• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SUPERVISI KLINIS DAN KEINOVATIFAN KEPALA MADRASAH DENGAN KOMPETENSI PEDAGOGIS GURU MTS DI KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN EFEKTIVITAS SUPERVISI KLINIS DAN KEINOVATIFAN KEPALA MADRASAH DENGAN KOMPETENSI PEDAGOGIS GURU MTS DI KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

JUFRI EFFENDI

NIM. 809315009

Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

▸ Baca selengkapnya: contoh sk tim supervisi guru madrasah

(2)
(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat,

kemurahan dan karuniaNya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan tepat

pada waktunya. Tesis ini berjudul ”Hubungan Efektivitas Supervisi klinis dan

Keinovatifan Kepala Madrasah dengan Kompetensi pedagogis Guru MTs di

Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang”. Penulis menyadari bahwa

selesainya tesis ini tidak terlepas dari partisipasi berbagai pihak yang telah

memberikan bantuan moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak……….sebagai pembimbing I,

dan Bapak ………..…… sebagai pembimbing II, yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan

dalam penyelesaian tesis ini.

2. Bapak……….., Bapak ………, dan Bapak

………sebagai nara sumber dan penguji yang banyak memberikan

arahan dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

3. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan

Sekretaris Prodi, Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan

pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Prodi Administrasi

Pendidikan.

4. Kepala Madrasah dan Bapak/Ibu guru MTs di Kecamatan Sunggal

Kabupaten Deli Serdang telah mengizinkan dan bersedia membantu

(5)

5. ... dan seluruh rekan-rekan di

Prodi Adm. Pendidikan khususnya angkatan .../Reguler yang tidak

dapat saya sebutkan namanya satu persatu.

6. Ayahanda ..., Ibunda..., adikku..., yang

telah banyak memberikan doa dan dorongan moril selama penulis

mahasiswa.

7. Istri tercinta... dan ananda tersayang ..., yang

tabah dan ikhlas menunggu serta mengorbankan waktu kebersamaan

keluarga selama penulis mengerjakan tesis ini.

Akhirnya semoga semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan

tesis ini mendapat limpahan berkat dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, Desember 2011

(6)
(7)
(8)

i

ABSTRACT

JUFRI EFFENDI, The Correlation of Clinical Supervision Effectiveness and Innovative of a Headmaster to the Pedagogical Competence of Teacher at MTs District Sunggal Regency Deli Serdang. Thesis. Medan: Post Graduate Program of State University of Medan, 2011.

This research is aims to study; (1) the correlation between clinical supervision effectiveness of headmaster and pedagogical competence of teacher at MTs District Sunggal Regency Deli Serdang, (2) the correlation between innovative of a headmaster and pedagogical competence of teacher at MTs District Sunggal Regency Deli Serdang, (3) the correlation clinical supervision effectiveness and innovative of a headmaster to the pedagogical competence of teacher at MTs District Sunggal Regency Deli Serdang.

This type of research by using proportional random sampling, as many as 93 people are taken as the sample drawn on the basis of Harry King Nomogram Table (N ≤ 2000). Before study the instrument was tested to the population out of sampel for 30 teachers to know the validity and reliability of instrument research. Instrument used to collect data is the Likert scale questionnaire. To test the hypotesis used to technique of correlation and regression analyses of simple and double, at the significance level of 0,05. Data processing in this research using SPSS version 15 program.

(9)

ABSTRAK

JUFRI EFFENDI, Hubungan Efektivitas Supervisi Klinis dan Keinovatifan Kepala Madrasah dengan Kompetensi Pedagogis Guru MTs di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; (1) hubungan antara persepsi guru terhadap efektivitas supervisi klinis kepala madrasah dengan kompetensi pedagogis guru MTs di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, (2) hubungan antara keinovatifan kepala madrasah dengan kompetensi pedagogis guru MTs di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, (3) hubungan persepsi guru terhadap efektivitas supervisi klinis dan keinovatifan kepala madrasah secara bersama-sama dengan kompetensi pedagogis guru MTs di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

Jenis penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling, ukuran sampel sebanyak 93 orang didasarkan pada tabel Nomogram Harry King (N ≤ 2000). Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen terhadap populasi di luar sampel yang berjumlah 30 guru, bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah kuesioner skala Likert. Untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis korelasi dan regresi sederhana dan ganda, pada taraf signifikansi 0,05. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunakan program SPSS versi 15.

