1 S KRIPS I
Hubungan Profesionalisme Guru Dengan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas V SD Negeri 101775 Sampali
T.A 2011/2012
DIAJUKAN UNTUK MEMEN UHI S ALAH S ATU S YARAT MENDAPATKAN GELAR S ARJAN A
O LEH:
BOYE GURNI NG
108313043
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIMED
4
KAT A PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang M aha Esa, atas
segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang
direncanakan. Adapun judul skripsi ini adalah Hubungan Profesionalisme Guru
Dengan Hasil Belajar Siswa Pada M ata Pelajaran IP S Kelas V SD Negeri 101775
Sampali T.A 2011/2012”
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana. Selama penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas
Ilmu Pendidikan UNIM ED peneliti banyak mendapatkan dukungan baik moral
maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri M edan Bapak Prof.Dr Ibnu Hajar, M .Pd.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIM ED, Bapak Drs. Nasrun, M S
3. Ketua dan Sekretaris jurusan PPSD, Bapak Drs. Khairul Anwar, M .Pd dan
Bapak Drs. Ramli Sitorus, M .Ed.
4. Ibu Dra.Eva Betty Simanjuntak, M .Pd sebagai dosen pembimbing yang
selalu membimbing peneliti dengan penuh kebijaksanaan memberikan
arahan-arahan.
5. Bapak Drs. Ramli Sitorus, M .Ed, Ibu Dra. Risma Sitohang, M .Pd, dan Ibu
Dra. Piti Singarimbun, M .Pd sebagai penyelaras proposal skripsi,
5
6. Ibu Ida Eriani S.Pd, kepala sekolah SD Negeri 101775 Sampali, Ibu
Kadance Sihombing guru kelas V-A sekaligus guru bidang studi IPS, dan
semua dewan guru beserta staf SD Negeri 101775 Sampali.
7. Siswa/siswi SD Negeri 101775 Sampali khususnya kelas V-A.
8. Ayahanda tersayang P.Gurning dan Ibunda tercinta N.Simbolon atas
semua kasih sayangnya dan doa kepada peneliti dan dukungan dalam
semua hal yang dibutuhkan peneliti. Aku menyayangi kalian.
9. Kakak dan Abang Ipar Denry Sitanggang atas dukungan dan bantuannya
kepada peneliti.
10.Abang ku satu-satunya Baringin Gurning, terimakasih atas semangatnya
mendukung peneliti.
11.Kakak dan Abang Ipar Cintya Tarigan, atas semua doa dan dukungannya
yang senantiasa sabar menghadapi sikap peneliti.
12.Ponakan-ponakanku yang lucu-lucu, Denry Sitanggang, Tasya Sitanggang,
Petra Hasian Sitanggang dan Cintya Br. Tarigan.
13.Special thanks untuk pacarku tersayang Sri R Sijabat dan Keluarga atas
kesetiaannya menemani dan membantu peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, peneliti
menyampaikan terima kasih, semoga Tuhan Yang M aha Esa memberikan
Rahmat, Kasih serta berkatnya atas segala bantuan yang telah diberikan. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih
M edan, Juni 2012
Penulis,
7
2.3.Faktor-Faktor yang M empengaruhi Hasil Belajar……... 32
8
B. Kerangka konseptual………... 35
C. Hipotesis Penelitian………. 39
BAB III METODOLOGI PEN ELITIAN A. Jenis Penelitian………. 40
1. Gambaran Umum Keadaan Tenaga Pendidik SD Negeri 101775 Sampali ………... 53
2. Hasil Penelitian... 55
3. Hasil Belajar……… 57
9
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Indikator Guru Profesional ... 24
Tabel 2 : Kisi-kisi Angket Guru IPS Profesional... 42
Tabel 3 : Penilaian Perencanaan Pembelajaran (APKG I)………...… 43
Tabel 4 : Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran (APKG II)………. 44
Tabel 5 : Penilaian Aspek Pribadi dan Sosial (APKG III)……….. 45
Tabel 6 : Skor Jawaban Angket Guru IPS Profesional ... 47
Tabel 7 : Klasifikasi Skor Angket Guru Profesional ... 47
Tabel 8 : Interpretasi Sederhana Terhadap Angka Indeks Korelasi “r” product moment ( )……….. 49
Tabel 9: Keadaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Administrasi SD Negeri 101775 Sampali……… 53
Tabel 10 :Analisis Item Untuk Skor Angket Profesionalisme Guru dalam Bidang Studi IPS di SD Negeri 101775 Sampali……….. 55
Tabel 11 :Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Siswa dari Angket Profesionalisme Guru……… 56
Tabel 12 :Daftar Nilai Siswa dalam M ata Pelajaran IPS Semester Genap T.A 2011/2012……… 57
10
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang yang mengisi kemajuan bangsa adalah pendidikan,
sebab pendidikan merupakan peran penting dalam meningkatkan potensi setiap
SDM (Sumber Daya M anusia) untuk menghasilkan tingkat prestasi yang baik.
