• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SOFT DRINK DAN KONSUMSI Hubungan Antara Pengetahuan Soft Drink Dan Konsumsi Soft Drink Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia Remaja Di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SOFT DRINK DAN KONSUMSI Hubungan Antara Pengetahuan Soft Drink Dan Konsumsi Soft Drink Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia Remaja Di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SOFT DRINK DAN KONSUMSI SOFT DRINK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK USIA

REMAJA DI SMP BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA

Skripsi ini Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Ijazah S1Gizi

Disusun Oleh : RAHMADYA SAPUTRI

J 310 101 009

PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Hubungan antara Pengetahuan Soft Drink dan

Konsumsi Soft Drink dengan Kejadian Obesitas

Pada Anak Usia Remaja di SMP Budi Mulia Dua

Yogyakarta.

Nama Mahasiswa : Rahmadya Saputri

Nomor Induk Mahasiswa : J 310 101 009

Telah Dibaca dan Disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

pada tanggal 07 Desember 2012.

Surakarta, 18 Maret 2013

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Susi Dyah, SP. M.Si) (Pramudya Kurnia, STP, M.Agr)

NIK.197405172005012007 NIK.100.959

Mengetahui,

Ketua Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

(3)

iii

STUDY PROGRAM OF NUTRITION S1 FACULTY OF HEALTH SCIENCE MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA RESEARCH PAPER

RAHMADYA SAPUTRI J 310 101 009

THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE SOFT DRINK AND COMSUMPTION SOFT DRINK WITH THE INCIDENCE OF OBESITY AMONG CHILDREN AGED TEENS IN SMP BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA

Introduction: : Health problems caused by nutritional problems divided poor nutritional status, poor nutrition, or nutrition / obesity. Obesity is a term used to indicate the presence of excess body fat normal limits. On the terms of a preliminary survey in SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta in November 2011 that made the grade 1,2,3 total of 191 students found that the prevalence of obesity in adolescents is quite high, at 12.56%. Prevalence of soft drink consumption from the 65 students interviewed. The prevalence of students who consume soft drinks at 24.61%. Prevalence of obesity was higher when compared with adolescents in Yogyakarta research survey in 2004 which amounted to 7.8%. Soft drink intake is responsible for the excess energy that can lead to obesity.

Objective: This study aimed to determine the relationship of knowledge of soft drink and consumption soft drink with the incidence of obesity in adolescents in SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta.

Research methods: Observational research with cross sectional approach. Sample obtained by sampling proportional sample of 79 respondents to the study inclusion and exclusion criteria samples. Knowledge of the data basis for taking soft drink using a food frequency questionnaire. statistical test used was chi-square test.

Results: The results showed that most respondents have a good knowledge of soft drinks (55.7%). Most of the respondents have a soft drink consumption categories are often (62%). Statistical test results showed there is relationship between knowledge of soft drinks and soft drink consumption with obesity (p = 0.002 and p = 0.024).

Conclusion: there is a relationship between knowledge of soft drinks and soft drink consumption with obesity

(4)

1 PENDAHULUAN

Gangguan kesehatan akibat masalah gizi terbagi : status gizi buruk, gizi kurang, atau gizi lebih/obesitas, sedangkan gangguan kesehatan akibat masalah gizi mikro, seperti kurang zat besi, kurang zat yodium, dan kurang vitamin A (Syarief, 2004). Obesitas juga merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya penumpukan lemak tubuh yang melebihi batas normalnya (Moehyi, 1990). Obesitas merupakan faktor yang independen terhadap munculnya penyakit kardiovaskuler dan DM tipe II. Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat obesitas adalah diabetes, darah tinggi, kanker, maupun penyakit jantung (Farmacia, 2007).

Obesitas atau kegemukan bukan saja melanda orang dewasa melainkan juga melanda anak-anak. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan prevalensi obesitas di Indonesia pada penduduk usia > 15 tahun pada laki- laki 13,9 % dan perempuan 23,8 % sedangkan pada anak-anak usia 6-14

tahun pada laki-laki 9,5 % dan perempuan 6,4 %.

(5)

2 badan, obesitas, penyakit gula dan

kerusakan gigi (Barasi, 2007).

