• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 81

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 81"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

81

B

B

A

A

B

B

I

I

V

V

KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN

PRIORITAS

4.1. Konsep Perencanaan Kawasan

4.1.1 Visi Pembangunan

Secara umum Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan. Visi adalah tujuan atau sasaran yang ingin di capai sedangkan misi adalah adalah cara untuk mewujudkan visi tersebut. Adapun visi dalam perencanaan PLPBK di Kawasan Prioritas Lingkungan VI Kelurahan Sei Raja adalah Mewujudkan masyarakat cerdas, ramah, indah dan asri yang disingkat

dengan CERIA

1. Menyediakan Akses Jalan dan Drainase yang Memadai 2. Menyediakan Prasarana Air Bersih

3. Menyediakan Prasarana Sanitasi yang Layak

4. Ruang terbuka yang dapat menampung banyak kegiatan warga 5. Meningkatkan Kualitas Permukiman

6. Menjalin Kerjasama dengan Mewujudkan Kelestarian Lingkungan Hidup

4.1.2 Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan

Berdasarkan peraturan menteri pekerjaan umum nomor 06/PRT/M/2007 tentang pedoman umum rencana tata bangunan dan lingkungan, konsep perencanaan struktur tata bangunan dan lingkungan merupakan suatu gagasan perancangan dasar pada skala makro, dari intervensi desain struktur tata bangunan dan lingkungan yang hendak dicapai pada kawasan perencanaan, terkait dengan struktur keruangan yang berintegrasi dengan kawasan sekitarnya secara luas, dan dengan mengintegrasikan seluruh komponen perancangan kawasan yang ada. Adapun kriteria penyusunannya adalah sebagai berikut:

a. Merupakan perwujudan realistis dari Visi Pembangunan

b. Merupakan sintesa dari identifikasi permasalahan, potensi dan prospek kawasan perencanaan yang dilakukan pada tahapan analisis

c. Membentuk/memperkuat karakter dan identitas suatu tempat

d. Memperhatikan keterkaitan makro dengan struktur ruang kota, dan keterkaitan mikro dengan lingkungan eksisting sekitarnya

e. Mengintegrasikan seluruh elemen rancang bangunan

Konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan kawasan prioritas harus disesuaikan dengan visi pembangunan kawasan yaitu Mewujudkan Kawasan yang Cerdas,

Ramah, Indah dan Asri.

Visi ini mengartikan bahwa konsep perancangan kawasan prioritas harus membangun atau memperbaiki kualitas lingkungan bermukim warga kawasan prioritas dalam hal ini adalah jaringan prasarana permukiman untuk memenuhi kebutuhan bermukim di masa yang akan datang. Penjabaran dari visi kawasan prioritas adalah sebagai berikut:

- Mewujudkan masyarakat yang selalu berpikir cerdas menatap jauh ke depan , walaupun

sebagian besar masyarakat kawasan prioritas merupakan masyarakat yang termasuk kedalam kriteria relatif berpendidikan formal rendah akan tetapi bukan suatu halangan untuk mewujudkannya

- Mewujudkan masyarakat yang ramah terhadap lingkungannya. Harmonisasi antara

manusia dengan lingkungan sekitarnya akan mendapatkan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan

- Mewujudkan lingkungan binaan yang indah dan asri. Lingkungan binaan yang ingin diwujudkan bukan hanya indah secara estetika akan tetapi juga lingkungan yang asri penuh pepohonan dan tanaman hias yang dapat menyejukkan tubuh dan jiwa

(2)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

82

4.1.3 Konsep Komponen Perancangan Kawasan

4.1.3.1 Intensitas Pemanfaatan Lahan

Konsep komponen perancangan kawasan terhadap intensitas pemanfaatan lahan utama adalah perencanaan perbaikan terhadap jalan beserta drainasenya di kawasan prioritas demi kemudahan aksebilitas dan sirkulasi warga. Konsep pengembangannya adalah perencanaan jalur hijau di sepanjang jalan lingkungan dan sempadan sungai, perencanaan balai rembug warga, perencanaan sanitasi umum, perencanaan gapura, perencanaan ruang terbuka umum, dan turab penahan erosi di pinggiran sungai

4.1.3.2 Tata Bangunan

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Bangunan yang ada di kawasan prioritas perlu ditata untuk menyediakan ruang gerak dan ruang terbuka sehingga menjaga kualitas udara didalamnya. KDB di kawasan rata-rata adalah 70% - 80% sehingga hanya menyisakan sedikit ruang bagi Koefisien Dasar Hijau (KDH) sedangkan untuk Koefien Lantai Bangunan (KLB) seluruhnya adalah 1 yang artinya tidak ada bangunan bertingkat.

