• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KOMITMEN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN SEKOLAH EFEKTIF SMP NEGERI DI KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KOMITMEN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN SEKOLAH EFEKTIF SMP NEGERI DI KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KOMITMEN

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN SEKOLAH

EFEKTIF SMP NEGERI DI KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

YAN AFRIADI NIM: 809325022

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

(2)

HUBUNGAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KOMITMEN

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN SEKOLAH

EFEKTIF SMP NEGERI DI KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

YAN AFRIADI NIM: 809325022

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

YAN AFRIADI. NIM. 809325022. Principal Performance Relationship and Commitment to the Quality Assurance in Education with Effective School Public Secondary Schools in Deli Serdang District. Thesis. The State University of Medan. Post Graduate Studies. 2013.

This study aimed to determine: (1) the relationship with the school principal performance effectively, (2) the relationship of education with a commitment to quality assurance of effective schools, and (3) the relationship of the principal performance and commitment to quality assurance in school education effectively. Subjects were all Public Secondary Schools in Deli Serdang District with a population of 40 people. In this study, the entire population were sampled (total sampling). Descriptive research method aimed at obtaining information about the symptoms during the study.

Prior to this research instrument research first tested, followed by testing the validity and reliability testing. The instrument used was a questionnaire, validity testing using the product moment correlation coefficient, and to use Formulas Alpha reliability test. Instruments are valid questionnaires obtained effective school 27 point questionnaire of 33 items tested, and has a reliability of 0.861. Questionnaire instrument performance are valid principals earned 27 points out of 32 questionnaire items were tested, and the reliability coefficient of 0.898. While the commitment to quality assurance questionnaire instrument valid educationa l obtained 30 points from 36 questionnaire items were tested, and the reliability coefficient of 0.903.

Based on the hypothesis testing can be concluded : (1) there is a significant relationship between the performance of school principals with an effective amount ry1 = 0.407> rtable = 0,312 and tcount 2.747 => ttable = 1.68, (2) there is a significant relationship between commitment to quality assurance education with effective schools for ry2 = 0.452> = tcount 0.312 and

rtabel = 3.126> ttable = 1.68, and (3) there is a significant relationship between the performance of principals and commitment to quality assurance in education with effective schools for Ry 12 =0.693 > Fcount = 0.312 and rtabel=17.063>Ftable = 3.85.

(6)

ii ABSTRAK

YAN AFRIADI. NIM. 809325022. Hubungan Kinerja Kepala Sekolah dan Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan dengan Sekolah Efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan kinerja kepala sekolah dengan sekolah efektif; (2) hubungan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif; dan (3) hubungan kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif.

Subjek penelitian adalah seluruh SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah populasi sebanyak 40 orang. Dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sampel (total sampling). Metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada saat penelitian dilakukan.

Sebelum penelitian ini dilakukan instrumen penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen yang digunakan adalah angket, pengujian validitas butir menggunakan koefisien korelasi product moment, dan untuk uji reliabilitas digunakan Rumus Alpha. Instrumen angket sekolah efektif yang valid diperoleh 27 butir dari 33 butir angket yang diujicobakan, dan mempunyai reliabilitas sebesar 0,861. Instrumen angket kinerja kepala sekolah yang valid diperoleh 27 butir dari 32 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,898. Sedangkan instrumen angket komitmen penjaminan mutu pendidikan yang valid diperoleh 30 butir dari 36 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,903.

Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat hubungan yang berarti antara kinerja kepala sekolah dengan sekolah efektif sebesar ry1 = 0,407 > rtabel = 0,312 dan thitung = 2,747 > ttabel = 1,68; (2) terdapat

hubungan yang berarti antara komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif sebesar ry2 = 0,452 > rtabel = 0,312 dan thitung = 3,126 > ttabel = 1,68;

dan (3) terdapat hubungan yang berarti antara kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif sebesar Ry12 =

0,693 > rtabel = 0,312 dan Fhitung = 17,063 > Ftabel = 3,85.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah AWT karena penulis sadar bahwa atas

Rahmat-Nya sehingga penyusunan tesis yang berjudul “Hubungan Kinerja Kepala Sekolah

dan Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan dengan Sekolah Efektif SMP Negeri di

Kabupaten Deli Serdang” ini dapat selesai.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan tulus ikhlas kepada:

1. Prof. Dr. H. Zainuddin, M.Pd sebagai Pembimbing I yang telah banyak

memberikan motivasi, ilmu, kelapangan waktu, arahan, serta kesabaran dalam

membimbing penulis.

2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd sebagai Pembimbing II yang telah banyak

memberikan motivasi, ilmu, kelapangan waktu, arahan, serta kesabaran dalam

membimbing penulis.

3. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd. sebagai narasumber yang telah banyak

mengkritisi, membimbing, dan mengarahkan penulis.

4. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sebagai narasumber yang telah banyak mengkritisi,

membimbing, dan mengarahkan penulis.

5. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si. sebagai narasumber yang telah banyak mengkritisi,

(8)

iv

6. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. sebagai Direktur Program Pascasarjana

UNIMED, yang telah banyak memotivasi, membimbing secara umum kepada

penulis.

7. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd. sebagai Ketua Prodi Administrasi Pendidikan

dan Dr. Yasaratodo Wau, M. Pd. Selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan

Program Pascasarjana UNIMED, yang telah banyak memotivasi, membimbing

secara umum, keramahan serta pelayanan secara administrasi yang baik kepada

penulis.

8. Bapak dan Ibu dosen Pacasarjana UNIMED yang telah banyak memberi ilmu dan

membuka wawasan kepada penulis.

9. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kab. Deli Serdang yang telah

memberikan izin melakukan penelitian. Kepala SMP Negeri Se-Kabupaten Deli

Serdang yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi angket penelitian

penulis.

10.Teristimewa Buat Ayahanda Nirwan dan Ibunda Asnah serta Kakak Irma Suryani,

SKM yang telah banyak berkorban buat penulis, baik secara moril maupun

material dalam menyelesaikan studi di Pascasarjana UNIMED. Terima kasih buat

(9)

v

11.Istriku Mike Maharani Kaloko, S.Pd yang memberikan dukungan, perhatian, dan

kesabaran. Serta anakku ziddan razak yang membangkitkan semangat kepada

penulis dalam menyelesaikan studi di Pascasarjana UNIMED.

12.Seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan XVI kelas B, Prodi Administrasi

Pendidikan teristimewa Bapak Muhammad Nasir dan Bapak Muller P.

Sitanggang yang selalu memberikan dorongan dan kebersamaan sehingga penulis

dapat menyelesaikan studinya.