Hasil penelitian Nurhanifah (2008) di Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa seringnya mengkonsumsi soft drink berpengaruh terhadap kejadian resistensi insulin dan obesitas pada remaja. Sebuah studi di Amerika Serikat tahun 2003 dari 548 anak selama periode 19 bulan kemungkinan obesitas meningkat 1,6 kali untuk setiap konsumsi minuman ringan tambahan per hari. Elizabeth (2007) menyebutkan bahwa di Yogyakarta menunjukkan bahwa pengetahuan gizi, sikap dan uang saku/ jajan berpengaruh terhadap frekuensi mengkonsumsi soft drink dan obesitas.

Berdasarkan survei pendahuluan di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta pada bulan November 2011 yang dilakukan pada siswa kelas I, II, dan III berjumlah 191 siswa didapatkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja cukup tinggi yaitu sebesar 12,56%. Prevalensi konsumsi soft drink dari 65 siswa yang diwawancara didapatkan prevalensi siswa yang mengkonsumsi soft drink

sebesar 24,61%. Prevalensi obesitas ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan survei penelitian remaja di Yogyakarta pada tahun 2004 yaitu sebesar 7,8%. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis ingin mengetahui “Hubungan antara pengetahuan soft drink dan konsumsi soft drink dengan kejadian obesitas remaja di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta.

TINJAUAN PUSTAKA

(6)

3 perkembangan fisik dalam waktu

yang relatif singkat. Faktor kedua, karena berubahnya gaya hidup dari kebiasaan makan yang akan mempengaruhi asupan kebutuhan makanan (Hendarto, 2005).

Obesitas merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Obesitas atau kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya (Soetjiningsih, 1995). Obesitas juga merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya penumpukan lemak tubuh yang melebihi batas normalnya (Moehyi, 1990).

Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas pada anak dan remaja telah mencapai 11%. Obesitas pada masa anak dan remaja cenderung berlanjut hingga dewasa dan lanjut usia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2011 menunjukkan prevalensi obesitas di Indonesia pada penduduk usia 15 tahun pada laki- laki 13,9%

dan perempuan 23,8% sedangkan pada anak- anak usia 6-14 tahun pada laki- laki 9,5% dan perempuan 6,4%. Survei obesitas yang dilakukan tahun 2004 pada anak remaja siswa-siswi SLTP di Yogyakarta menunjukkan bahwa 7,8% remaja di perkotaan dan 2% remaja di pedesaan mengalami obesitas (Mahdiah, 2004).

Obesitas biasanya disebabkan karena remaja tidak dapat mengontrol makanannya, makan dalam jumlah berlebih, suka mengkonsumsi makanan siap saji dan minuman ringan atau soft drink secara berlebihan (Sulistyoningsih, 2011).

(7)

4 minuman smoothies, makan cepat

saji, makanan ringan dalam kemasan, makanan berpemanis buatan dan mengkonsumsi minuman ringan (Mustofa, 2010).

Penyebab utama obesitas adalah konsumsi makanan yang berlebihan tanpa diimbangi aktifitas fisik dan olahraga. Konsumsi makanan yang berlebihan menyumbangkan banyak sekali energi yang tidak berguna kedalam tubuh. Soft drink yang manis menyumbangkan sejumlah energi yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi. Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu: minuman ringan dengan karbonasi (carbonated soft drink) dan minuman ringan tanpa karbonasi (Widodo, R, 2008).

Pengetahuan adalah keseluruhan fakta, kebenaran azas, dan keterangan yang diperoleh manusia. Pengetahuan menunjukkan pada

hal-hal yang ingin diketahui (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi bila setiap orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek (Nursalam, 2001). Pengetahuan gizi adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan yang sehat. Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan konsumsi makanan dengan kesehatan tubuh. Pengetahuan gizi yang baik dapat membantu seseorang belajar bagaimana menyimpan, mengolah, serta menggunakan bahan makanan yang berkualitas untuk dikonsumsi (Wahyuni, 2008).

(8)

5 Nurhanifah (2008) di Kota Yogyakarta

menunjukkan bahwa seringnya mengkonsumsi soft drink berpengaruh terhadap kejadian resistensi insulin dan obesitas pada remaja. Minuman ringan merupakan kaya kalori.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian bersifat observasional dengan pendekatan Crossectional. Variabel yang diambil

oleh peneliti yaitu Obesitas sebagai variable terikat sedangkan Pengetahuan Soft Drink dan Konsumsi Soft Drink sebagai variabel bebas. Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Budi Mulia Dua di Yogyakarta. Penelitian pendahuluan dilakukan pada bulan Oktober 2011 dan pengambilan data dilakukan pada bulan Maret – Mei 2012. Lokasi penelitian dilakukan di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta karena berdasarkan survei pendahuluan menunjukkan prevalensi obesitas 12,56% dan 24,61% siswanya mengkonsumsi soft drink.

