• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kajian Teori

1. Kondisi Fisik

Kondisi fisik merupakan faktor penting untuk mencapai prestasi yang tinggi. Bompa (1990: 52) menyatakan, “Physical preparation has to be considered as one of the most, and in some cases, the most important ingredient in training reqiued to achieve high performance. The main objectives are to increase the atlet’s function potential and to develop biomotor abilities to the highest standart”. Pendapat tersebut menunjukkan, persiapan fisik harus dipertimbangkan sebagai suatu faktor utama dan terpenting sebagai unsur yang diperlukan dalam latihan guna mencapai prestasi yang tertinggi. Tujuan utama latihan fisik adalah untuk meningkatkan potensi fungsional atlet dan mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart yang paling tinggi. Andi Suhendro (1999:41) mengemukakan bahwa, “Kondisi fisik merupakan salah satu syarat penting dalam peningkatan prestasi seorang atlet, dan bahkan sebagai keperluan yang sangat mendasar untuk meraih prestasi olahraga, sebab seorang atlet tidak dapat melangkah sampai ke puncak prestasi bila tidak didukung oleh kondisi fisik yang baik”.

Kemampuan fisik yang baik sangat penting dan merupakan faktor utama untuk meraih prestasi yang tinggi. Kondisi fisik yang baik akan sangat membantu dalam penguasaan teknik, taktik dan mental.

Mempelajari teknik dalam cabang olaharga tertentu tidak mungkin dilakukan sebelum atlet memiliki kemampuan fisik yang menunjang gerakan teknik tersebut. Taktik yang telah direncanakan dalam pertandingan tidak akan terlaksana tanpa didukung kemampuan teknik yang memadai. Dan

(2)

secara mental seorang atlet yang memiliki kemampuan teknik akan lebih mantap dan optimis dalam pertandingan. Sudjarwo (1995:41-42).

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan fisik yang baik memiliki keterkaitan antara penguasaan teknik, taktik dan mental. Dengan memiliki kemampuan fisik baik akan mudah dalam menguasai suatu teknik cabang olahraga, mampu menjalankan taktik dan strategi permainan dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan optimis dalam pertandingan. Oleh karena itu, komponen-komponen kondisi fisik harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal untuk meraih prestasi yang tinggi. Komponen-komponen kondisi fisik menurut Sapta Kunta (2010) terdiri dari: “Kelincahan, daya tahan otot local, daya tahan cardiovascular, kekuatan, power, kecepatan, fleksibilitas dan komposisi tubuh ”.

a. Kekuatan (Strength)

Strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan tehadap suatu tahanan (Harsono:1988). Yang dimaksud dengan kekuatan adalam kemampuan untuk mengeluarkan tenaga secara maksimal dalam suatu usaha. Hal ini dapat diukur dengan satu repetisi usaha maksimum atau "1RM". Kekuatan merupakan komponen yang paling mendasar dan sangt penting dalam olahraga. Karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, berperan untuk mencegah cedera, dan merupakan komponen dasar bagi komponen kondisi fisik lainnya. Meskipun banyak aktivitas olahraga lebih memerlukan agilitas, speed, keseimbangan koordinasi dan sebagainya, tetapi faktor tersebut harus dikombinasikan dengan kekuatan agar diperoleh hasil yang baik. Jadi kekuatan merupakan basis bagi komponen kondisi fisik lainnya. Berapa banyak kekuatan dibutuhkan oleh seseorang dalam suatu cabang olahraga ? hal itu tidak ada jawaban yang jelas. Karena setiap atlet dan cbang olahraga memiliki kekhasan masing-masingyang

(3)

berbeda. Tetapi yang pasti bahwa atlet bulutangkis harus memiliki kekuatan untuk melakukan aktivitas olahraganya secara efisien.

Latihan-latihan untuk mengembangkan kekuatan diantaranya adalah latihan tahan. Menurut type kontraksi ototnya latihan tahanan dapat dibedakan yaitu latihan kontraksi isometris, kontraksi isotonis, dan kombinasi kedua kontraksi tersebut yaitu isokinetis. Dalam latihan kontraksi isotonis akan nampak adanya gerakan dari anggota tubuh. Hal ini terjadi karena ada gerakan memendek dan memanjangnya otot, sehingga terdapat perubahan dalam panjang otot. Kontraksi ini disebut juga kontraksi dinamis.

Latihan kontraksi isokinetis merupakan kombinasi dari isometrik dan isotonis yaitu dilakukan melalui alat-alat tertentu yang diatur sedemikian rupa sehingga jika latihan diawali dengan isometrik kemudian setelah beberapa detik terjadi kontraksi isotonis. Misalnya seseorang berusaha mendorong mobil yang direm, maka mobil tersebut tidak dapat bergerak setelah beberapa detik remnya dilepas maka mobil bergerak dan terjadilah kontraksi isotonis. b. Daya Tahan

Yang dimaksud dengan daya tahan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu daya tahan otot atau muscle endurance dan daya tahan cardio respiratori. Yang dimaksud dengan daya tahan otot (muscle endurance) yaitu kemampuan otot untuk melakukan kontraksi atau bekerja dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan yang dimaksud dengan daya tahan cardiorespiratori atau daya tahan peredaran darah dan pernafasan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Daya tahan sirkulasi repiratori biasanya disebut juga cardio vasculer endurance. Oleh karena itu untuk melatih komponen daya tahan otot dan daya tahan respiratori sedikit berbeda. Untuk meningkatkan daya tahan respiratori diperlukan beberapa bentuk latihan dalam waktu yang relatif lama. Daya tahan otot dan

(4)

respiratori adalah sistem kerja pada tingkat aerobik yaitu pemasukan (supply) oksigen masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan yang dilakukan oleh otot.

