• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA

KELURAHAN BAIYA PALU UTARA

SULAWESI TENGAH

Oleh :

ACHMAD MAHDI NIM. 060 500 027

JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

2009

(2)

2

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA

KELURAHAN BAIYA PALU UTARA

SULAWESI TENGAH

Oleh :

ACHMAD MAHDI NIM. 060 500 027

JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

2009

(3)

3

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah dilaksanakan di PT. WANAJAYA NAGAPUSPA yang berlokasi di Jalan Pelabuhan Pantoloan No. 128 Kelurahan Baiya KM 21 Kecamatan Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah. Mulai tanggal 16 Maret sampai dengan tanggal 2 Mei 2009.

Menyetujui

Mengesahkan Direktur,

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo, MP NIP. 131 791 587 Ketua Jurusan

Pengolahan Hasil Hutan

M. Fikri Hernandi, S. Hut, MP NIP. 132 206 203

Dosen Pembimbing

Ir. Syafi’I, MP NIP. 132 134 195

(4)

4

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. WANAJAYA NAGAPUSPA Jalan Pelabuhan Pantoloan No. 128 Kelurahan Baiya KM 21 Kecamatan Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah.

Dalam menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dan dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan bantuan baik berupa materil maupun moril dalam menyelesaikan studi dan penyusunan laporan PKL, kakak dan adikku serta seluruh keluarga yang selalu mendo’akan dan mendorong penulis dalam menyelesaikan studi. 2. Bapak Ir. Wartomo MP. Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

3. Bapak Ir. M. Fikri Hernandi MP. selaku ketua Jurusan Pengolahan Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

4. Bapak Ir. Syafi’I, MP. selaku dosen pembimbing

(5)

5 6. Bapak Ir. Joko Prayitno selaku Dosen Pengantar PKL.

7. Bapak Wagirin Dingo selaku Direktur Utama PT. WANAJAYA NAGAPUSPA beserta Bapak kepala bagian dan seluruh staf/karyawan yang telah membantu kami selama proses kegiatan PKL di perusahaan tersebut.

8. Rekan-rekan angkatan 2006 khususnya satu tempat praktek dan rekan-rekan lainnya yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapang ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, akan tetapi besar harapan dari penulis semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis

(6)

6

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PENGESAHAN ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR LAMPIRAN ... vi I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 1

C. Hasil yang Diharapkan ... 2

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ... 4

A. Sejarah Singkat PT. WANAJAYA NAGAPUSPA ... 4

B. Ketenagakerjaan dan Struktur Organisasi Perusahaan ... 5

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL ... 5

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG ... 6

A. Penggergajian ... 6

B. Penimbunan Kayu Gergajian ... 9

C. Pengeringan ... 12

D. Pengangkutan Kayu Gergajian ke Tempat Pengolahan ... 15

(7)

7

F. Woodworking dan Moulding (I) ... 18

G. Woodworking dan Moulding (II) ... 21

H. Pengemasan ... 24

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

A. Kesimpulan ... 27

B. Saran ... 28

(8)

8

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Struktur Organisasi PT. WANAJAYA NAGAPUSPA ... 31 2. Gambar Contoh Produk Barang Setengah Jadi ... 32 3. Gambar Contoh Produk Barang Jadi ... 33

(9)

9

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan PKL yang dilaksanakan dari tanggal 16 Maret - 2 Mei 2009, merupakan konsep utama pelaksanaan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarind a. Kegiatan ini juga dimaksudkan agar para mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja dilapangan pada kondisi yang sesungguhnya terjadi didalam masyarakat. Dengan demikian mahasiswa akan mempunyai tambahan wawasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang terdapat pada industri Pengolahan Hasil Hutan mulai dari persiapan bahan baku sampai dengan persiapan pemasaran produk yang dihasilkan.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapang (PKL), agar mahasiswa dapat:

1. Memaha mi prinsip –prinsip kerja pada industri pengolahan kayu solid. 2. Mengetahui penggunaan alat dan sarana dengan tepat dalam kegiatan

industri tersebut.

3. Memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan praktek tertentu dalam kegiatan industri.

(10)

10 4. Mengevaluasi kegiatan teknis tersebut dan membandingkan dengan ilmu

pengetahuan.

5. Dan juga diharapkan mampu menggali dan menemukan persoalan-persoalan maupun permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.

