• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH MATERI SURGA DAN NERAKA SISWA KELAS III DI MINHA HARJOWINANGUN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH MATERI SURGA DAN NERAKA SISWA KELAS III DI MINHA HARJOWINANGUN BARAT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

293

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH MATERI SURGA DAN

NERAKA SISWA KELAS III DI MINHA HARJOWINANGUN BARAT

UMI FATMAH

Prodi Pendidikan Prifesi Guru, IAIN Palangka Raya Email umifatmah@yahoo.com

ABSTRAK

Model Make a Match, Hasil Belajar. Penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini dilatar belakangi oleh kegiatan belajar mengajar di MI Nurul Huda Harjowinangun Barat selama ini kebanyakan masih menggunakan metode ceramah disertai pembagian tugas dan latihan, dimana saat proses pembelajaran berlangsung guru cenderung lebih aktif dan peserta didik hanya pasif.

Akibatnya hasil belajar kurang baik. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak materi Surga dan Neraka setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe make a macth pada siswa kelas III MI Nurul Huda Harjowinangun Barat Tersono tahun pelajaran 2022/2023.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match. Lokasi dan subyek penelitian berada pada peserta didik kelas III di MI Nurul Huda Harjowinangun Barat.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, hasil belajar dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisa data menggunakan reduksi data, paparan data serta penarikan kesimpulan.. Penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Dari hasil analisis data dapat dilihat, bahwa hasil belajar peserta didik telah meningkat. Peningkatan hasil belajar dapat di buktikan dengan nilai peserta didik yang semakin membaik. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari ketuntasan belajar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Terbukti hasil pre test, dari ke 24 peserta didik yang mengikuti tes hanya ada 3 yang tuntas.

Dengan presentase ketuntasan 12,2%, meningkat menjadi 54,1% dari hasil post test siklus I dengan 24 peserta didik yang mengikuti tes, 13 peserta didik yang tuntas dan 11 yang tidak tuntas. Meningkat lagi pada post test siklus II dengan presentase 83,3% dengan 24 peserta didik yang mengikuti tes, 20 peserta didik

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

294

tuntas dan 4 tidak tuntas. Data tersebut membuktikan, bahwa hasil belajar peserta didik bisa meningkat dengan penerapan model pembelajaran Make a Match.

Kata Kunci : Make a Match, Hasil Belajar, Surga dan Neraka

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan manusia, karena dengan adanya pendidikan diharapkan dapat membantu proses perkembangan ke tingkat yang lebih baik, menurut pandangan islam berarti membiasakan ketaqwaan, kecerdasan dan kepribadiannya.

Pendidikan dilaksanakan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, baik itu melalui keluarga, sekolah maupun pergaulan dengan masyarakat. Sehubungan dengan itu pendidikan pada umumnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertaqwa serta berahlaq mulia dan memiliki keterampilan sebagai bekal untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Dengan demikian peserta didik harus meningkatkan pendidikan dengan cara belajar, karena belajar merupakan proses menciptakan suatu hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional pasal 1 menyebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Untuk dapat meningkatkan prestasi peserta didik, diharapkan seorang guru berperan aktif dalam mendidik peserta didik seperti menerapkan pendekatan yang efektif agar peserta didik memahami materi yang di ajarkan.

Oleh sebab itu seorang guru diharapkan dapat menuntun peserta didik agar dapat aktif dalam pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak hanya terbiasa menerima pelajaran saja tetapi juga dapat mengembangkan kembali ilmu yang didapatanya selam mengikuti pelajaran di kelas. Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik.

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

295

Dalam kenyataan di lapangan, dalam menyampaikan materi guru selalu monoton hanya menggunakan metode ceramah, dan media pembelajaran yang kurang mampu menggairahkan suasana pembelajaran, siswa cenderung hanya sebagai pendengar, mencatat pelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, umumnya siswa beranggapan pelajaran itu membosankan sehingga hasil belajar siswa (nilai) tidak dapat optimal, dan masih berada di bawah KKM. Berkaitan dengan hal tersebut pembelajaran yang selama ini berjalan belum mampu mencapai standar pendidikan yang diinginkan, minat siswa terhadap materi pelajaran rendah, kektifan dalam pelajaran kurang dan hasil belajar siswa rendah. Perlu adanya suatu metode khusus yang dapat menggantikan metode tradisional tersebut, salah satunya dengan menggunakan Metode Make a Match.

Make A match merupakan proses pembelajaran berkelompok yang dalam proses pembelajarannya siswa diminta untuk mencari pasangan sambil belajar mengengai suatu materi atau topik pembelajaran dalam semua mata pelajaran dan tingkat kelas. Teknik pembelajaran Make A Match dilakukan didalam kelas dengan suasana yang menyenangkan karena dalam pembelajarannya siswa dituntut untuk berinteraksi dengan siswa yang lain. Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokan kartunya diberi poin.

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai, dan bermartabat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia, agama adalah hal yang termasuk penting dalam segi kehidupan karena dengan agama manusia dapat dibedakan dengan makhluk lainnya sehingga agama bukan hanya sekedar sebagai pelengkap kehidupan tetapi merupakan patokan hidup manusia. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi subuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan, baik pendidikan di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Mata pelajaran Akidah akhlak adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksud untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan berakhlak atau bersikap yang baik sehingga dapat diwujudkan dalam pertilaku sehari-hari. sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah Swt.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “ Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

296

Model Kooperatif Tipe Make a Match Materi Surga dan Neraka Siswa Kelas III MI NUrul Huda Harjowinangun Barat”

METODOLOGI PENELITIAN

Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah MI Nurul Huda Harjowinangun Barat, Kecamatan Tersono. Dan penulis mengambil objek pada kelas III yang berjunlah 24 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2022 sampai Oktober 2022 Penentuan waktu disesuaikan dengan kalender pendidikan sekolah, karena penelitian ini memerlukan beberapa siklus tindakan dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus, Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penggunaan kartu pada pembelajaran Akidah Akhlak materi adanya surga dan neraka dengan model pembelajaran make a match, yang merupakann suatu strategi dalam pembelajaran Akidah Akhlak. Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, dokumentasi, dan tes hasil belajar. Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala- gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Metode observasi ini adalah metode pokok atau primer yang penulis gunakan untuk memperoleh data dan mengamati secara langsung dalam penggunaan model pembelajaran make a match (membuat pasangan) yang dilakukan bersama dalam proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan serta untuk menjaring data aktifitas siswa. Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dilakukan oleh pengamat. Selain itu, observasi juga dicatat untuk melengkapi informasi tentang siswanya.

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa data-data siswa, minat dan antusias siswa maupun data nilai hasil ulangan harian siswa yang peneliti peroleh dari observasi awal. Dokumen-dokumen itu dianalisis untuk memperdalam, dan memperinci temuan penelitian.

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

297

Sedangkan tes hasil belajar digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar sisa yaitu melalui pretest dan posttest sehubungan dengan pokok bahasan yang telah dipelajari siswa dengan standar hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata materi adanya surga dan neraka. Sedangkan metode tes adalah sehimpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih, ditanggapi, atau tugas- tugas yang harus dilakukan oleh orang yang di tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang di tes tersebut. Penulis mengggunakan metode tes ini untuk mengumpulkan data-data mengenai hasil belajar siswa. Dalam metode tes ini penulis memberikan tes berupa kuis-kuis individu yang disiapkan

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil tes. Hasil ini terangkum dalam tiga bagian, yaitu pre test (tes awal), Siklus I dan Siklus II.

Hasil dari ketiga tes disetiap siklus tersebut berupa tes formatif yang dilaksanakan setiap akhir siklus, untuk mengukur pemahaman dari penguasaan pembelajaran Akidah Akhlak Materi Keyakinan Adanya Surga dan Neraka.

