Histogram Skor Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan ... 108
Gambar 4.4 Grafik Linier Sederhana antara X1 dengan Y... 112
Gambar 4.5 Grafik Linier Sederhana antara X2 dengan Y... 114
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Instrumen Penelitian... 148
2. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Sekolah Efektif (Y) ... 163
3. Perhitungan Validitas Intrumen Angket Sekolah Efektif (Y) ... 164
4. Perhitungan Realibilitas Instrumen Angket Sekolah Efektif (Y) ... 166
5. Sebaran Uji Coba Instrumen Angket Kinerja Kepala Sekolah (X1) ... 169
6. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Kinerja Kepala Sekolah (X1) ... 170
7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Kinerja Kepala Sekolah (X1 ) ... 172
8. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Penjaminan Mutu Pendidikan (X2) ... 175
9. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Penjaminan Mutu Pendidikan (X2)... 176
10. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Penjaminan Mutu Pendidikan (X2) ... 178
11. Data Variabel Penelitian ... 181
12. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 182
13. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel Penelitian ... 189
14. Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 191
15. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 199
16. Uji Homogenitas Varians Data ... 203
17. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi Ganda Variabel Kinerja kepala Sekolah dan komitmen Penjaminan mutu Pendidikan dengn Seklah Efektif ... 209
18. Uji Independen antara Kinerja Kepala Sekolah dengan Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan ... 211
19. Perhitungan Korelasi Sederhana Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 212
20. Perhitungan Korelasi Parsial Antara Varibel Penelitian ... 214
21. Perhitungan Korelasi Ganda antara Kinerja Kepala Sekolah dan Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan dengan Sekolah Efektif ... 216
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam,
melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga
terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat.
Sejumlah pembicara dalam berbagai seminar, diskusi atau tulisan di media
masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini
masih ketinggalan dan berada di belakang SDM negara-negara maju dan
negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand.
Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan
praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau
memperbaiki sistem pendidikan nasional. Agar keluaran sekolah mampu
beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah
melontarkan gagasan tentang manajemen pendidikan yang berbasis sekolah
(school-based management) yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah
dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan diri
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing. Sejalan dengan gagasan
desentralisasi pengelolaan pendidikan, maka fungsi-fungsi pengelolaan sekolah
perlu diberdayakan secara maksimal agar dapat berjalan secara efektif untuk
menghasilkan mutu lulusan yang diharapkan oleh masyarakat dan bangsa.
2
Berkenaan dengan pendidikan nasional, Tilaar (2006:11) mengemukakan
bahwa manajemen sistem pendidikan nasional merupakan suatu proses sosial
yang direkayasa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara efektif dan
efisien dengan mengikutsertakan, kerjasama serta partisipasi seluruh masyarakat.
Fungsi, misi dan kebijakan pendidikan nasional untuk menghasilkan sumber daya
manusia (SDM) yang bermutu memerlukan pengelola sistem pendidikan secara
keseluruhan dan berorientasi kepada mutu.
Pendidikan dilaksanakan melalui fungsi-fungsi manajemen mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, kepemimpinan, pengkoordinasian dan pengendalian
atau pengawasan yang dilakukan kepala sekolah, diharapkan mutu pendidikan
dapat terjamin kualitasnya. Kinerja manajer (kepala sekolah) dipengaruhi oleh
faktor perilaku dengan tingkat kompleksitas dan komposisi tertentu. Sistem
desentralisasi menuntut adanya orang-orang yang cekatan, gesit dan memiliki
prakarsa mengembangkan organisasi berupa visi dan misi. Selain itu desentralisai
memberikan keleluasaan pada sekolah untuk mengembangkan langkah-langkah
manajemen yang diorientasikan pada prakarsa mewujudkan budaya mutu.
Sutisna (1993:77) menyatakan bahwa administrasi pendidikan adalah
koordinasi kegiatan, alat untuk mencapai tujuan, dan kegiatan yang menyertakan
banyak orang. Sedangkan tujuan utamanya adalah mengkoordinasikan usaha
orang-orang ke arah tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Asumsi pemikiran tersebut bahwa seorang kepala sekolah harus memahami
administrasi pendidikan secara mendalam, oleh karena itu dituntut memiliki
3
sumber daya yang dimiliki oleh sekolah sehingga kepala sekolah sebagai
pemimpin satuan pendidikan harus mampu mengorganisasikan kompetensinya
untuk memanfaatkan sumber daya melalui komitmen dan kinerja secara terencana
sehingga visi, misi dan tujuan sekolah dapat dicapai.
Merujuk pada konsepsi di atas, maka jelaslah bahwa upaya menuju ke arah
peningkatan mutu sekolah saat ini merupakan momentum yang sangat tepat.
Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai andil sangat besar
dalam mewujudkan mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, Kepala sekolah
bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi
sekolah, pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan, pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana serta prasarana. Keberhasilan peningkatan mutu pendidikan
di sekolah, sebagai satuan pendidikan akan sulit diwujudkan jika komitmen
kepala sekolah rendah dan kinerjanya tidak memberikan makna yang positif
terhadap pengembangan sumberdaya dan prestasi sekolah.
