1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang yang mendasari penelitian, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan pola pikir penelitian.
1.1 Latar Belakang
Tempat-tempat umum tidak terpisahkan dari keberadaan sanitasi, termasuk di lingkungan pasar tradisional. Tempat-tempat umum termasuk pasar tradisional punya potensi sebagai tempat terjadinya atau lokasi penyebaran penyakit, pencemaran lingkungan, maupun gangguan kesehatan yang dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan yang salah satunya diakibatkan dari pengelolaan sanitasi yang kurang baik. Mukono (2006) berpendapat bahwa sanitasi khususnya pada tempat umum merupakan suatu masalah Kesehatan bagi masyarakat yang cukup mendesak.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 – 2024 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020 – 2024 menjelaskan tentang strategi nasional pembangunan kesehatan salah satunya dengan melalui pembudayaan perilaku hidup sehat dilakukan melalui gerakan masyarakat hidup sehat yang didalamnya mencakup pengembangan kawasan sehat antara lain kabupaten/kota sehat, pasar sehat, upaya kesehatan sekolah (UKS) dan lingkungan kerja sehat. Hal tersebut juga sejalan dengan indikator khusus dalam penyelenggaraan kabupaten/kota sehat khususnya di Kota Balikpapan yaitu penataan kawasan pemukiman dan sarana prasarana diantaranya pasar yang bersih, kawasan pariwisata yang sehat maupun pelayanan transportasi. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Balikpapan Tahun 2005 – 2025 juga menjelaskan bahwa keberadaan Pasar tradisional di Kota Balikpapan yang sangat penting sebagai salah satu pusat perdagangan yang dapat
2 mendorong pertumbuhan ekonomi. Pelaksanaan pasar sehat sendiri juga tertuang di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.17 Tahun 2020 tentang Pasar Sehat yang telah menekankan bahwa untuk mewujudkan pasar rakyat yang bersih, aman, nyaman, dan sehat perlu dilakukan pengelolaan kualitas lingkungan yang sehat oleh setiap pemangku kepentingan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Salah satu indikator penting dalam pelaksanaan pasar sehat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.17 tahun 2020 tentang Pasar Sehat adalah sanitasi. Sanitasi mencakup beberapa komponen dasar, antara lain penyediaan air bersih, penyediaan sarana toilet, serta pengelolaan sampah dan saluran air limbah (Celesta, 2019). Permasalahan yang timbul pada penyediaan sanitasi adalah pengelolaan yang kurang baik. Berdasarkan pada temuan penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2018) yang dimana pada pengelolaan sampah di Pasar Kurai Taji yang belum begitu baik. Hal tesebut dilihat dari ketersediaan truk pengangkut sampah yang hanya berjumlah satu unit dan juga tidak adanya pemilahan sampah dari sumber yang dilakukan. Temuan lainnya adalah masyarakat sekitar yang juga ikut membuang sampah rumah tangga ke truk penampungan di Pasar Kurai Taji, sehingga menambah beban timbulan sampah yang ada di Pasar Kurai Taji. Selain itu penelitian lain yang berkaitan dengan sanitasi oleh Efendi (2019) yang berhubungan dengan limbah cair di Pasar Ciputat dan Pasar Modern BSD Kota Tangerang Selatan. Hasil temuan mengungkapkan bahwa limbah cair tidak dapat mengalir dengan lancar yang berakibat pada penumpukan limbah pada drainase tersebut yang berpotensi menjadi tempat perindukan berbagai vektor yang dapat mencemari produk-produk yang dijual di pasar. Berdasarkan hasil temuan pada penelitian yang telah dijabarkan, maka dapat dilihat bahwa sanitasi khususnya pada Pasar Tradisional masih memiliki berbagai permasalahan yang timbul.
Pasar Sepinggan merupakan salah satu pasar tradisional yang berada di Kota Balikpapan. Pasar Sepinggan dikelola oleh UPT Wilayah IV dibawah Dinas Perdagangan Kota Balikpapan. Dinas Perdagangan Kota Balikpapan setidaknya menetapkan 3 (tiga) pasar tradisional di Balikpapan sebagai pasar tradisional yang berwawasan lingkungan, diantaranya Pasar Pandansari, Pasar Sepinggan, dan Pasar Klandasan. Walaupun ditetapkan sebagai salah satu pasar yang berwawasan
3 lingkungan, Pasar Sepinggan memiliki keterbatasan dalam hal pengelolaan sanitasi seperti tidak adanya IPAL komunal yang mengelola air limbah dari Pasar Sepinggan dan juga tidak adanya bank sampah seperti pada Pasar Pandan Sari yang terhubung dengan IPAL Margasari dan telah memiliki bank sampah serta pengolahan sampah yang masih belum menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Selain itu, Pasar Sepinggan menghasilkan timbulan limbah padat berupa sampah dengan peringkat tertinggi dalam kategori timbulan padat yang berasal dari pasar tradisional di Kota Balikpapan. Berdasarkan Laporan Timbangan Harian Limbah Padat Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan tahun 2021, timbulan sampah yang dihasilkan dari Pasar Sepinggan Kota Balikpapan dapat mencapai jumlah 8 sampai 10 ton per hari. Angka tersebut menempati peringkat pertama timbulan sampah yang dihasilkan dari pasar tradisional yang berada di Kota Balikpapan yang disusul oleh Pasar Pandan Sari dengan timbulan sampah sebesar 5 sampai 8 ton per hari dan Pasar Klandasan sebesar 2-4 ton sampah per hari. Selain itu, berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Balikpapan 2015, Pasar Sepinggan merupakan salah satu sumber pencemar pada badan air penerima yaitu Daerah Aliran Sungai (DAS) Sepinggan khususnya bagian hilir. Hasil Rekap Uji Air Sungai Tahun 2020 oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan menyebutkan bahwa DAS Sepinggan bagian hilir masuk dalam kategori cemar ringan. Beberapa parameter hasil uji seperti TSS, BOD, COD, Klorida, dan Kesadahan Total belum memenuhi standar baku mutu air kelas 2, sehingga hasil cemaran air pada DAS Sepinggan belum dapat mencapai kategori baik / sesuai baku mutu. Dampak dari ketidaksesuaian baku mutu akan menimbulkan efek buruk bagi lingkungan. Parameter TSS yang tidak sesuai menyebabkan kekeruhan dan mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam air. Dampaknya, manfaat air dapat berkurang, dan organisme yang butuh cahaya akan mati (Soemirat, 2004).
Selain itu BOD yang tidak sesuai baku mutu dapat menyebabkan terjadinya kondisi air tanpa oksigen yang membuat bakteri dan organisme akan mudah berkembang biak (Nurjijanto, 2000). COD yang tinggi juga dapat menimbulkan gas beracun seperti gas hydrogen sulfat dan methana yang dapat menimbulkan penyakit apabila air tersebut tercampur dan masuk ke dalam tubuh manusia (Nurjijanto, 2000).
4 Dari beberapa aspek pengelolaan sanitasi di Pasar Sepinggan seperti timbulan sampah dengan jumlah tertinggi, sekaligus menjadi sumber pencemar air pada badan air penerima atau sungai yang berada di daerah Kawasan Pasar Sepinggan, maka dapat dilihat bahwa pengelolaan sanitasi khususnya di Pasar Sepinggan terlihat belum cukup baik untuk lingkungan di sekitarnya. Berkaitan dengan uraian tersebut, maka perlu adanya pembenahan dan perbaikan terhadap pengelolaan sanitasi di Pasar Sepinggan Kota Balikpapan yang juga merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan Pasar Sehat sekaligus untuk mewujudkan Kota Sehat di Kota Balikpapan.
1.2 Rumusan Masalah
Pasar Sepinggan Kota Balikpapan masih memiliki pengelolaan sanitasi yang belum cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah timbulan sampah yang dihasilkan menempati peringkat pertama sebesar 8-10 ton per hari menurut Laporan Timbangan Harian Limbah Padat Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan tahun 2021 dan juga merupakan salah satu sumber pencemaran air pada bagian hilir Sungai Sepinggan. Selain itu, pengelolaan sanitasi yang baik juga merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan program pasar sehat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.17 Tahun 2020 tentang Pasar Sehat yang juga merupakan bagian dari ketercapaian Kabupaten/Kota sehat di Indonesia khususnya di Kota Balikpapan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana arahan pengelolaan sanitasi di Pasar Sepinggan Kota Balikpapan yang harus dipenuhi agar dapat mewujudkan pelaksanaan program pasar sehat?”.
1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menyusun arahan berupa rekomendasi terhadap pengelolaan sanitasi di Pasar Sepinggan sebagai salah satu perwujudan dari pelaksanaan program pasar sehat. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, sasaran yang harus dicapai adalah sebagai berikut:
5 1. Menganalisis kondisi sanitasi secara eksisting di Pasar Sepinggan Kota
Balikpapan pada setiap komponen utama;
2. Merumuskan arahan terhadap pengelolaan sanitasi di Pasar Sepinggan Kota Balikpapan yang harus dilakukan sebagai salah satu indikator program pasar sehat.
1.4 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah wilayah Kawasan Pasar Sepinggan Kota Balikpapan, dengan batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Sebelah utara : Polsek Balikpapan Selatan.
Sebelah selatan : SMK Negeri 1 Balikpapan.
Sebelah timur : Komplek Auri.
Sebelah barat : Bandar Udara Sepinggan.
Untuk lokasi yang lebih detail dari Kawasan Pasar Sepinggan dapat dilihat pada gambar peta wilayah studi pada Gambar 1.1 sebagai berikut:
1 Gambar 1.1 Peta Wilayah Studi Pasar Sepinggan (Olahan Penulis, 2023)
1
1.5 Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan yang akan menjadi batasan di dalam penelitian ini adalah meliputi penilaian terhadap sektor santisasi pada program Pasar Sehat khususnya pengelolaan fasilitas sanitasi secara eksisting di Pasar Sepinggan Kota Balikpapan, arahan rekomendasi yang diberikan berdasarkan dengan Best Practice atau studi kasus maupun pedoman yang berkaitan dengan pengelolaan sanitasi tempat umum khususnya di pasar tradisional yang dapat diterapkan di Pasar Sepinggan Kota Balikpapan.
1.6 Ruang Lingkup Substansi
Ruang lingkup substansi dalam penelitian ini adalah terkait dengan teori- teori yang berhubungan dengan pengelolaan sanitasi sebagai salah satu perwujudan dalam pelaksanaan program pasar sehat khususnya di Pasar Sepinggan Kota Balikpapan dengan melakukan komparasi antara kondisi eksisting dengan standar yang berlaku, serta persepsi dari para pemangku kepentingan terkait dengan pengelolaan yang harus diperbaiki dan perumusan arahan berdasarkan hasil analisis dari perbandingan yang dilakukan.
1.7 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah dampak dari pencapaian tujuan penelitian.
Manfaat penelitian terdiri atas manfaat praktis dan manfaat ilmu sebagai berikut:
1.7.1 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dan rekomendasi bagi pemerintah daerah maupun pemegang kepentingan yang terkait dalam pelaksanaan program pasar sehat di Pasar Sepinggan berdasarkan dari pengelolaan sanitasi yang baik dan optimal.
1.7.2 Manfaat Ilmu
Manfaat ilmu dari penelitian ini adalah sebagai salah satu kontribusi dalam ilmu perencanaan wilayah dan kota terutama yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan dari pengelolaan sanitasi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan agar
2 dapat menjadi acuan untuk penelitian yang akan datang serta dapat dikembangkan lebih lanjut.
1.8 Pola Pikir Penelitian
Adapun pola pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pasar Sepinggan merupakan salah satu pasar tradisional yang dikelola UPT Wilayah IV Dinas Perdagangan Kota Balikpapan dan satu-satunya pasar tradisional di wilayah Kecamatan Balikpapan selatan yang tertuang dalam RTRW Kota Balikpapan Tahun 2012 - 2032.
Bagaimana arahan pengelolaan sanitasi di Pasar Sepinggan Kota Balikpapan sebagai salah satu perwujudan dalam pelaksanaan program pasar sehat?
1. Menganalisis kondisi sanitasi secara eksisting di Pasar Sepinggan Kota Balikpapan pada setiap komponen utama;
2. Merumuskan arahan terhadap pengelolaan sanitasi di Pasar Sepinggan Kota Balikpapan yang harus dilakukan sebagai salah satu indikator program pasar sehat.
Arahan pengelolaan terhadap sanitasi di Pasar Sepinggan Kota Balikpapan untuk dapat diperbaiki agar dapat mendukung terwujudnya pelaksanaan pasar sehat.
Pasar Sepinggan merupakan salah satu pencemar bagian hilir Sungai Sepinggan terbesar dengan beberapa parameter yang belum memenuhi standar baku mutu.
Pasar Sepinggan menghasilkan timbulan sampah terbesar dari 3 pasar tradisional berwawasan lingkungan Kota Balikpapan dengan jumlah 8-10 ton per hari.
Penekanan terhadap pelaksanaan pasar sehat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.17 Tahun 2020 tentang Pasar Sehat.
Pelaksanaan pasar sehat sebagai perwujudan pelaksanaan kota sehat sesuai dengan RPJMN Tahun 2020 – 2024 dan Renstra KEMENKES Tahun 2020 - 2024
Tidak adanya IPAL, bank sampah seperti hal nya pada Pasar Pandan Sari.
Pengolahan sampah tidak menggunakan konsep 3R
Gambar 1.2 Bagan Pola Pikir Penelitian (Penulis, 2023)