(10)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 13

C. Batasan Masalah ... 13

D. Rumusan Masalah ... 14

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 16

A. Kerangka Teoretis ... 16

1. Pengembangan Kompetensi Pedagogis Guru ... 28

2. Hakikat Terhadap Efektivitas Supervisi Klinis ... 22

(11)

4. Penelitian yang Relevan ... 62

C. Kerangka Berfikir ... 64

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 68

BAB III METODE PENELITIAN ... 69

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 69

B. Sumber Data ... 69

C. Desain Penelitian ... 71

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 72

E. Teknik dan Istrumen Pengumpulan Data Penelitian ... 75

F. Uji Coba Instrumen... 80

G. Teknik Analisis Data ... 83

1. Analisis Deskripsi Data ... 83

2. Uji Asumsi Dasar ... 83

a. Uji Normalitas ... 84

b. Uji Linieritas ... 84

3. Analisis Korelasi Sederhana ... 84

4. Analisis Korelasi Parsial ... 85

5. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 85

6. Analisis Regresi Linier Berganda ... 86

a. Analisis Korelasi Ganda (R) ... 87

b. Koefisien Determinasi (R2) ... 87

c. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) ... 87

(12)

vii

7. Uji Hipotesis Penelitian ... 88

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 89

A. Hasil Penelitian ... 89

1. Deskripsi Data Instrumen Penelitian ... 89

a. Validitas Angket ... 89

b. Reliabilitas Angket ... 90

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 90

a. Data Angket Efektivitas Supervisi Klinis ... 90

b. Data Angket Keinovatifan Kepala Madrasah ... 91

c. Data Angket Kompetensi Pedagogis Guru ... 93

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 94

1. Uji Asumsi Dasar ... 94

a. Uji Normalitas ... 94

b. Uji Linieritas ... 95

2. Analisis Korelasi Sederhana... 97

3. Analisis Korelasi Parsial ... 102

4. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 106

5. Analisis Regresi Linier Berganda ... 108

a. Analisis Korelasi Ganda (R) ... 109

b. Koefisien Determinasi (R2) ... 110

c. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) ... 111

d. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 111

(13)

D. Pembahasan Penelitian ... 117

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 122

A.Simpulan ... 122

B.Saran ... 123

(14)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Distribusi Populasi Penelitian ... 70

3.2. Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Pedagogis Guru ... 76

3.3. Kisi-Kisi Instrumen Efektivitas Supervisi Klinis ... 78

3.4. Kisi-Kisi Instrumen Keinovatifan ... 79

3.5. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 86

4.1. Hasil Uji Validitas Angket ... 89

4.2. Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 90

4.3. Distribusi Frekuensi Data Efektivitas Supervisi Klinis ... 90

4.4. Distribusi Frekuensi Data Keinovatifan ... 92

4.5. Distribusi Frekuensi Data Kompetensi pedagogis Guru ... 93

4.6. Hasil Uji Normalitas Data ... 95

4.7. Hasil Uji Linier X1 Terhadap Y ... 96

4.8. Hasil Uji Linier X2 Terhadap Y ... 97

4.9. Hasil Analisis Korelasi Sederhana Antara X1 dengan Y ... 98

4.10. Hasil Analisis Korelasi Sederhana Antara X2 dengan Y ... 99

4.11. Hasil Analisis Korelasi Sederhana Antara X1 dan X2 ... 101

4.12. Hasil Analisis Korelasi Parsial X1 dan X2, dikontrol Y ... 102

4.13. Hasil Analisis Korelasi Parsial X1 dan Y, dikontrol X2 ... 104

4.14. Hasil Analisis Korelasi Parsial X2 dan Y, dikontrol X1 ... 105

4.15. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana X1 dan Y ... 106

4.16. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana X2 dan Y ... 107

(15)

4.18. Hasil Analisis Korelasi Ganda (R) ... 109

4.19. Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 110

4.20. Hasil Uji F ... 111

4.21. Hasil Uji t ... 112

5.1. Data Angket Efektivitas Supervisi Klinis ... 137

5.2. Hasil Uji Validitas Efektivitas Supervisi Klinis ... 138

5.3. Validitas Angket Efektivitas Supervisi Klinis ... 140

5.4. Data Angket Keinovatifan ... 141

5.5. Hasil Uji Validitas Keinovatifan ... 142

5.6. Validitas Angket Keinovatifan ... 144

5.7. Data Angket Kompetensi pedagogis Guru ... 145

5.8. Hasil Uji Validitas Kompetensi pedagogis Guru ... 146

5.9. Validitas Angket kompetensi pedagogis Guru ... 148

(16)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Desain Penelitian Hubungan Antar Variabel ... 72

4.1. Histogram Data Efektivitas Supervisi Klinis ... 91

4.2. Histogram Data Keinovatifan ... 92

4.3. Histogram Data Kompetensi pedagogis Guru ... 93

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 128

2. Analisis Instrumen Angket ... 136

3. Perhitungan Statistik Deskriptif ... 152

4. Uji Normalitas Data ... 156

5. Uji Linieritas ... 158

6. Analisis Korelasi Sederhana ... 160

7. Analisis Korelasi Parsial ... 162

8. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 164

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jalal & Mustafa (2001:18) mengatakan bahwa, guru merupakan faktor

kunci yang paling menentukan keberhasilan pendidikan dilihat dari prestasi

belajar peserta didik. Artinya, tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik tidak

terlepas dari peran guru dalam pembelajaran.