Penulis mengharapkan kiranya mendapat kritik dan saran yang berguna bagi

kebaikan dan kesempurnaan Tesis ini dari semua pihak. Akhirnya penulis

berkeinginan semoga Tesis ini memberikan manfaat bagi peningkatan mutu

pendidikan pada masa yang akan datang.

Medan, Februari 2012

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT .……… i

ABSTRAK...……….ii

KATA PENGANTAR………iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Perumusan Masalah... 11

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ... 14

1. Hakikat Sekolah Efektif ... 14

2. Hakikat Kinerja Kepala Sekolah ... 27

3. Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan ... 44

B. Penelitian Yang Relevan ... 72

C. Kerangka Berpikir ... 75

(11)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 85

B. Populasi dan Sampel ... 85

C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 88

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 89

E. Instrumen Penelitian ... 90

F. Uji Coba Instrumen ... 94

1. Uji Validitas Instrumen ... 94

2. Uji Realibilitas Instrumen ... 95

G. Teknik Analalisis Data ... 97

1. Uji Normalitas ... 97

2. Uji Homogenitas ... 98

3. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 99

4. Uji Independen Antar Variabel Bebas ... 100

5. Pengujian Hipotesis ... 101

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 104

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 108

C. Uji Persyaratan Analisis ... 110

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 118

E. Temuan Penelitian ... 121

F. Pembahasan Penelitian... 124

(12)

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ... 132

B. Implikasi ... 133

C. Saran ... 142

DAFTAR PUSTAKA ... 144

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ciri-Ciri Sekolah Efektif ... 20

Tabel 2.2 Karakteristik Sekolah Efektif ... 23

Tabel 2.3 Ciri-Ciri Sekolah Efektif dalam Pembelajaran ... 23

Tabel 2.4 Identifikasi Sekolah Efektif ... 25

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Kepala Sekolah ... 86

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Kepala Sekolah... 92

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan ... 92

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Sekolah Efektif ... 93

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Sekolah Efektif (Y) ... 104

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Kepala Sekolah (X1) ... 106

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan (X2) ... 107

Tabel 4.4 Tingkat Kecenderungan Variabel Sekolah Efektif ... 108

Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Kepala Sekolah ... 109

Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan ... 110

Tabel 4.7 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y atas X1... 111

Tabel 4.8 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persaman Y atas X2 ... 112

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 114

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian ... 115

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hirarki Konsep Mutu ... 54

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 83

Gambar 4.1 Histogram Sekolah Efektif (Y) ... 105

Gambar 4.2 Histogram Skor Kinerja Kepala Sekolah ... 106

Gambar 4.3 Histogram Skor Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan ... 108

Gambar 4.4 Grafik Linier Sederhana antara X1 dengan Y... 112

Gambar 4.5 Grafik Linier Sederhana antara X2 dengan Y... 114

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Instrumen Penelitian... 148

2. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Sekolah Efektif (Y) ... 163

3. Perhitungan Validitas Intrumen Angket Sekolah Efektif (Y) ... 164

4. Perhitungan Realibilitas Instrumen Angket Sekolah Efektif (Y) ... 166

5. Sebaran Uji Coba Instrumen Angket Kinerja Kepala Sekolah (X1) ... 169

6. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Kinerja Kepala Sekolah (X1) ... 170

7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Kinerja Kepala Sekolah (X1 ) ... 172

8. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Penjaminan Mutu Pendidikan (X2) ... 175

9. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Penjaminan Mutu Pendidikan (X2)... 176

10. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Penjaminan Mutu Pendidikan (X2) ... 178

11. Data Variabel Penelitian ... 181

12. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 182

13. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel Penelitian ... 189

14. Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 191

15. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 199

16. Uji Homogenitas Varians Data ... 203

17. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi Ganda Variabel Kinerja kepala Sekolah dan komitmen Penjaminan mutu Pendidikan dengn Seklah Efektif ... 209

18. Uji Independen antara Kinerja Kepala Sekolah dengan Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan ... 211

19. Perhitungan Korelasi Sederhana Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 212

20. Perhitungan Korelasi Parsial Antara Varibel Penelitian ... 214

21. Perhitungan Korelasi Ganda antara Kinerja Kepala Sekolah dan Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan dengan Sekolah Efektif ... 216

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam,

melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat.

Sejumlah pembicara dalam berbagai seminar, diskusi atau tulisan di media

masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

masih ketinggalan dan berada di belakang SDM negara-negara maju dan

negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand.

Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan

praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau

memperbaiki sistem pendidikan nasional. Agar keluaran sekolah mampu

beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah

melontarkan gagasan tentang manajemen pendidikan yang berbasis sekolah

(school-based management) yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah

dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan diri

sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing. Sejalan dengan gagasan

desentralisasi pengelolaan pendidikan, maka fungsi-fungsi pengelolaan sekolah

perlu diberdayakan secara maksimal agar dapat berjalan secara efektif untuk

menghasilkan mutu lulusan yang diharapkan oleh masyarakat dan bangsa.

(17)

2

Berkenaan dengan pendidikan nasional, Tilaar (2006:11) mengemukakan

bahwa manajemen sistem pendidikan nasional merupakan suatu proses sosial

yang direkayasa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara efektif dan

efisien dengan mengikutsertakan, kerjasama serta partisipasi seluruh masyarakat.

Fungsi, misi dan kebijakan pendidikan nasional untuk menghasilkan sumber daya

manusia (SDM) yang bermutu memerlukan pengelola sistem pendidikan secara

keseluruhan dan berorientasi kepada mutu.

Pendidikan dilaksanakan melalui fungsi-fungsi manajemen mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, kepemimpinan, pengkoordinasian dan pengendalian

atau pengawasan yang dilakukan kepala sekolah, diharapkan mutu pendidikan

dapat terjamin kualitasnya. Kinerja manajer (kepala sekolah) dipengaruhi oleh

faktor perilaku dengan tingkat kompleksitas dan komposisi tertentu. Sistem

desentralisasi menuntut adanya orang-orang yang cekatan, gesit dan memiliki

prakarsa mengembangkan organisasi berupa visi dan misi. Selain itu desentralisai

memberikan keleluasaan pada sekolah untuk mengembangkan langkah-langkah

manajemen yang diorientasikan pada prakarsa mewujudkan budaya mutu.