Pengambilan sampel ditentukan dengan cara proportional sampling. Sampel penelitian adalah

siswa/ siswi SMP Budi Mulia Dua di Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yaitu sebanyak 79 subjek.

(9)

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Budi Mulia Dua merupakan salah satu sekolah menengah pertama swasta yang berada di wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Yogyakarta lebih tepatnya terletak di Jalan Raya Panjen, Wedomartani. Sekolah ini memiliki luas gedung sekolah seluas 1,5 Ha dilengkapi fasilitas pendukung seperti perpustakaan lengkap dengan multimedia, lapangan olahraga, school clinic, laboratorium komputer, internet dan audio visual, hot spot area, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, studio musik, dan kolam renang indoor. Jumlah siswa di SMP Budi Mulia Dua sebanyak 208 masing kelas mempunyai kapasitas siswa sebanyak 25 orang.

B. Karakteristik Sampel 1. Jenis Kelamin

Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 1 berikut :

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N %

Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

Usia N % paling banyak dalam penelitian ini adalah 14 tahun (40,5%).

C. Karakteristik Orang Tua Sampel Tabel 3.

Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan Ayah N % Pegawai Negeri 16 20,3 Pegawai Swasta 33 41,8 Tentara 6 7,6 Pengusaha/Wiraswasta 21 26,6

(10)

7 Berdasarkan tabel 3 didapat hasil

bahwa pekerjaan ayah sampel yang terbesar adalah pegawai swasta yaitu sebesar 41,78% sedangkan pekerjaan ibu yang terbesar adalah pengusaha yaitu sebesar 30,39%.

Tabel 4.

Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Pendidikan Orang Tua

Pendidikan

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa distribusi penelitian berdasarkan pendidikan orang tua paling banyak yaitu jenjang pendidikan S2 (ayah) yaitu sebesar 39,25% dan S1 (ibu) yaitu sebesar 36,70%.

D. Pengetahuan Soft Drink Tabel 5.

Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Pengetahuan Soft Drink

Pengetahuan Soft

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan soft drink yang baik yaitu sebanyak 44 orang (55,7%) dan responden yang memiliki pengetahuan soft drink yang tidak baik sebanyak 35 orang (44,3%). Pengetahuan gizi yang baik dapat membantu seseorang belajar bagaimana menyimpan, mengolah, serta menggunakan bahan makanan yang berkualitas untuk dikonsumsi (Wahyuni, 2008).

E. Konsumsi Soft Drink Tabel 6.

Distribusi Responden Menurut Frekuensi Konsumsi Soft Drink Konsumsi Soft Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa responden yang sering mengkonsumsi soft drink sebanyak 49 orang (62%), sedangkan responden yang jarang mengkosumsi soft drink sebanyak 30 orang (38%).

(11)

8 kalori kosong (zat gizi yang masuk

hanya energi saja yang berasal dari gula tanpa zat gizi lain). Hasil penelitian Nurhanifah (2008) di Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa seringnya mengkonsumsi soft drink berpengaruh terhadap kejadian resistensi insulin dan obesitas pada remaja.

F. Status Gizi

Tabel 7.

Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Klasifikasi Obesitas Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa

responden lebih banyak mengalami

tidak obesitas yaitu sebesar 57,8%

dibandingkan yang mengalami obesitas

yaitu sebesar 42,2%.

Tabel 8.

Distribusi Responden Obesitas Menurut Jenis Kelamin

Obesitas N % Laki- Laki 18 60 Perempuan 12 40 Total 30 100 Berdasarkan tabel 8 diketahui responden yang mengalami obesitas berjumlah sebanyak 30 orang dengan jenis kelamin laki- laki sebanyak 18 orang (60%) dan jenis kelamin

perempuan sebanyak 12 orang (40%).

G. Analisa Hubungan

1. Hubungan Pengetahuan Soft Drink Dengan Kejadian Obesitas

Tabel 9.

