• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HARGA DAN RESIKO PEMBELIAN TIKET PESAWAT LION AIR SECARA LANGSUNG DAN ONLINE PADA TOPSON DAN TRAVEL DI JEMURSARI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HARGA DAN RESIKO PEMBELIAN TIKET PESAWAT LION AIR SECARA LANGSUNG DAN ONLINE PADA TOPSON DAN TRAVEL DI JEMURSARI SURABAYA."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PESAWAT LION AIR SECARA LANGSUNG DAN ONLINE PADA

TOPSON DAN TRAVEL DI JEMURSARI SURABAYA

Yang Diajukan

0412010406/FE/EM Ernawati

Telah disetujui untuk diseminarkan dan menyusun skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Hj. Malicha Tanggal :

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(2)

PESAWAT LION AIR SECARA LANGSUNG DAN ONLINE PADA

TOPSON DAN TRAVEL DI JEMURSARI SURABAYA

Yang Diajukan

0412010406/FE/EM Ernawati

Telah disetujui untuk ujian lisan oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Hj. Malicha Tanggal :

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

Jawa Timur

(3)

i

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul

PERBEDAAN HARGA DAN RESIKO PEMBELIAN TIKET PESAWAT LION AIR SECARA LANGSUNG DAN ONLINE PADA TOPSON DAN TRAVEL DI JEMURSARI SURABAYA dapat diselesaikan dengan baik dan dengan kesungguhan hati.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka

akan sulit sekali bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Pada kesempatan

yang baik ini, perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati

untuk menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telibat secara

langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penyusunan

skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, Ketua Program Studi Manajemen

(4)

ii menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi

mahasiswa.

6. Ucapan terima kasih kepada Keluargaku, Bapak dan Ibu serta teman-teman

yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan baik moral maupun materiil

dengan tulus iklas.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harpkan guna

meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan

skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik

untuk mendalaminya di masa yang akan datang.

Surabaya, Nopember 2010

(5)

iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 11

2.1. Penelitian Terdahulu ... 11

2.2. Landasan Teori ... 12

2.2.1. Pemasaran ... 12

2.2.1.1. Manajemen Pemasaran ... 12

2.2.1.2. Evolusi Konsep Pemasaran ... 14

2.2.2. Bauran Pemasaran ... 16

2.2.3. Harga ... 18

2.2.3.1. Definisi Harga ... 18

2.2.3.2. Konsep dan Peranan Harga ... 18

2.2.3.3. Tujuan Penetapan Harga ... 21

(6)

iv

2.2.5. Pembelian ... 25

2.2.5.1. Pengertian Pembelian ... 25

2.2.5.2. Fungsi Pembelian ... 26

2.2.5.3. Tujuan Pembelian ... 27

2.2.6. Pengaruh Harga Terhadap Pembelian Konsumen ... 28

2.2.7. Pengaruh Resiko Belanja Terhadap Pembelian Konsumen ... 29

2.3. Model Konseptual ... 30

2.4. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Definisi Operesional Variabel ... 32

3.2. Pengukuran Variabel ... 33

3.3. Teknik Penentuan Sampel ... 34

3.3.1. Populasi ... 34

3.3.2. Sampel ... 34

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.4.1. Jenis Data ... 34

3.4.2. Sumber Data ... 34

3.4.3. Pengumpulan Data ... 35

(7)

v

4.1.1. Sejarah Singkat Obyek Penelitian ... 37

4.1.2. Gambaran Umum Subyek Penelitian ... 37

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 39

4.2.1. Deskripsi Variabel Pembelian Secara Online ... 39

4.2.2. Deskripsi Variabel Pembelian Secara Langsung ... 42

4.2.3. Deskripsi Hasil Analisis ... 44

4.3. Pembahasan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1. Kesimpulan ... 51

5.2. Saran ... 51

(8)

vi

Tabel 1.1 Data Penjualan Tiket Pesawat Terbang Secara Langsung dan

Online Pada Tahun 2008 – 2009 ... 7

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 38

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 39

Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Harga (X1) ... 40

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Resiko Pembelian (X2) ... 41

Table 4.6. Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Harga (X1) ... 42

Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Resiko Pembelian (X2) ... 43

Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik ... 44

Tabel 4.9. Test of Equality of Means ... 45

Tabel 4.10. Wilk’s Lambda ... 46

Table 4.11. Eigenvalues ... 47

Tabel 4.12. Standardized Canonical Discriminant Function Coefficien .... 47

(9)

vii Lampiran 2 Rekapitulasi Data

Lampiran 3 Input spss

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik dan Hasil Uji Test of Equality

Lampiran 5 Hasil Pengujian Wilk’s lambda, Eigenvalues, Standart

(10)

viii

Ernawati

Abstraksi

Sekarang kebutuhan masyarakat tidak lepas dari informasi baik dari media cetak maupun elektronik dengan semakin majunya perkembangan tehnologi maka semakin tinggi pula tingkat informasi yang dibutuhkan. Saat ini kebutuhan akan informasi sudah menjadi kebutuhan umum. Sekarang masyarakat bisa melakukan kegiatan transaksi belanja tidak hanya langsung bertatap muka dengan si penjual tetapi sekarang juga bisa dilakukan lewat media elektronik yaitu lewat internet. Belanja internet memungkinkan pelanggan untuk membandingkan produk yang ditawarkan oleh vendor Internet. Perbandingan ini termasuk salah satu keuntungan biaya bagi pelanggan, yang difasilitasi oleh Internet. Dengan belanja melalui internet diharapkan dapat meningatkan persaingan harga dan perbedaan harga diantara sempit internet vendor. Tujuan dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan antara pembelian langsung dan online dan apakah harga dan resiko pembelian yang membedakan pembelian lansung dan online.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Harga (X) dan Resiko Pembelian (Y). Skala pengukuran variabel menggunakan skala semantic differensial. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan pembelian tiket pesawat Lion Air di Topson Tour dan Travel baik secara online maupupn secara langsung. Jenis data penelitian adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh sebagai tanggapan dari kuesioner yang disebarkan kepada responden dan juga hasil dari wawancara dengan pihak-pihak yang mendukung penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriminan.

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara pembelian secara online maupun secara langsung dan variabel harga dan resiko pembelian dapat membedakan antara pembelian secara online maupun secara langsung..

(11)

PERBEDAAN HARGA DAN RESIKO PEMBELIAN TIKET

PESAWAT LION AIR SECARA LANGSUNG DAN ONLINE

PADA TOPSON DAN TRAVEL DI JEMURSARI SURABAYA

Ernawati

Abstraksi

Sekarang kebutuhan masyarakat tidak lepas dari informasi baik dari media cetak maupun elektronik dengan semakin majunya perkembangan tehnologi maka semakin tinggi pula tingkat informasi yang dibutuhkan. Saat ini kebutuhan akan informasi sudah menjadi kebutuhan umum. Sekarang masyarakat bisa melakukan kegiatan transaksi belanja tidak hanya langsung bertatap muka dengan si penjual tetapi sekarang juga bisa dilakukan lewat media elektronik yaitu lewat internet. Belanja internet memungkinkan pelanggan untuk membandingkan produk yang ditawarkan oleh vendor Internet. Perbandingan ini termasuk salah satu keuntungan biaya bagi pelanggan, yang difasilitasi oleh Internet. Dengan belanja melalui internet diharapkan dapat meningatkan persaingan harga dan perbedaan harga diantara sempit internet vendor. Tujuan dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan antara pembelian langsung dan online dan apakah harga dan resiko pembelian yang membedakan pembelian lansung dan online.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Harga (X) dan Resiko Pembelian (Y). Skala pengukuran variabel menggunakan skala semantic differensial. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan pembelian tiket pesawat Lion Air di Topson Tour dan Travel baik secara online maupupn secara langsung. Jenis data penelitian adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh sebagai tanggapan dari kuesioner yang disebarkan kepada responden dan juga hasil dari wawancara dengan pihak-pihak yang mendukung penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriminan

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara pembelian secara online maupun secara langsung dan variabel harga dan resiko pembelian dapat membedakan antara pembelian secara online maupun secara langsung..

