• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Business Process Reengineering for Red Onion E-Commerce System

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Business Process Reengineering for Red Onion E-Commerce System"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

559

JITE, 6 (2) January 2023 ISSN 2549-6247 (Print) ISSN 2549-6255 (Online)

JITE (Journal of Informatics and Telecommunication Engineering)

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jite DOI : 10.31289/jite.v6i2.8549

Received: 08 December 2022 Accepted: 05 January 2023 Published: 25 January 2023

Business Process Reengineering for Red Onion E-Commerce System

Muhammad Noufal Baihaqi1), Candra Irawan2), Farrikh Al Zami3)*, Mila Sartika4), Sri Handayani5), Jumanto6), Rindra Yusianto 7) & Pulung Nurtantyo Andono8)

1,2,3,8) Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, Indonesia 4,5,6) Center of Excellence, Universitas Dian Nuswantoro, Indonesia

7) Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Indonesia

*Coresponding Email: alzami@dsn.dinus.ac.id Abstrak

Pertanian merupakan salah satu sumber penghasilan bagi negara. Salah satu komoditas pertanian yang cukup menjanjikan adalah bawang merah. Bawang merah selalu ditemukan di setiap pasar tradisional, pasar tradisional merupakan salah satu tempat penghubung bertemunya antara pembeli dengan penjual bawang merah untuk melakukan kegiatan jual beli bawang merah. Aktivitas jual beli bawang merah yang dilakukan pada pasar tradisional masih bersifat konvensional dalam hal ini seperti aktivitas proses pembayaran yang masih menggunakan uang cash, lalu dalam pasar tradisional harga bawang merah masih belum tetap alias masih bisa ditawar menawar oleh pembeli sehingga kedua hal tersebut cukup menyita waktu dan tenaga dalam aktivitas proses bisnis transaksi penjualan bawang merah. Untuk itu, disini penulis memiliki tujuan untuk melakukan rekayasa ulang proses bisnis untuk membuat proses bisnis jual beli bawang merah pada pasar tradisonal menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan menggunakan metode rekayasa ulang proses bisnis kegiatan transaksi bawang merah dapat dilakukan menggunakan sistem e-commerce, dimana tujuan dari sistem e-commerce ini untuk menghasilkan waktu dalam aktivitas transaksi bawang merah yang lebih cepat, pemangkasan proses, dan mengurangi SDM dalam aktivitas proses bisnis sebelumnya serta mengurangi biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian, harapannya e-commerce dapat membuat proses bisnis aktivitas jual beli bawang merah antara konsumen dengan pedagang bawang merah menjadi lebih efektif dan efisien.

Kata Kunci: Bawang Merah, Proses Bisnis, Jual Beli.

Abstract

Agriculture is a source of income for the country. One of the most promising agricultural commodities is shallots. Shallots are always found in every traditional market, traditional markets are one of the connecting places between buyers and sellers of shallots to carry out buying and selling activities of shallots. Onion buying and selling activities carried out in traditional markets are still conventional in this case, such as payment processing activities that still use cash, then in traditional markets the price of shallots is still not fixed, aka buyers can still haggle, so these two things are quite time- consuming and personnel in business process activities of shallot sales transactions. For this reason, here the author has the goal of doing business process reengineering to make the business process of buying and selling shallots in traditional markets more effective and efficient. By using the business process reengineering method, shallot transaction activities can be carried out using an e-commerce system, where the aim of this e-commerce system is to produce faster times for shallot transaction activities, process trimming, and reduce human resources in previous business process activities. as well as reducing costs. Thus, it is hoped that e-commerce can make the business process of buying and selling shallots between consumers and shallot traders more effective and efficient.

Keywords: Red Onion, Business Process, Commerce.

How to Cite: Baihaqi, M. N., Irawan, C., Al Zami, F., Sartika, M., Handayani, S., Jumanto, J., . . . Andono, P. N. (2023).

Business Process Reengineering for Red Onion E-Commerce System. JITE (Journal Of Informatics And Telecommunication Engineering), 6(2), 559-569.

(2)

