• Tidak ada hasil yang ditemukan

D 902009003 BAB VIII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "D 902009003 BAB VIII"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Bab Delapan

Kesimpulan

Hasil temuan lapangan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, LKM S di Jawa Tengah mengalami perkembangan yang positif pada tahun 2009-2014, hal ini dikarenakan jumlah lembaga keuangan mikro syariah di Jawa Tengah selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dalam hal peningkatan jumlah lembaga keuangan mikro syariah yang aktif dan penurunan lembaga keuangan mikro syariah yang tidak aktif, sehingga jika dilihat dari sisi status kelembagaannya, lembaga keuangan mikro syariah menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dan positif. Begitu juga dari segi omset dan asset, lembaga keuangan mikro syariah di Jawa Tengah juga mengalami perkembangan yang sangat baik karena omset dan asetnya yang sangat besar. Dari analisis kedua faktor tersebut yaitu faktor jumlah lembaga keuangan mikro syariah dan faktor omset serta aset lembaga keuangan mikro syariah menunjukan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat bagus.

(2)

proporsi, sehingga besaran bagi hasil setiap bulannya berbeda tergantung dari pendapatan anggota). Akad jual beli murabahah (KSU BM T Rizky Prima sebagai penjual menawarkan kepada anggota dan anggota menawar kepada KSU BM T Rizky Prima, ketika disepakati maka transaksi dianggap syah). Akad sewa ijarah (KSU BM T Rizky Prima sebagai perantara sewa menawarkan harga sewa kepada anggota, ketika anggota sepakat maka transaksi dianggap syah. 3) Bila anggota terlambat membayar , tidak dikenakan denda jika masih dalam bulan berjalan, ketika keterlabatan sudah masuk bulan selanjutnya dikenakan denda 1% dari pokok angsuran, yang akan dimasukkan ke dalam dana infaq. Sedangkan Sistem Bunga pada LKM K dalam hal : 1) Simpanan, di KSU Cari M akmur mengunakan sistem jasa atau bunga, besaran jasa atau bunga anggota dapat diketahui di awal, ketika pendapatan koperasi sedang naik maupun turun, anggota tetap mendapatkan besaran jasa atau bunga sebesar 1%. 2) Pembiayaan, di KSU Cari M akmur menggunakan konsep konvensional dengan penetapan jasa atau bunga flat rate, maka besaran bunga yang harus dibayar tidak ada tawar menawar, ketika anggota mengakses pembiayaan, maka angsuran tiap bulan sudah dapat diketahui dan sesuai dengan pokok angsuran dan besaran bunga atau jasa sebesar 2-2,8%, konsekuensinya adalah ketika anggota mengalami kerugian pun anggota tetap membayar angsuran. 3) Keterlambatan angsuran, dalam 1 hari maupun 20 hari dikenakan denda sebesar 2 % dari angsuran.

(3)

menyimpulkan adanya sisi positif dari hubungan antara LKM Syariah dengan UKM atau jenis nasabah lainnya yaitu terbentuknya prinsip saling membutuhkan, saling membantu, saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan antara LKM dan UKM.

Temuan penelitian ini juga yang membedakannya dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu penelitian ini dapat menyajikan perbandingan perhitungan balas jasa kedua koperasi yang menggunakan sistem yang berbeda yaitu konvensional dan syariah. Sehingga penelitian ini dapat menyajikan kontribusi secara riil LKM S dalam ikut mewujudkan keadilan distributif dalam masyarakat dalam kaitannya dengan pemberian kesempatan yang lebih luas kepada kelompok masyarakat menengah ke bawah untuk mengakses permodalan sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya guna peningkatan kesejahteraan mereka. Jika dihubungkan dengan perspektif konsep keadilan distributif menurut John Rawls, pemberian modal yang dilakukan oleh LKM S kepada kelompok sosial yang kurang beruntung dapat dipandang sebagai suatu bentuk pemberian kesempatan (opportunity) kepada kelompok ini agar memiliki akses terhadap sumber ekonomi yang pada gilirannya dapat mengkondisikan penciptaan keadilan di dalam masyarakat.

(4)

kewirausahaan, keterampilan usaha produktif, dan achievement motivation training (AM T). Di samping melakukan pendampingan bagi LKM S, pemerintah juga menyediakan landasan hukum bagi operasional lembaga LKM Syariah maupun Konvensional dengan mengeluarkan UU No.1 tahun 2013 pasal 3 tentang lembaga keuangan mikro yang bertujuan: a) M eningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat b) M embantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat c) M embantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah. Pemerintah memberikan bantuan untuk pengembangan usaha koperasi dan anggotanya, dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran. Adapun sasaran pemberian dana bantuan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kesempatan lapangan kerja, kewirausahaan di kalangan koperasi anggota, jumlah dan partisipasi anggota koperasi, kualitas dan kuantitas produk koperasi, serta pelayanan koperasi kepada anggota dan masyarakat.