Latihan untuk meningkatkan daya tahan diantaranya adalah ; fartlek, interval training, dan cross country. Fartlek disebut juga speed play, yaitu suatu sistem latihan endurance yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan, atau memelihara kondisi tubuh seseorang. Diciptakan oleh Gosta Holmer dari Swedia. Fartlek merupakan salah satu bentuk latihan yang sangat baik untuk mengembangkan daya tahan hampir pada semua cabang olahraga, terutama cabang olahraga yang memerlukan daya tahan. Menurut penciptanya, fartlek dilakukan dialam terbuka yang ada bukit-bukit, belukar, tanah rumpt, tanah lembek dan sebagainya. Maksudnya adalah bahwa fartlek tersebut bukan dilakukan pada jalan raya atau trek yang pemandangannya membosankan. Dalam melakukan fartlek, atlet atlet dapat menentukan sendiri intensitas dan lamanya latihan tergantung kepada kondisi atlet yang bersangkutan pada saat itu. Olah karena itu, atlet bebas untuk bermain-main dengan kecepatannya sendiri serta bebas membuat variasi kecepatan, jarak, dan rute yang akan dilaluinya. Sebaiknya latihan fartlek dilakukan pada awal-awal musim latihan jauh sebelum masa pertandingan atau preseason. Tetapi ada pula beberapa pelatih yang memberikan latihan fartlek ini pada musim-musim peningkatan juara atau menjelang pertandingan sebagai variasi latihan guna menghindari kejenuhan dalam menghadapi latihan yang relatif padat. Interval TrainingInterval training adalah latihan atau sistem latihan yang diselingi interval-interval berupa masa istirahat. Jadi dalam pelaksanaannya adalah ; istirahat - latihan - istirahat - latihan - istirahat dan seterusnya. Interval trainingmerupakan cara latihan yang penting untuk dimasukan ke dalam program latihan keseluruhan. Banyak pelatih menganjurkan menggunakan interval training untuk melaksanakan latihan karena hasilnya sangat positif untuk mengembangkan daya tahan keseluruhan maupun stamina atlet. Bentuk

(5)

latihan interval dapat berupa latihan lari (interval running) atau renang (internal swimming) dapat pula dilakukan dalam program weight training maupun circuit training.

c. Fleksibilitas (kelentukan)

Kelentukan atau fleksibilitas adalah kemampuan melakukan gerakan persendian seluas-luasnya dan keelastisan otot-otot disekitar persendian. Menurut Harsono (1988) yang dimaksud dengan kelentukan atau fleksibilitas adalah "kemampuan untuk melakukan gerak dalam ruang gerak sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas otot-otot, tendon, dan ligamen. Fleksibilitas sangat penting dalam hampir seluruh cabang olahraga. Terutama dalam cabang olahraga yang membutuhkan dan menuntut gerakan persendian seperti senam, beberapa nomor atletik, dan hampir seluruh cabang olahraga permainan. Untuk mengembangkan fleksibilitas dapat dilakukan melalui latihan-latihan peregangan otot dan memperluas ruang gerak sendi-sendi. Untuk itu dapat dilakukan dengan beberapa bentuk latihan peregangan, antara lain; peregangan statis, peregangan dinamis, peregangan pasif, dan peregangan kontraksi - rileksasi.

Yang dimaksud dengan peregangan statis, peregangan dinamis, peregangan pasif, dan peregangan kontraksi - rileksasi. Yang dumaksud dengan peregangan statis adalah latihan-latihan peregangan yang mengambil sikap sedemikian rupa sehingga meregangkan kelompok otot tertentu, selanjutnya dipertahankan selama beberapa detik. Sedangkan peregangan dinamis dilakukan dengan cara menggerak-gerekan anggota tubuh secara berirama dengan gerakan-gerakan memutar dan memperluas ruang sendi secara beraturan, dengan harapan dapat mengembangkan secara progresif ruang gerak sendi-sendi. Peregangan pasif adalah bentuk latihan peregangan untuk memperluas ruang sendi dengan cara dibantu oleh orang lain. Dalam

(6)

melakukan latihan peregangan pasif, pelaku menekuk kelompok otot tertentu (persendian), kemudian dibantu temannya meregangkan otot tersebut secara perlahan-lahan sampai titik fleksibilitas maksimal dan dipertahankan bberapa detik misalnya 12 detik, selanjutnya dikembalikan secara perlahan pula. d. Kecepatan (speed)