I. PENDAHULUAN

Pada saat ini sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia(Valerio et al., 2022) (Kusumaningrum, 2019). Salah satu komoditas pada sektor pertanian yang paling unggulan ialah bawang merah (Thamrin et al., 2018). Bawang merah merupakan komoditas yang menjanjikan yang memiliki nilai yang tinggi (Arifin Fattah & Mardiyati, 2021), setiap harinya hampir semua rumah tangga mengkonsumsi bawang merah (Agribisnis et al., 2021). Tanaman ini biasa digunakan sebagai penyedap rasa (Ghafarifarsani et al., 2022). Meskipun bukan merupakan kebutuhan pokok, bawang merah selalu dibutuhkan sebagai pelengkap bumbu masak sehari-hari (Jahung & Sudewa, 2022). Dengan banyaknya permintaan konsumen terhadap bawang merah (Husen et al., 2022), hal ini seharusnya dapat membuat para petani bawang merah menjadi sejahtera. Namun dalam kenyataannya masih terdapat permasalahan yang timbul, seperti rantai distribusi produk pertanian tersebut yang cukup panjang, dampak ini cukup dirasakan terutama bagi petani dan konsumen, hal ini disebabkan oleh harga angkut barang yang melambung karena sebagian besar alat transportasi yang digunakan untuk mendistribusikan hasil pertanian tersebut melalui jalur udara atau jalur laut. Panjangnya rantai distribusi tidak memberikan nilai tambah apapun kepada produk yang akan dipasarkan, namun tetap mengambil margin untuk dipasarkan ke konsumen (Andono et al., 2022). Dengan demikian, keuntungan bawang merah masih banyak dinikmati oleh para pedagang bukan para petani bawang merah, dan hal ini juga akan berimbas kepada konsumen bawang merah yang membeli harga yang tidak stabil yang diakibatkan oleh panjangnya rantai distribusi bawang merah (Bawarta et al., 2022). Oleh karena itu keadaan ini harus diperbaiki, Salah satu perbaikannya adalah dengan merekayasa ulang proses bisnis dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis melalui konsep online marketplace bawang merah.

Online marketplace ini mempertemukan antara penjual komoditas / barang dengan pembeli secara online (Zheng et al., 2022) (Cheng et al., 2022). Disamping itu, menurut Anshari, keterbatasan dana dan saluran distribusi yang terbatas untuk menjangkau konsumen menjadi kendala yang sering dihadapi petani untuk memenuhi tingkat keberlanjutan. Keberlanjutan pertanian dapat diperkuat dengan memungkinkan inovasi layanan seperti Financial Technology (FinTech), dan pasar digital. Pasar digital dengan dukungan Fintech dapat mengubah proses bisnis pertanian menjadi lebih berkelanjutan dalam hal pendanaan dan distribusi(Anshari et al., 2019).

Dengan online marketplace, diharapkan jual beli bawang merah menjadi lebih efektif dan efisien baik waktu dan tenaga. disamping itu dengan adanya online marketplace konsumen bisa membeli langsung dari para petani, sehingga hasil yang diharapkan pada marketplace ini yaitu harga distribusi bawang merah kepada konsumen menjadi lebih murah serta harga jual bawang merah kepada konsumen menjadi lebih stabil.

II. STUDI PUSTAKA

Peneliti mengumpulkan sumber penelitian yang memiliki kesesuaian dengan topik yang diambil oleh peneliti lain guna mengetahui bagaimana proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain. Dalam melakukan tahapan ini peneliti menggunakan kata kunci ecommerce dan agriculture menghasilkan beberapa temuan anatara lain :

1) Penlitian dari Gomathy D (Gomathy, 2021) yang membahas tentang penggunaan teknologi untuk membantu memasarkan produk dari petani. Penelitian ini didedikasikan untuk petani dengan membantu mereka untuk menghasilkan pendapatan yang menguntungkan melalui pengguanaan platform ecommerce. Dalam platform ini memungkinkan petani untuk membeli atau menjual apapun yang berhubungan dengan pertanian. Harapan dari adanya platform ecommerce ini yaitu untuk membantu petani untuk mendapatkan pendapatan yang baik untuk hasil pertanian mereka. Peneliti menganggap para petani sudah terbiasa dengan penggunaan smartphone, serta mereka juga sudah familiar dengan penggunaan akun media sosial. Walaupun demikian, peneliti tetap memberikan video demo seperti halnya aktivitas melakukan pendaftaran, penambahan produk, pembayaran, dan lain lain.

Dengan adanya pembayaran yang aman serta pengiriman logistic yang terjamin, seorang petani dapat melakukan bisnis yang menguntungkan dari rumahnya sendiri sehingga dapat menghemat waktu dan tenaganya.

2) Penelitian lain yang dilakukan oleh Rahma Wahdiniwaty dan Gerial Giovani Esertha (Wahdiniwaty &

Esertha, 2019) membahas tentang pengembangan bisnis pertanian menggunakan teknologi ecommerce.

Dimana hasil yang diperoleh dalam pengembangan ini yaitu untuk mengidentifikasi benih, tumbuhan

(3)

561

dan tanaman obat yang dibutuhkan petani untuk meningkatkan kualitas pertanian unggulan. Dengan adanya sistem ecommerce ini akan sangat memiliki pengeruh bagi para pelaku bisnis di dunia pertanian.

3) Kemudian ada penelitian yang dilakukan oleh S Rahayu, L Fitriani, R Kurniawatidan Y Bustomi (Rahayu et al., 2019) yang membahas tentang sebuah wadah yang mempertemukan penjual dalam transaksi jual beli secara langsung dengan menggunakan perangkat elektronik online. Tujuan dari wadah ini untuk mengakomodir kebutuhan petani dalam menjual hasil pertaniannya secara langsung. Hasil yang diharapkan dari ecommerce ini yaitu petani memiliki keuntungan yang lebih besar dan konsumen mendapat harga yang lebih murah.