Persyaratan koefisien dasar bangunan (KDB) pada wilayah prioritas ini masih belum memenuhi standar yang telah ditentukan, tujuan dari KDB dan KLB dimaksudkan untuk mengantisipasi kepadatan kawasan (secara makro) dan kepadatan bangunan (secara mikro

Sedangkan persyaratan tinggian bangunan (TB) dimaksudkan untuk pengaturan bangunan agar tercipta lingkungan yang memenuhi syarat-syarat estetika, keamanan, kenyamanan fisik dan psikis serta keserasian antar bangunan

4.1.3.3 Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Jaringan jalan yang tersedia di kawasan prioritas adalah berhirarki jalan lokal dan jalan lingkungan. Setiap jalan harus terhubungkan dengan jalan lainnya. Jaringan jalan di kawasan prioritas secara fisik masih belum memenuhi standar dan banyak yang mengalami rusak berat

Jalur penghubung antara kawasan dengan wilayah luar dihubungkan dengan sebuah jembatan kayu yang juga tidak memenuhi standar dari keamanan dan kenyamanan

Kawasan prioritas dapat diakses melalui jalur air sungai. Sarana tambat labuh sebagai tempat kapal-kapal bersandar sudah dalam kondisi sangat tidak layak Konsep pengembangan jaringan jalan yang akan diterapkan di kawasan prioritas antara lain:

Konsep sistem sirkulasi dan jalur penghubung di dalam kawasan harus harus dibenahi dan menjadi prioritas utama dalam pembangunannya karena kalau tidak, maka kawasan prioritas akan selamanya menjadi daerah kumuh dan terisolir.

4.1.3.4 Sistem Ruang terbuka dan Tata Hijau

Tujuan Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan;

1. Meningkatkan lingkungan hidup kawasan yang nyaman, segar, indah bersih dan sebagai sarana pengamanan lingkungan

2. menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna

Peranan RTH bagi pengembangan kota adalah sebagai berikut;

a. Alat pengukur iklim amplitude (klimatologis). Penghijauan memperkecil amplitude variasi yang lebih besar dari kondisi udara panas ke kondisi udara sejuk

b. Penyaring udara kotor (protektif). Penghijauan dapat mencegah terjadinya pencemaran udara yang berlebihan oleh adanya asap kendaraan, asap buangan industri dan gas beracun lainnya

c. Sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat hidup satwa burung / unggas

d. Sebagai penunjang keindahan (estetika) tanaman ini memiliki bentuk tekstur dan warna yang menarik

(3)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

83

e. Mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan. Ditinjau dari sudut planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu elemen-elemen (bangunan) yang ada disekelilingnya. Berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu elemen-elemen (bangunan) yang ada disekelilingnya. Dengan demikian, dapat tercipta lingkungan yang kompak dan asri

Adapun manfaat RTH diwilayah perkotaan antara lain sebagai berikut :

1. memberikan kesegaran, kenyamanan dan keindahan lingkungan sebagai paru-paru kota

2. memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota 3. memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga dan buah 4. sebagai tempat hidup satwa dan plasma nutfah

5. sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi aliran air permukaan, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin

6. sirkulasi udara dalam kota

7. sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi

4.1.3.5 Tata Kualitas Lingkungan

Adapun konsep dari penataan kualitas lingkungan kawasan adalah penataan lingkungan sehingga menjadi kawasan yang teratur, bersih dan sehat serta berwawasan lingkungan. Penataan bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan kawasan secara keseluruhan tidak hanya ditinjau penampilan fasade lingkungan akan tetapi dari sudut ekonomi, sosial dan budaya

4.1.3.6 Sistem Prasarana dan Utilitas

a. Air bersih

Dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih warga memanfatkan air sungai kapias dan sumur. Sebagian kecil warga membeli air dari penjual air bersih.

Untuk memenuhi kebutuhan warga akan air bersih sangat penting dibangun sarana air bersih komunal yang dapat dipergunakan seluruh warga

b. Listrik

Konsep yang diarahkan untuk penataan jaringan listrik adalah lebih kepada upaya untuk mengatasi gangguan visual kabel udara jaringan listrik. Konsep pengembangan jaringan listrik yang diarahkan pemindahan tiang listrik yang berada di daerah milik jalan di dalam kawasan

c. Drainase

sistem pengembangan drainase sejalan dengan pengembangan perbaikan jalan. Aliran air drainase langsung mengalir menuju sungai kapias tanpa melalui pengolahan air terlebih dahulu. Konsep pengembangannya membuat pengolahan air komunal atau pengolahan air masing-masing setiap rumah

d. Persampahan

Kawasan prioritas tidak memiliki sistem persampahan, sehingga sampah warga hanya dibakar atau dikumpulkan kedalam suatu lubang bahkan banyak yang membuang sampah sembarangan

Konsep yang diarahkan untuk jaringan persampahan di kawasan prioritas adalah jaringan persampahan yang bersifat mandiri. Warga kawasan prioritas memiliki tempat sampah pribadi dan mampu membedakan antara sampah organik dan sampah an-organik.

e. Sanitasi

Sebagian besar masyarakat tidak mempunyai sistem sanitasi yang layak dan memenuhi syarat kesehatan. Konsep pengembangannya adalah pembuatan tangki septik komunal yang menampung beberapa rumah dan pembuatan MCK Umum

(4)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

84

4.2. Rencana Tata bangunan

4.2.1 Rencana Peruntukan Blok Pengembangan Pemukiman

Pembagian tataguna lahan di kawasan terbagi atas;  Blok Pemukiman

 Blok Pertanian

 Blok Ruang Terbuka Hijau

Untuk pengembangan pemukiman diarahkan kepada blok pertanian luasannya hampir mencapai 50 % dari tataguna lahan di kawasan

(5)
(6)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

86

4.2.2 Rencana Pengaturan Bangunan

Rencana pengaturan bangunan untuk mencapai kenyamanan pengguna bangunan dan juga lingkungannya. Untuk itu direncanakan pengaturan terhadap bangunan adalah :

 Jarak maksimum bangunan dengan jalan adalah 2-2,5 meter  Jarak maksimum antar bangunan sejajar adalah 2 meter

 Setiap bangunan / rumah kedepannya harus mempunyai septictank sendiri dengan alternative Sepsitenk Komunal

 Setiap bangunan / rumah secara bertahap harus meninggikan kontur tanah dilahannya dan menutup genangan air di lahan miliknya

(7)
(8)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

88

4.3. Rencana Sistem sirkulasi dan Jalur Penghubung

4.3.1 Rencana Sistem Jaringan Jalan dan Pergerakan

Jalan yang tersedia di kawasan prioritas adalah berhirarki jalan lokal dan jalan lingkungan. Sistem jaringan jalan di kawasan prioritas secara fisik masih belum memenuhi standar yang ada, sehingga menurunkan kualitas lingkungan hunian kawasan prioritas. Jaringan jalan di kawasan prioritas dapat menghubungkan dengan wilayah di luar kawasan prioritas.

Perbaikan pengembangan jaringan jalan di kawasan prioritas diharapkan mampu meningkatkan pergerakan distribusi perdagangan dan jasa baik dari atau pun ke kawasan prioritas, sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga kawasan prioritas yang nantinya juga meningkatkan kesejahteraan warga kawasan prioritas sesuai dengan visi pengembangan. Konsep pengembangan jaringan jalan yang akan diterapkan di kawasan prioritas antara lain: 1. Pengembangan jaringan jalan sesuai kebutuhan pergerakan;

2. Perbaikan kualitas perkerasan jalan menjadi rigid pavemen ( Rabat Beton ) di jalan Kenanga dan paving block di jalan kamboja, jalan kenanga, jalan melur, jalan teratai, jalan anggrek, jalan kamboja, jalan mawar maupun jalan lingkungan yang lain.

3. Pengembangan kontruksi jembatan penghubung dari kawasan prioritas Lingkungan VI ke Kelurahan Muara Sentosa

(9)
(10)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

90

4.4.2 Rencana Jaringan Jalur Mitigasi Evakuasi Bencana

Mititgasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (pasal 1 ayat 6 PP No. 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan Benncana)

Kegiatan mitigasi bencana diantaranya ; 1. Pengenalan pemantauan resiko bencana

2. Perencanaan partisifatif penanggulangan bencana 3. Pengembangan budaya sadar bencana

4. Penerapan upaya fisik, non fisik, dan pengaturan penanggulangan bencana 5. Identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana 6. Pemantauan terhadap pengelolaan sumberdaya alam

7. Pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi

8. Pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup

9. Kegiatan mitigasi bencana lainnya. Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat dikembangkan untuk turut melakukan mitigasi bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk mengurangi resiko terjadinya bencana

4.4. Rencana Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau 4.4.1 Sistem Terbuka Umum

Menurut arahan Pemerintah Kota Tanjungbalai luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada kawasan Prioritas adalah 30% sesuai dengan fungsi kawasan yang diberikan.

Direncanakan ruang terbuka umum dikawasan berupa pemanfaatan lahan kosong milik warga seluas 9 x 10 meter. Ruang terbuka umum akan difasilitasi taman bermain bagi anak-anak, bangku-bangku taman beserta furniturenya. Selain itu di ruang terbuka akan dibangun sebuah bangunan non permanen sebagai balai rembug warga. Balai rembug warga merupakan bangunan multi fungsi. Balai akan banyak menampung berbagai aktifitas sosial kewargaan, misalnya; Posyandu, perpustakaan taman, pengajian, dan lainnya

4.4.2 Sistem Terbuka Pribadi

Pemanfaatan koefesien desain bangunan (KDB) sebesar40% - 60% sebagai ruang terbuka pribadi. Beragam pemanfaatan yang dapat dilakukan warga untuk memanfaatkan ruang terbuka tersebut, diantaranya; sebagai ruang menyalurkan hobby bercocok tanaman dengan menggunakan Metode Vertical Garden, beternak, bermain anak, dan lainnya

4.4.3 Sistem Terbuka Privat

Sistem ruang terbuka privat adalah menetapkan keharusan adanya penyediaan Ruang terbuka privat pada masing-masing bangunan non rumah tinggal yang ada di kawasan prioritas.

4.4.4 Sistem Pepohonan dan Tata Hijau

Arahan perencanaan pepohonan dan tata hijau di kawasan prioritas;  Meningkatkan kualitas lingkungan

Pepohonan adalah penghasil oksigen yang berguna tidak hannya bagi manusia tetapi juga lingkungan secara keseluruhan

 sebagai Buffer

Kawasan yang berada di daerah aliran sungai beresiko mendapat gerusan air secara terus menerus yang dapat menyebabkan erosi di kawasan prioritas. Direncanakan sepanjang sempadan sungai ditanam pohon Nipah sebagai buffer. Adaptasi dan perakaran tanaman pohon nipah akan mampu tumbuh baik dan dapat menahan gerusan air sungai.

 Sebagai estetika

Keindahan tanaman serta pepohonan akan dapat memberikan keindahan kepada lingkungan kawasan prioritas

 Sumber penghasilan tambahan

Penanaman pepohonan diupayakan agar dapat dimanfatkan juga menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga. Misalnya; Pemanfaatan daun tanaman nipah sebagai bahan pembuat atap nipah atau penanaman tanaman buah yang buahnya bukan hanya bisa dikonsumsi tetapi mempunyai nilai jual juga

(11)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

91

4.4.5 Bentang Alam

Kawasan berada dii daerah dataran rendah dengan kontur relatif datar dan berada di daerah pasang surut kawasan beresiko tergenang air pasang.

Sebagai antisipasi direncanakan disekeliling kawasan yang berbatasan langsung dengan sungai dipasang buffer alami dengan penanaman pohon nipah dan pembangunan turab penahan

Selain itu, meninggikan permukaan tanah merupakan keharusan saat membangun rumah sebagai antisipasi tergenang air pasang

4.4.1 Area Jalur Hijau

Area jalur hijau direncanakan sepanjang garis sempadan sungai dan sepanjang jalan di dalam kawasan prioritas. Memanfaatkan lahan kosong yang ada sebagai area jalur hijau. Adapun kondisi area jalur hijau sebahagian ditanami pohon nipah dan akan ditambah lagi pohon nipah tersebut untuk keasrian lokasi kawasan.

(12)
(13)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

93

4.5. Rencana Tata Kualitas Lingkungan

4.5.1 Rencana Wajah Jalan dan Bangunan

Untuk meningkatkan tata kualitas lingkungan maka direncanakan wajah jalan dan bangunan adalah:

 Memperbaiki jalan di kawasan dengan rigid pavemen dan paving block

 Disepanjang jalan akan ditanami pohon pelindung jenis buah-buahan. Manfaat ganda akan didapatkan dari penanaman pohon pelindung jenis buah-buahan yaitu penghijauan sekaligus buahnya dapat dikonsumsi oleh warga. Disarankan adalah tanaman buah adaptasi dataran rendah (mangga, jambu air, dan lainnya), sehingga bisa menjadi daya tarik lokasi kawasan sebagai penghasil buah.

(14)
(15)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

95

4.5.2 Rencana Street Furniture

Lampu Jalan

Lampu penerangan jalan merupakan salah satu elemen street furniture yang penting keberadaannya dalam suatu koridor jalan. Konsep penempatan lampu penerangan jalan perlu diletakkan pada jalan-jalan yang tidak berdekatan dengan persil perumahan warga, sehingga kondisi jalan akan menjadi gelap dan pengguna jalan merasa tidak aman ataupun nyaman menggunakaannya.

Lokasi lampu penerangan jalan dapat ditempatkan pada sisi kiri atau kanan jalan yang bertujuan memberikan penerangan yang maksimal sehingga memunculkan citra positip kawasan prioritas.

Konsep lampu penerangan jalan adalah memiliki desain yang simpel dari bahan yang memiliki usia kegunaan panjang serta hemat energi.

 Tempat sampah

Penataan tempat sampah di kawasan prioritas diarahkan berdasarkan konsep:

a. Perlu adanya penyeragaman bentuk serta bahan tempat sampah dalam satu ruas jalan; b. Setiap bangunan yang berada di kawasan prioritas harus memiliki tempat pembuangan

sampah sementara pribadi sehingga lingkungan tetap bersih dan nyaman;

c. Terdapat pemisahan tempat sampah antara sampah organik dengan sampah anorganik d. Tempat sampah pada ruas jalan terbuat dari bahan non permanen dan tertutup.

 Plank Nama Jalan

Papan Nama jalan sangat penting sebagai penanda lingkungan perumahan. Penempatan nama ditempatkan disudut jalan dengan tulisan berwarna Biru dan dasar warna Hijau.

(16)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

96

4.5.3 Rencana Identitas Lingkungan

(17)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

97

Identitas lingkungan dari sebuah kawasan dapat dilihat dari lima elemen pembentuk citra kawasan yang terdiri dari path, landmark, edge, node, dan district.

Identitas lingkungan merupakan aspek yang perlu dikembangkan agar kawasan tersebut memiliki karakter yang berbeda dengan kawasan lain yang dapat pula menjadi daya tarik suatu kawasan.

 Path

Path di kawasan prioritas adalah berupa jaringan jalan di kawasan prioritas yang menghubungkan antar wilayah berdekatan sekitar kawasan prioritas. Konsep yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas elemen path adalah dengan memperbaiki perkerasan jaringan jalan, memanfaatkan bahu jalan sebagai jalur hijau, menambahkan lampu penerangan agar memunculkan kesan aman dan nyaman.

 Landmark

Pada kawasan prioritas tidak terdapat bangunan yang bisa ditonjolkan menjadi elemen landmark. Pembentukan elemen landmark dapat dilakukan dengan perencanaan gapura pada pintu masuk kawasan prioritas. Gapura yang akan dirancang berbentuk simpel dan selaras dengan bentuk ruang sekitarnya seperti jalan dan bangunan perumahan. Pada gapura ini diberi identitas kawasan prioritas dan program PLP-BK.

 Edge

Tepian atau edge di kawasan prioritas adalah berupa tepian aliran sungai yang saat ini kondisinya tidak terawat. Konsep yang akan dikembangkan adalah dengan meningkatkan keasrian edge dengan cara melarang munculnya bangunan baru

 Node

Tidak terdapat node di kawasan prioritas, sehingga pengembangannya untuk memunculkan karakter kawasan prioritas adalah dengan membangun taman atau jalur hijau di bahu jalan dengan konsep rindang agar terdapat wadah bagi warga kawasan prioritas berkumpul dan berinteraksi.

 District

Kawasan prioritas tidak memiliki elemen citra kawasan berupa district, hanya berupa perumahan warga yang mengelompok. Perumahan warga ini tidak memiliki karakter atau ciri khas yang sama. District di kawasan prioritas akan dikembangkan berdasarkan pengelompokan perumahan warga yang telah terbangun dengan memunculkan konsep bersih.

(18)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

98

4.6. Rencana Sistem Jaringan (Utilitas)

(19)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

99

4.6.1 Rencana Jaringan Air Bersih

Perencanaan peningkatan penyediaan air bersih di kawasan prioritas konsep pengembangan yang ditawarkan yaitu dengan membangun MCK komunal Yang di lengkapi dengan Pengadaan Sarana Hidran Umum Dengan Memakai system Sumur bor dengan melakukn Pengeboran Minimal kedalaman 40 Meter di Jalan Melati dan diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh warga tetapi juga dapat menjadi percontohan pengelolaan air bersih untuk lingkungan lain disekitar kawasan prioritas dan di rencankan Kedepannya akan Di Bangun Jaringan Air Bersih dari PDAM.

(20)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

100

4.6.2 Rencana Jaringan Air Limbah Rumah Tangga

(21)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

101

Direncanakan setiap rumah mempunyai kolam pengelolaan limbah sendiri. Air limbah rumah tangga masuk kedalam kolam pengeloaan dahulu sebelum mengalir ke jaringan drainase yang ada di kawasan prioritas sehingga drainase tidak tercemar oleh limbah rumah tangga. Sedangkan untuk kawasan yang sudah padat sebaiknya sistem pembuangan limbah dilakukan dengan menggunakan septic tank

komunal, mengingat dengan adanya septic tank tersebut maka rumah-rumah yang tidak mempunyai pekarangan yang luas tidak akan membuang limbah kamar mandi ke saluran air terbuka yang mengakibatkan pencemaran. Sistem pembuangan limbah ini menggunakan perpipaan dari rumah-rumah ke septic tank komunal.

(22)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

102

4.6.3 Rencana Jaringan Sanitasi

(23)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

103

Melihat masih minimnya masyarakat yang memiliki kondisi sanitasi yang layak, maka konsep perngembangan dalam upaya pengengadaan sanitasi adalah dengan memberikan bantuan renovasi kepada warga untuk membangun jamban pribadi dengan menggunakan septicktank komunal. Dan akan di bangun MCK Umum yang dilengkapi dengan Sumber Air Bersih

(24)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

104

4.6.4 Rencana Jaringan Persampahan

(25)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

105

Konsep perencanaan persampahan adalah dengan membangun beberapa Tempat Pembuangan Sampah sementara (TPS) agar warga tidak membakar sampah disembarang tempat. Sampah dari masing-masing rumah dikumpulkan dan kemudian dikumpulkan di tempat pembuangan sampah sementara, lalu kemudian diangkut ke tempat pembuangan Sampah akhir (TPA)

(26)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

106

4.6.5 Rencana Jaringan Drainase

(27)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

107

Sistem pengembangan drainase sejalan dengan pengembangan perbaikan jalan. Aliran air drainase langsung mengalir menuju sungai kapias tanpa melalui pengolahan air terlebih dahulu. Konsep pengembangannya membuat pengolahan air komunal atau pengolahan air masing-masing setiap rumah. Dalam rencana pengembangan jaringan drainase di Kawasan Prioritas, hirarki saluran dibedakan menjadi saluran primer, sekunder, saluran tersier saluran kuartener dan saluran lingkungan. Saluran drainase dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup. Untuk saluran terbuka dipakai pada saluran drainase pada jalan lingkungan sedangkan saluran drainase yang terdapat di sepanjang jalan utama menggunakan sistem tertutup.

(28)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

108

4.6.6 Rencana Jaringan Listrik

(29)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

109

Tiang listrik yang berada di daerah milik jalan harus dipinggirkaan ke tepi jalan. Demikian juga kabel listrik yang keliatan semrawut harus dirapikan, hal ini bukan saja demi mengejar faktor estetika akan tetapi lebih kepada faktor keamanan warga,dan akan mengembangan Konsep Ramah Lingkungan dengan menggunakan jaringan Lampu jalan menggunakan energy matahari.

(30)
(31)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

111

4.6.7 Rencana Jaringan Ruang Terbuka Hijau (Sempadan Jalur Hijau)

Mengacu kepada kebijakan penataan ruang Kota Tanjungbalai pengembangan Ruang Terbuka Hijau minimal 30 (tiga puluh) % dari luas wilayah kota Rencana Jaringan ruang terbuka Hijau di Kawasan Prioritas berupa :

 Pemanfaatan garis sempadan sungai selebar 10 meter dari tepi sungai untuk dijadikan Jaringan Ruang terbuka Hijau dengan luasan sekitar 0,8 hektar. Pemanfaatannya dengan penanaman tanaman utama pohon Nipah sebagai tanaman yang adaptasi terhadap kondisi tanah pasang surut.

(32)
(33)

BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS

113

4.6.8 Rencana Jaringan Mitigasi Bencana

Jalur Evakuasi Bila terjadi bencana ada 2 (dua) jalur menurut arahan sesuai RTRW Kota Tanjungbalai, Lokasi Pengungsian ada di tiga titik Yaitu Lapangan Sultan Abdul Zalil, Gedung serba Guna Datuk Bandar Dan Pemtng Pasir. Berdasarkan hal tersebut. Jalur evakuasi Bencana di kawasan prioritas memiliki dua alternative. Alternative Pertama dijalan Sei Buluh menuju Lingkungan VI yang menuju Tempat pengungsian Lapangan Sultan Abdul Jalil dan alternative kedua di jalan Sei Buluh menuju Kelurahan BKK kemudian menuju tempat pengungsian di Pematang Pasir

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Contoh Praktis Dan Kisah-Kisah Pentingnya Memilih Nama Dalam Membangun Kepribadian Anak Sisi positif nama baik. Abdurrahman Ibn

 Ana%isis $e$an kerja $ertujuan untuk menentukan $erapa jum%a pegaai +ang di$utukan untuk merampungkan suatu pekerjaan dan $erapa jum%a tanggung jaa$ atau $e$an kerja

Analisa dan Perancangan Sistem Ekstrakurikuler Pada SMP NU Al Ma’ruf Kudus Berbasis Web ini membahas mengenai sistem pendataan siswa ekstrakurikuler, absensi

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

Merujuk pada permasalahan yang telah dipaparkan diatas melalui hasil wawancara dan diskusi awal bersama ibu-ibu rumah tangga di Jalan Hiu Putih dalam kaitannya agar dapat

Baitul Maal Wattamwil (BMT) bersifat komersial berdasarkan akad perjanjian, simpan pinjam wadiah, simpan mudharabah dan penyertaan ( syirkah ) kepada masyarakat

Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari Bapak/Ibu sebagai ahli media mengenai kelayakan media pembelajaran CD interaktif berbasis Adobe

Metode penyimpanan sampel darah lalat vektor surra dengan menggunakan etanol 80% (darah berada di dalam tubuh lalat) dan kertas saring tidak menunjukkan hasil