Yang dimaksud dengan kecepatan dalam olahraga adalam sebagai gerak laju yang dihasilkan oleh kontraksi otot. Menurut Gallahue (1982: 282), "Speed is the ability to cover a short distance in as short a period of time as possible. Speed is influenced by reaction time". Jadi kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam waktu yang sangat cepat/pendek, dan kecepatan dipengaruhi oleh waktu reaksi. Waktu reaksi adalah waktu yang dibutuhkan antara mulai adanya rangsang sampai terjadinya gerakan. Menurut Harsono (1988), kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu sesingkat-singkatnya. Dalam permainan bulutangkis kecepatan gerak sangat dibutuhkan, mulai dari datangnya shuttle cock ke arah tertentu, kemudian pemain bergerak dengan cepat untuk menguasai shutle cock dan berusaha mengembalikannya ke lapangan lawan ke tempat yang sulit dijangkau lawan. Komponen kecepatan bergantung kepada beberapa komponen lain yang mempengaruhinya, yaitu; kekuatan, fleksibilitas, dan waktu reaksi. Menurut Harsono (1988), "Jadi kalau berlatih untuk mengembangkan kecepatan, atlet harus pula dilatih kekuatan, fleksibilitas, dan kecepatan reaksinya, dan tidak hanya semata-mata berlatih kecepatan saja." Latihan untuk kecepatan gerak dalam olahraga bulutangkis salah satunya adalah dengan cara melakukan gerakan secepat-cepatnya. Contohnya memukul shuttle cock yang berulang-ulang dengan waktu yang cepat atau dengan berlari

(7)

secepat-cepatnya dalam jarak yang pendek, dapat pula dengan latihan beban yang dilakukan dengan cepat.

e. Kelincahan

Salah satu komponen kondisi fisik yang penting dalam olahraga adalah komponen kelincahan. Kelincahan sangat diperlukan hampir pada semua cabang olahraga permainan. Yang dimaksud dengan kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan perubahan arah secepat-cepatnya dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. ". Pete dan kawan-kawan (Harsono:1988), menjelaskan bahwa "agility is the ability to change direction quickly and accurately while in movement without losing balance". Sedangkan Wlmore (Harsono:1988) mengatakan bahwa agilitas adalah, " ... the ability to change directions rapidly while maintaining total body balance and awareness of body position". Dari beberapa batasan yang dikemukakan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa agilitas adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada saat bergerak ke arah berlawanan, tanpa kehilangan keseimbangan tubuh.

f. Power

Power merupakan kombinasi dari hasil kekuatan dan kecepatan otot. Jika dua orang atlet dapat mengangkat barbels seberat 50 kg, akan tetapi yang seorang dapat mengangkat lebih cepat dari yang lain maka dia dikatakan memiliki power yang lebih baik daripada orang yang mengangkatnya lambat.

Power adalah kemampuan otot untuk mengerajkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Dengan demikian oleh karena power merupakan kombinasi dari hasil kekuatan dan kecepatan maka untuk memperkembangkan power, atlet harus mengembangkan kekuatn dan kecepatannya. Oleh karena itu jika atlet bulutangkis tidak memiliki smash yang

(8)

baik maka kemungkinannya adalah dia tidak memiliki power yang sempurna. Untuk meningkatkan power lengan pemain bulutangkis dapat dikembangkan melalui penambahan latihan kekuatan dan kecepatan otot lengan. Beberapa bentuk latihan untuk mengembangkan power diantaranya adalah dengan melakukan latihan beban/barbels (12 - 16 RM), atau latihan kekuatan (8 - 12 RM) dan dilanjutkan dengan latihan kecepatan. Dapat pula melakukan latihan plyometrik. Yaitu latihan yang dilakukan dengan cara meregangkan (memanjangkan) otot tertentu sebelum mengkontraksikannya (memendekan) secara eksplosif. Jika ingin meningkatkan power pada kelompok otot tertentu kita harus meregangkan kelompok otot tersebut kemudian secara eksplosif segera memendekan otot tersebut.

g. Keseimbangan (Balance)

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kelincahan adalah keseimbangan. Yang dimaksud dengan keseimbangan menurut Harsono (1988), adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak. Sedangkan Menurut Oxendine (Harsono:1988), Balance adalah "Easy in maintaining and controlling body position". Atau mudahnya orang untuk mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh. Selanjutnya menurut Bucher (Harsono:1988), keseimbangan adalah "...the ability of the individual to control organic equipment neuromuscularly". Dalam kegiatan olahraga terdapat dua macam keseimbangan, yaitu keseimbangan statis dan kesimbangan dinamis. Kedua bentuk keseimbangan ini seringkali sangat dibutuhkan dalam olahraga. Untuk mengembangkan dan meningkatkan kelincahan atlet, salah satunya harus mengembangkan terlebih dahulu adanya keseimbangan tubuh, terutama keseimbangan dinamis. Keseimbangan dinamis yang baik akan dapat

(9)

menghindarkan seseorang dari jatuh, apabila pola gerakan berubah secara tidak terduga.

h. Koordinasi

Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks. Koordinasi erat kaitannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas persendian, serta merupakan komponen yang sangat penting untuk mempelajari dan mengembangkan teknik dan taktik. koordinasi berhubungan juga dengan agilitas dan keseimbangan. Yang dimaksud dengan koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan kedalam satu atau lebih pola gerak khusus. Koordinasi penting dalam menghadapi situasi dan lingkungan yang asing, misalnya lapangan baru, adanya perubahan lapangan pertandingan yang mendadak, peralatan, cuaca, lampu dan sebagainya. Koordinasi dapat membantu dalam upaya penyesuaian yang cepat dengan situasi dan kondisi yang baru. Baik tidaknya koordinasi gerak seseorang dapat tercermin dari kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat, dan efisien. Atlet yang memiliki koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang bau. Sehingga gerakannya menjadi efisien. Bentuk latihan koordinasi diantaranya adalah latihan melakukan berbagai variasi gerak dan keterampilan. Atlet pada cabanga olahraga tertentu sebaiknya dilibatkan dalam keterampilan cabang olahraga lainnya. Hal ini akan meningkatkan kemampuan koordinasi gerak secara umum.

