ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN
PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR
SKRIPSI
Di ajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ilmu Ekonomi
Oleh : AHMAD TOFAN 0611010041/ FE/ IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SKRIPSI
ANALISISKURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN
PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR
Disusun Oleh :
0611010041/ FE/ IE AHMAD TOFAN
Telah dipertahankan dihadapkan dan diterima oleh Tim Penguji Skirpsi Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 30 April 2010
Pembimbing Utama : Tim Penguji
Ketua
Dra.Ec.Hj.Titiek Nurhadiyati
Sekretaris
Dra.Ec.Hamidah Hendrarini
Anggota
Drs.Ec.H.M.Taufik,MM
Dra.Ec.Hj.Titiek Nurhadiyati Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
NIP. 030 202 389
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ……….. i
DAFTAR ISI ……….. iii
DAFTAR GAMBAR... vi
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
ABSTRAKSI... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………... 1
1.2. Perumasan Masalah………... 5
1.3. Tujuan Penelitian………... 6
1.4. Manfaat Penelitian………... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu………... 7
2.1.1 Perbandingan Penelitian... 11
2.2. Landasan Teori………... 11
2.2.1. Kurs Valuta Asing... 11
2.2.1.1. Definisi Kurs Valuta Asing... 11
2.2.1.2. Sistem Kurs Valuta Asing……… 12
iv
2.2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan
Nilai Tukar Mata Uang………. 14 2.2.1.5. Faktor yang Memepengaruhi Kurs... 16 2.2.1.6. Penawaran dan Permintaan Valuta Asing……… 18 2.2.2. Penanaman Modal Asing (PMA)……… 20 2.2.2.1. Pengertian Penanaman Modal Asing (PMA)……. 20 2.2.2.2. Jenis-Jenis Penanaman Modal Asing (PMA)... 22 2.2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Modal Asing……….. 23 2.2.2.4. Kondisi yang Menunjang Penanaman Modal
Asing di Jawa Timur. ………... 24 2.2.2.5. Penanaman Modal Asing Dalam Pembangunan… 25 2.2.2.6. Dampak Negatif Penanaman Modal Asing……….. 25 2.2.3. Eksport……….. 27 2.2.3.1. Pengertian Eksport……… 27 2.2.3.2. Tujuan Eksport………. 28 2.2.3.3. Cara – cara Meningkatkan Daya Saing Eksport… 28 2.2.3.4. Aneka Cara Eksport……… 29 2.2.3.5. Masalah Yang Dihadapi Eksport……… 30 2.2.4. Pengeluaran Pembangunan……… 31
2.2.4.1. Pengeluaran Pembangunan Melalui Belanja
v BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional DanPengukuran Variabel... 39
3.2. Teknik Penentuan data... 40
3.3. Teknik Pengumpulan Data... 40
3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis... 41
3.5. Uji T... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian……… 44
4.1.1. Kondisi Geografis Di Jawa Timur……… 44
4.1.2. Perkembangan Kurs Dollar di Jawa Timur……….. 45
4.2. Deskripsi Hasil Penenelitian………... 47
4.2.1. Perkembangan Kurs Valas……… 48
4.2.2. Perkembangan Penanaman Modal Asing…………. 49
4.2.3. Perkembangan Eksport……….. 50
4.2.4. Perkembangan Pengeluaran Pembangunan…... 51
4.3. Uji Hipotesis Secara Parsial……… 52
4.3.1. Pembahasan……… 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………. 58
5.2. Saran……… 59 DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kurs, Import, dan Eksport... 17
Gambar 2. Jumlah Permintaan Kurs... 19
Gambar 3. Jumlah Penawaran Kurs………. 20
Gambar 4. Kerangka Pikir………. 37
Gambar 5. Distribusi Penerimaan dan Penolakan Hipotesis………… 43
Gambar 6. Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Kurs (X1 Terhadap Penanaman Modal Asing (Y ) 1 Gambar 7. Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Kurs (X )……….... 54
1 Terhadap Eksport (Y ) 2 Gambar 8. Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Kurs (X )……….... 55
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perkembangan Kurs Valas... 48
Tabel 2. Perkembangan Penanaman Modal Asing... 49
Tabel 3. Perkembangan Eksport……….. 50
Tabel 4. Perkembangan Pengeluaran Pembangunan... 51
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Input Kurs Valas (X1
(Y
), Penanaman Modal Asing
1), Eksport (Y2), Penegeluaran Pembangunan (Y3
Lampiran 2 : Uji Regresi Linier Sederhana PMA
)
Lampiran 3 : Uji Regresi Linier Sederhana Eksport
ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI
PENANANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN
PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR
Oleh :
Abstraksi Ahmad Tofan
Dalam melakukan perdagangan internasional nilai suatu komoditi suatu selalu dinyatakan dalam satuan mata uang, baik mata uang domestik maupun mata uang asing. Adanya transaksi dari berbagai jenis mata uang ini menimbulkan penukaran suatu mata uang terhadap mata uang lainya yang dikenal sebagai sistem kurs. Hal ini menyebabkan valuta asing menjadi alat terpenting bagi perdagangan komoditi di pasar internasional. Namun sering kali terjadi kebingungan dalam suatu perdagangan komoditi tertentu yang berhubungan dengan valuta asing, karena nilai dari valuta asing selalu berubah – ubah sesuai dengan penawaran dan permintaan di pasar uang. Perubahan nilai valuta asing ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat suku bunga, perubahan tingkat pendapatan, serta seberapa besar peran pemerintah dalam perekonomian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badam Pusat Statistik Jawa Timur mulai tahun 1994 – 2008. Teknik analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Sederhana dengan menggunakan alat bantu komputer program Statistic Program for Social Science (SPSS), yang menunjukkan pengaruh atau tidaknya signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan pergerakan globalisasi yang semakin meluas, dalam
melakukan perdagangan internasional nilai suatu komoditi suatu selalu
dinyatakan dalam satuan mata uang, baik mata uang domestik maupun mata
uang asing. Adanya transaksi dari berbagai jenis mata uang ini
menimbulkan penukaran suatu mata uang terhadap mata uang lainya yang
dikenal sebagai sistem kurs. Hal ini menyebabkan valuta asing menjadi alat
terpenting bagi perdagangan komoditi di pasar internasional. Namun sering
kali terjadi kebingungan dalam suatu perdagangan komoditi tertentu yang
berhubungan dengan valuta asing, karena nilai dari valuta asing selalu
berubah – ubah sesuai dengan penawaran dan permintaan di pasar uang.
Perubahan nilai valuta asing ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya
perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat suku bunga, perubahan tingkat
pendapatan, serta seberapa besar peran pemerintah dalam perekonomian.
( Madura, 2000: 100 )
Nilai tukar ( kurs ) merupakan harga mata uang suatu negara yang
dinyatakan dalam mata uang negara lain, dimana akan terdapat
2
asing atau yang sering disebut dengan istilah valuta asing bukan saja
berfungsi sebagai alat pembayaran, alat nilai dan alat satuan hitung
sebagaimana fungsi uang pada umumnya, tapi valuta asing juga menjadi
salah satu komoditi yang dapat diperjualbelikan. Di bursa valuta asing, nilai
mata uang asing dinyatakan dalam dua macam harga (kurs) yaitu kurs beli
(bid price ) dan kurs jual ( ask price ). Selisih yang timbul dari kedua harga
ini disebut bid atau ask spread yang tidak lain merupakan keuntungan bagi
pedagang valuta asing. ( Sinrem I, 2002 )
Di Indonesia sendiri dahulu pernah diterapkan sistem tukar tetap
(fixed exchange rate system ), dimana dalam jangka pendek sistem ini dapat
mendukung stabilitas nilai tukar rupiah bila didukung dengan strategi
inward looking yang mewarnai kebijakan ekonomi pada periode tertentu.
