• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii ISSN No. 0216-2083

MEDIA FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

Penasehat : Direktur Politeknik Kementrian Kesehatan Makassar

Penanggung Jawab : Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kementrian

Kesehatan Makassar Dewan Redaksi

Ketua : Drs. Jumain, M.Kes, Apt.

Wakil Ketua : Ronny Horax, S.Si.,M.Sc.,PhD.

Muhammad saud, SH, S.Farm, M.Kes. Drs. H. Tahir Ahmad, Apt.

Drs. H. Ismail Ibrahim, Apt. Drs. Rusli, Sp.FRS.,Apt. Redaksi Pelaksana

Ketua : Rusdiaman, S.Si.,M.Si.,Apt.

Wakil Ketua : Drs. H. Asyhari Asyikin, S.Farm., M.Kes.

Sekretaris : DR. Hj. Nurisyah, M.Si.,Apt.

Bendahara : Tajuddin Abdullah, ST.,M.Kes.

Anggota : Dra. Hiany Salim, M.MKes., Apt.

Dra. Betty J.Liyono, M,MKes.,S.Si. Djuniasti Karim, S.Si., M.Si., Apt. Sultan, S.Farm., M.MKes.

Harbiah, ST., M.Si.

Humas : Mispari, SH., S.Farm., M.Kes.

Rusdiaman, S.Si., M.Si.,Apt. Raimundus Chaliks, S.Si Arisanty, S.Si.,Apt.

Sirkulasi : Ahmad Murad, S.Sos.

Hendra Stevani, S.Si., Apt

Alamat Redaksi : Jurusan Farmasi Politeknik Kementrian

Kesehatan RI Makassar Jl. Baji Gau No. 10 Makassar Telp. +62411-854021

Fax. +62411-830883

e-mail : farmasibajigau@ymail.co.id

(3)

iv

DAFTAR ISI

MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR ……. ii EDITORIAL ………... iii DAFTAR ISI ……….. iv

1. ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG

PENGOBATAN FLU SECARA SWAMEDIKASI DI KELURAHAN JONGAYA KOTA MAKASSAR, oleh Asyhari Asyikin, Nurisyah………

1

2. UJI CEMARAN Escherichia coli PADA BERBAGAI SEDIAAN LOMBOK

TIDAK BERMEREK YANG DIGUNAKAN OLEH PEDAGANG BAKSO KELILING DI KOTA MAKASSAR. Oleh Rusdiaman ………..

10

3. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

KEINGINAN UNTUK BERHENTI MEROKOK SISWA SLTA

KABUPATEN GOWA PROPINSI SULAWESI SELATAN Oleh Muhasidah,

Baharuddin K, Chairuddin Hasan ……….

17

4. PENGARUH FORTIFIKASI VITAMIN A PADA MINYAK GORENG

TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN Oleh Nadimin ………. 34

5. HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMILM DENGAN

KEJADIAN ANEMIA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUPPA

KABUPATEN PINRANG TAHUN 2012, Oleh Farida Hamzah, Syarifuddin

39

6. ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI PADA UDANG

WINDU (Panaeus monodon) DARI TAMBAK DI KELURAHAN LAKKANG KECAMATAN TALLO MAKASSAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM, Oleh Tajuddin Abdullah, Ratnasari Dewi …………...

47

7. PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK UBI JALAR (Ipomoea batatas L)

SEBAGAI PENGIKAT TERHADAP KEAUSAN TABLET PARACETAMOL YANG DIBUAT SECARA GRANULASI BASAH, Oleh Jumain, Rahmawati

R, Hiany Salim ………..

52

8. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum)

TERHADAP KADAR ASAM URAT DITINJAU DARI PARAMETER FARMAKOKINETIK KAFEIN PLASMA KELINCI JANTAN (Oryctolagus

cuniculus) Oleh Rsli, Mispari, Hendra Stevani ………

58

9. IDENTIFIKASI HIDROKUINON DALAM KRIM PEMUTIH TIDAK

TERDAFTAR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS. Oleh Sisilia Tresia Rosmala

Dewi ………..

78

10. PENGARUH KEPOLARAN EKSTRAK DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe

pinnata (Lamk.) Pers) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus, Salmonella thypi dan Escherichia coli SECARA IN VITRO, Oleh Sesilia R. Pakadang ……….