Menyikapi hasil penelitian itu, memang relevan dengan kondisi nyata

kompetensi guru Indonesia yang perlu ditingkatkan. Reformasi apapun yang

dilakukan dalam pembenahan pendidikan tidak akan efektif tanpa guru

profesional. Pembaharuan kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana,

penerapan metode, teknik, dan pendekatan pembelajaran yang terbaru sekalipun,

bahkan memberikan bantuan dana kepada sekolah, jika tanpa guru profesional,

maka semua upaya yang dilakukan kurang berhasil mencapai output yang

memuaskan.

Menjadi profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Seorang ahli,

tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua

ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan

ahli, tetapi juga menyangkut persoalan integritas dan personaliti. Dalam perspektif

pengembangan sumber daya manusia, menjadi profesional adalah satu kesatuan

antara konsep personaliti dan integritas yang dipadupadankan dengan skill atau

(19)

Menjadi profesional adalah tuntutan setiap profesi, seperti dokter,

insinyur, pilot, ataupun profesi yang telah familiar ditengah masyarakat. Akan

tetapi guru, sudahkan menjadi profesi dengan kriteria di atas. Guru jelas sebuah

profesi, akan tetapi sudah adakah sebuah profesi yang profesional, minimal

menjadi guru harus memiliki keahlian tertentu dan distandarkan secara kode

keprofesian. Apabila keahlian tersebut tidak dimiliki, maka tidak dapat disebut

guru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak sembarangan orang bisa

menjadi guru.

Guru adalah operator sebuah kurikulum pendidikan. Ujung tombak

pejuang pengentas kebodohan. Bahkan guru adalah mata rantai dan pilar

peradaban dan benang merah bagi proses perubahan dan kemajuan suatu

masyarakat atau bangsa.

Mengingat guru adalah pekerjaan yang sangat idealis, guru harus memiliki

kompetensi yang dinamakan kompetensi keguruan yang bertujuan sebagai

penguasaan kecakapan kerja atau keahlian yang dituntut selaras dengan bidang

kerja keguruan. Dengan kecakapan dan keahlian itu, guru mempunyai wewenang

dalam melakukan pelayanan keguruannya. Dalam bentuk nyata guru yang

berkompetensi mampu bekerja dalam bidang pendidikan secara efektif dan

efesien. Kompetensi keguruan menunjukkan kualitas serta kuantitas layanan

pendidikan yang dilakukan oleh guru secara terstandar.

Menjadi guru mungkin semua orang bisa. Tetapi menjadi guru yang

memiliki keahlian dalam mendidik atau mengajar perlu pendidikan, pelatihan dan

jam terbang yang memadai. Dalam kontek di atas, untuk menjadi guru seperti

(20)

3

intelektual yang memadai, kemampuan memahami visi dan misi pendidikan,

keahlian mentransfer ilmu pengetahuan atau metodelogi pembelajaran,

memahami konsep perkembangan anak/psikologi perkembangan, kemampuan

mengorganisir dan problem solving, kreatif dan memiliki seni dalam mendidik.

Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti membimbing,

membina, mengasuh ataupun mengajar. Ibarat sebuah contoh lukisan yang akan

ditiru oleh anak didiknya. Baik buruk hasil lukisan tersebut tergantung dari

contonya. Guru (digugu dan ditiru) otomatis menjadi teladan. Melihat peran

tersebut, sudah menjadi kemutlakan bahwa guru harus memiliki integritas dan

personaliti yang baik dan benar. Hal ini sangat mendasar, karena tugas guru bukan

hanya mengajar (transfer knowledge) tetapi juga menanamkan nilai-nilai dasar

dari bangun karakter atau akhlak anak.

Di Indonesia sudah menjadi realitas umum bahwa guru bukan menjadi

profesi yang berkelas, baik secara sosial maupun ekonomi. Hal yang biasa,

apabila menjadi Teller di sebuah Bank, lebih terlihat high class dibandingkan

guru. jika ingin memposisikan profesi guru setara dengan profesi lainnya, mulai

di blow up bahwa profesi guru setaraf atau derajat yang tinggi dan dihormati

dalam masyarakat. Karena mengingat begitu fundamental peran guru bagi proses

perubahan dan perbaikan di masyarakat.

Cukup banyak penelitian yang mengungkapkan tentang kompetensi

pedagogis guru dalam pembelajaran. Apabila mengacu pada Human Index

Development (HDI), Indonesia menjadi negara dengan kualias SDM yang

memprihatinkan. Berdasarkan HDI tahun 2007, Indonesia berada diperingkat 107

(21)

Indonesia jauh tertinggal. Contoh Malaysia berada diperingkat 63, Thailand 78,

dan Singapura 25. Indonesia hanya lebih baik dari Papua Nugini dan Timor Leste

yang berada diposisi 145 dan 150.

