42 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang berfokus pada pengalaman, interpretasi
serta makna hidup seseorang yang mengalaminya (Moleong,
2007). Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang
sesuai untuk menggambarkan aspek aktivitas seksual wanita
menopause. Melalui metode penelitian kualitatif, aspek
aktivitas seksual dapat digali secara lebih luas, dan berbeda
dari setiap partisipan, penjelasan atau jawaban dari partisipan
bersifat terbuka, sesuai dengan apa yang diketahui partisipan,
tidak terpacu pada pilihan jawaban yang ada.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi deskriptif fenomenologi yang menggambarkan cara
pandang dan pendapat partisipan berdasarkan situasi yang
ada di sekitar (Moleong, 2007). Pendekatan fenomenologi
sangat relevan digunakan pada ilmu keperawatan, karena
banyak menggali persepsi manusia dengan berbagai
fenomena pengalaman kehidupan manusia. Di samping itu,
fenomenologi bertujuan untuk mengklarifikasi situasi yang
2003). Dalam penelitian ini, studi deskriptif fenomenologi
menggali secara mendalam mengenai perubahan aktivitas
seksual wanita menopause yang teridentifikasi melalui
faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas seksual dan hambatan
dalam aktivitas seksual wanita menopause.
3.2. Unit Analisis
Penelitian ini mencoba melakukan analisis terhadap
aktivitas seksual wanita menopause yaitu perubahan dalam
berhubungan seksual dan dalam kehidupan pasangan
suami-istri sehari-hari pada umumnya.
3.3. Partisipan Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini yaitu wanita menopause
yang tinggal di Dusun Sumogawe Desa Sumogawe
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dengan kriteria
inklusi partisipan dalam penelitian ini adalah:
1. Wanita yang telah berhenti menstruasi (mengalami
menopause) minimal 1 tahun.
2. Tidak menjadi akseptor KB.
3. Usia tidak lebih dari 60 tahun.
5. Tinggal dan menetap di Dusun Sumogawe Desa
Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
6. Bersedia menjadi partisipan.
Pemilihan partisipan dengan menggunakan purposive
sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu dari peneliti (Notoatmodjo, 2010).
Partisipan yang akan diambil sebanyak 8 orang yang sesuai
dengan kriteria inklusi.
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Sumogawe Desa
Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang pada
bulan Juli sampai September 2013. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Balai Desa Sumogawe, jumlah wanita di dusun
Sumogawe adalah 552 orang dan wanita yang berusia 40
sampai dengan 60 tahun adalah 88 orang.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti sebagai instrumen utama penelitian melakukan
pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam
(indepth interview) menggunakan pedoman wawancara yang
sudah disusun sebelumnya. Peneliti menentukan partisipan
dengan perbedaan kriteria yang menonjol diambil dari tingkat
perbedaan pendidikan maka akan menimbulkan perbedaan
pemikiran atau pendapat. Penentuan partisipan dilakukan
dengan cara mendatangi wanita yang memenuhi kriteria
inklusi.
Untuk mendapatkan data yang akurat dan sesuai
dengan tujuan penelitian, peneliti menciptakan suasana yang
nyaman dan melakukan bina hubungan saling percaya.
Peneliti menjelaskan tujuan penelitian, prosedur,
manfaat bagi partisipan, dan hak partisipan, sesuai yang
tercantum pada Permohonan menjadi Partisipan yang
diberikan peneliti kepada partisipan. Hak partisipan meliputi
hak menentukan akan menjawab pertanyaan atau tidak, hak
untuk mengundurkan diri menjadi partisipan, hak untuk
dirahasiakan identitas dan data yang diperoleh dari partisipan.
Peneliti memberikan Lembar Persetujuan menjadi Partisipan,
dan memohon kesediaan calon partisipan untuk
menandatangani dan menjadi partisipan.
Seluruh kegiatan wawancara sedapat mungkin
dilakukan dengan posisi berhadapan antara peneliti dan
partisipan. Hal ini bertujuan supaya peneliti dapat mengamati
respon non verbal partisipan. Proses wawancara dilakukan
diakhiri pada saat semua informasi yang dibutuhkan sesuai
tujuan penelitian telah diperoleh. Apabila jawaban partisipan
belum jelas, peneliti memvalidasi jawaban partisipan pada
proses klarifikasi.
Hasil wawancara yang sesuai dengan pedoman
wawancara disusun menjadi transkip wawancara. Selain
dengan wawancara, peneliti juga membuat catatan lapangan
(field note) berupa deskripsi respon non verbal partisipan,
deskripsi tentang tanggal, waktu dan suasana saat
wawancara, yang diintegrasikan dalam transkip wawancara.