Pendidikan yang mempunyai kulitas tinggi akan menghasilkan SDM yang
berkualiatas juga. Akan tetapi sebaliknya, jika pendidikan yang dimiliki tidak
berkualitas akan menghasilkan SDM yang berkualitas rendah. Pendidikan
merupakan pondasi utama untuk menbangun kemajuan suatu bangsa. Oleh karena
itu pendidikan harus dibakali dan dibenahi sejak dari awal.
Sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam
pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas
sumber daya manusia, yaitu: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3)
guru dan tenaga kependidikan yang profesional. Sejalan dengan kebijakan
pemerintah dalam pembangunan bidang lain, dan dengan konsep otonomi daerah
yang memberikan keleluasaan untuk membangun daerahnya termasuk pendidikan
yang didesentralisasikan, pendidikan lebih ditekankan pada relevansi dan efisiensi
pendidikan dengan memberdayakan guru yang kreatif, profesional, dan
menyenangkan sehingga mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif,
suasana pembelajaran yang menantang, dan mampu membelajarkan dengan cara
12
terutama karena dalam setiap pembelajaran, guru memiliki peranan yang sangat
sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun elevator pembelajaran,
lebih-lebih di sekolah dasar. Hal ini berarti bahwa kemampuan profesional guru dalam
menciptakan pembelajaran yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan
pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pembelajaran sangat bergantung pada
kemampuan profesional guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar
kepada peserta didik secara efektif, dan efisien.
Syaodih dalam M ulyasah (2008:13) mengemukakan bahwa guru
memegang peranan yang sangat penting baik dalam perencanaan maupun
pelaksanaan kurikulum. Lebih lanjut dikemukakannya bahwa guru adalah
perencana, pelaksana,dan pengembangan kurikulum bagi kelasnya. Karena guru
juga bagian pengembang kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu
melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kurikulum.
M enyadari hal tersebut, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas,
kreatifitas, kualitas, dan profesionalisme guru. Hal tersebut lebih nampak lagi
dalam pendidikan yang dikembangkan secara desentralisasi sejalan dengan
kebijakan otonomi daerah, karena disini guru diberi kebebasan untuk memilih dan
mengembangkan materi standar dan kompetensi dasar dan kompetensi dasar
sesuai dengan kondisi serta kebutuhan daerah dan sekolah. Simon dan Alexander
dalam M ulyasah (2008:13) menyatakan bahwa ada dua kunci penting dari peran
guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik, yaitu
jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di
kelas dan kualitas kemampuan guru. Dalam hal ini, guru hendaknya memiliki
13
Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan dari segi
hasil. Dari segi proses guru dinyatakan berhasil apabila mampu melibatkan
sebagian peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses
pembelajaran. Disamping itu, dapat dilihat dari gairah dan semangat mengajarnya,
serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil
apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian
besar peserta didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Untuk
memenuhi tuntutan tersebut diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran.