Distribusi Pengetahuan Soft drink Berdasarkan Kejadian Obesitas

Pengetahuan Soft Drink

Kejadian Obesitas

Jumlah Sig.

Obesitas Tidak

Obesitas (p)

(12)

9 Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Sediaoetama (2000) yang menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan gizi seseorang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi.

2. Hubungan Konsumsi Soft Drink Dengan Kejadian Obesitas

Tabel 10.

Distribusi Konsumsi Soft Drink Berdasarkan Kejadian Obesitas

Konsumsi Soft Drink

Kejadian Obesitas

Jumlah

Sig.

Obesitas Tidak

Obesitas (p)

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan siswa yang mengkonsumsi soft drink dengan kategori sering dengan kejadian obesitas sebesar 47,9%

sedangkan siswa yang

mengkonsumsi soft drink dengan kategori sering dengan kejadian tidak obesitas yaitu sebesar 52,1%. Responden yang mengkonsumsi soft drink jarang dengan kategori obesitas

yaitu sebesar 22,5% sedangkan yang mengkonsumsi soft drink jarang

dengan kategori tidak obesitas lebih besar yaitu sebesar 77,5%. Hal ini memungkinkan bahwa ada kecendrungan hubungan antara konsumsi soft drink dengan kejadian obesitas. Hasil ini diperkuat dengan uji statistic dengan Chi Square test menunjukkan nilai p sebesar 0,024 nilainya lebih kecil dari 0,05.

Remaja cenderung mengkonsumsi soft drink untuk menciptakan citra diri yang modern dalam komunitasnya (Wirakusuma, 2006). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Nurhanifah (2008) di Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa seringnya mengkonsumsi soft drink berpengaruh terhadap kejadian resistensi insulin dan obesitas pada remaja.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Siswa yang memiliki pengetahuan soft drink baik sebesar 55,7% dan

siswa yang memiliki pengetahuan soft drink tidak baik sebesar

44,3%.

(13)

10 mengkosumsi soft drink yaitu

sebanyak 30 orang (38%)

3. Siswa yang mengalami obesitas sebesar 37,97% dan yang tidak mengalami obesitas sebesar 62,03%.

4. Ada hubungan antara pengetahuan soft drink terhadap kejadian obesitas pada anak usia remaja di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta (p= 0,002).

5. Ada hubungan antara konsumsi

soft drink dengan kejadian

obesitas pada anak usia remaja

di

SMP

Budi

Mulia

Dua

Yogyakarta (p= 0,024).

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan dapat memberikan informasi dan promosi kesehatan melalui penyuluhan dan tanya jawab kepada remaja mengenai makanan dan minuman sehat dan bergizi seimbang. 2. Bagi SMP Budi Mulia dapat

memberikan informasi mengenai masalah obesitas pada remaja kepada siswa dan orang tua sehingga keluarga dapat memotivasi dan memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh anak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Atmodjo, W. 2007. Bar, Minuman dan

Pelayanannya. Andi Yogya.

Yogyakarta.

2. Ayu, F. 2010. Hubungan Antara Metabolisme Karbohidrat dan Lemak dengan Kejadian Obesitas. Universitas Islam Negri. Malang.

3. Barasi, M. 2007. Ilmu Gizi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

4. Donochue. 2004. Obesity Textbook of Pediatric 17th. Saunders. Philadelphia. 5. Elizabeth, H. 2007. Hubungan

Pengetahuan Gizi, Sikap, dan Uang Saku dengan Frekuensi Minum Soft Drink Siswa di SMU Stella Duce 1 Yogyakarta. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

6. Farmacia, 2007. Majalah Farmacia, Halaman: 19 (5099 hits). Jakarta. 7. Hendarto, A. 2005. Kebutuhan Dan

Pentingnya Nutrisi Pada Remaja. Gizi Mindo Vol 5 No. 12. Jakarta.

8. Jacobson. 2003. Minuman Ringan Dibalik Kenikmatannya Ada Bencana. Kompas Cyber Media didownload pada tanggal 20 Mei 2011.

9. Kumalasari. 2010. Hubungan antara Pengetahuan Diet Penurunan Berat Badan dengan Perilaku Diet Penurunan BB pada Remaja Putri SMAN 7 Surakarta. Universitas Diponegoro. Semarang.