3.5. Analisis Data
Menurut Polith & Beck (2004), ada tiga metode analisis
data yang lazim digunakan pada studi fenomenologi, yaitu
metode Collaizi, Giorgi, dan Van Kam. Peneliti memilih
metode Collaizi karena metode ini memberikan
langkah-langkah yang sederhana, jelas, dan rinci.
Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan
1. Mengumpulkan data berdasarkan hasil wawancara
sehingga memperoleh deskripsi aktivitas seksual pada
masa menopause dengan menyusun transkip wawancara.
2. Membaca berulang-ulang deskripsi partisipan pada
transkip wawancara sampai menemukan
pernyataan-pernyataan yang bermakna.
3. Mengelompokkan makna-makna yang sama dalam
kategori.
4. Kategori yang sudah disusun dikelompokkan kembali
menjadi sub tema yang sesuai, selanjutnya dikelompokkan
menjadi tema akhir.
5. Melakukan konfirmasi kepada para partisipan untuk
memvalidasi tema-tema akhir.
6. Jika diperoleh data baru selama proses validasi, bisa
dimasukkan ke dalam deskripsi akhir tema-tema tersebut.
3.6. Uji Keabsahan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian harus valid dan
realibel, agar hasil penelitian dapat dipercaya (Saryono,
2008). Kriteria keabsahan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah credibility, dependability, dan
1. Credibility
Credibility meliputi aktivitas yang dilakukan agar hasil
penelitian kualitatif memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi sesuai dengan fakta di lapangan, dengan cara:
a. Mencatat hal-hal yang penting serinci mungkin
mencakup pengamatan obyektif terhadap setting,
partisipan dan hal lain yang terkait.
b. Mendokumentasikan secara lengkap dan rapi data yang
terkumpul, proses pengumpulan data maupun strategi
analisisnya.
c. Memanfaatkan langkah dan proses yang diambil peneliti
sebelumnya sebagai masukan bagi peneliti untuk
melakukan pendekatan pada partisipan dan menjamin
pengumpulan data yang berkualitas.
d. Menyertakan pihak yang dapat memberikan kritik dan
saran bagi peneliti, yaitu pembimbing peneliti.
e. Melakukan pengecekan data kembali.
Credibility dapat tercapai dengan mengembalikan deskripsi
yang telah memiliki tema-tema kepada setiap partisipan
2. Dependability
Dependability dalam penelitian kualitatif menunjukkan
kestabilan data dari waktu ke waktu. Salah satu upaya
untuk menilai dependability adalah dengan melakukan
inquiry audit yaitu suatu proses audit terhadap seluruh
hasil penelitian yang dilakukan oleh external reviewer.
Dalam hal ini external reviewer adalah pembimbing
peneliti.
3. Confirmability
Confirmability mengandung pengertian obyektivitas atau
sifat kenetralan data. Standar confirmability lebih terfokus
pada audit (pemeriksaan) kualitas dan kepastian hasil
penelitian, apakah benar berasal dari pengumpulan data di
lapangan. Confirmability dilakukan dengan seluruh
transkrip beserta catatan lapangan, tabel pengkategorian
tema dan analisis tema dan mendiskusikannya dengan
peneliti eksternal atau dalam hal ini peneliti eksternal
adalah pembimbing. Audit confirmability biasanya
3.7. Etika Penelitian
Etika penelitian harus dipatuhi oleh peneliti karena
penelitian ini menggunakan manusia sebagai objek penelitian.
Etika penelitian (Hidayat, 2010) adalah sebagai berikut :
1. Sukarela (Voluntary)
Penelitian harus bersifat sukarela, tidak ada unsur
paksaan atau tekanan secara langsung maupun tidak
langsung atau paksaan secara halus atau adanya unsur
ingin menyenangkan atau adanya ketergantungan.
2. Lembar persetujuan (Informed consent)
Peneliti harus memberikan penjelasan atau informasi
yang cukup pada objek penelitian dan mendapatkan ijin
atau persetujuan secara tertulis dari objek penelitian.
3. Tanpa nama (Anonimity) dan kerahasiaan
Tidak boleh membuka identitas objek penelitian baik
individu maupun kelompok atau institusi.
4. Privacy
Penelitian hendaknya tidak mengganggu keleluasaan
diri atau privacy dalam hal; rasa hormat, harga diri, praktek
budaya, dan tidak mengganggu ketenangan hidup dan
keleluasaan diri atau gerak, hal ini berkaitan dengan