Sutisna (1993:77) menyatakan bahwa administrasi pendidikan adalah

koordinasi kegiatan, alat untuk mencapai tujuan, dan kegiatan yang menyertakan

banyak orang. Sedangkan tujuan utamanya adalah mengkoordinasikan usaha

orang-orang ke arah tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Asumsi pemikiran tersebut bahwa seorang kepala sekolah harus memahami

administrasi pendidikan secara mendalam, oleh karena itu dituntut memiliki

(18)

3

sumber daya yang dimiliki oleh sekolah sehingga kepala sekolah sebagai

pemimpin satuan pendidikan harus mampu mengorganisasikan kompetensinya

untuk memanfaatkan sumber daya melalui komitmen dan kinerja secara terencana

sehingga visi, misi dan tujuan sekolah dapat dicapai.

Merujuk pada konsepsi di atas, maka jelaslah bahwa upaya menuju ke arah

peningkatan mutu sekolah saat ini merupakan momentum yang sangat tepat.

Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai andil sangat besar

dalam mewujudkan mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, Kepala sekolah

bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi

sekolah, pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan, pendayagunaan serta

pemeliharaan sarana serta prasarana. Keberhasilan peningkatan mutu pendidikan

di sekolah, sebagai satuan pendidikan akan sulit diwujudkan jika komitmen

kepala sekolah rendah dan kinerjanya tidak memberikan makna yang positif

terhadap pengembangan sumberdaya dan prestasi sekolah.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam menciptakan mutu pendidikan,

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan Bab II pasal 2 disebutkan: (1) Lingkup Standar Nasional Pendidikan

meliputi: (a) Standar isi; (b) Standar proses; (c) Standar kompetensi lulusan; (d)

Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e) Standar sarana dan prasarana; (f)

Standar pengelolaan; (g) Standar pembiayaan; dan (h) Standar penilaian. (2)

Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar

Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi dan sertifikasi. Selanjutnya dalam Bab

(19)

4

dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. (2) Penjaminan

mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk memenuhi

atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.

Berangkat dari pemikiran tersebut agar dapat membandingkan serta

memetakan mutu dari satuan pendidikan, perlu dilakukan penjaminan mutu

pendidikan bagi setiap lembaga dan program pendidikan. Proses penjaminan mutu

ditingkat sekolah ini dilakukan secara berkala dan terbuka dengan tujuan dan

membantu dan memberdayakan satuan pendidikan agar mampu mengembangkan

sumber dayanya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan

menggunakan instrumen penjaminan mutu secara komprehensif yang

dikembangkan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, diharapkan profil mutu

sekolah dapat dipetakan untuk kepentingan peningkatan mutu sekolah, sehingga

pengembangan sekolah efektif dapat tercapai dalam waktu yang tidak lama. Oleh

sebab itu, diperlukan komitmen semua lini sekolah terutama kepala sekolah untuk

dapat mengiplementasikan dan menjalankan program penjaminan mutu

pendidikan di sekolahnya masing-masing.

Sekolah efektif adalah sekolah yang menjalankan fungsinya sebagai

tempat belajar yang paling baik yang menyediakan layanan pembelajaran yang

paling baik dan bermutu bagi siswa. Hasil yang belajar yang memuaskan bagi

semua pihak dengan menunjukkan tingkat kinerja yang diinginkan dalam

penyelenggaraan proses belajar dengan menunjukkan hasil belajar yang bermutu

(20)

5

Konsep sekolah efektif terkait erat dan tak terpisahkan dengan pemahaman

secara komprehensif mengenai sekolah sebagai suatu sistem. Sebagai suatu

sistem, sekolah memiliki komponen inti yang terdiri dari input, proses, output,

dan outcome. Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama

lain karena merupakan satu kesatuan yang utuh yang saling terkait, terikat,

mempengaruhi dan menentukan. Oleh karena itu, harus disadari bahwa perubahan

satu komponen berpengaruh tehadap komponen-komponen lainnya.

Input sekolah dapat diidentifikasikan mulai dari input sumberdaya

manusia dan sumberdaya lainnya. Input Sumberdaya manusia terdiri siswa

sebagai bahan mentah untuk dikembangkan menjadi manusia seutuhnya, untuk itu

diperlukan manusia lain untuk membentuk dan mengembangkan bakat, minat dan

potensi tersebut. Kepala sekolah yang diberi tugas khusus untuk mengelola

sekolah, membuat kebijakan, mengatur tata tertib dan operasional sekolah. Guru

bertugas mendidik, melatih dan membimbing dan mengembangkan potensi siswa.

Tenaga kependidikan lainnya seperti laboran, pustakawan, dan guru BK

merupakan komponen yang turut mendukung keberhasilan siswa. Stakeholder

atau orang orang-orang yang berkepentingan dengan sekolah seperti orang

tua/wali siswa, dunia usaha, masyarakat dan pemerintah memiliki hak dan

kewajiban menciptakan sistem sekolah yang efektif.

Sedangkan input sumberdaya lainnya meliputi: (a) uang (money),

mempunyai kedudukan dalam input pendidikan yang sangat penting karena untuk

membiayai segala program yang telah ditetapkan; (b) barang-barang/bahan-bahan

(21)

6

pembelajaran, berupa bangunan, sarana-prasarana, alat-alat pendidikan/media, dan

sumber pendidikan; (c) metode-metode (methods), dalam pendidikan dikhususkan

pada metode pembelajaran, yaitu cara-cara, teknik, dan strategi yang

dikembangkan oleh sekolah dalam melaksanakan proses pendidikan; (d)

mesin-mesin (machines) adalah perangkat yang mendukung terjadinya proses

pembelajaran, yaitu dapat berupa teknologi komputer, Internet, Wi-Fi, OHP,

televisi, mobil atau media-media yang menggunakan teknologi. Alat-alat tersebut

dipergunakan di sekolah, baik sebagai daya dukung maupun sebagi objek untuk

dipelajari.

Proses penyelenggaraan sekolah intinya adalah berlangsungnya

pembelajaran, yaitu terjadinya interaksi antara siswa dengan guru yang didukung

oleh perangkat lain sebagai bagian keberhasilan proses pembelajaran. Daya

dukung tersebut adalah satu kesatuan aksi yang menciptakan sinergi proses belajar

mengajar yaitu: (1) proses kepemimpinan yang menghasilkan

keputusan-keputusan kelembagaan, pemotivasian staf, dan penyebaran inovasi; (2) proses

manajemen yang menghasilkan aturan-aturan penyelenggaraan pengelolaan

kelembagaan, pengelolaan program, pengkoordinasian kegiatan, memonitoring

dan evaluasi.

