• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS VII SMP N 18 MEDAN TA 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS VII SMP N 18 MEDAN TA 2011/2012."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI

POKOK GERAK LURUS DI KELAS VII SMP N 18 MEDAN T.A 2011/2012

Oleh :

Rio Samaria Sinambela NIM 408321048

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala Kasih, pertolongan dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skiripsi berjudul ” Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus di Kelas VII SMP Negeri 18 Medan T.A 2011/2012.” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).

(4)

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda (alm) Mangatur Sinambela dan Ibunda tercinta bernama Sonti Simanjuntak yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang, bantuan, doa, spiritual, materi dan penguatan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua saya sebagai tanda terimakasih yang terdalam.

Terima kasih juga kepada abang saya Gomgom Sinambela, Bangun Sinambela, Pardi Sinambela, Simon Sinambela, Kasman Sinambela, Edison Sinambela, Marlendo Sitompul, M. Rivai Tanjung, Raja Simangunsong dan juga kepada kakak saya Resni Sinambela dan Marthalena Sinambela karena telah memberi dukungan, spiritual, materi dan motivasi kepada penulis selama penyusunan skiripsi ini . Terima kasih juga disampaikan kepada keluarga kecil saya Mitra Yanti Sinaga, Eva Frianti Br. Regar, Abadi Einstein Rajagukguk (ZANKERS MERE) yang senantiasa setia dalam suka dan duka selama mulai kuliah dan sampai menyelesaikam skripsi ini dan kepada sahabat-sahabat seperjuangan Fisika Ekstensi 2008 yang telah memberi semangat dan dukungan kepada penulis selama penyusunan skiripsi ini.

(5)

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS

DI KELAS VII SMP N 18 MEDAN T.A 2011/2012

Rio Samaria Sinambela NIM 408321048

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode penemuan terbimbing terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok gerak lurus di kelas VII SMP Negeri 18 Medan T.A 2011/2012.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 18 Medan T.A 2011/2012 yang terdiri dari 8 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas yaitu kelas VII7 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah

40 orang dan kelas VII8 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 40 orang. Instrumen

yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar yang dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal yang terdiri dari 4 pilihan.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 33,25 dengan simpangan baku 10,65 dan nilai rata-rata kelas kontrol 34,13 dengan simpangan baku 8,91. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada kelas eksperimen dengan Lhitung = 0,1364 dan Ltabel = 0,1401, untuk kelas kontrol dengan

Lhitung = 0,1296 dan Ltabel = 0,1401, sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka data kedua

kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,43 dan Ftabel =

1,75 sehingga Fhitung < Ftabel , maka kedua sampel berasal dari kelompok yang

homogen. Dari hasil uji beda nilai kedua kelas pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh thitung = 0,407 dan ttabel = 1,994 , sehingga thitung < ttabel maka Ho diterima,

maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai pretes kedua kelas, artinya kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan metode penemuan terbimbing dan kelas kontrol dengan metode ekspositori. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 72,25 dengan simpangan baku 9,87 dan kelas kontrol 59,75 dengan simpangan baku 10,49. Hasil uji t diperoleh thitung = 5,581 maka dan ttabel = 1,667, sehingga thitung > ttabel maka

Ha diterima, dengan demikian diperoleh ada pengaruh metode penemuan terbimbing

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix Daftar Lampiran x BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 6

2.1.2. Aktivitas Belajar 8

2.1.3. Hasil Belajar 8

2.1.4. Metode Mengajar 9

2.1.5. Metode Ekspositori 10

2.1.6. Metode Penemuan Terbimbing 12

2.2. Materi Pelajaran 17 2.3 Kerangka konseptual 25

2.4 Hipotesis Penelitian 25 BAB III METODE PENELITIAN 26

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 26 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 26

3.3. Variabel Penelitian 26

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 27

3.5. Prosedur Penelitian 29

3.6 Instrumen Penelitian 29

(7)

