• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK ( PMR ) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN

Oleh:

Siti Syarah Maulydia 4101111049

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah

dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis Siswa di SMP Swasta Muhammadiyah 2 Medan”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku pimpinan

UNIMED beserta seluruh Pembantu Rektor, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,

Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II dan III di

lingkungan UNIMED, Bapak Prof. Dr. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan

Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Jurusan

Pendidikan Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris

Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof.

Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan dan saran positif kepada penulis dari awal

pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd, Ibu

Dra. Nerli Khairani, M.Si dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku dosen penguji

yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian

sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika

FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Saprindo

Simanjuntak, S.PdI selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Muhammadiyah 2

(4)

v

2 Medan, Guru/Staf Pegawai SMP Swasta Muhammadiyah 2 Medan yang telah

banyak membantu dan mengarahkan penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda

tercinta Drs. Martha Irwan dan Mama tercinta Sariah Pane AMK yang terus

memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi

ini, juga kepada adik-adikku tersayang Syafrida Agustina, Rizki Fauzy Octavian

dan Syahril Ikhwandi yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat seluruh

teman-teman jurusan matematika stambuk 2010 khususnya Kelas Dik C, sahabatku

(Imel, Halima, Hanijah, Winda, Mora, Risva, dan Minta), teman-teman satu kos

(Kak Mika, Yuni, Vina, Elva dan Nirwani), teman-teman PPL Setia Budi Abadi

2013, dan abang/kakak serta teman-teman yang tidak penulis sebutkan satu

persatu yang telah memberikan motivasi dan saran-saran kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2014

Penulis,

Siti Syarah Maulydia

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 9

1.3 Batasan Masalah 9

1.4 Rumusan Masalah 9

1.5 Tujuan Penelitian 10

1.6 Manfaat Penelitian 10

BAB II KERANGKA TEORITIS 11

2.1 KAJIAN TEORITIS 11

2.1.1 Belajar Matematika 11

2.1.2 Masalah dalam Matematika 13

2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 16

2.1.4 Pengembangan Bahan Ajar 19

2.1.5 Efektivitas Bahan Ajar 21

2.1.6 Pendekatan Pembelajaran 23

2.1.7 Pendekatan Matematika Realistik 24

2.1.8 Pendekatan Pembelajaran Matematika Realisitik dalam Peningkatan

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 33

2.1.9 Model Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan

Pembelajaran Realistik dan Metode Pemecahan Masalah 35

2.1.10 Materi Pelajaran Aritmatika Sosial 39

2.2 KERANGKA KONSEPTUAL 44

2.3 HIPOTESIS 45

BAB III METODE PENELITIAN 46

3.1 Jenis Penelitian 46

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 46

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 46

3.4 Pengembangan Perangkat Pembelajaran 47

(6)

vii

3.6 Jenis dan Alat Pengumpulan Data 52

3.7 Teknik Analisis Data 53

3.8 Interpretasi Data 58

3.9 Paparan Data 60

3.10 Analisis 60

3.11 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah 61

3.12 Simpulan Data 61

3.13 Kriteria Keberhasilan 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 62

4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Bahan Ajar 62

4.1.1 Deskripsi Tahap Pendefinisian (Define) 62

4.1.2 Deskripsi Tahapan Perencanaan (Design) 67

4.1.3 Hasil Tahap Pengembangan (Develop) 69

4.1.4 Analisis 90

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 95

4.3 Temuan Penelitian 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 100

5.1 Kesimpulan 100

5.2 Saran 100

(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Contoh buku teks/bahan ajar 5

Gambar 3.1 Skema Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Tes 48

Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

Ujicoba 1 Dan Ujicoba 2 91

Gambar. 4.2 Pencapaian TPK Dalam Pembelajaran Pada Ujicoba 1 Dan 2 92

Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Pada

Ujicoba 1 Dan Ujicoba 2 92

Gambar. 4.4 Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Pada Ujicoba 1 Dan 2 93

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Matematisasi horisontal dan vertikal dalam pendekatan-pendekatan

matematika 28

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pendekatan Matematika Realistik 32