(12)

1

1.1.Latar Belakang Masalah

Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam

persaingan usaha di segala bidang. Melihat kondisi tersebut menyebabkan

perusahaan semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam

memenuhi target volume penjualan. Mengingat perkembangan teknologi yang

cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Menurut Kotler

(2002:34), dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus

dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang

terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan

berubah-ubah.

Sekarang ini konsumen sudah sangat teliti dalam membeli suatu produk

karena banyaknya produk yang ada di pasaran dan banyaknya informasi yang

diterima dari produsen. Hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan untuk

memuaskan pelanggannya sangat sulit. Untuk mampu bersaing, perusahaan juga

harus mampu menciptakan suatu peluang yang belum dilakukan oleh para

pesaingnya untuk bisa tercipta suatu usaha yang mempunyai nilai lebih di

tengah-tengahnya terjadinya persaingan tersebut. Dalam proses pertumbuhan dan

persaingan yang ketat, perusahaan harus dapat untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan para konsumen dengan memberikan pelayanan yang semaksimal

mungkin. Karena pada saat ini para konsumen sangat memperhatikan kualitas

(13)

baik diharapkan konsumen akan tetap setia menjadi pelanggan. Menciptakan dan

meningkatkan kualitas layanan sehingga para konsumen telah kecewa terhadap

barang yang akan mereka beli.

Kebutuhan tersebut yang ditangkap oleh pengusaha sebagai peluang untuk

mengembangkan kinerja bisnisnya dengan melakukan pengamatan terhadap

perilaku konsumen. Kinerja bisnis akan tercapai dengan baik apabila unit

pemasaran bekerja dengan maksimal dalam usaha memperoleh konsumen yang

potensial. Menurut Sigit (2002:6) pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang

diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan pemilikan barang atau

jasa dan untuk menyelanggarakan distribusi fisiknya sejak dari produsen awal

sampai konsumen akhir. Sedangkan Swasta, Handoko (2006:6) menyatakan

bahwa terdapat falsafah bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat

ekonomi dan social bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsep pemasaran

bertujuan memberikan kepuasan terhdapa keinginan dan kebutuhan konsumen

atau berorientasi pada konsumen (Consumen Oriented), hal ini berbeda dengan

pandangan yang terdahulu bahwa pemasaran berorientasi kepada produk,

penjualan dan keuangan perusahaan.

Sekarang kebutuhan masyarakat tidak lepas dari informasi baik dari media

cetak maupun elektronik dengan semakin majunya perkembangan tehnologi maka

semakin tinggi pula tingkat informasi yang dibutuhkan. Saat ini kebutuhan akan

informasi sudah menjadi kebutuhan umum. Sekarang masyarakat bisa melakukan

kegiatan transaksi belanja tidak hanya langsung bertatap muka dengan si penjual

(14)

Belanja internet memungkinkan pelanggan untuk membandingkan produk yang

ditawarkan oleh vendor Internet. Perbandingan ini termasuk salah satu

keuntungan biaya bagi pelanggan, yang difasilitasi oleh Internet. Dengan belanja

melalui internet diharapkan dapat meningatkan persaingan harga dan perbedaan

harga diantara sempit internet vendor (Bakos 1998)

Brynjolfsson dan Smith (2000) menemukan bahwa harga pada. Internet

adalah 9-16% lebih rendah dibandingkan harga di gerai konvensional.

Dibandingkan konvensional outlet. Namun, belanja Internet dicirikan oleh

ketidakpastian dan resiko tinggi. Hoffman et al. (1999) menidentifikasi persepsi

resiko sebagai penghalang utama menghambat transaksi internet dari perspektif

teori prospek (Kahneman dan Tvrssky 1979) pilihan pelanggan dan pengambilan

keputusan, konsumen cenderung berperilaku dari perspektif maksimisasi nilai di

bawah kondisi ketidakpastian. Di sini, nilai dianggap sebagai penilaian manfaat

terhadap biaya ketika berbelanja dengan vendor (Thaler 1985; Zeithaml 1998).

Harga dan resiko mewakili moneter dan non-moneter masing-masing biaya.

Todate, penelitian telah mendokumentasikan baik yang dirasakan pentingya harga

dan resiko kepada pelanggan Internet vendor. Namun, sedikit dikenal sebagai

bagaimana kedua factor biaya bersama-sama mempengatuhi maksud transaksi

pelanggan potensial atau mengulangi Internet vendor, Untuk lebih memahami

bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian mereka tidak pasti dan

penuh resiko pasar eletronik.

Dampak dari dua faktor kunci (yaitu, harga dan resiko) pada keputusan

(15)

akuntansi mental. Mengenai moneter aspek, Jacoby dan Olson (1977)

membedakan antara harga actual suatu produk (yang termasuk biaya pengiriman

untuk Internet belanja) dan harga yang dikodekan oleh pelanggan (dirasakan

harga). Pelanggan biasnya tidak ingat harga actual suatu produk. Sebaliknya,

mereka harga menyandikan mental dengan cara yang bermakna bagi mereka.

Sebagi contoh, mereka membandingkan harga aktual dengan referensi harga

(Dodds et al. 1991) selama belanja Internet dan kemudian menyandikan hasil

yang lebih tinggi atau lebih rendah dari referensi mereka. Hasil seperti harga,

persepsi pelanggan, yang ada gilirannya mempengaruhi keputusan mereka

(Jacony dan Olson 1977)

Mengenai aspek non-moneter, Bauer (1960) pertama kali diperkenalkan

dianggap resiko sebagai kombinasi dari ketidakpastian dan keseriusan dari hasil

terlibat, Yang lebih baru resiko menganggap konseptualisasi sebagai harapan dan

pentingnya kerugian (Mowen 1992), resiko pelanggan yang akan mengambil

sikap dalam rekening. Ada beberapa jenis resiko yang berbeda seperti sebagai

resiko, privasi, resiko keamanan, keuangan, resiko pengiriman, dan lain-lain

resiko yang terkait dengan online menghambat belanja pelanggan dari melakukan

pembelian secara online (Hoffman et al. 1999). Terutama jika pelanggan

diharapkan untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar dari pada korban

sembelihan, mereka mungkin menunjukkan resiko perilaku menurut teori prospek

(Kahneman dan Tversky 1979).

Salah satu contoh belanja yang dilakukan melalui internet yaitu belanja

(16)

pesawat terbang maka yang harus dilakukan harus pergi membeli tiket pesawat

tersebut di Bandara sewaktu akan pergi menggunakan pesawat, harus antri

berdesak-desakan dengan orang lain yang judga sedang memesan tiket. Perusahan

maskapai penerbangan domestik dewasa ini semakin berkembang pesat, hal ini

dapat dilihat dengan semakin banyaknya perusahaan penerbangan baru yang

bermunculan dengan menawarkan program untuk pemesanan tiket lewat online

Penduduk bangsa Indonesia yang setiap harinya menjalani mobilitas yang

tinggi dan berada di wilayah kepulauan merupakan pasar yang sangat potensial

bagi pemesaran jasa penerbangan. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan

berjalannya waktu sehingga pemenuhan kebutuhan jasa transportasi, seperti

penerbangan tetap merupakan prioritas utama. Sekarang orang tidak perlu

repot-repot untuk memesan tiket karena tiket sekarang bisa dipesan melalui internet dan

bisa dipesan untuk jauh-jauh hari sebelum berpergian dan tidak perlu repot untuk

berdesak-desakan waktu membeli tiket. Namun dalam pemesanan tiket melalui

internet ada dua faktor kunci yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Dampak

yang juga factor kunci yaitu, harga dan resiko, pada keputusan pelanggan selama

belanja lewat internet dapat dihitung dengan menggunakan teori akuntansi mental.

