• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. SINAR SOSRO PABRIK TAMBUN JL. DIPONEGORO KM 39 DESA JATIMULIA BEKASI PERIODE 7 JANUARI 31 JANUARI 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. SINAR SOSRO PABRIK TAMBUN JL. DIPONEGORO KM 39 DESA JATIMULIA BEKASI PERIODE 7 JANUARI 31 JANUARI 2013"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT. SINAR SOSRO PABRIK TAMBUN

JL. DIPONEGORO KM 39 DESA JATIMULIA BEKASI

PERIODE 7 JANUARI – 31 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

NAYLA KURROTA AKYUN, S. Farm.

1206313394

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER

(2)

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT. SINAR SOSRO PABRIK TAMBUN

JL. DIPONEGORO KM 39 DESA JATIMULIA BEKASI

PERIODE 7 JANUARI – 31 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Apoteker

NAYLA KURROTA AKYUN, S. Farm.

1206313394

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK JUNI 2013

(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dan menyusun laporan ini tepat waktu.. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, sangat sulit untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Ima Farchaturrachmah, selaku Vice General Manager PT. Sinar Sosro

Pabrik Tambun.

2. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.

3. Bapak Nur Efendi, selaku Personalia and General Affair Manager PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun.

4. Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UI.

5. Bapak Achmad Hadian Fanany, selaku Manager Quality Control dan PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun.

6. Ibu Etyk Rochana, selaku Supervisor Quality Control PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun.

7. Bapak Dr. Herman Suryadi Apt., MS., selaku pembimbing industri PKPA di Fakultas Farmasi UI.

8. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Farmasi UI yang telah membantu kelancaran dalam perkuliahan serta penyusunan laporan ini.

9. Karyawan dan staff PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini. 10. Orang tua dan keluarga tercinta atas doa, dukungan, semangat, dan perhatian

kepada Penulis sehingga pelaksanaan PKPA dan penyelesaian laporan dapat tercapai.

(5)

11. Teman seperjuangan di PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun serta semua rekan-rekan Apoteker Universitas Indonesia angkatan LXXVI dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis selama pelaksanaan PKPA ini.

12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis selama pelaksanaan PKPA ini.

Dengan segala kesadaran penulis mengakui bahwa laporan ini belum sempurna. Akhir kata, penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang penulis peroleh selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya.

Penulis 2013

(6)

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nayla Kurrota Akyun

NPM : 1206313394

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis karya : Laporan Praktek Kerja Profesi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive

Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun Periode 7 – 31 Januari 2013

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok Pada tanggal : 28 Agustus 2013

Yang menyatakan

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR………... iv

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR TABEL ………..………. ix DAFTAR LAMPIRAN ... x BAB 1. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 2 BAB 2. TINJAUAN UMUM ... 3

2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Sinar Sosro ... 3

2.2 Visi, Misi dan Kebijakan PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun ... 5

2.2.1 Visi ……… . 5

2.2.2 Misi ………. 5

2.2.3 Kebijakan ……… 6

2.3 Struktur Organisasi dan Job Description ... 6

2.3.1 Departemen Personalia ………...…..………... 7

2.3.2 Departemen Accounting ………...…..………..…… 7

2.3.3 Departemen Produksi ………...…..………..…… 7

2.3.4 Departemen Quality Control ………...…..………... 7

2.3.5 Non Departemen ……….………...…..……… 7

2.4 Produk PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun.. ... 8

2.4.1 Teh Botol Kotak ... 8

2.4.2 Fruit Tea... 9

2.4.3 Happy Jus ... 10

2.4.4 Country Choice ………... 10

2.4.5 Tebs ………..………... 11

BAB 3. TINJAUAN KHUSUS ... 13

3.1 Cara Produksi Makanan yang Baik ... 13

3.2 Pengawasan Mutu Sebelum Proses Produksi ... 13

3.2.1 Pemeriksaan Mutu Bahan Baku ... 13

3.2.2 Pengawasan Mutu Bahan Pengemas ... 17

3.2.3 Pemeriksaan Mutu Bahan Tambahan Pangan ... 19

3.2.4 Pengolahan Air (Water Treatment) ... 20

3.3 Pengawasan Mutu Selama Proses Produksi ... 21

3.3.1 Pemasakan Teh ... 21

3.3.2 Pengemasan ... 23

(8)

viii 3.4.2 Analisis Mikrobiologi ... 25 3.5 Pengolahan Limbah ... 25 3.5.1 Limbah Padat ... 25 3.5.2 Limbah Cair ... 25 3.5.3 Limbah Gas ... 27 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1 Lokasi ... 28

4.2 Bangunan ... 29

4.3 Fasilitas dan Sanitasi ... 30

4.4 Alat Produksi ... 31 4.5 Bahan ... 32 4.6 Proses Pengolahan ... 32 4.7 Produk Akhir ... 33 4.8 Laboratorium ... 34 4.9 Karyawan ... 34

4.10 Wadah dan Pembungkus ... 35

4.11 Label ... 36

4.12 Penyimpanan ... 37

4.13 Pemeliharaan ... 37

4.14 Dokumentasi ... 38

4.15 Penarikan Produk ... 38

4.16 Pelatihan dan Pembinaan ... 38

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1 Kesimpulan ……….. 40

5.2 Saran ………. ... 40

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sejarah Produk Teh Botol Sosro ………..………. 4

Gambar 2.2 Filosofi niat baik Sosro ……… ………..……... 4

Gambar 2.3 Teh Botol Sosro dalam Berbagai Kemasan dan Ukuran ….…. 8

Gambar 2.4 Fruit Tea Sosro dalam Berbagai Kemasan dan Ukuran…….…. 9

Gambar 2.5 Happy Jus dalam Berbagai Kemasan dan Ukuran …………... 10

Gambar 2.6 Country Choice dalam Berbagai Kemasan dan Ukuran ..…… 10

Gambar 2.7 Tebs dalam Berbagai Kemasan dan Ukuran …………... 11

(10)

x

DAFTAR TABEL

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur organisasi PT.Sinar Sosro Pabrik Tambun ……… 44 Lampiran 2. Skema proses produksi minuman di PT. Sinar Sosro Pabrik

Tambun ……… 45 Lampiran 3. Denah dan Tata Ruang PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun…….. .. 46 Lampiran 4. Critical Control Point pengolahan minuman di PT.Sinar Sosro

(12)

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu produsen teh di dunia yang paling besar setelah Sri Lanka, Kenya, China dan India. Teh dikenal sejak tahun 1686 namun pada saat itu hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Usaha perkebunan teh pertama dipelopori oleh Jacobson tahun 1828 dan menjadi komoditas yang menguntungkan hingga saat ini (Suprihatini, 2005). Maraknya teh sebagai komoditas dagang membuat industri minuman makin kreatif memanfaatkan teh sebagai bahan baku dalam produk minuman, salah satunya yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro.

PT. Sinar Sosro merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang mengembangkan inovasi dalam pembuatan minuman teh siap konsumsi, yaitu dengan diciptakannya produk Teh Botol Sosro. Seiring dengan perkembangan zaman dan permintaan produk teh yang meningkat dari tahun ke tahun serta didorong oleh pengembangan inovasi produk, PT. Sinar Sosro melakukan berbagai diversifikasi produk. Diantaranya dengan memproduksi teh aneka rasa buah Fruit Tea, Happy Jus untuk anak-anak, minuman jus buah asli Country Choice, dan minuman teh berkarbonasi Tebs.

PT. Sinar Sosro sebagai market leader produk minuman berbasis teh di Indonesia melakukan pengawasan sebelum, selama dan setelah proses produksi demi menjaga mutu dan keamanan produk.

Agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan maka dilakukan pengawasan terhadap seluruh tahapan proses produksi dengan mengaplikasikan Cara Pembuatan Makanan yang Baik (CPMB). Dalam hal ini, bagian pengawasan mutu (quality control) bertanggung jawab terhadap seluruh tahapan proses produksi. Pengawasan ini dilakukan oleh tenaga profesional yang bertanggung jawab dalam menjamin mutu dan keamanan produk yang dihasilkan, salah satunya yaitu apoteker.

Oleh karena itu, Fakultas Farmasi bekerja sama dengan PT. Sinar Sosro menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) agar calon Apoteker

(13)

memiliki pengetahuan, pemahaman dan pengalaman terutama dalam hal pengawasan mutu di industri minuman.

1.2 Tujuan

Praktek kerja profesi apoteker ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui dan memahami penerapan Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) di PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun.

b. Mengetahui dan memahami pengawasan mutu produk secara umum pada

industri minuman, khususnya di PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun.

c. Memahami peran dan fungsi Apoteker dalam industri minuman, khususnya di PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun.

(14)

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Sinar Sosro (PT. Sinar Sosro, 2012)

Sosro merupakan market leader produk minuman berbasis teh pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni Sosrodjojo. Tahun 1940, keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah. Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di daerah Jawa Tengah.

Tahun 1965, teh wangi merek Cap Botol yang sudah dikenal di daerah Jawa mulai diperkenalkan di Jakarta. Teknik mempromosikannya dinamakan strategi “Promosi Cicip Rasa” dibawah kordinator Bapak Soetjipto Sosrodjojo, putera keempat dari Bapak Sosrodjojo. Secara rutin, tim promosi Teh Wangi merek Cap Botol mendatangi tempat-tempat keramaian dengan menggunakan mobil dan alat-alat propaganda seperti memutar lagu-lagu untuk menarik perhatian dan mengumpulkan massa. Lalu Teh Wangi merek Cap Botol dibagikan secara cuma – cuma. Saat bersamaan juga diadakan demo menyeduh Teh Wangi merek Cap Botol yang hasil seduhannya dibagikan kepada pengunjung. Cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.

Strategi kedua yaitu teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Cara ini juga kurang berhasil karena teh yang dibawa sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.

Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to

(15)

yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia.

[Sumber : Prasetyanie, 2010]

Gambar 2.1. Sejarah Produk Teh Botol Sosro (telah diolah kembali)

Filosofi keluarga Sosrodjojo adalah didasari niat baik, bahwa produk Sosro selalu mengutamakan mutu dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat, serta proses produksinya ramah lingkungan. Penjabaran filosofi Sosro ke dalam produk yaitu :

a. Tanpa Zat Pewarna b. Tanpa Bahan Pengawet c. Tanpa Pemanis Buatan

[Sumber : PT. Sinar Sosro, 2012]

Gambar 2.2. Filosofi niat baik Sosro (telah diolah kembali)

Niat Baik Ramah Lingkungan Tidak Membahayakan Lingkungan Tanpa Pemanis Buatan Tanpa Zat Pewarna Tanpa Bahan Pengawet

(16)

Universitas Indonesia

Bahan baku teh Sosro dipilih hanya dari pucuk daun teh terpilih dan terbaik yang dipetik dari perkebunan milik sendiri. Untuk produksi teh botol Sosro misalnya, bahan baku yang digunakan adalah daun teh hijau terbaik yang dicampur dengan bunga melati (jasmine tea) dan campuran gula pasir terbaik yang memiliki standar warna, rasa dan ukuran yang dikontrol ketat.

Untuk mendapatkan bahan baku terbaik dengan kualitas unggul maka keluarga Sosrodjojo memiliki sendiri perkebunan teh yang tersebar diberbagai wilayah di Jawa Barat. Di Garut dengan luas 455 hektar dengan ketinggian 1.000 hingga 1.250 meter di atas permukaan laut. Di Tasikmalaya dengan luas 732 hektar dengan ketinggian 800 hingga 950 meter di atas permukaan laut. Di Cianjur dengan luas 400 hektar dengan ketinggian 1.000 s/d 1.250 meter di atas permukaan laut. Pabrik Peracikan Teh Wangi dan Pengepakan Teh Seduh atau Teh Celup Sosro terletak di Slawi (Jawa tengah).

Sosro saat ini sudah memiliki beberapa aneka jenis produk dan kemasan dari teh seduhnya, teh celup, teh siap minum bercita rasa buah dan jus buah. Saat ini, produk–produk Sosro telah berhasil menjangkau konsumen di seluruh pelosok propinsi di Indonesia dan luar negeri. Selain itu, Sosro juga melakukan langkah sertifikasi produk yang dijamin halal oleh Departemen Agama RI dengan standar higienis yang dijamin oleh Departemen Kesehatan.

2.2 Visi, Misi dan Kebijakan PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun (PT. Sinar

Sosro, 2012)

2.2.1 Visi

Visi dari PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun adalah menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja serta memberikan nilai tambah untuk semua pihak terkait (Total

Indonesian World Class Beverage Company).

2.2.2 Misi

PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun memiliki misi sebagai berikut :

a. Membangun merek sosro sebagai merek teh yang alami, berkualitas dan unggul.

(17)

b. Melahirkan merek & produk minuman baru, baik yang berbasis teh maupun non teh, dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masing-masing.

c. Membangun dan memimpin jaringan distibusi.

d. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang, baik dalam volume penjualan maupun penciptaan pelanggan.

e. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan.

f. Memberikan kepuasan kepada para pelanggan. g. Menyumbang devisa negara.

2.2.3 Kebijakan

PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun memiliki kebijakan mutu sebagai berikut : a. Memproduksi minuman yang berkualitas, unggul dan aman sesuai kebutuhan

dan keinginan pelanggan.

b. Pimpinan dan seluruh karyawan PT Sinar Sosro secara konsisten menerapkan sistem Manajemen mutu dan keamanan pangan melalui pengendalian mutu terpadu di semua lini perusahaan sesuai standar yang ditetapkan.

2.3 Struktur Organisasi dan Job Description

Struktur organiasasi diperlukan untuk memperjelas jabatan-jabatan yang terdapat pada perusahaan tersebut dan didukung oleh job description yang jelas. Struktur organisasi merupakan gambaran urutan dan keterkaitan dari pada jabatan-jabatan yang ada dalam suatu perusahaan yang berguna sebagai pemersatu kerjasama antara pekerja yang satu dengan pekerja yang lain untuk mencapai tujuan perusahan. Dalam hal ini PT Sinar Sosro Pabrik Tambun juga mempunyai struktur oranisasi yang dapat dilihat pada Lampiran 1. PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun memiliki empat departemen dan satu non departemen. Setiap departemen mempunyai tugas masing-masing yaitu sebagai berikut :

(18)

Universitas Indonesia

2.3.1 Departemen Personalia

Bertugas mengelola sumbar daya manusia yang ada untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dan mengembangkannya menjadi tenaga yang handal dan optimal sesuai dengan potensi dan kapasitas peralatan kerja pendukung, dan mengelola pelayanan umum serta infrastruktur.

2.3.2 Departemen Accounting

Melaksanakan seluruh kegiatan accounting & keuangan, pelaporan keuangan, mengelola dan pengupahan yang bertujuan untuk menunjang operasionalisasi perusahaan secara menyeluruh dan menyempurnakan kebijakan keuangan anggaran produksi, personalia dan umum, serta perusahaan sesuai dengan yang diperlukan termasuk penyempurnaan sistem dan prosedur operasi.

2.3.3 Departemen Produksi

Merencanakan dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi sesuai dengan rencana produksi dengan menggunakan sumbar daya manusia, mesin, bahan yang efisien, serta menciptakan peralatan dan lingkungan produk yang bersih. Selain itu, bagian produksi juga mengkoordinir kegiatan seksi operasi perusahaan, mengadakan pemeriksaan terhadap hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2.3.4 Departemen Quality Control

Bertugas memastikan bahwa sistem mutu dari produk-produk yang dihasilkan oleh unit produksi agar senantiasa memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan dengan cara merencanakan dan mengawasi produk.

2.3.5 Non Departemen

Non Departemen terdiri dari bagian yaitu purchasing, gudang barang jadi (GBJ) dan bisnis unit ekspor.

(19)

2.4 Produk PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun (PT. Sinar Sosro, 2012) 2.4.1 Teh Botol Sosro

Salah satu produk unggulan PT. Sinar Sosro adalah Teh Botol Sosro kemasan botol beling atau sering disebut RGB (Returnable Glass Bottle). Teh botol Sosro kemasan botol beling merupakan produk teh siap minum yang pertama di Indonesia dan di Dunia yang sudah diluncurkan sejak Tahun 1974.

[Sumber : PT. Sinar Sosro, 2012]

Gambar 2.3. Teh Botol Sosro dalam Berbagai Kemasan dan Ukuran (telah diolah

kembali)

Produk Teh Botol Sosro yang diproduksi di PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun adalah Teh Botol Sosro kemasan kotak (Tetra Pak ) dengan volume 200 ml, 250 ml, 330 ml dan 1 liter. Inovasi terbaru dari produk Teh Botol Sosro adalah Teh Botol Sosro Less Sugar yang telah diluncurkan pada tanggal 20 Agustus 2008. Produk ini diproduksi oleh PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun dalam kemasan kotak (Tetra Pak) volume 200 ml dan 250 ml.

(20)

Universitas Indonesia

2.4.2 Fruit Tea

[Sumber : PT. Sinar Sosro, 2012]

Gambar 2.4. Fruit Tea Sosro dalam Berbagai Kemasan dan Ukuran (telah diolah

kembali)

Dengan bertujuan untuk pengembangan produk maka pada Tahun 1997 PT. Sinar Sosro mengeluarkan produk minuman teh berbasis buah-buahan yaitu Fruit Tea Sosro dengan target segmen remaja. Produk ini cukup sukses dipasar sehingga pada tahun 2004 memperoleh Indonesia Best Brand Award sebagai Most

Potential Brand In Non-Carbonated Drink Category. Produk minuman Fuit Tea

yang diproduksi oleh PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun dalam kemasan PET memiliki volume 500 mL dengan rasa apel, blackcurrant, jambu biji, stroberi, X-Treme dan Fussion sedangkan kemasan PET volume 300 mL dengan rasa Freeze,

Hot dan Wow sedangkan untuk kemasan Tetra Wedge Aseptic (TWA) dengan

volume 200 mL adalah rasa apel, blackcurrant, jambu biji, stroberi, X-Treme dan Fussion. Adapula Fruit Tea dengan kemasan kaleng dengan volume 318 ml.

(21)

2.4.3 Happy Jus

[Sumber : PT. Sinar Sosro, 2012]

Gambar 2.5. Happy Jus dalam Berbagai Kemasan dan Ukuran (telah diolah

kembali)

Untuk kategori minuman jus, PT. Sinar Sosro menghadirkan produk Happy Jus yang launching pada awal tahun 2005. Produk ini lebih banyak diminati oleh anak-anak. Saat ini Happy Jus hadir dalam kemasan yaitu :

1. Happy Jus dalam kemasan genggam (Tetra Pack) volume 200 mL dengan varian rasa apel, cherry-b, apple berry, jeruk, dan anggur.

2. Happy Jus kemasan PET 300 mL dengan rasa apple berry dan anggur.

2.4.4 Country Choice

[Sumber : PT. Sinar Sosro, 2012]

Gambar 2.6. Country Choice dalam Berbagai Kemasan dan Ukuran (telah diolah

(22)

Universitas Indonesia

PT. Sinar Sosro juga menghadirkan produk Country Choice dalam kategori jus pada akhir tahun 2008. Country Choice merupakan real juice kaya manfaat untuk kecukupan gizi dan nutrisi yang dapat dikonsumsi setiap hari dengan praktis dan hemat. Country Choice memiliki berbagai varian rasa, yaitu: jambu biji, jeruk, apple fiber, mangga dan goji beri. Country Choice hadir dalam berbagai macam kemasan, yaitu :

a. Kemasan kotak (Tetra pak) 250 mL dengan rasa jambu biji, jeruk, apple fiber, dan mangga.

b. Kemasan keluarga (Tetra pak) 1 L dengan rasa jambu biji, jeruk, apple fiber, mangga dan goji beri.

c. Kemasan PET 300 mL dengan rasa jambu biji, jeruk, apple fiber, mangga dan goji beri.

2.4.5 Tebs

[Sumber : PT. Sinar Sosro, 2012]

Gambar 2.7. Tebs dalam Berbagai Kemasan dan Ukuran (telah diolah kembali)

Tebs adalah kategori minuman teh berkarbonasi yang launching pada bulan November tahun 2004. PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun memproduksi Tebs dengan kemasan PET volume 500 mL dan kemasan kaleng dengan volume 318 mL.

(23)

[Sumber : PT. Sinar Sosro, 2012]

Gambar 2.8. Tebs Maroon Volume 500 mL dengan kemasan PET (telah diolah

(24)

13 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS

3.1 Cara Produksi Makanan yang Baik (Keputusan Menteri Kesehatan RI,

1978)

Cara Produksi Makanan Yang Baik (CPMB) adalah suatu pedoman yang menjelaskan cara memproduksi makanan agar bermutu, aman, dan layak untuk dikonsumsi. Dasar pertimbangan dibuatnya Cara Produksi Makanan Yang Baik adalah Keputusan Menteri Kesehatan RI No.23/MenKes/SK/1978, tertanggal 24 Januari 1978 tentang Pedoman Cara Produksi yang Baik Untuk Makanan dan Buku Pedoman Penerapan Cara Produksi Makanan Yang Baik yang dikeluarkan oleh Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman Dirjen POM Depkes RI tahun 1996.

Tujuan penerapan CPMB antara lain untuk melindungi keselamatan dan kesehatan terhadap produksi dan peredaran makanan yang tidak memenuhi syarat dan sebagai penuntun bagi produsen makanan dan minuman untuk meningkatkan mutu hasil produksinya.

Aspek-aspek CPMB meliputi lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, alat produksi, bahan, proses pengolahan, produk akhir, laboratorium, karyawan, wadah dan pembungkus, label, penyimpanan, pemeliharaan, dokumentasi dan pencatatan, penarikan produk serta pelatihan dan pembinaan.

3.2 Pengawasan Mutu Sebelum Proses Produksi 3.2.1 Pemeriksaan Mutu Bahan Baku

Bagian ini berperan penting pada awal keputusan apakah suatu bahan yang akan digunakan selama proses produksi layak untuk digunakan, diterima atau ditolak untuk digunakan. Bahan-bahan yang ditolak akan dikembalikan pada perusahaan pemasok (supplier). Bahan baku berupa teh, gula pasir, konsentrat buah untuk Fruit Tea, dan konsentrat jus buah untuk Country Choice dan Happy Jus sedangkan bahan tambahan lain yang digunakan yaitu asam sitrat, natrium sitrat, asam askorbat, dan natrium benzoat, vitamin, pektin, pewarna makanan dan perasa makanan.

(25)

a. Teh Kering

Pemeriksaan fisik dilakukan secara visual dengan melihat warna, bau, dan bentuk dari teh kering serta dicatat kode produksi dan tanggal kadaluarsanya. Kadar air teh kering diperiksa dengan mengeringkan wadah sampel di dalam oven 105°C selama 2 jam, hingga berat konstan (A gram). Kemudian ditimbang sampel teh kering sebanyak 2 gram (B gram) dan tempatkan dalam wadah sample. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 2 jam dan didinginkan dalam desikator, kemudian timbang wadah beserta sampel the kering hingga diperoleh berat konstan (C gram). Dihitung persentase air berdasarkan perhitungan berat air per berat sampel teh kering.

Perhitungan:

( )

Keterangan:

A = berat wadah konstan B = berat sampel teh kering

C = berat wadah beserta sampel teh kering yang telah konstan

Tabel 1. Jenis Teh dan Persyaratan untuk Bahan Baku :

No. Jenis The Standar

1. Teh hijau dengan aroma

melati (SPRR)

 Tannin 850 ± 25 ppm

 Kadar air < 8 %

 Warna coklat hijau-kehitaman

 Bau khas teh

 Kenampakan bersih

 Benda asing tidak ada

2. Teh Hitam  Tannin 350 ± 25 ppm

 Kadar air < 10 %

 Warna kehitaman

 Bau khas teh

(26)

Universitas Indonesia

 Benda sing tidak ada

3. Teh hijau berupa campuran

teh hijau murni dengan teh hijau aroma melati

 Tannin 475 ± 25 ppm

 Kadar air < 8 %

 Warna hijau kekuningan

 Bau khas teh

 Kenampakan bersih

 Benda sing tidak ada

4. Teh hijau murni A2KmN  Tannin 475 ± 25 ppm

 Kadar air < 8 %

Selanjutnya adalah analisis kadar tannin. Pembuatan reagent dalam pengujian teh kering dilakukan sebelum analisis dimulai. Larutan yang disiapkan adalah larutan indigo carmin, larutan gelatin, larutan NaCl jenuh, larutan NaCl asam, dan larutan KMnO4 0,1 N. Teh yang akan diuji dipersiapkan terlebih dahulu dengan cara ekstraksi. Persiapan ekstraksi dilakukan pada teh hitam, teh hijau dan teh hijau dengan aroma melati (SPRR).

Ekstraksi teh hitam dilakukan dengan cara menimbang teh hitam sebanyak 6 gram, kemudian diekstrak dengan 2000 ml aquadest menggunakan pemanas bersuhu 92-98°C selama 30 menit dan diaduk terus menerus menggunakan

magnetic stirrer. Bila teh kering telah mengambang, dilakukan pengadukan secara

manual. Kemudian ekstrak teh disaring menggunakan kertas saring (hasil ekstrak teh hitam siap untuk dianalisa).

Ekstraksi teh hijau dilakukan dengan cara menimbang masing-masing teh hijau berupa campuran teh hijau murni dan teh hijau dengan aroma melati (kode teh : GS 007 J2) sebanyak 8 gram dan teh hijau murni (kode teh : A2Kmn) sebanyak 7 gram, kemudian diekstrak dengan 2000 ml aquadest menggunakan pemanas bersuhu 92-98°C untuk teh hijau campuran dan pemanas bersuhu 80 ± 2°C untuk teh hijau murni selama 30 menit dan diaduk terus menerus menggunakan magnetic stirrer. Bila teh telah mengambang maka perlu dilakukan pengadukan secara manual. Saring ekstrak teh menggunakan kertas saring (hasil ekstrak teh hijau siap untuk dianalisa). Ekstraksi teh hijau dengan aroma melati (SPRR) dilakukan dengan menimbang teh kering yang akan dianalisa sebanyak

(27)

12,6 gram. Kemudian teh dimasukkan ke dalam gelas beaker dan ditambah 2000 ml air yang telah mendidih kemudian dipanaskan di atas penangas (hot plate). Suhu air dijaga antara 95 ± 3°C dan lakukan ekstraksi dengan menghidupkan

magnetic stirrer selama 30 menit. Ekstrak teh disaring menggunakan saringan

kain yang halus (hasil penyaringan tersebut siap untuk dianalisa kadar taninnya). Pengukuran kadar tanin kemudian dilakukan pada ekstrak teh yang telah disiapkan. Ekstrak teh yang akan dianalisa diambil sebanyak 2 ml, kemudian tambahkan 5 ml indigo carmin dan 150 ml aquadest pada Erlenmeyer. Sampel dititrasi dengan 0,05 N KMnO4 sampai warna menjadi hijau muda, kemudian teruskan hingga kuning keemasan. Hasil titrasi dicatat (A ml). Ekstraksi teh diambil sebanyak 20 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 20 ml NaCl asam, 10 ml gelatin dan kurang lebih2 gram serbuk kaolin. Larutan tersebut dikocok hingga homogen kemudian didiamkan hingga membentuk endapan. Dilakukan penyarian dengan kertas saring. Filtrat diambil sebanyak 5 ml kemudian tambahkan 5 ml indigo carmin dan 150 ml aquadest. Titrasi dengan 0,05 N KMnO4 sampai warna hingga menjadi hijau muda kemudian teruskan hingga kuning keemasan. Hasil titrasi dicatat (B ml).

Perhitungan: % Tanin = ( ) ( ) b. Gula Pasir

Pengambilan sampel (sampling) dilakukan dengan mengambil sampel 10% dari total karung dengan sampling acak yaitu tengah, atas, bawah, kiri dan kanan. Pemeriksaan yang dilakukan pada gula pasir adalah pemeriksaan kotoran, pemeriksaan butiran atau ukuran kristal, pemeriksaan kadar kemanisan gula, pemeriksaan warna, nilai pH dan kesadahan. Pemeriksaan kotoran dilakukan dengan melihat penampilan fisik gula secara organoleptik, jenis dan banyaknya

(28)

Universitas Indonesia

kotoran fisik yang terkandung di dalam gula. Seminimal mungkin terdapat kotoran atau bahkan tidak ada sama sekali.

Pemeriksaan butiran atau ukuran kristal dilakukan secara organoleptik untuk menentukan ukuran butiran atau kristal gula. Kadar kemanisan gula diukur dengan menggunakan refraktometer kadar gula standar yaitu 9,0°Brix (0,092 Kg Sukrosa/Liter). Pada pemeriksaan warna, sampel yang telah tersedia dilihat secara organoleptik untuk menentukan warna dari butiran atau kristal gula. Warna yang baik adalah putih bersih.

Nilai pH ditetapkan menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Persyaratan standar untuk pH gula yaitu perbedaan dengan pelarut maksimal 0,2. Nilai kesadahan diperoleh dengan cara mengurangi kesadahan larutan gula dengan kesadahan pelarut yang digunakan. Persyaratan standar adalah perbedaan kesadahan larutan dan pelarut ≤ 2ᵒ dH.

3.2.2 Pengawasan Mutu Bahan Pengemas

Bahan pengemas berupa kertas dan strip, kaleng dan tutup, botol plastik dan tutup, karton, sedotan dan sejenisnya.

a. Pemeriksaan Kaleng dan Tutup

Proses pemeriksaan kaleng dan tutup baru dilakukan dengan cara pengukuran dan pemeriksaan visual. Pemeriksaan dengan cara pengukuran dilakukan untuk mengetahui dimensi dari kaleng dan tutup baru, sedangkan pemeriksaan secara visual dilakukan untuk jenis-jenis cacat yang terdapat pada kaleng dan tutup baru sesuai dengan jenis cacatnya seperti yang tercantum pada standar kualitas barang yang diterima (Acceptable Quality Levels /AQL). Untuk keperluan proses pemeriksaan kaleng dan tutup baru, diperlukan beberapa sampel kaleng dan tutup. Dalam pengambilan sampel kaleng dan tutup dari setiap kedatangan, sampel diambil secara acak (random) dengan jumlah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam standar kualitas barang yang diterima (Acceptable Quality Levels /AQL) yang telah disepakati oleh pabrik pembuat kaleng dan tutup. Pemeriksaan kalengdan tutup meliputi pemeriksaan pada kaleng dan pemerikssaan pada tutup kaleng. Pada pemeriksaan kaleng dilakukan pemeriksaan terhadap berat kaleng, cetakan warna dibandingkan dengan kaleng

(29)

standar yang telah disetujui, ketebalan dan mengukur dimensi yang terdiri dari : tinggi, diameter luar, lebar bibir, kedalaman dan diameter dasar.

Pemeriksaan tutup kaleng (Easy Open End /EOE) dilakukan dengan memeriksa berat tutup, mengukur dimensi yang terdiri dari ketebalan material, diameter lingkar luar, diameter lingkar dalam, tinggi tutup dan kedalamannya. Tutup disusun secara beraturan setinggi 2 inchi = 5,08 cm, dan dihitung jumlah tutup pada susunan tersebut serta dicatat kode umur dan kode material.

b. Pemeriksaan Karton

Proses pemeriksaan karton baru dilakukan dengan cara pengukuran dan pemeriksaan visual. Pemeriksaan dengan cara pengukuran dilakukan untuk mengetahui dimensi dari karton baru sedangkan pemeriksaan secara visual dilakukan untuk memeriksa jenis-jenis cacat yang terdapat pada karton baru sesuai dengan jenis cacatnya seperti yang tercantum dalam Standar Kualitas Barang yang diterima (Acceptable Quality Levels /AQL).

Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak yang ditentukan berdasarkan standar kualitas barang yang diterima (Acceptable Quality

Levels/AQL) yang disepakati oleh suplier karton. Pemeriksaan yang dilakukan

adalah pemeriksaan dimensi karton dan pemeriksaan berat karton. Pemeriksaan dimensi karton dilakukan dengan melakukan pengukuran bagian dalam karton dengan meteran, meliputi panjang, lebar dan tingginya. Jika dimensi karton tidak memenuhi standar maka dilakukan ulang pengambilan sampel dan diperiksa lagi sesuai dengan prosedur yang berlaku. Penimbangan dilakukan pada semua contoh karton yang diuji dan kemudian dibandingkan dengan standar yang ditentukan.

Pemeriksaan kecacatan karton meliputi cetakan tulisan pada karton (printing), sambungan, warna, potongan, dan tutup (flap) yang kemudian hasil atau data analisis dibandingkan dengan karton standar yang telah disetujui.

c. Pemeriksaan Botol Poli Etilen Treptalat (PET) dan Tutupnya

Proses pemeriksaan botol Poli Etilen Treptalat (PET) dan tutup baru dilakukan dengan pengukuran dan pemeriksaan visual. Pemeriksaan dengan cara pengukuran dilakukan untuk mengetahui dimensi botol Poli Etilen Treptalat

(30)

Universitas Indonesia

(PET) dan tutup baru sedangkan pemeriksaan secara visual dilakukan untuk jenis-jenis cacat yang terdapat pada botol Poli Etilen Treptalat (PET) dan tutup baru sesuai dengan jenis cacatnya seperti yang tercantum pada Standar kualitas barang yang diterima (Acceptable Quality Levels /AQL). Untuk keperluan proses pemeriksaan botol Poli Etilen Treptalat (PET) dan tutup baru, diperlukan beberapa sampel botol Poli Etilen Treptalat (PET) dan tutupnya.

Dalam pengambilan sampel botol Poli Etilen Treptalat (PET) dan tutupnya dari setiap kedatangan, sampel diambil secara acak dengan jumlah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam standar kualitas barang yang diterima (Acceptable Quality Levels /AQL) yang telah disepakati oleh pabrik pembuat botol Poli Etilen Treptalat (PET) dan tutupnya.

Pemeriksaan Botol Poli Etilen Treptalat (PET) dilakukan dengan memastikan warna, bau, dan ada tidaknya benda asing, diperiksa juga apakah botol bocor atau tidak, retak ataupun pecah, ulir rusak atau tidak dan mulut botol tidak ada kelebihan bahan. Selain itu diperiksa pula dinding botol tidak terdapat udara yang terjebak (mata ikan atau flow mark), menimbang berat botol, mengisi botol dengan air dingin (fresh water) sampai batas leher dan ukur volumenya dengan ditimbang dan mengukur dimensi yang terdiri dari tinggi, diameter luar, lebar bibir, dan diameter dasar.

Pemeriksaan tutup dilakukan dengan memastikan warna, bau dan tidak ada benda asing, menimbang berat tutup, mengukur dimensi yang terdiri dari tinggi total, diameter luar dan threated diameter.

3.2.3 Pemeriksaan Mutu Bahan Tambahan Pangan

Barang yang diterima dari suplier atau produsen dari negara asal dilakukan pemeriksaan, yaitu sertifikat halalnya masih berlaku atau tidak (diakui oleh LP POM MUI), kondisi kemasan dan keutuhan segel, memriksa nomor batch atau kode produksi dan disesuaikan antara bentuk fisik dengan sertifikat analisisnya (Certificate of Analyze), memastikan dan mencatat tanggal kadaluarsa, serta memeriksa secara visual meliputi bau, warna dan bentuknya.

(31)

3.2.4 Pengolahan Air (Water Treatment) (PT. Sinar Sosro, 1996)

Pengolahan air dilakukan untuk memastikan air yang digunakan memenuhi standar mutu air minum dan memenuhi syarat. Sumber air diperoleh dari tiga sumur artesis dalam yang dipompa oleh pompa bertekanan tinggi (High

Pressure Pump). Proses pengolahan air diawali dengan mengolah air yang berasal

dari penampungan (reservoir) pada potablok. Potablok merupakan tangki pengendapan dengan kapasitas sebesar 30 m3. Bagian dalam potablok memiliki kisi yang berfungsi untuk penambahan larutan klorin dengan perbandingan klorin dan air sebesar 1:4. Penambahan klorin membantu dalam mengendapkan kotoran yang terbawa dari penampungan (reservoir), menghilangkan bau, menghilangkan mikroba, dan mengikat mineral terutama Fe dan Mn. Kisi lainnya berfungsi untuk homogenasi klorin dan air, sedimentasi, serta penampungan air yang siap untuk difiltrasi.

Air dari potablok selanjutnya mengalami proses filtrasi yaitu filtrasi pasir dan filtrasi karbon. Proses pengolahan filtrasi pasir berfungsi untuk menyaring padatan yang tidak terlarut air dan menyaring endapan Fe serta Mn. Filtrasi pasir dilakukan dengan memanfaatkan pasir silika yang berada didalamnya. Setelah proses filtrasi pasir kemudian dilanjutkan ke proses filtrasi karbon. Filtrasi karbon berfungsi menyaring kotoran yang masih terbawa hingga proses filtrasi pasir. Bahan yang digunakan untuk menyaring berupa karbon aktif seperti arang kelapa impor. Karbon aktif ini berfungsi untuk menjernihkan air dan menurunkan kadar klorin.

Air dari proses filtrasi karbon kemudian ditampung dalam penyangga air karbon dengan kapasitas 16.000 liter. Air tersebut digunakan untuk keperluan pendinginan tangki dan proses pemasakan sedangkan sebagian lagi diolah pada proses pelunakan air (water softener). Air hasil dari proses ini akan mengalami pelunakan karena kadar kesadahan kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) pada air tersebut mengalami penurunan akibat penggunaan resin. Air yang telah lunak selanjutnya ditampung dalam penyangga air lunak untuk digunakan sebagai bahan baku utama Fruit Tea, sterilisasi, pemasakan, dan pasokan tangki buffer Tebs.

Air baku yang digunakan untuk produk Tebs berbeda dengan Fruit Tea. Perbedaan tersebut terlihat dari proses pengolahannya, air baku Tebs diperoleh

(32)

Universitas Indonesia

dari air yang telah dilunakkan yang ditambah dengan klorin 1-3 ppm kemudian melewati proses filtrasi karbon dan proses filtrasi penyanggah untuk menghilangkan klorin dan komponen fisik yang terbawa dari proses sebelumnya. Sebelum air tersebut digunakan untuk bahan baku minuman Tebs, air tersebut harus melewati mesin dengan sinar ultra violet (UV) sehingga air yang digunakan benar-benar sesuai dengan standar mutu perusahaan. Proses penyinaran dengan mesin UV dimaksudkan untuk mendestruksi sel-sel bakteri yang terdapat dalam air sehingga air yang dihasilkan menjadi steril.

3.3 Pengawasan Mutu Selama Proses Produksi

Skema proses produksi minuman di PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.3.1 Pemasakan Teh

3.3.1.1 Ekstraksi Teh

Ekstraksi teh dilakukan dengan cara memasukan teh kering dan mengalirkan air dari tangki penyangga ke dalam tangki ekstraksi. Air dari tangki penyangga dipanaskan terlebih dahulu di dalam PHE hingga mencapai suhu 95-1050C. Air disemprotkan dari bagian bawah tangki sehingga teh kering yang dimasukkan dari bagian bawah juga akan terdorong ke atas dan tercampur. Lamanya waktu penyeduhan teh adalah sekitar 30 menit dan dilanjutkan dengan proses sirkulasi selama sekitar 30 menit pula.

3.3.1.2 Penyaringan Teh Cair Pahit

Penyaringan teh cair pahit dilakukan sebanyak tiga kali yaitu penyaringan dalam tangki ekstraksi teh, penyaringan kasar dengan alat niagara dan penyaringan halus dengan filter cosmos dan Kiezelguhr. Hasil ekstraksi teh cair pahit yang telah disaring di dalam tangki ekstraksi akan disaring kembali pada alat niagara dan filter cosmos. Penyaringan pada niagara dilakukan untuk menyaring partikel-partikel kotoran yang berukuran besar, sedangkan penyaringan pada filter cosmos yang menggunakan lempengan penyaring dilakukan agar teh cair pahit yang dihasilkan bebas dari endapan dan partikel kotoran yang berukuran kecil. Proses penyaringan pada filter cosmos ini dibantu dengan Kiezelguhr yaitu bahan

(33)

diatomit berupa serbuk putih yang dapat menyaring partikel berukuran kurang dari satu mikrometer.

3.3.1.3 Pelarutan dan Penyaringan Gula

Pelarutan gula (sugar dissolving) dilakukan dengan mencampurkan gula yang berasal dari tanki buffer gula melalui lubang berbentuk corong (hopper) dengan air dari tangki pelunakan air yang terdapat pada tangki pelarutan (dissolving tank) yang telah dipanaskan di dalam PHE. Gula terus menerus disirkulasikan sekitar lima menit agar merata. Setelah itu larutan gula disaring pada alat niagara untuk menyaring partikel kotoran berukuran besar dan disaring kembali pada filter cosmos untuk menyaring endapan partikel kotoran berukuran kecil yang terdapat pada larutan gula. Suhu pada proses ini adalah 80°C.

3.3.1.4 Pencampuran Teh

Proses pencampuran teh (mixing) dilakukan dengan memasukkan larutan gula dari tangki penyangga larutan gula dan Teh Cair Pahit (TCP) dari tangki ekstraksi ke dalam tangki pencampuran yang menggunakan pengaduk atau agigator agar proses pencampuran berlangsung merata. Proses pencampuran selesai jika telah dihasilkan teh cair manis dengan kadar tanin, tingkat kemanisan/kadar gula dan air sesuai standar yang ditetapkan. Sebelum dialirkan, teh cair manis dari unit pemasakan dialirkan terlebih dahulu ke dalam PHE untuk menjaga suhu dan kesterilan teh cair manis. Setelah proses pencampuran selesai, teh cair manis kemudian dialirkan ke unit sterilisasi atau pasteurisasi.

a. Analisis Teh Cair Manis (TCM)

Pemeriksaan yang dilakukan adalah warna, aroma, rasa, derajat kemanisan (obrix), keasaman (acidity), turbiditas, kadar gula, penambahan TCP atau TCA dan sirup gula (dalam liter), volume akhir.

b. Analisis Teh Cair Pahit (TCP)

Pemeriksaan yang dilakukan adalah volume (dalam liter), kadar tanin, kesadahan, pH, alkalinitas, dan turbiditas.

(34)

Universitas Indonesia

c. Analisis Teh Cair Asam (TCA)

Pemeriksaan yang dilakukan adalah volume (dalam liter), turbiditas, kadar tannin, dan keasaman.

3.3.2 Pengemasan (PT. Sinar Sosro, 1996)

Pengemasan produk diartikan sebagai penempatan produk ke dalam wadah tertentu. Pengemasan primer dilakukan dengan menggunakan botol PET beserta tutupnya. Pengemasan sekunder di lakukan dengan menggunakan label dan karton secara otomatis menggunakan mesin. Adapun prosesnya, botol PET disusun rapi dengan mesin unscramble, kemudian di sterilisasi dengan klorin (1-3 ppm) pada proses rinsing. Botol PET yang sudah steril selanjutnya masuk ke dalam filling

machine untuk diisi TCM yang sebelumnya sudah diproses baik pada pasteurizer

ataupun mixer. Botol PET yang sudah terisi kemudian ditutup dengan penutup botol pada proses seamer.

Botol-botol yang telah diisi dan ditutup selanjutnya dialirkan dengan

conveyor untuk diberi penanggalan kadarluarsa atau dating. Produk Tebs

memiliki batas kadaluarsa selama sepuluh bulan, sedangkan Fruit Tea selama satu tahun. Setelah itu botol mengalami proses tilting yaitu botol PET dibuat dalam kondisi terbalik, proses ini berfungsi untuk mensterilkan bagian atas botol. Botol PET kemudian dilewatkan pada mesin NIKO untuk mengubah suhu botol tersebut menjadi suhu ruang sehingga dapat dilanjutkan ke proses pengemasan sekunder menggunakan label dan karton yang dilakukan secara otomatis oleh mesin.

Selain itu, adapula produk TBK yang menggunakan kemasan TetraPak. Pengisian dan pengemasan dilakukan secara aseptik. Kemasan TetraPak yang digunakan disterilisasi dengan larutan peroksida 30%-50% untuk menghilangkan mikroorganisme. Selanjutnya kemasan dilewatkan melalui mesin yang akan menekan (prinsip mekanisme pemerasan) sehingga larutan peroksida yang telah digunakan terperas dari lembar kemasan. Selain mesin pemeras, kemasan diberikan perlakuan suhu tinggi yang menyebabkan peroksida menguap sekaligus membunuh mikroorganisme yang tidak mati dengan peroksida. Kemasan yang semula berbentuk lembaran dibentuk kotak secara robotic oleh mesin. Kemasan kotak pun dilewatkan ke mesin Tetra untuk mengisi TCM steril ke kemasan kotak

(35)

steril. TBK yang telah terisi dilewatkan melalui mesin yang berfungsi menurunkan suhu hingga produk berada dalam suhu normal kamar. Produk TBK yang telah jadi dikemas dalam karton-karton untuk didistribusikan kepada pembeli.

Pada proses pengemasan, inspektor lapangan (field inspector) melakukan pengawasan setiap satu jam sekali dan dilakukan pengujian secara analisis kimia dan analisis mikrobiologi, dan pengawasan setiap akhir shift dengan mengambil sampel yang akan diinkubasi untuk dibawa ke laboratorium pengawasan mutu (quality control).

Dalam melaksanakan tugasnya, inspektor dibantu oleh beberapa operator unit-unit pada bagian produksi. Yang pertama adalah operator unit pengolahan air (water treatment) untuk membawa sampel-sampel air pada pengolahan air ke laboratorium analisis kimia untuk diuji. Selain itu inspektor juga dibantu operator unit pemasakan (kitchen) untuk menyerahkan sampel dari tanki pencampuran (mixing tank) ke laboratorium analisis kimia untuk diperiksa derajat kemanisan/

o

brix untuk setiap batch pembuatan. Selain itu operator unit ini juga menyerahkan sampel produk untuk diperiksa kadar tanin dan tes panel untuk setiap batch pemasakan.

3.4 Pengawasan Mutu Setelah Proses Produksi 3.4.1 Analisis Fisika dan Kimia (PT. Sinar Sosro, 1996)

Analisis yang dilakukan pada bagian ini meliputi pemeriksaan terhadap mutu dari hasil produk jadi. Pemeriksaan yang dilakukan untuk produk jadi yaitu dilakukan pengamatan secara visual terhadap kemasan, baik TetraPak, kaleng maupun PET, apakah terjadi kebocoran ataupun penggembungan dan juga kode pada kemasan (coding). Kode yang tertera tidak boleh terhapus dan jelas terbaca. Selain itu, diperiksa juga derajat kemanisan, keasaman (untuk produkyang memiliki rasa asam), pH, tanin, volume dan kadar CO2.

3.4.2 Analisis Mikrobiologi (PT. Sinar Sosro, 1996)

Analisis mikrobiologi sangat penting untuk membuktikan bahwa produk yang dibuat tidak mengandung mikroorganisme-mikroorganisme yang dapat

(36)

Universitas Indonesia

merugikan kesehatan konsumen. Analisis dilakukan pada produk yang sedang dan telah melalui masa inkubasi. Selama masa inkubasi produk diperiksa penampilan fisiknya untuk memastikan tidak adanya perubahan organoleptik yang disebabkan oleh kerja mikroorganisme. Setelah masa inkubasi barulah produk dikultur di beberapa media yang sesuai. Ada tiga macam media yang digunakan yaitu

Nutrient Agar (NA), Yeast Extract Agar (YEA), dan Orange Serum Agar (OSA).

OSA digunakan untuk memeriksa keberadaan jamur dalam produk jadi yang memiliki rasa asam seperti Fruit Tea. YEA digunakan untuk memeriksa keberadaan bakteri dan kapang, dan NA digunakan untuk memeriksa keberadaan jamur pada produk jadi yang memiliki rasa manis. Analisis mikrobiologi dilakukan menggunakan metode standar jumlah lempeng (standard plate count) untuk mengetahui banyaknya jumlah bakteri (maksimal 100 koloni per 5 ml sampel), yeast atau kapang (maksimal 5 koloni per 5 ml sampel), mold atau jamur (maksimal 5 koloni per 5 ml sampel), dan bakteri koliform (maksimal tidak ada koloni pada tiap 100 ml sampel). Analisis mikrobiologi dilakukan pada produk-produk sampel yang memiliki beda waktu pembuatan 10 menit.

3.5 Pengolahan Limbah

Secara umum limbah di PT. Sinar Sosro Tambun terdiri dari tiga macam, yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.

3.5.1 Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan berupa ampas teh yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

3.5.2 Limbah Cair

Pengolahan limbah cair di PT Sinar Sosro KPB Tambun dilakukan oleh bagian Proses Pengolahan Limbah Cair (Waste Water Treatment Process / WWTP). Bagian ini bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pengolahan limbah sejak limbah masuk ke unit pengolahan limbah sampai keluar dari unit pengolahan limbah. Limbah cair PT Sinar Sosro KPB Tambun berasal dari sisa pembuangan air cucian tangki ekstrak teh, tangki pelarutan gula, tangki pencampuran, pengolahan air, dan lain-lain.

(37)

Limbah cair kegiatan produksi dialirkan ke bar screen untuk menyaring benda-benda padat berukuran besar seperti sampah, ampas, dan kotoran yang terbawa dalam aliran limbah cair. Penyaringan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada pipa, pompa, dan aerator, setelah itu dilanjutkan ke

grease trap untuk memisahkan air dengan minyak. Hal tersebut dapat terjadi

karena perbedaan berat jenis antara keduanya, dimana berat jenis minyak lebih kecil daripada berat jenis air.

Limbah dari grease trap kemudian dialirkan ke pump pit untuk ditampung dan dialirkan ke bak equalisasi. Bagian ini dilengkapi dengan water level control (WLC), fungsi WLC yaitu mengatur debit air yang dipompa. Limbah yang sudah berada di bak equalisasi selanjutnya dihomogenisasikan dengan lumpur aktif menggunakan aerator berpengaduk. Lumpur aktif ini mengandung bakteri aerobik sehingga dapat menguraikan senyawa kimia dalam limbah cair. Kebutuhan oksigen bagi bakteri diperoleh dari adanya aerator, sedangkan kebutuhan nutrisinya diperoleh dari pemberian urea serta tri super fosfat (TSP).

Limbah cair dari bak equalisasi kemudian akan mengalir menuju bak aerasi. Pengolahan limbah cair pada bak aerasi juga menggunakan bakteri aerob yang terkandung dalam lumpur aktif. Aerator pada bak aerasi berfungsi untuk menghomogenkan limbah cair dengan lumpur aktif dan menambahkan oksigen yang berguna bagi pertumbuhan bakteri. Sama halnya dengan bak equalisasi, pada bak aerasi juga ditambahkan urea dan tri super fosfat (TSP) untuk nutrisi bakteri tersebut.

Limbah cair dari bak aerasi dialirkan melalui pompa menuju tube settler I dan tube settler II. Kedua tube settler dilengkapi dengan sludge collector untuk memisahkan lumpur aktif dengan limbah cair dan menampung lumpur aktif tersebut. Lumpur yang telah terpisah selanjutnya dialirkan ke sludge thickener dan sebagian akan dialirkan kembali ke bak ekualisasi dan bak aerasi untuk efisiensi penggunaan lumpur aktif. Sludge thickener akan mengurangi kadar air dalam lumpur sampai ± 3% menggunakan filter press. Lumpur padat yang dihasilkan akan diserahkan kepada dinas kebersihan agar dapat dimanfaatkan sebagai pupuk atau land fill. Sementara itu, air hasil pengolahan limbah cair (Waste Water

(38)

Universitas Indonesia

Treatment / WWT) yang dialirkan ke bak kontrol akan ditampung terlebih dahulu

untuk diuji kelayakannya terhadap lingkungan sekitar.

3.5.3 Limbah Gas

Limbah gas langsung dibuang, limbah gas bersumber dari sumber bergerak seperti gas dari forklift dan gas tidak bergerak dari boiler.

(39)

BAB 4

PEMBAHASAN

PT. Sinar Sosro menerapkan peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), yaitu Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB). Tujuan dari penerapan Cara Produksi Makanan yang Baik adalah untuk menjamin mutu produk jadi yang akan dipasarkan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Penerapan CPMB juga dilakukan untuk melindungi masyarakat dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan. Dengan diterapkannya CPMB, diharapkan mutu produk dapat dibangun mulai dari awal, selama berlangsungnya proses hingga akhir produksi sehingga diharapkan penggunaan alat dan waktu yang dibutuhkan selama proses produksi akan lebih efisien.

PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun terdiri dari empat departemen yaitu Departemen Personalia, Departemen Accounting, Departemen Produksi, dan Departemen Quality Control (PT. Sinar Sosro, 2012). Semua kegiatan yang dilakukan berorientasi pada pembentukan mutu dan keamanan produk dengan menerapkan aspek-aspek Cara Produksi Makanan yang Baik.

Aspek-aspek Cara Produksi Makanan yang Baik adalah lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, alat produksi, bahan, proses pengolahan, produk akhir, laboratorium, karyawan, wadah dan pembungkus, label, penyimpanan, pemeliharaan, dokumentasi, penarikan produk, pelatihan dan pembinaan (Badan POM RI, 1996).

PT. Sinar Sosro KPB Tambun juga telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 tentang QualityManagement System, sertifikat Halal dari LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan & Kosmetika MUI) bekerjasama dengan Departemen Agama, BPOM dan Balai POM Daerah, sertifikat SNI, dan sertifikat HACCP. Semua hal tersebut dilakuakn untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

4.1 Lokasi

(40)

Universitas Indonesia

tersebut sesuai untuk daerah industri karena lingkungan sekitar yang mendukung, termasuk tersedianya air bersih yang dapat digunakan untuk produksi makanan dan minuman. Selain itu, pabrik PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun dekat dengan jalan raya sehingga mempermudah transportasi bahan baku, bahan tambahan pangan, bahan pembantu, bahan kemas, dan produk jadi.

4.2 Bangunan

Bangunan pada PT. Sinar Sosro memiliki desain, konstruksi dan letak yang memadai serta sudah disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik. Bangunan dan fasilitas yang ada juga telah menjamin bahwa makanan dan minuman selama proses produksi tidak tercemar oleh bahaya fisik, biologis dan kimia, serta mudah dibersihkan dan disanitasi.

Ruang produksi terpisah dari ruangan-ruangan lain sehingga dapat mengurangi risiko kontaminasi terhadap produk yang dihasilkan. Ruangan produksi di PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan urutan proses produksi, yaitu dimulai dari ruang pemasakan (kitchen), ruang sterilisasi, ruang pengisian, dan ruang pengemasan. Hal ini membuat lalu lintas kerja karyawan menjadi teratur dan mencegah pencemaran terhadap minuman yang diproduksi. Denah dan Tata Ruang PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun dapat dilihat pada Lampiran 3 (Fitriani, 2013).

Dinding di ruangan produksi dan ruangan-ruangan lain memiliki permukaan yang halus, rata, berwarna putih, tidak ada bagian yang mengelupas, dan mudah dibersihkan. Pertemuan antara dinding dan lantai di ruangan produksi tidak membentuk sudut mati dan tahan terhadap air.

Lantai pada bangunan di PT. Sinar Sosro merupakan lantai epoksi yang tahan terhadap air, garam, dan bahan kimia. Pertemuan antara dinding dan lantai dibuat melengkung untuk menghindari penumpukan debu. Bentuk melengkung tersebut disebut dengan hospital shape. Permukaan lantai pada daerah produksi cukup rata dan halus.

Atap pada bangunan PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun terbuat dari bahan yang tahan lama dan tidak bocor. Langit-langit ruang produksi dan ruangan lainnya pun tidak ada yang retak serta mudah untuk dibersihkan. Setiap bagian

(41)

ruangan produksi memiliki pintu yang terbuat dari bahan yang tahan lama, mudah dibersihkan, dan dapat tertutup dengan baik. PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun memiliki pintu masuk ruangan produksi yang membuka keluar, sesuai dengan CPMB bahwa pintu yang baik untuk area produksi adalah pintu yang membuka keluar.

Setiap ruangan memiliki ventilasi yang cukup untuk menjamin peredaran udara dengan baik dan dapat menghilangkan uap, gas, asap, bau, debu, dan panas yang dapat merugikan kesehatan. Hal ini terbukti dengan adanya jendela pada setiap ruangan. Setiap ruangan yang memerlukan pengaturan suhu dan kelembaban memiliki termohigrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban di ruangan tersebut.

Penerangan pada bangunan PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun sudah sesuai dengan keperluan. Ruangan produksi dan ruangan lainnya dilengkapi dengan lampu neon yang cukup untuk membantu karyawan bekerja. Lorong-lorong pada bangunan juga dilengkapi dengan lampu neon yang cukup sehingga lalu lintas kerja karyawan di malam hari tidak terhambat.

4.3 Fasilitas dan Sanitasi

Sanitasi terkait mutu produk yang dihasilkan. Semakin baik sanitasi maka semakin baik produk yang dihasilkan karena semakin sedikit kontaminasi yang ditimbulkan. Sanitasi dan higiene harus diterapkan pada personil, bangunan, peralatan, dan perlengkapan yang digunakan. Untuk itu, dibutuhkan fasilitas yang menunjang untuk menciptakan sanitasi yang optimal.

Bangunan di PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun dilengkapi dengan sarana penyediaan air yang menghasilkan air bersih sesuai dengan kebutuhan produksi dan kebutuhan lainnya. Air bersih berasal dari sumber air yang baik. Air tersebut dialirkan melalui pipa menuju unit pengolahan air sehingga air yang digunakan sebagai bahan baku produksi telah memenuhi syarat air minum dan aman untuk dikonsumsi.

Bangunan di PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun juga dilengkapi dengan sarana toilet dan cuci tangan. Sarana cuci tangan ditempatkan di tempat-tempat yang diperlukan, seperti di luar bangunan produksi agar karyawan yang akan

(42)

Universitas Indonesia

masuk ke ruang produksi mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan.

Selain itu, disediakan juga sarana pembuangan seperti tempat pembuangan sampah yang cukup pada setiap ruangan. Sarana pembuangan untuk limbah juga tersedia. Limbah yang dihasilkan kemudian akan diolah sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan. Di PT. Sinar Sosro Tambun terdapat instalasi pengolahan limbah cair yang dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mencemari sumber air bersih. Limbah yang dihasilkan dari bagian produksi akan diolah di bagian pengolahan limbah cair sehingga tidak membahayakan dan aman untuk dibuang ke lingkungan.

4.4 Alat Produksi

PT. Sinar Sosro Tambun telah mengatur tata letak kelengkapan ruang produksi agar tidak terjadi kontaminasi silang. Peralatan produksi yang kontak langsung dengan makanan dan minuman didesain, dikonstruksi dan diletakkan sedemikian rupa untuk menjamin mutu dan keamanan makanan dan minuman yang dihasilkan. Selain itu, masin-mesin ini rutin disanitasi sehingga terjamin kebersihannya.

Peralatan yang digunakan untuk produksi makanan dan minuman harus memenuhi syarat CPMB, yaitu dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan higiene, sesuai dengan jenis produksi, memiliki permukaan yang halus, tidak berlubang, tidak mengelupas, tidak menyerap air, dan tidak berkarat, tidak mencemari hasil produksi dengan jasad renik, dan peralatan harus mudah dibersihkan. Hal ini bertujuan untuk menjamin mutu produk yang dihasilkan selalu baik dan aman sesuai dengan persyaratan.

Mesin-mesin dan peralatan di dalam pabrik disusun berdasarkan urutan proses produksi sehingga diharapkan dapat mempermudah penanganan bahan, meningkatkan efisiensi produksi dan menjaga kenyamanan karyawan. Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan mencatat dilakukan kalibrasi secara rutin agar berfungsi dengan baik dan akurat. Setiap peralatan memiliki protap yang terdiri dari spesifikasi alat, panduan operasional penggunaan, cara pembersihan dan cara kalibrasi.

(43)

4.5 Bahan

Bahan baku, bahan tambahan dan bahan pembantu yang digunakan tidak boleh membahayakan kesehatan, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan memenuhi pengujian standar mutu. Bahkan PT. Sinar Sosro tidak menggunakan pengawet pada sebagian besar produknya, terutama produk-produk yang menjadi unggulannya. Selain itu, bahan baku dipastikan bebas dari bahan berbahaya seperti bakteri patogen, pestisida dan bahan beracun.

Keamanan dan kualitas dari produk-produknya merupakan salah satu faktor utama untuk mencapai kepuasan pelanggan. Semua bahan yang datang dari perusahaan pemasok dan akan digunakan dalam proses produksi diperiksa terlebih dahulu pada bagian pengawasan mutu bahan baku dan pengemas (incoming

material Quality Control). Jika hasil pemeriksaan memenuhi standar yang

ditetapkan maka bahan-bahan tersebut akan digunakan untuk bahan produksi. Sebaliknya jika tidak memenuhi syarat maka akan dikembalikan ke perusahaan pemasok.

4.6 Proses Pengolahan

Setiap produk PT. Sinar Sosro memiliki formula standar yang menjelaskan setiap jenis bahan yang digunakan, persyaratan mutu, jumlah bahan yang digunakan untuk satu kali pengolahan, tahapan proses pengolahan, serta hal-hal yang harus diperhatikan selama proses produksi agar produk akhir terbebas dari penguraian, pembusukan, kerusakan dan pencemaran. Selain itu, juga menjelaskan jumlah yang diperoleh untuk satu kali pengolahan dan uraian mengenai wadah, label, serta cara pembungkusan.

Untuk setiap pengolahan terdapat instruksi tertulis yang menyebutkan nama produk, tanggal pembuatan dan nomor kode, jenis dan jumlah bahan yang digunakan, tahapan pengolahan serta hal yang perlu diperhatikan selama proses pruduksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses produksi masuk ke dalam

Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). HACCP merupakan suatu

sistem manajemen yang menjamin mutu dan keamanan pangan berdasarkan konsep pendekatan yang rasional, sistematis dan komprehensif dalam mengidentifikasi dan mengontrol bahaya yang beresiko terhadap mutu dan

(44)

Universitas Indonesia

keamanan produk pangan. Semua kegiatan dari proses pengolahan terdokumentasi dengan baik dan rapi. Critical Control Point pengolahan minuman di PT.Sinar

Sosro Pabrik Tambun dapat dilihat pada Lampiran 4 (Fitriani, 2013).

PT. Sinar Sosro Tambun memiliki SOP (Standard Operating Procedure) atau protap yang jelas untuk semua yang berkaitan dengan proses pengolahan termasuk untuk formula dasar dan prosedur pembuatan. Secara garis besar proses produksi produk teh Sosro terdiri dari tiga tahap yaitu pengolahan air (water

treatment), pemasakan (kitchen) dan pembotolan (bottling). Jika terdapat

penyimpangan terhadap prosedur yang telah ditetapkan pada setiap tahap proses tersebut akan didokumentasikan dalam catatan bets.

4.7 Produk Akhir

Produk akhir yang akan dipasarkan harus memenuhi standar mutu dan persyaratan yang ditetapkan. Pada produk juga harus tercantum kode produksi dan tanggal kadaluarsa secara jelas agar tidak merugikan atau membahayakan pengguna (konsumen) serta produk dapat ditelusuri dengan mudah jika terjadi penyimpangan.

Pengawasan mutu produk PT. Sinar Sosro dilakukan pada awal produksi (pre process control), selama proses produksi (in process control), setelah proses produksi (post process control). Setelah melalui seluruh proses produksi, produk jadi yang dihasilkan akan diperiksa kembali dengan cara mengambil beberapa sampel produk jadi tiap waktu yang telah ditentukan, yang disebut sampel inkubasi. Analisa sampling inkubasi produk terdiri dari data: jam produk diproduksi, warna, kejernihan (bebas endapan), kualitas coding, ukuran head

space, ukuran crown cork, kadar gula (°brix), aroma/rasa, pH, turbidity (NTU), % acidity khusus untuk produk asam (Fruit Tea), dan kadar CO2 (g/L) khusus untuk

produk berkarbonasi (Tebs). Selain pemeriksaan fisika dan kimia diatas, dilakukan juga pemeriksaan mikrobiologis untuk menjamin sterilitas dari produk. Produk yang memenuhi standar kualitas (fisika, kimia dan mikrobiologi) dapat dilepas untuk dipasarkan.

(45)

4.8 Laboratorium

PT. Sinar Sosro memiliki laboratorium fisika-kimia dan mikrobiologi untuk bagian pegawasan mutu. Laboratorium dilengkapi dengan alat-alat gelas dan peralatan pengujian lainnya yang mendukung, seperti pH meter, refraktometer, timbangan, buret, oven, lemari asam, autoklaf, desikator, pengaduk magnet, dan lain sebagainya. Peralatan yang digunakan dikalibrasi secara berkala agar kinerja alat terjamin. Peralatan dikalibrasi baik secara internal oleh analis, maupun eksternal oleh badan yang berwenang untuk mengkalibrasi alat.

Sayangnya, laboratorium kimia dari PT. Sinar Sosro Tambun tidak dilengkapi alat modern seperti spektrofotometer UV padahal alat tersebut diperlukan untuk mendeteksi secara kualitatif dan kuantitatif zat seperti tanin. Untuk menganalisis tannin dilakukan dengan metode titrasi yang memungkinkan hasil dari analisa memiliki rentang kesalahan yyang besar

Setiap pengujian yang dilakukan di laboratorium dilakukan sesuai dengan

Standard Operational Procedure (SOP). Setiap pemeriksaan tersebut

didokumentasikan dengan baik meliputi nama produk, tanggal pembuatan, tanggal pengambilan contoh, jumlah contoh yang diambil, kode produksi, jenis pemeriksaan yang dilakukan, kesimpulan pemeriksaan, nama pemeriksa dan tanda tangan pemeriksa. Dokumentasi ini penting dilakukan agar memudahkan penelusuran produk jika terjadi penyimpangan.

4.9 Karyawan

Karyawan sebagai pelaksana profesional merupakan komponen penting pada perusahaan dalam menjamin mutu produk yang dihasilkan. Jam kerja karyawan dibagi menjadi 3 shift yang masing-masing shift adalah 8 jam sehingga produksi dapat dilaksanakan selama 24 jam. Kesehatan dan higiene karyawan yang baik dapat menjamin bahwa pekerja yang kontak langsung maupun tidak langsung dengan makanan dan minuman tidak menjadi sumber pencemaran. Oleh karena itu, karyawan, terutama yang berhubungan dengan proses produksi harus dalam keadaan sehat. Karyawan yang bekerja, terutama pada bagian produksi, harus terbebas dari penyakit kulit, bebas dari luka, dan penyakit lainnya yang diduga dapat mencemarkan bahan dan produk. PT. Sinar Sosoro Tambun juga

Gambar

Gambar 2.1   Sejarah Produk Teh Botol Sosro ……………………..……….  4    Gambar 2.2   Filosofi niat baik Sosro ……………… ………………..……..
Tabel 1.1  Jenis Teh dan Persyaratan untuk Bahan Baku …………………......  14
Gambar 2.1. Sejarah Produk Teh Botol Sosro (telah diolah kembali)
Gambar 2.3. Teh Botol Sosro dalam Berbagai Kemasan dan Ukuran (telah diolah  kembali)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, kesimpulannya adalah bahwa faktor yang mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak ( tax compliance ) dalam penyetoran SPT masa Wajib Pajak

Setelah analisis intensitas curah hujan dilakukan, maka kemudian digambarkan kedalam kurva IDF (Kurva Frekuensi Intensitas). Kurva IDF menggambarkan

(2) Dalam rangka melaksanakan fungsi verifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 35, Komda Masyarakat Adat berwenang menerima pendaftaran, melakukan verifikasi

Permasalahan dari penelitian ini yaitu : manakah yang lebih efektif antara pengajaran remedi yang menggunakan metode cera mah-. diskusi dengan metode diskusi-ceramah

Perbedaan nilai kekakuan sambungan pada pemodelan semi rigid tidak mengakibatkan perbedaan siginfikan pada hasil analisis struktur gabungan seperti

Jumlah bantuan bencana yang bisa disalurkan Formulasi perhitungan : Jumlah pemilih dalam pemilu/kada Tipe perhitungan : Komulatif Sumber data : Badan Kesbang Pol dan Linmas,

 SELL GU+EU jk seluruh candle H1 pd Kelompok Ekor berwarna putih (turun) -&gt; Lebih sempurna lagi jika candle Kelompok Eropa berwarna sama (putih/turun)  Jk warna candle

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah eksperimen dan menggunakan pendekatan kuantitatif karena penulis mengadakan uji coba dengan dua cara berlainan