Sejalan dengan hal tersebut, dalam menciptakan mutu pendidikan,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Bab II pasal 2 disebutkan: (1) Lingkup Standar Nasional Pendidikan
meliputi: (a) Standar isi; (b) Standar proses; (c) Standar kompetensi lulusan; (d)
Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e) Standar sarana dan prasarana; (f)
Standar pengelolaan; (g) Standar pembiayaan; dan (h) Standar penilaian. (2)
Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar
Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi dan sertifikasi. Selanjutnya dalam Bab
4
dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. (2) Penjaminan
mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk memenuhi
atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.
Berangkat dari pemikiran tersebut agar dapat membandingkan serta
memetakan mutu dari satuan pendidikan, perlu dilakukan penjaminan mutu
pendidikan bagi setiap lembaga dan program pendidikan. Proses penjaminan mutu
ditingkat sekolah ini dilakukan secara berkala dan terbuka dengan tujuan dan
membantu dan memberdayakan satuan pendidikan agar mampu mengembangkan
sumber dayanya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan
menggunakan instrumen penjaminan mutu secara komprehensif yang
dikembangkan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, diharapkan profil mutu
sekolah dapat dipetakan untuk kepentingan peningkatan mutu sekolah, sehingga
pengembangan sekolah efektif dapat tercapai dalam waktu yang tidak lama. Oleh
sebab itu, diperlukan komitmen semua lini sekolah terutama kepala sekolah untuk
dapat mengiplementasikan dan menjalankan program penjaminan mutu
pendidikan di sekolahnya masing-masing.
Sekolah efektif adalah sekolah yang menjalankan fungsinya sebagai
tempat belajar yang paling baik yang menyediakan layanan pembelajaran yang
paling baik dan bermutu bagi siswa. Hasil yang belajar yang memuaskan bagi
semua pihak dengan menunjukkan tingkat kinerja yang diinginkan dalam
penyelenggaraan proses belajar dengan menunjukkan hasil belajar yang bermutu
5
Konsep sekolah efektif terkait erat dan tak terpisahkan dengan pemahaman
secara komprehensif mengenai sekolah sebagai suatu sistem. Sebagai suatu
sistem, sekolah memiliki komponen inti yang terdiri dari input, proses, output,
dan outcome. Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama
lain karena merupakan satu kesatuan yang utuh yang saling terkait, terikat,
mempengaruhi dan menentukan. Oleh karena itu, harus disadari bahwa perubahan
satu komponen berpengaruh tehadap komponen-komponen lainnya.
Input sekolah dapat diidentifikasikan mulai dari input sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya. Input Sumberdaya manusia terdiri siswa
sebagai bahan mentah untuk dikembangkan menjadi manusia seutuhnya, untuk itu
diperlukan manusia lain untuk membentuk dan mengembangkan bakat, minat dan
potensi tersebut. Kepala sekolah yang diberi tugas khusus untuk mengelola
sekolah, membuat kebijakan, mengatur tata tertib dan operasional sekolah. Guru
bertugas mendidik, melatih dan membimbing dan mengembangkan potensi siswa.
Tenaga kependidikan lainnya seperti laboran, pustakawan, dan guru BK
merupakan komponen yang turut mendukung keberhasilan siswa. Stakeholder
atau orang orang-orang yang berkepentingan dengan sekolah seperti orang
tua/wali siswa, dunia usaha, masyarakat dan pemerintah memiliki hak dan
kewajiban menciptakan sistem sekolah yang efektif.
Sedangkan input sumberdaya lainnya meliputi: (a) uang (money),
mempunyai kedudukan dalam input pendidikan yang sangat penting karena untuk
membiayai segala program yang telah ditetapkan; (b) barang-barang/bahan-bahan
6
pembelajaran, berupa bangunan, sarana-prasarana, alat-alat pendidikan/media, dan
sumber pendidikan; (c) metode-metode (methods), dalam pendidikan dikhususkan
pada metode pembelajaran, yaitu cara-cara, teknik, dan strategi yang
dikembangkan oleh sekolah dalam melaksanakan proses pendidikan; (d)
mesin-mesin (machines) adalah perangkat yang mendukung terjadinya proses
pembelajaran, yaitu dapat berupa teknologi komputer, Internet, Wi-Fi, OHP,
televisi, mobil atau media-media yang menggunakan teknologi. Alat-alat tersebut
dipergunakan di sekolah, baik sebagai daya dukung maupun sebagi objek untuk
dipelajari.
Proses penyelenggaraan sekolah intinya adalah berlangsungnya
pembelajaran, yaitu terjadinya interaksi antara siswa dengan guru yang didukung
oleh perangkat lain sebagai bagian keberhasilan proses pembelajaran. Daya
dukung tersebut adalah satu kesatuan aksi yang menciptakan sinergi proses belajar
mengajar yaitu: (1) proses kepemimpinan yang menghasilkan
keputusan-keputusan kelembagaan, pemotivasian staf, dan penyebaran inovasi; (2) proses
manajemen yang menghasilkan aturan-aturan penyelenggaraan pengelolaan
kelembagaan, pengelolaan program, pengkoordinasian kegiatan, memonitoring
dan evaluasi.