Seiring dengan berjalanya waktu ternyata sistem nilai tukar tetap ini
mengalami kelemahan, sehingga ditetapkan sistem nilai tukar mengambang
terkendali ( managed floating exchange rate system ) dimana nilai tukar
rupiah dikendalikan oleh Bank Sentral sejak November 1978. Selanjutnya
sistem ini diubah menjadi sistem nilai tukar mengambang fleksibel ( free
floating exchange rate system ) sebagai akibat dari adanya inflasi yang
cukup tinggi yang merupakan salah satu dampak dari krisis moneter yang
3
Dalam keuangan internasional dikenal teori yang sangat popular
sekaligus kontroversi, yaitu teori paritas daya beli (purchasing power
parity), teori paritas suku bunga ( interest rate parity ), dan teori efek fisher
internasional ( Interntional Fisher Effect ). Paritas daya beli merupakan teori
yang menjelaskan hubungan antara tingkat inflasi relatif dengan nilai tukar
mata uang suatu negara. Sementara paritas suku bunga membahas hubungan
antara suku bunga relatif dengan nilai tukar mata uang. Sedangkan teori efek
Fisher Internasional menjelaskan hubungan antara suku bunga nominal
relatif dengan nilai tukar mata uang. Paritas daya beli merupakan salah satu
dari ketiga teori tersebut yang paling sering diuji kebelakuanya karena teori
ini dapat digunakan untuk menerangkan bagaimana kurs bereaksi terhadap
perubahan tingkat inflasi pada setiap negara .(Sinrem I, 2002)
Penjelasan dari teori paritas daya beli ( purchasing power parity atau
PPP ) merupakan suatu teori yang langsung menerapkan hukum satu harga
(the law of one price) dimana nilai tukar antara mata uang domestik dan
komoditi domestik seharusnya sama dengan nilai tukar antara mata uang
domestik dengan komoditi luar negeri. Namun dalam kenyataanya ada
beberapa kesulitan dalam teori PPP yang timbul karena berbagai faktor
antara lain intervensi pemerintah, hambatan perdagangan, banyaknya variasi
produk, perbedaan cita rasa konsumen dan informasi yang juga
membutuhkan biaya. ( Salvatore, 1997 : 44 )
Pada umunya teori purchasing power parity banyak berlaku pada
4
Jepang, Inggris, Perancis. Sedangkan di Indonesia teori ini tidak berlaku
karena kurs selalu dipantau oleh pemerintah melalui Bank Indonesia.
Untuk membandingkan nilai gerak kurs valas atau fluktuasi nilai tukar
dilihat dari perbandingan antara tahun 2007 dengan tahun 2008 dimana,
pada tahun 2007, model nilai tukar rupiah terhadap Dollar ditentukan oleh
keseimbangan penawaran dan permintaan uang. Berdasarkan model nilai
tukar rupiah terhadap Dollar AS, maka nilai tukar terhadap Dollar pada tahu
2007 adalah pada kisaran Rp 9088 ( batas bawah ) sampai dengan
diperkirakan pada bata atas pada kisaran Rp 9106 per Dollar AS. Kisaran
prediksi nilai tukar ini diperkirakan akan berdampak positif bagi pencapaian
target inflasi 2007 sebesar 6% plus minus 1%. Dismping itu level bawah
Rp9.088 per USD bisa diterima eksportir dan importir.
Sedangkan pada tahun 2008 rupiah relatif stabil, namun tekanan
perekonomian global dan kebijakan menaikkan BI rate di bulan Oktober
nampaknya tak lagi mampu menahan rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap
USD terus melemah, pada awal tahun nilai tukar rupiah terhadap USD
berada pada posisi Rp 9.153, terus menurun bahkan sempat menyentuh level
Rp 11.300, ini merupakan kurs terburuk dalam tiga tahun terakhir.
Pelemahan ini disinyalir karena terimbas fluktuasi mata uang dominan
dunia.
Berdasarkan yield curve obligasi yang dikeluarkan Bank Indonesia,
5
masih 7,83% dan per 31 Oktober 2008 telah naik menjadi 13,76%,
kebijakan menaikkan BI rate dianggap hanya untuk membela orang-orang
berduit (investor), sementara sektor riil dibiarkan mati secara berlahan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang diharapkan mampu menganalisa apakah kurs
valuta asing berpengaruh terhadap penanaman modal asing ( PMA ),
eksport, dan pengeluaran pembangunan di Jawa Timur.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a) apakah kurs valuta asing berpengaruh terhadap penanaman modal asing
(PMA ), eksport, dan pengeluaran pembangunan di Jawa Timur ?
b) Variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah :
a) Untuk menganalisis pengaruh kurs valuta asing terhadap penanaman
modal asing ( PMA ), eksport, dan pengeluaran pembangunan di Jawa
Timur
b) Untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan
terhadap valuta asing.
1.4 Manfaat Penelitian
a) Bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan serta wawasan dalam bidang
perdagangan internasional khususnya tentang pengaruh kurs valuta asing
terhadap penanaman modal asing ( PMA ),eksport, dan pengeluaran
pembangunan d Jawa Timur
b) Bagi perguruan tinggi, penelitian ini dapat menambah perbendaharaan
perpustakaan UPN “veteran”Jawa Timur
c) Bagi intansi yang terkait sebagai bahan pertimbangan yang diharapkan
ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI
PENANANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN
PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR
Oleh :
Abstraksi Ahmad Tofan
Dalam melakukan perdagangan internasional nilai suatu komoditi suatu selalu dinyatakan dalam satuan mata uang, baik mata uang domestik maupun mata uang asing. Adanya transaksi dari berbagai jenis mata uang ini menimbulkan penukaran suatu mata uang terhadap mata uang lainya yang dikenal sebagai sistem kurs. Hal ini menyebabkan valuta asing menjadi alat terpenting bagi perdagangan komoditi di pasar internasional. Namun sering kali terjadi kebingungan dalam suatu perdagangan komoditi tertentu yang berhubungan dengan valuta asing, karena nilai dari valuta asing selalu berubah – ubah sesuai dengan penawaran dan permintaan di pasar uang. Perubahan nilai valuta asing ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat suku bunga, perubahan tingkat pendapatan, serta seberapa besar peran pemerintah dalam perekonomian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badam Pusat Statistik Jawa Timur mulai tahun 1994 – 2008. Teknik analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Sederhana dengan menggunakan alat bantu komputer program Statistic Program for Social Science (SPSS), yang menunjukkan pengaruh atau tidaknya signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
a. Idiapinangsih (2003)“Beberapa Komponen yang Mempengaruhi Tingkat
Investasi Swasta di Indonesia”. Secara simultan F hitung sebesar 9,946 >
tabel yaitu 3,59 berarti variabel bebas inflasi (X1), ekspor (X2), kurs
valuta asing (X3) bersama – sama berpengaruh terhadap investasi swasta
di Indonesia. Secara parsial dengan variabel inflasi (X1) diperoleh t
hitung -0,840 < t tabel 2,201 berarti inflasi tidak berpengaruh terhadap
investasi swasta di Indonesia (Y). Variabel ekspor (X2) diperoleh hasil t
hitung 5,204 > t tabel 2,201 dan variabel kurs valuta asing (X3) diperoleh
hasil t hitung –4,867 > t tabel –2,201 yang berarti bahwa variabel ekspor
dan kurs valuta asing berpengaruh secara nyata terhadap investasi, hal ini
disebabkan karena untuk melakukan investasi para investor tidak hanya
melihat satu sisi inflasi saja melainkan banyak hal yang dapat dijadikan
bahan penting untuk melakukan investasi di suatu daerah maupun di
suatu negara.
b. Rakhman (2003 : 95). Dengan skripsinyaMengenai “Analisis pengaruh
tingkat inflasi, investasi dalam negeri, kurs valas dan penerimaan devisa
terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur”. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh secara simultan uji Fhitung > Ftabel, yang menyatakan
bahwa secara keseluruhan indikator tingkat iflasi (X1), investasi dalam
8
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur
(Y). dan secara parsial pada tingkat inflasi (X1), dalam pengujian
hipotesis diperoleh thitung sebesar -6,556 < ttabel sebesar -2,571 yang
menyatakan bahwa variabel (X1) berpengaruh secara nyata dan
berhubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur (Y),
pada variabel (X2) berpengaruh secara nyata dan berhubungan positif
terhadap variabel (Y). dan variabel (X3) berpengaruh secara nyata dan
berhubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
Pada variabel (X4) secara parsial berpengaruh secara nyata dan
berhubungan positif ter4hadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur (Y).
c. Nugroho (2003 ; IX). Dengan judul “ beberapa faktor nilai kurs Rupiah
terhadap Dollar AS di Indonesia”. Hasilnya analisis diperoleh, bahwa
model analisis yang digunakan dalam penelitian adalah model regreai
linier berganda dan selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui
pengaruh simultan digunakan, uji F dan untuk mengetahui secara parsial
digunakan uji t dengan ketiga variabel bebas trdiri dari tingkat suku
bunga ( X1 ) eksport neto ( X2 ) pertumbuhan ekonomi ( X3)terhadap
nilai kurs Rupiah terhadap Dollar ( y). berdasarkan hasil analisis regresi
linier berganda diperoleh ada pengaruh secara serempak ketiga variabel
bebas tersebut terhadap nilai kurs rupiah terhadap dollar. Secara parsial
ringkat suku bunga ( X1 ) tidak berpengaruh terhadap nilai kurs rupiah
dengan nilai thitung – 0,0795 < ttable – 2,3646, variabel eksport neto ( X2 )
9
2,3646, variabel pertumbuhan ekonomi ( X3 ) tidak berpengaruh terhadap
nilai kurs rupiah dengan nilai thitung -0,2552 < ttabel -2,3646.