Output sekolah dengan mudah dapat diukur dari nilai penghargaan, berupa

angka-angka nilai dari hasil ujian. Output sekolah memang fokusnya pada

siswa-siswa yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Pada hakikatnya,

output sekolah tidak hanya diukur dari lulusan tetapi diukur dari tingkat

(22)

7

belajar, tetapi kinerja seluruh komponen sistem, artinya kinerja sekolah

adalah pencapaian atau prestasi sekolah. Apabila ditinjau dari lulusan, output

sekolah adalah lulusan yang berguna bagi kehidupan, yaitu lulusan yang

bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, dan lingkungannya, artinya lulusan ini juga

mencakup outcome, yaitu hasil investasi pendidikan yang selama ini dijalani

siswa untuk menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Secara kasat mata

outcome pendidikan sekolah dasar dan menengah adalah siswa dapat melanjutkan

pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka jelaslah bahwa sekolah efektif

merujuk pada pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi

tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam

struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang

telah ditetapkan yaitu memiliki kompetensi. Dengan demikian, seluruh siswa

tidak hanya yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar tetapi juga yang

memiliki kemampuan intelektualitas yang dapat mengembangkan dirinya

sejauh mungkin jika dibandingkan dengan kondisi awal ketika mereka baru

memasuki sekolah

Selanjutnya, sekolah efektif dapat dikatakan sekolah yang membuat

prestasi, tidak saja pada siswa, tetapi pada semua komponen yang melingkupinya.

Namun indikator yang paling dominan adalah prestasi siswa sesuai dengan

filosofi sekolah sebagai tempat belajar terbaik. Prestasi seperti apa yang

diinginkan sekolah pada setiap komponennya terlebih dahulu ditetapkan tujuan

(23)

8

demikian, sekolah efektif adalah sekolah yang dapat mencapai target, dalam hal

ini berupa prestasi. Parameter untuk mencapai keefektifan dinyatakan sebagai

angka nilai rasio antara jumlah hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu

dibandingkan dengan jumlah yang ditargetkan dalam kurun waktu tertentu.

Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran/tujuan (kuantitas,

kualitas dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, adalah sama dengan

hasil nyata dibagi hasil yang diharapkan.

Sehubungan dengan pemaparan di atas, dalam Rencana Strategis Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olah raga Kabupaten Deli Serdang tahun 2009-2014

disebutkan terdapat beberapa permasalahan di jenjang Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di Kabupaten Deli Serdang, antara lain: (1) Sebaran sekolah yang

kurang merata; (2) Ruang Kelas Belajar siswa masih kurang, di beberapa sekolah

masih dijumpai Double Shift; (3) Sarana Perpustakaan dan Laboratorium yang

masih kurang; (4) Kompetensi dan Kualifikasi tenaga pendidik yang kurang

memadai; (5) Media pembelajaran/alat peraga yang masih kurang, (6) Koleksi

buku penunjang/buku perpustakaan yang masih kurang; (7) Proses pembelajaran

masih bersifat konvensional; (8) Manajemen Kepala Sekolah masih konvensional.

(9) Masih rendahnya akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat; (10) Kurangnya

dukungan dan peran serta masyarakat.

Gambaran di atas mengindikasikan bahwa pengelolaan pendidikan tingkat

SMP di Kabupaten Deli Serdang untuk mengembangkan sekolah yang efektif

mengalami berbagai permasalahan yang perlu mendapat perhatian.

(24)

9

peserta didik agar mampu bersaing dalam menghadapi era global, dimana pada

era tersebut dituntut manusia yang mampu berkompetisi dalam lingkungan yang

mengalami perubahan dengan cepat.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan penulis kenyataan yang ada di

lapangan belum tampak adanya perbaikan di sekolah-sekolah SMP Negeri di

Kabupaten Deli Serdang secara signifikan melalui usaha pengelolaan sekolah

dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, yang seharusnya merupakan

bagian penting dari komitmen dan kinerja kepala sekolah dalam penjaminan mutu

pendidikan serta pengembangan sekolah efektif.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai hubungan kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu

pendidikan dengan sekolah efektif. Dalam hal ini, penulis akan melakukan

penelitian dengan mengajukan judul: Hubungan Kinerja Kepala Sekolah dan

Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan dengan Sekolah Efektif SMP Negeri di

Kabupaten Deli Serdang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya otonomi pengelolaan pendidikan dan implementasi manajemen berbasis

sekolah sangat diperlukan kinerja kepala sekolah yang berorientasi pada

penjaminan mutu dalam upaya mengembangkan sekolah yang efektif. Untuk itu

diperlukan adanya kemampuan, kapabilitas dan kredibilitas seorang kepala

(25)

10

mendapatkan kriteria sekolah yang mempunyai nilai sangat baik sehingga menjadi

sekolah yang efektif.

Adanya sistem penjaminan mutu pendidikan yang ditetapkan menurut

peraturan bahwa terjaminnya mutu pendidikan dilakukan melalui akreditasi yang

mengacu kepada delapan Standar Nasional Pendidikan dalam upaya

mengembangkan sekolah efektif. Berdasarkan pernyataan tersebut maka

masalah-masalah yang hendak diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kinerja kepala sekolah dengan beban kerja yang tinggi

sedangkan tugas mengajar yang masih diberikan kepadanya?

2. Bagaimanakah kemampuan manajerial kepala sekolah dalam

mengoptimalkan kinerjanya?

3. Bagaimanakah pengaruh standar kompetensi kepala sekolah terhadap

mutu layanan di sekolah?

4. Bagaimanakah Kepala Sekolah melakukan penjaminan mutu layanan

pendidikan di sekolahnya?

5. Bagaimanakah komitmen kepala sekolah untuk secara rutin dan terjadwal

melaksanakan supervisi akademik terhadap guru serta menindaklanjuti

hasilnya?

6. Bagaimanakah pengaruh otonomi daerah terhadap otonomi sekolah dalam

melaksanakan manajemen berbasis sekolah?

7. Bagaimanakah pengelolaan sekolah dengan di dukung oleh kinerja kepala

sekolah yang optimal dan sesuai dengan prosedur dan budaya organisasi

(26)

11

8. Bagaimanakah kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah dalam

meningkatkan mutu layanan belajar siswa?

9. Bagaimanakah hubungan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

dengan pengembangan sekolah yang efektif?

10.Bagaimanakah partisipasi orang tua dan masyarakat dalam memajukan

dan mendukung kearah tercapainya sekolah yang efektif?

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, banyak masalah yang dapat

berhubungan dengan sekolah yang efektif, peneliti merasa perlu membuat

batasan yang akan dikaji dan dianalisis dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti

membatasi variabel terikat yaitu sekolah efektif (Y) dan variabel bebas adalah

kinerja kepala sekolah sebagai variabel bebas pertama (X1), komitmen

penjaminan mutu pendidikan sebagai variabel bebas kedua (X2).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka masalah-masalah penelitian

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan positif kinerja kepala sekolah dengan

sekolah efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang ?