Output sekolah dengan mudah dapat diukur dari nilai penghargaan, berupa
angka-angka nilai dari hasil ujian. Output sekolah memang fokusnya pada
siswa-siswa yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Pada hakikatnya,
output sekolah tidak hanya diukur dari lulusan tetapi diukur dari tingkat
7
belajar, tetapi kinerja seluruh komponen sistem, artinya kinerja sekolah
adalah pencapaian atau prestasi sekolah. Apabila ditinjau dari lulusan, output
sekolah adalah lulusan yang berguna bagi kehidupan, yaitu lulusan yang
bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, dan lingkungannya, artinya lulusan ini juga
mencakup outcome, yaitu hasil investasi pendidikan yang selama ini dijalani
siswa untuk menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Secara kasat mata
outcome pendidikan sekolah dasar dan menengah adalah siswa dapat melanjutkan
pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka jelaslah bahwa sekolah efektif
merujuk pada pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi
tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam
struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang
telah ditetapkan yaitu memiliki kompetensi. Dengan demikian, seluruh siswa
tidak hanya yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar tetapi juga yang
memiliki kemampuan intelektualitas yang dapat mengembangkan dirinya
sejauh mungkin jika dibandingkan dengan kondisi awal ketika mereka baru
memasuki sekolah
Selanjutnya, sekolah efektif dapat dikatakan sekolah yang membuat
prestasi, tidak saja pada siswa, tetapi pada semua komponen yang melingkupinya.
Namun indikator yang paling dominan adalah prestasi siswa sesuai dengan
filosofi sekolah sebagai tempat belajar terbaik. Prestasi seperti apa yang
diinginkan sekolah pada setiap komponennya terlebih dahulu ditetapkan tujuan
8
demikian, sekolah efektif adalah sekolah yang dapat mencapai target, dalam hal
ini berupa prestasi. Parameter untuk mencapai keefektifan dinyatakan sebagai
angka nilai rasio antara jumlah hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu
dibandingkan dengan jumlah yang ditargetkan dalam kurun waktu tertentu.
Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran/tujuan (kuantitas,
kualitas dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, adalah sama dengan
hasil nyata dibagi hasil yang diharapkan.
Sehubungan dengan pemaparan di atas, dalam Rencana Strategis Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olah raga Kabupaten Deli Serdang tahun 2009-2014
disebutkan terdapat beberapa permasalahan di jenjang Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di Kabupaten Deli Serdang, antara lain: (1) Sebaran sekolah yang
kurang merata; (2) Ruang Kelas Belajar siswa masih kurang, di beberapa sekolah
masih dijumpai Double Shift; (3) Sarana Perpustakaan dan Laboratorium yang
masih kurang; (4) Kompetensi dan Kualifikasi tenaga pendidik yang kurang
memadai; (5) Media pembelajaran/alat peraga yang masih kurang, (6) Koleksi
buku penunjang/buku perpustakaan yang masih kurang; (7) Proses pembelajaran
masih bersifat konvensional; (8) Manajemen Kepala Sekolah masih konvensional.
(9) Masih rendahnya akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat; (10) Kurangnya
dukungan dan peran serta masyarakat.
Gambaran di atas mengindikasikan bahwa pengelolaan pendidikan tingkat
SMP di Kabupaten Deli Serdang untuk mengembangkan sekolah yang efektif
mengalami berbagai permasalahan yang perlu mendapat perhatian.
9
peserta didik agar mampu bersaing dalam menghadapi era global, dimana pada
era tersebut dituntut manusia yang mampu berkompetisi dalam lingkungan yang
mengalami perubahan dengan cepat.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan penulis kenyataan yang ada di
lapangan belum tampak adanya perbaikan di sekolah-sekolah SMP Negeri di
Kabupaten Deli Serdang secara signifikan melalui usaha pengelolaan sekolah
dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, yang seharusnya merupakan
bagian penting dari komitmen dan kinerja kepala sekolah dalam penjaminan mutu
pendidikan serta pengembangan sekolah efektif.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu
pendidikan dengan sekolah efektif. Dalam hal ini, penulis akan melakukan
penelitian dengan mengajukan judul: Hubungan Kinerja Kepala Sekolah dan
Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan dengan Sekolah Efektif SMP Negeri di
Kabupaten Deli Serdang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya otonomi pengelolaan pendidikan dan implementasi manajemen berbasis
sekolah sangat diperlukan kinerja kepala sekolah yang berorientasi pada
penjaminan mutu dalam upaya mengembangkan sekolah yang efektif. Untuk itu
diperlukan adanya kemampuan, kapabilitas dan kredibilitas seorang kepala
10
mendapatkan kriteria sekolah yang mempunyai nilai sangat baik sehingga menjadi
sekolah yang efektif.
Adanya sistem penjaminan mutu pendidikan yang ditetapkan menurut
peraturan bahwa terjaminnya mutu pendidikan dilakukan melalui akreditasi yang
mengacu kepada delapan Standar Nasional Pendidikan dalam upaya
mengembangkan sekolah efektif. Berdasarkan pernyataan tersebut maka
masalah-masalah yang hendak diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kinerja kepala sekolah dengan beban kerja yang tinggi
sedangkan tugas mengajar yang masih diberikan kepadanya?
2. Bagaimanakah kemampuan manajerial kepala sekolah dalam
mengoptimalkan kinerjanya?
3. Bagaimanakah pengaruh standar kompetensi kepala sekolah terhadap
mutu layanan di sekolah?
4. Bagaimanakah Kepala Sekolah melakukan penjaminan mutu layanan
pendidikan di sekolahnya?
5. Bagaimanakah komitmen kepala sekolah untuk secara rutin dan terjadwal
melaksanakan supervisi akademik terhadap guru serta menindaklanjuti
hasilnya?
6. Bagaimanakah pengaruh otonomi daerah terhadap otonomi sekolah dalam
melaksanakan manajemen berbasis sekolah?
7. Bagaimanakah pengelolaan sekolah dengan di dukung oleh kinerja kepala
sekolah yang optimal dan sesuai dengan prosedur dan budaya organisasi
11
8. Bagaimanakah kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah dalam
meningkatkan mutu layanan belajar siswa?
9. Bagaimanakah hubungan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
dengan pengembangan sekolah yang efektif?
10.Bagaimanakah partisipasi orang tua dan masyarakat dalam memajukan
dan mendukung kearah tercapainya sekolah yang efektif?
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, banyak masalah yang dapat
berhubungan dengan sekolah yang efektif, peneliti merasa perlu membuat
batasan yang akan dikaji dan dianalisis dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti
membatasi variabel terikat yaitu sekolah efektif (Y) dan variabel bebas adalah
kinerja kepala sekolah sebagai variabel bebas pertama (X1), komitmen
penjaminan mutu pendidikan sebagai variabel bebas kedua (X2).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka masalah-masalah penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan positif kinerja kepala sekolah dengan
sekolah efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang ?
2. Apakah terdapat hubungan positif komitmen penjaminan mutu
pendidikan dengan sekolah efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli
12
3. Apakah terdapat hubungan positif kinerja kepala sekolah dan
komitmen penjaminan mutu pendidikan secara bersama-sama dengan
sekolah efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kinerja kepala
sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif.
Secara operasional tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengetahui hubungan kinerja kepala sekolah dengan sekolah efektif
SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang.
2. Mengetahui hubungan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan
sekolah efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang.
3. Mengetahui hubungan kinerja kepala sekolah dengan komitmen
penjaminan mutu pendidikan secara bersama-sama dengan sekolah
efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam memperkaya
khazanah mengenai pengembangan sistem kinerja kepala sekolah dengan
13
yaitu mengkaji sampai seberapa besar hubungan kinerja kepala sekolah dan
komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik terhadap
pengembangan kinerja kepala sekolah, khususnya yang berkaitan dengan
penjaminan mutu pendidikan dalam pengembangan sekolah efektif, sehingga
manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh komponen sekolah, khususnya
kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan serta pengawas
pendidikan. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai tolok ukur
penjaminan mutu sekolah efektif pada SMP di kabupaten Deli Serdang
132 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah mempunyai
hubungan yang signifikan dengan sekolah efektif dengan koefisien korelasi 0,407
dan memberikan sumbangan yang efektif sebesar 22,21%. Hal ini dapat diartikan
bahwa variasi yang terjadi pada variabel kinerja kepala sekolah sebesar 22,21%
dapat diprediksi dalam meningkatkan sekolah efektif. Berdasarkan hasil
pengujian kecenderungan variabel kinerja kepala sekolah kategori tinggi 22,50%,
kategori sedang sebesar 55,00%, kategori kurang sebesar 15,00% dan sedangkan
kategori rendah 7,50%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja
kepala sekolah dalam penelitian ini cenderung sedang yang dibuktikan dengan
55,00% responden masuk dalam kategori sedang.
2. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komitmen penjaminan mutu
pendidikan mempunyai hubungan yang signifikan dengan sekolah efektif dengan
koefisien korelasi 0,452 dan memberikan sumbangan yang efektif sebesar
26,17%. Hal ini dapat diartikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel
komitmen penjaminan mutu pendidikan sebesar 26,17% dapat diprediksi dalam
meningkatkan sekolah efektif. Berdasarkan hasil pengujian kecenderungan
variabel komitmen penjaminan mutu pendidikan kategori tinggi 32,50%, kategori
133
kurang 5,00%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah
dalam penelitian ini cenderung sedang yang dibuktikan dengan 47,50% responden
masuk dalam kategori sedang.
3. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah dan
komitmen penjaminan mutu pendidikan secara bersama mempunyai hubungan
yang signifikan dengan sekolah efektif dengan koefisien korelasi 0,693 dan
memberikan sumbangan efektif sebesar 48,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa
variasi yang terjadi pada variabel kinerja kepala sekolah dan komitmen
penjaminan mutu pendidikan sebesar 48,3% dapat diprediksi dalam
meningkatkan sekolah efektif. Berdasarkan hasil pengujian kecenderungan
variabel sekolah efektif kategori tinggi 32,50%, kategori sedang sebesar 52,50%,
kategori rendah sebesar 12,50% dan sedangkan kategori kurang 2,50%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sekolah efektif dalam penelitian ini
cenderung sedang yang dibuktikan dengan 52,50% responden masuk dalam
kategori sedang.