=
e.
d. Koesdarno (2003, X). dengan judul “analisis beberapa faktor yang
mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar”. Hasilnya analisis
diperoleh bahwa dari penelitian ini yaitu secara simultan menunjukkan
adanya hubungan yang nyata anatara variabel bebas cadangan devisa,
suku bunga. Deposito dan tingkat inflasi terhadap variabel terikat nilai
tukarrupiah terhadap US dollar. Hal ini diketahui dari uji F yaitu
diperoleh Fhitung = 25,771 > Ftabel = 3,86, sedangkan secara parsial,
variabel cadangan devisa ( X1 ) berpengaruh nyata terhadap perubahan
nilai tukar rupiah terhadap US dollar (Y) dimana thitung = -0,288 > ttabel =
-2,262 dan variabel tingkat inflasi ( X3 ) berepengaruh nyata terhadap
nilai tukar rupiah terhadap US dollar (Y) dimana thitung = 2,415 ttabel
2,262.
Widiastuti (2003 ; IX). “Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi
fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di Indonesia”.
Hasilnya diperoleh bahwa dengan pengujian secara keseluruan atau
simultan ( uji F ) dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga deposito
dollar SIBOR ( X1 ), inflasi dalam negri (X2 ), dan perkembangan jumlah
uang uang beredar ( X3 ) mempengaruhi fluktuasi dengan menggunakan
level of significant sebesar α = 0,05, dapat diketahui bahwa variabel
bebas inflasi dalam negri ( X2 ) tidak berpengruh secara nyata terhadap
variabel terikat dengan thitung = -0,787 > - ttabel = 2,228, hal ini
10
rpengaruh terhadap
f.
akan terus dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan
produktifitas kegiatan ekonomi. Sedangkan variabel bebas tingkat suku
bunga deposito dollar SIBOR ( X1 ) diperoleh thitung =-2,319 < - ttabel =
-2,228 yang berarti bahwa kedua variabel ini be
fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.
Asmara (2004, X). “faktor – faktor yang mempengaruhi nilai tukar
rupiah terhadapa dollar AS di Indonesia”. Hasilnya analisis diperoleh
bahwa dengan uji akar – akar dengan menggunakan tingkat signifikan
S%. hasil uji akar – akar unit menunjukkan variabel inflasi, suku bunga
deposito, import, dan pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Hasil
perhitungan uji akar – akar unit diketahui nilai ttabel sebesar
-292.277.022.293 dengan thitung untuk inflasi sebesar -527.719.844.747,
variabel suku bunga deposito dengan thitung sebesar -631.323.897.663,
untuk thitung variabel import sebear -163.577.448.056, dan untuk variabel
pertumbuhan dengan thitung sebesar -547.226.283.752 dengan hasil t-hitung
> t-tabel terdapat pengaruh signifikan variabel bebas secara parsial
terhadap nilai tukar rupiah terhadap US dollar di Indonesia. Sedangkan
untuk hubungan jangka pendek dan jangka panjang variabel inflasi
mempunyai hubungan negative terhadap nilai tukar rupiah terhadap US
dollar. Variabel suku bunga deposito mempunyai hubungan jangka
pendek dan jangka panjang yang positif terhadap nilai tukar rupiah
11
dan jangka panjang yang positif pula terhadap nilai tukar rupiah terhadap
2.1.1
hadap
penanaman modal asing ( PMA ), eksport, dan pengeluaran pembangunan
n menggunakan uji hipotesis regresi linier sederhana.
2.2.1 Kurs
2.2.1.
tuk US dollar di Indonesia.
Perbandingan penleitian terdahulu dengan penelitian sekarang
Dilihat dari penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang tentang
pengaruh kurs valuta asing adalah perbandingan penelitian terdahulu pada
variabel bebas ( X ) lebih dari satu variabel bebas ( X ) sehingga pengaruh
antar variabel bebas dengan variabel terikat terdapat hubungan yang
berdampak negatif, sebagai contoh pada penelitian Rakhman ( 2003 : 95 )
hubungan kurs valuta asing dengan pertumbuhan ekonomi selain berdampak
nyata dan berhubungan negative dengan pertumbuhan ekonomi di Jawa
Timur. Sedangkan pada penelitian sekarang variabel bebas hanya terdapat
satu variabel bebas,sedangkan variabel terikat terdapat tiga variabel.
Sehingga untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kurs valas ter
dilakukan denga
2.2 Landasan Teori
Valuta Asing
1 Pengertian Kurs Valuta Asing
Kurs Valuta Asing yaitu harga mata uang negara asing dalam satuan
mata uang domestik. (Samuelson dan Nordhaus, 1997:450)
Valuta asing atau foreign exchange atau foreign currency diartikan
12
melak
r
suatu
tapi pada umumnya kurs mata uang mengalami
fluktu
ya beli untuk menyediakan
kredit bagi perdagangan luar negeri dan untuk memberi fasilitas-fasilitas
ng) valuta asing.
2.2.1.2
1)
istemnya yang diperkenalkan untuk ukan untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan
yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. (Hady, 2001:15)
Kurs valuta asing adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap
mata uang dari negara tertentu yang ditetapkan berdasarkan faktor-faktor
ekonomi seperti cadangan devisa / posisi neraca perdagangan suatu negara
dengan negara lainnya. kurs valuta asing merupakan nilai atau harga tuka
mata uang dengan mata uang negara lainnya yang ditetapkan atau
terjadi dalam hubungan lalu lintas perdagangan dan moneter antar negara.
Kurs valuta asing dalam periode waktu tertentu dapat saja tetap
nilainya, dalam arti mengalami perubahan dari waktu ke waktu dalam
periode tersebut, akan te
asi bahkan ada kalanya mengalami guncangan atau gejolak yang
besar. (Boediono, 1981)
Pasar valuta asing adalah organisasi (pasar) yang didalamnya terdapat
individu-individu, perusahaan-perusahaan dan bank-bank yang melakukan
penjualan dan pembelian mata uang asing atau devisa sedangkan fungsi
pasar valuta asing adalah untuk mentransfer da
bagi pembatasan resiko (Ledgi
Sistem Kurs Valuta Asing
Sistem Kurs Tetap
Kurs tetap bukan merupakan kurs yang secara permanen abadi dan tetap,
13
lingi nilai prioritas dimana
sistem kurs tetap adalah :
internasional, tingkat bunga dan
c. dipertahankan melalui intervensi pemerintah,
pit dan terdefinisi dengan jelas.
2)
dan
rmintaan kurs mengambang akan
3)
n dalam pasar mata berfluktuasi dalam batas sempit yang mengeli
keduanya tetap berdiri dan kekal.
Karakteristik dalam
a. Stabilitas kurs jangka panjang dengan perubahan nilai paritas yang
jarang
b. Penyesuaian ketidakseimbangan neraca pembayaran temporer
melalui perubahan cadangan
pendapatan serta harga terhadap ketidakseimbangan fundamental
melalui perubahan nilai paritas.
Kurs yang stabil
dalam batas yang sem
(Jamli, 1993:191)
Sistem Kurs Mengambang
Karakteristik dalam kurs mengambang yaitu kurs berfluktuasi dengan
bebas sebagai reaksi perubahan permintaan dan penawaran valuta asing.