2. Unsur Fisik dalam Bulutangkis

Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang membutuhkan daya tahan keseluruhan, di samping menunjukkan ciri sebagai aktivitas jasmani yang memerlukan kemampuan anaerobik, jika disimak hanya dari aspek

(10)

pelaksanaan stroke satu persatu. Ciri ini disimpulkan dari sifat cabang olahraga bulutangkis berdasarkan tuntutan kondisi fisik..

Kemampuan fisik mencakup dua komponen, yaitu komponen kesegaran jasmani (physical fitness) dan komponen kesegaran gerak (motor fitness). Kesegaran jasmani terdiri dari kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan pernafasan-peredaran darah, dan fleksibilitas. Sedangkan komponen kesegaran gerak terdiri dari kecepatan, koordinasi, agilitas, daya ledak otot, dan keseimbangan. Latihan kondisi fisik berarti atlet diberi latihan komponen-komponen kesegaran jasmaninya dan komponen-komponen-komponen-komponen kesegaran geraknya.

komponen kondisi fisik terdiri dari kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan peredaran darah dan pernafasan, serta fleksibilitas persendian. Sedangkan yang termasuk motor fitness terdiri atas; kecepatan, koordinasi, agilitas, daya ledak otot, dan keseimbangan. Dengan demikian setiap atlet hendaknya dilatih komponen-komponen kondisi fisiknya tersebut dengan program latihan yang disusun sesuai dengan prinsip-prinsip latihan. Selanjutnya Harsono (1988) mengemukakan bahwa, "Sebelum diterjunkan ke dalam gelanggang pertandingan seorang atlet harus sudah berada dalam suatu kondisi fisik dan tingkatan fitness yang baik untuk menghadapi intensitas kerja dan segala macam stress yang bakal dihadapinya dalam pertandingan. Dengan demikian kemampuan fisik merupakan kebutuhan dasar dalam penampilan olahraga badminton, dan kemampuan fisik juga harus dipertimbangkan sebagai bagian penting untuk menampilkan teknik dan taktik yang sempurna. Jadi atlet bulutangkis hendaknya diberikan latihan kondisi fisik, seperti latihan kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan umum, kecepatan, fleksibilitas, kecepatan, daya ledak otot, koordinasi, agilitas dan keseimbangan.

Dalam permainan bulutangkis, komponen-komponen kondisi fisik yang menonjol adalah kecepatan gerak, agilitas, daya ledak otot, dan daya tahan

(11)

umum (kemampuan aerobik). Karena ciri permainan bulutangkis gerakan-gerakannya harus dilakukan dengan cepat dan tepat, agar gerakan yang dilakukan dan hasil pukulan shuttle cock-nya keras, maka atlet harus mengkontraksikan ototnya semaksimal mungkin secara eksplosif, dan harus mempunyai daya tahan umum atau kemampuan aerobik yang tinggi. Oleh karena itu permainan bulutangkis apabila dilihat dari penggunaan sistem kerjanya secara fisiologis merupakan perpaduan antara kerja dan aerobik. Berikut ini dikemukakan beberapa diantara komponen kondisi fisik yang dibutuhkan dalam permainan bulutangkis.

Tidak dipungkiri bahwa permainan bulutangkis memerlukan kecepatan dan mobilitas bergerak yang dikombinasikan dengan agilitas yang biasanya dimanfaatkan untuk menutup lapangan atau untuk mengejar shuttlecock ke segala arah. Pergerakannya cepat dan disusul dengan perubahan arah, baik ke depan, ke belakang, ke samping kiri atau ke samping kanan.

Power juga dibutuhkan, terutama untuk melakukan pukulan terutama pukulan smash. Demikian pula flexibilitas atau kelentukan dibutuhkan dalam permainan bulutangkis terutama untuk mengambil bola yang jauh yang memerlukan langkah lebar, sehingga pemain harus mampu melakukan gerakan split. Demikian juga untuk unsur kondisi fisik lainnya seperti kekuatan, keseimbangan reaksi, koordinasi juga dibutuhkan dalam permainan bulutangkis.

3. Kelincahan

a. Pengertian Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani yang sangat diperlukan untuk semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Disamping itu kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik olahraga, terutama gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi

(12)

gerak. Lebih lanjut, kelincahan sangat penting untuk jenis olahraga yang membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan-perubahan situasi dalam pertandingan.

Menurut Harsono (1988:172) menyatakan bahwa “Kelincahan adalah suatu kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”. Sedangkan menurut Suharno “Kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk mengubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki”

Dari beberapa pendapat diatas dapat dirangkum bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara cepat dalam mengubah posisi dan arah sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan mengkoordinasikan unsur-unsur fisik yang lain. Kelincahan sangat penting fungsinya untuk peningkatan prestasi maksimal dalam cabang olahraga.

Kegunaan langsung dari kelincahan adalah untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda, mempermudah penguasaan teknik tinggi, dan menghasilkan gerakan-gerakan yang efektif dan efesien dan ekonomis serta untuk mempermudah dalam menyesuaikan diri terhadap lawan dan lingkungan.( Suharno, 1993:32).

b. Karakteristik Kelincahan

Karakteristik kelincahan sangat unik, kelincahan memainkan peranan yang khusus terhadap mobilitas fisik. Menurut Jensen dan Fisher (1979) yang dikutip oleh Ismaryati (2008:41) menyatakan bahwa “Kelincahan bukan merupakan kemampuan fisik tunggal, akan tetapi tersusun dari komponen koordinasi, kekuatan, kelentukan, waktu reaksi dan power” Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi.