HDI merupakan potret tahunan untuk melihat perkembangan manusia di

suatu negara. HDI adalah kumpulan penilaian dari 3 (tiga) kategori, yakni

kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Jadi jelaslah bahwa, sudah saatnya Indonesia

menjadikan sektor pendidikan sebagai prioritas utama dalam program

pembangunan. Apabilah hal ini tidak dibenahi, bukan hal mustahil daya saing dan

kualitas manusia Indonesia akan lebih rendah dari negara yang baru saja merdeka

seperti Vietnam atau Timor Leste.

Guru dalam proses pembelajaran mempunyai fungsi multi peran yakni

sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih. Secara otomatis juga mempunyai

tanggung jawab yang sangat besar untuk mencapai kemajuan pendidikan

sekaligus untuk meningkatkan kualitas SDM bangsa. Harus diakui bahwa

kemajuan pendidikan sebagian besar bergantung kepada kewenangan dan

kemampuan guru. Syukurlah, para wakil rakyat di legislatif telah mengesahkan

“guru sebagai profesi“ yang termaktub di dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen. Dengan demikian, profesi guru akan setara dengan profesi lain

yang berkebanggaan.

Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat dominan dalam

peningkatan mutu pendidikan. Hal ini disebabkan oleh karena guru adalah orang

yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di sekolah. Agar proses

pembelajaran berkualitas maka guru-gurunya juga harus berkualitas dan

(22)

5

profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam

bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai

guru dengan kemampuan maksimal”. Di samping itu, guru sangat erat kaitannya

dengan mutu lulusan sekolah. Imron (1995:45) mengemukakan: “kadar kualitas

guru ternyata dipandang sebagai penyebab kadar kualitas output sekolah”.

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi

para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki

standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa,

mandiri, dan disiplin.

Pendidikan selama ini belum mampu membangkitkan kemauan peserta

didik untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan umat. Di

Indonesia orang pandai sudah cukup banyak, orang terampil juga sudah

membeludak. Masalahnya bagaimana agar mereka memiliki kemauan untuk

memanfaatkan kepandaian dan keterampilannya bagi pemecahan berbagai

persoalan masyarakat dan bangsa, dalam skala kecil sekalipun, bukan malah

menambah masalah dan menghambat pembangunan.

Uraian di atas tidak tanpa alasan. Buktinya dapat disaksikan betapa banyak

para peserta didik yang keluyuran di mall pada jam-jam efektif belajar. Mengapa

mereka lebih senang bermain dari pada belajar. Ini adalah tantangan, khususnya

bagi guru, bagaimana menciptakan pembelajaran yang menggairahkan,

menantang nafsu peserta didik, dan menyenangkan. Untuk itu, diperlukan guru

yang kreatif, professional, dan menyenangkan, sehingga mampu menciptakan

iklim pembelajaran yang kondusif, suasana pembelajaran yang menantang, dan

(23)

mall. Hal ini penting, terutama karena dalam setiap pembelajaran, guru memiliki

peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator

pembelajaran, lebih-lebih di sekolah dasar. Hal ini berarti bahwa kemampuan

profesional guru dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas sangat

menentukan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pembelajaran

sangat bergantung pada kemampuan profesional guru, terutama dalam

memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif, dan efesien

(Mulyasa, 2005:13).

Syaodih (dalam Mulyasa, 2005:13), mengemukakan bahwa guru

memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun

pelaksanaan kurikulum. Lebih lanjut dikemukakannya bahwa guru adalah

perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Karena guru

juga merupakan barisan pengembang kurikulum yang terdepan maka guru pulalah

yang selalu melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kurikulum.

Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas,

kreatifitas, kualitas dan proesionalisme guru, hal tersebut lebih nampak lagi dalam

pendidikan yang dikembangkan secara desentralisasi sejalan dengan kebijakan

otonomi daerah, karena di sini guru diberikan kebebasan untuk memilih dan

mengembangkan materi standar dan kompetensi dasar sesuai dengan kondisi serta

kebutuhan daerah dan sekolah.

Simon dan Alexander (dalam Mulyasa, 2005:14) telah merangkum lebih

dari 10 hasil penelitian di negara-negara berkembang dan menunjukkan adanya

dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan

(24)

7

untuk melakukan pembelajaran di kelas, dan kualitas kemampuan guru. Dalam hal

ini guru hendaknya memiliki standar kemampuan profesional untuk melakukan

pembelajaran yang berkualitas.

Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, segi proses dan segi hasil. Dari

segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar

peserta didik secara baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran.

Di samping itu, dapat dilhat dari gairah dan semangat mengajarnya, serta adanya

rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila

pembelajaran yang diberikan mampu mengubah prilaku sebagian besar peserta

didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Untuk memenuhi

tuntutan tersebut diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran.