Tabel 3.1 Kriteria Jawaban item instrumen validasi dengan jenis skala Likert

beserta skornya 54

Tabel 3.2 Persentase waktu ideal dan batas toleransi aktivitas siswa 54

Tabel 3.3 Teknik Penskoran 56

Tabel 3.4 Tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah 57

Tabel 4.1 Hasil Validasi Bahan Ajar 69

Tabel 4.2 Revisi Bahan Ajar dari Validator 71

Tabel 4.3 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 72

Tabel 4.4 Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validator 73

Tabel 4.5 Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 74

Tabel 4.6 Revisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Berdasarkan Hasil Validasi 74

Tabel 4.7 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 76

Tabel 4.8 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran 77

Tabel 4.9 Ketercapaian Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis 80

Tabel 4.10 Pencapaian Efektivitas Bahan Ajar 81

Tabel 4.11 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 84

Tabel 4.12 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran 86

Tabel 4.13 Ketercapaian Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis 89

Tabel 4.14 Pencapaian Efektivitas Bahan Ajar 90

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia sebagai negara besar menaruh harapan besar terhadap

pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari

pendidikanlah tunas muda harapan bangsa sebagai penerus generasi dibentuk.

Seperti yang tertulis dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal I (dalam Sagala, 2009 :3):

Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Matematika merupakan salah satu dari ilmu pendidikan yang secara

mendasar berkembang dalam kehidupan masyarakat dan sangat dibutuhkan dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti yang dikemukakan oleh

Cornelius (dalam Abdurrahman 2009:253) bahwa:

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berfikir jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana megenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreatifitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Sementara Cockroft (dalam Abdurrahman 2009:253) mengemukakan bahwa: “Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan

matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat,

dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara;

(5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan;

(10)

2

Kemampuan berpikir untuk pemecahan masalah dalam matematika itu

adalah bagian yang sangat dasar dan sangat penting. Namun, kenyataannya di

lapangan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa di Indonesia masih

sangat rendah hal ini dapat dilihat dari hasil survei empat tahunan TIMSS yang

dikoordinasikan oleh IEA (The International Association for the Evaluation of

Educational Achievement), salah satu indikator kognitif yang dinilai adalah

kemampuan siswa untuk memecahkan masalah non rutin. Pada keikutsertaan

pertamakali tahun 1999 Indonesia memperoleh nilai rata-rata 403 dan berada pada

peringkat ke 34 dari 38 negara, tahun 2003 memperoleh nilai rata-rata 411 dan

berada di peringkat ke 35 dari 46 negara, tahun 2007 memperoleh nilai rata-rata

397 dan berada di peringkat ke 36 dari 49 negara, dan tahun 2011 memperoleh

nilai rata 386 dan berada pada peringkat 38 dari 42 negara. Nilai standar

rata-rata yang ditetapkan oleh TIMSS adalah 500 hal ini artinya posisi Indonesia

dalam setiap keikutsertaannya selalu memperoleh nilai dibawah rata-rata yang

telah ditetapkan.

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematik siswa Indonesia

juga dapat dilihat dari hasil survei PISA (OECD, 2010) tahun 2009 yang

menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-61dari 65 negara yang

disurvei dengan nilai rata-rata kemampuan matematika Indonesia yaitu 371dari

nilai standar rata-rata yang ditetapkan oleh PISA adalah 500. Pada survei tersebut

salah satu Indikator kognitif yang dinilai adalah kemampuan pemecahan masalah.

Untuk PISA 2012, diikuti oleh lebih dari 510.000 siswa di 65 negara dan wilayah.

Dan Indonesia berada di peringkat dua terbawah untuk skor matematika dalam

survei Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012. Dari

total 65 negara dan wilayah yang masuk survei PISA, Indonesia menduduki

ranking ke-64 atau hanya lebih tinggi satu peringkat dari Peru.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama PPL dapat dilihat bahwa dalam

proses pembelajaran menunjukkan masih banyak siswa yang belum mencapai

kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

(11)