Menurut Suharno (1993 : 33) faktor-faktor yang memengaruhi kelincahan adalah :

(13)

2) Kemampuan berorientasi terhadap problem yang dihadapi, 3) Kemampuan mengatur keseimbangan,

4) Kelentukan sendi-sendi

5) Kemampuan mengerem gerakan motorik.

Jadi kelincahan sebenarnya adalah kombinasi dari kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan, dan kelentukan.

4. Metode Latihan a. Pengertian Metode

Kata metode berasal dari bahasa “Greeka” yang terdiri atas “metha” yang artinya melalui atau melewati, dan “hodos” yang artinya jalan atau cara. Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, atau cara yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai suatu tujuan yang ditentukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: 740).

Jadi metode adalah cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan. Hal ini berlaku bagi pelatih (metode mengajar), maupun bagi atlet (metode belajar), makin banyak metode yang digunakan, makin efektif pula pencapaian tujuan.

b. Metode Latihan

Dalam Olahraga perpaduan dari sekian banyak kemampuan yang turut menentukan prestasi, yang dibangun dalam proses latihan yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Banyak pendapat dari para ahli mengenai pengertian atau definisi dari latihan. Berkaitan dengan proses dan jangka waktu latihan. Nossek (1982:10) menyatakan bahwa “ latihan adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain, periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai atlet tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi”. Sedangkan Harsono (1988:101) mengemukakan

(14)

bahwa “ latihan adalah proses yang sistematis dari berlaih atau berkerja yang dilakukan secara berulang – ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban atau pekerjaanya”. Pendapat senada dikemukakan oleh Bompa (1990:2) yang menyatakan bahwa “ latihan adalah merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual, yang mengarah kepada cirri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”

Dari beberapa pendapat tersebut di atas ,secara garis besar terdapat beberapa kesamaan yang dapat dikemukakan mengenai pengertian latihan bahwa latihan merupakan:

c. Suatu Proses

d. Dilakukan Secara Sistematis e. Berulang – ulang

f. Dilaksanakan secara kontinyu dan berkelanjutan g. Ada peningkatan beban latihan

h. Dalam jangka waktu yang lama

Dari uraian diatas , dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses kerja yang diorganisir dan direncanakan secara sistematis, dilakukan secara berulang – ulang dan berkelanjutan serta adanya unsure peningkatan beban secara bertahap.

5. Metode Latihan Resistance Training

a. Pengertian Metode latihan Resistance Training

Resistance Training adalah latihan yang menyebabkan otot-otot berkontraksi melawan resistensi eksternal dengan harapan peningkatan kekuatan,daya tahan anaerobik dan ukuran otot rangka (http://www.emedicinehealth.com ). rasistance training didasarkan pada prinsip bahwa otot-otot tubuh akan bekerja untuk mengatasi kekuatan resistensi ketika diminta untuk melakukannya . Ketika Anda melakukan latihan ketahanan berulang-ulang dan secara konsisten , otot-otot Anda menjadi lebih kuat.

(15)

Menurut Sudjarwo (1995:25) “ Cara meningkatkan kekuatan adalah dengan jalam latihan dengan tahanan ( resistance exercise ). Latihan tahanan dapat dilakukan dengan jalan : menahan, mendorong atau menarik suatu tahanan ( beban )”. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa latihan resistance training merupakan latihan untuk meningkatkan kekuatan.

Latihan ini berpengaruh pada kekuatan untuk meningkatkan fungsi sendi , kepadatan tulang, otot, tendon dan ligamen kekuatan, serta latihan aerobik untuk meningkatkan kebugaran jantung dan paru-paru, fleksibilitas dan keseimbangan. Seperti yang kita ketahui faktor-faktor pendukung kelincahan diantaranya yaitu kekuatan dan fleksibilitas.

Bentuk dari latihan kekuatan atau resistance training menurut Sudjarwo ( 1995:25) misalnya : “ – tahanan berat badan sendiri, - tahanan berupa orang lain, - tahanan berupa alat dan benda” dari macam – macam latihaan tahanan diatas latihan tahanan / kekuatan berupa alat atu benda dapat menggunakan barbel, dembel, cakram, karet elastic dan lain sebagainya.

b. Metode Latihan Resistance Training dalam Olahraga Renang

Kekuatan merupakan salah satu unsur terpenting sebagai pondasi untuk persiapan-persiapan latihan yang lebih berat, bila dilihat secara fisiologis kekuatan merupakan pelepasan tenaga yang bersumber pada system neuromuskuler melalui kontraksi otot. Makin besar teganganya pasti lebih besar pula tenaga yang dihasilkan. Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kekuatan otot antara lain ialah jenis kelamin, usia, aktivitas fisik yang dilakukan sehari – hari dan suhu otot. Lebih lanjut kekuatan otot itu sendiri menurut Bastinus Matjan (2010:16) :“Kekuatan otot (muscle strength) adalah kemampuan otot menimbulkansuatu tegangan terhadap suatu tahanan’’Menurut penjelasan tersebut maka makin besar teganganya pasti lebih besar pula tenaga yang dihasilkan. maka latihan yang paling sesuai untuk mengembangkan kekuatan ialah latihan tahanan (resistance

(16)

exercise). Salah satu bentuk latihan kekuatan yang dapat digunakan adalah squat internal resistance. latihan ini merupakan bentuk latihan kekuatan menggunakan beban tubuh pelaku dengan menggunakan tipe kontraksi isotonik. Harsono (1988 : 178) : “Latihan – latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah latihan tahanan (resistance excersise), di mana kita harus Mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Beban itu bisa berupa anggota tubuh kita sendiri atau beban atau bobot dari luar (ekskternal resistance).”

Kekuatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan renang gaya dada. Kecepatan renang gaya dada adalah kemampuan untuk melakukan gerakan renang gaya dada dengan cepat. Jika seorang perenang memiliki tungkai yang kuat maka akan menghasilkan dorongan yang maksimal pada saat melakukan gerakan tendangan tungkai gaya dada. ( M. Faradise Lekso, 2013 ). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dalam olahraga renang latihan resistance ( tahanan ) dapat meningkatkan kecepatan renag gaya dada.

c. Metode Latihan Resistance Training Dalam Olahraga Sepak Bola Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena : (1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik dan (2) Kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet atau orang dari kemungkinan cedera. Latihan tahanan atau resistance trining merupakan latihan kekuatan otot komtraksi isotonic. Pada kontraksi isokinetik, otot mendapatkan tahanan yang sama melalui seluruh ruang geraknya sehingga otot bekerja secara maksimal pada setiap sudut persendiannya.

(17)

Dalam Olahraga sepak bola latihan menggunakan resistance berpengaruh terhadap kelincahan. Menurut Royzilman (2013) dalam penelitiaanya yang berjudul pengaruh Latihan Zig-Zag Run Menggunakan Resistance Bands dan Tanpa Menggunakan Resistance Bands Terhadap Peningkatan Kelincahan memperoleh hasil sebagai berikut : (1) Terdapat pengaruh latihan zig-zag run menggunakan resistance bands yang signifikan terhadap peningkatan kelincahan, dengan rata-rata 15,73 menjadi 14,01 (t hitung 9,87> t table 2,26). (2) Terdapat pengaruh latihan zig-zag run tanpa menggunakan resistance bands yang signifikan terhadap peningkatan kelincahan, dengan rata-rata 15,73 menjadi 15,10 (t hitung 3,81> t tabel 2,26). (3)Terdapat perbedaan pengaruh latihan antara zig-zag run menggunakan resistance bands dan tanpa menggunakan resistance bands yang signifikan terhadap peningkatan kelincahan, dengan rata-rata X1 14,01 dan X2 15,10 (t hitung 5,05> t tabel 2,2).Berdasasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa latihan zig – zag run menggunakan resistance band berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan Sepak bola.

d. Implementasi metode latihan Resistance Training Dalam Bulutangkis Bentuk Latihan Resistance training memang sangat beraneka ragam. latihan ini tujuannya adalah untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot. Jenis latihan resistance training yang digunakan umtuk melatih kelincahan bulutangkis adalah dengan menggunakan karet elastis. Pada latihan resistance dengan karet ini dilakukan gerakan secepat mungkin dengan adanya tahanan/ beban karet elastis maka tenaga yang dikeluarkan harus lebih besar. Latihan dengan menggunakan karet elastis ini tentu gerakannya disesuaikan dengan gerakan dalam bulutangkis seperti lari maju, lari mundur langkah samping dan sebagainya. Hal tersebut akan melatih kelompok otot yang terlibat secara langsung dalam kelincahan bulutangkis karena pola gerak yang dilatih mirip dengan pola gerak dalam bulutangkis.

(18)

Menurut Martens (2004:325) bahwa “ Resistance training can be done to develop not only strenght, but aso endurance, power and speed” Artinya, latihan ketahanan dapat dilakukan untuk mengembangkan tidak hanya kekuatan, tetapi juga daya tahan, dan kecepatan.

6. Metode latihan Ladder Drill

a. Pengertian Metode latihan Ladder Drill

Ladder drill adalah suatu bentuk latihan melompat menggunakan satu atau dua kaki dengan melompati tali yang berbentuk tangga yang diletakkan dilantai atau tanah. Ladder drill biasa digunakan para atlet untuk meningkatkan kelincahan maupun koordinasi. (www.quickness-drills.com )

Menurut Lee Brown & Vance Ferrigno (2000) untuk dapat meningkatkan kelincahan dan koordinasi salah satunya dapat dengan menggunakan alat ladder. Banyak atlet menggunakan ladder untuk melatih pada gerakan cepat atau reaksi cepat. Ladder adalah salah satu bentuk latihan fisik yang fungsinya melatih kelincahan kaki dan sinkronisasi gerak secara seimbang.

Ladder drill membantu kita dalam improvisasi berbagai aspek gerakan, meningkatkan keseimbangan, daya tahan otot, waktu reaksi dan koordinasi antara berbagai bagian tubuh, dan agar pemain dapat mengubah arah lebih cepat meski dalam kecepatan tinggi.

b. Metode Latihan Ladder Drill dalam Sepak Bola

Dalam permainan sepak bola, pemainnya harus dituntuk memiliki kelincahan lari yang bagus untuk menggiring bola menuju gawang lawan. Untuk meningkatkan kelincahan lari tersebut, dibutuhkan latihan-latihan

(19)

khusus untuk meningkatkan kelincahan lari. Salah satu latihan kelincahan latihan Agility Ladder Exercise. Latihan ini diterapkan di trek yang berbentuk kotak tangga dan pemain diminta untuk berlari menyamping melewati setiap kotak tanpa merubah posisi badan. Latihan ini bagus untuk meningkatkan kelincahan kaki, karena latihan ini melatih koordinasi gerak dan konsentrasi yang tinggi. Agility ladder juga dapat membantu meningkatkan keseimbangan , kecepatan kaki , dan kontrol tubuh.