I mplikasi Teoritis

M erujuk teori keadilan distributif John Rawls yang tertuang dalam bukunya yang berjudul A Theory of Justice, bahwa setiap orang berhak memiliki hak yang setara dengan kebebasan dasar yang paling luas sesuai dengan kebebasan yang serupa untuk orang lain, maka dalam menentukan sejumlah dasar hak asasi seperti kehidupan, kebebasan, dan pengejaran kebahagiaan, seyogyanya menggunakan prinsip tersebut sebagai pedoman, tanpa memperhati-kan ras, agama, suku, jenis kelamin, kedudukan dan lain sebagainya. Salah satu hak dasar yang dimaksud yaitu hak mendapat keadilan distributif bagi hasil yang disesuaikan dengan masyarakat bawah. Sebagaimana hasil penelitian ini, sistem bagi hasil seharusnya dilakukan secara transparan, sehingga semua pihak (BM T dan UKM /nasabah) dapat mengevaluasi jalannya usaha secara bersama-sama.

(5)

utama dalam institusi sosial. M asyarakat yang tertata dengan baik adalah jika dilihat dari segi peningkatan kesejahteraan anggotanya, namun secara efektif diatur oleh konsepsi publik mengenai keadilan. Dalam hal ini prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh John Rawls bisa diterapkan dalam konteks peran LKM S dalam ikut membangun keadilan distributif di dalam masyarakat dalam hal: 1) LKM S maupun nasabah menerima dan mengetahui bahwa mereka menganut prinsip keadilan yang sama, yang dalam hal ini bersumber dari aturan-aturan dalam ekonomi syariah. 2) Lembaga keuangan syariah pada umumnya sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. Lembaga dianggap adil ketika tidak ada pembedaan sewenang-wenang antar orang dalam memberikan hak dan kewajiban dan ketika aturan menentukan keseimbangan yang pas antara klaim-klaim yang saling berseberangan demi kemanfaatan kehidupan sosial. 3) Adanya prinsip keseimbangan dan kelayakan pada pembagian keuntungan dalam kehidupan sosial. Keadilan sosial di sini melibatkan persoalan tentang efisiensi, koordinasi dan stabilitas. Dalam hal ini, makna keadilan sebagai fairness bukan merupakan prinsip yang berdiri sendiri, melainkan melibatkan persoalan tentang bagi hasil atau margin serta bunga maupun jasa. Agar dapat menerapkan prinsip keadilan, maka seharusnya profesionalisme di bidang lembaga keuangan mikro syariah dikembangkan, usaha pencapaian keadilan bagi hasil disetarakan baik di daerah maupun kota, bagi anggota maupun calon anggota yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur/sejahtera.

I mplikasi Kebijakan

(6)

dipastikan agar jargon syariah tidak hanya dipakai sebagai slogan saja sebab animo masyarakat sudah sangat besar untuk dapat mengakses jasa modal dari LKM S. Permintaan pinjaman sangat banyak diajukan oleh masyarakat bawah (grass root). M eskipun jika dilihat dari volume permintaan jasa modal pada LKM S terhitung kecil-kecil, namun bila dijumlahkan secara keseluruhan cukup besar. Bila penerapan jasa atau bagi hasil sama rata akan membuat mereka susah untuk maju, dan pemberian modal sebaiknya ada hubungan yang sinergi antara UKM dan pengelola LKM S serta pemerintah selaku pengawas dalam kinerja LKM S yang sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah supaya dalam penyaluran dana bisa terkoordinir dengan baik sehingga jika terjadi penyimpangan, pemerintah bisa mengambil tindakan tegas bila ternyata masih ada LKM S (dan LKM Konvensional) yang menerapkan bunga atau jasa atau bagi hasil yang sangat tinggi.

(7)

Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, dapat direkomendasikan beberapa hal yang perlu menjadi dasar pertimbangan bagi para perumus kebijakan (pemerintah) dalam mewujudkan keadilan distributif sebagaimana yang digagas oleh John Rawls. Pertama,

Pengembangan secara optimal sistem bagi hasil atau profit and loss sharing system. Kedua, Penegakkan institusi zakat dalam rangka implementasi pelarangan riba perlu diiringi dengan pengembangan instrumen syariah lainnya sehingga dapat berjalan dengan baik.

Ketiga, Pelarangan israf, yaitu suatu perbuatan yang sifatnya terlalu berlebihan, termasuk menarik jasa bagi hasil yang terlalu tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, bahwa dari seluruh variabel yang signifikan dalam persamaan (5.2a) dan (5.2b), kesemuanya menghasilkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis kecuali pertumbuhan

Uma Farida (NIM. Optimalisasi fungsi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Darul Amanah Sukorejo Kendal. Semarang: Program Strata 1 Jurusan

Diagnosis JE dan non-JE ditegakkan berdasarkan adanya gejala klinik berupa demam akut (temperatur aksila lebih atau sama dengan 38°C), disertai defisit neurologis (termasuk

Tujuan penelitian adalah untuk mengukur laju dekomposisi serasah daun Rhizophora mucronata pada berbagai tingkat salinitas serta untuk menentukkan kandungan unsur karbon (C),

Setiap constraints memiliki algoritma filtering yang dapat mengurangi jumlah domain dari variables yang ada dalam constraint tersebut, dengan cara membuang nilai yang tidak

(2) Materi LPPD dan LKPJ Kepala Desa disampaikan oleh pejabat pengganti atau pelaksana tugas Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini,

Bibit yang dilakukan dengan p€nggunaan ruas sulur tua pada umur 3 minggu' trarryak bibir yang tidak tumbuh dengan baik dengan indikasi batang kering' Bibit yang

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dimana realita akan pengimitasian budaya pop Korea melalui televisi yang