3

mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Fakta tersebut menunjukkan

bahwa proses pembelajaran belum berjalan dengan baik. Salah satu faktor yang

menyebabkan hal tersebut adalah kurangnya perencanaan dalam proses

pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terorganisir dengan baik,

karena dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah

satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber

belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Umumnya guru kurang melakukan persiapan yang matang sebelum

mengajar. Hal ini dapat dilihat dari fakta di lapangan yang diperoleh dari hasil

wawancara dan observasi di SMP Swasta Muhammadiyah 2 Medan, peneliti

memperoleh data tentang kondisi pembelajaran matematika yang selama ini

terjadi. Di sekolah umumnya terdapat 3 orang guru Matematika. Dalam proses

pembelajaran, guru-guru tersebut hanya memakai buku seadanya. Selanjutnya

dalam pembelajaran guru juga menyertakan lembar kerja siswa, tetapi lembar

kerja siswa yang dipakai tersebut hanyalah lembar kerja secara umum, bukanlah

lembar kerja siswa yang dapat menanamkan konsep aritmatika sosial. Lembar

kerja tersebut biasanya dibeli dari toko-toko/percetakan yang memproduksi

produk tersebut. Idealnya, gurulah yang lebih memahami karakteristik siswa,

sehingga gurulah yang dapat mengembangkan lembar kerja siswa agar sesuai

dengan kebutuhan siswanya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa guru tidak

mengembangkan bahan ajar. Padahal dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional (Permendiknas) no. 41 tahun 2007 tentang standar proses diharapkan

guru dapat menggunakan bahan ajar lainnya selain buku teks sebagai salah satu

sumber belajar. Bahan ajar yang dimaksud dapat berupa bahan ajar yang

dikembangkan oleh guru sendiri. Bahan ajar yang disusun oleh guru sendiri

mampu lebih efektif karena disusun berdasarkan sifat dan karakteristik peserta

didik. Untuk itu, guru hendaknya dituntut untuk dapat membuat bahan ajar sendiri

sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, perangkat pembelajaran sangat berperan

(12)

4

“Sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa lebih aktif belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal siswa, kesemuaan ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran”.

Mendasar pada penjelasan diatas maka mutu pendidikan terutama pelajaran

matematika yang merupakan ilmu dasar harus ditingkatkan salah satunya dengan

mengembangkan perangkat pembelajaran, karena perangkat pembelajaran

merupakan salah satu bagian dari proses belajar. Suhadi (dalam

Frisnoiry,2013:13) menjelaskan bahwa “Perangkat pembelajaran adalah sejumlah

bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran”.

Disamping itu, peggunaan bahan ajar yaitu bahan cetak seperti (hand out,

buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart), audio visual seperti

(video/film, VCD), Audio seperti (radio, kaset, CD audio, PH), visual seperti

(foto, gambar, model/maket), Multi media seperti (CD interaktif, computer based,

internet) dalam proses belajar matematika belum tertata dengan baik. Masih

banyak ditemukan buku yang didesain tidak menarik serta belum ditemukan

berbagai contoh yang disertai gambar, poster atau karikatur yang beraneka ragam.

Berikut ini adalah sepenggal dari salah satu buku teks yang biasa

(13)

5

Gambar 1.1 Contoh buku teks/bahan ajar

Dapat diperhatikan bahwa buku tersebut langsung diawali dengan

penggunaan matematika formal, tidak menggunakan kontribusi siswa, dan tidak

mengarahkan siswa untuk memunculkan konsep alami mengenai Nilai

Keseluruhan (Nilai per Unit). Selain itu juga bahan ajar belum tersusun sesuai

konteks dengan kebutuhan lingkungan siswa. Buku yang terbit dipasaran hanya

berlaku secara umum, dalam arti tidak dekat dengan situasi kondisi alam yang ada

disekitar siswa, sehingga guru harus memberikan penjelasan lebih khusus dan

lebih konkrit kepada siswa. Bukan hanya itu, tahapan/proses dalam menyelesaikan

soal yang ada di buku teks di atas dikerjain tanpa adanya langkah yang jelas dan

terstruktur.

Peneliti juga mengadakan tes diagnostik kepada siswa kelas VII SMP

Swasta Muhammadiyah 2 Medan. Tes yang diberikan berupa tes yang berbentuk

uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam

matematika, berikut adalah salah satu soal kemampuan pemecahan masalah yang

diberikan kepada siswa.

(14)

6

pakaian anak dengan harga Rp 20.500,00 per buah, untung atau rugikah pedagang itu?

Dalam menyelesaikan tes tersebut, ada siswa yang mengalami kesulitan

dalam mengaitkan antara yang diketahui dengan yang ditanya dari soal, dalam

memisalkan atau mengubah kalimat soal ke dalam kalimat matematika (membuat

model), dan siswa lupa dengan rumus yang seharusnya ia gunakan untuk

menyelesaikan soal. Keadaan seperti ini yang mengakibatkan kemampuan siswa

dalam pemecahan masalah matematis masih rendah.

Dalam setiap langkah kegiatan pemecahan masalah siswa dikategorikan

dalam kemampuan yang sangat rendah, hanya kemampuan memahami masalah

yang dikategorikan sedang. Dari 28 orang siswa, hanya 5 orang siswa (17,86%)

yang menjawab soal nomor 1 dengan benar dan 1 orang siswa (3,57%) yang

menjawab soal nomor 2 dengan benar dan tidak ada seorang siswa pun (0%) yang

mampu menjawab dengan benar kedua soal tersebut sekaligus. Nilai rata-rata

siswa adalah 45,24. Diambil kesimpulan, kemampuan siswa dalam pemecahan

masalah masih rendah. Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang sejalan dalam

peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematis dalam

kehidupan sehari-hari.

Selain itu, dari hasil observasi yang dilakukan kepada siswa di SMP

Muhammadiyah 2 Medan, peneliti memperoleh data bahwa materi yang

disampaikan guru jarang dikaitkan dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa.

Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang menyatakan bahwa guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran jarang mengaitkannya dengan kehidupan

sehari-hari (14%), ceramah (18%), diskusi (24%) dan latihan soal ( 44% )

sehingga bagi siswa matematika merupakan hal yang abstrak. Hal ini

mengakibatkan siswa kurang tertarik untuk belajar matematika dan berdampak

pada kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan yang diberikan. Buku

paket yang digunakan juga kurang sesuai dengan kebutuhan siswa dan cenderung

(15)

7

dampak yang mengakibatkan hasil belajar siswa relatif rendah. Hal ini diperkuat

oleh pendapat siswa tentang bahasa dan tulisan yang terdapat dalam buku paket

mereka yaitu 70% menyatakan hanya paham sedikit, 17% mudah dipahami dan

13% rumit dipahami sehingga mengakibatkan bahan ajar yang dimiliki oleh siswa

kurang menarik perhatian siswa untuk membacanya.

Dalam proses pembelajaran perangkat pembelajaran yang dikembangkan

di sini adalah bahan ajar. Dalam tulisan ini peneliti membatasi perangkat

pembelajaran yang dikembangkan hanya pada bahan ajar dikarenakan beberapa

alasan yang diperoleh dari observasi yang telah dilakukan.

Sebagai bahan ajar cetak yang menarik untuk dipakai, hendaknya dalam

pembuatan bahan ajar pada materi yang disampaikan dipadupadankan dengan

pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik agar

pembelajaran lebih bermakna (meaningfull). Salah satu pendekatan pembelajaran

yang dapat digunakan adalah Pendekatan Matematika Realistik (PMR).

Pendekatan Matematika Realistik merupakan pendekatan pembelajaran yang

student centered dan berorientasi pada pengalaman sehari-hari siswa.

Pendekatan matematika realistik dikembangkan berdasarkan pandangan

Freudenthal yang berpendapat bahwa matematika merupakan kegiatan manusia

yang lebih menekankan aktivitas siswa untuk mencari, menemukan, dan

membangun sendiri pengetahuan yang diperlukan sehingga pembelajaran menjadi

terpusat pada siswa (Soedjadi dalam Frisnoiry,2013:10). Pendekatan matematika

realistik mempunyai harapan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa. Pendekatan matematika realistik merupakan

pendekatan pembelajaran matematika yang telah diujicobakan dan

diimplementasikan di Negeri Belanda sejak  30 tahun yang lalu yang dikenal

dengan RME (Realistic Mathematics Education), artinya pendidikan matematika

realistik (PMR) dan secara operasional disebut pembelajaran matematika realistik.

RME telah diuji coba dan penelitian yang dilakukan tentang penerapannya

membawa hasil yang sangat menggembirakan. Pada tahun 1991 Treffers (dalam

(16)

8

Belanda telah menggunakan pendekatan realistik. Selain itu, penelitian yang

dilakukan pada tahun 1996 oleh Becker dan Selter (dalam Frisnoiry, 2013: 10)

mengungkapkan bahwa siswa di dalam pendekatan RME mempunyai skor yang

lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan

pendekatan konvensional dalam hal keterampilan berhitung, lebih khusus lagi

dalam aplikasi. Pembelajaran yang berorientasi pada RME bersifat:

mengutamakan reinvention (menemukan kembali), pengenalan konsep melalui

masalah-masalah kontekstual, hal-hal yang konkrit atau dari sekitar lingkungan

siswa, dan selama proses pematematikaan siswa mengkonstruksi pengetahuan

atau idenya sendiri.

Pendekatan ini sangat cocok dengan materi aritmatika sosial. Dimana pada

materi ini lebih banyak membawa hal-hal yang ada di sekitar siswa. Hal ini

merupakan salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk lebih mengakrabkan

matematika dengan lingkungan anak. Dimana siswa diberi kesempatan

menerapkan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari

atau masalah dalam bidang lain. Siswa diberikan masalah kontekstual, yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan konsep

matematika ke dalam kehidupan sehari-hari siswa, diharapkan siswa mampu

untuk memecahkan suatu permasalahan yang diajukan kepadanya. Hal ini sesuai dengan prinsip matematika sekolah yang diungkapkan oleh NCTM: “Students must learn mathematics with understanding, actively building new knowledge

from experience and prior knowledge”. Pada siswa harus belajar matematika

dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman

dan pengetahuan sebelumnya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru dan beberapa

siswa di SMP Swasta Muhammadiyah 2 Medan bahwa mereka belum pernah

menggunakan bahan ajar yang dikembangkan oleh gurunya sendiri. Untuk itu

penulis tertarik untuk mengembangkan suatu bahan ajar melalui Pendekatan Matematika Realistik di SMP dengan judul: “Pengembangan Bahan Ajar

(17)

9

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di SMP Swasta Muhammadiyah 2 Medan”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Kegiatan dalam proses pembelajaran tidak terorganisir dengan baik dan

kurang adanya persiapan yang matang sebelum mengajar.

2. Kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika siswa,

khususnya siswa SMP masih relatif rendah.

3. Pembelajaran yang terjadi jarang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

siswa.

4. Bahan ajar yang disusun oleh guru lebih efektif digunakan.

5. Belum pernah digunakannya perangkat pembelajaran, khususnya bahan ajar

matematika melalui Pendekatan Matematika Realistik.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Pengembangan bahan ajar pada materi aritmatika sosial dengan model 3-D

melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR) yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis.

2. Penelitian ini dilakukan sampai tahap pengembangan (develop).

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan,

maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana efektivitas bahan ajar yang dikembangkan pada materi aritmatika

sosial melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa?

2. Bagaimana respon siswa terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan

(18)

10

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah

untuk:

1. Mengetahui efektivitas bahan ajar yang dikembangkan pada materi aritmatika

sosial melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

2. Mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan

melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR).

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa

Dapat menjadikan bahan ajar sebagai alternatif sumber belajar dan dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis.

2. Bagi guru

Dapat menggunakan bahan ajar ini sebagai bahan ajar dalam kegiatan belajar

mengajar dan menjadi gambaran tentang bagaimana menerapkan Pendekatan

Matematika Realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa.

3. Bagi peneliti

(19)

102

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman,Mulyono.2009.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto,Suharsimi.2011.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

Dhoruri,Atmini. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa SMP melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik (PMR). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/

131568306/Makalah%20LSM%202010%20Pemecahan%20masalah%20

final%20atmini.pdf. (Diakses Maret 2014)

Firdaus,Ahmad.2009.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. http://

madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/. (Diakses Februari 2014)

Frisnoiry.2013.Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Membelajarkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik di SMP N.7 Binjai.Medan:Program Pascasarjana UNIMED.

Hamdani.2010.Strategi Belajar Mengajar.Bandung:Pustaka Setia.

Hartono.2011.Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMP Melalui Strategi Kemampuan Pemecahan Masalah. Medan:Program Pascasarjana UNIMED.

Hartono,Yusuf.-.UNIT 7 Pendekatan Matematika Realistik. http://staff.uny.ac.id/ sites/default/files/PengembanganPembelajaranMatematika_UNIT_7_0.p df. (Diakses Mei 2014)

Hasratuddin.2002.Pembelajaran Matematika Unit Geometri dengan Pendekatan Realistik di SLTP 6 Medan.Surabaya:Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Matematika.

Hasratuddin.2010.Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui

Pendekatan Matematika Realistik, JURNAL PENDIDIKAN

MATEMATIKA VOLUME 4 No.2 DESEMBER 2010. http://ejournal.

(20)

103

Hudojo,Herman.2005.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang:UM Press.

Implementasi Kurikulum 2013 http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/ cetak/2013/12/28/247638. (Diakses Maret 2014)

Metode Penelitian. http://eprints.walisongo.ac.id/1673/4/093711031_Bab3.pdf. (Diakses Maret 2014)

Mulyatiningsih,Endang.Pengembangan Model Pembelajaran. http://staff.uny. ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsihmpd/7 cpengembangan-model-pembelajaran.pdf (Diakses Maret 2014)

Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. http://repository.upi.edu/ operator/ upload/s_pgsd_0610799_Chapter2.pdf. (Diakses Januari 2014)

Prabawanto,Sufyani.2009.Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi MatematikaSiswa.http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._M

ATEMATIKA/196008301986031-SUFYANI_ PRABAWANTO/PEM

BELAJARAN_MATEMATIKA_DENGAN_PENDEKATAN_REALIS TIK_UNTUK_MENINGKATKAN_KEMAMPUAN_PEMECAHAN_ MASALAH.pdf. (Diakses Januari 2014)

P4mriunsri.2011.Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Proses Matematisasi. http://p4mriunsri.wordpress.com/2011/12/22/pendekatan-pembelajaran-berdasarkan-proses-matematisasi/. (Diakses 26 Mei 2014)

Sagala, Syaiful.2009.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung:ALFABETA.

Sudjana.2002.Metoda Statistika.Bandung:Tarsito.

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: ALFABETA.

Trianto.2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Wijaya, Ariyadi.2012.Pedidikan Matematika Realistik.Yogyakarta:Graha Ilmu.

(21)

104

Winda.2012.Penerapan Pendidikan Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Siswa Kelas VII SMP Swasta Antasari T.A. 2011/2012.Medan: FMIPA UNIMED.

Wirdani,Vira.2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik pada Materi Bangun Datar Segiempat di Kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A.2012/2013. Medan:FMIPA UNIMED.

Yulianingsih,Rini.2013.Penerapan Model Problem-Based Learning dengan

Teknik Scaffolding untuk Menungkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa SMA. http://repository.upi.edu/386/4/S_

(22)

ii

RIWAYAT HIDUP

Siti Syarah Maulydia adalah anak pertama dari empat bersaudara. Lahir di

Medan pada tanggal 8 September 1992. Ayah bernama Drs. Martha Irwan dan Ibu

bernama Sariah Pane AMK. Pada tahun 1998, penulis masuk sekolah SD Negeri

200515 di Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis

melanjutkan sekolah di SMP Negeri 4 Padangsidimpuan dan lulus pada tahun

2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan studinya di SMA Negeri 6

Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di

program studi Pendidikan Matematika jurusan Matematika Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur PMP.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI). Di mulai sejak periode 2010/2011 aktif sebagai anggota

di dept. Esternal KOHATI periode 2010/2011, anggota dept. Internal KOHATI

periode 2011/2012 semester 1, aktif sebagai data anggota bidang Penelitian dan

Pengembangan (Litbang) peride 2011/2013 semester 2 dan terakhir aktif sebagai

Wasekum Penelitian dan Pengembangan (Wasekum Litbang) Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) koms. FMIPA Universitas Negeri Medan periode

2012/2013.

Gambar

Gambar 1.1 Contoh buku teks/bahan ajar
Gambar 1.1 Contoh buku teks/bahan ajar

Referensi

Dokumen terkait

dan mempunyai varians yang homogen, maka pengujiannya dilakukan dengan menggunakan uji t’ namunapabilapratesdanpascatestidakmemiliki data yang normal makadigunakanuji

Polutan partikulat yang berasal dari kendaraan bermotor umumnya merupakan fasa padat yang terdispersi dalam udara dan membentuk asap. Fasa padatan tersebut berasal dari

Peran auditor dalam suatu perusahaan diperlukan dalam upaya mengaudit proses bisnis yang telah berlangsung, sehingga hasil dari aktivitas bisnis yang telah dilakukan

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU

LAKIP Tahun 2012 yang merupakan bagian dari informasi pengukuran kinerja dalam melaksanakan Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015 adalah dokumen

dengan garam dan konsentrasi gula terhadap mutu manisan basah pare. ( Momordica charantia

2.6 Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended melalui Keteram- pilan Membaca Matematika ... METODE

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kota Depok. Disetujui dan