• Tidak ada hasil yang ditemukan

WISATA AGRO KOPI DI PUPUAN, TABANAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "WISATA AGRO KOPI DI PUPUAN, TABANAN."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN KONSEPSUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelas Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

WISATA AGRO KOPI DI PUPUAN, TABANAN

Oleh :

KADEK AYU INTEN LESTARI

1204205081

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)

(2)

LANDASAN KONSEPSUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelas Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

WISATA AGRO KOPI DI PUPUAN, TABANAN

Dosen Pembimbing :

Ir. Nengah Keddy Setiada, MT

I ketut Mudra, ST, MT.

Oleh :

Kadek Ayu Inten Lestari

1204205081

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

ABSTRACT

Indonesia is well known by the large number of its crops variety, like forests, farms, rice

fields, and fisheries. One of the most consumed by Indonesians is the coffee corps, it’s fair that co

f-fee becomes the daily menu. Sipping coff-fee starts from its own kitchen, coff-fee shops, cafés and

res-taurants. But, the thing that could make special sensation is sipping coffee right near its farms.

Nowadays, that thing has developed into a type called agro-tourisms. In Bali, this kind of tourism

has started to growth in many variant. It supported by the big number of coffee farms which their

corps quality doesn’t need to argue with others. One of the biggest coffee farms is located in Pup

u-an-Tabanan.

Keywords :

coffee, agrotourism, Pupuan

ABSTRAK

Indonesia terkenal akan berbagai hasil buminya, mulai dari perhutanan, perkebunan,

persa-hawahan maupun perikanan. Salah satu yang paling banyak dinikmati oleh masyarakat adalah hasil

perkebunan kopinya, tak khayal jika kopi menjadi menu sehari-hari. Menikmati kopi mulai dari

dapur sendiri, warung kopi, hingga ke café dan restoran. Namun yang menjadi sensasi tersendiri

adalah jika menikmati kopi langsung di sekitar kebunnya. Saat ini hal tersebut dikembangkan dalam

bentuk wisata agro. Di Bali jenis wisata ini mulai berkembang dengan berbagai varian kemasan.

Hal ini didukung dengan banyaknya kebun kopi di Bali yang kualitas hasil kebunnya tidak kalah

dengan milik pulau tetangga. Salah satu yang terbesar di Bali berlokasi di Pupuan-Tabanan.

(7)

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun

seminar tugas akhir dengan judul “

Wisata Agro

Kopi di Pupuan, Tabanan

Terimakasih Penulis ucapkan kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan

buku ini antara lain:

1.

Bapak Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT, Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Udayana yang telah membantu dalam administrasi.

2.

Ibu Dr. Anak Agung Ayu Oka Saraswati selaku Ketua Jurusan Program Studi

Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

3.

Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP. Selaku dosen coordinator dan telah

memberikan pedoman tentang penyusunan Seminar Tugas Akhir.

4.

Bapak Ir. Nengah Keddy Setiada, MT selaku pembimbing 1 atas bimbingannya

dalam penyusunan Seminar Tugas Akhir

5.

Bapak I Ketut Mudra, ST., MT. selaku pembimbing 2 atas bimbingannya dalam

penyusunan Seminar Tugas Akhir

6.

Bapak Orang tua dan teman teman jurusan arsitektur yang telah memberikan

dukungan dalam penyusunan Seminar Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari akan kekurangan dalam penyusunan buku ini, oleh karena itu saran

dan masukan yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk melengkapi kekurangan tersebut

sehingga kelah tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan

terimakasih.

Denpasar, 8

Desemberber

2015

Penyusun,

(8)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……….i

DAFTAR GAMBAR………...v

DAFTAR TABEL……….viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang... 1

1.2

RumusanMasalah ... 3

1.3

Tujuan ... 3

1.4

Metode Penelitian ... 4

1.4.1

Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.4.2

Analisis Data ... 5

BAB II PEMAHAMAN WISATA AGRO KOPI ... 6

2.1 Pengertisn Umum ... 6

2.1.1 Pemahaman Pariwisata... 6

2.1.2

Unsur-Unsur Yang Membentuk Objek Wisata ... 8

2.1.3

Pemahaman Wisata Agro ... 9

2.1.4 Sejarah Kopi ... 15

2.2

Kajian Terhadap Proyek Sejenis ... 22

2.2.1

Alamsari Agrowisata ... 22

2.2.2

Subak Bali Agro Coffee Break Agrowisata ... 25

2.2.3

Tegal Sari Agrowisata ... 28

2.3

Spesifikasi Umum Proyek ... 30

BAB III STUDI PENGADAAN WISATA AGRO KOPI

PUPUAN, TABANAN ... 33

(9)

ii

3.1.1

Letak Geografis dan Wilayah Administrasi ... 33

3.1.2

Kondisi Topografi dan Klimatologi yang Cocok Untuk Perkebunan

Kopi ... 36

3.2

Kondisi Non Fisik Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan ... 37

3.2.1

Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Pupuan Mayoritas di

Bidang Perkebunan ... 37

3.2.2

Perkebunan Kopi Dengan Hasil Terbanyak ... 38

3.2.3

Kunjungan Pariwisata yang Meningkat ... 39

3.2.4

Kebijakan Pemerintah ... 41

3.3

Analisis SWOT tentang perencanaan Agrowisata kopi di Pupuan,

Tabanan ... 44

a.

Potensi/kekuatan (Strength)... 44

b.

Hambatan/Kelemahan (Weakness) ... 45

c.

Peluang (Opportunities)... 46

d.

Tantangan/Ancaman (Threatness) ... 46

3.3.2

Kesimpulan Analisa SWOT ... 46

3.4

Spesifikasi Khusus Proyek ... 48

3.4.1

Pengertian ... 48

3.4.2

Fungsi ... 48

3.4.3

Tujuan dan sasaran ... 49

3.4.4

Jenis Kegiatan ... 49

3.4.5

Lingkup Pelayanan ... 50

3.4.6

Sistem Pengelolaan ... 51

3.4.7

Fasilitas Ruang ... 51

3.4.8

Persyaratan Lokasi ... 52

BAB IV TEMA DAN PROGRAM PERENCANAAN ... 53

(10)

iii

4.1.1

Pendekatan Tema ... 54

4.1.2

Penentuan Tema ... 54

4.1.3

Rumusan Tema... 54

4.1.4

Perwujudan tema ... 55

4.2

Program Fungsional... 55

4.2.1

Fungsi ... 55

4.2.3

Pelaku kegiatan dan aktivitas ... 56

4.2.4

Proses Kegiatan ... 60

4.2.6

Kebutuhan Ruang ... 62

4.3

Program Performansi ... 62

4.4

Program Arsitektural ... 67

4.4.1

Studi Kapasitas ... 68

4.4.2

Besaran Ruang ... 71

4.4.3

Hubungan Ruang ... 72

4.4.4

Sirkulasi Ruang ... 75

4.4.5

Organisasi Ruang ... 76

4.5

Program Tapak ... 77

4.5.1

Analisis Pemilihan Lokasi Tapak... 77

4.5.2

Analisa Tapak Terpilih ... 81

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 92

5.1

Konsep Perancangan Tapak ... 92

5.1.1

Konsep

Entrance

Tapak ... 92

5.1.2

Konsep

Zoning

... 92

5.1.3

Konsep Pola Massa ... 97

5.1.4

Konsep Bentuk Massa ... 99

(11)