Sistem kurs mengambang tercipta tahun 1973. sistem kurs ini merupakan
sistem kurs yang paling sederhana dan sesuai dengan modal persaingan
kompetitif, dimana terdapat campur tangan pemerintah untuk mendukung
kurs sehingga kurs bebas bereaksi terhadap perubahan kondisi pasar
juga faktor-faktor yang mendasari pe
lebih berfluktuasi daripada sistem kurs tetap. (Suparmoko, 2000:370)
Sistem Kurs Mengambang Terkendali
Sistem kurs mengambang terkendali (Managed Floating System) adalah
14
asi jangka pendek atau tanpa
mem
2.2.1.
(terhadap barang dan jasa) di
masin
mi perubahan
pula. Kurs (power parity) yang didasarkan pada perubahan inilah yang
2.2.1.4 Fak
-faktor yang mempengaruhi nilai mata uang antara mata
um, atau suatu keadaan dimana senantiasa terjadi penurunan
ilai mata uang, karena semakin meningkatnya jumlah uang yang beredar
imasyarakat.
uang asing untuk memerlukan fluktu
pengaruhi arah jangka panjang dalam nilai tukar.
3 Teori Purchasing Power Parity (PPP)
Teori ini dikemukakan oleh ahli ekonomi dari Swedia, yang bernama
Gustav Cassel. Dasar teorinya bahwa, perbandingan nilai suatu mata uang
lain ditentukan oleh daya beli uang tersebut
g-masing negara. Pada dasarnya ada dua versi teori Purchasing Power
Parity, yakni interpretasi absolut dan relatif.
Menurut interpretasi absolut Purchasing Power Parity, perbandingan
nilai satu mata uang dengan mata uang lain (kurs tetap) ditentukan oleh
tingkat harga (the law of one price). Apabila terjadi perubahan harga yang
berbeda di kedua negara, maka kurs tersebut haruslah mengala
sering disebut kurs PP dalam arti relatif. (Nopirin, 1996:157).
tor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Tukar Mata
Uang
Adapun faktor
uang satu dengan mata uang lainnya atau negara lain :
1. Tingkat Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan dimana senantiasa terjadi peningkatan
harga-harga secara um
n
15
2.
egeri, sehingga akan
pemasukan modal yang cenderung menimbulkan
3.
g. Hal ini akan mengakibatkan nilai
ing mengalami peningkatan, dan mata uang dalam
4.
tau menjual mata uang asing dengan
urunan atau peningkatan dalam
5.
konomi moneter suatu negara yang stabil cenderung
mengakibatkan lebih kuat nilai mata uang negara tersebut.
(Nopirin, 1988:174) Tingkat Bunga
Apabila tingkat bunga dalam negeri lebih tinggi dari tingkat bunga luar
negeri akan mengakibatkan aktiva dalam negeri lebih menarik bagi
penanaman modal, baik dari dalam maupun luar N
menyebabkan terjadinya
apresiasi dalam nilai tukar mata uang dalam Negeri.
Tingkat Pendapatan
Bila pendapatan riil masyarakat dalam Negeri meningkat, maka
permintaan akan barang-barang impor akan meningkat, yang berarti
peningkatan permintaan valuta asin
tukar mata uang as
Negeri akan mengalami depresiasi.
Faktor Spekulasi
Spekulasi adalah kegiatan membeli a
tujuan memperoleh keuntungan dari pen
nilai tukar mata uang dalam Negeri.
Keadaan Politik dan Ekonomi Moneter
16
2.2.1.
tu valuta
luta, disebabkan oleh beberapa
1.
corak konsumen ke
barang-2.
a akan
ang impor akan menambah jumlah
3.
r pengaruhnya kepada kurs pertikaran valuta asing.
enurunkan nilai
4.
pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan
5 Faktor Yang Mempengaruhi Kurs
Perubahan dalam permintaan dan penawaran sua
menyebabkan perubahan dalam kurs va
faktor. Yang terpenting diantaranya akan diuraikan dibawah ini:
Perubahan dalam citarasa masyarakat.
Perubahan citarasa masyarakat mengubah
barang yang diproduksi dari dalam negeri maupun dari impor.
Perubahan harga barang ekspor dan impor.
Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan apakah sesuatu akan di impor atau di ekspor. Barang-barang
dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang relative murah akan
menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka eksporny
berkurang. Pengurangan harga bar
impor dan kenaikan harga barang impor akan mengurangi impor.
Kenaikkan harga umum ( Inflasi ).
Inflasi sangat besa
Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk m
suatu valuta asing.
Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian inflasi.
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting
17
g tinggi akan menyebabkan modal
Negara.
ilai mata uang negara tersebut akan
Kurs, Impor dan Ekspor
S
D
umber: Levi,D, Maurice, 2001. Keuangan Internasional, penerbit Andi, Yogyakarta,
modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga dan
tingkat pengembalian investasi yan
luar negeri masuk ke suatu
5. Pertumbuhan Ekonomi.
Efek yang diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi terhadap nilai mata
uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku.
Apabila kemajuan itu diakibatkan oleh perkembangan ekspor maka
permintaan mata uang Negara itu bertambah lebih cepat dari
penawarannya. Oleh karena itu, n
menurun.( Sukirno, 1994 : 402 ).
Permintaan dan Penawaran
S
halaman 133.
Dari gambar diatas, diketahui bahwa kurs menyamakan nilai ekspor
dan impor, dan karena itu yang menyamakan penawaran dan permintaan
terhadap mata uang Negara dihasilkan kejadian ini. Harga ekspor Negara
18
intaan mata uang dan dengan demikian
dapat merubah kurs ekuilibrium.
2.2.1.6 Pen
kin melemahnya mata uang yang bersangkutan.
(Kam
rsebu
maka jumlah yang diminta banyak. ( sukirno, 1981 : 26 – 28 )
Negara. Nilai tukar perdagangan suatu Negara dikatakan meningkat ketika
harga ekspor meningkat relatif terhadap harga impornya. Kurs ekuilibrium
yaitu pada saat jumlah mata uang yang ditawarkan sama dengan jumlah
yang diminta. Faktor selain kurs yang mempengaruhi ekspor dan impor
menggeser penawaran dan perm
awaran dan Permintaan Valuta Asing
Pada dasarnya modal penawaran dan permintaan valuta asing sama
dengan penawaran dan permintaan komoditi kedua-duanya akan
menghasilkan keseimbangan, tetapi disini keseimbangan valuta asing
sekaligus menggambarkan kurs dimana jumlah valas yang ditawarkan
modalnya di luar Negeri, sehingga memperbanyak pelarian modal ke luar
Negeri, akibatnya sema
aludin, 1987:105)
Dalam perekonomian pasar para produsen menciptakan barang dan
jasa bukan untuk memenuhi keinginan masyarakat atau para pembeli.
Besarnya permintaan masyarakat atas sesuatu barang ditentukan oleh
banyak faktor, seperti jumlah penduduk, tingkat pendapatana, dan tingkat
harga. Dalam teori ekonomi besarnya permintaan atas suatu barang biasanya
dihubungkan dengan tingkat harga. Apabila harga suatu barang tinggi maka
jumlah permintaan sedikit, dan sebaliknya apabila harga barang te t
19
1
D
Sumber : sukirno sadono, 1981, pengantar teori makro, lembaga Penerbit, FE UI, Jakarta, halaman 27
ka
jumla
hubungan harga dan
jumlah barang yang ditawarkan penjual dipasar adalah Gambar 2
Harga D
P A
P2 B
``O Q1 Q2 jumlah permintaan
Hubungan diantara tingkat harga dengan jumlah permintaan yang sifatnya
adalah seperti pada gambar tersebut diatas, dimana sumbu tegak
menggambarkan tingkat harga dan sumbu datar jumlah permintaan. Kurva DD
adalah kurva permintaan, yang menggambarkan sifat hubungan tingkat harga
dan jumlah permintaan yang diminta. Titik A misalnya, menggambarkan
bahwa apabila harga adalah P1 maka jumlah permintaan adalah Q1 atau
sebaliknya, apabila permintaan adalah Q1 maka tingkat harga adalah P1.
Sedangkan titik B menerangkan bahwa apabila tingkat harga adalah P2 ma
h permintaan adalah Q2 atau sebaliknya maka tingkat harga adalah P2.