Dalam Sepak bola ladder drill dilakukan dengan cara melompati tali berbahan lentur yang berbentuk seperti tangga dan diletakkan pada permukaan yang datar. Latihan ini melatih otot tungkai agar lebih kuat karena pada saat kaki melompat kaki satunyra menahan tubuh walau hanya sebentar. Dalam melakukan latihan ladder drill harus berfokus pada gerakan kaki yang cepat supaya lebih eksplosif. Latihan Ladder drill juga dapat meningkatkan kemampuan dribbling sepak bola karena latihan ladder drill melatih power otot tungkai dan kedua kaki supaya bisa bergerak lebih cepat, sehingga kemampuan dribbling juga dapat meningkat. ( Fajar Iswoyo, 2014 )

c. Metode Latihan Ladder Drill dalam Futsal

Salah satu komponen fisik yang mempengaruhi olahraga futsal adalah kelincahan. Menurut Kardjono (2008:.20) “kelincahan kemampuan mengubah arah posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran posisi tubuhnya”. Kegunaan kelincahan sangat penting terutama dalam Ditinjau dari analisi gerak cabang olahraga futsal bagian tubuh yang paling dominan adalah tungkai. Agar dapat

(20)

menghasilkan tungkai yang baik diperlukan latihan yang memadai. Tungkai adalah kelompok rangka anggota badan bawah sesuai fungsi sebagai alat gerak ia menahan berat badan bagian atas, dapat memindahkan tubuh (bergerak ) dapat menggerakan tubuh ke atas dan dapat menendang, Terkait dengan power tungkai sajoto (1988,hlm.58) menjelaskan “power tungkai adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekutan maksimum, dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang sependek- pendeknya”. Penerapan latihan kelincahan dan power tungkai membutuhkan bentuk latihan yang tepat agar peningkatan dapat dirasakan oleh atlet ketika sedang berlatih dan bertanding. Berbagai cara dilakukan oleh atlet-atlet maupun pelatih dalam upaya meningkatkan Powertungkai. Tujuan utama dari ladder dill adalah untuk memberikan berbagai pola gerakan kaki yang berbeda Melalui latihan menggunakan tangga yang diletakan di tanah/lantai. Meskipun pelatih dapat menggambar tangga di tanah mengunakan kapur agar jauh lebih murah, tetapi lebih baik menggunakan tangga yang menyajikan kehadiran fisik sedikit dari pada menggunakan kapur.karena dengan adanya penghalang fisik atlet cenderung sedikit lebih akurat. Dengan tangga mereka bisa merasakan ketika mereka tidak akurat dalam melangkah (www.PssAthletics.com).“Dasar-dasar Latihan Ladder drill cara menyenangkan dan fungsional untuk mengajarkan keterampilan gerakan” sehingga Latihan ladder drill memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap peningkatan kelincahan dalam permainan futsal. (Indra Purnamadinata, 2015)

d. Implementasi Metode Latihan Ladder drill dalam Bulutangkis

Ladder adalah salah satu bentuk latihan fisik yang fungsinya melatih kelincahan kaki dan sinkronisasi gerak secara seimbang. Dalam permainan bulutangkis kelincahan sangat dibutuhkan untuk mengejar bola kesegala arah. Ladder dril merupakan metode latihan yang dapat meningkatkan keseimbangan, daya tahan otot, kekuatan dan kecepatan kaki yang sangat

(21)

dibutuhkan untuk pemain bulutangkis. Cara pelaksanaan metode latihan ladder drill yaitu melompat menggunakan satu atau dua kaki pada tali yang berbentuk tangga. Panjang tali tersebut kurang lebih 10 meter yang dibagi menjadi 18 kotak. Tangga tali tersebut diletakkan di atas permukaan tanah atau lantai yang datar.

Ladder drill mempunyai banyak Jenisnya dan variasi, jenis – jenis latihan ladder drill diantaranya yaitu foot in each, in lateral, X-over lateral, carioca in each dan lain sebagainya.

B. Penelitian Yang Relevan

Hasil penelititian yang relevan dengan penelian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh metode latihan dan power otot tungkai terhadap kelincahan ( Studi

Eksperimen Latihan Berbeban dan Pliometrik pada Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis Universitas Negri Yogyakarta) ( Tri Hadi Karyono, 2011) hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : ( 1 ) Ada perbedaaan pengaruh antara latihan berbeban dan pliometrik terhadap kelicahan. Pengaruh latihan pliometrik lebih baik daripada latihan berbeban. ( 2 ) Ada perbedaan kelincahan antara mahasiswa yang memiliki power otot tungkai tinggi dan rendah. Peningkatan kelincahan pada mahasiswa yang memiliki power otot tungkai tinggi lebih baik dari pada yang memiliki power otot tungkai rendah. ( 3 ) Terdapat pengaruh interaksi antara metode latihan dan power otot tungkai terhadap kelincahan.

2. Pengaruh Latihan Ladder Drill Terhadap Speed, Agility Dan Quickness (SAQ) Atlet Klub Futsal Ligasu Tahun 2013 (Supriyanto Hutagalung 2013 ). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Terdapat pengaruh latihan ladder drill terhadap speed atlet club futsal LIGASU tahun 2013. Diterima pada taraf signifikan 0.05 dan teruji kebenaranya dalam penelitiaan ini. (2) Terdapat pengaruh latihan ladder drill terhadap agility

(22)

atlet club futsal LIGASU Tahun 2013. Dari hasil pengujian hipotesis kedua yaitu pengaruh dari latihan ladder drill terhadap agility diperoleh thitung sebesar 16 dan ttabel 2,12 yang berarti thitung > ttabel dengan peningkatan 41%. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yaitu Ho ditolak dan Ha diterima.

A. Kerangka Pemikiran

Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani yang sangat diperlukan untuk semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Kelincahan yaitu suatu kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan adalah kombinasi dari kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan, dan kelentukan

Latihan adalah merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual, yang mengarah kepada cirri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan

Ladder drill adalah suatu bentuk latihan melompat menggunakan satu atau dua kaki dengan melompati tali yang berbentuk tangga yang diletakkan dilantai atau tanah. Ladder drill biasa digunakan para atlet untuk meningkatkan kelincahan maupun koordinasi. Dalam olahraga sepak bola latihan ladder drill dapat meningkatkan kelincahan dan kemampuan dribbling sepak bola, karena latihan ladder drill melatih koordinasi gerakan dan konsentrasi yang tinggi. Dalam olahraga futsal latihan ladder drill juga dapat meningkatkan kelincahan. Ladder dril merupakan metode latihan yang memiliki unsur keseimbangan, daya tahan otot, kekuatan dan kecepatan kaki yang sangat dibutuhkan untuk pemain bulutangkis yang juga merupakan

(23)

komponen gerak kelincahan sehingga dapat digunakan umtuk meningkatkan kelincahan.

Metode latihan resistance training yaitu latihan kekuatan menggunakan tahanan karet elastis. Latihan ini menyebabkan otot – otot berkontraksi melawan resistensi eksternal sehingga mempengaruhi kekuatan otot. Dalam Olahraga renang latihan resistance training dapat meningkatkan kecepatan renang gaya dada karena latihan resistance training melatih kekuatan otot serta power otot tungkai. Metode latihan resistance training juga dapat meningkatkan kelincahan dalam sepak bola. Metode latihan resistance training merupakan metode latihan yang dapat meningkatkan kekuatan otot,power, daya tahan otot yang juga dibutuhkan untuk mempengaruhi kelincahan bulutangkis. Pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa kedua metode latihan tersebut diduga dapat meningkatkan kelincahan dalam permainan bulutangkis.

Metode latihan ladder drill pada intinya menekankan pada gerakan kaki perpindahan titik berat badan dari diam ke cepat dari cepat ke diam. Metode laihan ladder drill merupakan metode latihan yang memiliki unsur keseimbangan, daya tahan otot, kekuatan, kecepatan kaki dan koordinasi yang sangat berpengaruh dalam kelincahan, sedangkan metode latihan resistance training merupakan metode latihan yang memiliki unsur kekuatan otot, power dan daya tahan otot. Metode latihan resistance training menekankan pada kekuatan otot, kekuatan yang besar dalam bultangkis sangat dibutuhkan untuk mengubah arah dengan cepat. Kedua metode latihan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam meningkatkan kelincahan bulutangkis, namun metode latihan ladder drill memiliki unsur yang lebih banyak dalam kelincahan bulutangkis. Berdasarkan pernyataan tersebut diduga bahwa metode latihan ladder drill lebih baik pengaruhnya untuk meningkatkan kelincahan bulutangkis.

(24)

Kerangka Pemikiran di atas jika digambar dengan diagram yaitu sebagai berikut:

D. HIPOTESIS

1. Ada perbedaan pengaruh metode latihan Resistance Training dan pengaruh metode latihan Ladder Drill, terhadap peningkatan kelincahan bulutangkis mahasiswa putra anggota UKM Bulutangkis UNS Surakarta tahun 2015.

2. Metode latihan ladder drill lebih baik pengaruhnya terhadap kelincahan bulutangkis pada mahasiswa putra anggota UKM Bulutangkis UNS Surakarta tahun 2015. Metode Latihan Ladder Drill Metode Latihan Resistance Training

KELINCAHAN

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan media poster untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tata Usaha pada UPTD Tindak Darurat Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda Eselon

Mary Midgley is a moral philosopher and the author of many books including Wickedness, Evolution as a Religion, Beast and Man and Science and Poetry. All are published in

United Nations Framework Convention on Climate Change, Annual Report of the Clean Development Mechanism Executive Board to the Conference of the Parties Serving as the Meeting of

Tujuan penelitian ini untuk ( 1 ) mengetahui potensi kawasan obyek wisata Kecamatan Ngargoyoso serta untuk ( 2 ) mengetahui arah pengembangan potensi wisata di Kecamatan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.. : Survey Pada Peserta Didik Kelas X IIS Di SMA Negeri

Ledakan penduduk juga terjadi karena rumah tangga tidak direncanakan secara baik dan tidak melihat faktor sebab akibat, banyak rumah tangga yang berdiri tapi tidak

Berdasarkan hasil uji nilai koefisien jalur pada metode PLS, untuk variabel keselamatan kerja (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar -0,124, artinya keselamatan