iv

5.2

Konsep Perancangan Bangunan ... 110

5.2.1

Konsep

Entrance

Bangunan ... 111

5.2.2

Konsep Tampilan Bangunan ... 111

5.2.3

Konsep Struktur ... 113

5.2.4

Konsep Utilitas Bangunan... 115

(12)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kopi Liberika ... 20

Gambar 2. 2 Tanaman Kopi Yang Berbunga ... 23

Gambar 2. 3 Layout Alamsari Agro ... 24

Gambar 2. 4 Seating Area dan Souvenir Shop ... 25

Gambar 2. 5 Layout Subak Bali Agro ... 26

Gambar 2. 6 Seating Area ... 27

Gambar 2. 7 Seating Area dan Souvenir Shop ... 27

Gambar 2. 8 Biji Kopi dan Rempah ... 28

Gambar 2. 9 Layout Tegal Sari Agrowisata... 29

Gambar 2. 10 Bubuk Kopi dan Souvenir Shop ... 29

Gambar 2. 11 Dapur dan Proses Roasting ... 30

Gambar 2. 12 Dapur dan Seating Area ... 30

Gambar 3. 1 Peta Orientasi Tabanan... 34

Gambar 3. 2 Peta Kecamatan Pupuan ... 35

Gambar 3. 3 Banyaknya Wisatawan Mancanegara dan Domestik ke Obyek Wisata

selama tahun 2011-2014 ... 40

Gambar 3. 4 Stuktur organisasi ... 51

Gambar 4. 1 Alur kegiatan pengelola ... 61

Gambar 4. 2 Alur Kegiatan Edukasi, Rekreasi, Huniam ... 61

Gambar 4. 3 Alur Kegiatan Edukasi dan rekreasi ... 61

Gambar 4. 4 Hubungan Ruang Makro ... 73

Gambar 4. 5 Hubungan Ruang Mikro Kelompok Ruang Utama ... 74

Gambar 4. 6 Hubungan Ruang Makro Kelompok Ruang Penunjang ... 74

Gambar 4. 7 Hubungan Ruang Mikro Kelompok Ruang Penunjang... 75

Gambar 4. 8 Sirkulasi Ruang ... 76

Gambar 4. 9 Organisasi Ruang ... 77

Gambar 4. 10 Peta Kecamatan pupuan ... 79

(13)

vi

Gambar 4. 13 Lokasi Tapak ... 81

Gambar 4. 14

.

Bentuk, Luas, dan Batas Tapak Terpilih ... 82

Gambar 4. 15 Batas Batas Site ... 84

Gambar 4. 16 Kondisi Existing ... 85

Gambar 4. 17 Letak Entrance... 85

Gambar 4. 18 Kemiringan Site... 86

Gambar 4. 19 Kemiringan Site... 87

Gambar 4. 20 Kondisi Vegetasi ... 88

Gambar 4. 21 Analisa Kebisingan ... 89

Gambar 4. 22 Utilitas ... 90

Gambar 4. 23 Kondisi View... 91

Gambar 5. 1 Entrance alternative 1 ... 93

Gambar 5. 2 Entrance alternative 2 ... 94

Gambar 5. 3 Kesimpulan entrance ... 94

Gambar 5. 4 Zoning alternative 1 ... 96

Gambar 5. 5 Zoning Alternatif 2 ... 96

Gambar 5. 6 Kesimpulan Zoning ... 97

Gambar 5. 7 Pola memusat ... 98

Gambar 5. 8 Pola linier ... 99

Gambar 5. 9 Pola Cluster ... 99

Gambar 5. 10 Bentuk persegi ... 100

Gambar 5. 11 bentuk segitiga... 100

Gambar 5. 12 Bentuk lingkaran ... 101

Gambar 5. 13 Kesimpulan bentuk bangunan ... 101

Gambar 5. 14 kesimpulan sirkulasi ... 103

Gambar 5. 15 pola parkir 90 ... 105

Gambar 5. 16 Kesimpulan pola parkir ... 105

Gambar 5. 17 Konsep Ruang Luar ... 107

Gambar 5. 18 Jaringan Listrik ... 108

Gambar 5. 19 utilitas air bersih ... 109

(14)

vii

Gambar 5. 21 Jaringan telepon... 109

Gambar 5. 22 konsep tri angga ... 112

Gambar 5. 23 Tampilan bangunan ... 113

(15)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Klasifikasi Kopi ... 18

Tabel 3. 1 Luas Wilayah Desa Serta Presentase Terhadap Kecamatan ... 36

Tabel 3. 2 Jumlah Penduduk Menurut sumber mata pencaharian ... 38

Tabel 3. 3 Jumlah Penduduk Menurut sumber mata pencaharian ... 38

Tabel 3. 4 Pemecahan Masalah SWOT... 47

Tabel 4. 1 Tabel Pelaku Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ... 56

Tabel 4. 2 Kelompok Ruang ... 62

Tabel 4. 3 Performansi Ruang ... 63

Tabel 4. 5 Kapasitas Pengelola ... 70

Tabel 4. 6 Besaran Ruang ... 71

(16)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

1.1

Latar Belakang

Bali dan pariwisata merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tidak heran jika bali memiliki banyak sebutan di kalangan wisatawan, salah satu sebuatan bali adalah the last paradise atau surga terakhir, karena Bali memiliki kebudayaan dan keidahan alam yang begitu eksotis di mata wisatawan. Bali sangat mengandalkan alamnya yang asri untuk mengundang wisatawan datang ke Bali, berbagai sektor di Bali dapat dikembangkan menjadi tujuan wisata, mulai dari laut, perkebunan, pertanian, adat, dan banyak sektor lainnya yang dapat dikembangkan menjadi objek tujuan wisata yang dibiarkan tetap alami maupun dikelola menjadi objek wisata buatan.

(17)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

2 dikenal sebagai ecotourism atau ekowisata dan terkait dengan pertanian atau perkebunan. Wisata agro adalah bagian dari wisata yang memiliki tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian.

Menurut Bappeda Bali (1995) beberapa kawasan di Bali memiliki potensi untuk dikembangkannya menjadi kawasan wisata agro. Kawasan perkebunan kopi di Pupuan Tabanan merupakan salah satu kawasan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata agro.

Kecamatan Pupuan adalah salah satu kecamatan yang berada pada Kabupaten Tabanan yang secara geografis merupakan salah satu kawasan yang cocok dikembagkan sebagai wisata agro kopi. Dengan letak geografis pada ketinggian 500 m s/d 1.000 m dari atas permukaan laut dan curah hujan yang tinggi. Wilayah kecamatan ini memiliki karakteristik berbukit-bukit dengan lembah yang dialiri oleh sejumlah sungai. Selain itu Kecamatan Pupuan dikelilingi oleh lahan perkebunan yang sangat luas dan persawahan yang membentuk terasering yang sangat indah. Lahan perkebunan pada Kecamatan Pupuan sebagian ditanamami oleh tumbuhan kopi, kakao, cengkeh, manggis, ketela, durian, dan lain-lain. Kecamatan Pupuan memiliki musim dan cuaca yang cukup stabil sehingga berpeluang besar menjadi kecamatan penghasil kopi di Tabanan. Dengan potensi daya lahan yang masih cukup luas oleh perkebunan kopi diharapkan mampu menopang petani dan memberi pasokan besar pada devisa desa.

Kopi merupakan komoditas terbanyak yang ada pada perkebunan di Pupuan. Kecamatan Pupuan termasuk salah satu penghasil kopi yang kualitasnya tidak bisa dipungkiri. Kopi Pupuan jenis Robusta pernah menjadi juara tingkat nasional untuk kopi terbaik. Kopi Pupuan memiliki keunikan tersendiri dengan warna yang berbeda dan wanginya yang khas. Hingga saat ini kenikmatan kopi Pupuan masih memerlukan sertifikasi sehingga harga jualanya mampu ditingkatkan. Peningkatan harga jual ini tentunya diharapkan meningkatkan pendapatan petani.

(18)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

3 Kecamatan Pupuan berupaya mengembangkan potensi yang ada secara maksimal dan dapat dikembangkan di Kecamatan Pupuan dengan berbasis kepada unsur tradisi budaya dan kearifan lokal.

Dari pemaparan diatas adanya wisata agro kopi ini diharapkan menjadi media dan wadah pendidikan bagi masyarakat dalam dimensi yang sangat luas, mulai dari pendidikan tentang kegiatan usaha dibidang masing-masing sampai kepada pendidikan tentang keharmonisan dan kelestarian alam. Wisata agro ini juga diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang baik serta sebagai lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa permasalahan yang dapat diangkat yaitu sebagai berikut :

a. Mengapa diperlukan pembangunan Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan?

b. Bagaimana spesifikasi umum dan khusus Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan?

c. Apa tema yang sesuai untuk Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan? d. Siapa yang menjadi civitas pada Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan? e. Bagaimana program ruang dan tapak untuk Wisata Agro Kopi di Pupuan,

Tabanan?

f. Bagaimana konsep perancangan untuk Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan?

1.3

Tujuan

Dari permasalahan yang ditemui maka di tentukan tujuan pembuatan fasilitas ini antara lain:

a. Untuk mengetahui tujuan dari pembangunan Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan.

b. Untuk mengetahui spesifikasi umum dan khusus pada Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan.

(19)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

4 d. Untuk mengetahui siapa saja civitas di dalam Wisata Agro Kopi di

Pupuan, Tabanan.

e. Untuk mengetahui program ruang dan tapak dalam Wisata Agro kopi di Pupuan, Tabanan.

f. Untuk mengetahui konsep perancangan pada Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan.

1.4

Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode yang bersifat kearah pemrograman.data yang diperoleh selanjutnya di sintesis untuk menyusun program perencanaan dan perancangan.

Menurut Wade yang dikutip Sneyder.(1985:260) Rancangan arsitektur meliputi tahap pemrograman :

1. Arsitek menetukan hal-hal yang menjadi perhatian dari sebuah kebutuhan ruang

2. Menyatakan masalah dari sebuah kebutuhan menjadi sebuah masalah yang lebih kecil dan telah diketahui pemecahannya

3. Memproses informasi dari tahap sebelumnya untuk mengembangkan gagasan

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan beberapa jenis data yaitu data primer dan sekunder :

1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung dari sumber. Data primer ini diperoleh melalui :

a. Wawancara atau Tanya jawab dilakukan dengan pihak-pihak yang paham terhadap permasalahan yang terkait, yakni pegawai dan pengelola pada tempat dilakukan studi banding.

b. Observasi yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung pada wisata agro, seperti pengamatan layout (denah dan pola massa), sirkulasi dan manajemen dalam wisata agro.

(20)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

5 atau jurnal yang berkaitan dengan wisata agro Kopi. Teori dalam literatur tersebut diangkat sebagai bahan pelengkap informasi serta dapat dijadikan perbandingan pada landasan perancangan.

1.4.2 Analisis Data

Data yang telah diperoleh pada proses pengumpulan kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu konsep yang nantinya digunakan dalam landasan perancangan. Adapun dalam analisis data terdapat beberapa teknik yang diambil, yaitu sebagai berikut :

1. Teknik Analisis Kualitatif

Menganalisis data mengenai pengertian, fungsi, tujuan, kegiatan serta fasilitas agrowiata , dan lingkup pelayanan maupun system pengelolaanya dengan cara mendeskripsikan data dan membuat diagram serta menyimpulkan hasil pengamatan dari beberapa proyek sejenis.

2. Teknik Analisis Kuantitatif

(21)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

6

BAB II

PEMAHAMAN WISATA AGRO KOPI

Pada Bab II ini menguraikan tentang tinjauan terkait Wisata Agro kopi, baik melalui pustaka maupun terhadap objek sejenis. Serta akan diuraikan pula mengenai spesifikasi umum proyek.

2.1 PENGERTIAN UMUM

2.1.1 Pemahaman Pariwisata

(22)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

7 1. Pariwisata adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal

di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya (WTO, 1995).

2. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya (Meyers, 2009).

3. Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasiaan dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Kodhyat, 1988)

4. Pariwisata didefenisikan sebagai bentuk dari suatu proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ke tempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiaanya adalah karena berbagai kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain (Gamal, 2002).

5. Pariwisata adalah gejala yang komplek dalam masyarakat, didalamnya terdapat hotel, objek wisata, souvenir, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan wisata, rumah makan dan banyak lainnya (Soekadijo, 1996).

Tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia terlihat dengan jelas dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969, khususnya Bab II

Pasal 3, yang menyebutkan “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia

bersifat suatu pengembangan “industri pariwisata” dan merupakan bagian dari

usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahtraan masyarakat dan

Negara” (Yoeti, 1996: 151).

