• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN

PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR

SKRIPSI

Di ajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Ilmu Ekonomi

Oleh : AHMAD TOFAN 0611010041/ FE/ IE

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

ANALISISKURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN

PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR

Disusun Oleh :

0611010041/ FE/ IE AHMAD TOFAN

Telah dipertahankan dihadapkan dan diterima oleh Tim Penguji Skirpsi Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 30 April 2010

Pembimbing Utama : Tim Penguji

Ketua

Dra.Ec.Hj.Titiek Nurhadiyati

Sekretaris

Dra.Ec.Hamidah Hendrarini

Anggota

Drs.Ec.H.M.Taufik,MM

Dra.Ec.Hj.Titiek Nurhadiyati Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

NIP. 030 202 389

(3)

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI ……….. iii

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

ABSTRAKSI... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………... 1

1.2. Perumasan Masalah………... 5

1.3. Tujuan Penelitian………... 6

1.4. Manfaat Penelitian………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu………... 7

2.1.1 Perbandingan Penelitian... 11

2.2. Landasan Teori………... 11

2.2.1. Kurs Valuta Asing... 11

2.2.1.1. Definisi Kurs Valuta Asing... 11

2.2.1.2. Sistem Kurs Valuta Asing……… 12

(4)

iv

2.2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan

Nilai Tukar Mata Uang………. 14 2.2.1.5. Faktor yang Memepengaruhi Kurs... 16 2.2.1.6. Penawaran dan Permintaan Valuta Asing……… 18 2.2.2. Penanaman Modal Asing (PMA)……… 20 2.2.2.1. Pengertian Penanaman Modal Asing (PMA)……. 20 2.2.2.2. Jenis-Jenis Penanaman Modal Asing (PMA)... 22 2.2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Modal Asing……….. 23 2.2.2.4. Kondisi yang Menunjang Penanaman Modal

Asing di Jawa Timur. ………... 24 2.2.2.5. Penanaman Modal Asing Dalam Pembangunan… 25 2.2.2.6. Dampak Negatif Penanaman Modal Asing……….. 25 2.2.3. Eksport……….. 27 2.2.3.1. Pengertian Eksport……… 27 2.2.3.2. Tujuan Eksport………. 28 2.2.3.3. Cara – cara Meningkatkan Daya Saing Eksport… 28 2.2.3.4. Aneka Cara Eksport……… 29 2.2.3.5. Masalah Yang Dihadapi Eksport……… 30 2.2.4. Pengeluaran Pembangunan……… 31

2.2.4.1. Pengeluaran Pembangunan Melalui Belanja

(5)

v BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional DanPengukuran Variabel... 39

3.2. Teknik Penentuan data... 40

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 40

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis... 41

3.5. Uji T... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian……… 44

4.1.1. Kondisi Geografis Di Jawa Timur……… 44

4.1.2. Perkembangan Kurs Dollar di Jawa Timur……….. 45

4.2. Deskripsi Hasil Penenelitian………... 47

4.2.1. Perkembangan Kurs Valas……… 48

4.2.2. Perkembangan Penanaman Modal Asing…………. 49

4.2.3. Perkembangan Eksport……….. 50

4.2.4. Perkembangan Pengeluaran Pembangunan…... 51

4.3. Uji Hipotesis Secara Parsial……… 52

4.3.1. Pembahasan……… 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………. 58

5.2. Saran……… 59 DAFTAR PUSTAKA

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kurs, Import, dan Eksport... 17

Gambar 2. Jumlah Permintaan Kurs... 19

Gambar 3. Jumlah Penawaran Kurs………. 20

Gambar 4. Kerangka Pikir………. 37

Gambar 5. Distribusi Penerimaan dan Penolakan Hipotesis………… 43

Gambar 6. Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Kurs (X1 Terhadap Penanaman Modal Asing (Y ) 1 Gambar 7. Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Kurs (X )……….... 54

1 Terhadap Eksport (Y ) 2 Gambar 8. Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Kurs (X )……….... 55

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perkembangan Kurs Valas... 48

Tabel 2. Perkembangan Penanaman Modal Asing... 49

Tabel 3. Perkembangan Eksport……….. 50

Tabel 4. Perkembangan Pengeluaran Pembangunan... 51

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Input Kurs Valas (X1

(Y

), Penanaman Modal Asing

1), Eksport (Y2), Penegeluaran Pembangunan (Y3

Lampiran 2 : Uji Regresi Linier Sederhana PMA

)

Lampiran 3 : Uji Regresi Linier Sederhana Eksport

(9)

ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI

PENANANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN

PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR

Oleh :

Abstraksi Ahmad Tofan

Dalam melakukan perdagangan internasional nilai suatu komoditi suatu selalu dinyatakan dalam satuan mata uang, baik mata uang domestik maupun mata uang asing. Adanya transaksi dari berbagai jenis mata uang ini menimbulkan penukaran suatu mata uang terhadap mata uang lainya yang dikenal sebagai sistem kurs. Hal ini menyebabkan valuta asing menjadi alat terpenting bagi perdagangan komoditi di pasar internasional. Namun sering kali terjadi kebingungan dalam suatu perdagangan komoditi tertentu yang berhubungan dengan valuta asing, karena nilai dari valuta asing selalu berubah – ubah sesuai dengan penawaran dan permintaan di pasar uang. Perubahan nilai valuta asing ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat suku bunga, perubahan tingkat pendapatan, serta seberapa besar peran pemerintah dalam perekonomian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badam Pusat Statistik Jawa Timur mulai tahun 1994 – 2008. Teknik analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Sederhana dengan menggunakan alat bantu komputer program Statistic Program for Social Science (SPSS), yang menunjukkan pengaruh atau tidaknya signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

(10)
(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pergerakan globalisasi yang semakin meluas, dalam

melakukan perdagangan internasional nilai suatu komoditi suatu selalu

dinyatakan dalam satuan mata uang, baik mata uang domestik maupun mata

uang asing. Adanya transaksi dari berbagai jenis mata uang ini

menimbulkan penukaran suatu mata uang terhadap mata uang lainya yang

dikenal sebagai sistem kurs. Hal ini menyebabkan valuta asing menjadi alat

terpenting bagi perdagangan komoditi di pasar internasional. Namun sering

kali terjadi kebingungan dalam suatu perdagangan komoditi tertentu yang

berhubungan dengan valuta asing, karena nilai dari valuta asing selalu

berubah – ubah sesuai dengan penawaran dan permintaan di pasar uang.

Perubahan nilai valuta asing ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya

perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat suku bunga, perubahan tingkat

pendapatan, serta seberapa besar peran pemerintah dalam perekonomian.

( Madura, 2000: 100 )

Nilai tukar ( kurs ) merupakan harga mata uang suatu negara yang

dinyatakan dalam mata uang negara lain, dimana akan terdapat

(12)

2

asing atau yang sering disebut dengan istilah valuta asing bukan saja

berfungsi sebagai alat pembayaran, alat nilai dan alat satuan hitung

sebagaimana fungsi uang pada umumnya, tapi valuta asing juga menjadi

salah satu komoditi yang dapat diperjualbelikan. Di bursa valuta asing, nilai

mata uang asing dinyatakan dalam dua macam harga (kurs) yaitu kurs beli

(bid price ) dan kurs jual ( ask price ). Selisih yang timbul dari kedua harga

ini disebut bid atau ask spread yang tidak lain merupakan keuntungan bagi

pedagang valuta asing. ( Sinrem I, 2002 )

Di Indonesia sendiri dahulu pernah diterapkan sistem tukar tetap

(fixed exchange rate system ), dimana dalam jangka pendek sistem ini dapat

mendukung stabilitas nilai tukar rupiah bila didukung dengan strategi

inward looking yang mewarnai kebijakan ekonomi pada periode tertentu.

