P U S A T D A T A D A N S T A T I S T I K P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N
2 0 1 9
LAPORAN
PDSPK
NAMA KEGIATAN : VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA WARISAN BUDAYA TAK BENDA UNTUK OUTPUT DATA DAN INFORMASI
TEMPAT : DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGKA TENGAH
WAKTU : 20 – 23 AGUSTUS 2019 PESERTA KEGIATAN
- 2 Petugas dari PDSPK Kemendikbud
- 4 Petugas dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Bangka Tengah
PELAKSANAAN KEGIATAN Hari Pertama, 20 Agustus 2019
Petugas PDSPK melakukan perjalanan dinas ke Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung.
Hari Kedua, 21 Agustus 2019
Petugas PDSPK mengunjungi kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka Tengah yang beralamat di Komplek Pemda Kabupaten Bangka Tengah, Jalan Titian Puspa 4 By Pass Koba, Kelurahan Koba. Sebelum mengunjungi Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka Tengah, terlebih dahulu kami membuat janji untuk bertemu dengan petugas dinas melalui Bapak Kiagus Febrizal selaku Kepala Seksi Sejarah dan Nilai Budaya. Kemudian, setibanya di Kantor Dinas, kami menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan ini serta menyerahkan administrasi terkait rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk menvalidasi data Warisan Budaya Tak Benda kepada Bapak Kepala Dinas, Bapak Kepala Bidang, Bapak Kepala Seksi beserta stafnya.
Dari hasil koordinasi disepakati beberapa hal, antara lain bahwa, terdapat tiga data WBTB yang akan divalidasi yaitu Campak Dalung, Adu Kerito Surong dan Ruwah Kubur.
Narasumber untuk WBTB (Campak Dalung) sudah siap untuk kami wawancarai di hari kedua, sehingga kami tidak menyia-nyiakan waktu. Kami langsung melakukan wawancara untuk
P U S A T D A T A D A N S T A T I S T I K P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N
2 0 1 9 validasi data WBTB tersebut di hari kedua.
Narasumber untuk data WBTB yang pertama ini bernama Bapak Batman Bin Salim
Berdasarkan keterangan dari Bapak Batman selaku narasumber yang beralamat di Desa Baskara Bakti, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah. Campak Dalong merupakan gerakan tari yang ketika kaki penari menyepak gelombang laut yang datang ke pesisir. Sepakan kaki pada gelombang itu menimbulkan bunyi “pak”. Bunyi inilah yang kemudian diiringi dengan tepukan gendang
Campak Dalong adalah milik Suku Sawang yang berasal dari Pulau Lepar-Pongok Kab. Bangka Selatan. Pak Batman merupakan generasi keempat.
Pada tahun 1919 munculah Campak Dalong yang bertujuan untuk melestarikan budaya tradisional karena perjuangan yang cukup besar pada jaman dahulu.
Campak Dalong dimainkan dengan tiga gendang (gendang Nganak, gendang tengah, dan gendang Nduk/induk), satu gong, penyanyi satu orang, dan kadang disertai dengan beberapa penari (sekitar 8 wanita). Lagu-lagu campak dalong yang berasal dari leluhur Suku Sawang Pakaian yang digunakan dalam Campak Dalong adalah pakaian adat Bangka, Runting Pancung
sebutan untuk topi yang dipakai oleh pemain.
Sanggar Musik Seni merupakan lokasi Campak Dalong, dan Bapak Batman baru tahun 2011 menekuni seni tradisional tersebut.
Tidak ada kendala yang bearti ketika melakukan Campak Dalong karena setiap pertunjukkan yang diundang oleh Bupati selalu terjamin sampai kepada pemainnya.
P U S A T D A T A D A N S T A T I S T I K P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N
2 0 1 9
Petugas PDSPK melakukan validasi data Warisan Budaya tak Benda yang kedua yaitu Adu Kerito Surong dengan bertemu Bapak Agustang selaku narasumber.
Petugas dinas ini mengantarkan kami bertemu narasumber yang beralamat di Jalan Green Babel Desa Jeruk, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
P U S A T D A T A D A N S T A T I S T I K P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N
2 0 1 9
kekuatan raga, ketangkasan, kebersamaan, dan kemampuan menjaga keseimbangan.
Pada awalnya Adu Kerito Surong berkembang di wilayah sekitar tambang timah di Muntok pada zaman Belanda.
Adu Kerito Surong dilaksanakan pada waktu-waktu santai, bersendau gurau, dan setelah mengangkut ladah yang kemudian dikembangkan di acara atau hiburan generasi muda
Tujuan Adu Kerito Surong adalah melatih aktifitas fisik, mengembangkan potensi diri, melakukan kerja sama, menanamkan sifat sportif, kebersamaan, daya juang serta melakukan sifat kompetisi positif, dan menumbuhkan daya estetika
Aturan Adu Kerito Surong berdasarkan sesuai kesepakatan tim yang didorong dan tim yang mendorong tidak terjatuh, kemampuan untuk mengendalikan kereta untuk tidak keluar dari arena.