C. Hasil Yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan PKL mempunyai tiga sasaran yaitu:

1. Mahasiswa

a. Dapat menciptakan kedewasaan pola berpikir untuk dapat menelaah dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam perusahaan (pabrik).

b. Menciptakan cara dan bekerjasama secara disiplin sebagai suatu kegiatan yang utuh.

c. Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa sebagai kader/tenaga siap pakai disamping diharapkan terbentuknya rasa cinta serta tanggung jawab terhadap pekerjaan sehingga dapat menjadi sarjana/ahli madya yang siap pakai.

2. Pergurua n Tinggi

a. Supaya perguruan tinggi menghasilkan ahli madya penerus pembangunan yang mampu menghadapi permasalahan yang sangat kompleks saat ini dalam pembangunan.

(11)

11 b. Perguruan tinggi dapat lebih memantapkan program pengajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan zaman, mempercepat dan meningkatkan kerjasama antara perguruan tinggi dan instansi/departement swasta dan lain- lain dalam pelaksanaan pembangunan sehingga lebih mempercepat proses gerak pembangunan.

3. Perusahaan

a. Perusahaan dapat menperoleh informasi yang tepat (nilai tambah) yang bersifat membangun.

b. Menciptakan pola kebijakan mutu/kualitas perusahaan yang lebih tinggi dan inovatif.

(12)

12

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT WANAJAYA NAGAPUSPA

PT WANAJAYA NAGAPUSPA didirikan pada tanggal 23 Februari 1989 oleh empat orang pemegang saham yaitu Wagirin Dingo, Rudy Koerniawan, Hanafi Yusup Pelengkahu dan Ricky Karamoy, berlokasi di Jalan Pelabuhan Pantoloan No. 128 Kelurahan Baiya KM 21 Kecamatan Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah dengan luas areal 3,5 Ha.

PT WANAJAYA NAGAPUSPA memperoleh bahan baku dari beberapa suplier masyarakat yang berdomisili di Poso.

Sistem kerja yang diterapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti perusahaan-perusahaan industri lainnya yang tetap mengacu pada aturan-aturan Depnaker serta jaminan kesehatan lainnya seperti Jamsostek.

Semenjak mulai beroperasi sampai saat ini PT WANAJAYA NAGAPUSPA telah mendapatkan pengakuan dari para pelanggannya sebagai Industri Woodworking dan Moulding serta Perdagangan Kayu dengan kualitas Internasional, sesuai seperti yang tercantum pada kontrak jual beli. Adapun negara tujuan ekspor yang utama adalah negara Jepang.

(13)

13

B. Ketenaga Kerjaan dan Struktur Organisasi Perusahaan 1. Tenaga Kerja

PT WANAJAYA NAGAPUSPA saat ini memiliki karyawan sejumlah 40 orang yang terdiri dari 22 orang karyawan laki- laki dan 18 orang karyawan perempuan, dengan tingkat pendidikan karyawan yang beragam yaitu tingkat Sarjana, SLTA dan SLTP.

2. Struktur Organisasi

PT WANAJAYA NAGAPUSPA dipimpin oleh seorang Komisaris kemudian Dewan Direksi. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada halaman lampiran.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL 1. Waktu dan Tempat

a. Waktu

Kegiatan PKL dilaksanakan selama 2 bulan, yang dimulai dari tanggal 16 maret 2009 sampai dengan 2 mei 2009. kegiatan ini dilaksanakan setiap hari kerja, senin sampai sabtu dengan waktu kerja dari jam 08.00 – 16.00 Wita.

b. Tempat

Pelaksanaan kegiatan PKL bertempat diperusahaan indutri Woodworking dan Moulding milik PT WANAJAYA NAGAPUSPA yang beloksi di Jalan Pelabuhan Pantoloan No. 128 Kelurahan Baiya KM 21 Kecamatan Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah.

(14)

14

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Penggergajian 1. Tujuan

Penggergajian bertujuan untuk merubah kayu blambangan kebentuk sortimen, juga untuk meningkatkan kualitas kayu dengan cara mengurangi cacat-cacat kayu yang sangat mempengaruhi penampakkan pada permukaan dan kekuatan kayu.