Seiring dengan berjalanya waktu ternyata sistem nilai tukar tetap ini

mengalami kelemahan, sehingga ditetapkan sistem nilai tukar mengambang

terkendali ( managed floating exchange rate system ) dimana nilai tukar

rupiah dikendalikan oleh Bank Sentral sejak November 1978. Selanjutnya

sistem ini diubah menjadi sistem nilai tukar mengambang fleksibel ( free

floating exchange rate system ) sebagai akibat dari adanya inflasi yang

cukup tinggi yang merupakan salah satu dampak dari krisis moneter yang

(13)

3

Dalam keuangan internasional dikenal teori yang sangat popular

sekaligus kontroversi, yaitu teori paritas daya beli (purchasing power

parity), teori paritas suku bunga ( interest rate parity ), dan teori efek fisher

internasional ( Interntional Fisher Effect ). Paritas daya beli merupakan teori

yang menjelaskan hubungan antara tingkat inflasi relatif dengan nilai tukar

mata uang suatu negara. Sementara paritas suku bunga membahas hubungan

antara suku bunga relatif dengan nilai tukar mata uang. Sedangkan teori efek

Fisher Internasional menjelaskan hubungan antara suku bunga nominal

relatif dengan nilai tukar mata uang. Paritas daya beli merupakan salah satu

dari ketiga teori tersebut yang paling sering diuji kebelakuanya karena teori

ini dapat digunakan untuk menerangkan bagaimana kurs bereaksi terhadap

perubahan tingkat inflasi pada setiap negara .(Sinrem I, 2002)

Penjelasan dari teori paritas daya beli ( purchasing power parity atau

PPP ) merupakan suatu teori yang langsung menerapkan hukum satu harga

(the law of one price) dimana nilai tukar antara mata uang domestik dan

komoditi domestik seharusnya sama dengan nilai tukar antara mata uang

domestik dengan komoditi luar negeri. Namun dalam kenyataanya ada

beberapa kesulitan dalam teori PPP yang timbul karena berbagai faktor

antara lain intervensi pemerintah, hambatan perdagangan, banyaknya variasi

produk, perbedaan cita rasa konsumen dan informasi yang juga

membutuhkan biaya. ( Salvatore, 1997 : 44 )

Pada umunya teori purchasing power parity banyak berlaku pada

(14)

4

Jepang, Inggris, Perancis. Sedangkan di Indonesia teori ini tidak berlaku

karena kurs selalu dipantau oleh pemerintah melalui Bank Indonesia.

Untuk membandingkan nilai gerak kurs valas atau fluktuasi nilai tukar

dilihat dari perbandingan antara tahun 2007 dengan tahun 2008 dimana,

pada tahun 2007, model nilai tukar rupiah terhadap Dollar ditentukan oleh

keseimbangan penawaran dan permintaan uang. Berdasarkan model nilai

tukar rupiah terhadap Dollar AS, maka nilai tukar terhadap Dollar pada tahu

2007 adalah pada kisaran Rp 9088 ( batas bawah ) sampai dengan

diperkirakan pada bata atas pada kisaran Rp 9106 per Dollar AS. Kisaran

prediksi nilai tukar ini diperkirakan akan berdampak positif bagi pencapaian

target inflasi 2007 sebesar 6% plus minus 1%. Dismping itu level bawah

Rp9.088 per USD bisa diterima eksportir dan importir.

Sedangkan pada tahun 2008 rupiah relatif stabil, namun tekanan

perekonomian global dan kebijakan menaikkan BI rate di bulan Oktober

nampaknya tak lagi mampu menahan rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap

USD terus melemah, pada awal tahun nilai tukar rupiah terhadap USD

berada pada posisi Rp 9.153, terus menurun bahkan sempat menyentuh level

Rp 11.300, ini merupakan kurs terburuk dalam tiga tahun terakhir.

Pelemahan ini disinyalir karena terimbas fluktuasi mata uang dominan

dunia.

Berdasarkan yield curve obligasi yang dikeluarkan Bank Indonesia,

(15)

5

masih 7,83% dan per 31 Oktober 2008 telah naik menjadi 13,76%,

kebijakan menaikkan BI rate dianggap hanya untuk membela orang-orang

berduit (investor), sementara sektor riil dibiarkan mati secara berlahan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang diharapkan mampu menganalisa apakah kurs

valuta asing berpengaruh terhadap penanaman modal asing ( PMA ),

eksport, dan pengeluaran pembangunan di Jawa Timur.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dalam

penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a) apakah kurs valuta asing berpengaruh terhadap penanaman modal asing

(PMA ), eksport, dan pengeluaran pembangunan di Jawa Timur ?

b) Variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

(16)

6

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah :

a) Untuk menganalisis pengaruh kurs valuta asing terhadap penanaman

modal asing ( PMA ), eksport, dan pengeluaran pembangunan di Jawa

Timur

b) Untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan

terhadap valuta asing.

1.4 Manfaat Penelitian

a) Bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan serta wawasan dalam bidang

perdagangan internasional khususnya tentang pengaruh kurs valuta asing

terhadap penanaman modal asing ( PMA ),eksport, dan pengeluaran

pembangunan d Jawa Timur

b) Bagi perguruan tinggi, penelitian ini dapat menambah perbendaharaan

perpustakaan UPN “veteran”Jawa Timur

c) Bagi intansi yang terkait sebagai bahan pertimbangan yang diharapkan

(17)

ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI

PENANANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN

PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR

Oleh :

Abstraksi Ahmad Tofan

Dalam melakukan perdagangan internasional nilai suatu komoditi suatu selalu dinyatakan dalam satuan mata uang, baik mata uang domestik maupun mata uang asing. Adanya transaksi dari berbagai jenis mata uang ini menimbulkan penukaran suatu mata uang terhadap mata uang lainya yang dikenal sebagai sistem kurs. Hal ini menyebabkan valuta asing menjadi alat terpenting bagi perdagangan komoditi di pasar internasional. Namun sering kali terjadi kebingungan dalam suatu perdagangan komoditi tertentu yang berhubungan dengan valuta asing, karena nilai dari valuta asing selalu berubah – ubah sesuai dengan penawaran dan permintaan di pasar uang. Perubahan nilai valuta asing ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat suku bunga, perubahan tingkat pendapatan, serta seberapa besar peran pemerintah dalam perekonomian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badam Pusat Statistik Jawa Timur mulai tahun 1994 – 2008. Teknik analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Sederhana dengan menggunakan alat bantu komputer program Statistic Program for Social Science (SPSS), yang menunjukkan pengaruh atau tidaknya signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

(18)
(19)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

a. Idiapinangsih (2003)“Beberapa Komponen yang Mempengaruhi Tingkat

Investasi Swasta di Indonesia”. Secara simultan F hitung sebesar 9,946 >

tabel yaitu 3,59 berarti variabel bebas inflasi (X1), ekspor (X2), kurs

valuta asing (X3) bersama – sama berpengaruh terhadap investasi swasta

di Indonesia. Secara parsial dengan variabel inflasi (X1) diperoleh t

hitung -0,840 < t tabel 2,201 berarti inflasi tidak berpengaruh terhadap

investasi swasta di Indonesia (Y). Variabel ekspor (X2) diperoleh hasil t

hitung 5,204 > t tabel 2,201 dan variabel kurs valuta asing (X3) diperoleh

hasil t hitung –4,867 > t tabel –2,201 yang berarti bahwa variabel ekspor

dan kurs valuta asing berpengaruh secara nyata terhadap investasi, hal ini

disebabkan karena untuk melakukan investasi para investor tidak hanya

melihat satu sisi inflasi saja melainkan banyak hal yang dapat dijadikan

bahan penting untuk melakukan investasi di suatu daerah maupun di

suatu negara.

b. Rakhman (2003 : 95). Dengan skripsinyaMengenai “Analisis pengaruh

tingkat inflasi, investasi dalam negeri, kurs valas dan penerimaan devisa

terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur”. Berdasarkan hasil

penelitian diperoleh secara simultan uji Fhitung > Ftabel, yang menyatakan

bahwa secara keseluruhan indikator tingkat iflasi (X1), investasi dalam

(20)

8

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur

(Y). dan secara parsial pada tingkat inflasi (X1), dalam pengujian

hipotesis diperoleh thitung sebesar -6,556 < ttabel sebesar -2,571 yang

menyatakan bahwa variabel (X1) berpengaruh secara nyata dan

berhubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur (Y),

pada variabel (X2) berpengaruh secara nyata dan berhubungan positif

terhadap variabel (Y). dan variabel (X3) berpengaruh secara nyata dan

berhubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.

Pada variabel (X4) secara parsial berpengaruh secara nyata dan

berhubungan positif ter4hadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur (Y).

c. Nugroho (2003 ; IX). Dengan judul “ beberapa faktor nilai kurs Rupiah

terhadap Dollar AS di Indonesia”. Hasilnya analisis diperoleh, bahwa

model analisis yang digunakan dalam penelitian adalah model regreai

linier berganda dan selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui

pengaruh simultan digunakan, uji F dan untuk mengetahui secara parsial

digunakan uji t dengan ketiga variabel bebas trdiri dari tingkat suku

bunga ( X1 ) eksport neto ( X2 ) pertumbuhan ekonomi ( X3)terhadap

nilai kurs Rupiah terhadap Dollar ( y). berdasarkan hasil analisis regresi

linier berganda diperoleh ada pengaruh secara serempak ketiga variabel

bebas tersebut terhadap nilai kurs rupiah terhadap dollar. Secara parsial

ringkat suku bunga ( X1 ) tidak berpengaruh terhadap nilai kurs rupiah

dengan nilai thitung – 0,0795 < ttable – 2,3646, variabel eksport neto ( X2 )

(21)

9

2,3646, variabel pertumbuhan ekonomi ( X3 ) tidak berpengaruh terhadap

nilai kurs rupiah dengan nilai thitung -0,2552 < ttabel -2,3646.