3.6.2 Tes hasil belajar 30

3.6.3 Validitas Tes 30

3.7. Teknik Analisa Data 30

3.7.1. Uji Normalitas 32

3.7.2. Uji Hipotesis 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36

4.1 Hasil Penelitian 36

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian 36

4.1.2. Pengujian Analisa Data 38

4.1.3. Observasi Aktivitas Belajar Siswa 41

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46

5.1 Kesimpulan 46

5.2 Saran 47

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. : Jarak dan Perpindahan 18

(8)

Gambar 2.3. : Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t) 21 Gambar 2.4. : Besar Percepatan konstan (kelajuan benda 22

bertambah secara konstan)

Gambar 2.5. : Besar Perlambatan konstan (kelajuan benda 23 berkurang secara konstan)

Gambar 3.1. : Langkah-langkah untuk Melakukan Penelitian 28 Gambar 4.1. : Diagram batang data pretes kelas eksperimen 37

dan kelas kontrol

Gambar 4.2. : Diagram batang data postes kelas eksperimen 38 dan kelas kontrol

Gambar 4.3. : Diagram batang data aktivitas Belajar siswa 42 kelas eksperimen

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 : Kelebihan dan Kelemahan Metode 16

(9)

Tabel 2.2 : Kelebihan dan Kelemahan Metode 17 Ekspositori

Tabel 3.1. : Tabel Desain Penelitian (Two Group Pretes 27 Postes Design)

Tabel 3.2. : Spesifikasi Tes Hasil Belajar Fisika 30 Materi Pokok Gerak Lurus

Tabel 4.1. : Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 36 Tabel 4.2. : Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 37 Tabel 4.3. : Ringkasan Uji Normalitas 39 Tabel 4.4. : Ringkasan Uji Homogenitas 39 Tabel 4.5. : Ringkasan Uji Hipotesis 40 Tabel 4.6. : Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Siswa 41

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2) 77

Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa 3 (LKS 3) 81 Lampiran 6 : Tes Hasil Belajar 85 Lampiran 7 : Tabel Sfesifikasi Instrumen Penelitian 90

Lampiran 8 : Validitas Perangkat Instrumen Oleh Validator 102 Lampiran 9 : Data Hasil pretes kelas eksperimen 103

Lampiran 10 : Data Hasil postes kelas eksperimen 105

Lampiran 11 : Data Hasil pretes kelas kontrol 107

Lampiran 12 : Data Hasil postes kelas kontrol 109

Lampiran 13 : Perhitungan statistik dasar 111

Lampiran 14 : Uji normalitas data kelas eksperimen dan kelas kontrol 117 Lampiran 15 : Uji homogenitas data 123 Lampiran 16 : Uji hipotesis (uji t dua pihak) nilai pretes 126

kelas eksperimen dan kelas kontrol Lampiran 17 : Uji hipotesis (uji t satu pihak) nilai postes 129

kelas eksperimen dan kelas kontrol Lampiran 18 : Lembar Aktivitas Belajar Siswa 132

Lampiran 19 : Rekapitulasi Nilai Aktivitas Belajar Siswa 138

Lampiran 20 : Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 140

Lampiran 21 : Lembar Observasi Siswa 141

Lampiran 22 : Lembar Wawancara Guru 145

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Inti dari proses pendidikan secara keseluruhan adalah proses belajar mengajar. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar-mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif. Interaksi edukatif merupakan interaksi yang menghasilkan komunikasi yang baik, efisien antara guru dan siswa. Interaksi edukatif ini sangat dibutuhkan dalam pendidikan fisika karena pendidikan fisika merupakan pendidikan yang mengembangkan cara berpikir yang kritis, sistematis, logis, dan kreatif dalam membentuk manusia yang handal dan mampu berkompetensi secara global.

Pada tingkat SMP/MTs, Fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. (Yudi, http://www.puskur.net/inc/si/smp/fisika.pdf/27 januari 2012).

Siswa memperoleh pemahaman dan sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari proses belajar mengajar di sekolah. Proses belajar mengajar adalah salah satu kemampuan professional guru dengan menggunakan metode mengajar yang baik. Oleh karena itu, keberhasilan penyelenggaraan pendidikan banyak ditentukan oleh proses belajar mengajar yang ditangani langsung oleh guru. Namun, mutu pendidikan di Indonesia khususnya hasil belajar siswa belum menunjukkan hasil yang optimal.

(12)

2

Hasil belajar siswa belum menunjukkan hasil yang optimal dapat disebabkan oleh beberapa hal menurut Sudirman, (http://zainurie. wordpress. com//21 desember 2011), diantaranya:

1).Tantangan mayoritas soal yang diberikan guru fisika di Indonesia terlalu kaku. Umumnya, siswa di Indonesia lebih banyak mengerjakan soal yang diekspresikan dalam bahasa dan simbol fisika yang diset dalam konteks atau soal yang jauh dari realitas sehari-hari. 2). Siswa Indonesia pada umumnya lebih suka menghafal dari pada latihan dan analisa. Padahal fisika menuntut banyak latihan dan analisa. 3). Siswa menganggap fisika sebagai pelajaran yang menakutkan. 4). Metode pembelajaran yang ber orientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar. 5).Anggapan bahwa fisika sulit sehingga membuat siswa kurang berminat untuk belajar fisika.

Data di atas menunjukkan siswa lebih suka menghafal daripada latihan dan analisa. Padahal fisika menuntut banyak latihan dan analisa. Kebanyakan pelajaran fisika yang disampaikan guru berupa rumus-rumus seringkali hanya dihafal siswa tanpa mengetahui makna dan tujuan rumus-rumus fiska tersebut, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.

Hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di SMP Negeri 18 Medan dengan memberikan angket kepada 38 orang siswa, sebanyak 21 orang atau sebesar 55,3 % menganggap fisika itu pelajaran kurang menarik, sulit dan banyak rumus. Jika dilihat kenyatannya fisika merupakan ilmu yang menarik karena semua gejala yang terjadi di alam berkaitan dengan fisika dan dapat diterangkan dengan menggunakan konsep yang sederhana.

(13)

3

Tercapainya hasil belajar fisika berkaitan dengan metode mengajar. Guru harus memilih metode yang tepat atau dianggap terbaik agar tujuan pendidikan tercapai. Dengan pemilihan metode mengajar yang tepat dan terbaik diharapkan dapat menumbuhkan minat belajar siswa yang lebih efektif dan efisien. Hal itu dikatakan Slameto (2010 : 65) bahwa ”Agar siswa dapat belajar baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien, dan efektif mungkin”.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif adalah metode penemuan terbimbing. Sebagaimana Siadari, ( 2011 : 26 ) dikatakan bahwa ”Metode penemuan terbimbing adalah suatu metode yang mendorong siswa untuk berpikir sendiri, menganalisis, dan aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru berperan dan mengarahkan siswa untuk meneruskan suatu pencapaian yang akan dituju. Metode penemuan terbimbing ini memiliki kelebihan yaitu mampu meningkatkan penalaran, analisis dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah dan terampil menemukan konsep.

Menurut Hariyono (2008 : 14) menyatakan bahwa metode pembelajaran penemuan terbimbing adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menggunakan pendekatan penemuan. Para siswa diajak atau didorong untuk melakukan kegiatan eksperimental, sedemikian sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan sesuatu yang diharapkan.

Hasil peneliti Markaban (2009 : 15) dikatakan juga bahwa dalam pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, peran siswa cukup besar karena pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi pada siswa. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam proses belajar. Dalam pembelajaran penemuan terbimbing ini, peneliti memiliki kendala dalam waktu pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang dibutuhkan agar tercapai hasil belajar yang diharapkan cukup lama.

(14)

4

digunakan dengan seefisien dan seefektif mungkin . Kendala yang ditemukan oleh peneliti ini adalah kurangnya waktu pelaksanaan pembelajaran.

Metode penenemuan terbimbing diterapkan pada proses pembelajaran dengan memperhatikan materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru, sehingga metode ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Materi yang sesuai dengan penerapan metode penemuan terbimbing ini adalah materi yang membahas tentang konsep atau prinsip. Oleh sebab itu Peneliti memilih materi gerak lurus karena banyak menuntut siswa lebih aktif menemukan serta memahami konsep gerak lurus dan lebih banyak dalam penentuan rumus sesuai tuntutan kompetensi, sehingga dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran metode penemuan terbimbing ini cocok diterapkan dalam mengajarkan pokok bahasan gerak lurus. Dengan melihat kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti sebelumya, maka Peneliti akan berusaha mengatasi kendala dalam hal ini adalah masalah waktu, yaitu dengan memaksimalkan waktu yang cukup, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian yang berjudul, ”Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pokok Gerak Lurus di Kelas VII SMP N 18 Medan T.A 2011/2012”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika yang belum optimal

2. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran kurang menarik, sulit dan banyak rumus.

3. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

(15)

5

1.3. Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 18 Medan T.A 2011/2012.

2. Metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa dibatasi pembelajaran metode penemuan terbimbing di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol .

3. Hasil belajar siswa dibatasi pada hasil belajar siswa pada materi pokok Gerak Lurus di kelas VII SMP Negeri 18 Medan T.A 2011/2012.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar yang didapatkan dengan menggunakan Metode Penemuan Terbimbing dan Metode Ekspositori ?

2. Bagaimanakah pengaruh Metode Penemuan Terbimbing pada materi pokok Gerak Lurus pada materi pokok Gerak Lurus di kelas VII SMP Negeri 18 Medan T.A 2011/2012 ?

3. Bagaimana tingkat aktivitas belajar siswa dengan menggunakan Metode Penemuan Terbimbing pada materi pokok Gerak Lurus di kelas VII SMP Negeri 18 Medan T.A 2011/2012 ?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar yang didapatkan dengan menggunakan Metode Penemuan Terbimbing dan Metode Ekspositori.

(16)

6

3. Untuk mengetahui pengaruh Metode Penemuan Terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Gerak Lurus di kelas VII SMP Negeri 18 Medan T.A 2011/2012.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan sekolah terutama bagi guru tentang penggunaan metode penemuan terbimbing.

2. Sebagai salah satu alternatif untuk memaksimalkan pembelajaran fisika khususnya pada materi Gerak Lurus.

3. Untuk mahasiswa sebagai calon guru fisika, diharapkan dapat memilih metode alternatif untuk mengajarkan materi pelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Sebagai bahan pemikiran dan perkembangan bagi masyarakat dalam penelitian selanjutnya yang relevan yakni pendidikan nonformal, formal, maupun informal.

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :

1. Hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing pada materi pokok gerak lurus di kelas VII SMPNegeri 18 Medan T.A. 2011/2012 sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 33,25 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 72,25.

2. Hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan metode ekspositori pada materi pokok gerak lurus di kelas VII SMPNegeri 18 Medan T.A. 2011/2012 sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 34,13 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 59,75.

3. Ada pengaruh metode penemuan terbimbingpada materi pokok gerak lurus di kelas VII SMPNegeri 18 Medan T.A. 2011/2012dengan thitung> ttabel atau

5,581 > 1,667 yang artinya Ha diterima Ho ditolakpada taraf siginifikansi α =

0,05.

(18)

dan tidak semua siswa yang kurang aktif pada saat pembelajaran memperoleh nilai hasil belajar yang rendah.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran,yaitu :

1. Penerapan metode penemuan terbimbing membutuhkan waktu yang cukup banyak, maka diharapkanpeneliti selanjutnyamemperhatikan alokasi waktu yang ada agar materi pelajaran dapat disampaikan seluruhnya dengan baik tanpa mengganggu materi pelajaran selanjutnya.

2. Metode penemuan terbimbing ini membutuhkan keterampilan guru untuk membimbing dan mengarahkan situasi belajar yang kondusif maka diharapkan peneliti selanjutnyamelakukan kegiatan pembelajaran aktif dan bervariasi dengan mencoba hal yang baru dan sesuai dalam kegiatan belajar karena metode penemuan terbimbing salah satu metode yang membuat siswa tidak cepat melupakan materi pelajaran yang disampaikan.

3. Aktivitas siswa pada metode penemuan terbimbing ini mempengaruhi hasil belajar siswa, maka diharapkanpeneliti selanjutnya memperhatikan pentingnya aktivitas yang baik disetiap pembelajaran ini agar siswa belajar dengan baik,aktif dan kreatif sehingga hasil belajarnya lebih baik.

(19)

36

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S., (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Azhar, (2003), Proses Belajar Mengajar Pola CBSA, Usaha Nasional, Surabaya. Depdiknas, (2012), Pendidikan di Indonesia, Masalah, dan Solusinya.

http://www.pepak.UGM,htm//diakses 27 januari 2012).

Dimyati , (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, B.S., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan,

(2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional(SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Kependidikan, FMIPA, Medan.

Giancoli, (2006), Fisika Universitas Edisi Kelima Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Haryono, (2008), Skripsi Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan

Metode Penemuan Terbimbing dan Metode Ceramah di kelas X SMA Negeri 1 Tarutung, FMIPA, Medan.

Hermana, M., (2007), IPA Fisika Kelas VII SMP / MTs, Jakarta, Penerbit Piranti Darma Kalokatama.

Hudojo, (1998), Belajar danMengajar, Penerbit Depdikbud, Jakarta.

Kanginan, M., (2006), IPA Fisika Kelas VII SMP, Jakarta, Penerbit Erlangga Karim, M., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Depdikbud, Malang.

Maier, dkk., (2012), Beberapa Model Pembelajaran,

(20)

37

Markaban,dkk., (2009), Model Pembelajaran dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing, Depdiknas, Yogyakarta.

Mudjiono, M., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Popham,W., Baker,E., (2003), Teknik Mengajar secara Sistematis, Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta.

Sanjaya,W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Siadari, (2011), Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Kimia,http://basistik.blogspot.com/2011/11/metode-pembelajaran-penemuan-terbimbing.html

Slameto, (2010),Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudirman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (http://zainurie. wordpress. com//21 desember 2011)

Sudjana, (2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Suryosubroto, (2009), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta

(21)

Gambar

Gambar 2.1. : Jarak dan Perpindahan
Gambar 2.3. : Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t)
Tabel 2.2 : Kelebihan dan Kelemahan Metode

Referensi

Dokumen terkait

Gilang Ramadhan. PEMBELAJARAN FISIKA GASING MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT

Pengembangan Buku Ajar Biologi Topik Ekologi Kelas VII SMP Berbasis Penemuan Terbimbing Dengan Memanfaatkan Lingkungan Kebun Sayur.. Medan: Program Pascasarjana

Pengembangan multimedia komputer pada pokok bahasan gerak lurus ini dilaksanakan dengan metode 4D dan pelaksanaan uji cobanya dilaksanakan di kelas VII salah satu SMP Negeri di

Dalam konteks tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tinjauan ulang materi ajar gerak lurus melalui visualisasi foto dan video percobaan fisika untuk

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY (PENEMUAN TERBIMBING) TERHADAP BERPIKIR KREATIF PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI DATAR (KUBUS/ BALOK) SISWA KELAS VIII UPTD SMP. NEGERI

Penerapan metode penemuan terbimbing yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi keliling dan luas daerah layang-layang di kelas VII A SMP Negeri 1 Toribulu

Penelitian sebelumnya tentang penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan keterampilan proses sains pada pokok bahasan gerak lurus

Satuan pendidikan : SMA Negeri 2 Makassar Mata Pelajaran : Fisika Jenjang / Kelas / Fase : SMA / 11 / F Tahun Pelajaran : 2022/2023 Semester : 1 Satu / Ganjil Materi Pokok :