Pengembangan kualitas guru merupakan suatu proses yang kompleks, dan
melibatkan berbagai faktor yang saling terkait. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaanya tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari para ahli terhadap
pengembangan kompetensi guru, tetapi harus pula dipahami berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan berbagai upaya
meningkatkan kualitas guru daalam mengembangkan berbagai aspek pendidikan
dan pembelajaran. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam implementasi kurikulum
2004 yang berbasis kompetensi, dengan menejemen berbasis sekolah, dalam
konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah. Pelaksanaan berbagai
kebijakan tersebut secara benar dan transparan dapat meningkatkan mutu
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, guru dituntut
menjadi ahli penyebar informasi yang baik, karena tugas utamanya antara lain
menyampaikan informasi kepada peserta didik. Guru juga berperan sebagai
perencana (designer), pelaksana (implementer), dan penilai (evaluator)
14
pribadi para peserta didik dengan penyediaan ilmu yang tepat dan latihan
keterampilan yang mereka perlukan, haruslah ada ketergantungan terhadap materi
standar yang efektif dan terorganisasi. Untuk itu diperlukan peran baru dari para
guru, mereka dituntut memiliki kereampilan-keterampilan teknis yang
memungkinkan untuk mengorganisasikan materi standar serta mengelolanya
dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Dalam kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), guru terutama
berperan dalam mengembangkan materi standar dan membentuk kompetensi
peserta didik. Sehubungan dengan itu, guru harus kreatif, profesional, dan
menyenangkan. Guru harus kreatif dalam memilah dan memilih, serta
mengembangkan materi standar sebagai bahan untuk membentuk kompetensi
peserta didik. Guru harus profesional dalam membentuk kompetensi peserta didik
sesuai dengan karakteristik individual masing-masing. Guru juga harus
menyenangkan, tidak saja bagi peserta didik, tetapi juga bagi dirinya. Artinya,
belajar dan pembelajaran harus menjadi makanan pokok guru sehari-hari, harus
dicintai, agar dapat membentuk dan membangkitkan rasa cinta dan nafsu belajar
peserta didik. Dalam kondisi dan perubahan yang bagaimanapun dahsyatnya, guru
harus tetap guru, jangan terpengaruh oleh isu, dan jangan bertindak terburu-buru.
Tidak kompetennya seorang guru dalam penyampaian bahan ajar secara tidak
langsung akan berpengaruh terhadap hasil dari pembelajaran. Karena proses
pembelajaran tidak hanya dapat tercapai dengan keberanian, melainkan faktor
utamanya adalah kompetensi yang ada dalam pribadi seorang guru. Keterbatasan
15
penunjang pokok pembelajaran lainnya akan berpengaruh terhadap hasil
pembelajaran
Dari pengamatan penulis yang dilakukan di lapangan, banyak guru yang
belum profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Terutama
dalam pelajaran sosial atau bidang studi IPS, guru hanya memberikan buku
bacaan tanpa mengembangkan dan mengorganisir pembelajaran tersebut agar
mudah dipahami oleh peserta didik. Pada hal pelajaran IPS merupakan pelajaran
yang harusnya disajikan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai media
agar lebih mudah untuk dipahani siswa. Pembelajaran IP S juga harus
dibelajarkan dengan konsep yang utuh, karenya banyak menyangkut kehidupan
sosial peserta didik. Disamping itu, guru juga kurang kreatif dalam penyampaian
materi IPS, masih menggunakan cara yang monoton yaitu membaca dan
menghafal. Dengan cara yang demikian, siswa mudah bosan dan merasa jenuh
terhadap pembelajaran tersebut. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul
penelitian “Hubungan Profesionalisme Guru Dengan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V S D Negeri 101775 S ampali T.A
16
B. Identifikasi Masalah
Adapun masalah-masalah yang terkait dengan profesionalisme guru dan
pembelajaran IPS di kelas, antara lain:
(a) guru kurang memahami cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar dan
bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan
kebutuhannya,
(b) guru kurang mampu memahami karakteristik dan kondisi peserta didik agar
mampu melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien,
(c) guru kurang mampu memilih alat peraga sederhana untuk memberi
kemudahan belajar bagi peserta didik,
(d) kurangnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan,
demokratis, dan lain-lain),
(e) keadaan yang sedang dialami guru (krisis ekonomi,perasaan terhadap
kenaikan gaji) berpengaruh dalam pembelajaran di kelas,
(f) pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IP S di SD kelas V rendah,
(g) hasil belajar siswa belum memuaskan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasasi masalah yang dikemukakan di atas dan
pertimbangan penulis agar penelitian lebih terarah maka penelitian ini dibatasi
pada “Hubungan Profesionalisme Guru Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
17
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: “Bagaimana hubungan profesionalisme guru dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IP S kelas V SD Negeri 101775 Sampali T.A
2011/2012?”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilaksanakan
dengan tujuan:
a. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan profesionalisme guru
dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SD
Negeri 101775 Sampali T.A 2011/2012.