2. Apakah terdapat hubungan positif komitmen penjaminan mutu

pendidikan dengan sekolah efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli

(27)

12

3. Apakah terdapat hubungan positif kinerja kepala sekolah dan

komitmen penjaminan mutu pendidikan secara bersama-sama dengan

sekolah efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kinerja kepala

sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif.

Secara operasional tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Mengetahui hubungan kinerja kepala sekolah dengan sekolah efektif

SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang.

2. Mengetahui hubungan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan

sekolah efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang.

3. Mengetahui hubungan kinerja kepala sekolah dengan komitmen

penjaminan mutu pendidikan secara bersama-sama dengan sekolah

efektif SMP Negeri di Kabupaten Deli Serdang.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam memperkaya

khazanah mengenai pengembangan sistem kinerja kepala sekolah dengan

(28)

13

yaitu mengkaji sampai seberapa besar hubungan kinerja kepala sekolah dan

komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik terhadap

pengembangan kinerja kepala sekolah, khususnya yang berkaitan dengan

penjaminan mutu pendidikan dalam pengembangan sekolah efektif, sehingga

manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh komponen sekolah, khususnya

kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan serta pengawas

pendidikan. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai tolok ukur

penjaminan mutu sekolah efektif pada SMP di kabupaten Deli Serdang

(29)

132 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah mempunyai

hubungan yang signifikan dengan sekolah efektif dengan koefisien korelasi 0,407

dan memberikan sumbangan yang efektif sebesar 22,21%. Hal ini dapat diartikan

bahwa variasi yang terjadi pada variabel kinerja kepala sekolah sebesar 22,21%

dapat diprediksi dalam meningkatkan sekolah efektif. Berdasarkan hasil

pengujian kecenderungan variabel kinerja kepala sekolah kategori tinggi 22,50%,

kategori sedang sebesar 55,00%, kategori kurang sebesar 15,00% dan sedangkan

kategori rendah 7,50%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja

kepala sekolah dalam penelitian ini cenderung sedang yang dibuktikan dengan

55,00% responden masuk dalam kategori sedang.

2. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komitmen penjaminan mutu

pendidikan mempunyai hubungan yang signifikan dengan sekolah efektif dengan

koefisien korelasi 0,452 dan memberikan sumbangan yang efektif sebesar

26,17%. Hal ini dapat diartikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel

komitmen penjaminan mutu pendidikan sebesar 26,17% dapat diprediksi dalam

meningkatkan sekolah efektif. Berdasarkan hasil pengujian kecenderungan

variabel komitmen penjaminan mutu pendidikan kategori tinggi 32,50%, kategori

(30)

133

kurang 5,00%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah

dalam penelitian ini cenderung sedang yang dibuktikan dengan 47,50% responden

masuk dalam kategori sedang.

3. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah dan

komitmen penjaminan mutu pendidikan secara bersama mempunyai hubungan

yang signifikan dengan sekolah efektif dengan koefisien korelasi 0,693 dan

memberikan sumbangan efektif sebesar 48,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa

variasi yang terjadi pada variabel kinerja kepala sekolah dan komitmen

penjaminan mutu pendidikan sebesar 48,3% dapat diprediksi dalam

meningkatkan sekolah efektif. Berdasarkan hasil pengujian kecenderungan

variabel sekolah efektif kategori tinggi 32,50%, kategori sedang sebesar 52,50%,

kategori rendah sebesar 12,50% dan sedangkan kategori kurang 2,50%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sekolah efektif dalam penelitian ini

cenderung sedang yang dibuktikan dengan 52,50% responden masuk dalam

kategori sedang.

B. Implikasi

Simpulan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas mempunyai

sejumlah implikasi penting terhadap upaya meningkatkan sekolah

efektif.Perumusan implikasi penelitian ini menekankan pada upaya peningkatan

kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan sehingga

sekolah efektifdapat tercapai. Dengan terciptanya sekolah efektif maka akan dapat

meningkatkan kualitas pendidikan suatu sekolah karena salah satu faktor yang

(31)

134

pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Sekolah efektif

menggambarkan derajat keoptimalan berfungsinya sumberdaya sekolah, baik

sumberdaya manusia maupun bukan sumber daya manusia dalam menghasilkan

keluaran atau mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal. Dengan

perkataan lain dapat dikatakan bahwa sekolah efektif menunjukkan seberapa

maksimal tujuan pendidikan di sekolah dapat dicapai dan seberapa optimal

sumberdaya sekolah berfungsi dalam mengantarkan siswa mencapai tujuan secara

maksimal.

Untuk meningkatkan sekolah efektif banyak faktor yang dapat

mempengaruhinya.Tinggi kurangnya sekolah efektif tergantung pada faktor yang

mempengaruhi sekolah tersebut.Namun diantara berbagai faktor tersebut, kinerja

kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan yang dikaji dalam

penelitian ini.

Penelitian ini menemukan bahwa semua variabel prediktor yang diteliti

yakni kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan baik

secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama memberikan hubungan yang

berarti terhadap sekolah efektif. Oleh karena itu perlu diperhatikan variabel

prediktor ini untuk ditingkatkan agar sekolah efektif dapat ditingkatkan secara

optimal untuk masa-masa yang akan datang, hal ini dapat diketahui dari hasil uji

kecenderungan variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Upaya-upaya yang

(32)

135

1. Upaya Meningkatan Sekolah EfektifMelalui Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil pengujian kecenderungan menunjukkan bahwa variabel

kinerja kepala sekolah dalam penelitian ini cenderung sedang yang dibuktikan

dengan 55,00% responden masuk dalam kategori sedang. Hasil analisis juga

menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kinerja kepala

sekolah dengan sekolah efektif. Hal ini memberikan pengertian bahwa

peningkatan kinerja kepala sekolah akan meningkatkan sekolah efektif. Oleh

karena itu upaya peningkatan kinerja kepala sekolah juga merupakan upaya

peningkatan sekolah efektif.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut kinerja kepala sekolah dapat dilihat

dari kemampuan atau kompetensi kepala sekolah dalam melaksanakan tugas

pokoknya yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,

kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.