Mengenai moneter aspek, Jacoby dan Olson (1977) membedakan antara

harga actual suatu produk (yang termasuk biaya pengiriman untuk Internet

belanja) dan harga yang dikodekan oleh pelanggan (dirasakan harga). Pelanggan

(17)

menyandikan mental dengan cara yang bermakna bagi mereka. Sebagai contoh,

mereka membandingkan harga aktual dengan referensi harga (Dodds et al. 1991)

selama belanja internet dan kemudian menyandikan hasil yang lebih tinggi atau

lebih rendah dari referensi mereka. Hasil seperti drive harga persepsi pelanggan,

yang pada gilirannya mempengaruhi keputusan mereka (Jacoby dan Olson 1977)

Mengenai aspek non-moneter, Bauer (1960) pertama kali diperkenalkan

dianggap resiko sebagai kombinasi dari ketidakpastian dan keseriusan dari hasil

terlibat, yang lebih baru resiko menganggap konseptualisasi sebagai harapan dan

pentingnya kerugian (Mowen, 1992), resiko pelanggaan yang akan mengambil

sikap dalam rekening. Ada beberapa jenis resiko yang berbeda seperti sebagai

resiko, privasi, resiko keamanan, keuangan, resiko pengiriman, dan lain-lain

resiko yang terkait dengan online menghambat belanja pelanggan dari melakukan

pembelian secara online (Hoffman et al. 1999). Terutama jika pelanggan

diharapkan untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar dari pada korban

sembelihan, mereka mungkin menunjukkan keengganan resiko perilaku menurut

teori prospek (Kahneman dan Tversky, 1979)

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa tour dan travel di

Surabaya yang juga melayani tiket pesawat secara online adalah Topson Tour dan

Travel yang berlokasi di Jalan Raya Jemursari Surabaya, Dari data penjualan tiket

(18)

Tabel 1.1 Data Penjualan Tiket Pesawat Terbang Secara Langsung dan Online Pada Tahun 2008 – 2009

No Tah un Jenis Maskapai Penjualan Langsung

Penjualan Online

1 2008 1. Garuda Indonesia 2. Lion Air Sumber : Manajemen Topson Tour dan Travel (2010)

Berdasarkan tabel di atas nampak bahwa pada dasarnya penjualan tiket

pesawat terbang secara online mengalami peningkatan, hal tersebut nampak dari

data penjualan Topson Tour dan Travel selama periode tahun 2008 hingga tahun

2009. namun bila dicermati, untuk maskapai penerbangan Lion Air justru

mengalami penurunan penjualan tiket pesawat secara online, dimana pada tahun

2009 justru menurun menjadi 408 orang. Hal tersebut nampak berbeda dengan

penjualan maskapai penerbangan yang lain.

Terjadinya perubahan atau penurunan berbelanja tiket pesawat secar online

maupun langsung pada maskapai penerbangan Lion Air dapat disebabkan

beberapa faktor seperti harga maupun resiko. Saat ini semakin banyak maskapai

penerbangan lain yang menawarkan harga yang relatif murah dengan kualitas

kenyamanan yang baik dan fasilitas yang relatif sama sehingga banyak orang

(19)

sehingga semakin banyak orang yang mulai beralih meggunakan tiket dari

maskapai penerbangan lain.

Fenomena pemesanan tiket penerbangan melaluui layanan online lewat

internet telah memunculkan pemain baru yang meramaikan industri penerbangan

Indonesia di awal tahun 2000. Maskapai penerbangan swasta domestic Indonesia

yang baru muncul telah menentukan sikap mereka untuk memberikan pelayanan

dalam melayani penumpang dalam pembelian tiket pesawat yang ekonomis yang

bertarif murah (low cost carrier) dengan membidik segmen pasar menengah

kebawah yang merupakan pangsa pasar yang besar konsumen penerbangan di

Indonesia karena sebelumnya trasportasi udara merupakan komoditas yang mahal

bagi sebagian besar masyarakat umum masyarakat.

Belanja lewat internet memungkinkan pelanggan untuk membandingkan

produk yang ditawarkan oleh vendor internet. Perbandingan biaya bagi pelanggan,

diharapkan dapat meningkatkan persaingan harga dan perbedaan harga di antara

internet vendor (Bakos 1998). Brynjolfsson dan Smith 2000) menemukan bahwa

harga di internet 9-16% lebih rendah dibandingkan harga di outlet konvensional.

Namum, belanja internet dicirikan oleh ketidakpastian dan resiko tinggi. Hoffman

et al. (1999) mengindikasikan risiko persepsi sebagi penghalang utama

menghambat transaksi internet.

Dari perspektif teori prospek (Kahneman dan Tversky 1979) dalam pilihan

dan pelanggan pengambilan keputusan, pelanggan cenderung berperilaku dari

perspektif maskimisasi nilai dibawah kondisi ketidakpastian. Disini, nilai

(20)

1985, Zeithaml 1988). Harga dan resiko merupakan biaya moneter dan

non-moneter.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul PERBEDAAN HARGA DAN RESIKO PEMBELIAN

TIKET PESAWAT LION AIR SECARA LANGSUNG DAN ONLINE PADA

TOPSON DAN TRAVEL DI JEMURSARI SURABAYA

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maslah di atas maka rumusan masalah dalam

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan antara pembelian langsung dan online ?

2. Apakah harga dan resiko pembelian yang membedakan pembelian

langsung dan online ?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, amak tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pembelian langsung

dan online

2. Untuk mengetahui apakah harga dan resiko pembelian yang membedakan

pembelian langsung dan online

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai bagi

(21)

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang menjadikan

pertimbangan perusahaan dalam memecahkan masalah yang berkaitan

dengan pembelian langsung dan online dari perusahaan.

2. Diharapkan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan dan pertimbangan kepada pimpinan dari pihak manajemen

perusahaan dalam menyusun rancangan pemasaran yang dikaitkan dengan

(22)

11

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan oleh Hee-Woong Kim, Gupta Summet dan Hong li

yang berjudul “Efek Beda Antara Harga dan Resiko Pada Niat Pembelian

Pelanggan Yang Potensial dan Berulang”. Tujuan dalam penelitian tersebut adalah

apakah ada pengaruh antara harga dengan niat pembelian konsumenpada belanja

online di internet, apakah ada pengaruh antara resiko dengan niat pembelian

konsumen pada belanja online di internet. Penelitian ini mempelajari efek yang

berbeda harga dan resiko yang dirasakan atas niat pembelian untuk potensial ini

menunjukkan efek individual dan kombinasi dari harga yang dirasakan dan resiko

yang dirasakan pada niat pembelian berdasarkan teori prospek dan teori akuntansi

mental. Meskipun penelitian sebelumnya memberikan bukti substansial penting

harga dirasakan dan dianggap resiko dalam menjelaskan maksud pembelian secara

online, efek gabungan mereka pada niat beli belum mendapat perhatian yang

memadai peneliti. Penelitian ini menggunakan konsep utilitas transaksi dalam

teori akuntansi mental untuk menjelaskan individu dan gabungan efek harga

dirasakan dan dianggap resiko pada niat pembelian untuk kedua potensial dan

pelanggan tetap, Kedua, penelitian ini menunjukkan efek yang berbeda padam

potensi dan niat membeli ulang pelanggan. Juga, hasil penting dari penelitian ini

(23)

dirasakan pada niat beli dipengaruhi oleh nilai yang diperpsikan, sedangkan dalam

kasus dari pelanggan tetap, harga dirasakan juga memiliki dampak langsung

terhadap niat beli konsumen. Dari perspektif praktis, pertama, hasil studi ini

menegaskan bahwa nilai adalah salah satu driver yang paling penting dari

transaksi Internet. Internet vendor perlu meningkatkan manfaat (misalnya, kualitas

layanan, kenyamanan, dan kesenangan) dan mengurangi kurban (yaitu, hqarga

dan resiko) untuk meningkatkan nilai pelanggan. Sementara meningkatkan nilai

adalah strategi mereka tergantung pada masa pelanggan. Untuk menghasilkan

penjualan awal dengan pelanggan potensial, Internet vendor bisa focus pada

peningkatkan nilai total.

2.2.Landasan Teori

2.2.1. Pemasaran

2.2.1.1.Manajemen Pemasaran

Istilah marketing pemasaran ialah kegiatan menganalisa, merencana,

mengimplemetasi dan mengawasi segala kegiatan (programs), guna mencapai

tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan yang trlah ditetapkan oleh perusahaan.

Kegiatan utamanya terletak pada merancang penawaran yang dilakukan

perusahaan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan yang dilakukan

perusahaan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar dengan

menggunakan politik harga, cara-cara komunikasi dan cara distribusi, menyajikan

(24)

Untuk keberhasilan kegiatan manajemen pemasaran pada sebuah

perusahaan maka diperlukan masukan. Masukan ini misalnya informasi kegiatan

yang berjalan dilapangan . Ini adalah merupakan masukan informasi yang harus

diproses . Setelah diadakan analisi, dari berbagai sumber informasi lainnya,

akhirnya muncullah output (luaran), yaitu berupa suatu keputusan atau

kebijaksanaan yang harus ditempuh guna mencapai tujuan perusahaan. Setelah

keputusan diambil dan dilaksanakan, ditunggu bagaimana pelaksanaanya. Inilah

yang disebut Feeback (balikan) yang sangat berguna bagi manajemen untuk

memperbaiki kebijaksanaan lebih lanjut. Dengan demikian proses manajemen

pemasaran akan lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas. (Alma, 2000:87)

2.2.1.2. Evolusi Konsep Pemasaran

Ini dikatakan Evolusi Konsep sebab orientasi perusahaan terhadap pasar

atau kemampuan perusahaan menghadapi persaingan makin lama makin

berkembang. Uraian berikut ini boleh juga disebut sebagai strategi yang dianut

perusahaan dalam menguasai pasar dan mengatasi saingan.

Ada lima konsep yang berkembang, yaitu :

1. Konsep Produksi

Konsep produksi bertitik tolak dari anggapan, bahwa konsumen ingin

produk yang harga murah dan mudah didapatkan dimana-mana. Produsen

yang menganut konsep ini akan membuat produksi secara massal,

menekan perusahaan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan yang

dilakukan perusahaan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan

(25)

distribusi, menyajikan informasi, memotivasi dan melayani pasar Kotler

(1978) dalam Alma (2000:86),

Shultz (1961) dalam Alma (2000:86) memberikan definisi

manajmen marketing ialah merencakan, pengarahan dan pengawasan

seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dari perusahaan.

Kemudian menurut Ben M. Enis (1974) dalam Alma (2000:86)

secara ringkas ia menyatakan bahwa : manajemen pemasaran ialah proses

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang

dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan. Logika dari definisi diatas,

ialah apabila seseorang atau perusahaan, ingin memperbaiki

pemasarannya, maka ia harus melakukan kegiatan pemasaran ini sebaiik

mungkin.

Pengertian ini mempunyai implikasi, yatitu :

1. Definisi diatas menekankan adanya efektivitas dan efisiensi. Efektivitas

artinya memaksimalkan hasil yang hendak dicapai yang telah ditetapkan

lebih dahulu, sedangkan efisiensi adalah meminimalkan pengeluaran atau

biaya yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

2. Manajemen pemasaran ini merupakan suatu proses. Penekanan pada

efisiensi dan efektivitas erat hubungannya dengan pengertian produktivitas

biaya dengan efisiensi tinggi, sehingga harga pokok pabrik bisa ditekan

dan harga jual lebih rendah dari saingan

(26)

Pada saat barang masih langka di pasar, maka produsen memusatkan

perhatian pada teknis pembuatan produk saja. Produsen belum

memperhatikan seleran konsumen. Produsen hanya membuat barang

dengan to please oneself, hanya menuruti bagaimana selera produsen

sendiri

3. Orientasi Penjualan

DIsini produsen membuat barang, kemudian harus menjual barang itu

dengan berbagai teknis promosi. Hal yang penting ialah adanya kegiatan

promosi secara maksimal. Paham dari konsep ini ialah konsumen pasti

mau membeli barang, bila mereka dirangsang untuk membeli. Promosi

besar-besaran merupakan ciri khas dari selling concept

4. Orientasi Pasar

Disini produsen tidak sekedar membuat barang, tidak pula asal

melancarkan promosi. Produsen memusatkan perhatian pada selera

konsumen, produsen memperhatikan needs dan wants dari konsumen. Jadi

produsen tidak hanya memperhatikan kebutuhan konsumen saja, tetapi

juga memperhatikan apa keinginan konsumen. Konsumenjuga tidak hanya

sekedar membeli fisik barang, tetapi mengharapkan sesuatu dari barang

itu. Ini adalah hal yang disebut dengan wants, yaitu ada sesuatu yang lain

yang diharapkan setelah memberi barang tersebut, Jika hal ini dapat

terpusakan maka keinginan marketing perusahaan akan mencapai sukses

(27)

Tingkat orientasi pada rasa tanggung jawb social dan kemanusiaan karena

banyaknya kritis dan sorotan dari luar perusahaan, baik ayng datang dari

pemerintah maupun dari masyarakat melalui lembaga konsumen, maka

perusahaan harus memiliki rasa tanggung jawsab moral untuk melayani

masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tanggung jawab social ini dalam arti

luas, harus menghasilkan barang yang baik tidak merusak kesehatan

masyarakat.

2.2.2. Bauran Pemasaran

Lupiyoadi (2002: 58) menyatakan bahwa bauran pemasaran

(marketing mix) merupakan tool atau alat bagi marketer yang terdiri dari

berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan

agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan

dapat berjalan dengan sukses. Marketing mix pada produk barang yang

kita kenal selama ini berbeda dengan marketing mix untuk produk jasa.

Hal ini terkait dengan perbedaaan karakteristik jasa dan barang.

Menurut Yoo, et. Al (2000), ekuitas sebuah merek dapat diciptakan

dikelola dan diperluas dengan memperkuat dimensi-dimensi sebuah

ekuitas merek. Kegiatan pemasaram yang merupakan antesedn (pra

kondisi) dari dimensi ekuitas merek mempunyai potensi untuk

mempengaruhi ekuitas sebuah merek, akrena hal ini mepresentasikan

pengaruh dari akumulasi pemasran dari sebuah merek. Pada penelitian ini,

(28)

tradisional yang biasa disebut dengan “4P”, antara lain : harga, distribusi,

iklan dan promosi harga. (Setiawan dan Afiff, Usahawan, 2007)

Setiawan dan Afif (Usahawan, 2007) menyatakan bahwa kegiatan

pemasaran merupakan bagian dari bauran pemasaran yang terdiri dari :

1. Produk (Product)

(Kotler dan Keller, 2006), Mengatakan produk Merupakan sesuatu yang

ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan dimiliki, dipakai, atau

dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan

konsumen

2. Distribusi (Distribution)

Menurut Lupiyoadi (2001:80) berhubungan dengan bagimana cara

penyampaian produk kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.

Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas

dan melakukan operasi

3. Promosi (Promosi)

Advertising adalah bentuk apapun yang disponsori oleh nonpersonal

berupa presentasi dan promosi dari ide, barang atau jasa (Kotler, 006).

Tujuan periklanan adalah tugas komunikasi yang spesifik dan tingkatan

pencapaian yang ada diselesaikan dengan konsumen yang spesifik pada

waktu tertentu, karenanya periklanan dapat mempengaruhi ekuitas merek

dalam berbagai cara. Hal ini dapat menyebabkan awareness dari merek

dan peningkatan probabilitas bahwa merek dimasukkan ke dalam

(29)

2.2.2. Harga

2.2.2.1. Definisi Harga

Di dalam ekonomi teori, pengertian, harga nilai, dan utility

merupakan konsep yang saling berhubungan. Yang dimaksud dengn utility

ialah suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan

dan memuaskan konsumen. Harga adalah nilai dari suatu produk untuk

ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini dapat dilhat dalam situasi barter

antara barang denga barang. Sekarang ini ekonomi kita tidak melakukan

barter lagi, akan tetapi sudah menggunakan uang sebagai ukuran nilainua

yang disebut harga, Jadi harga adalah nilai barang yang dinyatakan dengan

uang. (Alma, 2002:125)

2.2.3.2. Konsep dan Peranan Harga

Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap

perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan

satu-satunya unsure bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau

pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsure lainnya (produk,

distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Di

samping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat

fleksibel, artinya dapat berubah dengan cepat. Berbeda hal terakhir tidak

dapat diubah/disesuaikan dengan mudah dan cepat, karena biasanya

(30)

Harga bisa diungkapkan dengan berbagaii istilah, misalnya iuran,

tariff, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji, honorarium, SPP, dan

sebagainya. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan

moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang

ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu

barng dan jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran dalam

pemasaran (Tjiptono, 1997:151).

Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap

laba perusahaan. Hal ini jelas dilihat pada persamaan berikut (Tjiptobo :

1997:151)

Laba = Pendapatan – biaya total

Tingjkat harga ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual.

Selan itu secara tidak langsungharga jual mempengaruhi biaya, karena

kuantitas dengan efisiensii produksi. Oleh karena penetapan harga

mempengeruhi pendapatan total dan biaya total/ Olah karma penetapan

harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total. Make keputusan

dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam tahap

perusahaan (Tjiptono, 1997:151).

Sementara itu, dari sudut pandang konsumen, harga seringkali

digunakan sebagai indicator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan

dengna manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai (value)

dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap

(31)

Nilai =

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentum

bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat

pula. Demikian pula sebaliknya pada tingkat harga tertentu, nilai suatu barang

atau jasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan.

Seringkali pula dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen

membandingkan kemampuan suatu barnag atau jasa dalam memenuhi

kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa subtitusi.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan

para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga

dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengolakasikan

daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli

membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian

memutuskan alokasi dana yang dikehendaki..

2.2.3.3. Tujuan Penetapan Harga

Pada umumnya penjual mempunyai beberapa tujuan dalam

penetapan harga produknya.

Pada dasarnya ada 4 jenis tujuan penetapan harga, yaitu :

(32)

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap

perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba

paling tinggi, tujuan ini dikenal dengan istilah maksimasi laba.

• Tujuan berorientasi pada volume

Selain berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang

menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada

volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume

pricting objectives.

• Tujuan berorientasi pada citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi

penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi

untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius.

• Tujuan stabilisasi harga

Pada pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga,

bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para

pesaingnya harus menurunkan harga mereka.

• Tujuan – tujuan lain

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya

pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung

penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah

(Tjiptono, 2000:152).

Tujuan – tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi

(33)

harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam

menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan. Misalnya, pemilihan

tujuan berorientasi pada laba mengandung makna bahwa perusahaan

akan mengakibatkan harga para pesaing. Pilihan ini cocok ditetapkan

dalam tiga kondisi yaitu : (Tjiptono, 2000:153-154) :

•Tidak ada pesaing

•Perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi maksimum

•Harga bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli.

2.2.3.4. Potongan Harga

Potongan harga (discount) merupakan pengurangan dari harga

yang ada. Pengurangan ini dapat berbentuk tunai atau berupa konsesi

yang lain. Bentuk – bentuk potongan harga yang banyak dipakai antara

lain :

1. Potongan kuantitas, adalah potongan harga yang ditawarkan oleh penjual

agar konsumen bersedia membeli dalam jumlah yang lebih besar, atau

bersedia memusatkan pembeliannya pada penjual tersebut.

2. Potongan dagang, juga disebut potongan fungsional (functional discount)

adalah potongan harga yang ditawarkan pada pembeli atas pembayaran

untuk fungsi – fungsi pemasaran yang mereka lakukan. Jadi, potongan

harga ini hanya diberikan kepada pembeli yang ikut memasarkan

(34)

3. Potongan tunai, adalah potongan yang diberikan kepada pembeli atas

pembayaran rekeningnya pada suatu periode, dan mereka melakukan

pembayarannya tepat pada waktunya.

4. Potongan musiman, adalah potongan yang diberikan kepada pembeli yang

melakukan pembelian di luar musim tertentu (Swasta, 2000:169-171).

Ada perusahaan yang menjual harga suatu produk di bawah

biayanya. Tujuan bukan untuk meningkatkan penjualan produk yang

bersangkutan, tetapi untuk menarik konsumen supaya datang ke took

dan membeli pula produk – produk lainnya, khususnya produk – produk

yang bermark-up cukup tinggi. Jadi suatu produk dijadikan semacam

penglaris (pancingan) agar produk lainnya juga laku. Produk penglaris

tersebut biasanya dijual dengan dasar persediaan terbatas, misalnya

hanya berlaku selama persediaan masih ada atau hanya untuk seratus

pelanggan pertama saja. Strategi ini banyak diterapkan di supermarket

atau departemen store. Penetapan harga penglaris (loss leader pricing)

merupakan alat untuk mempromosikan pengecer (retailer) dan bukan

produknya, sehingga kebanyakan penglari. Ini disebabkan beberapa

resiko yang mungkin timbul, yaitu :

1. Produsen produk tersebut bisa protes toko (pengecer) lain

dan para pelanggan yang berbelanja di tempat lain dengan harga

normal. Mereka menganggap ada perbedaan perlakuan yang

(35)

2. Produsen bakalan menghadapi perang harga, bila pra

pesaing industrinya bereaksi dengan menentukan harga

3. Produk yang dijadikan penglaris bisa turun citra atau

prestisnya

Menurut Mc Charty indikator harga diketahui sebagai berikut :

1. Tingkat harga

2. Potongan harga

3. Waktu pembayaran

4. Syarat pembayaran (Swastha, 2000:125).

Dalam penelitian ini indikator harga yang digunakan adalah

tingkat harga dan potongan harga, karena di ABC swalayan syarat

pembayaran menggunakan kartu kredit belum diberlakukan dan waktu

pembayaran saat itu juga dengan kata lain harus tunai.

2.2.4. Resiko Belanja

2.2.4.1. Pengertian Resiko

Resiko adalah suatu keadaan dimana kemungkinan timbulnya

kerugian atau bahaya itu dapat diperkirakan sebelumnya dengan

menggunakan data atau informasi yang cukup terpercaya atau relevan

yang tersedia. (Gitosudarmo dan Basri, 2002:16).

Bauer (1960) pertama kali memperkenalkan resiko sebagai

kombinasi dari ketidakpastian dan keseriusan dari hasil terlibat. Yang

(36)

pentingnya kerugian (Mowen, 1992), resiko pelanggan yang akan

mengambil sikap dalam rekening. Ada beberapa jenis resiko pengiriman,

dari lain – lain resiko yang terkait dengan online menghambat belanja

pelanggan dari melakukan pembelian secara online (Hoffman et al.

1999). Terutama jika pelanggan diharapkan untuk mendapatkan manfaat

yang lebih besar dari pada korban sembelihan, mereka mungkin

menunjukkan keengganan resiko perilaku menurut teori prospek

(Kehneman dan Tversky 1979).

2.5. Pembelian

2.5.1. Pengertian Pembelian

Pembelian dapat diartikan sebagai urutan kerja atau salah satu

proses yang berkaitan dengan pengadaan barang atau jasa bisa dikatakan

pembelian adalah kegiatan untuk menjamin kelancaran transaksi

penjualan terhadap produk atau jasa (Dewanti, 2005). Dalam pembelian

suatu produk atau jasa konsumen harus mempunyai sikap dalam

mengambil keputusan pembelian yaitu proses pemilihan diantara dua

atau lebih alternatif dimana semua aspek perilaku dan kondisi dilibatkan

suatu pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti

kepercayaan, perhatian dan pemahaman akan suatu produk yang

ditawarkan agar konsumen tidak merasa rugi dalam membeli produk

(37)

2.5.2. Fungsi Pembelian

Menurut Dewanti (2005) fungsi pembelian barang sebenarnya

berada di bawah atap fungsi logistik. Yang dimaksud dengan fungsi

logistik adalah fungsi perencanaan dan pengendalian aliran fisik barang

yang mengalir ke segenap bagian organisasi. Aliran fisik barang

menyangkut barang dagangan yang akan dijual kembali pada perusahaan

dagang ataupun bahan baku yang akan diolah menjadi barang jadi

seperti pada perusahaan manufaktur. Fungsi pembelian pada umumnya

bertanggung jawab untuk :

a. Menentukan kuantitas barang yang akan dibeli secara tepat

b. Menentukan waktu penerimaan barang yang tepat

c. Menentukan rekanan pemasok barang yang tepat.

Kegiatan menentukan kuatitas dan saat penerimaan barang yang

tepat merupakan kegiatan manajemen pengendalian persediaan. Untuk

menentukan kuatitas pembelian dan titik pemasaran kembali yang

dilakukan agar tercapai keseimbangan yang optimal, memerlukan tiga

faktor yaitu sebagai berikut :

a. Jumlah barang yang dipesan

b. Biaya pengelolah barang

c. Resiko kelangkaan barang

(38)

Tujuan utama proses pembelian menurut Dewanti (2005) adalah

menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh konsumen atau

organisasi perusahaan dengan cara yang efisien dan efektif. Tujuan

tersebut dapat dirinci lebih lanjut menjadi sebagai berikut :

a. Melaksanakan pembelian dari rekanan yang handal

b. Membeli barang dengan kualitas yang baik sesuai dengan

yang diinginkan

c. Memperoleh barang dengan harga yang pantas

d. Hanya membeli barang yang disetujui (authorized) dan

sesuai dengan tujuan perusahaan

e. Mengelola barang secara sehat sehingga selalu tersedia

manakala dibutuhkan perusahaan

f. Hanya menerima barang yang sudah dipesan, dan harus

menerima semua barang yang dipesan

g. Menerapkan pengendalian barang yang disimpan dan

diterima secara sehat untuk menghindari berbagai kemungkinan

yang merugikan

2.6. Pengaruh Harga Terhadap Pembelian Konsumen

Di dalam ekonomi teori, pengertian, harga, nilai, dan utility,

merupakan konsep yang saling berhubungan. Yang dimaksud dengan

utility ialah suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang

memungkinkan dan memuaskan konsumen. Harga adalah nilai dari suatu

(39)

situasi barter antara barang dengan barang. Sekarang ini ekonomi kita

tidak melakukan barter lagi, akan tetapi sudah menggunakan uang sebagai

ukuran nilainya yang disebut harga. Jadi harga adalah nilai barang yang

dinyatakan dengan uang. (Alma, 2002:125). Apabila harga suatu barang

atau produk tersebut murah atau sangat terjangkau dan memungkinkan

dapat di beli oleh konsumen berarti tidak menutup kemungkinan akan

mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk atau barang atau jasa

yang ditawarkan oleh perusahaan.

Kenaikan harap tujuan menurunkan utilitas akuisisi apabila memiliki

nilai setara produk tetap konstan. Selanjutnya, berdasarkan teori akuntansi

harga mental, dapat dirasakan menangkap esensi utilitas transaksi.

Kenaikan harga yang dirasakan menurunkan transaksi utilitas. Dengan

demikian, harga didukung oleh penelitian sebelumnya Dodds et al. (1991)

dalam Hee-Woong Kim. Oleh karena itu persepsi harga mempunyai

persepsi nilai negatif bagi pelanggan potensial dan pembelian ulang. Oleh

karena itu dapat diartikan bahwa persepsi mempunyai nilai positif

mempengaruhi pembelian untuk potensial dan pelanggan tetap.

2.7. Pengaruh Resiko Belanja Terhadap Pembelian Konsumen

Resiko adalah suatu keadaan dimana kemungkinan timbulnya

kerugian atau bahaya itu dapat diperkirakan sebelumnya dengan

menggunakan data atau informasi yang cukup terpecaya atau relevan yang

tersedia. (Gitosudarmo dan Basri, 2002:16). Kebanyakan konsumen tidak

(40)

karena transaksi yang dilakukan tidak bertatap muka atau ketemu langsung

antara penjual dan pembeli. Oleh karena itu secara tidak langsung resiko

belanja berpengaruh terhadap pembelian konsumen pada saat berbelanja di

internet.

Penelitian yang dilakukan oleh Kahneman dan Tversky 1979; Thaler

1985, Zeithaml 1988) dakam Hee-Woong Kim telah didasarkan pada

asumsi umum bahwa konsumen mencari nilai maksimalisasi. Konsumen

lebih memilih untuk melakukan transaksi dengan vendor, yang

menawarkan produk nilai maksimal. Pandangan konsumen ini kosisten

dengan perspektif rasional. Memang, hasil empiris yang mendukung

perspektif semacam itu dengan menunjukkan bahwa nilai yang dirasakan

mengarah ke niat membeli. Oleh karena itu perspesi mempunyai nilai

(41)

2.3. Model Konseptual

OL (Online) Offiline (Langsung)

MDA

(Multi Diskriminal Analysis) Perbedaan

 Harga

 Resiko Pembelian

 Harga

(42)

2.4. Hipotensi Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, serta landasan teori

yang mendukung dalam penelitian ini, maka dapat diajukan suatu hipotesis

dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga terdapat perbedaan antara pembelian langsung dan online

2. Diduga harga dan resiko pembelian dapat membedakan pembelian

(43)

32

3.1. Definisi Operesional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Harga (X1) dan Resiko (X2

1. Variabel Bebas

). Sedangkan konsep dan definisi operasional setiap variabel dengan hipotesis, yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

a. Harga (X1

Didefinisikan harga adalah nilai barang yang dinyatakan dengan uang (Alma, 2002:125). Indikator variabel harga yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Kim, et al. 2004:1642) :

)

• Kenaikan dan Penurunan Harga (X1.1

Yaitu peningkatan dan penerunan yang terjadi terhadap suatu harga )

• Harga yang Dirasakan (X1.2

Yaitu harga yang dirasakan atau diterima oleh konsumen terhadap suatu barang atau produk

)

• Efek Harga (X1.3

Yaitu efek atau pengaruh yang ditimbulkan oleh harga )

• Preferensi Harga (X1.4

Yaitu memferensikan suatu harga kepada orang lain )

b. Resiko Pembelian (X2

Resiko didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana kemungkinan timbulnya kerugian atau bahaya itu dapat diperkirakan sebelumnya

(44)

dengan menggunakan data atau informasi yang cukup terpecaya atau relevan yang tersedia. Indikator variabel resiko berlanja yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Kim, Summet dan Li, 2003:1642) :

• Privasi (X2,1

Yaitu suatu hal yang menjadi privasi seseorang dimana hanya orang tertentu saja yang mengetahuinya

)

• Kinerja Resiko (X2,2

Yaitu suatu bentuk resiko kinerja terhadap pembelanjaan )

• Resiko Keuangan (X2,3

Yaitu resiko yang berkaitan dengan keuangan yang didapat dalam pembelanjaan

)

3.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran terhadap variabel ini dilakukan melalui penilaian dengan

menggunakan skala semantic differential, skal tujuh poin, dengan

perincian skala rendah (poin 1) menunjukkan sistem wewenang dan

prosedur pencatatan yang baik, sedangkan score tinggi (poin 7)

menunjukkan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang buruk.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Setuju Sangat Tidak

(45)

3.3. Teknik Penentuan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpilannya. (Sugiyono, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan membeli tiket pesawat Lion Air di Topson Tour dan Travel baik secara langsung sebanyak 64 orang dan online sebanyak 64 orang sehingga jumlah keseluruhannya berjumlah 128 orang (Per Mei 2010).