84

11. EFEKTIVITAS REBUSAN KAYU SECANG DAN DAUN SAMBILOTO SEBAGAI ANTIDIARE, Oleh Djuniasti Karim, Hiany Salim, Hasnah Ibrahim

91

(4)

v TRIGLISERIDA) DAN KUALITAS HIDUP USIA ANJUT DI DATARAN

TINGGI KECAMATAN TINGGI MONCONG KABUPATEN GOWA DAN

DATARAN RENDAH KECAMATAN GALESONG KABUPATEN

(5)

84 PENGARUH KEPOLARAN EKSTRAK DAUN COCOR BEBEK Kalanchoe pinnata

(Lamk.) pers TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococus aureus, Salmonella thypi dan Escherichia coli

SECARA IN VITRO *)Sesilia R Pakadang

*)Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Makassar ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh kepolaran ekstrak Daun Cocor Bebek terhadap pertumbuhan Staphylococus aureus, Salmonella thypi dan Escherichia coli secara in vitro dengan tujuan mengetahui pengaruh dan menentukan ekstrak paling efektif. Penelitian ini mengambil sampel daun Cocor Bebek dari kebupaten Gowa kemudian dibuat ekstrak methanol (semi polar), ekstrak eter (non polar) dan ekstrak n-butanol (polar). Pengujian dilakukan menggunakan media Mueller Hinton Agar dengan metode Difusi Agar untuk menentukan kemapuan ekstrak dalam menghambat pertumbuhan Staphylococus aureus, Salmonella thypi dan

Escherichia coli yang dihitung sebagai zona hambatan. Ekstrak hasil penyaringan pelarut polar,

non polar, dan semi polar berpengaruh dalam penghambat pertumbuhan Staphylococus aureus,

Salmonella thypi dan Escherichia coli secara in vitro. Ekstrak polar (n-butanol) memberikan

aktivitas paling besar

Kata kunci : Ekstrak Cocor Bebek, Staphylococus aureus, Salmonella thypi, Escherichian coli. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan

mineral, sedian sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan

untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman (Tan dan Rahardja, 2007). Dewasa ini pengobatan alternative

merupakan salah satu pilihan

masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Akibat mahalnya biaya pengobatan. Penggunaan tanaman obat yang dikenal sebagai obat tradisional merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi masalah masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan kesehatan karena obat tradisional lebih murah, mudah diperoleh dan efek samping relative kecil. Selain itu juga, adanya trend masyarakat untuk menggunakan bahan-bahan alami (gerakan Back to

Nature) yang menyadari efek samping

dari obat kimia, mendorong

masyarakat awam, masyarakat kelas menengah.

Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan tanahnya subur sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh. Diantara berbagai jenis tersebut beberapa jenis tumbuhan memiliki khasiat sebagai obat. Namun, sebagian besar dari tumbuhan obat itu tidak diketahui oleh manusia sehingga tidak pernah terawatt dengan baik. Hal

tersebut menyebabkan manusia

semakin tidak mengenal jenis-jenis tumbuhan obat dan akhirnya tumbuhan obat berkesan sebagai tanaman liar yang keberadaannya sering dianggap

menggangu keindahan atau

menggangu kehidupan tumbuhan

lainnya. (Arief, H., 2008)

Secara umum, kegunaan tumbuhan obat sebenarnya disebabkan oleh kandungan kimia yang dimiliki. Tumbuhan yang mengandung ratusan

(6)

85 bahkan mungkin ribuan bahan-bahan

kimia, akan berinteraksi didalam tubuh melalui berbagai cara dan kondisinya. (Arief, H., 2008). Namun tidak seluruh kandungan kimia diketahui secara lengkap karena pemeriksaan bahan kimia dari satu tanaman memerlukan biaya yang mahal. Meskipun diketahui secara rinci tapi pendekatan secara farmakologi berhasil menghasilkan informasi dari kegunaan tanaman obat. Menyikapi hal tersebut maka dalam upaya meningkatkan penggunaan obat tradisional di Indonesia diperlukan suatu penelitian komponen kimia dan pembuktian khasiat-khasitnya. Agar penggunaannya tidak didasarkan pada pengalaman tapi di dukung oleh data kimia yang cukup (Hariono, 2004). Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat

padat kedalam pelarut dimana

perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk

kedalam pelarut. Berdasarkan

kelarutan zat kimia tanaman maka pemilihan pelarut dalam proses ekstraksi ditentukan. Secara umum dikenal 3 golongan pelarut yaitu pelarut polar, semi polar dan non polar.