Adu Kerito Surong dibagi menjadi 2 tim yang dipimpin oleh seorang sesepuh/tetua kampung. Masing-masing tim terdiri dari 4 orang atau lebih baik dewasa ataupun anak-anak.
Lokasi nya terletak di lapangan terbuka yang dimanfaatkan untuk perlombaan yang sudah disetting untuk Adu Kerito Surong.
Kelengkapan Adu Kerito Surong terdiri dari: 1. Plastik;
2. Kerito Surong (kereta dorong); 3. Keranjang anyaman rotan; 4. Bidai kayu;
5. Jembatan kayu; 6. Kayu pentungan.
Alat musik sifatnya untuk menyemangati (tidak terlalu mendominasi)
Kostum pesertanya adalah seragam putih tradisional Bangka, kain sarung, parang, sandal cuhai, terindak (topi pandan)
Sejak kecil Bapak Agustang sudah menekuni permainan tradisional ini, pada tahun 2010 mulai mengangkat Adu Kerito Surong dapat menjadi aset budaya.
Permasalahan dari Adu Kerito Surong adalah sulitnya menemukan Pembuat Kerito Surong dan pelestariannya karena tidak ada regenerasi.
Apresiasi masyarakat luar biasa khususnya Kabupaten Bangka Tengah, secara umum Kepulauan Bangka Belitung dan masyarakat sangat antusian untuk mencoba permainan ini.
Upaya yang dilakukan masyarakat adalah selalu melestarikan permainan tradisional ini dengan cara menampilkan Adu Kerito Surong pada acara atau hiburan.
P U S A T D A T A D A N S T A T I S T I K P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N
P U S A T D A T A D A N S T A T I S T I K P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N
2 0 1 9
Kemudian petugas PDSPK melakukan validasi data Warisan Budaya tak Benda yang ketiga adalah Ruwah Kubur Desa Keretak dengan bertemu Bapak Husni Tamrin selaku narasumber. Petugas dinas mengantarkan kami ke lokasi yang terletak Jalan Raya Lampur Desa Keretak,
Kantor Kepala Desa.
Ruwah Kubur di Desa Keretek diawali dengan berbondong-bondong masyarakat pergi ke pemakaman untuk membaca yasin. Ruwah Kubur mencerminkan bahwa masih ada budaya keagamaan di Bangka yang harus dilestarikan
Tradisi Ruwah Kubur dilaksanakan pada tanggal 12 sya’ban dan ini yang membedakan dari desa-desa lainnya, sedangkan di Provinsi Bangka Belitung pada umumnya dilaksanakan pada tanggal 15 Sya’ban.
Tujuan dari Ruwah Kubur ini adalah untuk dapat menjalin silahturahmi dengan keluarga dan handai taulan, mengingatkan akan kematian, dan melestarikan adat istiadat
Aturan yang dipakai Ruwah Kubur ini secara teknis tidak ada
Peserta dari Ruwah Kubur terdiri dari masyarakat sekitarnya, masyarakat Bangka Belitung, dan tamu dari luar seperti para pejabat.
Lokasi dari Ruwah Kubur di lapangan dekat dengan pemakaman
Kelengkapan dari Ruwah Kubur ini adalah Buku Yasinan, Karpet, dan Tenda
Panitianya dibnetuk dari pemuda-pemuda seperti LPM, Karang Taruna, dan Remaja Mesjid. Tahapan dari Ruwah Kubur ini meliputi :
1. Tahlilan yang di pimpin ustad 2. Yasinan
3. Doa Selamat
P U S A T D A T A D A N S T A T I S T I K P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N
2 0 1 9
secara gotong royong. Acara Ruwah Kubur dimulai dari pukul 06.00-07.00, seluruh masyarakat berkumpul untuk membaca yasinan kepada kerabat yang sudah meninggal, setelah itu seluruh masyarakat kembali pulang ke rumah masing-masing dan berkumpul kembali untuk mendengarkan Takbir Akbar
Tradisi Ruwah Kubur di Desa Keretak sudah dilakukan cukup lama oleh masyarakat sekitarnya. Di Desa Keretak ini memiliki empat kali lebaran, yaitu Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW, dan Ruwah Kubur.
Tidak ada kendala dalam tradisi ini hanya saja kegiatan monoton ini dapat membuat masyarakat bosan sehingga dapat dikemas lebih menarik.
Apresiasi dan partisipasi dari masyarakat sangat baik, hal ini ditandai dengan kedatangan tamu yang mencapai 3000 s.d 4000 orang
Upaya yang dapat dilakukan masyarakat adalah dengan mengikuti tradisi Ruwah Kubur ini dan berusaha memeriahkan saja.
P U S A T D A T A D A N S T A T I S T I K P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N
2 0 1 9
Hari Ketiga, 22 Agustus 2019
Tim Pusat menyerahkan laporan dan melengkapi administrasi yang harus diselesaikan oleh petugas dinas dan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Petugas pusat pamit dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka Tengah dan menyampaikan bahwa kegiatan telah selesai.