4) Lalu ada penelitian yang dilakukan oleh Anshari M et.al (Anshari et al., 2019) yang membahas mengenai inovasi sebuah pasar digital dan layanan financial technology yang dapat mengubah proses bisnis pertanian menjadi lebih maju dalam hal pendanaan dan pendistribusian hasil pertanian. Studi ini mengusulkan pemodelan pasar digital dengan FinTech diaktifkan terutama crowdfunding dan sistem pembayaran untuk mendukung keberlanjutan pertanian. Model tersebut menghubungkan semua aktor (petani, pemilik tanah, investor, dan konsumen) ke dalam platform yang dapat mempromosikan transparansi, pemberdayaan, sumber daya, dan keterlibatan publik dalam pertanian.

5) Penelitian yang dilakukan oleh Schulze et.al(Schulze Schwering et al., 2022) yang membahas dan mengeksplorasi tentang perilaku pembelian petani secara online dari perspektif multidimensi. Melalui survei online di antara 371 petani Jerman, segmentasi sikap petani online diselidiki menggunakan model sikap tripartit. Empat kelompok diidentifikasi: profesional bisnis, offliner setia, penggemar online, dan ragu-ragu online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keunggulan (kenyamanan) dinilai paling tinggi dan memiliki daya pisah paling besar, sedangkan atribut afektif kurang penting bagi petani.

Para offliner yang setia menunjukkan bahwa evaluasi emosional dan kognitif yang positif tidak serta merta meningkatkan niat untuk menggunakan. Selain itu, kelompok profesional bisnis menyatakan bahwa kurangnya kesenangan tidak secara otomatis menurunkan niat untuk menggunakan e- commerce. Segmentasi menunjukkan bahwa ada kelompok tani yang berbeda yang membutuhkan strategi komunikasi individu dan fitur situs web individu saat membeli input pertanian secara online.

Hasilnya dapat membantu membuat penawaran online lebih menarik dan meningkatkan niat penggunaan petani.

III. METODE PENELITIAN

Gambar 1 Alur Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Agustus 2022 hingga bulan Desember 2022, dan berlokasi di kabupaten Demak, Temanggung, Boyolali, Kendal, Tegal, dan Brebes. Berdasarkan pada gambar 1 diatas penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan pengumpulan data, yaitu literature review dan pengumpulan data menggunakan kuisioner serta wawancara. Secara detail kedua tahapan ini dijabarkan sebagai berikut : 1) Tahapan literature review peneliti mengumpulkan sumber penelitian yang memiliki kesesuaian dengan

topik yang diambil oleh peneliti lain guna mengetahui bagaimana proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain.

2) Tahapan pengumpulan data dilakukan pada 7 kabupaten yaitu Brebes, Tegal, Pati, Boyolali, Demak, Kendal dan Temanggung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi kuisioner dan wawancara kepada para petani, umkm dan pengepul untuk mengetahui rantai pasok distribusi bawang merah dari hulu ke hilir.

(4)

Dalam tahapan analisis permasalahan, penyelesaiannya menggunakan tahapan Business Process Reengineering Life Cycle. Business Process Reengineering adalah sebuah proses komputerisasi dalam sebuah organisasi yang berfokus pada analisis dan desain alur kerja proses bisnis (Nova Lenti, 2017). Tujuan dari penggunaan metode ini yaitu untuk membantu membuat proses bisnis organisasi lebih matang, dengan demikian dapat meningkatkan performa bisnis organisasi tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pasar induk memiliki gambaran proses bisnis yang sampai saat ini masih digunakan dalam menunjang kegiatan operasional pasar yaitu sistem jual beli secara offline. Terdapat proses bisnis utama dalam sistem jual beli secara offline pada pasar induk. Yaitu konsumen bertemu dengan penjual untuk melakukan transaksi barang yang akan dibeli. Berikut merupakan identifikasi (identifying) alur proses bisnis transaksi konsumen dengan penjual yang terjadi pada pasar induk tradisional :

1) Konsumen datang ke pasar induk tradisional

2) Konsumen jalan ke setiap penjuru untuk menemukan apa yang dicari 3) Konsumen mendatangi pedagang barang yang dicari

4) Pedagang menawarkan barang ke konsumen

5) Konsumen mencoba untuk bertanya harga barang tersebut 6) Pedagang memberikan informasi harga barang tersebut 7) Konsumen mencoba untuk menawar harga