B. Implikasi
Simpulan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas mempunyai
sejumlah implikasi penting terhadap upaya meningkatkan sekolah
efektif.Perumusan implikasi penelitian ini menekankan pada upaya peningkatan
kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan sehingga
sekolah efektifdapat tercapai. Dengan terciptanya sekolah efektif maka akan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan suatu sekolah karena salah satu faktor yang
134
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Sekolah efektif
menggambarkan derajat keoptimalan berfungsinya sumberdaya sekolah, baik
sumberdaya manusia maupun bukan sumber daya manusia dalam menghasilkan
keluaran atau mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal. Dengan
perkataan lain dapat dikatakan bahwa sekolah efektif menunjukkan seberapa
maksimal tujuan pendidikan di sekolah dapat dicapai dan seberapa optimal
sumberdaya sekolah berfungsi dalam mengantarkan siswa mencapai tujuan secara
maksimal.
Untuk meningkatkan sekolah efektif banyak faktor yang dapat
mempengaruhinya.Tinggi kurangnya sekolah efektif tergantung pada faktor yang
mempengaruhi sekolah tersebut.Namun diantara berbagai faktor tersebut, kinerja
kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan yang dikaji dalam
penelitian ini.
Penelitian ini menemukan bahwa semua variabel prediktor yang diteliti
yakni kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan baik
secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama memberikan hubungan yang
berarti terhadap sekolah efektif. Oleh karena itu perlu diperhatikan variabel
prediktor ini untuk ditingkatkan agar sekolah efektif dapat ditingkatkan secara
optimal untuk masa-masa yang akan datang, hal ini dapat diketahui dari hasil uji
kecenderungan variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Upaya-upaya yang
135
1. Upaya Meningkatan Sekolah EfektifMelalui Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil pengujian kecenderungan menunjukkan bahwa variabel
kinerja kepala sekolah dalam penelitian ini cenderung sedang yang dibuktikan
dengan 55,00% responden masuk dalam kategori sedang. Hasil analisis juga
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kinerja kepala
sekolah dengan sekolah efektif. Hal ini memberikan pengertian bahwa
peningkatan kinerja kepala sekolah akan meningkatkan sekolah efektif. Oleh
karena itu upaya peningkatan kinerja kepala sekolah juga merupakan upaya
peningkatan sekolah efektif.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut kinerja kepala sekolah dapat dilihat
dari kemampuan atau kompetensi kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
pokoknya yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,
kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.
Berdasarkan uraian tersebut jelaslah bahwa penilaian kinerja kepala sekolah tidak
hanya berkisar pada aspek karakter individu kepala sekolah melainkan juga pada
hal-hal yang menunjukkan proses dan hasil kerja yang dicapainya seperti kualitas,
kuantitas, hasil kerja, dan ketepatan waktu. Dinas Pendidikan juga diharapkan
agar terus mengadakan pendidikan dan latihan guna meningkatkan kompetensi
kepala sekolah.Agar pelaksanaannya bukan hanya sekadar teori dan wacana
belaka, perlu dilakukan upaya pemantauan dan evaluasi kinerja kepala sekolah
dalam melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah.Supaya kepala sekolah dapat
terrmotivasi, dapat dianugerahi berupa penghargaan (apresiasi) kepada kepala
136
Salah satu upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerjanya diantaranya adalah kepala sekolah memahami tentang
teori-teori kepemimpinan, memilih strategi yang tepat untuk mencapai visi misi
dan tujuan sekolah, mendorong inovasi dan perubahan sekolah kepada yang lebih
baik, berkomunikasi secara lancar dengan warga sekolah, staf sekolah, serta
menciptakan sekolah sebagai organisasi belajar. Selain itu, kepala sekolah
menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif bagi peserta didik,
mengelola sarana dan prasarana dalam rangka pendayagunaan secara optimal,
mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
arah dan tujuan pendidikan nasional, serta mengelola keuangan sekolah sesuai
dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transfaran dan efisien.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di SMP Negeri di Kabupaten
Deli Serdang hendaknya agar melakukan pengawasan atau supervisi secara
terencana dan terjadwal yang diperuntukkan bagu guru, hal ini menjadi sangat
penting mengingat guru merupakan salah satu pilar penentu bagi berlangsungnya
kegiatan pengajaran di sekolah. Kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah
bukan hanya ditunjukkan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar mengajar
guru semata, akan tetapi kegiatan supervisi hendaknya juga ditujukan pada upaya
pembinaan mental guru terutama menyangkut bagaimana guru hendaknya dapat
menghayati tugas maupun fungsinya dengan menunjukkan tanggung jawab untuk
melaksanakan tugas sebaik-baiknya.
Kepala sekolah mengadakan pelatihan sebagai serangkaian tindakan yang
137
dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satu waktu yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan kerja dalam bidang pekerjaan tertentu guna
meningkatkan efektivitas dan produktivitas di sekolah.Pelatihan juga dipandang
sebagai usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam meningkatkan
mutu tenaga kependidikan di bidang pengetahuan, kemampuan, kepribadian agar
lebih mampu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi jabatannya.
Selain itu kepala sekolah perlu membangun kebersamaan dalam
organisasi, sehingga dalam bekerja para anggota akan saling membantu dalam
bekerja atau bekerja dama dan sama-sama bekerja dengan demikian kinerjanya
akan semakin baik pula. Dengan kata lain, guru-guru dan siswa tidak dalam
keadaan terpaksa dalam melakukan tugas-tugasnya tetapi karena motivasi yang
timbul dari diri guru dan siswa untuk mencapai tujuan sekolah secara maksimal.
2. Upaya Meningkatan Sekolah efektifMelalui Peningkatan Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan
Berdasarkan hasil pengujian kecenderungan menunjukkan bahwa variabel
Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan dalam penelitian ini cenderung sedang
yang dibuktikan dengan 47,50% responden masuk dalam kategori sedang. Hasil
analisis juga menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara
komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif. Hal ini
memberikan pengertian bahwa peningkatan komitmen penjaminan mutu
pendidikanakan meningkatkan sekolah efektif. Oleh karena itu upaya peningkatan
komitmen penjaminan mutu pendidikan juga merupakan upaya peningkatan
138
Berdasarkan hasil penelitian komitmen penjaminan mutu pendidikan
diukur melalui indikator yaitu: komimen terhadap stanar isi, komitemen terhadap
standar proses, komitmen terhadap standar kompetensi lulusan, komitmen
terhadap standar pendidik dan tenaga kependidikan, komitmen terhadap standar
sarana dan prasarana, komitmen terhadap standar pengelolaan, komitemn terhadap
standar pembiayaan, dan komitmen terhadap standar penilaian. Untuk
meningkatkan komitmen penjaminan mutu pendidikan dapat dilakukan melalui
menciptakan suasana kerja dimana kepala sekolah, guru dan staf sekolah tidak
hanya melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya tetapi juga
menciptakan suasana supaya kepala sekolah, guru dan staf sekolah lebih
bertanggung jawab bertindak secara kreatif dan meningkatkan kemampuannya
dalam usaha mencapai tujuan sekolah.
Komitmen terhadap penjaminan mutu pendidikan dapat memelihara minat
kepala sekolah, guru, dan staf sekolah terhadap organisasi sekolah tempatnya
bekerja.Komitmen ini menimbulkan rasa senang dan kebetahan diri dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut. Apabila sekolah dapat mencapai sasaran yang
telah ditetapkan maka kepuasan akan prestasi kerja kepala sekolah, guru, dan staf
sekolah akan lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja di sekolah.
Untuk mendukung komitmen penjaminan mutu pendidikan yang tinggi
diperlukan adanya komunikasi yang positif antar berbagai personil di sekolah.
Untuk menjamin terciptanya komunikasi yang efektif maka perlu dilakukan
kebijakan-139
kebijakan. Misalnya perlu melakukan diskusi, rapat, konsolidasi di antara guru,
staf sekolah dengan kepala sekolah, juga melibatkan komite sekolah.
Kepala sekolah sebelum mengambil keputusan dalam menyelesaikan
masalah di sekolah perlu mempertimbangkan banyak hal dengan melibatkan
pihak-pihak eksternal seperti komite sekolah, sehingga hasil keputusan yang
diambil menunjukkan mekanisme yang terprogram dan terencana, tanggap
terhadap persoalan, mempunyai perencanaan yang baik, mempunyai sistem dan
prosedur yang merupakan bagian dari upaya meningkatkan komitmen penjaminan
mutu pendidikan. Komitmen penjaminan mutu pendidikan yang baik akan
membangun kerja sama dan hubungan baik sesama anggota dalam organisasi
yang dapat mempengaruhi kepuasan tersendiri bagi anggota organisasi dan
selanjutnya sekolah efektif akan tercapai.
Selain dukungan komunikasiyang baik dan pelibatan komite sekolah
dalam meningkatkan komitmen penjaminan mutu pendidikandi sekolah, juga
diperlukan perangkat peraturan yang baik agar penggunaan sarana dan prasarana
serta pengelolaan pembiayaan sekolah (keuangan sekolah) dapat dipergunakan
secara efektif dan efisien dalam meningkatkan sekolah efektif. Peraturan dan tata
tertib di lingkungan sekolah harus dirancang dengan baik dan adil sehingga dapat
diterima oleh semua pihak yang melaksanakan dalam rangka mencapai visi, misi
140
3. Upaya Meningkatan Sekolah EfektifMelalui Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah dan Komitmen penjaminan mutu pendidikan
Berdasarkan hasil pengujian kecenderungan menunjukkan bahwa variabel
kinerja kepala sekolah dalam penelitian ini cenderung sedang yang dibuktikan
dengan 55,00% responden masuk dalam kategori sedang, untuk variabel
komitmen penjaminan mutu pendidikan cenderung sedang dibuktikan 47,50%
responden masuk dalam kategori sedang. Sedangkan untuk variabel sekolah
efektif dalam penelitian ini cenderung sedang yang dibuktikan dengan 52,50%
responden masuk dalam kategori sedang.
Memperhatikan uji kecenderungan di atas, terlihat bahwa ketiga variabel
yang digunakan dalam penelitian ini terlihat bahwa kecenderungan variabel dalam
kategori sedang. Berdasarkan hal ini implikasi dari data di atas masih dipandang
perlu meningkatkan kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu
pendidikanguna mencapai tujuan sekolah efektif di SMP Negeri di Kabupaten
Deli Serdang. Hal ini menjadi penting mengingat bahwa sekolah efektif akan
menjadi optimal, bilamana juga diintegrasikan dengan komponen sistem sekolah,
baik itu kepala sekolah, guru, staf, peserta didik, komite sekolah, serta adanya
komitmen yang tinggi akan penjaminan mutu pendidikan di sekolah. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Engkoswara (1987:23) bahwa sekolah efektif terdiri dari
kepemimpinan sekolah, guru, tenaga pendidikan dan personil lainnya, siswa,
kurikulum, sarana prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan
masyarakatnya, serta pengelolaan bidang khusus lainnya, yang hasil nyatanya
merujuk pada hasil yang diharapkan bahkan menunjukkan kedekatan/kemiripan
141
kompetensi kepala sekolah dalam memimpin yang diimplementasikan dalam
kinerjanyaakan mendorong sejumlah orang agar bisa bekerjasama dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Sedangkan
komitmen penjaminan mutu pendidikan yang tinggiakan menjadi kunci
pendorong bagi para anggota personil sekolah uantuk menghasilkan kinerja yang
lebih baik.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kecilnya
hubungan yang diberikan kinerja kepala sekolah maupun komitmen penjaminan
mutu pendidikan dalam temuan ini menunjukkan bahwa persoalan keduanya
selama ini telah berlangsung sehingga berimplikasi pada upaya peningkatan
sekolah efektif. Memperhatikan hal ini kepala sekolah hendaknya dapat lebih
memperhatikan aspek kepemimpinan maupun kemampuan manajerial ini untuk
masa akan datang. Jika hal ini tidak mendapat perhatian dari kepala sekolah maka
akan muncul perilaku personil sekolah dalam pelaksanaan tanggung jawabnya
dengantidak sepenuh hati sehingga hasil kerja yang diharapkantidak akan
maksimal.
Sekolah diharapkan memiliki visi dan misi dan target mutu yang harus
dicapai sesuai standar yang yang telah ditetapkan. Seluruh personil sekolah
meliputi kepala sekolah, guru, staf, dan siswa juga diharapkan memiliki harapan
yang tinggi untuk berprestasi serta dapat mengembangkan diri ke arah yang lebih
baik. Selain itu, merupakan hal yang sangat penting bahwa sekolah memiliki
dukungan dan partisipasi dari orangtua siswa dan masyarakat untuk mencapai
142
Begitu juga dengan komitmen penjaminan mutu pendidikan, walaupun
dari hasil penelitian berdampak positif terhadap sekolah efektif, namun demikian
masih dianggap perlu meningkatkan kerjasama, kekompakkan dan sinergisitas
kepala sekolah dengan personil sekolah untuk masa-masa yang akan datang guna
menciptakan suasana dan kualitas pendidikan di sekolah yang optimal dan
bermutu.
C. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka dapat diberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah beberapa hal yang disarankan
adalah kepala sekolah mau berlatih dan belajar untuk meningkatkan
kompetensinya. Setiap kepala sekolah harus mampu mengoptimalkan
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosialnya
untuk pengembangan sekolah. Diharapkan dengan upaya di atas kinerja kepala
sekolah dapat terus terjaga dengan baik, dan pencapaian sekolah efektif dapat
terlaksana.
2. Untuk meningkatkan komitmen penjaminan mutu pendidikan, disarankan
kepala sekolah memberdayakan peran serta guru dan pegawai di sekolah.
berapa hal yang disarankan untuk dilakukan kepala sekolah adalah:
meningkatkan semangat kinerja, menjalin kerjasama yang harmonisseluruh
personil sekolah, meningkatkan minat guru terhadap perkembangan
143
meningkatkan kualitas profesional guru. Diharapkan dengan upaya di atas
komitmen penjaminan mutu pendidikan dapat terus terjaga dengan baik, dan
pencapaian sekolah efektif dapat terlaksana.
3. Guru hendaknya dapat menjadi pendidik dan pengajar yang komunikatif bagi
siswanya. Peran tersebut akan membawa kemampuan guru dalam memengaruhi,
membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan para siswanya sehingga mau dan
mampu belajar secara maksimal sehingga berpengaruh terhadap kualitas
siswa/lulusan di sekolah tersebut.
4. Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang beserta jajaran yang terkait lainnya,
terutama dalam hal meningkatkan sekolah efektif disarankan memberikan
perhatian khusus dalam hal: (1) melakukan pelatihan terhadap guru untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan metode pembelajaran,
(2) melakukan supervisi dan pembinaan kepada sekolahdan menilai kinerja
sekolah serta melakukan rencana tindak lanjut(3) memberikan bantuan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh sekolah.
5. Seluruh personil sekolah dan komite sekolah diharapkan untuk memberikan
respon positif dan dukungannya terhadap pencapaian sekolah efektif.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mendukung dan bekerja
keras untuk mencapaivisi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan bersama.
6. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara kinerja
kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 1996.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
As'ad, M. 2003. Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Liberty.
Ariani, W. Dorothea. 2003. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Basuki, Ari dan Sumarno.2004. “Implementasi Sistem Jaminan Mutu (Quality Assurance) Proses PembelajaranPerguruan Tinggi”.Jurnal penelitian dan evaluasi Nomor 7 tahun 6 2004.
Bafadal, Ibrahim. 2002. “ Akselerasi Mutu Sekolah Dasar Penelitian Tindakan Kelembagaan”.Jurnal Ilmu Pendidikan. Tahun 29 Nomor 2 Juli 2002.