Didalam pasar para penjual mempunyai sikap yang sebaliknya dan
sikap para pembeli, mereka cenderung akan menawarkan lebih banyak
barang, apabila harganya tinggi dan mengurangi jumlah harga yang
20
S
B
Sumber : sukirno sadono, 1981, pengantar teori makro, lembaga Penerbit, FE UI, Jakarta, halaman 28
pada PA jumlah barang
yang ditawarkan adalah lebih rendah sedikit daripada PB.
2.2.2.1 Pen
alam bentuk investasi langsung atau Gambar 3
Harga
P
PA
S
``O QA QB jumlah penawaran
Sumbu tegak menggambarkan tingkat harga dan sumbu datar menunjukkan
jumlah barang yang ditawarkan, kurva SS adalah kurva penawaran yang
menggambarkan besarnya jumlah penawaran pada berbagai tingkat
pendapatan. Misalnya pada harga PA jumlah penawaran adalah QA, dan
pada harga PB jumlah penawaran adalah QB. dapat dilihat bahwa tingkat
harga PA lebih rendah daripada tingkat harga PB dan
2.2.2 Penanaman Modal Asing (PMA)
gertian Penanaman Modal Asing
Dalam usaha meningkatkan laju Pembangunan Nasional sumber
pembiayaan dari luar Negeri harus ditingkatkan dan didukung dengan
21
Penan
l asing
nggung resiko dari penanaman modal tersebut.
( Ano
mendapatkan dari usaha
yang
Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
dal asing
am modal asing untuk
anam modal dalam Negeri dengan menggunakan modal dalam
egeri.
aman Modal Asing (PMA)
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 Pasal 1 pengertian
Penanaman Modal Asing (PMA) di dalam Undang-Undang ini hanyalah
meliputi Penanaman Modal Asing (PMA) secara langsung dilakukan
menurut atau berdasarkan ketentuan Undang-Undang yang digunakan untuk
menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti bahwa pemilik moda
secara langsung mena
nim, 1967 : 2 )
Penanaman modal asing adalah investasi yang dilaksanakan oleh
pemilik modal asing didalam negeri kita untuk
dilaksanakan itu ( Suparmoko, 1992 : 294 )
Menurut
Undang-Modal Asing ( PMA ) :
1. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan mo
sepenuhnya maupun dengan penanaman modal dalam Negeri.
2. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik
oleh penanam modal dalan Negeri maupun penan
melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia.
3. Penanaman modal dalam Negeri adalah menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh pen
22
t berupa penanaman modal dalam Negeri
g melakukan penanaman
dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai
donesia
ang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
g lain. dan secara langsung
menanggung resiko yang akan di hadapinya.
2.2.2.2 Jen
dapat mengambil bentuk
investasi langsung atau investasi tidak langsung.
4. Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan
penanaman modal yang dapa
dan penanaman modal asing.
5. Penanam modal asing adalah perseorangan warga Negara asing, badan
usaha asing, dan / atau pemerintah asing yan
modal di wilayah Negara Republik Indonesia.
6. Modal adalah asset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan
uang yang
ekonomis.
7. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh Negara asing,
perseorangan warga Negara asing, badan usaha, badan hukum In
y
Dari pengertian – pengertian tersebut diatas penanaman modal asing
adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menanamkan modal di negeri orang
lain dengan tujuan untuk mencari keuntungan di negeri orang lain atas usaha
yang dijalankan seseorang di negeri oran
is – Jenis Penanaman Modal Asing
Modal asing dapat memasuki suatu Negara dalam bentuk modal
23
a. Inves
ditanam di Negara pengimpor modal dengan cara
b. Inves
tau surat hutang oleh beberapa
Negara lain ( Jhigan, 1994 : 608 )
2.2.2.3 Fakto
dalam dua
pengaruhi perkembangan investasi di
diambil
erti tasi Langsung
Investasi Langsung adalah perusahaan dari Penanaman Modal
secara de facto ataupun de jure melakukan pengawasan atas asset
(aktiva) yang
investasi itu.
tasi tidak Langsung
Investasi tidak langsung lebih dikenal dengan investasi
portofolio yang sebagian besar terdiri penguasaan atas saham yang
dapat dipindahkan (yang dikeluarkan atau dijamin oleh Negara
pengimpor modal), atas saham a
r - Faktor yang Mempengaruhi Modal Asing
Faktor yang mempengaruhi modal asing dapat dibagi
bagian, yaitu faktor dalam Negeri dan faktor dari luar Negeri :
1. Faktor - faktor yang mem
dalam Negeri antara lain :
a. Kebijakan dan langkah-langkah deregulasi dan
debirokratisasi yang secara terus-menerus telah
pemerintah untuk menggairahkan iklim investasi.
b. Tersedianya sumber daya manusia dengan upah yang
kompetitif memberikan pengaruh terhadap minat investor
24
Indonesia
egeri yang mempunyai perkembangan
biaya produksi luar Negeri, terutama di
tinggi yaitu Jepang,
orea Selatan, Hongkong, dan Taiwan.
2.2 mur
nanaman modal di daerah
ikan pelayanan sebaik-baiknya kepada penanaman
ggulan-keunggulan komperatif yang ada di daerah
i. industri tekstil, industri sepatu, dan mainan anak-anak.
c. Tersedianya SDA yang berlimpah seperti minyak bumi,
gas, tambang dan hasil hutan maupun iklim dan letak
geografis serta kebudayaan dan keindahan alam
tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.
2. Faktor-faktor luar N
investasi antara lain :
a. Meningkatnya
Negara eropa.
b. Apresiasi mata uang di negara - negara yang jumlah
investasinya di Indonesia yang cukup
K
.2.4 Kondisi yang Menunjang Penanaman Modal Asing di Jawa Ti
1. Kebijakan Penanaman Modal di daerah bertujuan untuk :
a. Memperluas penyebaran pe
sampai tingkat daerah tinggi.
b. Memperlancar arus penanaman modal di daerah dengan
member
modal.
2. Adanya keun
antara lain :
a. Sarana dan prasarana di daerah yang cukup memada
25
up potensial.
2.2.2.5 Penanam
ian baru. Semua ini akan dapat mempercepat pembangunan
ekonomi.
2.2.2.6 Dam
nomian nasional dan proses
margi
c. Sumber Daya Alam (SDA) yang cuk
an Modal asing dalam Pembangunan
Bagi Negara sedang berkembang seperti Indonesia, impor modal
asing membantu mengurangi kekurangan tabungan domestic melalui
pemasukan peralatan modal dan bahan mentah, sehingga dengan
demikian dapat menaikkan laju tabungan dan pembentukan modal.
Jhigan ( 1994 : 605 ) mengemukakan bahwa penggunaan modal asing
tidak hanya mengatasi kekurangan modal saja tetapi juga
keterbelakangan teknologi. Bersamaan dengan modal uang dan modal
fisik, modal asing juga membawa serta ketrampilan teknik, tenaga
ahli, pengalaman organisasi, informasi pasar, tekni-teknik produksi
maju dan pembaharuan produk. Ia juga melatih tenaga kerja setempat
pada keahl
pak Negatif Penanaman Modal Asing
Kehadiran penanaman modal asing di Negara kita bukan merupakan
sesuatu yang baru bagi Negara dan masyarakat Indonesia. Kehadiran
investasi di bumi pertiwi tak pernah surut dari pro – kontra. Bagi yang pro,
kehadiran investasi asing di pandang sebagai engine of growth. Sementara
bagi yang anti, kehadiran investasi asing dipandang tak lebih dari dominasi
kekuatan modal asing dalam pereko
nalisasi kekuatan ekonomi domistik.