8) Jika terjadi kesepakatan maka konsumen mendapat barang sesuai dengan harga yang telah ditawar 9) Jika tidak terjadi kesepakatan konsumen tidak jadi membeli barang dan pergi untuk meninggalkan

pedagang tersebut

Setelah mengetahui alur proses bisnis yang sedang berjalan pada pasar induk, kemudian peneliti membuat analisis (analyzing) permasalahan menggunakan diagram fishbone. Pada diagram fishbone terdapat enam faktor atau kategori penting dalam penyusunan diagram tulang ikan seperti machine (mesin atau teknologi), method (proses), material (raw material, consumption, and information), man (tenaga kerja), measurement (pengukuran) dan milieu (lingkaran). Terdapat tiga kategori penting yang digunakan dalam melakukan identifikasi proses bisnis sistem jual beli konvensional, yaitu: man (tenaga kerja), method (proses), dan machine (mesin dan teknologi)

Gambar 2 Fishbone Diagram

Berdasarkan diagram fishbone pada gambar 2 diatas dapat disimpulkan bahwa inti dari permasalahan yang timbul pada proses bisnis jual beli konvensional adalah sebagai berikut:

(5)

563

a) Belum terdapat sistem pembayaran multipayment (digital) sebagai pilihan pembayaran konsumen di pasar sehingga konsumen harus menggunakan uang cash untuk bertransaksi, dengan tujuan dari sistem multipayment yaitu untuk meningkatkan penjualan dengan menambah pilihan pembayaran.

b) Dalam pasar tradisional sangat tidak asing dengan aktivitas tawar menawar, tawar menawar membuat harga jual suatu produk menjadi tidak menentu.

c) Pasar tradisional mengharuskan pembeli untuk datang ke pasar dan bertransaksi secara tatap muka dengan pedagang, hal ini menyebabkan pembeli mengeluarkan waktu dan tenaganya untuk bertransaksi secara langsung.

d) Kondisi pasar yang tidak meyakinkan, karena lingkungan yang cukup kotor dan masih ditemukan tindak kejahatan dalam pasar sehingga kondisi pasar kurang aman dan nyaman bagi pembeli.

Sesuai dengan identifikasi yang telah dilakukan, pada kategori method (proses) terdapat inti dari permasalahan sehingga diperlukan desain ulang proses bisnis sistem jual beli konvensional. Hal ini dikarenakan pada kategori method (proses) sangat berfokus pada proses bisnis yang belum terintegrasi dengan baik, selain itu juga terdapat kategori machine (mesin dan teknologi) dimana pedagang tidak menyediakan pembayaran secara digital sehingga pembeli harus membayar dengan uang cash. Hal ini tentu menjadi salah satu faktor sistem jual beli yang masih kurang optimal. Dibalik kesuksesan sistem jual beli konvensional, diperlukan adanya penambahan tenaga kerja yang professional dalam menjaga kondusifitas pasar supaya pembeli dapat melakukan transaksi dengan aman dan nyaman.

Berdasarkan permasalahan yang ada pada sistem jual beli konvensional di pasar induk, diperlukan solusi guna menyelesaikan permasalahan sebagai tinjauan dalam menangani masalah. Untuk mendapatkan solusi sesuai sektor yang dituju akan dijabarkan pada tabel berikut.

Tabel 1 Permasalahan dan Solusi Proses Bisnis

No. Permasalahan Solusi

1. Proses bisnis pada sistem jual beli konvensional belum bekerja

dengan baik.

Mengembangkan proses bisnis jual beli dengan membuat tempat jual beli secara digital untuk meningkatkan pendapatan pedagang serta membuat pembeli merasa

nyaman dan aman ketika hendak bertransaksi.

Sebelum dilakukan pembuatan desain ulang (redesigning) untuk menyelesaikan permasalahan pada sistem jual beli konvensional, berdasarkan permasalahan pada Tabel 1 diatas perlu diketahui perbedaan aktivitas proses bisnis lama (yang sedang berjalan sekarang) dengan proses bisnis baru. Berikut merupakan perbedaan atas solusi perbaikan pada proses bisnis lama yang akan diperbarui.

Tabel 2 Perbandingan Proses Bisnis Lama dengan Proses Bisnis Baru Proses Bisnis Tansaksi Konsumen dengan Pedagang

Proses Bisnis Lama Proses Bisnis Baru

Pada saat pembeli ingin membeli barang di pedagang, pembeli tidak bisa membayar dengan pembayaran menggunakan metode uang digital, sehingga transaksi mengharuskan menggunakan

uang tunai.

Pembeli dapat membeli barang di katalog online marketplace dengan membayar menggunakan

uang digital.