Berdasarkan uraian tersebut jelaslah bahwa penilaian kinerja kepala sekolah tidak

hanya berkisar pada aspek karakter individu kepala sekolah melainkan juga pada

hal-hal yang menunjukkan proses dan hasil kerja yang dicapainya seperti kualitas,

kuantitas, hasil kerja, dan ketepatan waktu. Dinas Pendidikan juga diharapkan

agar terus mengadakan pendidikan dan latihan guna meningkatkan kompetensi

kepala sekolah.Agar pelaksanaannya bukan hanya sekadar teori dan wacana

belaka, perlu dilakukan upaya pemantauan dan evaluasi kinerja kepala sekolah

dalam melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah.Supaya kepala sekolah dapat

terrmotivasi, dapat dianugerahi berupa penghargaan (apresiasi) kepada kepala

(33)

136

Salah satu upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk

meningkatkan kinerjanya diantaranya adalah kepala sekolah memahami tentang

teori-teori kepemimpinan, memilih strategi yang tepat untuk mencapai visi misi

dan tujuan sekolah, mendorong inovasi dan perubahan sekolah kepada yang lebih

baik, berkomunikasi secara lancar dengan warga sekolah, staf sekolah, serta

menciptakan sekolah sebagai organisasi belajar. Selain itu, kepala sekolah

menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif bagi peserta didik,

mengelola sarana dan prasarana dalam rangka pendayagunaan secara optimal,

mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

arah dan tujuan pendidikan nasional, serta mengelola keuangan sekolah sesuai

dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transfaran dan efisien.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di SMP Negeri di Kabupaten

Deli Serdang hendaknya agar melakukan pengawasan atau supervisi secara

terencana dan terjadwal yang diperuntukkan bagu guru, hal ini menjadi sangat

penting mengingat guru merupakan salah satu pilar penentu bagi berlangsungnya

kegiatan pengajaran di sekolah. Kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah

bukan hanya ditunjukkan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar mengajar

guru semata, akan tetapi kegiatan supervisi hendaknya juga ditujukan pada upaya

pembinaan mental guru terutama menyangkut bagaimana guru hendaknya dapat

menghayati tugas maupun fungsinya dengan menunjukkan tanggung jawab untuk

melaksanakan tugas sebaik-baiknya.

Kepala sekolah mengadakan pelatihan sebagai serangkaian tindakan yang

(34)

137

dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satu waktu yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan kerja dalam bidang pekerjaan tertentu guna

meningkatkan efektivitas dan produktivitas di sekolah.Pelatihan juga dipandang

sebagai usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam meningkatkan

mutu tenaga kependidikan di bidang pengetahuan, kemampuan, kepribadian agar

lebih mampu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi jabatannya.

Selain itu kepala sekolah perlu membangun kebersamaan dalam

organisasi, sehingga dalam bekerja para anggota akan saling membantu dalam

bekerja atau bekerja dama dan sama-sama bekerja dengan demikian kinerjanya

akan semakin baik pula. Dengan kata lain, guru-guru dan siswa tidak dalam

keadaan terpaksa dalam melakukan tugas-tugasnya tetapi karena motivasi yang

timbul dari diri guru dan siswa untuk mencapai tujuan sekolah secara maksimal.

2. Upaya Meningkatan Sekolah efektifMelalui Peningkatan Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan

Berdasarkan hasil pengujian kecenderungan menunjukkan bahwa variabel

Komitmen Penjaminan Mutu Pendidikan dalam penelitian ini cenderung sedang

yang dibuktikan dengan 47,50% responden masuk dalam kategori sedang. Hasil

analisis juga menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara

komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah efektif. Hal ini

memberikan pengertian bahwa peningkatan komitmen penjaminan mutu

pendidikanakan meningkatkan sekolah efektif. Oleh karena itu upaya peningkatan

komitmen penjaminan mutu pendidikan juga merupakan upaya peningkatan

(35)

138

Berdasarkan hasil penelitian komitmen penjaminan mutu pendidikan

diukur melalui indikator yaitu: komimen terhadap stanar isi, komitemen terhadap

standar proses, komitmen terhadap standar kompetensi lulusan, komitmen

terhadap standar pendidik dan tenaga kependidikan, komitmen terhadap standar

sarana dan prasarana, komitmen terhadap standar pengelolaan, komitemn terhadap

standar pembiayaan, dan komitmen terhadap standar penilaian. Untuk

meningkatkan komitmen penjaminan mutu pendidikan dapat dilakukan melalui

menciptakan suasana kerja dimana kepala sekolah, guru dan staf sekolah tidak

hanya melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya tetapi juga

menciptakan suasana supaya kepala sekolah, guru dan staf sekolah lebih

bertanggung jawab bertindak secara kreatif dan meningkatkan kemampuannya

dalam usaha mencapai tujuan sekolah.

Komitmen terhadap penjaminan mutu pendidikan dapat memelihara minat

kepala sekolah, guru, dan staf sekolah terhadap organisasi sekolah tempatnya

bekerja.Komitmen ini menimbulkan rasa senang dan kebetahan diri dalam

melaksanakan pekerjaan tersebut. Apabila sekolah dapat mencapai sasaran yang

telah ditetapkan maka kepuasan akan prestasi kerja kepala sekolah, guru, dan staf

sekolah akan lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja di sekolah.

Untuk mendukung komitmen penjaminan mutu pendidikan yang tinggi

diperlukan adanya komunikasi yang positif antar berbagai personil di sekolah.

Untuk menjamin terciptanya komunikasi yang efektif maka perlu dilakukan

(36)

kebijakan-139

kebijakan. Misalnya perlu melakukan diskusi, rapat, konsolidasi di antara guru,

staf sekolah dengan kepala sekolah, juga melibatkan komite sekolah.

Kepala sekolah sebelum mengambil keputusan dalam menyelesaikan

masalah di sekolah perlu mempertimbangkan banyak hal dengan melibatkan

pihak-pihak eksternal seperti komite sekolah, sehingga hasil keputusan yang

diambil menunjukkan mekanisme yang terprogram dan terencana, tanggap

terhadap persoalan, mempunyai perencanaan yang baik, mempunyai sistem dan

prosedur yang merupakan bagian dari upaya meningkatkan komitmen penjaminan

mutu pendidikan. Komitmen penjaminan mutu pendidikan yang baik akan

membangun kerja sama dan hubungan baik sesama anggota dalam organisasi

yang dapat mempengaruhi kepuasan tersendiri bagi anggota organisasi dan

selanjutnya sekolah efektif akan tercapai.