Cocor Bebek Kalanchoe pinnata (Lamk.) pers meyimpan berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan. Selama ini tanaman cocor bebek lebih sering digunakan sebagai penghias

halaman rumah. Namun, tanaman yang berasal dari Madagaskar ini ternyata juga berkhasiat obat. Ia bisa digunakan sebagai obat, baik obat luar maupun obat dalam. Cocor bebek yang mempunyai rasa sedikit asam, lunak,

dan dingin ini mengandung

bufadienolides, zat asam lemon, zat asam apel, vitamin C, alkaloid, flavonoid, quercetin-3-diarabinoside, dan kaempferol-3-glucoside. Cocor bebek digunakan untuk antitumor, anti radang, menghentikan pendarahan,

mengurangi pembengkakan dan

mempercepat penyembuhan luka.

Masyarakat China kerap menggunakan cocor bebek untuk mengatasi masalah pencernaan, muntah darah, radang telinga ataupun tenggorokan.

Bakteri Salmonella thypi dan

Escherichia coli merupakan jenis

bakteri yang sering menyebabkan infeksi pada pencernaan dan demam tipoid. Sedangkan Staphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi

pada luka menyebabkan peradangan.

Sesuai penggunaan cocor bebek

dimasyarakat maka dilakukan

pengujian aktivitas mikrobiologi dari hasil ekstraksi tanaman menggunakan pelarut polar, semi polar, dan non polar.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ekstrak hasil penyarian pelarut polar, non polar, dan semi

polar berpengaruh dalam

menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus, Salmonella thypi dan Escherichia coli secara

(7)

86 2. Manakah ekstrak yang paling

efektif dalam menghambat

pertumbuhan Staphylococcus

aureus, Salmonella thypi dan Escherichia coli secara in vitro?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahuai pengaruh

ekstrak hasil penyarian pelarut polar, non polar dan semi polar dalam menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus, Salmonella thypi dan Escherichia coli secara

in vitro

2. Untuk menentukan jenis ekstrak

yang paling efektif dalam

menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus, Salmonella thypi dan Escherichia coli secara

in vitro

METODE KERJA A. Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Agustus 2012 di Laboratorium

Farmakognosi dan Mikrobiologi

Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar.

B. Alat dan Bahan

a. Alat-alat yang digunakan 1. Seperangkat alat-alat gelas

2. Wadah maserasi

3. Incubator

4. Autoclave

5. Oven

6. Laminary Air Flow

7. Timbangan analitik dan lain-lain.

b. Bahan-bahan yang digunakan

1. Air suling steril

2. Metanol

3. Etanol

4. n-butanol

5. blank paper disc

6. kultur murni Escherichia coli

7. kultur murni Stapylococcus

aureus

8. kultur murni Salmonella thypi

9. media Mueller Hinton Agar

(MHA)

10. Daun Cocor Bebek Kalanchoe

pinnata (Lamk.) Pers

C. Cara Kerja

1. Pengambilan dan Pengolahan Sampel

Sampel berupa Daun Cocor Bebek, diambil dari Kabupaten Gowa. Daun

segar dibersihkan kemudian

dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan tidak terkena cahaya

matahari langsung, selanjutnya

dipotong kecil-kecil. 2. Proses Ekstraksi

a. Ekstraksi Daun Cocor Bebek secara maserasi dengan pelarut Metanol.

Simplisia Kalanchoe pinnata (Lamk.) Pers ditimbang 100 gram, dimasukkan kedalam bejana maserasi dilembabkan dengan pelarut methanol, kemudian dicukupkan pelarut methanol hingga terendam sampai menutupi permukaan sampel setinggi 2-3 cm, selanjutnya didiamkan selam 5 hari terlindung dari cahaya sambil selalu diaduk. Saring ekstrak, dan ampasnya ditambahkan kembali pelarut, hal ini dilakukan 3 kali hingga sampel terekstraksi sempurna. Ekstraksi methanol yang

diperoleh dipekatkan dengan

rotavapor.