Bhat, V. dan Cozzolino, J. 1993. Total Quality: An Effective Management Tool. (www.casact.org) di akses 17 Maret 2011
Cheng, Yin, Cheong. 1996. School Effectiveness and School-based Management. New York: Palmer Press.
Cochran, W.G. 1997. Sampling Tehnique. New York: John Willey & Sons.
Danim, Sudarwan. 2008. VisiBaru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Dharma, A. 1985. Manajemen Prestasi Kerja.Jakarta: Rajawali
Engkoswara. 1987. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Fink, M. 1992. Organizational Commitment. New York: Jhon Willey and Sons, Inc.
Gaspersz, V. 2006. Total Quality Management: TQM untuk Praktisi Bisnis dan Industri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel. 2001. Working With Emotional Intellegence: Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, Terjemahan Alex Tri Kuntjono Widodo. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
145
Hasibuan, S.P. Malayu. 1996. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT Gunung Agung.
Hernacki, Michael and Deporter, Deporter. 2000. Quantum Bisnis: Membiasakan Bisnis Secara Etis dan Sehat. Bandung: Kaifa.
Hersey, Paul and Blanchard, Kenneth H. 1988.Management of Organizational Behaviour Utilizing Human Resources. New Jersey: Prentice-Hall.
Hornby, A.S. 2000.Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. Oxford: University Press.
Ilyas, Y. 2002. Kinerja (Teori dan Penilaian).Jakarta: Pusat Kajian EkonomiKesehatan FKM UI.
Juran, J.M. 1989. Leadership for Quality. The Free Press, MacMillan,Inc. Penerjemah: E. Nugroho. Kepemimpinan Mutu. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Khoridah, Endang Erawati. 2004. “ Manajemen Mutu Terpadu Madrasah Aliyah”.Jurnal penelitian dan evaluasi Nomor 7 tahun 6 2004.
Komariah, Aan dan Cepi, Triatna. 2006. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Koster, Wayan. 2001. Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah
Tidak Efektif. (www.depdiknas.go.id/jurnal/12.htm) Diakses 12 Maret
2011.
Makmun, Abin, S. 1999. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Maulana, Ahmad. 2006. “ Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Lembaga Pendidikan Islam”.Jurnal Ilmu Pendidikan. Tahun 29 Nomor 2 Juli 2002.
Minner, Jhon B. 1992. Industrial Organizational Psychology. New York: McGraw-Hill.
Moekijat. 1989. Manajemen Kepegawaian. Bandung: Alumni.
Moenir. 1998. Manajemen Pelayanan Umum Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Newstrom, Jhon W. and David, Keith. 1997. Organiztional Behavior: Human
146
Prawirosentono, S. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan
KinerjaKaryawan. Yogyakarta: BPFE.
Presiden RI. 2005.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Citra Umbara.
Rivai, dan Basri. 2005. Performance Appraisal Sistem yang tepat untuk menilai
Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stepehen P. 1996. Perilaku Organisasi, Terjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: PT. Prehalindo.
Rucky, Ahmad S. 2002. Sistem Manajemen Kinerja.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Raja Grafindo Persada.
Saud, U.S dkk. 2006. Model Penilaian Keberhasilan Pendidikan di Tingkat Sekolah Dasar. Bandung: Angkasa.
Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat: Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.
_____________. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
_____________. 2009. Manajemen Stratejik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sallis, E. 2006.Total Management Education: Manajemen Mutu Pendidikan. Alih bahasa: A. Ali & Fahrurrozi. Yogyakarta: IRCiSoD.
Salancik, G.R. 1988. Commitment Control of Organization Behavior and Belief: New Directions in Organizational Behavior. Chichago: ST. Clair Press.
Satori, D. 1995. Masalah Mutu Pendidikan. Makalah bahan diskusi pendidikan bersama (diakses dari http://www. depdiknas.co.id) Diakses 12 Maret 2011
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas
Kerja.Bandung:Mandor Maju.
147
Steers, RM. 1980. Introduction to Organzational Behavior. USA: Accot Foresman and Company.
Steers, Richard M. and Porter W. Lymann. 2003. Motivation And Work Behavior. New York: McGraw-Hill, Inc.
Stouth, Kenneth and Walker, Allan. 1995. Teams, Teamwork & Team Building The manager Guide To Team In Organization. Singapore: Prentice Hall.
Sutisna, Oteng. 1993. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.
Sukandar. 2007. ”Efektifitas Kepemimpinan Manajerial Kepala Sekolah”.Jurnal Penelitian dan Evaluasi Nomor 7 tahun 6 2004.
Suprihanto, J. 1988.Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan
PengembanganKaryawan. Yogyakarta: BPFE.
Sudjana. 2002. Metode Penelitian Statistik. Bandung: Tarsito.
Tilaar, H. A. R . 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional . Jakarta: Rineka Cipta.
Tola,Burhanudin dan Furqon. 2004. Penilaian Sekolah Efektif. (Http.//www.Depdiknas.go.id/Jurnal/44/htm) Diakses 16 Februari 2011.
Yantoro. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi di SMA Titian Teras Muara Jambi, SMA Negeri 1 Kota
Jambi dan SMA 2 Sarolangun). (http//:www.digilib.upi.edu) diakses 18