Selain dukungan komunikasiyang baik dan pelibatan komite sekolah

dalam meningkatkan komitmen penjaminan mutu pendidikandi sekolah, juga

diperlukan perangkat peraturan yang baik agar penggunaan sarana dan prasarana

serta pengelolaan pembiayaan sekolah (keuangan sekolah) dapat dipergunakan

secara efektif dan efisien dalam meningkatkan sekolah efektif. Peraturan dan tata

tertib di lingkungan sekolah harus dirancang dengan baik dan adil sehingga dapat

diterima oleh semua pihak yang melaksanakan dalam rangka mencapai visi, misi

(37)

140

3. Upaya Meningkatan Sekolah EfektifMelalui Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah dan Komitmen penjaminan mutu pendidikan

Berdasarkan hasil pengujian kecenderungan menunjukkan bahwa variabel

kinerja kepala sekolah dalam penelitian ini cenderung sedang yang dibuktikan

dengan 55,00% responden masuk dalam kategori sedang, untuk variabel

komitmen penjaminan mutu pendidikan cenderung sedang dibuktikan 47,50%

responden masuk dalam kategori sedang. Sedangkan untuk variabel sekolah

efektif dalam penelitian ini cenderung sedang yang dibuktikan dengan 52,50%

responden masuk dalam kategori sedang.

Memperhatikan uji kecenderungan di atas, terlihat bahwa ketiga variabel

yang digunakan dalam penelitian ini terlihat bahwa kecenderungan variabel dalam

kategori sedang. Berdasarkan hal ini implikasi dari data di atas masih dipandang

perlu meningkatkan kinerja kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu

pendidikanguna mencapai tujuan sekolah efektif di SMP Negeri di Kabupaten

Deli Serdang. Hal ini menjadi penting mengingat bahwa sekolah efektif akan

menjadi optimal, bilamana juga diintegrasikan dengan komponen sistem sekolah,

baik itu kepala sekolah, guru, staf, peserta didik, komite sekolah, serta adanya

komitmen yang tinggi akan penjaminan mutu pendidikan di sekolah. Sebagaimana

yang dikatakan oleh Engkoswara (1987:23) bahwa sekolah efektif terdiri dari

kepemimpinan sekolah, guru, tenaga pendidikan dan personil lainnya, siswa,

kurikulum, sarana prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan

masyarakatnya, serta pengelolaan bidang khusus lainnya, yang hasil nyatanya

merujuk pada hasil yang diharapkan bahkan menunjukkan kedekatan/kemiripan

(38)

141

kompetensi kepala sekolah dalam memimpin yang diimplementasikan dalam

kinerjanyaakan mendorong sejumlah orang agar bisa bekerjasama dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Sedangkan

komitmen penjaminan mutu pendidikan yang tinggiakan menjadi kunci

pendorong bagi para anggota personil sekolah uantuk menghasilkan kinerja yang

lebih baik.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kecilnya

hubungan yang diberikan kinerja kepala sekolah maupun komitmen penjaminan

mutu pendidikan dalam temuan ini menunjukkan bahwa persoalan keduanya

selama ini telah berlangsung sehingga berimplikasi pada upaya peningkatan

sekolah efektif. Memperhatikan hal ini kepala sekolah hendaknya dapat lebih

memperhatikan aspek kepemimpinan maupun kemampuan manajerial ini untuk

masa akan datang. Jika hal ini tidak mendapat perhatian dari kepala sekolah maka

akan muncul perilaku personil sekolah dalam pelaksanaan tanggung jawabnya

dengantidak sepenuh hati sehingga hasil kerja yang diharapkantidak akan

maksimal.

Sekolah diharapkan memiliki visi dan misi dan target mutu yang harus

dicapai sesuai standar yang yang telah ditetapkan. Seluruh personil sekolah

meliputi kepala sekolah, guru, staf, dan siswa juga diharapkan memiliki harapan

yang tinggi untuk berprestasi serta dapat mengembangkan diri ke arah yang lebih

baik. Selain itu, merupakan hal yang sangat penting bahwa sekolah memiliki

dukungan dan partisipasi dari orangtua siswa dan masyarakat untuk mencapai

(39)

142

Begitu juga dengan komitmen penjaminan mutu pendidikan, walaupun

dari hasil penelitian berdampak positif terhadap sekolah efektif, namun demikian

masih dianggap perlu meningkatkan kerjasama, kekompakkan dan sinergisitas

kepala sekolah dengan personil sekolah untuk masa-masa yang akan datang guna

menciptakan suasana dan kualitas pendidikan di sekolah yang optimal dan

bermutu.

C. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka dapat diberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah beberapa hal yang disarankan

adalah kepala sekolah mau berlatih dan belajar untuk meningkatkan

kompetensinya. Setiap kepala sekolah harus mampu mengoptimalkan

kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosialnya

untuk pengembangan sekolah. Diharapkan dengan upaya di atas kinerja kepala

sekolah dapat terus terjaga dengan baik, dan pencapaian sekolah efektif dapat

terlaksana.

2. Untuk meningkatkan komitmen penjaminan mutu pendidikan, disarankan

kepala sekolah memberdayakan peran serta guru dan pegawai di sekolah.

berapa hal yang disarankan untuk dilakukan kepala sekolah adalah:

meningkatkan semangat kinerja, menjalin kerjasama yang harmonisseluruh

personil sekolah, meningkatkan minat guru terhadap perkembangan

(40)

143

meningkatkan kualitas profesional guru. Diharapkan dengan upaya di atas

komitmen penjaminan mutu pendidikan dapat terus terjaga dengan baik, dan

pencapaian sekolah efektif dapat terlaksana.

3. Guru hendaknya dapat menjadi pendidik dan pengajar yang komunikatif bagi

siswanya. Peran tersebut akan membawa kemampuan guru dalam memengaruhi,

membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan para siswanya sehingga mau dan

mampu belajar secara maksimal sehingga berpengaruh terhadap kualitas

siswa/lulusan di sekolah tersebut.

4. Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang beserta jajaran yang terkait lainnya,

terutama dalam hal meningkatkan sekolah efektif disarankan memberikan

perhatian khusus dalam hal: (1) melakukan pelatihan terhadap guru untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan metode pembelajaran,

(2) melakukan supervisi dan pembinaan kepada sekolahdan menilai kinerja

sekolah serta melakukan rencana tindak lanjut(3) memberikan bantuan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan oleh sekolah.

5. Seluruh personil sekolah dan komite sekolah diharapkan untuk memberikan

respon positif dan dukungannya terhadap pencapaian sekolah efektif.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mendukung dan bekerja

keras untuk mencapaivisi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan bersama.

6. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara kinerja

kepala sekolah dan komitmen penjaminan mutu pendidikan dengan sekolah

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 1996.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

As'ad, M. 2003. Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Liberty.

Ariani, W. Dorothea. 2003. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Basuki, Ari dan Sumarno.2004. “Implementasi Sistem Jaminan Mutu (Quality Assurance) Proses PembelajaranPerguruan Tinggi”.Jurnal penelitian dan evaluasi Nomor 7 tahun 6 2004.

