• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB PENJAMIN (PERSONAL GUARANTEE) TERHADAP UTANG DEBITUR DALAM HAL TERJADINYA KEPAILITAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TANGGUNG JAWAB PENJAMIN (PERSONAL GUARANTEE) TERHADAP UTANG DEBITUR DALAM HAL TERJADINYA KEPAILITAN."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

TANGGUNG JAWAB PENJAMIN (PERSONAL GUARANTEE)

TERHADAP UTANG DEBITUR DALAM HAL TERJADINYA

KEPAILITAN

NI MADE DEWI JULIANTINI .G.

NIM. 1203005289

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi

Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat, dan anugrah yang diberikan-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tanggung Jawab

Penjamin (Personal Guarantee) Terhadap Utang Debitur Dalam Hal Terjadinya

Kepailitan ”.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam memperoleh

gelar Sarjana Hukum dalam bidang studi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Udayana.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini banyak mendapat

bimbingan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan

ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakuktas Hukum Universitas Udayana, Prof. Dr. I Made Arya Utama,

S.H.,M.Hum.

2. Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bapak Gde Made

Swardana, S.H.,M.H.

3. Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Udayana, Ibu Dr. Ni Ketut

Sri Utari, S.H.,M.H.

4. Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bapak Dr. I Gede

(8)

5. Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bapak

Dr. I Ketut Wiryawan, S.H.,M.H.

6. Dosen Pembimbing I, Bapak Dr. Dewa Gde Rudy, S.H.,M.Hum., yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, semangat dan

saran-saran yang berguna bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Dosen Pembimbing II, Bapak I Nyoman Darmadha, S.H.,M.H., yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi, saran, bimbingan,

dan pengarahan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Ni Putu Purwanti, S.H.,M.H., yang telah

memberikan banyak bimbingan dan petunjuk selama menjalani masa

perkuliahan.

9. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Hukum Universitas Udayana, yang

telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis.

10. Keluarga penulis yang tercinta, Ayah I Putu Gunawan, S.pd dan Ibu Ni

Nyoman Ariyati yang selalu memberikan semangat, dukungan dan motivasi

kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada kakak

penulis tercinta Ni Putu Novi Purnamayanti G. yang selalu setia menemani

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.“ I Putu Yudhi Sastra Wibawa ”, yang selalu sabar, setia menemani,

membantu memberikan semangat, motivasi kepada penulis hingga skripsi ini

(9)

12.Sahabat-sabahat seperjuangan penulis selama perkuliahan di Fakultas Hukum

Universitas Udayana yang tercinta: Ima Rahmat, Widiastuti, Cahyani, Yuli

Kartika, Mirayanthi Utami, Manik, Indy Apriyani, Kharisma, Komala, Antoni

Giri, Jaya Nugraha, Faris, Dwi Krisna, Denny, Chika, Puspita, Hendra, Wisnu

Diatmika, Andy, Mitha Rosa, Tebo, Moje dan sahabat lainnya tidak bisa

penulis sebutkan satu-persatu terima kasih banyak.

13.Terima Kasih juga kepada angkatan 2012 atas dukungannya selama

perkuliahan ini.

14.Terima kasih banyak kepada seluruh anggota BEMFH: kak Arsad, Kak Ciria,

Angga, Gek Nanda, Agung wedanta, Gek Emik, Jerry, Koling, Indra, Dek

Jimbot, kak Wisnu dan seluruh anggota BEMFH yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu terima kasih banyak atas pengalamannya dan

bantuannya selama ini.

15.Sahabat-sahabat tersayang penulis: Gung Ayu, Jung Ratih, Mirda, Gung Rias,

Dewa Arie, Anom, Ardi, Gung Nanda, dan teman-teman KKN PIDPID terima

kasih banyak atas dukungan dan semangat kalian.

16.Terakhir untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang

telah memberikan bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulus berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, dan dapat dijadikan referensi bagi

(10)

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

sehingga penulis tidak lupa mengharapkan saran dan kritik atas skripsi ini.

Denpasar, 9 Juni 2016

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM ... i

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Ruang Lingkup Masalah ... 5

1.4 Orisinalitas Penelitian ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

a. Tujuan Umum ... 6

b. Tujuan Khusus ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

a. Manfaat Teoritis ... 6

(12)

1.7 Landasan Teoritis ... 7

1.8 Metode Penelitian... 15

a. Jenis Penelitian ... 15

b. Jenis Pendekatan ... 16

c. Bahan Hukum ... 17

d. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ... 19

e. Teknik Analisis Bahan Hukum ... 19

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENJAMIN (PERSONAL GUARANTEE ) DAN KEPAILITAN 2.1 Penjamin (Personal Guarantee) 2.1.1 Pengertian Penjamin... 20

2.1.2 Dasar Hukum Penjamin ... 21

2.1.3 Sifat Penjamin ... 24

2.2 Kepailitan 2.2.1 Pengetian Kepailitan ... 26

2.2.2 Dasar Hukum Kepailitan ... 39

2.2.3 Syarat Kepailitan ... 30

2.2.4 Prinsip-Prinsip Kepailitan ... 35

BAB III STATUS HUKUM PENJAMIN (PERSONAL GUARANTEE) DALAM KAITANNYA DENGAN DEBITUR YANG DINYATAKAN PAILIT 3.1 Peranan Personal Guarantee dalam Kepailitan ... 38

(13)

3.3 Hubungan Personal Guarantee dalam Kepailitan ... 42

BAB IV TANGGUNG JAWAB PENJAMIN (PERSONAL GUARANTEE)

TERHADAP UTANG DEBITUR DALAM HAL TERJADINYA

KEPAILITAN

4.1 Tanggung Jawab Penjamin (Personal Guarantee) terhadap Utang Debitur setelah Debitur dinyatakan pailit …… ... 46

4.2 Hak-Hak Istimewa Penjamin (Personal Guarantee) ... 50 4.3 Hapusnya Penanggungan Utang dan Berakhirnya Penjamin (Personal Guarantee)

4.3.1 Hapusnya Penanggungan Utang ... 55

4.3.2 Berakhirnya Penjamin (Personal Guarantee) ... 56

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA

(14)

ABSTRAK

Dalam hal utang piutang terkadang kreditur akan meminta jaminan kepada debitur. Dalam prakteknya seringkali ditemukan kreditur selain meminta jaminan kebendaan kepada debitur juga meminta jaminan tambahan atau jaminan khusus berupa jaminan non kebendaan atau personal guarantee. Utang piutang antara kreditur dan debitur tidak selalu berjalan mulus seperti yang diperjanjikan. Penyelesaian masalah utang piutang dapat ditempuh dengan melalui proses kepailitan seperti yang diatur dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Pada beberapa kasus, kedudukan penjamin (personal guarantee) yang pada awalnya hanya menjadi pihak ketiga yang akan menjamin dan menanggung pelunasan utang-utang debitur yang lalai dalam melunasi utang-utangnya, kedudukannya dapat berubah menjadi seperti debitur utama yang dapat dituntut pertanggungjawabannya oleh kreditur secara langsung. Permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu bagaimana status hukum penjamin ( personal guarantee )dalam kaitannya dengan debitur yang dinyatakan pailit serta bagaimana tanggung jawab penjamin( personal guarantee) terhadap utang debitur dalam hal terjadi kepailitan.

Jenis penulisan yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Dalam karya tulis, penulis menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan analisis konsep hukum yang bersangkut paut dengan isu hukum ditangani dengan menggunakan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier untuk memperkuat fakta ilmiah.

Adapun hasil penelitian penulis bahwa status hukum penjamin (personal guarantee) apabila debitur utama dinyatakan pailit maka penjamin wajib memberikan pertanggungjawabannya kepada kreditur apabila debitur utama tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan isi dari perjanjian jaminan yang telah disepakati oleh kreditur dan penjamin sehingga dalam hal tersebut penjamin sebagai pihak ketiga yang menjamin serta kedudukan guarantor berubah seperti seorang debitur. Adapun pertanggungjawaban penjamin (personal guarantee) yaitu status hukum penjamin (personal guarantee) dalam hal debitur pailit yang mengikatkan diri secara tanggung menanggung untuk memenuhi perikatan si berhutang manakala debitur utama sendiri yang tidak memenuhinya. Dalam hal ini penjamin (personal guarantee) dapat diidentikkan dengan perjanjian pokok sehingga proses pertanggung jawabannya yang dilalui akan sama halnya dengan proses kepailitan debitur utama.

(15)

ABSTRACT

In the case of debts sometimes the lender will ask for collateral to the debtor. In practice often found in addition to asking creditors to debtors collateral material also request additional guarantees or specific guarantees in the form of a guarantee of non material or personal guarantee. Debts between creditors and debtors do not always run smoothly as contracted. Settlement of debt, can be reached by going through the bankruptcy process as stipulated in Law No. 37 of 2004 on Bankruptcy and Suspension of Payment. In some cases, the position of a personal guarantee that at first only be a third party that would guarantee and assume repayment of debts of the debtor were negligent in paying off its debts, its position can be turned into a major debtor who can be held accountable by the lenders directly. Issues to be discussed in this thesis is how the legal status of personal guarantee (surety) in relation to the debtor is declared bankrupt and how personal responsibility guarantee (the guarantor) to the debt of the debtor in the event of bankruptcy.

Types of writing used in this thesis is a normative legal research. In the paper, the authors use the approach of legislation and legal concept analysis approach that has to do with the legal issues dealt with using the primary legal materials, secondary, and tertiary to strengthen the scientific facts.

The results of the study authors that the legal status of personal guarantee if the principal debtor is declared bankrupt, the guarantor is obliged to provide accountability to the lender if the principal debtor can not fulfill its obligations in accordance with the contents of the security agreement that has been agreed upon by the lender and the guarantor so that in the case of the guarantor as a third party guarantee the guarantor and the position change as a debtor. As for accountability personal guarantee that the legal status of personal guarantee in the event that the debtor bankrupt tying themselves bear the responsibility to fulfill the engagement when the principal debtor owes itself which does not comply. In this case the personal guarantee can be identified by principal agreement so that the process of accountability that will be passed as well as the principal debtor insolvency proceedings.

Referensi

Dokumen terkait

borgtocht merupakan suatu perjanjian jaminan yang diberikan kepada kreditur berupa pernyataan oleh seorang pihak ketiga (penjamin) bahwa debitur akan melaksanakan

telah mengikatkan diri baik sendiri dan secara bersama sama dengan debitor utama secara tanggung menanggung dan juga telah kami simpulkan apabila debitur cidera

Kedudukan hak istimewa Personal guarantor (penjamin pribadi) dalam perkara kepailitan Perseroran Terbatas adalah penjamin juga sama dengan debitor utama apabila

Penjamin adalah debitor dari kewajiban untuk menjamin pembayaran oleh debitor. 30 Seorang penjamin berkewajiban untuk membayar utang debitor kepada kreditor

Sebagai pihak pemohon kredit atau debitur wajib memberikan penjamin apabila penjamin tersebut memiliki persyaratan yang sesuai kretaria oleh PT.Bank Rakyat

Penyitaan terhadap harta kekayaan dari wajib pajak (perseroan) yang mana wajib pajak itu belum dinyatakan pailit ataupun terdapatnya tanda-tanda kepailitan, maka

tel ah mengi katkan di ri bai k sendi ri dan secara bersama sama dengan debitor utama secara tanggung menanggung dan juga telah kami simpulkan apabila debitur

Asas yang pertama menentukan apabila debitur ternyata pada waktunya tidak melunasi utangnya kepada kreditur karena suatu alasan tertentu, maka harta kekayaan debitur, baik yang