=

e.

d. Koesdarno (2003, X). dengan judul “analisis beberapa faktor yang

mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar”. Hasilnya analisis

diperoleh bahwa dari penelitian ini yaitu secara simultan menunjukkan

adanya hubungan yang nyata anatara variabel bebas cadangan devisa,

suku bunga. Deposito dan tingkat inflasi terhadap variabel terikat nilai

tukarrupiah terhadap US dollar. Hal ini diketahui dari uji F yaitu

diperoleh Fhitung = 25,771 > Ftabel = 3,86, sedangkan secara parsial,

variabel cadangan devisa ( X1 ) berpengaruh nyata terhadap perubahan

nilai tukar rupiah terhadap US dollar (Y) dimana thitung = -0,288 > ttabel =

-2,262 dan variabel tingkat inflasi ( X3 ) berepengaruh nyata terhadap

nilai tukar rupiah terhadap US dollar (Y) dimana thitung = 2,415 ttabel

2,262.

Widiastuti (2003 ; IX). “Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi

fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di Indonesia”.

Hasilnya diperoleh bahwa dengan pengujian secara keseluruan atau

simultan ( uji F ) dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga deposito

dollar SIBOR ( X1 ), inflasi dalam negri (X2 ), dan perkembangan jumlah

uang uang beredar ( X3 ) mempengaruhi fluktuasi dengan menggunakan

level of significant sebesar α = 0,05, dapat diketahui bahwa variabel

bebas inflasi dalam negri ( X2 ) tidak berpengruh secara nyata terhadap

variabel terikat dengan thitung = -0,787 > - ttabel = 2,228, hal ini

(22)

10

rpengaruh terhadap

f.

akan terus dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan

produktifitas kegiatan ekonomi. Sedangkan variabel bebas tingkat suku

bunga deposito dollar SIBOR ( X1 ) diperoleh thitung =-2,319 < - ttabel =

-2,228 yang berarti bahwa kedua variabel ini be

fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

Asmara (2004, X). “faktor – faktor yang mempengaruhi nilai tukar

rupiah terhadapa dollar AS di Indonesia”. Hasilnya analisis diperoleh

bahwa dengan uji akar – akar dengan menggunakan tingkat signifikan

S%. hasil uji akar – akar unit menunjukkan variabel inflasi, suku bunga

deposito, import, dan pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Hasil

perhitungan uji akar – akar unit diketahui nilai ttabel sebesar

-292.277.022.293 dengan thitung untuk inflasi sebesar -527.719.844.747,

variabel suku bunga deposito dengan thitung sebesar -631.323.897.663,

untuk thitung variabel import sebear -163.577.448.056, dan untuk variabel

pertumbuhan dengan thitung sebesar -547.226.283.752 dengan hasil t-hitung

> t-tabel terdapat pengaruh signifikan variabel bebas secara parsial

terhadap nilai tukar rupiah terhadap US dollar di Indonesia. Sedangkan

untuk hubungan jangka pendek dan jangka panjang variabel inflasi

mempunyai hubungan negative terhadap nilai tukar rupiah terhadap US

dollar. Variabel suku bunga deposito mempunyai hubungan jangka

pendek dan jangka panjang yang positif terhadap nilai tukar rupiah

(23)

11

dan jangka panjang yang positif pula terhadap nilai tukar rupiah terhadap

2.1.1

hadap

penanaman modal asing ( PMA ), eksport, dan pengeluaran pembangunan

n menggunakan uji hipotesis regresi linier sederhana.

2.2.1 Kurs

2.2.1.

tuk US dollar di Indonesia.

Perbandingan penleitian terdahulu dengan penelitian sekarang

Dilihat dari penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang tentang

pengaruh kurs valuta asing adalah perbandingan penelitian terdahulu pada

variabel bebas ( X ) lebih dari satu variabel bebas ( X ) sehingga pengaruh

antar variabel bebas dengan variabel terikat terdapat hubungan yang

berdampak negatif, sebagai contoh pada penelitian Rakhman ( 2003 : 95 )

hubungan kurs valuta asing dengan pertumbuhan ekonomi selain berdampak

nyata dan berhubungan negative dengan pertumbuhan ekonomi di Jawa

Timur. Sedangkan pada penelitian sekarang variabel bebas hanya terdapat

satu variabel bebas,sedangkan variabel terikat terdapat tiga variabel.

Sehingga untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kurs valas ter

dilakukan denga

2.2 Landasan Teori

Valuta Asing

1 Pengertian Kurs Valuta Asing

Kurs Valuta Asing yaitu harga mata uang negara asing dalam satuan

mata uang domestik. (Samuelson dan Nordhaus, 1997:450)

Valuta asing atau foreign exchange atau foreign currency diartikan

(24)

12

melak

r

suatu

tapi pada umumnya kurs mata uang mengalami

fluktu

ya beli untuk menyediakan

kredit bagi perdagangan luar negeri dan untuk memberi fasilitas-fasilitas

ng) valuta asing.

2.2.1.2

1)

istemnya yang diperkenalkan untuk ukan untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan

yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. (Hady, 2001:15)

Kurs valuta asing adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap

mata uang dari negara tertentu yang ditetapkan berdasarkan faktor-faktor

ekonomi seperti cadangan devisa / posisi neraca perdagangan suatu negara

dengan negara lainnya. kurs valuta asing merupakan nilai atau harga tuka

mata uang dengan mata uang negara lainnya yang ditetapkan atau

terjadi dalam hubungan lalu lintas perdagangan dan moneter antar negara.

Kurs valuta asing dalam periode waktu tertentu dapat saja tetap

nilainya, dalam arti mengalami perubahan dari waktu ke waktu dalam

periode tersebut, akan te

asi bahkan ada kalanya mengalami guncangan atau gejolak yang

besar. (Boediono, 1981)

Pasar valuta asing adalah organisasi (pasar) yang didalamnya terdapat

individu-individu, perusahaan-perusahaan dan bank-bank yang melakukan

penjualan dan pembelian mata uang asing atau devisa sedangkan fungsi

pasar valuta asing adalah untuk mentransfer da

bagi pembatasan resiko (Ledgi

Sistem Kurs Valuta Asing

Sistem Kurs Tetap

Kurs tetap bukan merupakan kurs yang secara permanen abadi dan tetap,

(25)

13

lingi nilai prioritas dimana

sistem kurs tetap adalah :

internasional, tingkat bunga dan

c. dipertahankan melalui intervensi pemerintah,

pit dan terdefinisi dengan jelas.

2)

dan

rmintaan kurs mengambang akan

3)

n dalam pasar mata berfluktuasi dalam batas sempit yang mengeli

keduanya tetap berdiri dan kekal.

Karakteristik dalam

a. Stabilitas kurs jangka panjang dengan perubahan nilai paritas yang

jarang

b. Penyesuaian ketidakseimbangan neraca pembayaran temporer

melalui perubahan cadangan

pendapatan serta harga terhadap ketidakseimbangan fundamental

melalui perubahan nilai paritas.

Kurs yang stabil

dalam batas yang sem

(Jamli, 1993:191)

Sistem Kurs Mengambang

Karakteristik dalam kurs mengambang yaitu kurs berfluktuasi dengan

bebas sebagai reaksi perubahan permintaan dan penawaran valuta asing.

Sistem kurs mengambang tercipta tahun 1973. sistem kurs ini merupakan

sistem kurs yang paling sederhana dan sesuai dengan modal persaingan

kompetitif, dimana terdapat campur tangan pemerintah untuk mendukung

kurs sehingga kurs bebas bereaksi terhadap perubahan kondisi pasar

juga faktor-faktor yang mendasari pe

lebih berfluktuasi daripada sistem kurs tetap. (Suparmoko, 2000:370)

Sistem Kurs Mengambang Terkendali

Sistem kurs mengambang terkendali (Managed Floating System) adalah

(26)

14

asi jangka pendek atau tanpa

mem

2.2.1.

(terhadap barang dan jasa) di

masin

mi perubahan

pula. Kurs (power parity) yang didasarkan pada perubahan inilah yang

2.2.1.4 Fak

-faktor yang mempengaruhi nilai mata uang antara mata

um, atau suatu keadaan dimana senantiasa terjadi penurunan

ilai mata uang, karena semakin meningkatnya jumlah uang yang beredar

imasyarakat.

uang asing untuk memerlukan fluktu

pengaruhi arah jangka panjang dalam nilai tukar.

3 Teori Purchasing Power Parity (PPP)

Teori ini dikemukakan oleh ahli ekonomi dari Swedia, yang bernama

Gustav Cassel. Dasar teorinya bahwa, perbandingan nilai suatu mata uang

lain ditentukan oleh daya beli uang tersebut

g-masing negara. Pada dasarnya ada dua versi teori Purchasing Power

Parity, yakni interpretasi absolut dan relatif.

Menurut interpretasi absolut Purchasing Power Parity, perbandingan

nilai satu mata uang dengan mata uang lain (kurs tetap) ditentukan oleh

tingkat harga (the law of one price). Apabila terjadi perubahan harga yang

berbeda di kedua negara, maka kurs tersebut haruslah mengala

sering disebut kurs PP dalam arti relatif. (Nopirin, 1996:157).

tor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Tukar Mata

Uang

Adapun faktor

uang satu dengan mata uang lainnya atau negara lain :

1. Tingkat Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan dimana senantiasa terjadi peningkatan

harga-harga secara um

n

(27)

15

2.

egeri, sehingga akan

pemasukan modal yang cenderung menimbulkan

3.

g. Hal ini akan mengakibatkan nilai

ing mengalami peningkatan, dan mata uang dalam

4.

tau menjual mata uang asing dengan

urunan atau peningkatan dalam

5.

konomi moneter suatu negara yang stabil cenderung

mengakibatkan lebih kuat nilai mata uang negara tersebut.

(Nopirin, 1988:174) Tingkat Bunga

Apabila tingkat bunga dalam negeri lebih tinggi dari tingkat bunga luar

negeri akan mengakibatkan aktiva dalam negeri lebih menarik bagi

penanaman modal, baik dari dalam maupun luar N

menyebabkan terjadinya

apresiasi dalam nilai tukar mata uang dalam Negeri.

Tingkat Pendapatan

Bila pendapatan riil masyarakat dalam Negeri meningkat, maka

permintaan akan barang-barang impor akan meningkat, yang berarti

peningkatan permintaan valuta asin

tukar mata uang as

Negeri akan mengalami depresiasi.

Faktor Spekulasi

Spekulasi adalah kegiatan membeli a

tujuan memperoleh keuntungan dari pen

nilai tukar mata uang dalam Negeri.

Keadaan Politik dan Ekonomi Moneter

(28)

16

2.2.1.

tu valuta

luta, disebabkan oleh beberapa

1.

corak konsumen ke

barang-2.

a akan

ang impor akan menambah jumlah

3.

r pengaruhnya kepada kurs pertikaran valuta asing.

enurunkan nilai

4.

pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan

5 Faktor Yang Mempengaruhi Kurs

Perubahan dalam permintaan dan penawaran sua

menyebabkan perubahan dalam kurs va

faktor. Yang terpenting diantaranya akan diuraikan dibawah ini:

Perubahan dalam citarasa masyarakat.

Perubahan citarasa masyarakat mengubah

barang yang diproduksi dari dalam negeri maupun dari impor.

Perubahan harga barang ekspor dan impor.

Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang

menentukan apakah sesuatu akan di impor atau di ekspor. Barang-barang

dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang relative murah akan

menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka eksporny

berkurang. Pengurangan harga bar

impor dan kenaikan harga barang impor akan mengurangi impor.

Kenaikkan harga umum ( Inflasi ).

Inflasi sangat besa

Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk m

suatu valuta asing.

Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian inflasi.

Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting

(29)

17

g tinggi akan menyebabkan modal

Negara.

ilai mata uang negara tersebut akan

Kurs, Impor dan Ekspor

S

D

umber: Levi,D, Maurice, 2001. Keuangan Internasional, penerbit Andi, Yogyakarta,

modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga dan

tingkat pengembalian investasi yan

luar negeri masuk ke suatu

5. Pertumbuhan Ekonomi.

Efek yang diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi terhadap nilai mata

uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku.

Apabila kemajuan itu diakibatkan oleh perkembangan ekspor maka

permintaan mata uang Negara itu bertambah lebih cepat dari

penawarannya. Oleh karena itu, n

menurun.( Sukirno, 1994 : 402 ).

Permintaan dan Penawaran

S

halaman 133.

Dari gambar diatas, diketahui bahwa kurs menyamakan nilai ekspor

dan impor, dan karena itu yang menyamakan penawaran dan permintaan

terhadap mata uang Negara dihasilkan kejadian ini. Harga ekspor Negara

(30)

18

intaan mata uang dan dengan demikian

dapat merubah kurs ekuilibrium.

2.2.1.6 Pen

kin melemahnya mata uang yang bersangkutan.

(Kam

rsebu

maka jumlah yang diminta banyak. ( sukirno, 1981 : 26 – 28 )

Negara. Nilai tukar perdagangan suatu Negara dikatakan meningkat ketika

harga ekspor meningkat relatif terhadap harga impornya. Kurs ekuilibrium

yaitu pada saat jumlah mata uang yang ditawarkan sama dengan jumlah

yang diminta. Faktor selain kurs yang mempengaruhi ekspor dan impor

menggeser penawaran dan perm

awaran dan Permintaan Valuta Asing

Pada dasarnya modal penawaran dan permintaan valuta asing sama

dengan penawaran dan permintaan komoditi kedua-duanya akan

menghasilkan keseimbangan, tetapi disini keseimbangan valuta asing

sekaligus menggambarkan kurs dimana jumlah valas yang ditawarkan

modalnya di luar Negeri, sehingga memperbanyak pelarian modal ke luar

Negeri, akibatnya sema

aludin, 1987:105)

Dalam perekonomian pasar para produsen menciptakan barang dan

jasa bukan untuk memenuhi keinginan masyarakat atau para pembeli.

Besarnya permintaan masyarakat atas sesuatu barang ditentukan oleh

banyak faktor, seperti jumlah penduduk, tingkat pendapatana, dan tingkat

harga. Dalam teori ekonomi besarnya permintaan atas suatu barang biasanya

dihubungkan dengan tingkat harga. Apabila harga suatu barang tinggi maka

jumlah permintaan sedikit, dan sebaliknya apabila harga barang te t

(31)

19

1

D

Sumber : sukirno sadono, 1981, pengantar teori makro, lembaga Penerbit, FE UI, Jakarta, halaman 27

ka

jumla

hubungan harga dan

jumlah barang yang ditawarkan penjual dipasar adalah Gambar 2

Harga D

P A

P2 B

``O Q1 Q2 jumlah permintaan

Hubungan diantara tingkat harga dengan jumlah permintaan yang sifatnya

adalah seperti pada gambar tersebut diatas, dimana sumbu tegak

menggambarkan tingkat harga dan sumbu datar jumlah permintaan. Kurva DD

adalah kurva permintaan, yang menggambarkan sifat hubungan tingkat harga

dan jumlah permintaan yang diminta. Titik A misalnya, menggambarkan

bahwa apabila harga adalah P1 maka jumlah permintaan adalah Q1 atau

sebaliknya, apabila permintaan adalah Q1 maka tingkat harga adalah P1.

Sedangkan titik B menerangkan bahwa apabila tingkat harga adalah P2 ma

h permintaan adalah Q2 atau sebaliknya maka tingkat harga adalah P2.

Didalam pasar para penjual mempunyai sikap yang sebaliknya dan

sikap para pembeli, mereka cenderung akan menawarkan lebih banyak

barang, apabila harganya tinggi dan mengurangi jumlah harga yang

(32)

20

S

B

Sumber : sukirno sadono, 1981, pengantar teori makro, lembaga Penerbit, FE UI, Jakarta, halaman 28

pada PA jumlah barang

yang ditawarkan adalah lebih rendah sedikit daripada PB.

2.2.2.1 Pen

alam bentuk investasi langsung atau Gambar 3

Harga

P

PA

S

``O QA QB jumlah penawaran

Sumbu tegak menggambarkan tingkat harga dan sumbu datar menunjukkan

jumlah barang yang ditawarkan, kurva SS adalah kurva penawaran yang

menggambarkan besarnya jumlah penawaran pada berbagai tingkat

pendapatan. Misalnya pada harga PA jumlah penawaran adalah QA, dan

pada harga PB jumlah penawaran adalah QB. dapat dilihat bahwa tingkat

harga PA lebih rendah daripada tingkat harga PB dan

2.2.2 Penanaman Modal Asing (PMA)

gertian Penanaman Modal Asing

Dalam usaha meningkatkan laju Pembangunan Nasional sumber

pembiayaan dari luar Negeri harus ditingkatkan dan didukung dengan

(33)

21

Penan

l asing

nggung resiko dari penanaman modal tersebut.

( Ano

mendapatkan dari usaha

yang

Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

dal asing

am modal asing untuk

anam modal dalam Negeri dengan menggunakan modal dalam

egeri.

aman Modal Asing (PMA)

Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 Pasal 1 pengertian

Penanaman Modal Asing (PMA) di dalam Undang-Undang ini hanyalah

meliputi Penanaman Modal Asing (PMA) secara langsung dilakukan

menurut atau berdasarkan ketentuan Undang-Undang yang digunakan untuk

menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti bahwa pemilik moda

secara langsung mena

nim, 1967 : 2 )

Penanaman modal asing adalah investasi yang dilaksanakan oleh

pemilik modal asing didalam negeri kita untuk

dilaksanakan itu ( Suparmoko, 1992 : 294 )

Menurut

Undang-Modal Asing ( PMA ) :

1. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan

oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan mo

sepenuhnya maupun dengan penanaman modal dalam Negeri.

2. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik

oleh penanam modal dalan Negeri maupun penan

melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia.

3. Penanaman modal dalam Negeri adalah menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan

oleh pen

(34)

22

t berupa penanaman modal dalam Negeri

g melakukan penanaman

dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai

donesia

ang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.

g lain. dan secara langsung

menanggung resiko yang akan di hadapinya.

2.2.2.2 Jen

dapat mengambil bentuk

investasi langsung atau investasi tidak langsung.

4. Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan

penanaman modal yang dapa

dan penanaman modal asing.

5. Penanam modal asing adalah perseorangan warga Negara asing, badan

usaha asing, dan / atau pemerintah asing yan

modal di wilayah Negara Republik Indonesia.

6. Modal adalah asset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan

uang yang

ekonomis.

7. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh Negara asing,

perseorangan warga Negara asing, badan usaha, badan hukum In

y

Dari pengertian – pengertian tersebut diatas penanaman modal asing

adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menanamkan modal di negeri orang

lain dengan tujuan untuk mencari keuntungan di negeri orang lain atas usaha

yang dijalankan seseorang di negeri oran

is – Jenis Penanaman Modal Asing

Modal asing dapat memasuki suatu Negara dalam bentuk modal

(35)

23

a. Inves

ditanam di Negara pengimpor modal dengan cara

b. Inves

tau surat hutang oleh beberapa

Negara lain ( Jhigan, 1994 : 608 )

2.2.2.3 Fakto

dalam dua

pengaruhi perkembangan investasi di

diambil

erti tasi Langsung

Investasi Langsung adalah perusahaan dari Penanaman Modal

secara de facto ataupun de jure melakukan pengawasan atas asset

(aktiva) yang

investasi itu.

tasi tidak Langsung

Investasi tidak langsung lebih dikenal dengan investasi

portofolio yang sebagian besar terdiri penguasaan atas saham yang

dapat dipindahkan (yang dikeluarkan atau dijamin oleh Negara

pengimpor modal), atas saham a

r - Faktor yang Mempengaruhi Modal Asing

Faktor yang mempengaruhi modal asing dapat dibagi

bagian, yaitu faktor dalam Negeri dan faktor dari luar Negeri :

1. Faktor - faktor yang mem

dalam Negeri antara lain :

a. Kebijakan dan langkah-langkah deregulasi dan

debirokratisasi yang secara terus-menerus telah

pemerintah untuk menggairahkan iklim investasi.

b. Tersedianya sumber daya manusia dengan upah yang

kompetitif memberikan pengaruh terhadap minat investor

(36)

24

Indonesia

egeri yang mempunyai perkembangan

biaya produksi luar Negeri, terutama di

tinggi yaitu Jepang,

orea Selatan, Hongkong, dan Taiwan.

2.2 mur

nanaman modal di daerah

ikan pelayanan sebaik-baiknya kepada penanaman

ggulan-keunggulan komperatif yang ada di daerah

i. industri tekstil, industri sepatu, dan mainan anak-anak.

c. Tersedianya SDA yang berlimpah seperti minyak bumi,

gas, tambang dan hasil hutan maupun iklim dan letak

geografis serta kebudayaan dan keindahan alam

tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.

2. Faktor-faktor luar N

investasi antara lain :

a. Meningkatnya

Negara eropa.

b. Apresiasi mata uang di negara - negara yang jumlah

investasinya di Indonesia yang cukup

K

.2.4 Kondisi yang Menunjang Penanaman Modal Asing di Jawa Ti

1. Kebijakan Penanaman Modal di daerah bertujuan untuk :

a. Memperluas penyebaran pe

sampai tingkat daerah tinggi.

b. Memperlancar arus penanaman modal di daerah dengan

member

modal.

2. Adanya keun

antara lain :

a. Sarana dan prasarana di daerah yang cukup memada

(37)

25

up potensial.

2.2.2.5 Penanam

ian baru. Semua ini akan dapat mempercepat pembangunan

ekonomi.

2.2.2.6 Dam

nomian nasional dan proses

margi

c. Sumber Daya Alam (SDA) yang cuk

an Modal asing dalam Pembangunan

Bagi Negara sedang berkembang seperti Indonesia, impor modal

asing membantu mengurangi kekurangan tabungan domestic melalui

pemasukan peralatan modal dan bahan mentah, sehingga dengan

demikian dapat menaikkan laju tabungan dan pembentukan modal.

Jhigan ( 1994 : 605 ) mengemukakan bahwa penggunaan modal asing

tidak hanya mengatasi kekurangan modal saja tetapi juga

keterbelakangan teknologi. Bersamaan dengan modal uang dan modal

fisik, modal asing juga membawa serta ketrampilan teknik, tenaga

ahli, pengalaman organisasi, informasi pasar, tekni-teknik produksi

maju dan pembaharuan produk. Ia juga melatih tenaga kerja setempat

pada keahl

pak Negatif Penanaman Modal Asing

Kehadiran penanaman modal asing di Negara kita bukan merupakan

sesuatu yang baru bagi Negara dan masyarakat Indonesia. Kehadiran

investasi di bumi pertiwi tak pernah surut dari pro – kontra. Bagi yang pro,

kehadiran investasi asing di pandang sebagai engine of growth. Sementara

bagi yang anti, kehadiran investasi asing dipandang tak lebih dari dominasi

kekuatan modal asing dalam pereko

nalisasi kekuatan ekonomi domistik.

(38)

26

illiar ( 1981 ) menjadi US $ 25 milliar

(1991

nengah Nasional 2004-2009. Kendala

Negara

apasitas hukum, karena berlarutnya RUU

an yang jelas untuk mendorong pengalihan

ginya kasus korupsi, Negara berkembang ( termasuk Indonesia ) cukup pesat. Sebagai catatan,

investasi asing oleh perusahaan multinasional di Negara berkembang

meningkat pesat dari US $ 13 m

). ( Thirlwhall, 1994 : 328 )

Kinerja penanaman modal yang kurang baik sejak tahun 1996

menyebabkan lambatnya proses pemulihan ekonomi Negara kita beberapa

tahun setelah krisis. Beberapa tantangan yang dihadapi untuk

memberdayakan penanaman modal telah diakui Pemerintah dalam buku

Rencana Pembangunan Jangka Me

dan tantangan tersebut antara lain :

a. Persaingan kebijakan investasi yang dilakukan oleh

pesaing seperti China, Vietnam, Thailand dan Malaysia.

b. Masih rendahnya k

Penanaman Modal.

c. Lemahnya insentif investasi.

d. Kualitas SDM yang rendah dan terbatasnya infrastruktur.

e. Tidak adanya kebijak

teknologi dari PMA.

f. Masih tingginya biaya ekonomi karena ting

keamanan dan penyalah gunaan wewenang.

g. Meningkatnya nilai tukar riil efektif rupiah.

h. Belum optimalnya pemberian insentif dan fasilitasi.

Tantangan dan kendala di atas lambat laun mulai dapat diatasi oleh

(39)

27

gan dikeluarkannya berbagai

paket insentif investasi pada tahun 2006 ini.

2.2.3.1Peng

ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta

asing

alah

penge

adi dalam hal ini

ekspo

program pembangunan yang sedang berjalan untuk mewujudkan iklim

investasi yang sehat. Restrukturisasi lembaga pemerintahan segera

dilakukan dengan menuntaskan sinkronisasi peraturan antar sektor dan antar

pusat daerah. Peningkatan efisieni pelayanan ekspor impor ke pelabuhan,

kepabeanan dan administrasi ekspor dan import telah menjadi prioritas

penanganan oleh Instansi Pemerintah terkait. Pemangkasan prosedur

perijinanpun telah dilakukan sekaligus den

2.2.3.Ekspor

ertian ekspor

Menurut Amir ( 2003 : 100 ) ekspor adalah mengeluarkan barang –

barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan keluar negeri

sesuai

.

Menurut Sukirno (2002 : 380 ) mengatakan bahwa ekspor ad

luaran Negara– Negara lain ke atas barang-barang dan jasa-jasa.

Menurut sobri ( 2001 : 256 ) pengertian ekspor adalah suatu barang,

jasa atau asset modal yang dijual keluar negeri di pasar internasional,

kemudian diperoleh penerimaan dalam mata uang asing, j

r merupakan bagian dari perdagangan internasional.

Dari pengertian – pengertian tersebut diatas ekspor adalah suatu

negara tesebut memiliki kelebihan sumber yang dimiliki. Dengan kelebihan

(40)

28

g diperoleh dapat digunakan untuk

membiayai pembangunan negara.

r serta untuk

iluar negeri sebagai perluasan pasar domestik

dalam pasar internasional sehingga terlatih

2.2.3.

2003 : 93 ) daya saing ekspor dapat ditingkatkan dengan

cara

ologi sendiri, disamping

keunggulan nasional dengan mempergunakan

tekhnologi ciptaan sendiri.

negara tersebut memperoleh pendapatan dari penjualan ekspor yang

dilakukannya. Keuntungan yan

2.2.3.2Tujuan Ekspor

Menurut Amir ( 2003 : 101 ) tujuan ekspor antara lain :

a. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasaan pasa

memperoleh harga jual yang lebih baik (optimalisasi laba ).

b. Membuka pasar baru d

(membuka pasar ekspor)

c. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang.

d. Membiasakan diri bersaing

dalam persaingan tang ketat

3 Cara – cara Meningkatkan Daya Saing Ekspor

Menurut Amir, (

cara antara lain :

1. Melakukan evaluasi dan perbaikan dari semua faktor daya saing se

berkesinambungan baik faktor langsung maupun faktor tidak langsung.

2. Melakukan penelitian dan pengembanngan tekhn

identifikasi alih teknologi dan membeli teknologi.

(41)

29

2.2.3.4 Ane

elakukan ekspor dapat ditempuh

ra lain sebagai berikut :

1.

nsaksi yang sebelumnya sudah diadakan

importir luar negeri

2. Bart

eri untuk mendapatkan kembali pembayaran

3.

ka Cara Ekspor

Menurut Amir ( 1993 : 108 ) dalam m

beberapa cara anta

Ekspor biasa

Dalam hal ini barang dikirim keluar negeri sesuai dengan peraturan

umum yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri

untuk memenuhi suatu tra

dengan

er

Artinya adalah pengiriman barang – barang keluar negeri untuk

untuk ditukarkan langsung dengan barang yang dibutuhkan dalam

negeri. Dalam hal ini berarti penguriman barang, tidak menerima

pembayaran dalam mata uang asing, tapi dalam bentuk barang yang

dapat dijual di dalam neg

dalam mata uang rupiah.

Konsinyasi (consignment )

Yang dimaksud dengan konsinyasi adalah pengiriman barang

keluar negeri untuk dijual, sedangkan hasil penjualannya diperlukan

sama dengan hasil ekspor biasa. Jadi dalam hal ini barang dikrim keluar

negeri bukan ditukarkan dengan barang lain seperti dalam barter, dan

juga bukan untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnnya sudah

(42)

30

ng sebagai konsinyasi belum ada pembeli tertentu

4.

u sebaliknya dari negara itu akan di impor sejumlah jenis

Negara tersebut dan yang kiranya kita

5.

untuk memindahkan kekayaan

dari suatu Negara ke Negara lain tanpa memenuhi ketentuan yang

2.2.3.

43 ) dalam melakukan kegiatan ekspor suatu

permasalahan, yaitu :

Up-grading ( Sorting dan Upgrading )

5. asalah Perdagangan dan Pengepakan ( Storage dan Packing )

6. asalah Pemasaran pengiriman bara

diluar negeri.

Package – Deal

Dalam rangka memperluas pasaran hasil bumi, pemerintah ada

kalanya mengadakan perjanjian perdagangan dengan salah satu Negara.

Pada perjanjian ditetapkan sejumlah barang tertentu akan diekspor

kenegara it

barang yang dihasilkan di

butuhkan.

Penyeludupan ( Smuggling )

Setiap usaha yang bertujuan

berlaku.

5 Masalah Yang Dihadapi Ekspor

Menurut Amir, ( 1999 :

Negara akan menghadapi suatu

1. Masalah pengumpulan

2. Masalah Angkutan Darat

3. Masalah Pembiayaan Rupiah ( Rupiah Financing )

4. Masalah Sortasi dan

M

(43)

31

2.2.4

mbangunan adalah bagian dari macam pengeluaran

engeluaran pemerintah dibagi menjadi dua macam

peng

uruh kekayaan negara yang berbentuk

n ke

ingkatan.

sifikasi pengeluaran rutin daerah antara lain :

raan dan perbaikan

erjalanan dinas

Pengeluaran Pembangunan .

pengeluaran pe

pemerintah,dimana p

eluaran yakni :

1. Pengeluaran rutin

Yaitu pengeluaran atau belanja pemerintah untuk menunjang

tugas-tugas rutin, yang bersifat habis pakai atau konsumtif, karena dari

pengeluaran-pengeluaranyang telah dilakukan tidak akan mendapatkan hasil

kembali. Anggaran rutin memegang peranan penting dalam tata kehidupan

suatu daerah, karena melalui anggaran rutinlah roda administrasi

pemerintahan dan penyediaan jasa-jasa kepada masyarakat disediakan selain

untuk memelihara kelangsungan sel

modal tetap yang sudah ada. Volume anggaran belanja rutin dari tahu

tahun pasti mengalami pen

Yang termasuk dalam kla

1. Belanja pegawai

2. Belanja barang

3. Belanja pemeliha

4. Belanja p

5. Belanja pensiun

6. Subsidi

(44)

32

unakan untuk membiayai proyek dimana

proyek-proyek tersebut jika dilihat dari segi hasilnya berbentuk proyek-proyek fisik dan

2.2.4.

pengalokasian belanja

t dan daerah serta antar daerah;

atkan kualitas pelayanan daerah;

 Mendukung program pembangunan nasional, melalui sinkronisasi

pembangunan di daerah dengan rencana pembangunan nasional

Yaitu pengeluaran pembangunan adalah pengeluaran yang ditujukan

untuk membiayai proses perubahan yang merupakan perbaikan dan

pembangunan menuju kemajuan yang ingin dicapai. Anggaran

pembangunan digunakan untuk membiayai suatu proyek yang mempunyai

batas waktu tertentu, dimana setelah proyek selesai maka pembiayaannya

akan selesai pula. Pada dasarnya pembiayaan anggaran belanja

pembangunan dig

proyek non fisik.

1 Pengeluaran Pembangunan melalui Belanja Daerah

Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional.

Oleh karena itu pembiayaan pembangunan melalui belanja daerah

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembiayaan pembangunan

secara nasional. Untuk tahun 2007, kebijakan dalam

daerah tetap diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan otonomi yang

luas, nyata dan bertanggung jawab, dengan tujuan:

 Mengurangi kesenjangan fiskal antara pusa

 Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya nasional;

 Meningk

 Meningkatkan kemampuan daerah dalam menggali pendapatan asli

(45)

33

Sesuai dengan amanat UU no. 33 tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan pusat dan daerah, maka arah kebijakan dana dibagi antara Dana

Alokasi Umum ( DAU ) dan Dana Alokasi Khusus ( DAK ) :

1. Dana Alokasi Umum ( DAU )

Berkaitan dengan dana alokasi umum, besaran dana alokasi umum

diarahakan untuk mencapai rasio dana alokasi umum sebesar 26

persen dari penerimaan dari sedanagkan disisi perencanaan

pengalokasianya upaya untuk meningkatkan akurasi data dasar

perhitungan dana alokasi umum akan terus ditingkatkan.

2. Dana alokasi khusus ( DAK )

Dana alokasi khusus merupakan dana yang dialokasikankepada

daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan

khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas

nasional.

Dana alokasi khusus diupayakan meningkat dengan tetap disesuaikan

dengan kemampuan keuangan Negara berdasarkan pertimbangan –

pertimbangan sebagai berikut :

1. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan

di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan

sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar yang merupakan urusan daerah;

2. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah pesisir

(46)

34

tertinggal/terpencil serta daerah yang termasuk kategori daerah ketahanan

pangan;

3. Diarahkan untuk mendorong penyediaan lapangan kerja, meningkatkan akses

penduduk miskin terhadap prasarana dasar serta mendorong pertumbuhan

ekonomi melalui peningkatan produktivitas dan diversifikasi ekonomi

terutama di perdesaan;

4. Menghindarkan tumpang tindih kegiatan yang didanai dari DAK dengan

kegiatan yang didanai dari anggaran Kementerian/Lembaga;

5. Mengalihkan kegiatan-kegiatan yang didanai dari dana dekonsentrasi dan

tugas pembantuan yang telah menjadi urusan daerah secara bertahap menjadi

DAK;

6. Bidang atau program yang didanai oleh DAK yaitu :

 Pendidikan, untuk menunjang pelaksanaan program wajib belajar (Wajar)

9 tahun bagi masyarakat di daerah terutama masyarakat miskin, baik di

perkotaan maupun di perdesaan;

 Kesehatan, untuk meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan

kesehatan masyarakat terutama masyarakat miskin baik di perkotaan

maupun di perdesaan;

 Infrastruktur jalan, untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat

pelayanan transportasi serta membuka keterisolasian daerah;

 Infrastruktur irigasi, untuk mempertahankan tingkat pelayanan jaringan

(47)

35

 Infrastruktur air bersih, untuk meningkatkan prasarana air bersih bagi

masyarakat di desa-desa rawan air bersih dan kekeringan serta daerah

kumuh di perkotaan;

 Pertanian, untuk meningkatkan sarana dan prasarana pertanian guna

mendukung ketahanan pangan dan agribisnis;

 Kelautan dan perikanan, untuk meningkatkan sarana dan prasarana dasar

di bidang perikanan;

 Prasarana pemerintahan di daerah pemekaran, untuk meningkatkan kinerja

daerah dalam menyelenggarakan pembangunan dan pelayanan publik.

 Lingkungan hidup, untuk meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan

lingkungan hidup

2.2.5 Kerangka Pikir

Setiap mata uang selalu menghadapi kemungkinan penurunan nilai

tukar ( Depresiasi ) terhadap mata uang lainya atau sebaliknya mengalami

kenaikan nilai tukar ( Apresiasi ), maka kalangan keuangan Internasional

lebih suka menggunakan indikator kurs efektif ( effective exchange rate )

adalah rata – rata kurs antara mata uang domestik dengan mata uang dari

sejumlah dari negara lain yang menjadi mitra – mitra dagang terpentingnya.

Jadi faktor yang diutamakan adalah arti penting relatif hubungan dagang

antar satu negara dengan sejumlah negara lain yang menjadi mitra dagang

yang terbesar ( Salvatore, 1997 : 13 )

Pada tingkat kurs valuta asing, apabila kurs valuta asing mengalami

(48)

36

naiknya nilai mata uang maka pertumbuhan ekonomi positif sehingga

Penanaman Modal Asing akan mengalami kenaikan. (Salvatore,1993:14)

Valuta asing ini dibutuhkan untuk membayar barang dan jasa yang

dibeli dari dalam negeri serta asset diluar negeri yang mungkin berbentuk

investasi langsung. Kurs valuta asing berfungsi untuk mempermudah

perdagangan dan investasi internasional ( Nopirin, 1990 :101 )

Dalam sistematis kurs mengambang depresiasi atau apresiasi mata

uang akan mengakibatkan perubahan keatas eksport maupun import. Jika

kurs mengalami depresiasi, maka nilai mata uang dalam negeri menurun dan

berarti nilai mata uang Negara lain bertambah tinggi kursnya ( harganya )

akan menyebabkan eksport meningkat dan import cenderung menurun. Jadi

kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume

eksport. Apabila nilai kurs Dollar meningkat maka volume eksport juga

akan meningkat ( Sukirno, 2000 : 391 )

Pengaruh kurs valuta asing dirasa paling tinggi terhadap peningkatan

eksport. Jika kurs valuta asing mengalami penurunan maka akan

menyebabkan harag bahan baku import akan turun sehingga mengalami

peningkatan produksi, karena menguatnya nilai mata uang rupiah akan

menyababkan harga produk didalam negeri menjadi naik jika dijual Negara

lain . ( Boediono, 1994 : 97 )

Kurs valuta asing yang menggambang tidak terkendali itu akan

menyulitkan dalam perencanaan dan program pembangunan. Terutama

karena agak sukar meramalkan kurs dan valuta asing yang akan diterima

(49)

37

tetap sesuai dengan komitmen dalam APBN, seperti penerimaan pajak,

migas akan dapat meningkatkan penerimaan didalam rupiah. Akan tetapi

karena komponen import dari produksi migas yang cukup tinggi, maka

peningkatan nilai ekuivalen nilai rupiah yang diterima Negara tidak begitu

besar, karena adanya kecenderungan peningkatan valuate asing akan

memperbesar kewajiban pembayaran atau pengeluaran bagi import barang

dan jasa ( Kamaluddin, 1987 : 137 )

Gambar 4

Kurs Dollar terhadap Rp

( X )

Eksport ( Y2 )

PMA ( Y1 )

Pengeluaran pembangunan

( Y3 ) Pembayaran

import barang dan jasa

Harga barang dan jasa

(50)

38

2.2.6. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu dugaan atau pendapat sementara yang belum

tentu dapat diterima. Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan

landasan teori maka dapat ditarik hipotesa sebagai berikut:

a. Diduga kurs berpengaruh terhadap penanaman modal asing ( PMA ),

eksport, dan pengeluaran pembangunan.

b. Diduga kurs adalah variabel yang mempunyai pengaruh terhadap

penanaman modal asing ( PMA ), eksport, dan pengeluaran

pembangunan menjadi akan naik, dan pengaruh yang paling dominan

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah mendefinisikan konsep yang akan

dioperasionalkan ke dalam penelitian baik berdasarkan teori yang ada

ataupun pengertian empiris. Definisi operasional dan pengukuran variabel

dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Kurs valuta asing (X1)

Nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang dari Negara lain. Nilai

tukar US $ dollar Amerika Serikat terhadap rupiah Indonesia dinyatakan

dalam satuan rupiah / US $ Dollar

2. Investasi Swasta Penanaman Modal Asing (PMA) (Y1)

Investasi yang berasal dari swasta yang berada di luar negeri tujuannya

untuk memperluas usaha dan mengembangkan perekonomian negara,

dinyatakan dalam ribu US $ Dollar.

3. Export (Y2)

Mengeluarkan barang – barang dalam peredaran masyarakat dan

mengirimkan ke luar negeri dan dinyatakan dalam satuan jutaUS $ Dollar

4. Pengeluaran pembangunan (Y3)

pengeluaran yang ditujukan untuk membiayai proses perubahan yang

merupakan perbaikan dan pembangunan menuju kemajuan yang ingin

dicapai. Pada dasarnya pembiayaan anggaran belanja pembangunan

(52)

41

digunakan untuk membiayai proyek-proyek dimana proyek-proyek

tersebut jika dilihat dari segi hasilnya berbentuk proyek fisik dan proyek

non fisik dinyatakan dalam juta rupiah.

3.2 Teknik Penentuan Data

Data-data yang dibutuhkan dieroleh dari Bank Indonesia (BI) cabang

Surabaya, Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya, Bursa Efek Surabaya

(BES), dan Badan penanaman Modal (BPM) Jawa Timur. Data yang

digunakan adalah data berkala (time series) periode tahunan dari tahun 1994

- 2008 (15 tahun).

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh

melalui buku-buku yang dipublikasikan oleh lembaga atau instansi yang

terkait. Lembaga atau instansi tersebut antara lain Bank Indonesia (BI)

cabang Surabaya, Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya, Bursa Efek

Surabaya (BES), dan Badan Penanaman Modal (BPM) Jawa Timur.

Sedangkan metode pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan

Mengadakan penelitian secara teoritis ke perpustakaan untuk mendapatkan

teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.

2. Dokumentasi

(53)

42

pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mencatat atau mengutip

data-data yang ada pada dokumen instansi-instansi terkait dengan masalah

yang dibahas.

3.4 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

Data yang diperoleh dianalisis dengan metode kuantitatif

(perhitungan) dan juga dengan dengan metode kualitatif (analisa

berdasarkan teori), sedangkan regresi linier yang digunakan adalah regresi

linier sederhana dan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

Y1 = β0 + β1 X1

Y2 = β0 + β2 X1

Y3 = β0 + β3 X1

Keterangan :

Y1 : penanaman modal asing (PMA)

Y2 : Eksport

Y3 : pengeluaran pembangunan

X1 : kurs valuta asing

βo = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

ei = Variabel pengganggu

Sedangkan guna mengetahui apakah model layak untuk digunakan

(54)

43

menyebabkan variabel terikat, maka perlu diketahui nilai R2

(koefisien determinan) dengan menggunakan rumus :

R2 =

total Jk

regresi Jk

. .

(Sudrajad, 1988 : 84)

Dimana :

R2 = Koefisien determinasi

Jk = Jumlah Kuadrat

Karakteristik utama R2 adalah :

a. R2 mempunyai batas-batas nilai antara -1 dan +1 atau -1 ≤ R ≤ + 1 (tetapi

pada umuny mempunyai batas-batas nilai antara -1 dan +1 atau -1 ≤ R ≤ +

1 (tetapi pada umunya antara 0 dan +1 dikarenakan sulitnya menemukan

tanda), sedangkan batas koefisien determinasi antara nol dan satu atau 0 ≤

R2≤ 1 + 1

b. Fungsi R2 tidak akan menurun dengan semakin bertambahnya variabel

bebas.

3.4.2 Uji t

Parsial test dengan menggunakan uji t. pengujian ini untuk menguji

seberapa besar pengaruh dan variabel bebas terhadap variabel terikat, yang

mempunyai kriteria, sebagai berikut :

H0 : βi = 0 (tidak ada pengaruh/non significant)

(55)

44

thitung =

) ( i

i

Se  

(Sudrajad, 1988 : 91)

dengan derajat kebebasan = (k, n – k - 1)

keterangan :

β = koefisien regresi

Se = standar error

n = jumlah sampel

k = parameter regresi

i = variabel bebas

Kaidah keputusannya :

a. thitung ≥ ttabel , maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya terdapat

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. thitung ≤ ttabel , maka Ho diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada

pngaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Gambar 5 :

Distribusi penerimaan dan penolakan hipotesis

daerah tolak Ho Daerah tolak Ho

Daerah terima Ho

-ttabel ttabel

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Kondisi Geografis di Jawa Timur

Jawa Timur terletak antara 110.54 dan 115.57 BT , 5.37 dan 8.48 LS.

Dengan luas daratan mencapai 46.712,80 km2 dan terbagi dalam 37 wilayah

Kabupaten/Kota. Menurut kondisi geografisnya, Jawa Timur dibagi menjadi 3

bagian : dataran tinggi (lebih 100 meter di atas permukaan laut), sedang (45-100

meter), dan rendah (di bawah 45 meter) Jumlah penduduk Jawa Timur

berdasarkan sensus bulan Juni 2000 mencapai 34.525.588 jiwa terdiri dari

16.980.594 jiwa laki-laki dan 17.544.944 jiwa perempuan, dengan tingkat

kepadatan penduduk mencapai 720 jiwa/km2.

Berdasarkan letak geografis, kondisi sosio-kultur, potensi alam dan

infrastruktur, maka Jawa Timur dibagi 4 bagian:

Bagian Utara dan Pulau Madura, merupakan daerah pantai dan dataran rendah

serta daerah pegunungan kapur yang relatif kurang subur.

 Bagian Tengah merupakan daerah dataran rendah dengan perbukitan dan

gunung-gunung berapi yang relatif subur.

Bagian Selatan-Barat (Daerah Mataraman) merupakan daerah pegunungan

dengan gunung-gunung berbatu dan kapur yang relatif kurang subur.

(57)

45

 Bagian Timur, karena posisinya sebagai penghubung dengan Pulau bali dan

Indonesia bagian Timur, maka industri dan perdagangan merupakan sektor

yang potensial untuk dikembangkan.

4.1.2. Kondisi Perkembangan Kurs Dollar di Jawa Timur

Menigkatnya pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dipastikan akan

tetap bertahan, setidaknya hingga dua tahun mendatang. Kini pertumbuhan

ekonomi Jatim meningkat lebih tinggi dibandingkan nasional, yakni 5,01% dan

nasional 4,50%. engan telah dioperasikannya jembatan Suramadu memudahkan

arus transportasi ke Madura. Untuk itu para investor yang akan menamkan

modal ke Jatim ditarik untuk Kurs Dollar ke Madura, pengalihan ini

dikarenakan potensi Madura masih terbuka. Keoptimisan ini didukung dengan

bangkitnya sejumlah industri kecil yang menjadi penggerak utama

perekonomian, serta tumbuhnya Kurs Dollar di Jatim. Kurs Dollar di Jatim saat

ini berada di kisaran Rp 200-225 triliun, ini masih kurang Rp 50 triliun lagi

sampai akhir 2009. Pada 2010, idealnya lebih dari Rp 300 triliun. Menurutnya

sejumlah investor sudah berKurs Dollar ke Jatim. Apalagi dengan dibangunnya

jembatan Suramadu diyakini akan ikut menggerakkan pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun 2010 ini sudah ada investor dalam negeri yang melakukan

(58)

46

Meski demikian masih ada beberapa hal yang menghambat Kurs

Dollar, dan tentunya segera dibenahi, yakni memperbarui Peraturan Daerah

(Perda) di kabupaten/kota. Perda kabupaten/kota dinilainya menghambat

masuknya investor. Perda yang menghambat Kurs Dollar ini, di antaranya

kewajiban untuk investor memperbaharui izin Kurs Dollar setiap 5 tahun sekali.

”Pemprov Jatim punya kewenangan untuk melakukan pembaruan pada Perda

yang ada di Jatim. Ini karena selama tahun 2009 lalu, Kurs Dollar di Jawa

Timur mengalami penurunan. Bahkan hingga akhir November, Kurs Dollar

yang masuk 114 perusahaan. Sebanyak 84 perusahaan dari Penanaman Modal

Asing (PMA) dan 30 perusahaan dari Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN)

Jumlah tersebut lebih rendah dari realisasi Kurs Dollar yang masuk

Jatim di tahun 2008 sebanyak 93 PMA dengan total Kurs Dollar sebesar 2,58

miliar dollar AS dan 35 PMDN dengan total Kurs Dollar sebesar Rp 19,93

triliun. Sedangkan pada 2008 jumlah Kurs Dollar PMA mencapai 93 projek,

dan PMDN mencapai 35 proyek. Data Kurs Dollar 2009 ini belum keseluruhan

masuk ke BPM. Saat ini BPM masih menunggu data dari Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM) pusat. Terkait perizinan, untuk Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) mengurus izin hanya membutukan waktu 16 hari,

namun untuk Penanaman Modal Asing (PMA) izinnya perlu waktu agak lama

yaitu 78 hari karena masih terkait dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal

Gambar

Gambar 1. Kurs, Impor dan Ekspor
 Gambar 2 Harga
 Gambar 3 Harga
Gambar 4
+3

Referensi

Dokumen terkait

supply yang menyebabkan perubahan kurs tukar mata uang suatu negara.

Kurs valuta asing adalah harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain. Sedangkan kuotasi ( quotation ) valas merupakan suatu peryataan kesediaan

satu negara ke negara lain memerlukan pasaran valuta asing , yaitu pasaran yang melakukan pertukaran diantara sesuatu mata uang dengan berbagai mata uang lainnya..  Untuk

Valuta asing adalah valuta atau mata uang dari suatu negara yang merupakan alat pembayaran sah di negara tersebut yang dipergunakan sebagai mata uang asing bagi negara lain

 Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih nilai tukar yang timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas ke dalam suatu mata uang

Nilai tukar berperan penting dalam setiap perdagangan internasional, semakin tinggi nilai kurs (nilai mata uang sendiri turun relatif terhadap valuta asing) maka akan meningkatkan

Naik turunnya nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi dengan berbagai cara, yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara yang

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini merumuskan hipotesis pengaruh laju inflasi terhadap kurs valuta asing adalah sebagai berikut: H3: Terdapat hubungan pengaruh antara laju