(8)

87 Ekstrak methanol kental dari

masing-masing sampel disuspensikan dengan air suling dan diekstraksi dengan pelarut eter dalam corong pisah, diulangi hingga 3 kali. Selanjutnya ekstrak eter yang diperoleh ditampung dalam wadah.

c. Ekstraksi dengan Pelarut n-butanol Jenuh Air

Lapisan air sisa dari hasil ekstrak eter diekstraksi lagi dengan n-butanol jenuh air dalam corong pisah, diulangi hingga 3 kali atau hingga terekstraksi sempurna. Ekstrak n-butanol yang diperoleh ditampung dan diuapkan. 3. Sterilisasi alat

Alat-alat yang akan digunakan terlebih dahulu disterilkan. Alat-alat dari gelas dicuci menggunakan deterjen lalu dibilas dengan air suling kemudian dikeringkan. Setelah kering, alat-alat tersebut disterilkan dalam oven selama 2 jam pada suhu 1800 C. untuk pinset dan ose disterilkan dengan cara pemijaran dengan api langsung.

4. Pembuatan media MHA

Komposisi Mueller Hinton Agar

(MHA)

Komposisi : infusion from

meat 2,0 ; Casein hydrolysate 17,5 ; Starch 1,5 ; Agar 13.

Cara Penyiapan : ditimbang 34 g/ltr,

dilarutkan dengan pemanasan

kemudian disterilkan dalam autoklaf 1210 C selama 15 menit.

5. Pembenihan Mikroorganisme

Bakteri uji Eschrichia coli, dari stok biakan murni diambil satu ose, kemudian diinokulasi dengan cara menggoreskan pada Mueller Hinton

Agar miring, lalu diinkubasi pada suhu

370 C selama 24 jam. Peremajaan

Eschrichia coli diambil satu ose

kemudian ditambahkan 10 ml NaCl 0,9 % dalam tabung reaksi steril. Setelah itu diencerkan lagi hingga diperoleh suspense dengan absorban 25 %. Hal yang sama dikerjakan untuk

Stapylococcus aureus dan Salmonella thypi.

6. Pengujian daya hambat

Blank paper disc direndam pada

masing-masing ekstrak selama 15 menit kemudian ditiriskan. Medium MHA steril, kemudian dituang secara aseptis kedalam cawan petri steril

sebanyak 15 ml dan dibiarkan

memadat. Kemudian permukaan

medium disebarkan suspense bakteri uji menggunakan cotton bud steril.

Paper disc diletakkan secara aseptis

diatas permukaan medium dengan jarak yang lebih kurang sama dengan yang lainnya. Setiap cawan berisi 4

paper disc yang mengandung ekstrak

methanol, ekstrak eter, ekstrak n-butanol dan aquadest steril sebagai control. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C. zona hambat yang terjadi diukur untuk menentukan besarnya kemampuan sampel ekstrak menghambat pertumbuhan masing-masing bakteri.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN

(9)

88 Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh data-data sebagai berikut;

ZONA HAMBAT EKSTRAK COCOR BEBEK TERHADAP Stapylococcus aures

REPLIKASI EKSTRAK METANOL (mm) EKSTRAK ETER (mm) EKSTRAK n-BUTANOL (mm) AQUADEST (mm) I 13 6 20 0 II 14 5 20 0 III 12 6 18 0 RATA-RATA 13 5,66 19,33 0

ZONA HAMBAT EKSTRAK COCOR BEBEK TERHADAP Salmonella thypi

REPLIKASI EKSTRAK METANOL (mm) EKSTRAK ETER (mm) EKSTRAK n-BUTANOL (mm) AQUADEST (mm) I 15 11 19 0 II 15 13 21 0 III 12 13 15 0 RATA-RATA 14 12,33 18,33 0

ZONA HAMBAT EKSTRAK COCOR BEBEK TERHADAP E.coli

REPLIKASI EKSTRAK METANOL (mm) EKSTRAK ETER (mm) EKSTRAK n-BUTANOL (mm) AQUADEST (mm) I 11 10 16 0 II 11 5 15 0 III 12 5 15 0 RATA-RATA 11,33 6,66 15,33 0 B. PEMBAHASAN

Penelitian ini diawali dengan

melakukan ektraksi Daun Cocor Bebek secara maserasi selam 3x5 hari, menggunakan pelarut methanol yang bersifat semi polar. Pelarut semi polar secara umum dapat menyari komponen kimia polar dan non polar. Kemudian ekstrak cair dari pelarut methanol dipekatkan menggunakan evaporator dan diuapkan hingga diperoleh ekstrak pekat methanol.selanjutnya dengan alat corong pemisah maka ekstrak non

polar dipisahkan menggunakan pelarut eter sebagai pelarut yang bersifat non polar dan aquades sebagai pelarut yang bersifat polar. Dengan demikian diperoleh ekstrak cair dari pelarut eter yang mengandung komponen kimia non polar. Tahap air komponen kimia yang bersifat polar disari dengan

menggunakan pelarut n-butanol.

Tujuan pemisahan ini untuk

memisahkan zat-zat aktif berdasarkan sifat kelarutannya. Masing-masing ekstrak dimurnikan dari pelarutnya

(10)

89 untuk membebaskan residu pelarut

yang tersisa. Hal ini dimaksudkan.

Ekstark yang diperoleh

kemudian dilanjutkan dengan

pengujian aktivitas anti bakteri. Sebelum digunakan ekstrak methanol, ekstrak eter, dan ekstrak n-butanol dimurnikan dari pelarutnya untuk membebaskan residu pelarut yang tersisa. Hal ini dimaksudkan agar tidak

mempengaruhi hasil pengujian

aktivitas antibakteri. Masing-masing ekstrak diuji efektifitas dalam menghambat pertumbuhan 3 macam bakteri yaitu Staphylococus aureus,

Escherichia coli, dan Salmonella thypii. Hasil pengujian menunjukan

bahwa ekstrak n-butanol yang

mengandung komponen kimia dari polar Cocor Bebek dapat menghambat pertumbuhan Staphylococus aureus,

Escherichia coli, dan Salmonella thypii yang lebih besar disbanding

ekstrak methanol dan ekstrak eter, dengan zona hambat rata-rata untuk ketiga bakteri tersebut berturut-turut 19,33 mm, 18,33 mm, 15,33 mm. sedangkan ekstrak methanol dengan zona hambat berturutan 13 mm, 14 mm dan 11,33 mm. dalam penelitian ini ekstrak non polar dari pelarut eter menunjukan zona hambat berurutan 5,6 mm, 12,33 mm, dan 6,66 mm. data ini selaras dengan teknik penyarian yang digunakan oleh masyarakat dalam menggunakan tanaman Cocor Bebek sebagai obat tradisional yaitu dengan menumbu untuk memperoleh sari zat aktif atau dengan merebus menggunakan pelarut air. Dalam hal ini air adalah pelarut yang dapat menyari komponen kimia yang bersifat

polar. Demikian halnya pelarut n-butanol.

Pengaruh aktivitas masing-masing ekstrak diuju dengan dengan statistic (SPSS) metode one way anova dan LSD. Hasil perhitungan one way anova menunjukan bahwa : pemberian ekstrak hasil penyarian pelarut polar, non polar, dan semi polar berpengaruh

dalam menghambat pertumbuhan

Staphylococus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella thypii secara in

vitro. Sedangkan perhitunga LSD menunjukan bahwa : efektifitas ekstrak polar, non polar dan semi polar semuanya berbeda dalam menghambat pertumbuhan Staphylococus aureus,

Escherichia coli. sedangkan efektifitas

ekstrak semi polar dan non polar tidak

berbeda dalam menghambat

pertumbuhan Salmonella thypii.

Efektifitas ekstrak semi polar (methanol) tidak berbeda dalam

menghambat pertumbuhan

Staphylococus aureus,dengan Escherichia coli dan Salmonella thypii. Efektifitas ekstrak non polar

(eter) tidak berbeda dalam

menggambat pertumbuhan

Staphylococus aureus,dengan Escherichia coli. efektifitas ekstrak

polar (n-butanol) tidak berbeda dalam

menghambat pertumbuhan

Staphylococus aureus,dengan Salmonella thypii. Dalam penelitian

ekstrak polar (n-butanol)

menghasilkan zona hambatan yang paling besar dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

(11)

90 Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan maka disimpulkan: 1. Ekstrak hasil penyarian pelarut polar, non polar dan semi polar

berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus auresu,

Salmonella thypii, dan Escherichia coli secara in vitro.

2. Ekstrak polar (n-butano) memberikan aktifitas paling besar dalam menghambat pertumbuhan

Staphylococcus auresu, Salmonella thypii, dan Escherichia coli secara in

vitro.

B. SARAN

Disarankan untuk meneliti lebih lanjut jenis-jenis komponen kimia hasil penyarian Daun Beluntas (Pluchea

indica (L.) Less ) yang efektif yang

menghambat pertumbuhan

mikroorganisme lainnya sesuai dengan peruntukan Daun Cocor Bebek di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, H., 2008, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya seri 3, Penebar Swadaya cetakan 1. Jakarta. Thomas, A. N. S., 1992, Tanaman

Obat Tradisional jilid 2. Penerbit Kanisius. Yogjakarta. Wijayakusuma,H.,Dalimartha,

S.,.1993, Tanaman Berkhasiat Obat Di Indonesia Edisis IV. Pustaka Kartini. Jakarta.

Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse., SA., 2001, Mikrobiologi Kedokteran, terjemahan Eddy Mudihardi dkk,

Bagian Mikrobiologi FKU

Airlangga, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Depkes RI, 2000, Standar Operating

Procedur (SOP) in Microbiologu, Laboratorium

Kesehatan Departemen

Kesehatan, Jakarta.

Dirjen Pengawasan Obat dan

Makanan, 2000, Pedoman

Pengujian Bahan, Obat dan Makanan, Standar Nasional Indonesia, Jakarta.

Dijde, N., Sartini, 2004, Kursus

Singkat Peningkatan Kemampuan Dosen Muda Dalam Analisis Keamanan Pangan dari segi Mikrobiologi

Bagi Staf Akademik PTN

Kawasan Timur Indonesia,

Universitas Hasanuddin,

Makassar.

Hembing, 2000, Tumbuhan

Berkhasiat Obat Indonesia jilid 1, Prestasi Insan Indonesia. Jakarta.

Lammert, J.M., 2007, Techiques in

Microbiology A Student

Handbook, Pearson Education Inc, Pearson Prentice Hall, London, British.

Lay, Bibiana W., 1994, Analisis

Mikrobiologi di Laboratorium,

PT. Raja Grafindo, Jakarta. Tan raharja

Thomas, A.N.S., 1992, Tanaman Obat Tradisional jilid 2, Penerbit Kanisius. Yogjakarta. Wijayakusuma, H., Dalimartha, S..,

1993, Tanaman Berkhasiat

Obat Di Indonesia Edisi IV. Pustaka Kartini . Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisa didapatkan hubungan antara kosmologi, ruang dan bentuk arsitektur Sumba Barat, dengan studi kasus kampung Tarung dan Ratenggaro adalah yang pertama

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “An Analysis of the Flouting of the Gricean Maxims in Ini Talkshow ” ini tidak terdapat karya yang pernah

Kepenarian tokoh Lesmana Mandrakumara dilihami oleh ceritera wayang purwa Mahabharata, Lesmana Mandrakumara yang memiliki karakter Alus Gecul Lanyap mempunyai permasalahan cintanya

Kombinasi teknik dasar memegang stick dan pukulan (swing/bunch ) 16. Bermain dengan  Tennis AZ-ZAHRA-KKM.. Variasi dan kombinasi teknik dasar memegang raket untuk

PERENCANAAN PROGRAM KEGIATAN FISIK TAHUN ANGGARAN 2012 MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUMPANG

(3) Pemberian tugas bagi guru yang tidak memenuhi beban kerja minimum 24 jam tatap muka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan bersama oleh kepala

Pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit umum daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara tahun 2008. Pascasarjana Universitas

menyatakan bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan.. kebebasan kepada pengguna untuk memilih langsung bahan pustaka