Sesuai dengan perbedaan proses bisnis lama dengan proses bisnis baru pada tabel 2 diatas. Pada sistem jual beli konvensional diperlukan adanya penataan ulang proses bisnis supaya sistem jual beli konvensional dapat bekerja lebih baik dan mudah. Penulis memberikan usulan perbaikan alur proses bisnis sistem jual beli bawang merah secara offline pada pasar induk yaitu dengan membuat online marketplace untuk memperjualbelikan bawang merah, dengan usulan tersebut diharapkan alur proses bisnis sistem jual beli bawang merah dapat menjadi lebih efektif dan efisien

Berikut merupakan alur proses bisnis transaksi konsumen dengan penjual yang terjadi pada online marketplace bawang merah :

1. Konsumen membuka website pada tokobawang.my.id 2. Konsumen membuat akun untuk bertransaksi

3. Konsumen memilih produk bawang merah yang akan dibeli

4. Konsumen menaruh produk yang dibeli pada keranjang marketplace

(6)

5. Konsumen melanjutkan berbelanja

6. Konsumen memutuskan untuk membayar produk yang ada pada keranjang 7. Konsumen memasukan alamat lengkap pengiriman

8. Konsumen memilih metode pembayaran yang akan digunakan 9. Konsumen membayar sesuai dengan nominal produk yang dibeli 10. Pedagang memproses pesanan konsumen

11. Pedagang mengirim produk ke alamat konsumen 12. Konsumen menerima produk

Berdasarkan hasil rekayasa ulang proses bisnis bisnis sistem jual beli bawang merah secara offline maka dibuatlah digitalisasi sistem online marketplace untuk menghilangkan proses jual beli bawang merah secara manual yang memakan proses panjang dengan tujuan untuk agar lebih efektif dan efisien. Berikut tampilan rekayasa ulang proses sistem jual beli bawang merah dalam menggunakan sistem online marketplace :

a. User Interface Halaman beranda tokobawang.my.id

Gambar dibawah merupakan tampilan user interface dari halaman beranda tokobawang.my.id, halaman ini merupakan halaman pertama kali user ketika tiba di website tokobawang.my.id. di dalam halaman ini terdapat navigasi button, kolom pencarian, icon keranjang, dan icon user.

Gambar 3 User Interface Halaman Beranda tokobawang.my.id

b. User Interface Halaman Produk tokobawang.my.id

Langkah selanjutnya setelah konsumen berada pada website tokobawang, konsumen dapat memilih produk pada halaman produk. Halaman ini merupakan tampilan display produk yang dijual oleh ecommerce tokobawang.my.id, ketika user atau konsumen ingin menambahkan produk dalam halaman ini, user dapat memilih button add to cart dan selanjutnya produk akan masuk kedalam icon keranjang.

(7)

565

Gambar 4 User Interface Halaman Produk tokobawang.my.id c. User InterfaceHalaman Checkout Produk tokobawang.my.id

Setelah konsumen memasukan produk kedalam keranjang, konsumen dapat membayar produk tersebut dengan masuk ke dalam halaman checkout, dalam halaman ini konsumen menginput identitas konsumen, lokasi pengiriman produk, dan metode pembayaran yang akan dilakukan oleh konsumen.

Gambar 5 User Interface Halaman Checkout Produk tokobawang.my.id

Selanjutnya tahapan perancangan ini melalui proses evaluating, dimana ketika peneliti melakukan pembangunan sistem dilakukan Focus Grup Discussion (FGD) yang menghasilkan berbagai pendapat dari sudut pandang yang berbeda dalam merekayasa ulang proses bisnis dengan penggunaan ecommerce yang sudah bahas diatas sehingga dari sudut pandang yang berbeda tersebut akan menciptakan sistem yang optimal.

Untuk implementing sistem yang baru harus melalui berbagai tahapan, seperti tahap persiapan yang dimana sistem ini perlu personal komputer untuk terhubung dengan jaringan, kemudian juga perlu dilakukan penjelasan dan pelatihan untuk pengguna atau pihak yang terkait mengenai fitur pada sistem yang baru agar penggunaan sistem baru dapat maksimal. Tahapan konversi dari sistem lama ke sistem baru

(8)

juga diperlukan agar segera mengatasi permasalahan, dan setelah diterapkan perlu dilakukan peninjauan mengenai sistem baru agar dapat memonitoring kesalahan agar dapat menemukan sistem yang sesuai dengan rencana dan dapat diimprovisasi.

Tahapan improving dilakukan berbagai tahapan agar sistem jual beli bawang merah lebih baik kedepannya. Mengimprovisasi merupakan tahapan dimana dari kekurangan sistem yang ada seperti pengguna kesulitan dalam penggunaan komputer sehingga diperlukannya pelatihan agar pengguna lebih memahami dalam penggunaan komputer serta perlu dilakukan pengembangan terhadap sistem karena teknologi selalu berkembang sehingga kedepannya diharapkan menjadi lebih optimal dalam proses jual beli bawang merah.