b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat profesionalisme
guru dalam bidang studi IPS di kelas V SD.
d. Untuk memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa SD kelas
18
F. Manfaat Penelitian
M anfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai bahan masukan bagi para guru untuk dapat meningkatkan
profesionalismenya demi meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
b. Sebagai bahan masukan untuk para insan yang berperan dalam
lembaga kependidikan dalam upaya meningkatkan kualitas guru
yang berhubungan langsung terhadap peserta didik.
c. Sebagai pembelajaran bagi para calon guru, terkhusus bagi penulis
agar kelak bisa menjadi seorang guru profesional.
d. Sebagai referensi bagi penelitian lebih lanjut tentang
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dari jawaban siswa mengenai profesionalisme guru dalam bidang studi IPS,
sebagian besar siswa berpendapat bahwa guru bidang studi IPS SD Negeri
101775 Sampali berada pada kualifikasi tinggi. Sedangkan menurut pendapat
sebagian kecil siswa yang lain, guru mempunyai tingkat kompetensi
profesional yang sedang. Dengan demikian, sesuai dengan data yang ada,
profesionalisme guru dalam bidang studi IPS SD Negeri 101775 Sampali
adalah berada pada rata-rata tinggi.
2. Nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 101775 Sampali
tergolong tinggi atau baik.
3. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara profesionalisme guru dalam
bidang studi IPS dengan hasil belajar siswa SD Negeri 101775 Sampali bidang
studi IPS. Profesionalisme guru tersebut dapat mempengaruhi prestasi hasil
76
B. Saran
Dalam penelitian pendidikan ini, peneliti ingin memberikan beberapa
saran kepada sekolah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah
khususnya peningkatan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan oleh guru dan siswa. Adapun saran yang diajukan penulis adalah
sebagai berikut:
1. M eskipun dalam penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme guru
berpengaruh/berhubungan terhadap hasil belajar siswa dengan persentase yang
tinggi/baik, akan tetapi bukan berarti guru bidang studi IPS maupun siswa
merasa puas dengan situasi yang ada. Peneliti mengharapkan, baik guru
maupun murid lebih meningkatkan profesionalisme dan hasil belajar yang ada,
sehingga hasil pembelajaran akan lebih maksimal.
2. M eskipun hasil belajar siswa dapat dikualifikasikan tinggi/baik, akan tetapi
siswa diharapkan lebih meningkatkan hasil belajar baik secara konseptual
maupun praktis. Karena khusus dalam bidang studi IPS, penguasaan siswa
tidak hanya terbatas kepada penguasaan konsep, melainkan siswa harus
mampu mempraktekkan dan menghayatinya. Dengan demikian, apabila hal
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka tujuan hasil belajar akan lebih
optimal.
3. Bagi kepala sekolah atau bidang kurikulum, setelah penelitian ini dilakukan
diharapkan pengawasan terhadap guru lebih ditingkatkan. Pembinaan terhadap
siswa lebih dimaksimalkan. Karena, tanpa adanya pengawasan yang intens
tidak menutup kemungkinan kinerja guru akan menurun. Khusus untuk tenaga
77
personal, profesional, maupun secara sosial. Dengan demikian diharapkan
akan memberikan iklim pembelajaran yang harmonis dan berkualitas baik
secara akademik maupun non akademik.
4. M eskipun dalam penelitian yang dilakukan peneliti tidak memberikan
kesimpulan yang negatif, untuk peningkatan kualitas sekolah yang
bersangkutan, peneliti berpendapat perlu diadakan penelitian lebih lanjut
78
DAFTAR P US TAKA
Dimiyati, dkk (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.setjen.depdiknas.go.id/prodhukum/dokumen/5212007134511Permen_
162007.pdf/2008/01/09/.
Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
M ulyasa, E. 2008. Menjai Guru profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Namsa, M . Yunus. 2006. Kiprah Baru Profesi Guru Indonsia Wawasan
Metodologi Pengajaran. Jakarta: Pustaka M apan.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudijono, Anas. 2000. Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syah, M uhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Tim Dosen M atematika Universitas Negeri M edan Fakultas Ilmu Pendidikan.
2009. M edan. Bahan Ajar Statistik 2009.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan
79
Usman, M . Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Yamin, M artinis. 2007. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: