• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TERHADAP PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI "

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI

INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)

OLEH

SUPARDI NIM. 17.2800.069

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2022

(2)

i

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI

INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)

OLEH

SUPARDI NIM. 17.2800.069

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Akuntansi (S.Tr.Ak) pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2022

(3)

ii

PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING

Judul Skripsi : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Nama Mahasiswa : Supardi

Nomor Induk Mahasiswa : 17.2800.069

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi : Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Dasar Penetapan Pembimbing : Surat Penetapan Pembimbing Skripsi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam B.4181/In.39.8/PP.00.9/9/2021

Disetujui oleh

Pembimbing Utama : Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag.

NIP : 19730129 200501 1 004

Pembimbing Pendamping : An Ras Try Astuti, M.E.

NIP : 19901223 201503 2 004

Mengetahui:

(4)

iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Nama Mahasiswa : Supardi

Nomor Induk Mahasiswa : 17.2800.069

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi : Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Dasar Penetapan Pembimbing : Surat Penetapan Pembimbing Skripsi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam B.4181/In.39.8/PP.00.9/9/2021 Tanggal Kelulusan : 23 Agustus 2022

Disahkan oleh Komisi Penguji

Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag (Ketua) An Ras Try Astuti, M.E. (Sekretaris) Dr. Syariah Semaun, S.E., M.M (Anggota)

Abdul Hamid, S.E., M.M (Anggota)

Mengetahui :

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dalam bentuk skripsi dengan judul Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2018- 2020. Skripsi ini di ajukan sebagai bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S1) Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare guna memperoleh gelar Sarjana Terapan Akuntansi

(S.Tr.Ak).

Sebagai rasa syukur yang tidah hentinya maka penulis haturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ibunda tercinta Imodi dan Ayahanda tercinta Nohong yang senantiasa memberi semangat, nasihat dan doanya. Berkat merekalah sehingga penulis selalu semangat dan berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini berhasil diselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak terutama kepada Bapak Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag. sebagai pembimbing pertama dan Ibu An Ras Try Astuti, M.E. selaku pembimbing kedua atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan selama penulisan skripsi ini, penulis ucapkan banyak terima kasih.

Dalam upaya penyelesaian skripsi ini,peneliti telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini.Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan

(6)

v terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Hannani, M.Ag. selaku Rektor IAIN Parepare yang telah bekerja keras demi kemajuan IAIN Parepare.

2. Ibu Dr. Muzdalifah Muhammadun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam beserta jajarannya atas pengabdiannya telah menciptakan suasana pendidikan yang positif bagi mahasiswa(i) IAIN Parepare.

3. Bapak Dr. Ahmad Dzul Ilmi Syarifuddin, S.E., M.M sebagai penanggung jawab program studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah.

4. Bapak/Ibu Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam terimakasih atas ilmu dan pelajaran yang telah diberikan kepada penulis selama menumpuh pendidikan di IAIN Parepare.

5. Kepala perpustakaan IAIN Parepare beserta jajarannya yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di IAIN Parepare.

6. Bapak, Ibu dan Jajaran staf administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah begitu banyak membantu.

7. Kepada seluruh keluarga atas doa dan dukungan yang tak pernah putus untuk Penulis.

8. Kepada Nur Asri Ainun Habibah yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat.

9. Kepada semua teman-teman seperjuangan dalam Prodi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah yang telah memberi banyak cerita selama penulis studi di IAIN Parepare.

(7)

vi

10. Kepada Bursa Efek Indonesia cabang Makassar karena telah bekerja sama dan memberikan data kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga atas segala kebaikan dan pertolongan yang diberikan mendapat berkah dari Allah Swt. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca.

Parepare 06 Agustus 2022 M 06 Muharram 1444 H Penulis,

Supardi

NIM. 17.2800.069

(8)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Supardi

NIM : 17.2800.069

Tempat/Tgl. Lahir : Jalange, 11 November 1999

Program Studi : Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi :Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syriah Indonesia (ISSI) 2018-2020

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian maupun seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Parepare, 06 Agustus 2022 M 06 Muharram 1444 H Penyusun,

Supardi

NIM. 17.2800.069

(9)

viii

ABSTRAK

Supardi. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) 2018-2020(dibimbing oleh Muhammad Kamal Zubair dan An Ras Try Astuti).

Perusahaan telekomunikasi pada saat ini harus memerhatikan kelangsungan hidup perusahaan agar terhindar dari kesulitan keuangan, Apabila permasalahan keuangan dibiarkan berlarut-larut dapat mengakibatkan terjadinya financial distress.

Diperlukannya informasi laba dan arus kas untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam pembagian deviden dan pembayaran utang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laba bersih, arus kas operasi, pengaruh laba bersih dan arus kas operasi secara simultan dan variabel yang paling berpengaruh terhadap financial distress.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif, uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, regresi linier berganda dan pengujian hipotesis.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dari perusahaan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk hasil uji laba bersih 0,012<0,05 dan arus kas operasi 0,046<0,05 sehingga laba bersih dan arus kas operasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Secara simultan nilai signifikansi laba bersih dan arus kas operasi menghasilkan 0,027<0,05 sehingga laba bersih dan arus kas operasi secara simultan berpengaruh terhadap financial distress. PT Telkom Indonesia Tbk hasil uji laba bersih 0,005<0,05 dan arus kas operasi 0,009<0,05 sehingga laba bersih dan arus kas operasi secara parsial berpengaruh terhadap financial distress. Secara simultan nilai signifikansi laba bersih dan arus kas operasi menghasilkan 0,015<0,05 sehingga laba bersih dan arus kas operasi secara simultan berpengaruh terhadap financial distress. Dari hasil nilai signifikan dari dua perusahaan tersebut laba bersih dominan berpengaruh terhadap financial distress karena nilai signifikannya sangat rendah dari arus kas operasi.

Kata Kunci : Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Financial Distress

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ... i

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PEDOMAN TRASLITERASI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan Penelitian Relevan ... 9

B. Tinjauan Teori ... 12

C. Kerangka Pikir ... 29

D. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 32

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ... 35

(11)

x

E. Definisi Operasional Variabel ... 35

F. Instrumen Penelitian ... 36

G. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 45

C. Pengujian Hipotesis ... 58

BAB V PENUTUP ... 74

A. Simpulan ... 74

B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA ... I LAMPIRAN-LAMPIRAN ... V BIODATA PENULIS ... XIX

(12)

xi

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Persentase Pengguna Internet Di Indonesia 2

Tabel 1.2 Laporan Laba Rugi 4

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Telekomunikasi 33

Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian 34

Tabel 4.1 Data Pt. Indosat Ooredoo Hutchison Tbk 43

Tabel 4.2 Data Pt. Telkom Indonesia Tbk 43

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskriptif Statistik 45

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Laba Bersih 47

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Arus Kas Operasi 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas 48

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi 49

Tabel 4.8 Hasil Uji Rgresi Linear Berganda 50

Tabel 4.9 Hasil Deskriptif Statistik 51

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Laba Bersih 53

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Arus Kas Operasi 54

Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas 55

Tabel 4.13 Hasil Uji Autokorelasi 56

Tabel 4.14 Hasil Uji Rgresi Linear Berganda 57

(13)

xii

Tabel 4.15 Hasil Uji T 59

Tabel 4.16 Hasil Uji F 60

Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi 61

Tabel 4.18 Hasil Uji T 62

Tabel 4.19 Hasil Uji F 64

Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi 64

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir 30

Gambar 4.1 Normal P-Plot 46

Gambar 4.2 Scatterpolt 50

Gambar 4.3 Normal P-Plot 52

Gambar 4.4 Scatterpolt 57

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Lampiran

1 Data Penelitian

2 Hasil Perhitungan Statistik

3 Surat Izin Melaksanakan Penelitian dari IAIN Parepare 4 Surat Izin Melaksanakan Penelitian dari Pemeritahan Daerah 5 Surat Keterangan Telah Selesai Meneliti

6 Biodata Penulis

(16)

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Transliterasi a. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda.

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ب

Ba B Be

ت

Ta T Te

ث

Ṡa Ṡ Es (dengan titik diatas)

ج

Jim J Je

ح

Ḥa Ḥ Ha (dengan titik dibawah)

خ

Kha Kh Ka dan Ha

د

Dal D De

ذ

Dhal Dh De dan Ha

ر

Ra R Er

ز

Zai Z Zet

(17)

xvi

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

س

Sin N Es

ش

Syin Sy Es dan Ye

ص

Ṣad Ṣ Es (dengan titik dibawah)

ض

Ḍad Ḍ De (dengan titik dibawah)

ط

Ṭa Ṭ Te (dengan titik dibawah)

ظ

Ẓa Ẓ Zet (dengan titik dibawah)

ع

‘Ain ‘__ Koma Terbalik Keatas

غ

Gain G Ge

ف

Fa F Ef

ق

Qof Q Qi

ك

Kaf K Ka

ل

Lam L El

م

Mim M Em

ن

Nun N En

و

Wau W We

ه

Ha H Ha

ء

Hamzah __’ Apostrof

ي

Ya Y Ye

(18)

xvii

Hamzah (

ء

) yang terletak diawal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak ditengah atau diakhir, maka ditulis dengan tanda (ʼ)

b. Vokal

1). Vokal tunggal (monoftong) bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ٲ Fathah A A

ٳ Kasrah I I

ٱ Dammah U U

2). Vokal rangkap (diftong) bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ْ يَ۔ Fathah dan Ya Ai a dan i

ْ وَ۔ Fathah dan Wau Au a dan u

Contoh:

َْڧڲ : kaifa

َْل وَح : haula c. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, tranliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

(19)

xviii Harkat dan

Huruf Nama Huruf dan Tanda Nama

اَ۔

/

يَ۔ Fathah dan Alif atau Ya Ā a dan garis

diatas

ْ يِ۔ Kasrah dan Ya Ī i dan garis

diatas

ْ وُ۔ Dammah dan Wau Ū u dan garis

diatas Contoh:

َْتاَم : Māta ىَمَر : Ramā

َْل يِق : Qīla

ُْت وُمَي : yamūtu d. Ta Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:

1). Ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t]

2). Ta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu ditranliterasikan denga ha (h).

(20)

xix Contoh:

ِْةّنَخلاُةَض وَر : Raudah al-jannah atau Raudatul jannah

ِْةَلِضاَف لاُةَن يِدَم لَا : Al-madīnah al-fādilah atau Al-madīnatul fādilah

ُْةَم كِح لَا : Al-hikmah e. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydid (ّ۔), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah. Contoh:

اَنَّ بَر : Rabbanā اَنْ يََّنَ : Najjainā

ُّ قَْلْا : Al-Haqq

ُّ خَْلْا : Al-Hajj

َُّمِّعُ ن : Nu’ima

ُّ وُدَع : ‘Aduwwun

Jika huruf ى bertasydid diakhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah (ّْيِ۔), maka ia transliterasi seperti huruf maddah (i).

Contoh:

ْ يِبَرَع : ‘Arabi (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

ْ يِلَع :”Ali (bukan ‘Alyy atau ‘Aly) f. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا (alif lam ma’rifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasikan seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah.

Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata

(21)

xx

sandang ditulis terpisah dari katayang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (ـ). Contoh:

Contoh:

ُُّسْمَشْلَا

: al-syamsu (bukan asy-syamsu)

ةَلَزْلَّزلَا

: al-zalzalah (bukan az-zalzalah)

ُُّةَفَسلَفْلَا :

al-falsafah

ُُّدَلاِبْلَا

: al-biladu

g. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (‘) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan arab ia berupa alif. Contoh:

َُّنْوُرُمأت

: ta’muruna

ُُّءْوَّ نلا

: al-nau’

ُّ ءْيَش

: syai’un

ُُّتْرِمُا

: umirtu

h. Kata arab yang lazim digunakan dalan bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dar Qur’an), Sunnah.

Namun bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab maka mereka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh:

(22)

xxi Fi zilal al-qur’an

Al-sunnah qabl al-tadwin

Al-ibarat bi ‘umum al-lafz la bi khusus al-sabab

i.

Lafz al-jalalah

(ْ لّالّ)

Kata”Allah” yang didahuilui partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudaf ilahi (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah. Contoh:

ِْلّالّْ ُن يِد

dinullah

ِْلّللْاِب

billah

Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-jalalah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

ِْلّالِّةَم حَرْيِفْ مُه

hum fi rahmmatillah

j. Huruf kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga berdasarkan kepada pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Contoh:

Wa ma Muhammadun illa rasul

Inna awwala baitin wudi’a linnasi lalladhi bi Bakkata mubarakan Syahru Ramadan al-ladhi unzila fih al-Qur’an

Nasir al-Din al-Tusi

(23)

xxii Abu Nasr al-Farabi

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

Abu al-Walid Muhammad ibnu Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu al- Walid Muhammad (bukan: Rusyd, Abu al-Walid Muhammad Ibnu)

Nasr Hamid Abu Zaid, ditulis menjadi Abu Zaid, Nasr Hamid (bukan: Zaid, Nasr Hamid Abu)

2. Singkatan

Beberapa singkatan yang di bakukan adalah:

Swt = subhanahu wa ta ‘ala Saw = sallallahu ‘alaihi wa sallam a.s = ‘alaihi al-sallam

H = Hijriah

M = Masehi

SM = Sebelum Masehi

l. = Lahir Tahun

w. = Wafat Tahun

QS../..: 4 = QS al-Baqarah/2:187 atau QS Ibrahim/..., ayat 4

HR = Hadis Riwayat

Beberapa singkatan dalam bahasa Arab ص = ةحفص

(24)

xxiii مد = ناكمْنودب

ْ معلصْْْْْْْْْْْْ=ملسوهيلعهللاْىلص طْْْْْْْْْْْْْْْْْ=ةعبط

ندْْْْْْْْْْْْْْْْ=رشانْنودب

خلاْْْْْْْْْْْْْْْْ=هرخآْىلإ/اهرخآْىلٳ جْْْْْْْْْْْْْْْْْ=ءزج

Beberapa singkatan yang digunakan secara khusus dalam teks referensi perlu di jelaskan kepanjanagannya, diantaranya sebagai berikut:

ed. : editor (atau, eds. [kata dari editors] jika lebih dari satu orang editor).

Karena dalam bahasa indonesia kata”edotor” berlaku baik untuk satu atau lebih editor, maka ia bisa saja tetap disingkat ed. (tanpa s).

et al. :”dan lain-lain” atau” dan kawan-kawan” (singkatan dari et alia).

Ditulis dengan huruf miring. Alternatifnya, digunakan singkatan dkk.(“dan kawan- kawan”) yang ditulis dengan huruf biasa/tegak.

Cet. : Cetakan. Keterangan frekuensi cetakan buku atau literatur sejenis.

Terj : Terjemahan (oleh). Singkatan ini juga untuk penulisan karta terjemahan yang tidak menyebutkan nama penerjemahnya

Vol. : Volume. Dipakai untuk menunjukkan jumlah jilid sebuag buku atau ensiklopedia dalam bahasa Inggris. Untuk buku-buku berbahasa Arab baiasanya digunakan juz.

(25)

xxiv

No. : Nomor. Digunakan untuk menunjukkan jumlah nomot karya ilmiah berkala seperti jurnal, majalah, dan sebagainya.

(26)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi ini kebutuhan manusia akan teknologi khususnya dalam informasi dan telekomunikasi semakin tinggi. Telekomunikasi mempunyai peran yang penting karena masyarakat membutuhkan informasi yang akurat, tepat dan cepat. Teknologi memudahkan aktivitas manusia dalam berkomunikasi dan dalam bertukar informasi. Dengan menggunakan alat komunikasi yang telah banyak perkembangannya saat ini tentunya mampu menghemat biaya pemakaian bagi konsumen. Hal tersebut juga menyebabkan pihak penyedia layanan jasa telekomunikasi seluler selalu dituntut untuk terus berkembang supaya memiliki keunggulan kompetitif yang digunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan perusahaan lainnya.

Persaingan dalam industri telekomunikasi nasional pada saat ini ditandai dengan menguatnya tiga tren utama yaitu, evolusi platform jejaring sosial, mulai berkembangnya telepon seluler, dan menguatnya posisi tawar konsumen.

Berdasarkan UU No. 36 Tahun 1999 pasal 10 ayat 1 tentang telekomunikasi, pelaksanaan perdagangan telekomunikasi di Indonesia tidak lagi monopoli tetapi mengarah ke persaingan bebas. Peraturan tersebut membuat struktur telekomunikasi di Indonesia mulai mengalami perubahan yang sangat mendasar. Persaingan dagang sektor telekomunikasi secara langsung maupun tidak langsung akan berimbas pada penjualan perusahan telekomunikasi.1

Telekomunikasi telah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dari aktivitas kehidupan setiap individu, terutama pada era informasi. Mobilitas yang

1 Dita Ariani, “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2020”, (skripsi sarjana; program studi strata 1 manajemen, Jakarta), 2021

(27)

tinggi serta kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat menyebabkan pergeseran kebutuhan telekomunikasi masyarakat Indonesia. Pergeseran terjadi karena teknologi terbaru dianggap lebih fleksibel dan bermanfaat bagi orang-orang dengan mobilitas tinggi. Untuk itu para penggiat industri telekomunikasi harus tanggap dan bisa mengambil solusi yang tepat karena kemajuan industri telekomunikasi memiliki dampak yang besar bagi perkembangan ekonomi Indonesia.2 Dalam kehidupan sehari-hari saja masyarakat masih sangat bergantung pada telekomunikasi, baik itu dalam kegitas pekerjaan, usaha maupun dalam kegitan pendidikan.

Tabel 1.1

Persentase pengguna internet di Indonesia tahun 2016-2020

TAHUN PERSENTASE PENGGUNA INTERNET DI

INDONESIA(%)

2016 25,37

2017 32,34

2018 39,90

2019 47,69

2020 53,73

Sumber Data : BPS, Survei Sosial Ekonomi Nasional3

Tabel di atas menunjukkan bagaimana perkembangan penggunaan internet di Indonesia tiap tahunnyamengalami peningkatan, dimana tahun 2016 ada 25,37%

pengguna internet di Indonesia, pada tahun 2017 ada 32,34% pengguna internet di Indonesia. Di tahun berikutnya 2018 ada 39,90% pengguna internet di Indonesia

2 Dian Purnamasari dan Francisca Kristiastuti, “Analisis Prediksi Financial Distress Menggunakan Model Altman Z-Score Modifikasi”, MANNERS, Vol I, No.2, Oktober 2018 h. 10.

3 BPS, Survei Sosial Ekonomi Nasional “statistic telekomunikasi Indonesia 2020”, 2020, h.

19.

(28)

3

kemudian di tahun 2019 ada 47,69% pengguna internet di Indonesia dan di tahun 2020 lebih dari setengah jumlah orang di Indonesia sebagai pengguna internet yaitu sebesar 53,73%.

Meningkatnya pengguna internet di Indonesia ini mengakibatkan kondisi persaingan yang cukup ketat antar penyedia jasa layanan telekomunikasi serta kebijakan pemerintah berdampak pada tuntutan perusahaan untuk meningkatkan kualitas layanan dan produk yang dihasilkan, serta meningkatkan nilai ekonomis perusahaan melalui penggunaan dana yang tersedia. Dengan semakin banyaknya pilihan di pasar, konsumen dan pemodal (investor) mempunyai kemampuan daya tawar yang lebih tinggi dalam memilih produk atau berinvestasi sesuai dengan kebutuhannya. Persaingan ini menuntut perusahaan untuk mencari strategi agar mampu memenangkan persaingan tersebut. Berbagai penawaran ini menimbulkan beragam pilihan bagi pelanggan, sehingga pelanggan dapat dengan mudah memilih produk dan layanan yang diinginkan dan dapat dengan mudah beralih dari penyedia layanan yang digunakan sebelumnya.4 Dengan kemudahan yang ditawarkan dan pesatnya perkembangan layanan telekomunikasi ini pasti mengeluarkan biaya yang lebih agar dapat bersaing, hal ini dapat memengaruhi kinerja perusahaan yang dapat mengakibatkan kesulitan keuangan.

Beberapa perusahaan telekomunikasi dimana mengalami kerugian, dapat dilihat pada laporan Laba Rugi Perusahaan Sektor Telekomunikasi yang terdapat di BEI Periode 2018-2020 (Saldo dalam tabel disajikan dalam milliar rupiah) sebagai berikut:

4 Dian Purnamasari dan Francisca Kristiastuti, “Analisis Prediksi Financial Distress Menggunakan Model Altman Z-Score Modifikasi”, MANNERS, Vol I, No.2, Oktober 2018 h. 108.

(29)

Tabel 1.2

Laporan laba rugi tahun 2018-2020

Nama perusahaan Laba rugi usaha

2018 2019 2020

PT XL Axiata Tbk 8,512 9,966 13,060

PT Smartfren Tbk 209,304 (2,253.2) (1,982.6)

PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk

(464.8) 4,228.3 2,399.3

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

38,845 42,394 43,505

Sumber data : Laporan Keuangan Perusahaan Telekomunikasi

Tabel di atas tersebut terdapat 2 perusahaan telekomunikasi yang mengalami kerugian yaitu pada perusahaan telekomunikasi PT Smartfren Tbk pada 2 tahun berturut-turut mengalami rugi usaha pada tahun 2019 sebesar 2,253.2 miliar rupiah, pada tahun 2020 sebesar 1,982.6 miliar rupiah. Perusahaan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk juga menglami rugi usaha tepatnya pada tahun 2018 sebesar 464.8 juta rupiah namun pada tahun berikutnya mengalami kenaikan. Berbeda halnya dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang tiap tahunnya mengalami kenaikan yang besar, dan pada perusahaan PT XL Axiata Tbk dengan laba usaha yang juga tiap tahunnya mengalami kenaikan dimana kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2020 sebesar 13,060 miliar rupiah.

Kesulitan tersebut tidak terselesaikan dengan baik dan benar, maka kesulitan tersebut akan berkembang menjadi kesulitan yang besar dan bisa mengakibatkan kebangkrutan. Kebangkrutan perusahaan terjadi karena masalah keuangan yang tidak ditangani dengan baik. Beberapa perusahaan yang mengalami masalah keuangan

(30)

5

akan mencoba mengatasi masalah tersebut dengan melakukan pinjaman dan penggabungan usaha, atau sebaliknya ada yang menutup usahanya.5

Permasalahan keuangan yang dihadapi suatu perusahaan, apabila dibiarkan berlarut-larut dapat mengakibatkan terjadinya financial distress. Financial distress adalah suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi dimana suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan, istilah umum untuk menggambarkan istilah tersebut adalah kebangkrutan. Menurut Platt financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan. Apabila kondisi financial distress ini dapat diketahui, diharapkan dapat dilakukan suatu tindakan dengan situasi tersebut sehingga perusahaan tidak akan masuk pada tahap kesulitan yang lebih berat seperti kebangkrutan. Informasi laba dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam pembagian deviden kepada para investor Jika laba yang diperoleh perusahaan sedikit atau mengalami rugi maka pihak investor tidak akan mendapatkan dividen.6

Kondisi ini ditakutkan akan terus menerus terjadi yang nantinya akan berakhir pada kondisi kebangkrutan. Dengan kondisi demikian maka laba dapat dijadikan indikator oleh pihak investor untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.7 Indikator lain yang dapat memprediksi financial distress yaitu arus kas operasi. Aktivitas operasi (operating activities) merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan,

5 Novita Sari Dewi Nandrayani, et al., eds., ‘Pengaruh Penggunaan Laba Dan Arus Kas Terhadap Kondisi Financial Distress’,e – Jurnal Riset Manajemen, 2017, h. 111.

6 Siti Aminah Dan Akhmad Riduwan,“Manfaat Laba Dan Arus Kas Dalam Menentukan Prediksi Kondisi Financial Distress”, Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol.4, No 5, 2015, h. 2.

7 Fitria Wahyuningtyas, ‘penggunan laba dan arus kas untuk memprediksi finalcial distress pada perusahaan bukan bank yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2005-2008’, (skripsi sarjana;program studi ekonomi: Semarang, 2010)

(31)

investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok.8

Pihak investor maupun kreditor membutuhkan informasi arus kas untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam pembayaran hutangnya. Jika arus kas suatu perusahaan bernilai kecil, maka kreditor tidak mendapatkan keyakinan atas kemampuan perusahaan dalam membayar hutang. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus, kreditor tidak akan mempercayakan kreditnya kembali kepada perusahaan karena perusahaan dianggap mengalami permasalahan keuangan atau financial distress. Dengan kondisi demikian maka laba dan arus kas dapat dijadikan indikator oleh pihak investor dan kreditor untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.9

Arus kas juga merupakan laporan yang memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam 4 periode waktu tertentu. Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya akan mengalami arus masuk kas (cash inflows) dan arus keluar (cash outflows). Apabila arus kas yang masuk lebih besar daripada arus kas yang keluar maka hal ini akan menunjukkan positive cash flows, sebaliknya apabila arus kas masuk lebih sedikit daripada arus kas keluar maka akan tejadi negative cash flows.10

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai “Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia Periode 2018-2020”

8 Binti Masruroh, ‘Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2014-2018’, (Skripsi Sarjana;Jurusan Perbankan Syariah:Ponorogo,2020)

9 Siti Aminah Dan Akhmad Riduwan,“Manfaat Laba Dan Arus Kas Dalam Menentukan Prediksi Kondisi Financial Distress”, Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol.4, No 5, 2015, h.2.

10 Anri Wahyu Prasetyo, ‘Penggunaan Laba, Arus Kas, Dan Profitabilitas Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Suatu Perusahaan’, (Skripsi sarjana;program studi akuntasi:Yogyakarta, 2016)

(32)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka peneliti bermaksud mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah laba bersih berpengaruh terhadap prediksi financial distress pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2018-2020?

2. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap prediksi financial distress pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2018-2020?

3. Apakah laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan terhadap prediksi financial distress pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2018-2020?

4. Variabel manakah yang dominan berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2018-2020?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh laba bersih tehadap prediksi financial distress pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2018-2020.

2. Untuk mengetahui pengeruh arus kas operasi terhadap prediksi financial distress pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2018-2020.

3. Untuk mengetahui pengaruh laba bersih dan arus kas operasi secara simultan tehadap prediksi financial distress pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2018-2020.

4. Untuk mengetahui variabel manakah yang dominan berpengaruh signifikan

(33)

terhadap financial distress pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2018-2020

D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat memperluas wawasan para pembaca serta bermanfaat bagi penelitian-penelitian berikutnya.

2. Secara Praktis

Ada beberapa manfaat penelitian yang dapat dipetik dari pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

1) Bagi Peneliti, diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan serta pengalaman untuk mengaplikasikan teori yang didapat selama ini.

2) Bagi Perusahaan, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pedoman perusahaan dalam melakukan tindakan-tindakan dimasa yang akan datang.

3) Bagi Investor, Memberikan pemahaman tentang kondisi financial distress suatu perusahaan untuk membantu pengambilan keputusan.

4) Bagi Akademis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambahkan koleksi diperpustakaan dan dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian lainnya.

(34)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Relevan

Terdapat penelitian yang terkait untuk dijadikan sebagai rujukan atau referensi. Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Reknaningtyas “Prediksi Financial Distress Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Melalui Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bei Periode 2011 – 2016)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial distress yang diprediksi menggunakan model Altman berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan model Springate tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Selain itu, hasil regresi juga menunjukkan struktur modal tidak berpengaruh terhadap harga saham. Prediksi financial distress, baik yang menggunakan model Altman maupun model Springate, menunjukkan hasil yang sama, yaitu tidak berpengaruh terhadap harga saham secara langsung dan tidak langsung. Hasil tersebut ditunjukkan oleh signifikansi setiap variabel dalam analisis jalur dan juga uji sobel untuk pengaruh mediasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa informasi financial distress tidak mendasari setiap keputusan yang diambil oleh pihak yang berkepentingan.11

Perbedaan dari penelitian yaitu dalam prediksi financial distress menggunakan 2 model yaitu model altman dan model springate dalam melakukan prediksi dan variabelnya terhadap harga saham melalui struktur modal sedangkan penelitian ini hanya menggunakan model Altman dalam menentukan financial distress dan variabel arus kas dan laba bersih yang dimana hasilnya menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh baik secara parsial maupun

11 Reknaningtyas, “Prediksi Financial Distress Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Melalui Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bei Periode 2011 – 2016)”, (skripsi sarjana, jurusan manajemen), Semarang, 2017.

(35)

simultan terhadap financial distress dan laba bersih berpengaruh dominan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dini Mardiani dengan judul skripsi “Analisis Rasio Arus Kas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2020”. Hasil penelitian ini terdapat kinerja keuangan pada 6 perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020 yaitu mengalami penurunan kinerja keuangan.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah kewajiban setiap tahunnya sedangkan jumlah arus kas operasi dan laba setiap tahunnya tidak dapat menutupi jumlah kewajiban tersebut.12 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan yaitu terdapat pada fokus penelitian. Dimana skripsi ini berfokus pada rasio arus kas dalam menilai kinerja keuangan, sedangkan penilitian yang akan dilakukan berfokus pada laba dan arus kas operasi terhadap prediksi financial distress yang dimana hasilnya menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap financial distress dan laba bersih berpengaruh dominan.

Agustina Berliana Tampubolon, “Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Kemungkinan Terjadinya Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Pengaruh penerapan Good Corporate Governance yang meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, profitabilitas dan leverage terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 18 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria tertentu.

12 Dini Mardiani, ‘Analisis Rasio Arus Kas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2020’, (skripsi sarjana;

fakultas ekonomi, Palembang, 2021)

(36)

11

Metode analisis dari penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress, (2) kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress, (3) ukuran dewan direksi berpengaruh negatif terhadap kemungkinan terjadinya financial distress, (4) ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress, (5) ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress, (6) profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress, (7) leverage tidak berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress.13 Perbedaan pada penelitian yaitu analisis penerapannya pada Good Corporate Governance yang meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, profitabilitas dan leverage sedangkan penelitian ini mengacu pada arus kas dan laba bersih yang dimana hasilnya menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap financial distress dan laba bersih berpengaruh dominan.

Penelitian yang dilakukan oleh Andri Novitasari “Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2019”. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dalam menganalisis data berdasarkan metode Altman Z-Score. Teknik pengumpuan data yang digunakan dalam adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2014-2019. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahun 2014 10% perusahaan mengalami prediksi kebangkrutan dengan nilai dibawah 1,20, 40% berada di zona grey area dan

13 Agustina Berliana Tampubolon, “Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Kemungkinan Terjadinya Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia(BEI)”, (skripsi sarjana; program studi akuntasi ekstensi), medan, 2017

(37)

50% berada di zona Aman. Tahun 2015 mengalami penurunan yang berada di zona berbahaya menjadi 0% atau tidak ada perusahaan, 60 % yang berada dizona grey area dan 40 % berada di zona Aman. Tahun 2016 mengalami peningkatan berada di zona berbahaya sebesar 10%, 40 % berada di zona grey area dan 50 % berada dizona Aman. Tahun 2017 10% berada di zona berbahaya, 60 % berada dizona grey area dan 30% berada di zona Aman. Tahun 2018 mengalami peningkatan di zona berbahaya yaitu 20 %, 50 % berada di zona grey area dan 30 % berada di zona Aman. Tahun 2019 yang berada di zona berbahaya mengalami peningkatan yaitu 30

%, berada di zona grey area 40 % dan 30 % berada di zona Aman. Meningkatnya potensi kebangkrutan disebabkan menurunnya pendapatan perusahaan, tingkat hutang yang semakin tinggi serta modal kerja yang dihasilkan tidak stabil setiap tahunnya.14 Perbedaan dari penelitian terdapat pada variabel penelitian yang ditelitih, dimana penelitian Andri Novitasari meneliti rasio-rasio keuangan dan objek penelitiannya pada perusahaan farmasi di BEI, sedangkan pada penelitian ini berfokus pada laba dan arus kas terhadap financial distress yang dimana hasilnya menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap financial distress dan laba bersih berpengaruh dominan, objek penelitiannya pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di ISSI.

B. Tinjauan Teori

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangaan menggambarkan kondisi kuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau laporan laba/rugi atau hasil usaha, laporan arus kas laporan perubahan posisi keuangan. Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi

14 Andri Novitasari, “Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2019”, (skripsi sarjana; program studi akuntansi, medan, 2020)

(38)

13

ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak dapat mengetahui banyak tentang perusahaan. Oleh karena itu paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan, ada beberapa jenis Keuangan yaitu:

1) Daftar laporan neraca, dimana neraca menjelaskan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu.

2) Perhitungan laba/rugi, yang dimana memperlihatkan jumlah hasil, biaya dan laba/rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.

3) Laporan sumber dan penggunaan dana, berisi tentang sumber dan penggunaan dana atau pengeluaran perusahaan selama satu periode.

4) Laporan arus kas, beridsi mengenai sumber pemasukan kas dan pengeluaran atau penggunaan kas perusahaan dalam suatu periode.

5) Laporan harga pokok produksi, menjelaskan tentang berapa dan unsur apa yang diperhitungkan yang timbul dari harga pokok produksi pada suatu barang harga pokok produksi ini dapat disatukan dalam laporan harga pokok penjualan dalam hal tertentu.

6) Laporan laba ditahan, menjelaskan tentang posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham.

7) Laporan perubahan modal, mejelaskan tentang perubahan posisi modal pada saham dalam PT atau perusahaan perseroan.

8) Dalam suatu kajian dikenal laporan kegiatan keuangan, yang dimana laporan ini memengaruhi kas dan ekuivalen terhadap treansaksi laporan keuangan perusahaan dimana jarang digunakan yang merupakan rekomendasi tueblood committee pada tahun1974.15

15 Sofyan Syarif Harahab, ‘Analisis Krisis Atas Laporan Keuangan’, Jakarta : PT

(39)

2. Laba

a. Pengertian Laba

Laba atau income merupakan perbedaan total pendapatan yang dikurangi biaya-biaya yang didapat berasal dari kegiatan usaha suatu perusahaan selama periode tertentu. Laba juga sering disebut penghasilan (earning) dan keuntungan (profits).16 Menurut Subramanyam, laba (income juga disebut earnings atau profit) merupakan rangkuman dari hasil aktivitas operasi usaha yang dinyatakan didalam istilah keuangan. Salah satu informasi yang paling diminati di pasar modal adalah informasi laba. Laba merupakan alat ukur terhadap perubahan kekayaan pemegang saham atau perubahan nilai dan merupakan estimasi laba masa yang akan datang”.17 Laba juga dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Laba adalah selisih pendapatan dikurangi biaya-biaya. Laba memiliki empat elemen utama, yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gains), dan kerugian (loss).18

Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran pada suatu perusahaan yang dinikmati asalkan kemakmuran yang awal tidak berubah atau dipertahankan. Dalam ilmu ekonomi murni laba diartikan sebagai naiknya kekayaan seorang investor dari hasil menanamkan modalnya dan juga telah dikurangi dari biaya-biaya yang berkaitan dengan penanaman modal tersebut termasuk biaya kesempatan.Sementara itu, dalam akuntansi laba didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan terhadap biaya produksi yang dikeluarkan.

b. Jenis-Jenis Laba

Adapun menurut Wild, Subramanyam dan Halsey jenis-jenis laba yang dapat digolongkan dalam penetapan pengukuran laba pada suatu laporan keuangan

RajaGrafindo persada , 2007, h.105-107.

16 Islahuzzaman, ‘Istilah-Istilah Akuntansi Dan Auditing’, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2012), h. 238.

17 K. R. Subramanyam dan John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 109.

18 Earls K. Stice,‘Akuntansi Intermediate Edisi 15’, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 230.

(40)

15

diantaranya:

1) Laba kotor

merupakan selisih pendapatan bersih dari penjualan dan harga pokok penjualan. Disebut juga gross profit on sales atau gross margin. Beban operasi masih harus dilakukan pengurangan maka sebab dariitu dikatakanlaba kotor.19

2) Laba usaha

Merupakan laba yang diperoleh dari pengrangan laba kotor penjualan terhadap semua beban usaha atau biaya operasi.

3) Laba sebelum pajak penghasilan

Merupakan jumlah Laba operasi yang dikurangi dengan beban bunga ditambah dengan penghasilan bunga, dan juga kerugian-kerugian lainnya yang akan menghasilkan laba dari operasi perusahaan sebelum pajak penghasilan.

4) Laba bersih

Laba bersih merupakan laba setelah dikurangi beban-beban perusahaan dan juga setelah pajak dalam satu periode berjalan. Laba bersih juga disebut penghasilan atau keuntungan bersih.20

Net profit of any construction company can be generally defined as the excess of its annual revenue over its total annual expenses. This net profit is an important indicator for the company’s financial performance.

Net profit, as a main indicator for the companies’ financial performance, was the main issue of many researches.21

Net income digunakan Para akuntan untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah net loss digunakan para akuntan untuk

19 Islahuzzaman, ‘Istilah-Istilah Akuntansi Dan Auditing’, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2012), h. 239.

20 Budi Rahardjo, Keuangan Dan Akuntansi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, h.80.

21 H.H. Mohamad, A.H. Ibrahim, H.H. Massoud, “Assessment Of The Expected Construction Company’s Net Profit Using Neural Network And Multiple Regression Models”, Ain Shams University, Vol. 4, 2013, h.376-377

(41)

menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan. Calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuan untuk memperoleh laba bersih agar perusahaan diharapkan dapat memberi pengembalian yang tinggi. Hal tersebut dilakukan agar nanti investor tidak mengalami kerugian dan juga untuk menentukan keputusan investasi jangka panjang. Sehingga laba bersih dapat menjadi tolak ukur kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laba

Ada banyak faktor yang mempengaruhi perubahan laba bersih (net income).

Faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga jual per unit.

2) Naik turunnya harga pokok penjualan. Perubahan harga pokok penjualan ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang di beli atau di produksi atau di jual dan harga pembelian per unit atau harga pokok per unit.

3) Naik turunnya biaya usaha yang di pengaruhi oleh jumlah unit yang di jual, variasi jumlah unit yang di jual, variasi dalam tingkat harga dan efisiensi operasi perusahaan.

4) Naik turunnya pos penghasilan atau biaya non operasional yang di pengaruhi oleh variasi jumlah unit yang di jual, variasi dalam tingkat harga dan perubahan kebijkan dalam pemberian atau penerimaan discount.

5) Naik turunnya pajak perseroan yang di pengaruhi oleh besar kecilnya laba yang di peroleh atau tinggi rendahnya tarif pajak.

6) Adanya perubahan dalam metode akuntasi.22 d. Kegunaan Laba

Dalam PSAK No. 25.1 menyatakan sebagai berikut: “Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan terutama tentang

22 Jumingan, ‘Analisis Laporan Keuangan’, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 165.

(42)

17

profitabilitas. Dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang.

Informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini”.23 Pentingnya informasi laba terhadap laporan keuangan, adapun kegunaan laba yaitu:

1) Indikator efesiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi.

2) Pengukuran prestasi atau kinerja badan usaha dan menejemen.

3) Dasar penentuan besarnya penggunaan pajak.

4) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara.

5) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik.

6) Alat pengendalian terhadap debitur dalam kontrak utang.

7) Dasar kompensasi dan pembagian bonus.

8) Alat motivasi manajemen dan pengendalian perusahaan.

9) Dasar pembagian dividen.24 e. Laba Dalam Perspektif Islam

Laba merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan, dalam manajemen laba terdapat pola pelaporan laba dengan cara tertentu agar laporan keuangan yang disajikan dapat memperoleh keuntungan secara pribadi bagi seorang manajer. Dalam manajemen laba, jika terdapat seorang menejer melakukan pelaporan dan memodifikasi laporan keuangan untuk memperoleh keuntungan secara pribadi dimana melakukan pelaporan penurunan laba padahal perusahaan mengalami profitabilitas yang tinggi. Hal seperti itu dilarang karena tidak melakukan perbuatan jujur. Dalam surat Al-Baqarah ayat 188 dijelaskan bahwa:

23 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: GPFE, 2008), h.

30

24 Suwardjono, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, (Yogyakarta: BPFE, 2011), h. 456.

(43)





































Terjemahnya :

Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.25

Bila dilihat dari prinsip dan tujuan bisnis yang telah ditetapkan dalam kaidah muamalah, laba dalam Islam tidak hanya berpatokan pada bagaimana memaksimalkan nilai kuantitas laba tersebut, akan tetapi juga adanya keselarasan dengan nilai kualitas yang diharapkan secara fitrah kemanusiaan dan Islam.

Laba adalah keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dalam suatu periode tertentu. Salah satu penilaian dalammenghasilkan laba pada perusahaan yaitu dengan rasio profitabilitas return on asset (ROA). ROA digunakan untuk mengukur kemampun perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. ROA seringdi sebut ROI (return on investment). Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik pula efisiensi dan efektifitas pengolahan aset.26 Adapun rumus ROA yaitu :

𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%

25 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemah (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf al-Quraan), h.188.

26 Mamduh M. Hanafi, “manajemen keuangan”, Yogyakarta: BPFE, 2008, h. 42.

(44)

19

3. Arus Kas

a. Pengertian Arus Kas

Kas adalah alat pembayaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan untuk investasi maupun menjalankan operasi perusahaan setiap saat dibutuhkan.

Karena itu kas mencakup semua alat pembayaran yang dimiliki perusahaan yang disimpan dalam perusahaan maupun di bank dan siap digunakan. Laporan arus kas merupakan suatu laporan aktivitas baik dalam penerimaan maupun pengeluaran pada kas perusahaan didalam suatu periode tertentu, beserta keterangan tentang sumber- sumber penerimaan dan pengeluarannya.27

Laporan arus kas adalah semua arus kas masuk dan arus kas keluar, atau sumber dan penggunaan kas selama satu periode.28 Arus kas adalah ringkasan aliran kas untuk suatu periode tertentu, laporan ini disebut juga laporan sumber penggunaan operasi perusahaan, investasi, dan aliran kas pembiayaan serta perubahan kas dan surat berharga selama periode tersebut.

Operating cash flows are crucial for decision makers when they are taking decisions that are related to financing future projects and repaying debts that support business activities and enhance profitability.29

Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan yang terdapat pada perusahaan yang dimana melaporkan arus kas yang masuk dan aruskas yang keluar dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu.

Menurut PSAK No.2, arus kas adalah arus masuk dan arus keluar atau setara kas. Laporan arus kas adalah revisi dari uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya.30

27 Rudianto, ‘pengantar akuntansi’, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 206.

28 Donald E. Kieso, Akuntansi Intermediate, Edisi 12 Jilid I (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 16.

29 Benjamin Noury, dkk. “The Prediction Of Future Cash Flows Based On Operating Cash Flows, Earnings And Accruals In The French Context”, Journal of Behavioral and Experimental Finance, Vol.28, 2020, h.1.

30 Martani, ‘Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK’, (Jakarta: Salemba

Empat,2017), h. 148.

(45)

b. aktivitas Arus Kas 1) Kegiatan Operasi

Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan; seluruh transaksi dan peristiwa lain yang tidak dapat dianggap sebagai kegiatan investasi dan pendanaan.

Kegiatan ini biasanya mencakup kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian servis. Arus kas dari operasi umumnya adalah pengaruh kas dari transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut dalam menentukan laba.

Contoh arus kas masuk dari kegiatan operasi sebagai berikut :

a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa termasuk dari penerimaan dari piutang akibat penjualan, baik jangka panjang atau jangka pendek.

b) Penerimaan dari bunga pinjaman atas penerimaan dari surat berharga lainnya seperti bunga atau dividen.

c) Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang sudah dimasukkan dalam kelompok investasi pembiayaan, seperti jumlah uang yang diterima dari tuntutan dipengadilan, klaim asuransi, kecuali yang berhubungan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan seperti kerusakan gedung, pengembalian dana dari supplier (refund).

Contoh arus kas keluar dari kegiatan operasi :

a) Pembayaran kas untuk membeli bahan yang akan digunakan untuk produksi atau untuk menjual, termasuk pembayaran utang jangka pendek atau jangka panjang kepada supplier barang tadi.

b) Pembayaran kas kepada supplier lain dan pegawai untuk kegiatan lain selain produksi barang dan jasa.

c) Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak, kewajiban lainnya, denda dan lain-lain.

(46)

21

d) Pembayaran kepada pemberi pinjaman dan krditor lainnya berupa bunga.

e) Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau pembiayaan seperti pembayaran tuntutan di pengadilan, pengembalian dana kepada pelanggan dan sumbangan.

2) Kegiatan Pendanaan

Kegiatan yang dimaksud dalam aktivitas pendanaan atau pembiayaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut meminjam dan membayar utang kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar utang tertentu. Contohnya arus kas masuk pembiayaan:

a) Penerimaan dan pengeluaran surat berharga dalambentuk ekuitas.

b) Penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipotek, wesel, dan pinjaman jangka pendek.

Contoh arus kas keluar dari pembiayaan atau pendanaan:

a. Pembayaran dividend an pembayaran bunga kepada pemilik akibat adanya surat berharga saham.

b. Pembayara n kembali utang yang di pinjam.

c. Pembayaran utang kepadakreditor termasuk utang yang sudah di perpanjang.

3) Kegiatan Investasi

Kegiatan yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas, antara lain menerima dan menagih pinjaman, utang, surat

(47)

berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam proses produksi.

Contoh arus kas masuk dari kegiatan investasi:

a) Penerimaan pinjamaan luar baik yang baru maupun sudah lama.

b) Penjualan saham baik saham sendiri maupun saham dalam bentuk investasi.

c) Penerimaan dari penjualan aktiva tetap dan aktiva produktif dan tidak berwujud lainnya.

Contoh arus kas keluar dari kegiatan investasi :

a) Pembayaran utang perusahaan dan pembelian kembali surat utang perusahaan.

b) Pembelian sham perusahaan lain atau perusahaan sendiri.

c) Perolehan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya, pengertian perolehan disini termasuk harga pembelian dan capital expenditure.31 c. Metode Arus Kas

Terdapat 2 metode yang digunakan dalam menghitung dan melaporkan arus kas bersih yaitu metode langsung dan metode tidak langsung dari arus kas operasi, investasi dan pendanaan yaitu:

1) Metode langsung merupakan menguji kembali pada setiap item atau komponen laporan laba rugi yang bertujuan untuk melaporkan berapa besar kas yang masuk/diterima atau yang dibayarkan dari laporan laba rugi terkait dengan setiap item.

2) Metode tidak langsung. laporan arus kas dimulai dengan laba/rugi bersih, sebagaimana yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan menyesuaikan besarnya laba/rugi bersih tersebut (yang telah diukur atas dasar akrual) dengan item-item yang tidak memengaruhi kas. Dengan kata lain,

31 Sofyan syarif Harahab, ‘Teori Akuntansi’, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, jakarta, 2015, h.260-162.

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan koro benguk masih rendah, Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekomoni yang tinggi dan penyimpanan yang lama maka salah satunya dengan pembuatan tepung

Setelah larutan garam dalam tangki dingin (suhu dapat mencapai lebih rendah dati o°C, tergantung dari konsentrasi larutan daram yang didinginkan), larutan garam

Sementara anak-anak di negara maju lain bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti sewa tempat tinggal dan makanan, anak muda Jepang

Berdasarkan hasil focus group discussion dengan para pendidik di lingkungan SD Negeri 4 Muryolobo banyak pendidik yang kesulitan dalam menerapkan inovasi tersebut

laporan dan reviu konsep laporan pengendali teknis/pengendali mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b pada Formulir 15 dan Formulir 16 dalam Lampiran

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha menumbuhkembangkan anak didik baik jasmani maupun rohani atas dasar ajaran Islam agar menjadi

Pengungkapan mengenai kontrak asuransi jiwa menurut PSAK No 36 diungkapkan dalam laporan keuangan melalui Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) termasuk kebijakan

Dengan demikian, teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi,