SUMMABILITAS CESARO PADA OPERASI DERET DIVERGEN Sangadji*1
ABSTRAK
SUMMABILITAS CESARO PADA OPERASI DERET DIVERGEN. Banyak orang suka membicarakan tentang deret konvergen, tetapi hanya sedikit dari mereka yang suka membicarakan tentang deret divergen. Hal ini disebabkan deret divergen tidak mempunyai sifat-sifat fundamental yang baik seperti pada deret konvergen, dan pustaka tentang operasi pada deret divergen sangat sedikit. Terdapat beberapa cara untuk memahami operasi pada deret divergen, misalnya Summabilitas Cesaro dan Summabilitas Abel. Makalah ini membahas metode untuk memahami summabilitas deret divergen yang diberi nama Summabilitas Cesaro.
Kata-kata kunci: deret divergen, summabilitas deret divergen, summabilitas Cesaro.
ABSTRACT
CESARO SUMMABILITY ON DIVERGENT SERIES OPERATION. Most people like to discuss about operations on convergent series, but only few of them like to discuss operations on divergent series. This happens since divergent series do not have nice fundamental properties like those of convergent series, as well as the literature of operations on divergent series is very little. There are some methods to understand operations on divergent series, e.g. Cesaro Summability and Abel Summability. This paper discusses a method to understand operations on divergent series named Cesaro Summability, as well as some examples of its applications.
Keywords: divergent series, divergent series summability, Cesaro summability.
TUJUAN DAN MANFAAT
Mempelajari sifat-sifat deret divergen dan memformulasikan jumlah dari deret divergen sebagai perluasan dari jumlah deret konvergen.
PENELITIAN TERKAIT
Jumlah dari dari deret divergen 1+2+3+m=−1/12 tercantum dalam artikel Dr. Berry
”Singular Limits” yang diterbitkan pada jurnal ilmiah Journal Physics Today, Mei 2002. Deret alternating 1−1+1−m=1/2 dapat dibuktikan dengan Jumlahan (dari Summability) Cesaro.
PENDAHULUAN
Kita semua tahu bahwa deret
∑
∞ =0 n n a konvergen bila
∑
= ∞ → N n n N a 0lim eksis and dan berhingga.
Sebagai contoh, kita ambil deret
m + + + + + 16 1 8 1 4 1 2 1 1 . (1) dan . 5 1 4 1 3 1 2 1 1− + − + −m (2)
Kedua deret tersebut berturut-turut konvergen ke 2 dan ln2. Yang pertama adalah deret geometri dengan suku pertama 1 dan rasio ½, sedangkan deret ke dua adalah deret harmonik alternating. Untuk deret yang kedua, kita dapat menggunakan deret MacLaurin 1 1 , 4 3 2 | 1 | ln 4 3 2 ≤ < − + − + − = +x x x x x m x . (3)
dan mengambil x=1.Bila deret
∑
a
n tidak konvergen, maka deret tersebut dikatakan divergen. Dua contoh popular deret divergen adalahm − + − + −1 1 1 1 1 . (4) dan . 5 4 3 2 1+ + + + +m (5)
Deret (4) adalah divergen karena jumlah-jumlah parsialnya tidak mempunyai limit, meskipun 0 lim 2 = ∞ → N N s dan lim→∞ 2N−1 =1 N s dengan . 1
∑
= = N n n N as Jelas bahwa nilai rata-rata dari
jumlah-jumlah parsialnya adalah ½.
Terdapat dua cara untuk memahami deret s=1−1+1−1+m. Pertama adalah dengan manipulasi sederhana:
, 1 1 1 1 ) 1 1 1 1 ( 1 1−s = − − + − +m = − + − +m=s sehingga2s=1atau 2 / 1 = s .
Kedua dengan “jumlah” deret geometri alternating: .
2 1 1 1 lim 1 1 1 1 1 + = = + − + − →− x x
Deret (5) adalah divergen karena jumlah-jumlah parsialnya mempunyai limit jumlah
.
∞
+
Misalkan V menunjukkan ruang vektor real yang memuat semua barisan dari
bilangan-bilangan real
(
a
n),
dan misalkan W ⊂Vadalah ruang vektor bagian dari barisan-barisan yang konvergen. Jadi kita dapat memikirkan suatu operator∑
:W→RSebagai operator yang didefinisikan dengan
( )
( ) .1
∑
∑
= ∞= n n n aa Dalam rangka mencoba
untuk mencari generalisasi dari gagasan “jumlah” ke deret divergen, kita akan memperluas operator linear
∑
ke ruang vektor bagian V'⊂V yang memuat W sebagai himpunan bagian sejati.JUMLAHAN CESARO
Jumlahan Cesaro memformulasikan bahwa 1−1+1−=1/2, di mana nilai ini sebagai nilai rata-rata dari jumlah-jumlah parsialnya. Untuk mengklarifikasi ini, misalkan
(
a
n)
adalah barisan sembarang dari bilangan-bilangan real dan sebagai biasanya ambils
N=
a
1+
a
2+
+
a
N.AmbilV
c.1 sebagai himpunan bagian dari V di mana: N s s s N N + + + ∞ → 2 1lim eksis, dan definisikan fungsi
C
1:
V
c.1→
R
dengan
( )
( )
lim 1 2 . 1 N s s s a C N N n + + + = ∞ →Tidaklah sulit untuk memperlihatkan bahwa
V
c.1 adalah ruang vektor bagian dari V, bukan hanya sebagai himpunan bagian dari V. Untuk memperlihatkannya, jelasV
c.1 bukan himpunan kosong karena barisan nol berada dalamV
c.1. MisalkanAmbil N N
a
a
a
s
=
1+
2+
m
+
andt
N=
b
1+
b
2+
m
+
b
N.
Maka,(
(
a
n)
+
(
b
n)
)
=
(
a
1+
b
1),
(
a
2+
b
2),
m
,
(
a
n+
b
n),
m
mempunyai jumlah-jumlah parsial).
(
,
),
(
),
(
s
1+
t
1s
2+
t
2l
s
N+
t
N Perlu dicacat bahwaN s s s N N + + + ∞ → m 2 1 lim dan N t t t N N + + + ∞ → m 2 1
lim eksis dan
berhingga. Sehingga, N t t t N s s s N t s t s t s N N N N N N N + + + + + + + = + + + + + + ∞ → ∞ → ∞ → m m m 1 2 1 2 2 2 1 1 lim lim ) ( ) ( ) ( lim
juga eksis dan berhingga karena setiap suku eksis dan berhingga. Jadi
(
(an)+(bn))
∈Vc,1.If
α
bilangan real sembarang, makaα
( )
a
n=
α
a
1,
α
a
2,
m
andα
(
a
n)
mempunyai jumlah-jumlah parsialα
s
1,
α
s
2,
l
,
α
s
N. Sedangkan N s s s N s s s N N N N + + + = + + + ∞ → ∞ → m m 1 2 2 1 limlimα α α α juga eksis dan berhingga.
Jadi
(
α(an))
∈Vc,1.Diperluas, misalkan bahwa
a
1+
a
2+
m
konvergen ke L, sedemikian sehingga untukε
>0 sembarang, terdapatlah bilangan bulat positifN >0 sedmikian sehinggaL
−
s
M<
ε
untuk semua M > N.( )
( )
. lim lim lim 2 1 2 1 2 1 2 1 1 k N s s s k N s s s k N s s s N s s s a C k N N N k k N N N N k N N n + + + = + + + + + + + = + + + = + + + ∞ → + + + ∞ → ∞ → m m m mTetapi karena
s
M−
L
<
ε
for all M >N, kita peroleh juga(
)
lim lim(
)
, limε
1ε
ε
ε
= + + + ≤ + + + ≤ + − = − ∞ → + + ∞ → ∞ → N k L L k k N s s k N L k L k k N N k k mdan karena
ε
>0 adalah sembarang, hasil ini memperlihatkan( )
( )
=
∑
≥11
a
n na
nC
sewaktu jumlah ini konvergen. Jadi, Vc,1 ⊃W andC
1 W|
=
∑
.
Jelas b bahwa
C
1 adalah fungsi linear.CONTOH APLIKASI
Pandang barisan
(
1
, -
1
,
1
, -
1
,
m
)
yang mempunyai jumlah-jumlah parsial.
0
1
=
genap
N
bila
ganjil
N
bila
s
NSehingga diperoleh
s
1+
s
2+
m
+
s
N=
[
(
N
+
1
)
/
2
]
.
Dengan definisi summabilitas Cesaro dan pengertian limit, hal ini berakibat bahwa(
)
. N N N s s s , , -, , -C N N 2 1 ] 2 / ) 1 [( lim 1 1 1 1 1 2 1 = + = + + + = ∞ → m mMenurut pembicaraan di atas, nilai rata-rata dari jumlah-jumlah parsialnya adalah juga ½. Dari hasil ini jelas bahwa
V
c.1⊃
W
sebagai himpunan bagian sejati.Perlu dicatat bahwa barisan
(
1
,
2
,
3
,
4
,
m
)
mempunyai jumlah parsial2
/
)
1
(
+
=
N
N
s
N sehinggaC
1(
(
1
,
2
,
3
,
4
, ...
)
)
=
lim
N→∞(
N
+
1
)(
N
+
2
)
/
2
, yang tidak berhingga.KESIMPULAN
1.
C
1( )
( )
a
n=
∑
n≥1a
n sewaktu jumlah ini konvergen. Jadi, Vc,1 ⊃W dan jelasC
1 adalah fungsi linear.2.
V
c.1⊃
W
dengan W sebagai himpunan sejati karena C(
, - , , - ,)
.2 1 1 1 1 1 1 m =
3. Fungsi linear
C
1tidak memperluas∑
to V sinceC
1(
(
1
,
2
,
3
,
4
, ...
)
)
tidak berhingga.DAFTAR PUSTAKA
1. CAIS, BRYDEN, ”Divergent Series: Why
1
+
2
+
3
+
m
=
−
1
/
12
.
”,http://en.wikipedia.org/wiki/Divergent_series
2. BARTLE ROBERT, G. and SHERBERT, DONALD, R., “Introduction to Real
Analysis Third Edition”, John Wiley & Sons, Inc. 2000.
3. FITZPATRICK, P.M., “Advanced Calculus”, Boston: PWS Publishing Company. 1996.
4. SPIEGEL, MURRAY R., “Theory and Problems of Advanced Mathematics for
DISKUSI NURDIN EFFENDI
Kenapa deret divergen yang tidak bermanfaat yang dibahas? Karena deret yang bermanfaat selama ini adalah deret yang konvergen.
SANGADJI
Memang ini masalah riset, jadi yang dibahas deret divergen.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Drs. Sangadji, M.Sc., Ph.D.
Tempat & Tanggal Lahir : Solo, 16 Juni 1948
Pendidikan : S-1 Matematika UGM,
S-2 Matematika Univ. of Arizona , USA, 1988, S-3 Matematika Univ. of Montana, USA, 1997. Riwayat Pekerjaan : 1974 s.d. sekarang di BATAN
1999 s.d. sekarang UBINUS
Keanggotaan : Himpunan Matematika Indonesia
Kelompok : Analisis Geometri
Makalah : 1. Summabilitas Cesaro pada Operasi Deret Divergen