26
illiar ( 1981 ) menjadi US $ 25 milliar
(1991
nengah Nasional 2004-2009. Kendala
Negara
apasitas hukum, karena berlarutnya RUU
an yang jelas untuk mendorong pengalihan
ginya kasus korupsi, Negara berkembang ( termasuk Indonesia ) cukup pesat. Sebagai catatan,
investasi asing oleh perusahaan multinasional di Negara berkembang
meningkat pesat dari US $ 13 m
). ( Thirlwhall, 1994 : 328 )
Kinerja penanaman modal yang kurang baik sejak tahun 1996
menyebabkan lambatnya proses pemulihan ekonomi Negara kita beberapa
tahun setelah krisis. Beberapa tantangan yang dihadapi untuk
memberdayakan penanaman modal telah diakui Pemerintah dalam buku
Rencana Pembangunan Jangka Me
dan tantangan tersebut antara lain :
a. Persaingan kebijakan investasi yang dilakukan oleh
pesaing seperti China, Vietnam, Thailand dan Malaysia.
b. Masih rendahnya k
Penanaman Modal.
c. Lemahnya insentif investasi.
d. Kualitas SDM yang rendah dan terbatasnya infrastruktur.
e. Tidak adanya kebijak
teknologi dari PMA.
f. Masih tingginya biaya ekonomi karena ting
keamanan dan penyalah gunaan wewenang.
g. Meningkatnya nilai tukar riil efektif rupiah.
h. Belum optimalnya pemberian insentif dan fasilitasi.
Tantangan dan kendala di atas lambat laun mulai dapat diatasi oleh
27
gan dikeluarkannya berbagai
paket insentif investasi pada tahun 2006 ini.
2.2.3.1Peng
ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta
asing
alah
penge
adi dalam hal ini
ekspo
program pembangunan yang sedang berjalan untuk mewujudkan iklim
investasi yang sehat. Restrukturisasi lembaga pemerintahan segera
dilakukan dengan menuntaskan sinkronisasi peraturan antar sektor dan antar
pusat daerah. Peningkatan efisieni pelayanan ekspor impor ke pelabuhan,
kepabeanan dan administrasi ekspor dan import telah menjadi prioritas
penanganan oleh Instansi Pemerintah terkait. Pemangkasan prosedur
perijinanpun telah dilakukan sekaligus den
2.2.3.Ekspor
ertian ekspor
Menurut Amir ( 2003 : 100 ) ekspor adalah mengeluarkan barang –
barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan keluar negeri
sesuai
.
Menurut Sukirno (2002 : 380 ) mengatakan bahwa ekspor ad
luaran Negara– Negara lain ke atas barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut sobri ( 2001 : 256 ) pengertian ekspor adalah suatu barang,
jasa atau asset modal yang dijual keluar negeri di pasar internasional,
kemudian diperoleh penerimaan dalam mata uang asing, j
r merupakan bagian dari perdagangan internasional.
Dari pengertian – pengertian tersebut diatas ekspor adalah suatu
negara tesebut memiliki kelebihan sumber yang dimiliki. Dengan kelebihan
28
g diperoleh dapat digunakan untuk
membiayai pembangunan negara.
r serta untuk
iluar negeri sebagai perluasan pasar domestik
dalam pasar internasional sehingga terlatih
2.2.3.
2003 : 93 ) daya saing ekspor dapat ditingkatkan dengan
cara
ologi sendiri, disamping
keunggulan nasional dengan mempergunakan
tekhnologi ciptaan sendiri.
negara tersebut memperoleh pendapatan dari penjualan ekspor yang
dilakukannya. Keuntungan yan
2.2.3.2Tujuan Ekspor
Menurut Amir ( 2003 : 101 ) tujuan ekspor antara lain :
a. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasaan pasa
memperoleh harga jual yang lebih baik (optimalisasi laba ).
b. Membuka pasar baru d
(membuka pasar ekspor)
c. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang.
d. Membiasakan diri bersaing
dalam persaingan tang ketat
3 Cara – cara Meningkatkan Daya Saing Ekspor
Menurut Amir, (
cara antara lain :
1. Melakukan evaluasi dan perbaikan dari semua faktor daya saing se
berkesinambungan baik faktor langsung maupun faktor tidak langsung.
2. Melakukan penelitian dan pengembanngan tekhn
identifikasi alih teknologi dan membeli teknologi.
29
2.2.3.4 Ane
elakukan ekspor dapat ditempuh
ra lain sebagai berikut :
1.
nsaksi yang sebelumnya sudah diadakan
importir luar negeri
2. Bart
eri untuk mendapatkan kembali pembayaran
3.
ka Cara Ekspor
Menurut Amir ( 1993 : 108 ) dalam m
beberapa cara anta
Ekspor biasa
Dalam hal ini barang dikirim keluar negeri sesuai dengan peraturan
umum yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri
untuk memenuhi suatu tra
dengan
er
Artinya adalah pengiriman barang – barang keluar negeri untuk
untuk ditukarkan langsung dengan barang yang dibutuhkan dalam
negeri. Dalam hal ini berarti penguriman barang, tidak menerima
pembayaran dalam mata uang asing, tapi dalam bentuk barang yang
dapat dijual di dalam neg
dalam mata uang rupiah.
Konsinyasi (consignment )
Yang dimaksud dengan konsinyasi adalah pengiriman barang
keluar negeri untuk dijual, sedangkan hasil penjualannya diperlukan
sama dengan hasil ekspor biasa. Jadi dalam hal ini barang dikrim keluar
negeri bukan ditukarkan dengan barang lain seperti dalam barter, dan
juga bukan untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnnya sudah
30
ng sebagai konsinyasi belum ada pembeli tertentu
4.
u sebaliknya dari negara itu akan di impor sejumlah jenis
Negara tersebut dan yang kiranya kita
5.
untuk memindahkan kekayaan
dari suatu Negara ke Negara lain tanpa memenuhi ketentuan yang
2.2.3.
43 ) dalam melakukan kegiatan ekspor suatu
permasalahan, yaitu :
Up-grading ( Sorting dan Upgrading )
5. asalah Perdagangan dan Pengepakan ( Storage dan Packing )
6. asalah Pemasaran pengiriman bara
diluar negeri.
Package – Deal
Dalam rangka memperluas pasaran hasil bumi, pemerintah ada
kalanya mengadakan perjanjian perdagangan dengan salah satu Negara.
Pada perjanjian ditetapkan sejumlah barang tertentu akan diekspor
kenegara it
barang yang dihasilkan di
butuhkan.
Penyeludupan ( Smuggling )
Setiap usaha yang bertujuan
berlaku.
5 Masalah Yang Dihadapi Ekspor
Menurut Amir, ( 1999 :
Negara akan menghadapi suatu
1. Masalah pengumpulan
2. Masalah Angkutan Darat
3. Masalah Pembiayaan Rupiah ( Rupiah Financing )
4. Masalah Sortasi dan
M
31
2.2.4
mbangunan adalah bagian dari macam pengeluaran
engeluaran pemerintah dibagi menjadi dua macam
peng
uruh kekayaan negara yang berbentuk
n ke
ingkatan.
sifikasi pengeluaran rutin daerah antara lain :
raan dan perbaikan
erjalanan dinas
Pengeluaran Pembangunan .
pengeluaran pe
pemerintah,dimana p
eluaran yakni :
1. Pengeluaran rutin
Yaitu pengeluaran atau belanja pemerintah untuk menunjang
tugas-tugas rutin, yang bersifat habis pakai atau konsumtif, karena dari
pengeluaran-pengeluaranyang telah dilakukan tidak akan mendapatkan hasil
kembali. Anggaran rutin memegang peranan penting dalam tata kehidupan
suatu daerah, karena melalui anggaran rutinlah roda administrasi
pemerintahan dan penyediaan jasa-jasa kepada masyarakat disediakan selain
untuk memelihara kelangsungan sel
modal tetap yang sudah ada. Volume anggaran belanja rutin dari tahu
tahun pasti mengalami pen
Yang termasuk dalam kla
1. Belanja pegawai
2. Belanja barang
3. Belanja pemeliha
4. Belanja p
5. Belanja pensiun
6. Subsidi
32
unakan untuk membiayai proyek dimana
proyek-proyek tersebut jika dilihat dari segi hasilnya berbentuk proyek-proyek fisik dan
2.2.4.
pengalokasian belanja
t dan daerah serta antar daerah;
atkan kualitas pelayanan daerah;
Mendukung program pembangunan nasional, melalui sinkronisasi
pembangunan di daerah dengan rencana pembangunan nasional
Yaitu pengeluaran pembangunan adalah pengeluaran yang ditujukan
untuk membiayai proses perubahan yang merupakan perbaikan dan
pembangunan menuju kemajuan yang ingin dicapai. Anggaran
pembangunan digunakan untuk membiayai suatu proyek yang mempunyai
batas waktu tertentu, dimana setelah proyek selesai maka pembiayaannya
akan selesai pula. Pada dasarnya pembiayaan anggaran belanja
pembangunan dig
proyek non fisik.