Pengembangan kualitas guru merupakan suatu proses yang kompleks, dan

melibatkan berbagai faktor yang saling terkait. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaannya tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari para ahli terhadap

pengembangan kompetensi guru, tetapi harus pula difahami berbagai faktor yang

mempengaruhinya. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk

meningkatkan kualitas guru dalam mengembangkan berbagai aspek pendidikan

dan pembelajaran.

Selain itu, profesi sumber daya guru perlu terus menerus tumbuh dan

berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional. Salah satu cara

untuk menumbuh kembangkan kemampuan sumberdaya guru adalah melalui

supervisi. Salah seorang yang diberikan tanggung jawab untuk melakukan

supervisi adalah kepala madrasah, sehingga kepala madrasah disebut juga sebagai

(25)

dan bimbingan secara profesional kepada guru yang kurang memiliki kemampuan

profesional dalam mengajar. Hal ini sesuai dengan hakekat supervisi yang

dikemukakan oleh Pidarta (1999:14) sebagai berikut: Hakekat supervisi adalah

suatu proses pembimbingan dari pihak atasan kepada guru-guru dan para

personalia sekolah lainnya yang langsung menangani belajar para siswa, untuk

memperbaiki situasi belajar mengajar, agar siswa dapat belajar secara efektif

dengan prestasi belajar yang semakin meningkat.

Supervisi klinis merupakan salah satu jenis supervisi yang dilakukan oleh

kepala sekolah terhadap para guru. Jenis supervisi ini merupakan bantuan

profesional yang diberikan secara sistematik kepada guru berdasarkan kebutuhan

guru tersebut dengan tujuan untuk membina guru serta meningkatkan

profesionalisme dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Kepala madrasah selaku supervisor klinis selain sebagai penanggung jawab

kepada tugas-tugas supervisi klinis, juga harus melakukan akuntabilitas terhadap

tugas-tugas tersebut. Maksudnya jika tanggung jawab merupakan usaha agar apa

yang dibebankan kepadanya dapat diselesaikan sebagaimana mestinya dalam

waktu tertentu, maka akuntabilitas harus melebihi dari kewajiban itu. Mcashan

(1983:46) menyatakan bahwa akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai

oleh orang lain karena kualitas performanya menyelesaikan tujuan yang menjadi

tanggung jawabnya. Dengan kata lain, keberhasilan supervisi klinis untuk

mencapai profesionalisme guru sangat tergantung kepada sejauh mana tingkat

akuntabilitas kepala madrasah. Untuk mencapai tingkat akuntabilitas yang tinggi

dalam melaksanakan supervisi klinis kepala madrasah memerlukan pengetahuan

(26)

9

Meskipun supervisi klinis ini tergolong baru dipakai di Indonesia tetapi

supervisi model ini banyak menyedot perhatian para pemerhati pendidikan.

Ketertarikan terhadap model supervisi yang paling mutakhir ini disebabkan oleh

karena supervisi klinis ini menawarkan berbagai kelebihan yang tidak dimiliki

oleh model supervisi lainnya. Kelebihannya antara lain terciptanya hubungan

antara supervisor dengan guru dilaksanakan atas dasar kebutuhan guru, dan

demokratis.

Melalui pengamatan dan analisis ini, seorang supervisor pendidikan akan

dengan mudah mengembangkan kemampuan guru dalam mengelolah proses

pembelajaran. Kedua, guru-guru yang profesionalismenya ingin dikembangakan

lebih menghendaki cara kesejawatan daripada cara yang otoriter.

Hal ini sejalan dengan Kepmendikbud RI nomor 0296/U/1996

mengungkapkan bahwa peran kepala sekolah adalah sebagai Edukator, Manajer,

Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator (EMASLIM).

Dengan demikian, keberhasilan sekolah juga bergantung kepada supervisi klinis

dan kemampuan manajerial kepala sekolah untuk mempengaruhi, membimbing,

menggerakkan, dan memotivasi individu-individu yang terlibat dalam pendidikan

untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Jadi, tugas kepala sekolah lebih banyak berhubungan dengan penanganan

persoalan-persoalan yang bersifat teknis dan nonteknis. Penanganan yang bersifat

teknis cenderung diupayakan untuk mempermudah, memelihara atau

memperbaiki segala persoalan pembelajaran yang dihadapi sehingga tujuan

(27)

nonteknis cenderung dilakukan sebagai upaya penyelesaian masalah yang

berhubungan dengan konflik-konflik yang terjadi di sekolah.

Memperhatikan kenyataan ini, Wahjusumidjo (2001:43) menegaskan

bahwa, kepala sekolah sesungguhnya memiliki peran penting dalam

menggerakkan aktivitas sekolah dalam mencapai tujuan. Supervisi klinis kepala

sekolah merupakan kunci keberhasilan berbagai kegiatan sekolah.

Dalam melaksanakan fungsi di atas, jika dihubungkan dengan upaya

kepala madrasah meningkatkan mutu dengan melaksanakan seluruh peranannya

dan peningkatan pengelolaan madrasah meliputi kurikulum, kegiatan belajar

mengajar, pemanfaatan sarana dan prasarana, aspek administrasi secara umum,

kepesertadidikan, ketenagaan, perlengkapan, hubungan sekolah dengan

masyarakat, maka supervisi (supervisi klinis) digunakan untuk melaksanakan

tugas ini.

Prinsip dasar yang melandasi pelaksanaan supervisi tersebut adalah

Kepmendikbud No. 0265/0/1980, menyatakan bahwa pengawasan atau supervisi

diarahkan sebagai upaya pencegahan, pengendalian, perbaikan, dan

penyempurnaan, serta ajang komunikasi dan keterbukaan.

Dalam meningkatkan pedagogis guru, menurut peneliti supervisi dan

inovasi harus dilaksanakan dengan baik agar kepala madrasah dapat melihat

kelemahan-kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Setelah

mengetahui kelemahan-kelemahan tersebut, kepala madrasah dapat memberikan

(28)

11

Kurang berhasilnya proses pembelajaran tidak semata-mata karena

kegagalan guru. Banyak faktor yang menyebabkannya antara lain; kurang

termotivasi untuk melaksanakan tugas dan kurang mendapatkan layanan, bantuan,

dan atau arahan untuk memperbaiki mutu pembelajaran dan manajemen kelas.

Oleh karena itu, Kepala madrasah harus melaksanakan supervisi klinis dan

seluruh peranannya seefesien mungkin untuk mencapai kompetensi pedagogik

guru. Dengan demikian melaksanakan tugas bukanlah sesuatu yang terpaksa,

melainkan merupakan kewajiban dan tanggung jawab. Akhirnya, suasana kerja

yang harmonis akan benar-benar terwujud.

Kondisi nyata yang dilihat dari suasana belajar dan mengajar yang ada di

lingkungan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se-Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang bahwa masih ada guru yang mengajar dengan menggunakan

metode-metode lama seperti ceramah, siswa ditugaskan menulis bahan ajar di papan tulis,

tidak menggunakan dan menemukan inovasi dalam pembelajaran , sehingga siswa

merasa bosan dalam belajar, masih seringnya guru tidak hadir dalam mengajar,

masih ada guru yang tidak mempunyai administrasi mengajar, seperti rencana

program pengajaran (RPP), silabus, program tahunan, program semester, kalender

harian, apalagi merumuskan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), masih ada guru

mengajar tidak sesuai dengan RPP. Bahkan masih ada guru yang tidak

mengetahui tujuan pembelajaran dari pelajaran yang akan diajarkannya, sehingga

tidak mencapai tujuan pembelajaran. Hal lain masih ada guru yang mengajar

bidang studi di luar bidangnya, atau keahliannya. Guru yang mengajar di luar

keahliannya akan melahirkan pembelajaran yang berkualitas rendah. Hal ini

(29)

mengaktualisasikan kurikulum yang diajarkannya. Hal ini juga tentunya sangat

berpengaruh terhadap prestasi siswa juga sekolah.

Padahal, kepala madrasah bersama ketua sub rayon telah melakukan

berbagai macam upaya untuk meningkatkan kompetensi pedagogis guru, berbagai

macam upaya yang dilakukan seperti: mendatangkan tutor yang berkualitas ke

Sub Rayon Kecamatan Sunggal untuk melatih para guru, mengutus beberapa

orang guru mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan untuk pencerahan

pengetahuan para guru, mengadakan Kelompok Kerja Guru (KKG), mengadakan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), memang jika dilihat secara umum

MTs se-kecamatan Sunggal kabupaten Deli Serdang tidak terlihat ada masalah,

namun jika dilihat secara mendetail maka muncullah permasalahan-permasalahan

seperti yang terungkap di atas.

Berdasarkan informasi (data) awal tersebut, maka terdapat kesenjangan

antara harapan yang seharusnya dengan kenyataan yang ada di madrasah,

harapan-harapan yang diuraikan di atas tidak seperti kenyataan yang ada di

madrasah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengungkapkan

mengenai pengaruh efektivitas supervisi klinis dengan keinovatifan kepala

madrasah terhadapkompetensi pedagogik guru MTs di Kecamatan Sunggal

(30)

13

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, bahwa kompetensi

pedagogis guru dapat dipengaruhi berbagai faktor, misalnya: (1) penyusunan

rencana proses pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran, dan (3) penilaian

hasil belajar.

Jadi, secara umum dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

(1) apakah efektivitas supervisi klinis diperlukan dengan kompetensi pedagogis

guru di madrasah?, (2) apakah keinovatifan kepala madrasah diperlukan dengan

kompetensi pedagogis guru?, (3) apakah kompetensi pedagogis guru dapat

mempengaruhi kreativitas dan mutu madrasah?, (4) apakah efektivitas supervisi

klinis kepala madrasah mempengaruhi kreativitas dan mutu madrasah?, (5)

apakah keinovatifan kepala madrasah mempengaruhi kreativitas dan mutu

madrasah?, (6) apakah efektivitas supervisi klinis mempengaruhi keinovatifan

kepala madrasah?, (7) apakah keinovatifan kepala madrasah berpengaruh dengan

kompetensi pedagogis guru?, (8) apakah efektivitas supervisi klinis

mempengaruhi kompetensi pedagogis guru?, (9) apakah efektivitas supervisi

klinis dan keinovatifan kepala madrasah dapat mempengaruhi kompetensi

pedagogis guru?,

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, menunjukkan bahwa banyak faktor yang

dapat mempengaruhi kompetensi pedagogis guru. Mengingat adanya keterbatasan

(31)

diteliti mengenai: (1) efektivitas supervisi klinis; (2) keinovatifan kepala

madrasah; (3) kompetensi pedagogis guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah yang diteliti dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat hubungan antara efektivitas supervisi klinis dengan

kompetensi pedagogis guru MTs di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang?

2. Apakah terdapat hubungan antara keinovatifan kepala madrasah dengan

kompetensi pedagogis guru MTs di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang?

3. Apakah terdapat hubungan antara efektivitas implementasi supervisi klinis

dan keinovatifan kepala madrasah secara bersama-sama dengan kompetensi

pedagogis guru MTs di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang

akurat tentang efektivitas supervisi klinis dan keinovatifan kepala madrasah yang

dapat memberikan hubungan yang berarti terhadap kompetensi pedagogis guru di

Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan secara khusus bertujuan

untuk memperoleh data kuantitatif yang objektif dan kesimpulan yang bersifat

(32)

15

1. Mengetahui hubungan efektivitas supervisi klinis dengan kompetensi

pedagogis guru MTs di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

2. Mengetahui hubungan keinovatifan kepala madrasah dengan kompetensi

pedagogis guru MTs di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

3. Untuk mengetahui hubungan efektivitas supervisi klinis dan keinovatifan

kepala madrasah secara bersama-sama dengan kompetensi pedagogis guru

MTs di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis. 1. Secara teoritis, akan diperoleh informasi empirik berdasarkan pijakan teori

yang mendukung terhadap kompetensi pedagogis guru jika dihubungkan

dengan perilaku kerja yang empirik mengenai efektivitas supervisi klinis dan

keinovatifan kepala madrasah, sehingga kompetensi pedagogis guru dapat

ditingkatkan.

2. Secara praktis indikator penelitian ini dapat diterapkan dan dikembangkan

melalui pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai perilaku operasional dalam

menyelesaikan tugas dan mencapai prestasi yang tinggi pada guru MTs di

kecamatan Sunggal kabupaten Deli Serdang.

3. Menjadi pendorong bagi peneliti lainnya untuk melakukan kegiatan penelitian

yang relevan dengan pijakan teori yang telah diujicobakan dan dibuktikan

(33)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang berarti antara efektivitas supervisi klinis kepala

madrasah dengan kompetensi pedagogis guru di MTs Swasta Kecamatan

Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Dalam perhitungan korelasi antar variabel

penelitian diperoleh koefisien korelasi antara efektivitas supervisi klinis

kepala madrasah dengan kompetensi pedagogis guru adalah 0,828 1y

x

r .

Semakin tinggi efektivitas supervisi klinis kepala madrasah maka semakin

tinggi pula kompetensi pedagogis guru di MTs Swasta Kecamatan Sunggal,

Kabupaten Deli Serdang.

2. Terdapat hubungan yang berarti antara keinovatifan kepala madrasah dengan

kompetensi pedagogis guru di MTs Swasta Kecamatan Sunggal, Kabupaten

Deli Serdang. Dalam perhitungan korelasi antar variabel penelitian diperoleh

koefisien korelasi antara keinovatifan kepala madrasah dengan kompetensi

pedagogis guru adalah 0,431 2y

x

r dan harga thitung sebesar 4,557. Semakin

baik keinovatifan kepala madrasah maka semakin tinggi pula kompetensi

pedagogis guru di MTs Swasta Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

3. Terdapat hubungan yang berarti antara efektivitas supervisi klinis kepala

madrasah dan keinovatifan kepala madrasah secara bersama-sama dengan

kompetensi pedagogis guru di MTs Swasta Kecamatan Sunggal, Kabupaten

Deli Serdang. Dalam perhitungan korelasi antar variabel penelitian diperoleh

koefisien korelasi antara efektivitas supervisi klinis kepala madrasah dan

(34)

123

pedagogis guru sebesar 0,876. Semakin tinggi efektivitas supervisi klinis

kepala madrasah dan keinovatifan kepala madrasah maka semakin tinggi pula

kompetensi pedagogis guru di MTs Swasta Kecamatan Sunggal, Kabupaten

Deli Serdang.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas,

maka saran yang dapat dikemukakan adalah:

1. Perlu bagi kepala madrasah untuk mengembangkan dan bertanggung jawab

terhadap keinovatifan di lingkungan madrasah yang dipimpinnya, sebab hal

ini sangat mendukung dalam proses usaha peningkatan kompetensi pedagogis

guru. Keinovatifan kepala madrasah yang baik dapat mendorong kompetensi

pedagogis guru di MTs Swasta Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang,

sehingga personil sekolah bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh sesuai

dengan tujuan yang diharapkan.

2. Bagi kepala madrasah di MTs Swasta Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli

Serdang sebaiknya menerapkan efektivitas supervisi klinis yang pada

hakikatnya merupakan pengawasan yang direncanakan secara sistematis dan

terprogram untuk peningkatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan

secara langsung kepada bawahan baik secara terbuka dan rileks sehingga

dapat meningkatkan kompetensi pedagogis guru di MTs Swasta Kecamatan

Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

3. Kepala madrasah di MTs Swasta Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli

(35)

keinovatifan secara bersama-sama yang pada dasarnya kepala madrasah dapat

menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan dan menciptakan iklim

kerja yang mendukung pelaksanaan proses administrasi secara keseluruhan

dalam situasi dan kondisi yang tepat sehingga dapat mendukung kompetensi

pedagogis guru di MTs Swasta Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut, hendaknya lebih

memperhatikan jangkauan topik, permasalahan, dan sampel yang lebih luas,

mengingat belum dapatnya hasil dan tujuan yang maksimal dalam penelitian,

karena adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian dan masih ada lagi

(36)

125

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Qomari. dan Syaiful, Sagala. 2004. Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hanum, Afrida. 2008. Implementasi Supervisi Klinis dan Pemberian Motivasi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Universitas Negeri Medan.

Harahap. Mahdiansyah. 2010. Hubungan Efektivitas Kepemimpinan dan Keterampilan manajerial Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru MTs Negeri Kota Medan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Universitas Negeri Medan.

Heriyono, Juhni dan Winarni Tri. 1997. Supervisi Klinis; Bahan Pelatihan Kepala Sekolah. Jakarta: Ditdikmenum.

Hidayat. 1986. Teori Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Idris. 2008. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif Dengan Program SPSS. Padang: Fakultas Ekonomi UNP

Imron, Ali. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka.

Jalal, Fasli. dan Mustafa. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yokyakarta: Adi Cita.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

(37)

Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

.2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Pidarta. Made, 2000. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

.2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Prasetyo, Bambang. dan Lina, Miftahul, Jannah. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Priyatno, Dwi. 2009. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom

Purwanto, Ngalim, Moh. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rogers, Everett, M. 1995. Diffusion of Innovation. New York: Free Pres.

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas Multimas.

Sahertian, Piet, A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Saksono, Prasetyo, Budi. 1984. Dalam Menuju SDM Berdaya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sarimaya, Farida. 2008. Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa dan Bagaimana?. Bandung: Yrama Widya.

(38)

127

. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Soewarno. 1985. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen. Jakarta: Gunung Agung.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, dan Djihad Hisyam. 2003. Refleksi dan Reformas Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium Ketiga. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Direktorat Dikmenum, Ditjen Dikdasmen.

Usman, Husaini. dan Purnomo Setiady, Akbar. 2006. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Table (N ≤ 2000). Before study the instrument was tested to the population out of sampel for 30 teachers to know the validity and reliability of instrument research
Tabel  3.1. Distribusi Populasi Penelitian ....................................................
Gambar  3.1. Desain Penelitian Hubungan Antar Variabel .......................... 72

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan: Terapi realitas setting terapi individu dapat memperbaiki kepatuhan menelan obat dan kualitas hidup pada pasien bipolar tipe 1 di RS dr.. Arif Zainudin

Dengan mengetahui pemberdayaan ekonomi yang ada di pondok pesantren Al-Fatah dan kontribusinya terhadap kesejahteraan pondok, maka diharapkan dapat menjadi informasi

Menurut Anoraga(1992), etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap suatu golongan atau masyarakat terhadap kerja. jika pandangan dan sikap dalam bekerja di nilai baik

Bagian ini menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga aliran

Antara situasi berikut, yang manakah menunjukkan fungsi yang sama seperti. bahan

Madrasah al-Bashriyah. Al-Harra’ belajar kepada Abu Amr, sedang al-Ruwasi selain belajar kepada Abu Amr juga kekpada Isa ibn Umar dan Abu Amr al-Ala. Ketiganya ulama

Mata uang ini memiliki nilai yang cenderung tetap disebabkan oleh nilai intrinsik (nilai nominal yang tertulis sesuai dengan nilai bahan baku) yang dimiliki mata uang

Untuk mengetahui keefektifisan penggunaan permainan kartu domino untuk meningkatkan hafalan mufrodat siswa kelas tujuh di MTs Tarbiyatus Shibyan, peneliti memakai beberapa