Setelah 7 tahapan BPR selesai, maka peneliti melakukan pengujian sistem untuk melihat apakah sebuah sistem yang telah dibuat sudah sesuai dengan tujuan awal pembuatan dan layak untuk dipergunakan(Setiyani, 2019). Pada tahapan pengujian sistem ini, penulis akan menggunakan metode Black Box sebagai metode untuk menguji sistem pada ecommerce tokobawang. Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak(Cholifah et al., 2018). Data uji dijalankan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian output dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

Tabel 3 Pengujian menggunakan Black Box Testing

Requirement Skenario Hasil yang diharapkan Hasil Pengujian Login User Memasukan email dan password Dapat melakukan login sesuai

dengan hak akses

Sesuai Create New

Product

Memasukan nama produk, harga produk, ketersediaan produk

Dapat membuat product baru Sesuai Update

Product

Mengganti nama produk, harga produk, ketersediaan produk

Dapat memperbarui product Sesuai Delete

Product

Memilih salah satu product dan memilih button trash

Berhasil melakukan Delete product

Sesuai Checkout

Product

Memasukan product ke keranjang, lalu memilih button

checkout

Berhasil melakukan checkout product

Sesuai

Tracking Order

Memilih button tracking order, lalu mengisi id pesanan untuk mengetahui status barang yang

diorder

Menampilkan status product yang diorder

Sesuai

Berdasarkan dari data pada tabel 3 bahwa sistem ecommerce tokobawangsudah memiliki sistem yang berjalan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Sistem tersebut sudah mampu menjalankan berbagai fitur yang ada seperti Create New product, Update Product, dan fitur lainnya.

Setelah melakukan pengujian Black Box, penulis melakukan pengujian User Acceptance Test (UAT) untuk mengetahui seberapa layak sistem ini digunakan. UAT ini diisi oleh 5 responden dari petani dan 5 dari konsumen, dengan menggunakan skala likert 1-4 (sangat tidak setuju-STS, tidak setuju-TS, setuju-S, sangat setuju-SS) dan instrument pertanyaan sebagai berikut :

Tabel 4 Instrument Pertanyaan UAT

No Pertanyaan Skala Likert

SS S TS STS

1

Apakah kandungan konten (informasi tersedia) pada website ini sudah

lengkap ? 2

Apakah tata letak menu serta isi pada tiap-tiap menu dalam website sudah

rapi ?

3 Apakah menu-menu yang disediakan pada website mudah dipahami ? 4

Apakah penggunaan warna dalam website sudah terlihat nyaman oleh

user ?

(9)

567 5

Apakah sistem ini telah diakses sesuai dengan hak aksesnya masing-masing

?

Dari table diatas ddidapatkan hasil pengujian UAT dari dua aktor yaitu dari petani dan konsumen, berikut merupakan hasil pengujian UAT :

1. Petani

Pengujian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner yang mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan tentang sistem yang dibuat apakah layak atau tidak untuk digunakan. berikut hasil pengujian UAT dari aktor petani :

Tabel 5 Hasil Pengujian UAT Petani

Pertanyaan Skala Likert

SS S TS STS

1 3 2

2 3 2

3 2 3

4 4 1

5 5

Total 3 16 6

2. Konsumen

Pengujian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner yang mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan tentang sistem yang dibuat apakah layak atau tidak untuk digunakan. berikut hasil pengujian UAT dari aktor konsumen :

Tabel 6 Hasil Pengujian UAT Konsumen

Pertanyaan Skala Likert

SS S TS STS

1 3 2

2 4 1

3 3 2

4 3 2

5 4 1

Total 10 12 3

Berdasarkan hasil tabel kuisioner petani dan konsumen terdapat 5 pertanyaan yang diajukan oleh penulis dan dibagikan dengan jumlah seluruhnya 10 responden dan sudah diisi oleh masing-masing responden yang sudah terlampir, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat jumlah total pertanyaan dari semua kuisioner adalah sebesar 50 dan hasil penilaiannya sebagai berikut :

a) Yang memberikan jawaban sangat setuju berjumlah 13 dari total 50 pertanyaan b) Yang memberikan jawaban setuju berjumlah 28 dari total 50 pertanyaan c) Yang memberikan jawaban tidak setuju berjumlah 9 dari total 50 pertanyaan d) Yang memberikan jawaban sangat tidak setuju berjumlah 0 dari total 50 pertanyaan

Dari hasil penilaian dan skor yang sudah ditentukan maka dapat dihitung skala likertnya sebagai berikut: (jumlah jawaban yang dipilih x skor likert)

a) Yang memberikan jawaban sangat setuju 13 x 4 = 52 b) Yang memberikan jawaban setuju 28 x 3 = 84 c) Yang memberikan jawaban tidak setuju 9 x 2 = 18 d) Yang memberikan jawaban sangat tidak setuju 0 x 1 = 0

Hasil dari total skor skala likert adalah 154

(10)

Untuk menentukan index presentase dari masing-masing skor likert maka dapat dihitung terlebih dahulu intervalnya sebagai berikut:

• rumus interval = 100 / jumlah skala likert

• maka interval yang di peroleh = 100 / 4 = 25

• selain menghitung interval dapat dihitung interpretasi skor tertinggi adalah

• 4 x 50 yaitu 200

Dari interval tersebut dapat diambil kriteria intepretasi sebagai berikut:

a) Angka 0% – 24,99% = Sangat tidak setuju b) Angka 25% – 49,99% = Kurang setuju c) Angka 50% – 74,99% = Setuju d) Angka 75% – 100% = Sangat setuju

Dari semua nilai dan hasil yang sudah diperhitungkan, maka dapat dihitung penyelesaian akhir sebagai berikut:

• Penyelesaian akhir = total skor skala likert / interpretasi skor tertinggi x 100

• Maka hasilnya adalah 154 / 200 x 100 = 77, berada dalam kriteria “Sangat Setuju”

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa website tokobawang.my.id mempunyai tampilan yang menarik, menu-menu pada media web mudah dipahami, isi atau informasi mudah dimengerti. Dengan demikian secara keseluruhan fungsional web ini sudah berjalan cukup baik dan diterima oleh responden.

V. SIMPULAN

Berdasarkan dari rekayasa ulang proses bisnis yang dilakukan pada penelitian ini, proses bisnis memiliki perubahan terhadap proses transaksi pada sistem jual beli bawang merah, dari proses konvensional menjadi proses transaksi melalui sistem ecommerce. Sistem ecommerce dapat membantu pedagang bawang merah bertemu dengan konsumen secara digital. Sistem ecommerce juga dapat membuat transaksi jual beli bawang merah menjadi lebih cepat. Hasil dari penerapan perancangan rekayasa ulang proses bisnis ini yaitu waktu yang lebih cepat, pemangkasan proses, dan mengurangi SDM dalam proses bisnis. Disamping itu, dari segi UAT yang mendapatkan nilai 77% menghasilkan kesimpulan ecommerce ini diterima oleh responden dengan baik.

VI. UCAPAN TERIMAKASIH

Kami dengan tulus berterima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia yang telah mendanai sebagian proyek ini melalui Program Kedaireka. Karya ini juga didukung oleh Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) melalui Center of Excellence in Science and Technology, UDINUS dan RAMANI B.V.

dengan hibah dokumen kontrak: Penyelarasan Rantai Pasok dan Customer Relationship Management pada Komoditi Bawang Merah menggunakan Artificial Inteligent berbasis Internet of Things dan Blockchain, No.

176/E1/KS.06.02/2022.

DAFTAR PUSTAKA

Agribisnis, F., Yang Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah Provinsi Kalimantan Selatan, F. di, Syifa, N., Wilda, K., Yudi Ferrianta, dan, Studi Agribisnis, P., Sep, J., Pertanian, F., Lambung Mangkurat Jl Yani km, U. A., & Selatan ABSTRAK Kata Kunci, K. (2021). The Affecting Factors of Shallots Demand in South Kalimantan. https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/fag

Andono, P. N., Ocky Saputra, F., Shidik, G. F., & Arifin Hasibuan, Z. (2022). End-to-End Circular Economy in Onion Farming with the Application of Artificial Intelligence and Internet of Things. 2022 International Seminar on Application for Technology of Information and Communication (ISemantic), 459–462. https://doi.org/10.1109/iSemantic55962.2022.9920447

(11)

569

Anshari, M., Almunawar, M. N., Masri, M., & Hamdan, M. (2019). Digital Marketplace and FinTech to Support Agriculture Sustainability. Energy Procedia, 156, 234–238.

https://doi.org/10.1016/j.egypro.2018.11.134

Arifin Fattah, M., & Mardiyati, S. (2021). Pendapatan dan Kelayakan Usaha Tani Bawang Merah Income and Feasibility of Onion Business.

Bawarta, I. G. A. A., Yasa, I. M. W., & Arisena, G. M. K. (2022). Analisis Risiko Produksi Usahatani Bawang Merah. Benchmark, 3(1), 33–42. https://doi.org/10.46821/benchmark.v3i1.264

Cheng, X., Deng, S., Jiang, X., & Li, Y. (2022). Optimal promotion strategies of online marketplaces. European Journal of Operational Research. https://doi.org/10.1016/j.ejor.2022.08.020

Cholifah, W. N., Yulianingsih, Y., & Sagita, S. M. (2018). Pengujian Black Box Testing pada Aplikasi Action

& Strategy Berbasis Android dengan Teknologi Phonegap. STRING (Satuan Tulisan Riset Dan Inovasi Teknologi), 3(2), 206. https://doi.org/10.30998/string.v3i2.3048

Ghafarifarsani, H., Yousefi, M., Hoseinifar, S. H., Paolucci, M., Lumsangkul, C., Jaturasitha, S., & van Doan, H.