1 Pengeluaran Pembangunan melalui Belanja Daerah
Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional.
Oleh karena itu pembiayaan pembangunan melalui belanja daerah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembiayaan pembangunan
secara nasional. Untuk tahun 2007, kebijakan dalam
daerah tetap diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan otonomi yang
luas, nyata dan bertanggung jawab, dengan tujuan:
Mengurangi kesenjangan fiskal antara pusa
Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya nasional;
Meningk
Meningkatkan kemampuan daerah dalam menggali pendapatan asli
33
Sesuai dengan amanat UU no. 33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan pusat dan daerah, maka arah kebijakan dana dibagi antara Dana
Alokasi Umum ( DAU ) dan Dana Alokasi Khusus ( DAK ) :
1. Dana Alokasi Umum ( DAU )
Berkaitan dengan dana alokasi umum, besaran dana alokasi umum
diarahakan untuk mencapai rasio dana alokasi umum sebesar 26
persen dari penerimaan dari sedanagkan disisi perencanaan
pengalokasianya upaya untuk meningkatkan akurasi data dasar
perhitungan dana alokasi umum akan terus ditingkatkan.
2. Dana alokasi khusus ( DAK )
Dana alokasi khusus merupakan dana yang dialokasikankepada
daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional.
Dana alokasi khusus diupayakan meningkat dengan tetap disesuaikan
dengan kemampuan keuangan Negara berdasarkan pertimbangan –
pertimbangan sebagai berikut :
1. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan
di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan
sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar yang merupakan urusan daerah;
2. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah pesisir
34
tertinggal/terpencil serta daerah yang termasuk kategori daerah ketahanan
pangan;
3. Diarahkan untuk mendorong penyediaan lapangan kerja, meningkatkan akses
penduduk miskin terhadap prasarana dasar serta mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui peningkatan produktivitas dan diversifikasi ekonomi
terutama di perdesaan;
4. Menghindarkan tumpang tindih kegiatan yang didanai dari DAK dengan
kegiatan yang didanai dari anggaran Kementerian/Lembaga;
5. Mengalihkan kegiatan-kegiatan yang didanai dari dana dekonsentrasi dan
tugas pembantuan yang telah menjadi urusan daerah secara bertahap menjadi
DAK;
6. Bidang atau program yang didanai oleh DAK yaitu :
Pendidikan, untuk menunjang pelaksanaan program wajib belajar (Wajar)
9 tahun bagi masyarakat di daerah terutama masyarakat miskin, baik di
perkotaan maupun di perdesaan;
Kesehatan, untuk meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan
kesehatan masyarakat terutama masyarakat miskin baik di perkotaan
maupun di perdesaan;
Infrastruktur jalan, untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat
pelayanan transportasi serta membuka keterisolasian daerah;
Infrastruktur irigasi, untuk mempertahankan tingkat pelayanan jaringan
35
Infrastruktur air bersih, untuk meningkatkan prasarana air bersih bagi
masyarakat di desa-desa rawan air bersih dan kekeringan serta daerah
kumuh di perkotaan;
Pertanian, untuk meningkatkan sarana dan prasarana pertanian guna
mendukung ketahanan pangan dan agribisnis;
Kelautan dan perikanan, untuk meningkatkan sarana dan prasarana dasar
di bidang perikanan;
Prasarana pemerintahan di daerah pemekaran, untuk meningkatkan kinerja
daerah dalam menyelenggarakan pembangunan dan pelayanan publik.
Lingkungan hidup, untuk meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan
lingkungan hidup
2.2.5 Kerangka Pikir
Setiap mata uang selalu menghadapi kemungkinan penurunan nilai
tukar ( Depresiasi ) terhadap mata uang lainya atau sebaliknya mengalami
kenaikan nilai tukar ( Apresiasi ), maka kalangan keuangan Internasional
lebih suka menggunakan indikator kurs efektif ( effective exchange rate )
adalah rata – rata kurs antara mata uang domestik dengan mata uang dari
sejumlah dari negara lain yang menjadi mitra – mitra dagang terpentingnya.
Jadi faktor yang diutamakan adalah arti penting relatif hubungan dagang
antar satu negara dengan sejumlah negara lain yang menjadi mitra dagang
yang terbesar ( Salvatore, 1997 : 13 )
Pada tingkat kurs valuta asing, apabila kurs valuta asing mengalami
36
naiknya nilai mata uang maka pertumbuhan ekonomi positif sehingga
Penanaman Modal Asing akan mengalami kenaikan. (Salvatore,1993:14)
Valuta asing ini dibutuhkan untuk membayar barang dan jasa yang
dibeli dari dalam negeri serta asset diluar negeri yang mungkin berbentuk
investasi langsung. Kurs valuta asing berfungsi untuk mempermudah
perdagangan dan investasi internasional ( Nopirin, 1990 :101 )
Dalam sistematis kurs mengambang depresiasi atau apresiasi mata
uang akan mengakibatkan perubahan keatas eksport maupun import. Jika
kurs mengalami depresiasi, maka nilai mata uang dalam negeri menurun dan
berarti nilai mata uang Negara lain bertambah tinggi kursnya ( harganya )
akan menyebabkan eksport meningkat dan import cenderung menurun. Jadi
kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume
eksport. Apabila nilai kurs Dollar meningkat maka volume eksport juga
akan meningkat ( Sukirno, 2000 : 391 )
Pengaruh kurs valuta asing dirasa paling tinggi terhadap peningkatan
eksport. Jika kurs valuta asing mengalami penurunan maka akan
menyebabkan harag bahan baku import akan turun sehingga mengalami
peningkatan produksi, karena menguatnya nilai mata uang rupiah akan
menyababkan harga produk didalam negeri menjadi naik jika dijual Negara
lain . ( Boediono, 1994 : 97 )
Kurs valuta asing yang menggambang tidak terkendali itu akan
menyulitkan dalam perencanaan dan program pembangunan. Terutama
karena agak sukar meramalkan kurs dan valuta asing yang akan diterima
37
tetap sesuai dengan komitmen dalam APBN, seperti penerimaan pajak,
migas akan dapat meningkatkan penerimaan didalam rupiah. Akan tetapi
karena komponen import dari produksi migas yang cukup tinggi, maka
peningkatan nilai ekuivalen nilai rupiah yang diterima Negara tidak begitu
besar, karena adanya kecenderungan peningkatan valuate asing akan
memperbesar kewajiban pembayaran atau pengeluaran bagi import barang
dan jasa ( Kamaluddin, 1987 : 137 )
Gambar 4
Kurs Dollar terhadap Rp
( X )
Eksport ( Y2 )
PMA ( Y1 )
Pengeluaran pembangunan
( Y3 ) Pembayaran
import barang dan jasa
Harga barang dan jasa
38
2.2.6. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu dugaan atau pendapat sementara yang belum
tentu dapat diterima. Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan
landasan teori maka dapat ditarik hipotesa sebagai berikut:
a. Diduga kurs berpengaruh terhadap penanaman modal asing ( PMA ),
eksport, dan pengeluaran pembangunan.
b. Diduga kurs adalah variabel yang mempunyai pengaruh terhadap
penanaman modal asing ( PMA ), eksport, dan pengeluaran
pembangunan menjadi akan naik, dan pengaruh yang paling dominan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah mendefinisikan konsep yang akan
dioperasionalkan ke dalam penelitian baik berdasarkan teori yang ada
ataupun pengertian empiris. Definisi operasional dan pengukuran variabel
dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Kurs valuta asing (X1)
Nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang dari Negara lain. Nilai
tukar US $ dollar Amerika Serikat terhadap rupiah Indonesia dinyatakan
dalam satuan rupiah / US $ Dollar
2. Investasi Swasta Penanaman Modal Asing (PMA) (Y1)
Investasi yang berasal dari swasta yang berada di luar negeri tujuannya
untuk memperluas usaha dan mengembangkan perekonomian negara,
dinyatakan dalam ribu US $ Dollar.