Pemberian soal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan juga untuk mengetahui gambaran kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal- soal tentang materi keyakinan adanya surga dan neraka. Test tersebut berupa soal pilihan berganda sebanyak 10 soal. Dari 24 siswa dikelas III, dapat diketahui hasil belajar siswa pada test awal atau pre test dari table berikut ini:

Data Hasil Pretes Tabel 1

No Nama KKM Nilai Keterangan

1. Abimanyu Maheswara P 70 40 Tidak Tuntas 2. Ahmad Rayhan A. 70 40 Tidak tuntas 3. Ahmad Syaikhoni 70 20 Tidak tuntas 4. Ayunandia Zafara F. 70 30 Tidak tuntas 5. Azalina Indraswari 70 40 Tidak tuntas 6. Bagas Sarda K. 70 60 Tidak tuntas 7. Bilqis Faiha Rifda 70 40 Tidak tuntas

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

298

8. Erina Lydia Rahma 70 40 Tidak tuntas 9. Hanin Fatthinah Azzah 70 50 Tidak tuntas

10. Intan Angraini 70 70 Tuntas

11. Khayla Rafani N. 70 60 Tidak tuntas 12. M. Ahza Danizh 70 40 Tidak tuntas 13. Maharani Aurelia P. 70 30 Tidak tuntas 14. M. Yudha Prasetya 70 30 Tidak tuntas

15. M. Arjun Naja 70 30 Tidak tuntas

16. M. Azka Rahmi 70 80 Tuntas

17. M. Ezar Junkidauzat 70 30 Tidak tuntas 18. M. Fatihul Ihsan 70 20 Tidak tuntas 19. M. Fikri Labib 70 20 Tidak tuntas 20. M. Hafidz Nabhan 70 50 Tidak tuntas 21. Silvia Dewi Anggraini 70 20 Tidak tuntas

22. Suryanti 70 20 Tidak tuntas

23. Syayyida Hafidatuz Zahra 70 70 Tuntas 24. Zaqwan Al Mazizi 70 60 Tidak tuntas

Σ Jumlah 990

N (Jumlah Siswa) 24

X (Rata-rata/Mean) 41,25

Tuntas 3 (12,2)

Belum Tuntas 21(87,5)

Berdasarkan pada tabel tersebut, maka dapat dipahami bahwa hasil belajar Siswa kelas III belum menunjukkan hasil yang maksimal karena rata-rata hasil belajar Aqidah Akhlak hanya mencapai rata-rata 41,25 sehingga masih di bawah standar KKM yang diharapkan yakni minimal 70. Dapat pula dirincikan bahwa sebesar 87,5% (21 siswa) dari 24 siswa belum mencapai KKM dan hanya 12% (3 siswa) yang telah mencapai KKM.

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

299 1. SIKLUS I

Pembelajaran Akidah Akhlak di MI Nurul Huda Harjowinangun Barat dilaksanakan 1 kali pertemuan dalam seminggu atau 2 JP. Siklus I dilaksanakan 1 kali pertemuan / 2JP dan siklus II juga 1 kali pertemuan /2JP.

Pada siklus I model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match yaitu setiap peserta didik memegang kartu soal dan jawaban secara acak yang nantinya akan diminta oleh peneliti untuk mencari dan menjodohkan kartu kepada pemegang kartu pasangannya. Setelah itu peneliti memberikan kartu soal dan jawaban secara acak kepada masing-masing peserta didik. Pada siklus I siswa mengerjakan tes mandiri yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda.

Data Hasil Posttes Siklus I Table 2

No Nama KKM Nilai Keterangan

1. Abimanyu Maheswara P 70 70 Tuntas

2. Ahmad Rayhan A. 70 70 Tuntas

3. Ahmad Syaikhoni 70 30 Tidak tuntas 4. Ayunandia Zafara F. 70 50 Tidak tuntas 5. Azalina Indraswari 70 60 Tidak tuntas

6. Bagas Sarda K. 70 80 Tuntas

7. Bilqis Faiha Rifda 70 70 Tuntas 8. Erina Lydia Rahma 70 70 Tuntas 9. Hanin Fatthinah Azzah 70 70 Tuntas

10. Intan Angraini 70 70 Tuntas

11. Khayla Rafani N. 70 80 Tuntas 12. M. Ahza Danizh 70 60 Tidak tuntas 13. Maharani Aurelia P. 70 60 Tidak tuntas 14. M. Yudha Prasetya 70 50 Tisak tuntas 15. M. Arjun Naja 70 60 Tisak tuntas

16. M. Azka Rahmi 70 80 Tuntas

17. M. Ezar Junkidauzat 70 70 Tuntas 18. M. Fatihul Ihsan 70 60 Tidak tuntas 19. M. Fikri Labib 70 60 Tidak tuntas 20. M. Hafidz Nabhan 70 70 Tuntas

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

300

21. Silvia Dewi Anggraini 70 60 Tidak tuntas

22. Suryanti 70 60 Tidak tuntas

23. Syayyida Hafidatuz Zahra 70 80 Tuntas 24. Zaqwan Al Mazizi 70 70 Tuntas

Σ Jumlah 1.560

N (Jumlah Siswa) 24

X (Rata-rata/Mean) 65 Belum Tuntas

Tuntas 13 (54,1)

Belum Tuntas 11 (45,8)

Berdasarkan hasil tes akhir pada siklus I menunjukkan peningkatan pada hasil belajar peserta didik. Ini dapat terbukti dari nilai tes akhir (post test) siklus I menunjukkan lebih baik dari nilai tes awal (pre test). Ketuntasan belajar peserta didik juga meningkat. Terbukti dengan presentase ketuntasan belajar peserta didik dari 12,2% (pre test) dengan nilai rata-rata 41,25 menjadi 54,1% dengan rata-rata 65 (post test 1). Dalam siklus I ini belum mencapai ketuntasan karena adanya berbagai kendala diantaranya: banyak peserta didik yang belum memahami indikator yaitu : menghafal nama-nama surga dan neraka serta calon penghuninya, suasana kelas terlihat gaduh ketika pembagian kelompok dan ketika berdiskusi mencari pasangan. Kegiatan diskusi belum terbiasa.

2. SIKLUS II

Pembelajaran pada siklus II ini tidak jauh beebeda dengan pembelajaran pada siklus I. dan ada beberapa perbaikan-perbaikan tindakan supaya hal yang kurang dalam siklus I bisa dimaksimalkan pada tindakan siklus II.

Data Hasil Post Test Siklus II Table 3

No Nama KKM Nilai Keterangan

1. Abimanyu Maheswara P 70 80 Tuntas

2. Ahmad Rayhan A. 70 80 Tuntas

3. Ahmad Syaikhoni 70 40 Tidak tuntas 4. Ayunandia Zafara F. 70 70 Tuntas 5. Azalina Indraswari 70 80 Tuntas

6. Bagas Sarda K. 70 80 Tuntas

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

301

7. Bilqis Faiha Rifda 70 80 Tuntas 8. Erina Lydia Rahma 70 80 Tuntas 9. Hanin Fatthinah Azzah 70 80 Tuntas

10. Intan Angraini 70 90 Tuntas

11. Khayla Rafani N. 70 90 Tuntas

12. M. Ahza Danizh 70 70 Tuntas

13. Maharani Aurelia P. 70 70 Tuntas 14. M. Yudha Prasetya 70 70 Tuntas

15. M. Arjun Naja 70 70 Tuntas

16. M. Azka Rahmi 70 100 Tuntas

17. M. Ezar Junkidauzat 70 70 Tuntas 18. M. Fatihul Ihsan 70 60 Tidak tuntas 19. M. Fikri Labib 70 60 Tidak tuntas 20. M. Hafidz Nabhan 70 80 Tuntas 21. Silvia Dewi Anggraini 70 60 Tidak tuntas

22. Suryanti 70 70 Tuntas

23. Syayyida Hafidatuz Zahra 70 100 Tuntas 24. Zaqwan Al Mazizi 70 90 Tuntas

Σ Jumlah 1.820

N (Jumlah Siswa) 24

X (Rata-rata/Mean) 75,83 Tuntas

Tuntas 20 (83,3)

Belum Tuntas 4 (16,6)

Tes akhir (post test) siklus II ada 10 soal pilihan ganda. Berdasarkan tes dari siklus II menunjukkan bahwa terjadi penigkatan pada hasil belajar peserta didik.

Ditunjukkan pada nilai post test siklus II lebih baik dari nilai post test siklus I.

Ketuntasan belajar peserta didik juga meningkat, terbukti dari ketuntasan belajar

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

302

peserta didik yang meningkat dari 54,1% dengan nilai rata-rata peserta didik 65 menjadi 83,33% dengan nilai rata-rata 75,83.

Pada siklus II Peningkatan partisipasi peserta didik melalui metode make a match telah dilaksanakan dan memberikan perbaikan yang positif dalam diri peserta didik serta suasana kelas sudah berkurang kegaduhannya tidak seperti pada siklus I karena sudah mengerti arah jalannya pembelajaran, Peserta tidak kebingungan membedakan kartu pertanyaan dan jawaban, Kegiatan diskusi mencari pasangan kartu berjalan dengan lancar dan peserta didik merasa senang dalam belajar kelompok, Sebagian besar peserta didik sudah mampu belajar dengan aktif dan mengerjakan tugas dengan baik hal ini sesuai dengan tori Santoso dalam Novia (2015: 24), yang menyebutkan bahwa kelebihan model make a match adalah sebagai berikut:

▪ Mampu menciptakan suasana aktif dan menyenangkan

▪ Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa

▪ Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar

▪ Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran

▪ Kerja sama antar siswa terwujud dengan dinamis

▪ Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh siswa

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Mach A Match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Akidah Akhlak materi Surga dan Neraka sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan akhir pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/08/UU_no_20_th _2003.pdf

Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya,2014) hlm

Teni Nurita , Misykat, Volume 03, Nomor 01, Juni 2018 |174- 175

Sulistiawati, Skripsi Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tepe Make A Match Untuk meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

303

III YPI Umbul bandung Desa Tanjung Ratu Kec. Katibung tahun Pelajaran 2018/2019, hal 47-49

Modul 8, Teori Pembelajaran, Model-model dan metode Pembelajaran. Studi Pendidikan Profesi Guru IAIN Palangkaraya. Hal 99

Asnimar, 2017 Metode Pembelajaran Index Card Match, Hasil Belajar Penjas, Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program. Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 – 8435. Hal 210

Isjoni, “Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik”. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011). Hal 31

https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran- make-match/

Bahan ajar / modul Aqidah Akhlak Al-Ma’arif kelas 3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan gambar 4.8 diketahui bahwa nilai R square yang terbesar antara skenario 5 dan 6 adalah skenario 6 sebesar 0,9740. Untuk hasil perhitungan perhitungan

19.3 Penyimpangan – penyimpangan dari ketentuan mutu beton tersebut di atas, atau persyaratan mutu beton tidak terpenuhi maka pihak Direksi berhak untuk meminta kepada

Faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan park & ride sebagai fasilitas pergerakan komuter pada Koridor Bekasi-Jakarta adalah faktor biaya

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar analisis LKS praktikum, pedoman wawancara, lembar optimasi, lembar observasi keterlaksanaan tahapan

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu micron berarti kecil dan scorpos berarti tujuan.Mikroskop juga merupakan alat yang digunakan untuk melihat objek

Berdasarkan penelitian yang dilakukan ekstrak daun katuk dapat menghambat bakteri Staphylococus aureus pada konsentrasi 60% dengan diameter zona 10 mm dan

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa Pengadaan Langsung Nomor : 520/09/PPBJ – APBDP/DISTANAK/2012 Tanggal 6 Desember 2012, dengan ini diumumkan Penyedia