Bafadal, Ibrahim. 2002. “ Akselerasi Mutu Sekolah Dasar Penelitian Tindakan Kelembagaan”.Jurnal Ilmu Pendidikan. Tahun 29 Nomor 2 Juli 2002.

Bhat, V. dan Cozzolino, J. 1993. Total Quality: An Effective Management Tool. (www.casact.org) di akses 17 Maret 2011

Cheng, Yin, Cheong. 1996. School Effectiveness and School-based Management. New York: Palmer Press.

Cochran, W.G. 1997. Sampling Tehnique. New York: John Willey & Sons.

Danim, Sudarwan. 2008. VisiBaru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Dharma, A. 1985. Manajemen Prestasi Kerja.Jakarta: Rajawali

Engkoswara. 1987. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Fink, M. 1992. Organizational Commitment. New York: Jhon Willey and Sons, Inc.

Gaspersz, V. 2006. Total Quality Management: TQM untuk Praktisi Bisnis dan Industri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 2001. Working With Emotional Intellegence: Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, Terjemahan Alex Tri Kuntjono Widodo. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

(42)

145

Hasibuan, S.P. Malayu. 1996. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT Gunung Agung.

Hernacki, Michael and Deporter, Deporter. 2000. Quantum Bisnis: Membiasakan Bisnis Secara Etis dan Sehat. Bandung: Kaifa.

Hersey, Paul and Blanchard, Kenneth H. 1988.Management of Organizational Behaviour Utilizing Human Resources. New Jersey: Prentice-Hall.

Hornby, A.S. 2000.Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. Oxford: University Press.

Ilyas, Y. 2002. Kinerja (Teori dan Penilaian).Jakarta: Pusat Kajian EkonomiKesehatan FKM UI.

Juran, J.M. 1989. Leadership for Quality. The Free Press, MacMillan,Inc. Penerjemah: E. Nugroho. Kepemimpinan Mutu. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Khoridah, Endang Erawati. 2004. “ Manajemen Mutu Terpadu Madrasah Aliyah”.Jurnal penelitian dan evaluasi Nomor 7 tahun 6 2004.

Komariah, Aan dan Cepi, Triatna. 2006. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Koster, Wayan. 2001. Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah

Tidak Efektif. (www.depdiknas.go.id/jurnal/12.htm) Diakses 12 Maret

2011.

Makmun, Abin, S. 1999. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Maulana, Ahmad. 2006. “ Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Lembaga Pendidikan Islam”.Jurnal Ilmu Pendidikan. Tahun 29 Nomor 2 Juli 2002.

Minner, Jhon B. 1992. Industrial Organizational Psychology. New York: McGraw-Hill.

Moekijat. 1989. Manajemen Kepegawaian. Bandung: Alumni.

Moenir. 1998. Manajemen Pelayanan Umum Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.

Newstrom, Jhon W. and David, Keith. 1997. Organiztional Behavior: Human

(43)

146

Prawirosentono, S. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

KinerjaKaryawan. Yogyakarta: BPFE.

Presiden RI. 2005.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Citra Umbara.

Rivai, dan Basri. 2005. Performance Appraisal Sistem yang tepat untuk menilai

Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stepehen P. 1996. Perilaku Organisasi, Terjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: PT. Prehalindo.

Rucky, Ahmad S. 2002. Sistem Manajemen Kinerja.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Raja Grafindo Persada.

Saud, U.S dkk. 2006. Model Penilaian Keberhasilan Pendidikan di Tingkat Sekolah Dasar. Bandung: Angkasa.

Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat: Strategi

Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.

_____________. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

_____________. 2009. Manajemen Stratejik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sallis, E. 2006.Total Management Education: Manajemen Mutu Pendidikan. Alih bahasa: A. Ali & Fahrurrozi. Yogyakarta: IRCiSoD.

Salancik, G.R. 1988. Commitment Control of Organization Behavior and Belief: New Directions in Organizational Behavior. Chichago: ST. Clair Press.

Satori, D. 1995. Masalah Mutu Pendidikan. Makalah bahan diskusi pendidikan bersama (diakses dari http://www. depdiknas.co.id) Diakses 12 Maret 2011

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas

Kerja.Bandung:Mandor Maju.

(44)

147

Steers, RM. 1980. Introduction to Organzational Behavior. USA: Accot Foresman and Company.

Steers, Richard M. and Porter W. Lymann. 2003. Motivation And Work Behavior. New York: McGraw-Hill, Inc.

Stouth, Kenneth and Walker, Allan. 1995. Teams, Teamwork & Team Building The manager Guide To Team In Organization. Singapore: Prentice Hall.

Sutisna, Oteng. 1993. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.

Sukandar. 2007. ”Efektifitas Kepemimpinan Manajerial Kepala Sekolah”.Jurnal Penelitian dan Evaluasi Nomor 7 tahun 6 2004.

Suprihanto, J. 1988.Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan

PengembanganKaryawan. Yogyakarta: BPFE.

Sudjana. 2002. Metode Penelitian Statistik. Bandung: Tarsito.

Tilaar, H. A. R . 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional . Jakarta: Rineka Cipta.

Tola,Burhanudin dan Furqon. 2004. Penilaian Sekolah Efektif. (Http.//www.Depdiknas.go.id/Jurnal/44/htm) Diakses 16 Februari 2011.

Yantoro. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi di SMA Titian Teras Muara Jambi, SMA Negeri 1 Kota

Jambi dan SMA 2 Sarolangun). (http//:www.digilib.upi.edu) diakses 18

Gambar

Gambar 2.1 Hirarki Konsep Mutu .................................................................................
Gambaran di atas mengindikasikan bahwa pengelolaan pendidikan tingkat

Referensi

Dokumen terkait

terdapat hubungan positif yang berarti antara pelaksanaan koordinasi kepala sekolah dan disiplin kelja secara bersama-sama dengan efektivitas kinelja guru SMP Negeri di

sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel persepsi guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru adalah sebesar 22.86%, (2) terdapat hubungan

Persepsi Komunitas Sekolah Terhadap Komitmen Dan Partisipasi Dalam Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan: Studi Korelasi pada Sekolah Menengah Pertama Di Kota

Masukan dari Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP ) Jawa Barat ,sesuai dengan tugas pokok LPMP adalah melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar

Hal ini menunjukkan Pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan, Motivasi Kerja Kepala Sekolah dan Kinerja Kepala Sekolah, secara bersama-sama berpengaruh positif

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kapabilitas kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru, baik sendiri- sendiri maupun secara bersama-sama dengan mutu

Analisis koesifien determinasi digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah secara bersama-sama terhadap

(3)Terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara kapabilitas kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru secara bersama-sama dengan mutu pembelajaran di