(2022). Beneficial effects of Persian shallot (Allium hirtifolium) extract on growth performance, biochemical, immunological and antioxidant responses of rainbow trout Oncorhynchus mykiss fingerlings. Aquaculture, 555, 738162. https://doi.org/10.1016/j.aquaculture.2022.738162

Gomathy, Dr. C. K. (2021). A Study on Ecommerce Agriculture. International Journal for Research in Applied

Science and Engineering Technology, 9(10), 1486–1488.

https://doi.org/10.22214/ijraset.2021.38648

Husen, F., Nendissa, D. R., Levis, L. R., Pellokila, M. R., & Khoiriyah, N. (2022). Struktur Dan Perilaku Pasar Komoditi Bawang Merah. Journal of Agricultural Socio-Economics (JASE), 3(1), 30.

https://doi.org/10.33474/jase.v3i1.17687

Jahung, K. F., & Sudewa, K. A. (2022). Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Pupuk KCl Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum,L). 27, 121–126.

https://doi.org/10.22225/ga.27.2.5667.121-126

Kusumaningrum, S. I. (2019). Pemanfaatan Sektor Pertanian Sebagai Penunjang Pertumbuhan Perekonomian Indonesia. In Jurnal Transaksi (Vol. 11, Issue 1).

Nova Lenti, F. (2017). Rekayasa Proses Bisnis Pada E-Commerce B2B-B2C Menggunakan Sistem Afiliasi. In Jurnal Informatika dan Komputer (Vol. 2, Issue 1).

Rahayu, S., Fitriani, L., Kurniawati, R., & Bustomi, Y. (2019). E-commerce based on the Marketplace in efforts to sell agricultural products using Xtreme programming approach. Journal of Physics: Conference Series, 1402(6), 066108. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1402/6/066108

Schulze Schwering, D., Isabell Sonntag, W., & Kühl, S. (2022). Agricultural E-commerce: Attitude segmentation of farmers. Computers and Electronics in Agriculture, 197, 106942.

https://doi.org/10.1016/j.compag.2022.106942

Setiyani, L. (2019). PENGUJIAN SISTEM INFORMASI INVENTORY PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR FARMASI MENGGUNAKAN METODE BLACK BOX TESTING. Techno Xplore : Jurnal Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi, 4(1), 1–9. https://doi.org/10.36805/technoxplore.v4i1.539

Thamrin, M., Novita, D., Hasanah, U., Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UMSU, P., Studi Fakutas Pertanian UISU, P., Kunci, K., & Bawang Merah, P. (2018). Kontribusi Pendapatan Pengupas Bawang Merah Terhadap Pendapatan keluarga Contribution Of Shallot Peeler Revenue To Family Income.

Valerio, E., Hilmiati, N., Prior, J., & Dahlanuddin, D. (2022). Analysis of the agricultural innovation system in Indonesia: A case study of the beef sector in Nusa Tenggara Barat. Agricultural Systems, 203, 103529.

https://doi.org/10.1016/j.agsy.2022.103529

Wahdiniwaty, R., & Esertha, G. (2019, October 11). E-commerce Technology in Agricultural World.

https://doi.org/10.4108/eai.18-7-2019.2287831

Zheng, Z., Li, G., Cheng, T. C. E., & Wu, F. (2022). Offline supplementary service strategies for the online marketplace: Third-party service or marketplace service? Transportation Research Part E: Logistics and Transportation Review, 164, 102810. https://doi.org/10.1016/j.tre.2022.102810

Referensi

Dokumen terkait

menarik Media yang dibuat tidak sesuai dengan masalah yang telah diuraikan dalam makalah perencanaan tetapi cukup menarik Media yang dibuat cukup sesuai dengan masalah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kesembuhan luka pasien yang mendapatkan ketepatan switch therapy tidak berbeda nyata dengan nilai kesembuhan luka pasien

Anda diminta untuk memilih salah satu dari beberapa alternatif pernyataan yang.. tersedia dengan cara memberikan tanda centang

Sriwahyuni,Amd.Keb Desa Kuwangsan kecamatan Sedati kabupaten Sidoarjo tahun 2009 dengan membagikan kuisionener pada 10 ibu bayi, didapatkan dengan hasil 4 orang dengan

pasti harta (menurut Zeithaml:1988).nilai pengorbanan mengacu pada kenaikan biaya dalam jangka pendek maupun panjang.Pengorbanan yang dirasakan, adalah nilai yang didapat

Judul Skripsi : Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Kimia SMA Kelas X Di Kota Gorontalo Dan Kota Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 (Studi Evaluatif Pada Tiga SMA/MA

Formulasi pada proses fortifikasi zat besi, kalsium, seng, vitamin A, dan vitamin C dilakukan pada wafer krim karena remaja menyukai produk yang mudah dibawa dan dapat

Saya mengawali tulisan ini dengan analogi yang dipakai oleh Dr. Yewangoe ketika beliau mengajar mata kuliah Teologi Agama-Agama pada strata satu waktu itu. Menurut Yewangoe,