10. Kuczmarski, R.J, et al. 2002. CDC growth charts for the united states : methods and development. National Center for the Health Statistis. Vital Health Stat 11.

11. Kusumawardhani. A. 2006. Food

Addiction In Obesity. Majalah

(14)

11 12. Madanijah, S. 2006. Pendidikan Dalam

Sistem Pangan Dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta.

13. Mahdiah. 2004. Prevalensi Obesitas Dan Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja SMP Kota dan Desa Di Daerah

Istimewa Yogyakarta. Universitas

Gajah Mada. Yogyakarta.

14. Malik, V dan Schulze,M. 2011. Intake of Sugar Sweetened Beverages and Weight Gain. American Society for Clinical Nutrition.

15. Moehyi, S. 1995. Pengaruh Makanan dan Diit Untuk Penyembuhan Penyakit. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 16. Mustofa, A. 2010. Solusi Ampuh

Mengatasi Obesitas. Hanggar Kreator. Yogyakarta.

17. Nurhanifah, R. 2008. Hubungan Antara

Konsumsi Soft Drink Dengan

Resistensi Insulin Pada Remaja SMP Obesitas. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

18. Prima, A. 2005. Minuman Berkarbonasi dari Buah Segar. Trubus Agrisarana. Jakarta.

19. Proverawati, A. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Mulia Medika : Yogyakarta.

20. Pusat Data dan Informasi- Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia. 2004. Minuman Favorit,

Perusak Tubuh. Didownload di

www.pdpersi.co.id pada tanggal 01 Juni 2011.

21. Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehatan. Mitra Cendikia Press. Yogyakarta.

22. Sediaoetama, A. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa & Profesi. Dian Rakyat. Jakarta.

23. Septiana, M. 2011. Hubungan Antara Resting Metabolic Rate (RMR) dengan

Komposisi Tubuh Pada Anak Obesitas. Universitas Diponegoro. Semarang. 24. Sjarif, D. R. 2003. Childhood Obesity :

Evaluation and Management, dalam buku National Obesity Symposium II 2003. Pusat Diabetes dan Nutrisi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga- RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

25. Soetjiningsih, 1995. Tumbuh kembang anak. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta.

26. Wahyuni. 2006. Pengetahuan dalam Pangan dan Gizi. Mulia Medika. Yogyakarta.

27. Wang, Y. 2001. Cross National Comparison of Childhood Obesity. The Epidemic and the Relationship between Obesity and Socioeconomic Status. International Journal of Epidemiology 2001.

28. Waang,Y, dan Zhang,Q. 2006. American Children and Adolescents of Low Socioeconomic Status at Increased Risk of Obesity Changes in The Association Between Overweight and Family Income Between 1971 and 2002. American Journal of Clinical Nutrition.

29. Widodo, R. 2008. Mengenal Minuman

Ringan Berkarbonasi (Softdrink).

Universitas 17 Agustus 1945. Surabaya.

30. Wirakusuma, E. 2006. Soft drink,

minuman ringan berakibat berat.

Majalah Femina. Jakarta.

Gambar

tabel 1 berikut :

Referensi

Dokumen terkait

In this paper, a new method is proposed for the decolorization of a yellow-hued suspension of rutile TiO 2 nanoparticles in an organic solvent (diethylene glycol dimethylether).

Melihat keterbatasan sumber daya manusia yang ada di desa Jombor maka pengembangan kerajinan berbahan baku tali ini dilakukan dengan memperhatikan hal tersebut, yaitu dapat

Semua Responden melakukan peralihan Hak Milik atas tanah di hadapan PPAT. Syarat-syarat dan proses peralhan Hak Milik atas tanah karena jual beli adalah sbagai.

The above case studies highlighted the importance of some of the characteristics of a spatio-spectral camera using stepwise line filters, such as the

i II Menteri Keuanga n Menteri Keuanga n Ditjen Angga ran Ditjen Angga ran Ditjen Pajak Ditjen Pajak Ditjen Perbe ndahar aan Ditjen Perbe ndahar aan Ditjen Kekay aan Negar a

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W6, 2017 International Conference on Unmanned Aerial Vehicles

 Ada dua cara pelaporan audit manajemen, yaitu : (a) cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit dan (b) cara penyajian yang mengikuti

Results from feature reduction analyses suggested that four spectral regions were important for wetland species discrimination. In terms of feature reduction