3. Export (Y2)
Mengeluarkan barang – barang dalam peredaran masyarakat dan
mengirimkan ke luar negeri dan dinyatakan dalam satuan jutaUS $ Dollar
4. Pengeluaran pembangunan (Y3)
pengeluaran yang ditujukan untuk membiayai proses perubahan yang
merupakan perbaikan dan pembangunan menuju kemajuan yang ingin
dicapai. Pada dasarnya pembiayaan anggaran belanja pembangunan
41
digunakan untuk membiayai proyek-proyek dimana proyek-proyek
tersebut jika dilihat dari segi hasilnya berbentuk proyek fisik dan proyek
non fisik dinyatakan dalam juta rupiah.
3.2 Teknik Penentuan Data
Data-data yang dibutuhkan dieroleh dari Bank Indonesia (BI) cabang
Surabaya, Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya, Bursa Efek Surabaya
(BES), dan Badan penanaman Modal (BPM) Jawa Timur. Data yang
digunakan adalah data berkala (time series) periode tahunan dari tahun 1994
- 2008 (15 tahun).
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh
melalui buku-buku yang dipublikasikan oleh lembaga atau instansi yang
terkait. Lembaga atau instansi tersebut antara lain Bank Indonesia (BI)
cabang Surabaya, Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya, Bursa Efek
Surabaya (BES), dan Badan Penanaman Modal (BPM) Jawa Timur.
Sedangkan metode pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan
Mengadakan penelitian secara teoritis ke perpustakaan untuk mendapatkan
teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.
2. Dokumentasi
42
pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mencatat atau mengutip
data-data yang ada pada dokumen instansi-instansi terkait dengan masalah
yang dibahas.
3.4 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode kuantitatif
(perhitungan) dan juga dengan dengan metode kualitatif (analisa
berdasarkan teori), sedangkan regresi linier yang digunakan adalah regresi
linier sederhana dan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat.
Y1 = β0 + β1 X1
Y2 = β0 + β2 X1
Y3 = β0 + β3 X1
Keterangan :
Y1 : penanaman modal asing (PMA)
Y2 : Eksport
Y3 : pengeluaran pembangunan
X1 : kurs valuta asing
βo = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien regresi
ei = Variabel pengganggu
Sedangkan guna mengetahui apakah model layak untuk digunakan
43
menyebabkan variabel terikat, maka perlu diketahui nilai R2
(koefisien determinan) dengan menggunakan rumus :
R2 =
total Jk
regresi Jk
. .
(Sudrajad, 1988 : 84)
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
Jk = Jumlah Kuadrat
Karakteristik utama R2 adalah :
a. R2 mempunyai batas-batas nilai antara -1 dan +1 atau -1 ≤ R ≤ + 1 (tetapi
pada umuny mempunyai batas-batas nilai antara -1 dan +1 atau -1 ≤ R ≤ +
1 (tetapi pada umunya antara 0 dan +1 dikarenakan sulitnya menemukan
tanda), sedangkan batas koefisien determinasi antara nol dan satu atau 0 ≤
R2≤ 1 + 1
b. Fungsi R2 tidak akan menurun dengan semakin bertambahnya variabel
bebas.
3.4.2 Uji t
Parsial test dengan menggunakan uji t. pengujian ini untuk menguji
seberapa besar pengaruh dan variabel bebas terhadap variabel terikat, yang
mempunyai kriteria, sebagai berikut :
H0 : βi = 0 (tidak ada pengaruh/non significant)
44
thitung =
) ( i
i
Se
(Sudrajad, 1988 : 91)
dengan derajat kebebasan = (k, n – k - 1)
keterangan :
β = koefisien regresi
Se = standar error
n = jumlah sampel
k = parameter regresi
i = variabel bebas
Kaidah keputusannya :
a. thitung ≥ ttabel , maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya terdapat
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. thitung ≤ ttabel , maka Ho diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada
pngaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Gambar 5 :
Distribusi penerimaan dan penolakan hipotesis
daerah tolak Ho Daerah tolak Ho
Daerah terima Ho
-ttabel ttabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Kondisi Geografis di Jawa Timur
Jawa Timur terletak antara 110.54 dan 115.57 BT , 5.37 dan 8.48 LS.
Dengan luas daratan mencapai 46.712,80 km2 dan terbagi dalam 37 wilayah
Kabupaten/Kota. Menurut kondisi geografisnya, Jawa Timur dibagi menjadi 3
bagian : dataran tinggi (lebih 100 meter di atas permukaan laut), sedang (45-100
meter), dan rendah (di bawah 45 meter) Jumlah penduduk Jawa Timur
berdasarkan sensus bulan Juni 2000 mencapai 34.525.588 jiwa terdiri dari
16.980.594 jiwa laki-laki dan 17.544.944 jiwa perempuan, dengan tingkat
kepadatan penduduk mencapai 720 jiwa/km2.
Berdasarkan letak geografis, kondisi sosio-kultur, potensi alam dan
infrastruktur, maka Jawa Timur dibagi 4 bagian:
Bagian Utara dan Pulau Madura, merupakan daerah pantai dan dataran rendah
serta daerah pegunungan kapur yang relatif kurang subur.
Bagian Tengah merupakan daerah dataran rendah dengan perbukitan dan
gunung-gunung berapi yang relatif subur.
Bagian Selatan-Barat (Daerah Mataraman) merupakan daerah pegunungan
dengan gunung-gunung berbatu dan kapur yang relatif kurang subur.
45
Bagian Timur, karena posisinya sebagai penghubung dengan Pulau bali dan
Indonesia bagian Timur, maka industri dan perdagangan merupakan sektor
yang potensial untuk dikembangkan.
4.1.2. Kondisi Perkembangan Kurs Dollar di Jawa Timur
Menigkatnya pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dipastikan akan
tetap bertahan, setidaknya hingga dua tahun mendatang. Kini pertumbuhan
ekonomi Jatim meningkat lebih tinggi dibandingkan nasional, yakni 5,01% dan
nasional 4,50%. engan telah dioperasikannya jembatan Suramadu memudahkan
arus transportasi ke Madura. Untuk itu para investor yang akan menamkan
modal ke Jatim ditarik untuk Kurs Dollar ke Madura, pengalihan ini
dikarenakan potensi Madura masih terbuka. Keoptimisan ini didukung dengan
bangkitnya sejumlah industri kecil yang menjadi penggerak utama
perekonomian, serta tumbuhnya Kurs Dollar di Jatim. Kurs Dollar di Jatim saat
ini berada di kisaran Rp 200-225 triliun, ini masih kurang Rp 50 triliun lagi
sampai akhir 2009. Pada 2010, idealnya lebih dari Rp 300 triliun. Menurutnya
sejumlah investor sudah berKurs Dollar ke Jatim. Apalagi dengan dibangunnya
jembatan Suramadu diyakini akan ikut menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2010 ini sudah ada investor dalam negeri yang melakukan
46
Meski demikian masih ada beberapa hal yang menghambat Kurs
Dollar, dan tentunya segera dibenahi, yakni memperbarui Peraturan Daerah
(Perda) di kabupaten/kota. Perda kabupaten/kota dinilainya menghambat
masuknya investor. Perda yang menghambat Kurs Dollar ini, di antaranya
kewajiban untuk investor memperbaharui izin Kurs Dollar setiap 5 tahun sekali.
”Pemprov Jatim punya kewenangan untuk melakukan pembaruan pada Perda
yang ada di Jatim. Ini karena selama tahun 2009 lalu, Kurs Dollar di Jawa
Timur mengalami penurunan. Bahkan hingga akhir November, Kurs Dollar
yang masuk 114 perusahaan. Sebanyak 84 perusahaan dari Penanaman Modal
Asing (PMA) dan 30 perusahaan dari Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN)
Jumlah tersebut lebih rendah dari realisasi Kurs Dollar yang masuk
Jatim di tahun 2008 sebanyak 93 PMA dengan total Kurs Dollar sebesar 2,58
miliar dollar AS dan 35 PMDN dengan total Kurs Dollar sebesar Rp 19,93
triliun. Sedangkan pada 2008 jumlah Kurs Dollar PMA mencapai 93 projek,
dan PMDN mencapai 35 proyek. Data Kurs Dollar 2009 ini belum keseluruhan
masuk ke BPM. Saat ini BPM masih menunggu data dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) pusat. Terkait perizinan, untuk Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) mengurus izin hanya membutukan waktu 16 hari,
namun untuk Penanaman Modal Asing (PMA) izinnya perlu waktu agak lama
yaitu 78 hari karena masih terkait dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal