• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Makalah Seni Grafis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Makalah Seni Grafis"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini ini. Dengan judul Seni Grafis.

Adapun penulis mengharapkan, makalah ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Walaupun demikian semoga hasil dari makalah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki, karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Bandung, januari 2015

Penulis

▸ Baca selengkapnya: contoh proposal seni grafis

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan seni rupa kontemporer kini sudah mulai banyak memberikan dampak positif terhadap berbagai kalangan. Baik itu orang yang awam terhadap dunia seni rupa bahkan seniman-seniman sekalipun turut andil dalam meramaikan masa seni rupa kontemporer. Segala sesuatunya kini sudah menjadi sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Ini merupakan suatu kemajuan dunia seni rupa.

Namun jika ada dampak positif maka dampak negatif pun perlu kita sortir sebagai bahan evaluasi. Contohnya saja dalam hal perkembangan seni murni, saat ini banyak orang yang mencampur-adukan bahkan mengubah image seni murni menjadi desain. Bisa saja hal ini dilakukan, karena termasuk ke dalam hal eksplorasi karya. Namun istilah seni murni itu sendiri sejalannya waktu akan pudar apabila istilah seni murni tidak diaplikasikan ke dalam praktiknya.

Kita ambil salah satu bagian dari seni murni yaitu seni grafis. Banyak orang yang kerap kali lebih memilih mengerjakan suatu karya secara instan. Menggunakan berbagai teknologi mutakhir untuk mendapatkan hasil karya yang memuaskan “bagi dirinya”. Menganggap seni grafis merupakan sesuatu yang sudah “out of date”. Sungguh ironis bagi perkembangan seni grafis, karena akan menjadi lamban sejalan dengan berkembangnya seni rupa kontemporer. Menggunakan berbagai teknologi mutakhir untuk menyamakan dengan hasil karga seni grafis memang hasilnya terlihat sama, lebih rapih, bersih dan penuh eksplorasi warna. Namun nuansa rasa, goresan-goresan serta nilai estetis yang pada karya itu tidak nampak sama sekali, dan akan terasa berbeda dibandingkan karya grafis yang pengerjaannya manual.

(3)

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang dibutuhkan dalam membuat karya grafis?

2. Bagaimana teknik pengerjaan karya grafis?

3. Bagaimana proses pewarnaan grafis?

4. Seperti apa hasil akhir karya yang diperoleh?

C. Tujuan

1. Mempertahankan seni grafis sebagai bagian dari seni murni

2. Memperkenalkan seni grafis kepada masyarakat awam

3. Memenuhi tugas prasyarat UAS mata kuliah Seni Grafis I

4. Melatih keterampilan mahasiswa dalam membuat karya ilmiah

D. Manfaat

1. Mengetahui peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat karya grafis

2. Mengetahui teknik pengerjaan karya grafis

3. Mengetahui proses pewarnaan karya grafis

4. Memperoleh hasil karya grafis sebagai dokumentasi kekaryaan

(4)

A. Pengertian Seni Murni

Seni murni merupakan seni yang hanya dapat dinikmati keindahannya, tidak dilihat dari segi praktis atau kegunaannya. Salah satu contohnya adalah seni grafis. Karya grafis dapat diapresiasi melalui nilai-nilai visual bagi yang melihatnya. Namun para seniman grafis terkadang tidak memperhatikan keindahan karya yang dibuat untuk orang lain, melainkan dengan tujuan mencapai kepuasan batin. Sehingga seni murni identik dengan tujuan estetik seniman itu sendiri bukan berdasarkan tujuan estetik apresiator.

B. Pengertian Seni Grafis

Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan, yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, pada masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.

(5)

BAB III PEMBAHASAN

A. Persiapan Peralatan dan Bahan dalam Membuat Karya Grafis

a. Peralatan yang Dibutuhkan

(6)

Gambar 6. Pensil Sumber: Dokumentasi Pribadi

2. Penggaris (untuk mengukur plat dan ukuran kertas sketsa)

3. Ampelas (untuk menghaluskan permukaan plat yang akan dicukil)

Gambar 7. Ampelas Sumber: Dokumentasi Pribadi 4. Spidol (untuk menebalkan/mempertegas sketsa)

Gambar 8. Spidol Sumber: Dokumentasi Pribadi

5. Kain bekas (untuk menggosok-gosok kertas yang berisi gambar objek, pada saat

(7)

Gambar 9. Kain Sumber: Dokumentasi Pribadi

6. Cungkil (untuk mencungkil plat sesuai bentuk gambar)

Gambar 10. Cungkil

7. Roller (digunakan pada saat proses pencetakan yaitu memberi warna pada plat yang sudah dicungkil)

Gambar 11. Roller

8. Sendok (untuk memindahkan hasil cetakan dari plat ke kertas, dengan cara

digosok)

Gambar 12. Sendok

a. Bahan-Bahan yang Dibutuhkan

(8)

2) Minyak Kayu putih (untuk memindahkan gambar sketsa dari kertas di atas

plat, dengan cara dituangkan kemudian digosok-gosok dengan kain)

Gambar 15. Minyak kayu putih

3) Plat karet

Gambar 14. Contoh plat karet yang sudah berisikan objek gambar

4. Cat khusus cetakan grafis

Gambar 15. Cat khusus cetakan grafis Sumber: Dokumentasi Pribadi

5. Tiner (untuk menghilangkan sisa-sisa cat yang menempel di tangan atau di plat

pada saat semua proses sudah selesai dilaksanakan)

B. Teknik Pengerjaan Karya Grafis

1. Membuat sketsa karya (Sketching)

(9)

Kemudian antara plat karet yang satu dan yang lainnya ukurannya disamakan.Dengan cara dipotong menggunakan cukil yang pipih seperti cutter. Sketsa yang telah dibuat menggunakan pensil kemudian ditebalkan menggunakan spidol.

2. Penempelan sketsa karya di atas plat (copyingandtransferring)

Gambar 16. Sketsa yang sudah dipindahkan ke plat karet

Setelah proses membuat sketsa selesai, proses yang selanjutnya adalah membuat salinan atau fotokopi sketsa dengan jumlah yang sama dengan plat karet, yaitu 3 lembar. Sketsa fotokopian tersebut di pasang di atas plat karet, sesuaikan ukurannya. Lipat bagian sisi-sisi kertas ke dalam, sehingga menutupi bagian permukaan plat karet yang akan diberi gambar. Setelah itu, tuangkan minyak kayu putih di atasnya kemudian gosok-gosok rata ke seluruh permukaan plat dengan menggunakan kain. Lakukan proses pemindahan gambar ke semua plat karet yang disediakan.

3. Pencungkilan plat (grubbing)

Proses pemindahan gambar telah selesai dilakukan. Proses yang

selanjutnya dilakukan adalah mencungkil plat. Ada 3 plat yang harus di cungkil dengan letak cungkilan yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:

∙ Plat yang dicungkil sebagai background karya,

Pada pencungkilan plat ini, maka bagian yang dicungkil adalah bagian objek gambar. Bagian objek gambar dicungkil habis, sehingga hanya menyisakan bagian background.

(10)

Pada pencungkilan plat ini, maka bagian yang dicungkil adalah bagian

background. Bagian background dicungkil habis, sehingga hanya tersisa gambar objek saja yang seperti bayangan.

∙ Plat yang dicungkil sebagai isian/penghias bagian objek.

Gambar 18. Bagian plat yang dipotong

Pada pencungkilan plat ini, maka bagian yang dicungkil adalah bagian dalam objek. Pencungkilan ini menyesuaikan dengan gambaran objek seekor burung. Pencungkilan yang dilakukan dengan tujuan agar memberikan kesan tekstur pada karya. Seperti menggambarkan bahwa bagian yang dicungkil itu adalah bagian sayap burung, paruh burung, mata burung, dan sebagainya.

4. Proses Pewarnaan

Setelah proses pencungkilan selesai, kemudian penulis melakukan pewarnaan pada plat yang sudah dicukil. Pewarnaannya menggunakan cat khusus untuk cetak grafis.

C. Proses Pewarnaan Karya Grafis (Proses Pencetakan Karya)

(11)

1. Pada proses pewarnaan pertama kali plat yang di-roll adalah plat yang digunakan untuk bagian background. Ambil warna yang paling gelap terlebih dahulu. Tempelkan di atas kertas, setelah itu kertas dibalik sehingga plat berada dibawah dan posisi kertas berada di atas. Kemudian tunggu kering, tetapi proses pengeringan yang maksimal memakan waktu 1 hari,

Gambar 19. Cetakan “Edisi” Dokumentasi Pribadi

1. Setelah warna background kering, maka proses pewarnaan selanjutnya adalah bagian bayangan objek (bidang objek). Setelah plat di-roll maka tempelkan di atas cetakan background. Sesuaikan ukurannya, kemudian kertas dibalik sehingga bagian plat berada di bawah dan posisi kertas berada di atas. Gosok-gosok secara merata dengan menggunakan sendok. Angkat kertas secara perlahan, mulai dari bagian sudut, hal ini untuk memastikan apakah warna sudah menempel secara keseluruhan atau belum. Jika ada bagian yang masih belum rata, maka dapat ditambahkan cat lagi dengan cara menempelkan cat sedikit saja pada bagian plat, kemudian lakukan lagi proses penggosokan agar warna cetakan menjadi rata. Tunggu cetakan tersebut kering selama 1 hari,)

1. Setelah cetakan bagian

bidang objek kering,

maka proses cetakan

(12)

bagian isian bidang objek. Penulis melakukan 2 teknik pada bagian isian bidang objek, yaitu:

∙ Teknik pertama dilakukan hanya menumpuk warna cetakan (bagian cetakan isian

bidang objek ini ukurannya sama dengan plat background dan plat bidang objek). Jadi warna yang dihasilkan nanti adalah warna cetakan background akan tertutup oleh cetakan isian bidang objek. Karena bagian background-nya tidak dicungkil. ∙ Teknik kedua yaitu dengan cara memotong bidang cetakan isian objek. Sehingga

hasil cetakan nanti yang menumpuk warnanya hanya di bagian objek

Biasanya cetakan pertama merupakan cetakan uji coba yang dinamakan edisi. Kemudian apabila hasil cungkilan ternyata kurang terlihat maka plat dapat dicungkil kembali dan dicetak kemabali, inilah bagian yang dinamakan cetakan pertama. Pada bagian karya ditulis nama pembuat karya dan urutan cetakannya.

Gambar 22. Cetakan ke-3 (3 warna, 3X cetakan) Dokumentasi Pribadi

D. Hasil Karya Grafis

(13)

Pada hasil karya diatas terdapat beberapa warna yang digunakan yakni abu-abu, hitam, kuning, oranye dan merah. Dengan rincian sebagai berikut:

1. Warna pada background adalah abu-abu dan hitam,

2. Warna pada gambar pohon adalah oranye dan kuning (pada gambar 24)

dan kuning (pada gambar 25), namun karena bertumpuk dengan warna abu-abu ataupun hitam, maka timbul warna hijau.

3. Warna pada objek burung adalah kuning pada bagian setengah badan dari atas ke bawah, dan merah dari bagian ekor ke atas. Maka ditengah-tengah badan burung akan timbul warna oranye.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

(14)

melainkan kita dapat memngolah warna-warna tersebut menjadi sebuah gradasi, sehingga tidak menjemukan ketika dilihat. Mungkin ini salah satu cara penulis untuk memberikan suatu stimulus bagi orang-orang yang mau belajar seni grafis dan mempertahankan eksistensinya di dunia seni murni. Penulis yakin orang-orang lain dapat lebih kreatif dengan berbagai cara, teknik dan media dalam membuat karya grafis agar tidak terkesan monoton.

B. Saran

Semoga bagi para pembaca dapat menggali lagi pengetahuan dan mengasah lagi keterampilan dalam membuat karya grafis. Dan meningkatkan kreativitas dalam membuat karya grafis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com/seni-murni [29 Desember 2012]

www.wikipedia.com/seni-grafis [8 Januari 2013]

Hadjar, Saiful. 2005. Senapan Grafis. Kelompok Seni Rupa Bermain: Surabaya.

(15)

Gambar

Gambar 6. Pensil
Gambar 12. Sendok
Gambar 14. Contoh plat karet yang sudah berisikan objek gambar
Gambar 18. Bagian plat yang dipotong
+3

Referensi

Dokumen terkait

Teknik yang penulis gunakan dalam karya tugas akhir ini adalah dengan menggunakan cetak dalam atau drypoint, dengan metode ini penulis bisa mencetak karya seni

Metode yang digunakan dalam penciptaan karya adalah: (a) Eksplorasi tema, yaitu metode untuk menemukan ide dalam pembentukan objek mata maupun objek pendukung lain dengan

Seni grafis cetak saring teknik afdruk sebagai media untuk menyalurkan kreatifitas penulis yang diwujudkan dalam bentuk karya. Berbagai tahapan yang panjang telah

Materi kuliah meliputi: (1) teori seni grafis multi warna, unsur-unsur karya seni grafis (tema/objek, bentuk/komposisi, dan teknik); dan (2) praktik berkarya seni grafis

Sejauh mana tahap-tahap arti itu dapat kita maklumi sambil membaca sebuah karya sastra tergantung pada mutu karya sastra yang bersangkutan dan kemampuan pembaca dalam bergaul

Keunikan karakter visual dan nilai estetik dari hasil pengolahan material sebagai acuan cetak ini dapat dimanfaatkan pula untuk mendukung proses penciptaan karya

Karya ketujuh (gambar 7 terlampir), menggambarkan dua objek ikan koi yang berenang berlawanan arah yang mana pada ikan koi memiliki warna yang berbeda yaitu

Berdasarkan penjelasan tersebut, makna dari “Kekuatan Seorang Ibu sebagai Ide Penciptaan Seni Grafis” adalah proses penciptaan karya seni cetak cukil grafis meliputi