2. Dasar Teori

Penggergajian merupakan proses awal dalam urutan pengolahan kayu, oleh karena itu biasa dis ebut proses “Primary Coversation”. Hal ini disebabkan karena sebelum melalui proses lebih lanjut harus masuk ke penggergajian terlebih dahulu dengan tujuan merubah kayu yang berbentuk blambangan tersebut menjadi sortimen-sortimen yang siap untuk di olah lebih lanjut.

Dilihat dari sudut pemanfaatan kayu, penggergajian mempunyai keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik teknis maupun ekonomis, keuntungannya seperti:

a. Memudahkan penggunaan kayu sesuai kebutuhan b. Meningkatkan kualitas dan nilai kayu

c. Mempermudah penyimpanan dan penghematan ruangan d. Mengurangi biaya angkut, dan

(15)

15

3. Alat dan Bahan

a. Alat

Peralatan yang dibutuhkan antara lain: 1) Table Saw

2) Sigmat 3) Meteran b. Bahan

Bantalan sesuai dengan ukuran yang di beli dari suplier.

4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan:

a. Bantalan dibersihkan dari benda-benda asing yang melekat pada permukaan bantalan.

b. Mengamati cacat-cacat yang terdapat pada bantalan.

c. Pembelahan bagian permukaan yang terdapat serabut dan cacat dari sortimen yang dihasilkan.

5. Hasil

Pembelahan bantalan hasil dari produksi mesin Table Saw untuk jenis kayu ebony dan pao rosa memiliki ukuran sebagai berikut, yaitu:

(16)

16 a. Ebony ( Diospyros cilibica)

Tabel.1. Hasil produksi Table Saw untuk jenis kayu ebony

b. Pao Rosa (Swartzia fistuloides)

Tabel.1. Hasil produksi Table Saw untuk jenis kayu pao rosa Ukuran (cm)

No

Tebal Lebar Panjang

1. 1 3 - 15 30 - 150 2. 1,7 3 – 15 30 – 150 3. 2,7 3 – 15 30 – 150 4. 4 3 – 15 30 – 150 5. 5 3 – 15 30 – 150 6. 6 3 - 15 30 – 150 Ukuran (cm) No

Tebal Lebar Panjang

1. 1 15 - 20 200 - 300

2. 1,7 15 – 20 200 – 300

(17)

17

6. Pembahasan

a. Arah pembelahan tergantung dari cacat yang terdapat pada bantalan. Cacat tersebut terdiri dari:

1) Mata kayu 2) Pecah

b. Tujuan pembelahan yang pertama untuk mempermudah dalam pengerjaan berikutnya dan mempermudah penentuan grade dengan melihat strip-strip yang nampak di permukaan kayu.

c. Pembelahan sejajar arah serat kayu dengan memberikan spilasi agar kayu gergajian yang dihasilkan sesuai dengan ukuran akhir produk.

B. Penimbunan Kayu Gergajian 1) Tujuan

Tujuan penimbunan adalah:

a. Mencegah dan menghindari kayu gergajian dari serangan jamur dan organisme perusak kayu lainnya.

b. Membantu mengurangi jumlah kadar air kayu, terutama air bebas yang terdapat pada rongga sel, sehingga dapat mengurangi lamanya waktu pengeringan di Kiln Dryer.

(18)

18 d. Untuk menyimpan sementara hasil produk dari Table Saw, juga untuk dilakukannya kegiatan pemilahan baik ukuran, kualitas kayu dan kegiatan lainnya.

2) Alat dan bahan

a. Alat

Alat dan prasarana penumpukan kayu yang diperlukan adalah:

a. Fork lift

b. Gerobak, dan

c. Alat tulis menulis (kapur tulis) b. Bahan

Bahan-bahan yang diperlukan: a. Sortimen kayu gergajian b. Stik kayu

3) Prosedur kerja

Prosedur kerja yang dilakukan antara lain: a. Pemilihan ukuran kayu

b. Pemilahan kualitas kayu c. Penyiapan stick

d. Penyusunan kayu dan pemberian stick

4) Hasil

Penumpukan dilakukan dalam satu hari kerja atau tergantung dari ada atau tidaknya kegiatan di Table Saw.

(19)

19

5) Pembahasan

a. Dalam satu tumpukan kita usahakan mempunyai satu jenis, ukuran dan kualitas kayu yang sama, apabila tidak sama maka akan mempengaruhi kualitas kayu setelah kayu menjalani proses penggergajian nantinya. b. Untuk kualitas sortimen hasil pemilihan terdiri dari 3 grade, yaitu grade A

(mempunyai strip lurus dan rapat), grade B (mempunyai strip lurus agak lebar), dan grade C (mempunyai strip-strip bergelombang).

c. Syarat penumpukan yang baik, yaitu:

a) Jenis, ukuran dan kualitas kayu dalam satu tumpukan harus seragam. b) Penggunaan stick dengan ukuran yang seragam. Penggunaan stick

bertujuan untuk kelancaran proses sirkulasi udara pada tumpukan kayu.

c) Jarak antar stick diusahakan sama, sebab hal ini dapat berpengaruh pada proses pengeringan.

d) Susunan harus rapi, bertujuan agar pada saat pengangkutan dengan menggunakan fork lift susunan tidak roboh, dan

e) Setelah itu diberi tanda jenis, ukuran dan jumlah kayu dalam satu tumpukan.

d. Ukuran stick yang biasa digunakan (tebal x lebar) adalah 1,5 x 2 cm mempunyai alasan sebagai berikut:

(20)

20 2) Ukuran tersebut merupakan ukuran yang optimal dalam proses

pengeringan.

C. Pengeringan 1. Tujuan

Bertujuan untuk mengurangi jumlah kadar air yang terdapat didalam kayu, sehingga akan diperoleh kadar air ya ng sesuai dengan tujuan akhir dari penggunaan kayu tersebut.

Secara umum pengeringan kayu bertujuan untuk:

a. Menurunkan jumlah kadar air yang terdapat didalam kayu

b. Memperpanjang usia pakai dari kayu tersebut, hal ini berarti kayu yang masih dalam keadaan basah sangat rentan akan serangan organisme perusak kayu. c. Mempertinggi mutu kayu sebagai bahan baku untuk tujuan pemakaian

tertentu.

2. Dasar teori

Pengeringan kayu adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengeluarkan atau mengurangi jumlah kadar air yang terdapat pada kayu, sehingga air yang terdapat dalam kayu memiliki kadar air yang sesuai dengan tujuan akhir dari pengeringan.

(21)

21

3. Alat dan bahan

a. Alat yang digunakan

1) Kiln dryer

2) MC (Moisture Content) meter 3) Jadwal pengeringan, dan 4) Peralatan yang telah disetting

b. Bahan: Kayu yang akan digunakan untuk produk barang jadi.

4. Prosedur kerja

Prosuder kerja pada proses pengeringan meliputi: a. Penyusunan kayu dalam chamber

b. Mencari kadar air awal kayu

c. Setting semua peralatan baik peralatan diluar maupun peralatan didalam ruanga n pengeringan kemudian tutup semua pintu kamar pengeringan

d. Menentukan kadar air akhir yang diinginkan e. Heating awal, penyalaan fan dan AC

f. Pengecekan secara berkala terhadap temperatur, kelembaban dalam kamar pengeringan

g. Adakan tahap pengkondisian/conditioning

5. Hasil

Kegiatan ini dilakukan dalam suatu hari kerja hingga jadwal pengeringan kayu yang dikeringkan berakhir atau kadar air akhir kayu mencapai 7-8 %.

(22)

22 Tabel 3. Hasil Pengeringan Kayu

Ukuran Kayu (cm) No. Jenis Kayu

Tebal Lebar Panjang

Lama Pengeringan 0,9 5 - 11 30 - 50 15 hari 1. Eboni 3 5 - 11 30 - 50 21 hari 0,9 5 - 11 30 - 50 15 hari 2. Pao Rosa 3 5 - 11 30 - 50 21 hari 6. Pembahasan

a. Kayu yang akan dikeringkan hendaknya mempunyai ukuran, jenis dan kadar air awal yang sama. Agar dapat menghasilkan hasil pengeringan yang baik. b. Terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi baik atau tidaknya pada proses

pengeringan kayu, seperti:

1) Ukuran dan jenis kayu yang dikeringkan 2) Kapasitas kamar pengering

3) Ukuran awal kayu gergajian untuk memenuhi ukuran baku produk 4) Jumlah kayu yang dikeringkan

5) Pasokan panas dari had

6) Arah sirkulasi udara panas dalam kamar pengeringan.

c. Di P T WANAJAYA NAGAPUSPA menggunakan alat pengeringan Kiln Dryer.

(23)

23 Adapun keuntungan dan kerugian dari pengeringan ini sebagai berikut:

1. Keuntungan:

a) Waktu pengeringan relatif lebih cepat b) Kadar air dapat dikontrol

c) Kadar air akhir dapat mencapai 7-8 % d) Tidak memerlukan lahan yang luas e) Tidak tergantung dengan keadaan alam 2. Kerugian:

a) Biaya relatif mahal

b) Memerlukan tenaga ahli dalam pengoperasian c) Kapasitas kayu yang akan dikeringkan terbatas

D. Pengangkutan Kayu Gergajian Ketempat Pengolahan 1. Alat dan Bahan

a. Alat:

1) Fork Lift

2) Gerobak

b. Bahan: Kayu yang akan digunakan untuk produk barang jadi.

2. Prosedur kerja

Mengangkut kayu menuju tempat pengolahan selanjutnya yang di angkut sesuai dengan kebutuhan.

(24)

24

3. Hasil

Dilaksanakan dalam satu hari kerja atau tergantung dari banyaknya kayu yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan yang ada.

4. Pembahasan

a. Pengangkutan dilaksanakan apabila: 1) Terdapat pesanan, dan

2) Kurangnya bahan baku untuk memenuhi kebutuhan pesanan b. Hambatan yang sering terjadi dalam kegiatan ini seperti:

1) Kayu belum tersusun rapi

2) Ketidak tersediaan ukuran dan jenis kayu yang diperlukan (kayu tidak mencukupi) jika ada pesanan

E. PENANGANAN KAYU GERGAJIAN 1. Alat dan bahan

a. Alat yang digunakan: 1) Meteran

2) Mikro Kaliper

3) Gergaji potong dan belah, dan 4) Alat tulis menulis

(25)

25

2. Prosedur kerja

a. Pengukuran kayu gergajian baik tebal, lebar maupun panjang sesuai dengan kebutuhan untuk produk yang dihasilkan dengan memberikan spilasi ukuran sesuai dengan ketentuan

b. Pemberian tanda tempat pemotongan, dan

c. Pemotongan dan pembelahan sesuai dengan tanda

3. Hasil

Kegiatan ini dilakukan dalam satu hari kerja atau jika terdapat pesanan.

4. Pembahasan

a. Kegiatan pemotongan selain bertujuan untuk mendapatkan ukuran yang dibutuhkan juga bertujuan untuk membuang cacat-cacat yang dapat mempengaruhi kualitas produk akhir.

1) Ukuran yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan

2) Terjadinya penyusutan dimensi kayu yang berakibat berkurangnya ukuran yang dibutuhkan

3) Pada proses pengampelasan nantinya, mengakibatkan berkurangnya ukuran yang dibutuhkan, dan

4) Produk akhir dapat dirapikan kembali (membersihkan permukaan dan tepi produk baik pengampelasan dan pemotongan tepi produk).

b. Jumlah bahan baku yang akan dihasilkan dari kegiatan pemotongan kayugergajian juga tergantung pada:

(26)

26 2) Spilasi yang diberikan

3) Cacat pada kayu yang akan dibuang, karena dapat mempengaruhi kualitas produk, dan

4) Keterampilan seorang operator sangat berpengaruh terhadap efesiensi waktu dan kualitas produk yang dihasilkan.

c. Spilasi diberikan dengan tujuan untuk mencegah kesalahan ukuran pada produk akhir, kesalahan tersebut seperti:

a. Terjadinya penyusutan dimensi kayu yang berakibat berkurangnya uk uran yang dibutuhkan

b. Pada proses pengampelasan nantinya, mengakibatkan berkurangnya ukuran yng dibutuhkan, dan

c. Produk akhir dapat dirapikan kembali (membersihkan permukaan dan tepi produk baik pengampelasan dan pemotongan tepi produk).

F. Woodworking dan Moulding ( I ) 1. Alat dan bahan

a. Alat yang digunakan: 1) Meteran

2) Alat tulis menulis 3) Sigmat (mistar ukur)

4) Planner (mesin penyerut bagian permukaan) 5) Rifsaw (mesin pembelah kayu gergajian)

(27)

27 6) Cross cut (mesin pemotong kayu gergajian)

7) Sircular saw

8) Mal

b. Bahan: Sortimen kayu gergajian

2. Prosedur kerja kegiatan Woodworking

Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut: a. Pemberian tanda tempat pemotongan b. Pemotongan dan pembelahan sesuai tanda

c. Pengukuran kayu dengan pemberian spilasi

d. Pemilahan strip dan kualitas

e. Pemeriksaan cacat dan pemberian tanda kualitas f. Pengemasan (packing)

3. Hasil

Tabel 4. Produk barang setengah jadi:

Ukuran Kayu (cm) No. Jenis Produk

Tebal Lebar Panjang

1. Toita 0,6 > 10 > 105

2. Jiku 0,6 7 – 9 > 105

3. Maeita 0,6 4 – 6 > 50

4. Short Size 0,6 > 4 50 – 90

(28)

28

4. Pembahasan

a. Pemeriksaan cacat dan pemberian tanda kualitas sangat berkaitan erat, karena cacat yang ada mempengaruhi kualitas bahan. Cacat-cacat yang mengakibatkan kayu tidak dapat dijadikan bahan baku produk setengah jadi, yaitu:

1) Tidak terdapat strip (warna kayu putih) 2) Pecah pada permukaan kayu

3) Pin Hole 4) Torak

5) Mata kayu busuk

b. Pemilahan bahan baku bertujuan agar bahan yang akan diolah sesuai dengan peruntukan atau sesuai dengan tujuan akhir dari produk yang akan dihasilkan, pemila han bahan baku terdiri dari:

1) Pemilahan ukuran, bertujuan agar ukuran yang digunakan sesuai dengan peruntukan dari bahan tersebut sehingga terjadi keseragaman ukuran. 2) Pemilahan strip.

c. Pemilahan kualitas, cacat-cacat yang ada akan sangat mempengaruhi penampilan produk, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kualitas dari produk akhir. Cacat-cacat yang sering terdapat dan sangat berpengaruh tersebut seperti pin hole dan torak.

(29)

29

G. Woodworking dan Moulding (II) 1. Alat dan bahan

a. Alat yang digunakan: 1) Meteran

2) Alat tulis menulis 3) Sigmat 4) Rip saw 5) Planner 6) Sander 7) Sircular saw 8) Bor 9) Router 10) Mesin Amplas 11) Lap dan Kuas

12) Sample yang akan dibuat b. Bahan:

1) Kayu gergajian 2) Cat

3) Amplas

2. Prosedur kerja kegiatan Woodworking

Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut:

(30)

30 b. Pembentukan sisi sejajar arah serat kayu dengan menggunakan mesin rif

saw

c. Penyerutan dari planer, untuk menentukan tebal kayu d. Pengamplasan pertama pada mesin sander.

e. Pemotongan ukuran panjang kayu menggunakan cross cut

f. Pembentukan permukaan cembung pada salah satu permukaan tebal g. Pembuatan setengah lingkaran pada bagian ujung menggunakan mesin

router.

h. Pembuatan lubang dengan mesin bor

i. Pengamplasan pada bagian ujung yang telah di bentuk

j. Pembuatan cekungan pada bagian permukaan ujung bawah sepanjang 16 cm

k. Pengamplasan tangan dengan menggunakan amplas no 180 dan 320 l. Pengecatan pertama (sanding sealer)

m. Pengamplasan kembali dengan menggunakan amplas 320 dan 400 n. Pewarnaan dan finishing

(31)

31

3. Hasil

Tabel 5. Hasil Produk Barang Jadi:

Ukuran (cm) No. Jenis Produk

Panjang Lebar Tebal

1. Shoe Horn 70 3 0,6

2. Shoe Horn 50 3 0,6

3. Shoe Horn 30 3 0,6

Gambar Shoe Horn

4. Pembahasan

a. Kadar air standar untuk bahan baku disini adalah 7-8 %.

b. Pemeriksaan cacat-cacat yang terdapat pada kayu bertujuan untuk mengetahui apakah cacat yang ada pada ka yu dapat toleransi karena dapat ditanggulangi atau tidak, yang pada akhirnya dapat diambil kesimpulan apakah kayu tersebut layak pakai atau tidak karena cacat walau sekecil apapun dapat mempengaruhi kualitas produk.

(32)

32 c. Pemeriksaan ukuran termasuk spilasi yang diberikan bertujuan untuk mengetahui apakah produk mempunyai ukuran yang sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya nanti.

d. Pendempulan bertujuan menutup lubang-lubang cacat yang dapat ditanggulangi, namun dengan suatu syarat bahwa lubang tersebut tidak tersebar merata disemua permukaan kayu.

e. Warna dempul yang digunakan harus seragam atau paling tidak mendekati seragam terhadap warna kayu, agar permukaan yang didempul dapat tersamar. f. Pengamplasan dilakukan tiga kali, yang pertama untuk memperhalus permukaan kayu yang dikerjakan, yang kedua untuk memperhalus permukaan profil yang telah dibentuk dan meratakan sisa perekat sesudah perakitan serta pendempulan, sedangkan yang ketiga untuk lebih memperhalus permukaan produk sesudah pengecatan dasar (sanding sealer).

g. Sebelum kegiatan sanding sealer, pewarnaan dan finishing produk harus di lap dan di kuas agar produk bebas dari debu dan partikel lainnya.

h. Kegiatan sortasi dilakukan untuk menyeleksi produk apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan buyer.

H. Pengemasan 1. Alat dan bahan

a. Alat: 1) Palu

(33)

33 2) Pengunci alat

3) Alat tulis menulis b. Bahan:

1) Produk akhir yang siap dipasarkan atau dikirim kepada pemesan 2) Kertas label

3) Peti kayu

4) Plat baja (kawat ezer) 5) Kardus

6) Kertas pembungkus nasi 7) Tisu 8) Isolasi 9) Paku 10) Plastik 2. Prosedur kerja Meliputi:

a. Persiapan tisu, kertas pembungkus nasi dan isolasi lalu pembungkusan produk.

b. Penyusunan produk dengan rapi dalam kardus kemudian di tutup dengan rapat menggunakan isolasi.

c. Penyusunan kardus di dalam peti dengan rapi dan dilapisi plastik d. Pemberian label keterangan.

(34)

34

3. Pembahasan

1. Pengemasan adalah kegiatan yang melakukan pengepakan/pembungkusan produk akhir yang telah diseleksi dan jumlah produk didalamnya sesuai dengan pesanan.

2. Tujuan pengemasan yang utama adalah untuk melindungi dan mengamankan kualitas dan kuantitas produk dari hal- hal yang tidak diinginkan.

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan disini:

1. Peti kayu harus dilapisi dengan kardus dan plastik

2. Pembandelan dengan kawat ezer harus baik dan kuat.

4. Pembungkusan dengan kertas pembungkus harus serapi mungkin dan terdapat sirkulasi udara yang baik dalam kemasan.

5. Pengikatan dengan kawat ezer harus kuat agar kemasan produk dalam peti tidak rusak sampai ketempat tujuan

6. Pemberian keterangan pada label juga harus selengkap mungkin, keterangan dari label tersebut, meliputi:

1) Sejenis produk 2) Ukuran produk

3) Jenis kayu yang digunakan 4) Negara tujuan

5) Negara pembuat

(35)

35

IV.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pembelahan kayu, rendemen yang dihasilkan tergantung dari cacat yang terkandung pada kayu dan cacat ini juga mempengaruhi arah pembelahan kayu. 2. Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air kayu agar didapatkan kadar

air yang sesuai dengan standar dan ketentuan kadar air pada setiap produk yang akan dibuat.

3. Jadwal pengeringan tidak berlaku mutlak atau dengan kata lain jadwal dapat berubah sesuai atau tergantung pada kadar air awal yang diperoleh.

4. Spilasi digunakan untuk mencegah terjadinya salah ukuran dari pada produk akhir yang akan dihasilkan. Pemberian spilasi disini berarti untuk mencegah kesalahan ukuran pada produk akhir atau jadi, kesalah tersebut seperti:

a. Ukuran yang dihasilkan nantinya tidak sesuai dengan kebutuhan

b. Terjadinya penyusutan dimensi kayu yang berakibat berkurangnya ukuran yang dibutuhkan

c. Bisa terjadi pada proses pengampelasan kayu, mengakibatkan berkurangnya ukuran kayu, dan

d. Produk akhir tidak dapat dirapikan kembali (membersihkan permukaan dan tepi produk baik pengampelasan dan pemotongan tepi produk).

(36)

36 5. Penyerutan bertujuan untuk mendapatkan suatu permukaan kayu yang rata, dan juga dari penyerutan tersebut dapat terlihat cacat-cacat yang terkandung pada kayu.

6. Pada proses pengecatan, pemilihan warna bertujuan agar pada finishing colour nanti produk yang dihasilkan akan tampak sesuai dengan warna asli kayu.

7. Cacat-cacat produk yang biasanya ditemukan saat kegiatan sortasi antara lain: a. Permukaan kayu bergelombang

b. Cat berbintik, buram dan tidak rata c. Kayu tidak persegi

d. Garis bekas amplas

e. Lubang atau luka pada kayu f. Pori-pori besar atau dalam

B. Saran

1. Sebaiknya dalam taraf meningkatkan nilai mutu dari kayu (limbah), diharapkan perusahaan dapat membuka suatu areal khusus pada penangana n limbah, agar limbah kayu tersebut tidak terbuang sia-sia dan dapat menciptakan lapangan kerja baru.

2. Untuk dapat memenuhi standar ekspor dan peraturan pemerintah perlu juga adanya suatu alat pengeringan khusus agar dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan pemerintah guna meningkatkan kualitas kayu yang diproduksi dan tidak ada kendala mengenai pemasaran kayu yang telah di olah.

(37)

37 3. Perusahaan juga perlu memperhatikan SDM (sumber daya manusia) bagi karyawan yang telah memiliki nilai keahlian yang lebih sehingga dapt memotifasi setiap karyawan agar bekerja lebih baik lagi.

4. Penulis mengharapkan kepada pihak-pihak pemerintah yang sangat berperan penting dalam bidang perkayuan khususnya dinas kehutanan, dapat membantu agar perusahaan ini dapat terus beroperasi, karena dengan tidak beroperasinya perusahaan ini banyak dampak negatif yang ditimbulkan.

5. Bagi pihak Pemerintah khususnya Dinas Kehutanan agar lebih serius dalam menangani maraknya Illegal Logging. Sehingga perusahaan yang resmi seperti PT WANAJAYA NAGAPUSPA menjadi kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, yang mengakibatkan terhentinya produksi, sehingga menimbulkan dampak negatif baik bagi perusahaan itu sendiri maupun para pekerja/karyawan.

(38)

38 Gambar 1. Struktur Organisssi

DEWAN KOMISARIS DEWAN DIREKSI A K U N T I N G P A B R I K PEMASOK BB GRADER

BAGIAN BB CUTTING PACKING/EKSPOR STRUKTUR ORGANISASI

(39)

39

MESIN-MESIN PRODUKSI DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA

Gambar 11. Table saw Gambar 12. Planner

Gambar 13. Cross Cut Gambar 14. Rip Saw

Gambar

Tabel 4. Produk barang setengah jadi:
Tabel 5. Hasil Produk Barang Jadi:
Gambar 13. Cross Cut  Gambar 14. Rip Saw

Referensi

Dokumen terkait

Se#ara umum keberadaan osil jejak di daerah ini& baik kualitas maupun kuantitasnya #ukup representati untuk dianalisis dalam menentukan lingkungan  pengendapan

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan data dari objek yang sedang diteliti dan melakukan

Secara umum tujuan pendidikan moral dalam keluarga adalah mendidik dan membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan moralitas yang luhur dan

Nyeri dapat terlokalisasi pada satu daerah kecil atau menjadi lebih umum sakit di punggung bawah.Intensitas rasa sakit dapat bervariasi dengan waktu, meningkat dengan gerakan,

Dapat memberikan informasi kepada perusahaan Shopee atau pengusaha khususnya pada penjualanan online seberapa besar pengaruh Brand Awareness (kesadaran merek)

Kelembaban udara dan curah hujan mempunyai hubungan bermakna de- ngan kepadatan nyamuk Anopheles, sedangkan kepadatan nyamuk Ano- pheles mempunyai hubungan ber- makna

Pengembangan publikasi hasil-hasil penelitian IPB yang menjadi fokus tahun 2015 diarahkan untuk dipublikasikan pada penerbitan jurnal internasional, meliputi

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: ”Studi Netralitas Uang Terhadap Siklus Bisnis di Indonesia Tahun 1998.I–2010.III: Pendekatan Model Dinamis”