3.3.2. Sampel

(46)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer, yaitu data yang diperoleh sebagai tanggapan dari kuesioner yang disabarkan kepada responden dan juga hasil dari wawancara dengan pihak – pihak yang mendukung penelitian ini.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari perusahaan yang

menjadi obyek penelitian yaitu berasal dari perusahaan Topson dan Travel

di Jemursai Surabaya.

3.4.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengedaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah karena pada umumnya data yang dikumpulkan harus valid untuk digunakan dalam penelitian ini digunakan beberapa metode dalam membantu pengumpulan data yang lengkap sehingga dapat mendukung landasan teori, memudahkan analisa dalam rangkah pemecahan masalah. Adapun teknik yang digunakan adalah :

a. Wawancara

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab langsung kepada responden

b. Kuesioner

(47)

konsumen yang melakukan pembelian tiket pesawat Lion Air baik secara offline maupun secara online di Topson Tour dan Travel

3.5. Analisis diskriminan

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dikriminan. Setelah data diperoleh dalam proses pengumpulan data kemudian diolah untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan rumusan masalah yang ada. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah : (Ghozali, 2001:108).

1. Analysis Case Processing Summary

Untuk mengetahui jawaban responden semua sah dan data yang hilang

2. Group Statistic

Untuk menunjukkan jumlah responden yang termasuk dalam kelompok

3. Test Of Equality Group Means

Untuk mengetahui perbedaan yang dignifikan antar grup dengan dasar uji F

4. Variabel Entered / Removed

Untuk mengetahui variabel mana yang dapat dimasukkan ke dalam persamaan idskriminan

5. Variabel In The Analysis

Untuk mengetahui rangkaian proses tahap sebelumnya, mengenai pemilihan variabel untuk dimasukkan ke dalam proses

6. Classification Result

Menunjukkan angka ketepatan prediksi dari model diskriminan.

(48)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Obyek Penelitian

Topson Tour dan Travel merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

di bidang jasa tour dan travel yang terletak di Surabaya yang tepatnya berlokasi di

Jalan Raya Jemursari Surabaya. Perusahaan tersebut dalam prakteknya tidak

hanya melayanai aktivitas tour and travel saja namun juga melayani jasa

pembelian tiket pesawat baik secara online maupun off line atau secara langsung.

Topson Tour dan Travel dalam aktivitasnya dintunjang dengan fasilitas

dan tenaga atau sumber daya manusia yang mendukung sehingga dalam

melakukan pelayanan guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal tour and

travel maupun pembelian tiket pesawat dengan baik.

4.1.2. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan

membeli tiket pesawat Lion Air di Topson Tour dan Travel baik secara langsung

dan online yang sejumlah 70 orang. Untuk memperjelas pembahasan, berikut ini

akan digambarkan karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis

(49)

diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki-laki 42 60

2 Wanita 28 40

Total 70 100

Sumber

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 42 orang

atau sebesar 60%, sedangkan sisanya berjenis kelamin wanita sebanyak 28 orang

atau sebesar 40%.

: Hasil penyebaran kuesioner

2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 70 orang responden

diperoleh gambaran responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (%)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

(50)

sebesar 25,71% berusia 36 tahun keatas

3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 70 orang responden

diperoleh gambaran responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)

1 PNS 15 21,42

2 Pegawai Swasta 37 52,85

3 Wiraswasta 18 25,71

Total 70 100

Sumber

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini adalah yang mempunyai pekerjaan sebagai PNS yaitu

sebanyak 15 orang atau sebesar 21,42%, sedangkan responden yang mempunyai

pekerjaan Pegawai Swasta sebanyak 37 orang atau sebesar 52,85 % dan sisanya

sebanyak 18 orang atau sebesar 25,71% mempunyai pekerjaan wiraswasta. : Hasil penyebaran kuesioner

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi Variabel Pembelian Secara Online

1. Deskripsi Variabel Harga (X1

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 70 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :

(51)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Peningkatan dan penurunan harga tiket pesawat Lion Air secara online sama dengan harga tiket jika membeli secara langsung

0 0 0 12 38 19 1 70

2 Harga tiket pesawat Lion Air yang dibeli secara online telah sesuai dengan kemudahan yang anda rasakan ketika membelinya

0 0 0 14 30 26 0 70

3 Dengan harga yang sesuai dengan kemudahannya dalam mendapatkan tiklet pesawat anda akan lebih memilih untuk memesan tiket secara online

0 0 0 12 40 16 2 70

4 Responden akan merekomendasikan pemesanan tiket pesamat secara online kepada orang lain mengenai harganya yang terjangkau

0 0 0 11 40 19 0 70

Total 0 0 0 49 148 80 3

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang

diberikan responden cenderung menyatakan cukup setuju dengan pertanyaan yang

diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang

memberikan jawaban dengan skor 5 dengan total skor 148. Dengan demikian

responden merasa setuju bahwa peningkatan dan penurunan harga tiket pesawat

Lion Air secara online sama dengan harga tiket jika membeli secara langsung,

harga tiket pesawat Lion Air yang dibeli secara online telah sesuai dengan

kemudahan yang anda rasakan ketika membelinya, dengan harga yang sesuai

dengan kemudahannya dalam mendapatkan tiklet pesawat anda akan lebih

(52)

2. Deskripsi Variabel Resiko Pembelian (X2

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 70 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :

)

Tabel 4.5.

Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Resiko Pembelian (X2)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Responden melakukan transaksi pembelian tiket secara online untuk menjaga privasi anda dan hanya orang tertentu saja yang mengetahuinya

0 0 0 7 32 29 2 70

2 Dalam melakukan transaksi pembelian secara online anda mengetahui resiko akan terjadi

0 0 0 8 41 17 4 70 3 Dengan melakukan transaksi

pembelian secara online anda mengetahui bahwa kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam hal harga

0 0 1 10 32 24 3 70

Total 0 0 1 25 105 70 9

Sumber

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang

diberikan responden cenderung setuju dengan pertanyaan yang diajukan. Hal

tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban

pada skor 5 dengan total 105. Ini berarti responden melakukan transaksi

pembelian tiket secara online untuk menjaga privasi anda dan hanya orang

tertentu saja yang mengetahuinya, dalam melakukan transaksi pembelian secara

(53)

4.2.2. Deskripsi Variabel Pembelian Secara Langsung

1. Deskripsi Variabel Harga (X1

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 70 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :

)

Tabel 4.6.

Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Harga (X1)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Peningkatan dan penurunan harga tiket pesawat Lion Air secara langsung sama dengan harga tiket jika membeli secara online

0 0 0 12 38 19 1 70

2 Harga tiket pesawat Lion Air yang dibeli secara langsung telah sesuai dengan kemudahan yang anda rasakan ketika membelinya

0 0 0 14 30 26 0 70

3 Dengan harga yang sesuai dengan

kemudahannya dalam mendapatkan tiklet pesawat anda

akan lebih memilih untuk memesan tiket secara langsung

0 0 0 12 40 16 2 70

4 Responden akan

merekomendasikan pemesanan tiket pesamat secara langsung kepada orang lain mengenai harganya yang terjangkau

0 0 0 11 40 19 0 70

0 0 0 49 148 80 3

Sumber

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang

diberikan responden cenderung menyatakan cukup setuju dengan pertanyaan yang

diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang

(54)

harga tiket pesawat Lion Air yang dibeli secara langsung telah sesuai dengan

kemudahan yang anda rasakan ketika membelinya, dengan harga yang sesuai

dengan kemudahannya dalam mendapatkan tiket pesawat anda akan lebih memilih

untuk memesan tiket secara langsung dan responden akan merekomendasikan

pemesanan tiket pesawat secara langsung kepada orang lain mengenai harganya

yang terjangkau.

2. Deskripsi Variabel Resiko Pembelian (X2

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 108 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :

)

Tabel 4.7.

Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Resiko Pembelian (X2)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Anda melakukan transaksi pembelian tiket secara langsung untuk menjaga privasi anda dan hanya orang tertentu saja yang mengetahuinya

0 0 0 7 32 29 2 70

2 Dalam melakukan transaksi pembelian secara langsung anda mengetahui resiko akan terjadi

0 0 0 8 41 17 4 70 3 Dengan melakukan transaksi

pembelian secara langsung anda mengetahui bahwa kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam hal harga

0 0 1 10 32 24 3 70

Total

(55)

tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban

pada skor 5 dengan total 105. Ini berarti responden melakukan transaksi

pembelian tiket secara langsung untuk menjaga privasi anda dan hanya orang

tertentu saja yang mengetahuinya, dalam melakukan transaksi pembelian secara

langsung anda mengetahui resiko akan terjadi dan dengan melakukan transaksi

pembelian secara langsung anda mengetahui bahwa kemungkinan akan terjadi

kesalahan dalam hal harga.

4.2.3. Deskripsi Hasil Analisis

Berdasarkan hasil pengujian diskriman dapat dihasilkan beberapa tahap

yaitu seperti yang nampak dibawah ini :

Tabel 4.8

Hasil Uji Grup Statistik

Group Statistics

Mean Std. Deviation Unweighted Weighted

Valid N (listwise)

(56)

pembelian secara langsung. Dari tampilan tabel diatas terlihat jelas bahwa nilai

mean kedua pembelian baik secara online maupun langsung dilihat dari variabel

harga berbeda yaitu 21,31 untuk pembelian secara online dan 19,74 untuk

pembelian secara langsung, sedangkan pembelian secara online dan secara

langsung dilihat dari resiko pembelian dengan mean 15,37 untuk pembelian secara

online dan 16,37 untuk pembelian secara langsung. Untuk menguji perbedaan

secara signifikan antara pembelian secara online maupun secara langsung maka

digunakan Wilk’s L test statistik seperti dibawah ini :

Tabel 4.9.

Test of Equality of Means

Tests of Equality of Group Means

.842 12.764 1 68 .001

.926 5.450 1 68 .023

Harga

Resiko Pembelian

Wilks'

Lambda F df1 df2 Sig.

Sumber : Lampiran 4

Dilihat dari test statistik Wilk’s L dapat diketahui perbedaan secara

signifikan antara harga dengan resiko pembelian yaitu untuk harga nilai Wilk’s

Lamda sebesar 0,842 dan tingkat signifikan sebesar 0,001 sedangkan nilai Wilk’s

Lamda resiko pembelian sebesar 0,926 dengan tingkat signifikan sebesa 0,023.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel pembelian dapat digunakan

(57)

perbedaan kedua kelompok pembelian tersebut untuk menguji semua variabel

secara bersama-sama digunakan multivariate test. Uji Wilk’s Lamda dapat

diaproksimasi dengan statistic Chi-square dibawah ini :

Tabel 4.10 Wilk’s Lambda

Wilks' Lambda

.816 13.606 2 .001

Test of Function(s) 1

Wilks'

Lambda Chi-square df Sig.

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan pengujian Wilk secara’s Lamda dapat diketahui nilai Wilk’ Lamda sebesar 0,816 atau sama dengan Chi Square 13,606 dan ternyata nilai ini signifikan pada 0,001, maka dapat disimpulkakn bahwa fungsi diskriminan signifik secara statistik yang berarti nilai means (rata-rata) score diskriminan untuk kedua kelompok pembelian berbeda secara signifikan.

(58)

.225a 100.0 100.0 .429 Function

1

Eigenvalue % of Variance Cumulative %

Canonical Correlation

First 1 canonical dis criminant functions were us ed in the analysis.

a.

Sumber : Lampiran 5

Beredasarkan hasil pengujian Square Canonical Correlation menunjukkan

bahwa besarnya Canonical Correlation adalah sebesar 0,429 atau besarnya Square

Canonical Correlation (CR2) =(0,429)2

Menilai pentingnya variabel diskriminan dan arti penting dari fungsi

diskriminan dapat dilakukan dengan melihat fungsi diskriminan standardise

seperti di bawah ini :

atau sama dengan 0,184041. Jadi dapat

disimpulkan bahwa 18,4% variasi antara kelompok pembelian secara online dan

pembelian secara langsung dapat dijelaskan oleh variabel diskriminan harga dan

resiko pembelian.

Tabel 4.12

Standardized Canonical Discriminant Function Coefficien

Standardized Canonical Discriminant Function Coefficients

.822

(59)

tersebut terhadap variable lainnya dan sebaliknya. Variabel harga lebih penting dibandingkan variabel resiko pembelian dalam membentuk fungsi diskriminan. Oleh karena score diskriminan adalaah indeks gabungan atau kombinasi linier dari variable awal, maka perlu untuk mengetahui apakah arti dari score diskriminan. Nilai loading dari structure coefficient dapat digunakan untuk mengiterpretasikan kontribusi setiap variable untuk membentuk fungsi diskriminan. Nilai loading variable diskriminator merupakan korelasi antara score diskriminan dan variable diskriminator dan nilai loading akan berkisar +1 dan -1. Makin mendekati nilai 1 (satu) nilai absolute faktor loading, maka makin tinggi komunalitas antara variable diskriminan dan fungsi diskriminan dan sebaliknya. Nilai loading structure coefficient dapat dilihat dari table structur matrix di bawah ini :

Table 4.13.

Pooled within-groups correlations between dis criminating variables and s tandardized canonical discriminant functions Variables ordered by abs olute size of correlation within function.

Sumber : Lampiran 5

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 4.1.
Tabel 4.3.  Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gaya kepemimpinan yang diterapkan pemilik Pamella Swalayan adalah gaya kepemimpinan spiritual hal ini sebagimana teori Blanchard dkk, dalam bukunya yang

Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan Kebijakan Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah dan Dana Desaterhadap Pemberdayaan Masyarakat

Bapak Shonhaji selaku hakim ketua pada sidang perkara di atas berpendapat bahwa, nusyūz adalah suatu hal yang oleh hakim harus dikatakan dengan bukti yang sah, sehingga

Hal diatas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Pramudia (2006) dalam jurnal yang menyatakan bahwa, tujuan dari kegiatan orientasi peserta didik baru antara lain agar

Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kualitas

Sedangkan komposisi limbah padat penyulingan minyak pala seperti yang terlihat pada Kromatogram Gambar 3 dan Kromatogram Gambar 4 juga masih terlihat 5 spektrum

3. Teknik pengumpulan data yarig dipakai dalam penelitian mahasiswa/i hubungan internasional adalah cara memperoleh data. Beberapa teknik pengumpulan data

Berdasarkan pembuktian yang telah ada untuk semua varia- be1 yang diteliti, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk bidang retorika penulisan karangan ekspositori: bila