Industri pariwisata mencakup segala jenis kegiatan yang bersifat produktif dan bernilai ekonomi, sehingga pariwisatapun dapat digolongkan kegiatan

industri. “Pariwisata merupakan gabungan dari produk barang dan produk jasa, keduanta penting dibutuhkan dan dihasilkan oleh industry pariwisata (Ismayanti,

2010:15”. Lebih jauh lagi dirinci oleh Marpaung (2000) yang mengemukakan

(23)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

8 Industri pariwisata sebenarnya memiliki cakupan yang sangat luas, jika suatu pariwisata di suatu daerah berkembang. Beberapa sector akan ikut bergerak jika pariwisata mulai berkembang seperti sector pertanian, sector perindustrian, dan sector transportasi.

2.1.2 Unsur-Unsur Yang Membentuk Objek Wisata

Bagian berikut ini akan dikemukakan secara khusus unsur-unsur geografi yang dapat mewujudkan objek wisata.

1. Objek wisata yang dibentuk oleh unsur alam

Objek wisata yang dibentuk secara proses alami disebabkanoleh dua kekuatan alam yakni proses endogen yang disebabkanoleh tenaga endogenetik, dan proses eksogen yang disebabkan oleh tenaga eksogenetik. Tenaga endogenetik berasal dari dalam bumi merupakan proses endogenetik bepengaruh terhadap lapisan dan pemukaan litosfer.banyak dinamika yang terjadi yang ditimbulkan oleh proses endogenetik terutama aktivitas gunung berapi menimbulkan bentuk-bentuk permukaan bumi yang unik pasca letusan. Tenaga eksogenetik yang berasal dari luar bumi seperti air, gelombang, angina, fluktuasi suhu udara merupakan agen yang mengubah bentuk pemukaan bumi. Semua perpaduan proses dari dalam perut dan dari luar itu dampaknya merupakan penambaak-penampakan penampakan-penampakan di darat dan di laut meupun pantai. Berikut ini adalah beberapa contoh objek wisata yang terbentuk dari unsur alam seperti dataran tinggi, dataran rendah, daerah perbukitan, gunung/bukit, kawah, sumber air panas, air terjun, danau, sungai dan batu cendawan.

2. Objek wisata buatan/budaya

(24)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

9 3. Objek wisata Alternatif

Objek wisata alternatif dibagi menjadi 2 jenis yaitu objek wisata di perkotaan dan objek wisata alternatif di luar kota. Objek wisata alternatif di perkotaan dapat ditemui berbagai hiburan seperti misalnya wisata belanja sehingga belanja menjadi alternative berwisata di perkotaan. Berbagai jenis pertunjukan seperti panggung dan teatre sehingga dapat menghibur pengunjung. Di sisi lain jenis wisata alternative di perkotaan juga terdapat berbagai jenis kuliner,menyajikan berbagai jenis makanan local dan mancanegara yang disiapkan oleh berbagai jenis café dan resto dalam kompleks mal, dengan letak berderet danmenarik. Bentuk-bentuk wisata alternative di perkotaan menjamur dimana-mana bentuknya seperti mal, plaza,department store dan supermarket.

Disamping berwisata alternative di dalam kota, dilihat dari aspek lokasi terdapat pariwisata alternative di luar perkotaan. Jenis pariwisata ini jauh dari kebisinngan dan hiruk pikuk kota, disini ada berbagai macam objek yang menawarkan kesejukan, ketenangan, keindahan, yang akrab dengan alam/lingkungan. Bentuk wisata alternative luar perkotaan adalah ekowisata dan wisata agro.

2.1.3 Pemahaman Wisata Agro

Dalam pemahaman Wisata Agro akan dibahas terkait dengan pengertian wisata agro, syarat kesesuaian area wisata agro, pengembangan wisata agro, objek wisata agro, pengelola wisata agro, dan model pengembangan wisata agro.

Terdapat beberapa pengertian tentang Wisata Agro dari berbagai sumber dan para ahli, antara lain :

1. Wisata Agro merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris, agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Wisata Agro adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan (Sudiasa, 2005:11).

(25)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

10 sedemikian rupa sehingga berbagai aspek yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu telah menimbulkan motivasi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Aspek-aspek itu antara lain jenis tanaman yang khas, cara budidaya dan pengelolaan produknya, penggunaan teknik dan teknologi, aspek kesejarahannya, lingkungan alam dan juga sosial budaya disekelilingnya (R.S. Damardjati 1995:5).

3. Wisata Agro merupakan salah satu alternatif potensial untuk dikembangkan di desa. Kemudian batasan mengenai Wisata Agro dinyatakan bahwa Wisata Agro adalah suatu jenis pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, perkebunan sebagai daya tarik bagi wisatawan (Yoeti 2000:143).

4. Wisata Agro adalah sebuah sistem kegiatan yang terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata sekaligus pertanian, dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan, peningkatan kesejahteraan masyarakat petani (Sutjipta, 2001).

Dari berbagai pengertian diatas dapat dkatakan Wisata Agro merupakan sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (pertanian) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian.

a. Syarat Kesesuaian Area Wisata Agro

Dalam membuat kawasan Wisata Agro secara konseptual harus terdapat beberapa syarat dan kesesuaian area wisata agro menurut Arifin dkk, 2009 terdapat beberapa syarat sebagai berikut :

1. Memiliki lahan yang sesuai untuk pengembangan dan produksi komoditas pertanian tanaman, perkebunan,peternakan,perikanan.

2. Memiliki kesesuaian untuk wisata aksebilitas, infrastruktur, dan fasilitas wisata).

3. Memiliki potensi keindahan panorama lanskap (penutupan lahan, topografi yang dinamis, lanskap pantai, pegunungan, perbukitan).

(26)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

11 5. Memiliki atraksi budaya dari masyarakat pertanian (budaya bercocok-tanam,

hingga penanganan pascapanen).

6. Memiliki masyarakat yang mampu menjual program dan atraksi yang sudah membudaya secara turun-temurun di dalam masyarakat, agraris, termasuk kearifan-kearifan lokal.

7. Memiliki pemda yang bisa berperan untuk membimbing petani dalam kesiapan diri untuk menjadi tuan rumah bagi para wisatawan, juga menginvestasi sarana-prasanara dan fasilitas umum sebagai kebutuhan dasar dalam pengembangan wisata.

b. Prinsip Pengembangan Wisata Agro

Wisata Agro dapat dikelompokkan ke dalam ekowisata,yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai pendidikan (deptan, 2005)

Antara ekowisata dan wisata agro berpegang pada prinsip yang sama. Prinsip-prinsip tersebut, menurut Wood, 2000 (dalam Pitana,2002) berikut : 1. Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan

kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.

2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian.

3. Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab dan bekerja sama dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi penduduk local dan memberikan manfaat bagi usaha pelestarian.

4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian. Manajemen sumber daya alam dan kawasan yang dilindungi.

5. Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan penataan serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan yang ditetapkan sebagai tujuan wisata tersebut.

(27)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

12 7. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi melindungi tumbuh-tumbuhan

dan binatang liar dan menyesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya. Di beberapa Negara, wisata agro bertumbuh sangat pesat dan menjadi alternatif terbaik bagi wisatawan, hal ini disebabkan wisata agro akan membawa seseorang mendapatkan pengalaman yang benar-benar berbeda dari rutinitas kesehariannya. Orang tua bahkan anak-anak dapat mengetahui dari mana sebenarnya makanan atau minuman yang biasa mereka konsumsi berasal darimana.

Pada era ini,manusia di bumi hidupnya dipenuhi oleh rutinitas,kejenuhan dan segudang kesibukan. Untuk kedepan prospek pengembangan wisata agro diperkirakan sangat cerah. Pengembangan wisata agro dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup seperti museum ruangan terbuka seperti taman dan lansekap., atau kombinasi antara keduanya. Tampilan wisata agro ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Wisata agro ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usaha tani yang efektif dan berkelanjutan.

Komponen utama pengembangan wisata agro ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budidaya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat dan pemandangan alam yang berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Wisata Agro ruang terbuka dapat dilakukan dalam dua versi/pola , yaitu alami dan buatan. Berikut adalah rincian Wisata Agro ruang terbuka menurut versi/polanya :

1. Wisata Agro ruang terbuka alami

(28)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

13 menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. Contoh wisata agro terbuka alami adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat; Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya; dan Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian.

2. Wisata Agro ruang terbuka buatan

Kawasan wisata agro ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan–

kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk atraksi wisata agro yang menarik. Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.

c. Jenis Klasifikasi Wisata Agro

Wisata Agro merupakan sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agrobisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, hubungan usaha bidang pertanian dapat dibagi menjadi 6 jenis (Institut Pertanian Bogor,2013) yaitu : 1. Wisata Agro Perkebunan

(29)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

14 ada merupakan modal dasar yang semuanya dapat dikemas untuk disajikan menjadi atraksi wisata agro yang menarik.

2. Wisata Agro Hortikultura

Kegiatan wisata ini adalah suatu kegiatan wisata di daerah pertanian tanaman hortikultura dan tanaman hias yang dapat juga berupa paket kunjungan ke kebun buah-buahan dan kebun bunga. Kegiatan yang dapat dinikmati oleh wisatawa seperti kegiatan pemeliharaan sayur, pemetikan, teknik pengelolaan. Para wisata dapat menikmati buah-buahan dengan cara memetik sendiri, dan juga dapat melihat secara langsung berbagai teknologi pengelolaan yang ada.

3. Wisata Agro Tanaman Pangan

Wisata Agro tanaman pangan terdiri dari pertanian pangan di lahan basah dan lahan kering. Komoditas yang dihasilkan pada lahan basah berupa padi sedangkan di lahan kering dataran rendah berupa jagung, kedelai dan kacang tanah, serta di dataran tinggi komoditas yang dihasilkan berupa wortel, kol, lobak dan sebagainya. Berbagai hal tersebut menjadi daya tarik wisata yang dapat dikembangkan sebagai wisata agro dalam lingkup wisata tanaman pangan dan dapat dikombinasikan dengan berbagai kegiatan yang mampu menarik wisatawan. 4. Wisata Agro Perikanan

Wisata agro perikanan merujuk pada penyediaan sarana wisata dan rekreasi bagi wisatawandalam bidang perikanan, mulai dari penangkapan, memancing dan mengolah hingga siap untuk disantap. Para wisatawan dapat menyaksikan budidaya ikan hingga pascapanen.

5. Wisata Agro Peternakan

(30)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

15 6. Wisata Agro Perhutanan

Hutan merupakan bagian lingkungan pedalaman yang sering digunaan sebagai sasaran wisata dan rekreasi. Wisata jenis ini umumnya terkait dengan hutan produksi ataupun hasil tanaman hutan seperti Mahoni, Jati, Pinus, Rasamala, Rimba, Damar. Disamping itu, aktivitas-aktivitas rekreasi yang hanya bisa dilakukan dihutan juga merupakan daya tarik wisata agro ini, antara lain melihat dan berburu binatang, petik jamur dan berry, maupun studi alam (Fontand Tibe, 1999). Bagi daerah yang memiliki hutan seperti Suaka Margasatwa, Cagar alam dan Kebun Raya pemanfaatan kawasan tersebut dalam kaitannya dengan pengembangan kawasan wisata agro perhutanan diarahkan khusus wisata ilmiah dalam rangka kegiatan penelitian dan pendidikan. Hal ini karena didalam kawasan hutan tersebut terdapat beragam jenis flora dan fauna yang dilindungi.

2.1.4 Sejarah Kopi

Kopi memiliki sejarah panjang dan berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tanaman kopi yang banyak ditanam di berbagai daerah di nusantara itu ternyata bukan tanaman asli Indonesia. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorah ahli botani Sovivet menyatakan bahwa sentrum asal tanaman kopi (Coffee Arabica) adalah tanaman yang tersebar di Abissinia, Erritrea dan Somalia ( Rukmana, 2014)

Dari Etiopia kopi menyebar ke negara lain seperti Yaman dan Mesir. Kopi yang disangrai dan dibuat minuman pertama kali diperkenalkan di Negara Arab, sehingga kemudian diabadikan sebagai salah satu jenis kopi yaituArabica.

Pada abad ke – 13 kopi menyebar ke Afrika Utara,Negara – Negara Mediterania, dan India. Pada abad ke-14 hingga ke-15 budaya minum kopi sudah menyebar ke Turki, Mesr, Syiria, dan Persia. Perkembangan selanjutnya pada abad 15-16, kopi telah ditanam, dipanen dan diperdagangkan untuk dikonsumsi di seluruh tanah di Negara-negara Islam. Publisitas kopi terus meningkat seiring daerah-daerah di Afrika Utara, editerania, dan India.

(31)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

16 kopi fertile ke luar Arab, dan kemudian ditanam di berbagai daerah di luar Arab. pada tahun 1616 Belanda menjadi Negara pertaman di Eropa yang berhasil membudidayakan kopi.

Di Indonesia, tanaman kopi dikenal sejak tahun 1696, yang didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada awalnya pemerintah Belanda menanam kopi di sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi, dan Bogor. Kopi juga ditaman di Jawa Timur,Jawa tengah, Jawa Barat, Sumatera, dan Sulawesi. Ekspor kopi Indonesia pertaman kali dilakukan pada tahun 1711 oleh VOC, dan sepuluh tahun kemudian ekspor kopi terus meningkat hingga 60ton/tahun. Indonesia menjadi Negara yang mengembangkan perkebunan kopi pertama di luar Arab dan Etiopia.Selanjutnya penanaman kopi meluas ke luar Jawa seperti di Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor.

Jenis kopi yang pertama kali ditanam di Indonesia adalah jenis kopi Arabika (Coffea Arabica). Daerah penanaman kopi arabika dirintins di Kayumas, Blawab, Kalisat,dan Bondowoso (Jawa Tengah). Pada umumnya kopi Arabika tumbuh baik di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Memasuki abad ke-20 tanaman kopi Arabika di Indonesia terserang penyakit karat daun (Hemilia Vastratix) yang hampir memusnahkan seluruh perkebunan kopi Pemerintah Belanda mendatangkan kopi Liberika untuk menanggulangi penyakit tersebut, tetapi varietasnya ini tidak begitu popular juga terserang penyakit karat daun.didatangkanlah lagi jenis kopi Robusta (Coffea Canephora) yang mempunyai karakteristik tahan terhadap penyakit karat daun dan produksinya tinggi. Kopi Robusta banyak ditanam di daerah Kediri, Malang, Malangsari,dan Bangyuwangi. Kopi robusta tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah dan Arabika di dataran tinggi.

(32)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

17

a. Jenis-jenis Kopi

Terdapat empat jenis kopi yang dikenal didunia, yaitu kopi Arabika, Kopi Robusta, kopi Liberika, dan kopi Ekselsa.

7. Kopi Arabika

Jenis kopi Arabika pertama kali dibudidayakan di Indonesia. Kopi ini tumbuh sangat baik di daerah dengan ketinggian 1.000-2.100m diatas permukaan laut(dpl). Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi arabika, cita rasa kopi yang dihasilkan semakin baik. Perakaran tanaman kopi arabika lebih dalam dibandingkan kopi Robusta. (Rukmana, 2014).

Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini menguasai 70% pasar kopi dunia. Kopi arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim, dan tanah tempat kopi ditanam. Kita bisa menemukan kopi toraja, mandailing, kolumbia, brasilia, dan lain sebagainya. Antara kopi arabika yang satu dan yang lain punya perbedaan rasa (https://kkcoffeestation.wordpress.com)

Karakteristik kopi Arabika secara umum adalah sebagai berikut: 1. Aromanya wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah. 2. Hidup di daerah yang sejuk dan dingin.

3. Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta. 4. Memiliki bodi atau rasa kental saat disesap di mulut.

5. Rasa kopi arabika lebih mild atau halus. 6. Kopi arabika juga terkenal pahit.

7. Kadar kafein lebih rendah dibandingkan robusta. 8. Ukuran biji cenderung lebih besar dan lonjong.

9. Biji kopi yang dihasilkan oleh kopi arabika lebih rendah.

2. Kopi Robusta

Kopi Robusta mampu beradaptasi lebih baik dibanding kopi Arabika. Areal perkebunan kopi Robusta di Indnesia relatif luas karena dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang lebih rendah (Rukmana, 2014).

(33)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

18 permukaan laut. Hasil panennya pun lebih banyak. Namun, soal rasa, robusta memang tak bisa menandingi arabika. (https://kkcoffeestation.wordpress.com. Karakteristik kopi Robusta secara umum adalah sebagai berikut:

1. Memiliki rasa yang lebih seperti cokelat. 2. Bau yang dihasilkan khas dan manis.

3. Warnanya bervariasi sesuai dengan cara pengolahan. 4. Memiliki tekstur yang lebih kasar dari arabika. 5. Kadar kafein lebih tinggi disbanding kopi arabika 6. Ukuran biji cenderung lebih kecil dan bulat. 7. Biji kopi yang dihasilkan lebih tinggi.

Rasanya lebih netral, serta aroma kopinya yang terasa lebih kuat. Saat disangrai, aroma yang keluar lebih menusuk hidung dibandingkan aroma kopi robusta. Saat ini, sekitar sepertiga produksi kopi dunia ialah dari kopi robusta. Salah satu faktornya, kopi ini lebih mudah perawatannya dibandingkan jenis arabika, sehingga biaya produksinya juga murah. Karena itu, harga biji kopi robusta dipasaran jauh lebih murah ketimbang biji kopi arabika. Karena lebih murah, maka kopi robusta kebanyakan digunakan untuk pembuatan kopi instan. (https://kkcoffeestation.wordpress.com)

[image:33.612.131.536.486.630.2]

Berikut ini dirangkum perbedaan kopi Arabika dan Robusta dapat dilihat pada tabel 2.1 :

Tabel 2. 1 Klasifikasi Kopi

Kategori Arabika Robusta

Tinggi tanaman 2.5–4.5meter 4.5–meter Curah hujan 1200–2200mm 2200–3000mm Suhu lingkungan 15–24oC 18–36oC Ukuran biji Lebih besar dan lonjong Bulat dan kecil

Kadar kafein 1.2% 2.2%

(34)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

19 Pohon

Biji

8. Kopi Liberika

Kopi Liberika berasal dari Liberia, Afrika Barat. Kopi ini dapat tumbuh hingga 9meter dari tanah. Pada abad ke-19 jenis kopi ini didatangkan ke Indonesia untuk mengganti kopi Arabika yang terserang hama. Dahulu kopi Liberika pernah dibudidayakan di Indonesia tapi sekarang sudah ditinggalkan pekebun dan petani karena bobot biji kering hanya 10% dari bobot biji kopi basah. Karakteristik kopi Liberika hampir sama dengan jenis kopi Arabika. Kelebihan jenis kopi Liberika adalah lebih tahan terhadap serangan karat daun dibandingkan kopi jenis Arabika. Beberapa varietas kopi Liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain Ardoniana dan Durvei. Karakteristik kopi Liberika adalah sebagai berikut :

1. Ukuran daun, cabang, bunga,biah dan pohon lebih besar disbanding kopi Arabika dan kopi Robusta.

2. Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali.

(35)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

20 4. Berbuah sepanjang tahun.

5. Agak peka terhadap hama.

6. Ukuran buah tidak merata atau tidak seragam. 7. Tumbuh baik di dataran rendah.

[image:35.612.180.460.254.398.2]

Kopi Liberika termasuk tanaman hutan yang banyak terdapat di pedalaman Kalimantan, dan sudah berabad-abad menjadi minuman tradidional suku Dayak. Pohon kopi Liberika dapat mencapai ketinggian 30meter dan ukuran biji kopi ini terbesar di seluruh dunia. Kopi Liberika dapat dilihat pada gambar 2.1 :

Gambar 2. 1 Kopi Liberika

Sumber : http://pliroforiess.blogspot.co.id

9. Kopi Excelsa

Kopi Excelsa di Indonesia sedang dalam kajian Puslitkoka untuk pengajuan pelepasan varietas baru. Kopi Excelsa tidak termasuk ke dalam kelompok Arabika dan Robusta, tetapi kelompok Liberoid. Kopi ini ditemukan secara historis di Afrika Barat pada tahun 1905, kemudian menyebar ke Malaysia. Kopi Excelsa atau Dewevre Coffea tidak terlalu banyak dibudidayakan di Indonesia. Kopi jenis ini tidak peka terhadap penyakit karat daun dan dapat ditanam di dataran rendah juga di daerah lembab. Kopi ini dapat ditanam di lahan gambut. Tanaman kopi yang berumur 3.5 tahun mampu memproduksi beras kopi sekitar 800-1200kg/ha. Jenis kopi Excelsa sudah banyak ditanam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi sejak 50 tahun lalu. Kopi Excelsa memiliki cita rasa dan aroma yang kuat dan dominan pahit

(36)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

21 berwarna ungu agakmerah terbakar sebelum akhirnya menjadi hijau setelah tua. Kopi ini berbatang kekar dan mampu mencapai 9 meter dengan cabang primer yang bisa bertahan lama dan berbunga pada batang tua. Kopi Excelsa tidak terlalu popular di dunia, tetapi sangat popular di Filipina. Keunggulan kopi Excelsa antara lain :

1. Mempuanyai fisik yang lebih besar daripada kopi Arabika dan Robusta.

2. Cenderung berbuah sepanjang tahun, mudah dibudidayakan, dan relative tahan terhadap hama penyakit.

3. Cita rasa dan aroma kuat dominan pahit.

4. Dapat ditanam di lahan gambut yang memiliki kesuburan rendah Secara botani, varietas kopi merupakan suatu populasi tanaman dalam suatu spesies yang menunjukkan ciri berbeda secara jelas. Dari empat jenis kopi yang ada yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan diperdagangkan secara komersial yaitu Kopi Arabika dan kopi Robusta.

b. Aneka Olahan Biji Kopi

Menurut Rukmana, (2014) pengembangan agroindustrikopi akan memacu berkembangnya aneka lahan biji kopi berikut adalah beberapa contoh aneka olahan yang dihasilkan dari bji kopi :

1. Kopi bubuk

Proses pengolahan biji kopi sekunder untuk menghasilkan kopi bubuk meliputi kegoatan pokok : penyangraian (roasting), tingkat sangrai, pencampuran, penghalusan biji kopi sangrai, dan pengemasan.

2. Kopi instan

3. Kopi instan pada dasarnya merupakan biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi. Tata laksana pengolahan kopi instan meliputi langkah kerja dan aktivitas pokok seperti bubuk penghalusan, pelarutan, kristalisasi, penghalusan, pencampuran dan pengemasan.

4. Kopi instan rendah kafein

(37)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

22 seperti pelarutan, penyangraian, penghalusan biji kopi, pelarutan, kristalisari, penghalusan, pecampuran, pengemasan.

c. Aneka penyajian kopi

Kopi sudah menjadi mata dagangan di pasar dunia dan penyajian kopi sangat beragam dari berbagai Negara. Hasil olah kopi dapat berupa berbagai jenis makanan dan minuman diantaranya seperti :

1. Kopi hitam, merupakan hasil ekstrasi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan bahan lain.

2. Espresso, merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstrak biji kopi menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.

3. Latte (coffee latte),merupakan minuman sejenis kopi espresso yang ditambah susu dengan perbandingan susu dan kopi 3:1

4. Kopi Moka, merupakan kopi yang dalam penyajiannya ditambahkan dengan coklat.

5. Cappuccino, varian kopi ini paling digemari. Selain cita rasa yang pas di lidah,aromanya menggugah selera. K0pi ini ditambahkan dengan coklat sebagai topiing dan biasanya disajikan hangat maupun dingin.

6. Frappe disajikan dengan penambahan es batu dan gula sehingga menjadi kopi yang sangat nikmat dan biasanya di shake.

7. Melsya merupakan jenis kopi yang ditambahkan dengan bubuk cokelat dan madu.

8. Oleng,merupakan kopi khas Thailand ini dimasak dengan jagung, kacang kedelai, dan wijen.

2.2

KAJIAN TERHADAP PROYEK SEJENIS

2.2.1 Wisata Agro Alamsari

(38)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

[image:38.612.240.433.118.377.2]

23 harinya. Berikut adalah gambar salah satu tanaman kopi yang ada pada Wisata Agro Alamsari dapat dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2. 2 Tanaman Kopi Yang Berbunga

Sumber : Observasi Langsung

Pertama masuk kedalam Wisata Agro pengunjung sudah dapat melihat ditanamanya beberapa jenis tanaman selain kopi. Tanaman tersebut seperti

(39)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

[image:39.612.173.463.123.675.2]

24 yang lebih luas yang berada di daerah Kintamani. Berikut adalah gambar 2.3 berupa ilustrasi denah dari Wisata Agro Alamsari:

Gambar 2. 3Layout Alamsari Agro Sumber: Observasi Oktober 2015

Keterangan :

1. Pos jaga Pemandu Wisata 2. Pos Satpam

3. Dapur / Roasting area 4. Kandang Luwak 5. Seatingarea 6. Ruang Karyawan 7. Toilet

(40)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

25 Wisata Agro Alamsari memiliki 11 karyawan, 3 orang yang berada di area

[image:40.612.173.479.232.438.2]

teaster untuk menghandle tamu dan sebagai kasir, 1 orang servis, 3 orang yang berada pada area tester untuk menyiapkan teaster, 3 orang didapur yang memperlihatkan segala proses kopi dan 1 orang satpam. Wisata Agro Alamsari memiliki 13 olahan produk kopi dan teh seperti kopi ginseng, kopi bali, kopi pedas, kopi kelapa, kopi vanilla, luwak kopi, teh rosela, coklat, teh lemon, teh jahe, teh kulit manggis, dan teh sereh. Gambar seating area dan souvenir shop yang ada pada wisata agro Alamsari dapat dilihat pada gambar 2.4 :

Gambar 2. 4 Seating Area dan Souvenir Shop

Sumber: Observasi Oktober 2015

2.2.2 Wisata Agro Subak Bali Agro Coffee Break

Subak Bali Agro Coffee Break adalah wisata agro kopi yang ada di daerah Pacung, Baturiti– Tabanan dapat ditempuh dengan ± 2 jam perjalanan dari pusat kota Denpasar. Subak Bali Agro dimiliki pribadi oleh Bapak I Wayan Kari. Subak Bali Agro merupakan wisata agro yang sudah memiliki 3 cabang dengan cabang pertama sudah berdiri sekitar ±5 tahun dan berada di daerah Luwus, Tabanan satu lagi di desa Mekarsari, Tabanan yang bernama Mekar Sari Agro, namun Mekar Sari Agro masih didalam proses pengembangan karena masih sulit dan kecilnya akses jalan masuk menuju Mekarsari Agro tersebut.

(41)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

26 untuk menghandel tamu. Wisata Agro Subak Bali Coffee Break buka pada pukul 08.00 pagi hingga 18.00 sore.

Wisata Agro Subak Bali Coffee Break merupakan wisata agro kopi yang berada diatas lahan sekitar ± 10.000m2atau sekita 1 hektar. Dengan keadaan tanah yang bertransis dan seluruh area tester kopi diletakkan pada daerah bertransis sehingga mata para pengunjung saat menikmati kopi dimanjakan oleh pemandangan. Setiap harinya Subak Bali AgroCoffee Breakdapat mendatangkan tamu sebanyak 20-30 mobil pada hari biasa dan 50-60 mobil pada bulan tertentu. dan dengan rata-rata penghasilan per harinya ± Rp 3.000.000,-.

[image:41.612.131.484.362.674.2]

Terdapat berbagai jenis tanaman yang ditaman bersama dengan kebun kopi dan tanaman tersebut dapat digunakan dan dicampur dengan kopi. Berbagai jenis kopi dihasilkan disini dan setiap cangkir kopi dijual dengan harga Rp.20.000 namun untuk kopi luwak mereka menjual dengan harga Rp. 60.000,-. Berikut adalah gambar ilustrasi denah Wisata Agro Subak BaliCoffeedapat dilihat pada gambar 2.5 :

Gambar 2. 5Layout Subak Bali Agro Sumber: Observasi Oktober 2015

Keterangan : 1. Parkir 2. Pos satpam

3. Dapur / roasted area 4. Kandang luwak 5. Toilet

(42)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

[image:42.612.152.486.116.325.2]

27 Suasana yang ada pada wisata agro Subak BaliCoffee Breakdapat dilihat pada gambar 2.6 dan 2.7

[image:42.612.149.486.128.510.2]

Gambar 2. 6 Seating Area Sumber: Observasi Oktober 2015

Gambar 2. 7 Seating Area dan Souvenir Shop

[image:42.612.188.448.360.557.2]
(43)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

28

2.2.3 Wisata Agro Tegal Sari

[image:43.612.136.504.227.373.2]

Wisata Agro Tegal Sari adalah wisata agro kopi yang berada pada daerah Luwus, Tabanan. Dengan menempuh ± 2jam perjalanan dari pusat kota. Wisata Agro Tegal Sari sudah beroperasi kurang lebih sekitar 5 tahun dan memiliki 12 pegawai. Luas lahan yang dimiliki sekitar 1 hektar dan dengan tanah yang datar tidak bertransis. Pengunjung yang mengunjungi Tegal Sari Agro sekitar 30-50 mobil dengan rata-rata orang sekitar 100-150 orang. Hasil olahan bahan yang ada pada wisata agro Tegalsari dapat dilihat pada gambar 2.8 :

Gambar 2. 8 Biji Kopi dan Rempah

Sumber: Observasi Oktober 2015

(44)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

[image:44.612.141.495.84.514.2]

29

Gambar 2. 9Layout Tegal sari wisata agro Sumber: Observasi Oktober 2015

Gambar 2. 10Bubuk Kopi dan Souvenir Shop Sumber: Observasi Oktober 2015

Keterangan :

1. Pos Satpam 2. Kadang Luwak 3. Dapur / Roasting Area 4. Tester Area

[image:44.612.139.503.534.671.2]
(45)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

[image:45.612.132.495.79.217.2]

30

Gambar 2. 11Dapur dan Proses Roasting Sumber: Observasi Oktober 2015

Gambar 2. 12Dapur dan Seating Area Sumber: Observasi Oktober 2015

2.3

SPESIFIKASI UMUM PROYEK

[image:45.612.231.459.267.547.2]
(46)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

31 1. Pengertian

Wisata Agro Kopi merupakan sebuah tempat wisata, dimana wisata yang ditawarkan merupakan wisata usaha perkebunan. Tempat usaha ini adalah tempat rekreasi, menambah pengetahuan, pengalaman dan sebagai tempat menghilangkan kejenuhan yang ada di perkotaan.

2. Tujuan

Tujuan dari pengadaan Wisata Agro Kopi di Pupuan adalah sebagai tempat untuk edukasi dan rekreasi bagi para pengunjung. Serta untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu sebagai media untuk melestarikan sumber daya alam dan membantu perkembangan daerah.

3. Lingkup Kegiatan

Dalam Wisata Agro Kopi terdapat beberapa lingkup kegiatan, antara lain: 1. Kegiatan Utama

Kegiatan utama yang diwadahi dalam perencanaan Wisata Agro Kopi ini ialah kegiatan edukasi dan rekreasi yang ada pada perkebunan kopi dan pembelajaran pengolahan kopi.

2. Kegiatan Penunjang

Kegiatan Penunjang yaitu kegiatan yang dilakukan dalam mendukung dan melengkapi kegiatan utama. Kegiatan penunjang yang diwadahi dalam perencanaan Wisata Agro Kopi ini ialah kegiatan hunian berupa penginapan dan kegiatan pelayanan makan dan minum berupa restoran.

4. Pelaku Kegiatan

Dalam Wisata Agro Kopi terdapat beberapa pelaku kegiatan, antara lain: 1. Wisawatan atau konsumen

Merupakan tamu atau konsumen baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara yang datang untuk berekreasi serta memperoleh pelayanan penunjang yang ditawarkan pada Wisata Agro Kopi ini.

2. Pengelola

(47)

Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan

32 1. Pengelola staff pelayanan, yaitu staff kebersihan, staff perkebunan, staff penginapan, staff pengolahan, staff perdagangan dan staff keamanan.

Gambar

Tabel 2. 1 Klasifikasi Kopi
Gambar 2. 1 Kopi Liberika
Gambar 2. 2 Tanaman Kopi Yang Berbunga
Gambar 2. 3 Layout Alamsari Agro
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah eksperiman laboratorium dengan desain Rancangan acak  Kelompok (RAK) yaitu untuk mengetahui pengaruh ekstrak takokak (Solanum Torvum swt  ) terhadap

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan bahwa konsumen memiliki hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa

Cara yang tepat dalam pemberantasan penyakit DBD adalah melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam membasmi jentik

Dalam suku bangsa Batak Toba terdapat sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu dan sembilan nilai budaya Batak yang mencakup segala aspek kehidupan orang Batak yaitu kekerabatan, religi

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan dan kemudahan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

Dalam kajian ini, prasarana pendidikan merujuk kepada segala kemudahan fizikal yang terdapat di dalam bilik darjah dan juga bilik-bilik khas yang digunakan untuk

Meskipun terdapat upaya laki-laki untuk membantu pekerjaan perempuan, “bantuan” laki-laki tersebut tidak dapat didefinisikan sebagai pekerjaan domestik karena dalam

Janji pemerintah daerah untuk mengangkat tenaga dokter sebagai PNS dan memberikan insentif untuk mengisi kekosongan tenaga kesehatan tampaknya belum cukup ampuh untuk membuat