• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komik merupakan media atau alat untuk menyampaikan informasi, ide, atau gagasan yang dikemas dalam sajian yang unik dengan menggabungkan gambar dan teks sehingga membentuk alur cerita untuk menyampaikan pesannya. Menurut Scott Mcloud dalam bukunya Understanding Comic, definisi komik yaitu gambar-gambar dan lambang-lambang lainnya yang disusun saling berdampingan dengan urutan tertentu, dimaksudkan untuk menyampaikan informasi dan atau menghasilkan tanggapan estetis dari pembacanya. Komik dapat digunakan sebagai media informasi pendidikan, propaganda, ekspresi, media kritisi dan hiburan.

Keberadaan komik di Indonesia sudah ada sejak lama, seperti pertunjukan wayang dan relief-relief pada candi merupakan komik tradisional Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1930 merupakan permulaan munculnya komik modern Indonesia. Kemunculan komik strip di Indonesia berawal dari media-media Belanda yang memuat komik strip Flippie Flink dan Flash Gordon. Put On merupakan komik strip Indonesia yang pertama kali muncul karya Kho Wang Gie yang diterbitkan dalam harian Sin Po sejak tahun 1930-1960. Terinspirasi oleh Put On, mulai banyak bermunculan komikus Indonesia yang menerbitkan komik strip, salah satunya Nasroen A. S dengan karyanya Mentjari Poetri Hidjaoe, dan Abdulsalam dengan karyanya Kisah Pendudukan Jogja. Di tengah maraknya komik Amerika saat itu komik Indonesia tidak kalah bersaing dan menghasilkan banyak karya dan komikus, seperti R. A Kosasih, John Lo, dan Kong Ong. Namun komik Indonesia sempat vakum selama tahun 1975-1995 dan industri komik di Indonesia didominasi oleh komik-komik asing (Ahmad et al., KOMIKITA, 2006, hal 74)

Akhir 1990-an hingga awal millennium, industri komik Indonesia mulai bangkit kembali. Hal tersebut ditandai dengan adanya pameran, event, dan

(2)

2

festival komik di Indonesia, seperti Pekan Komik Nasional yang diadakan oleh mahasiswa UI pada tahun 1997, Pekan Komik dan Animasi Nasional oleh Departemen Pendidikan dan Budaya pada tahun 1998, dan Pekan Komik Merdeka di ITB pada tahun 2000. Beberapa penerbit mulai berani menerbitkan komik Indonesia lagi, seperti Ramayana (R.A Kosasih), Panji Tengkorak (Hans Jaladara) yang diterbitkan oleh ELEX, DAR! Mizan menerbitkan komik-komik edukatif dan religius, dan Balai Pustaka yang menerbitkan komik pemenang lomba yang diadakan setiap tahun. Selain itu, gerakan komik Indi berpengaruh terhadap kebangkitan komik di Indonesia dengan jalur independennya. Komik Indi hanya dapat ditemui di acara-acara komik di Indonesia. Namun, terdapat beberapa penerbit seperti Mizan Bandung dan Adicita Yogyakarta yang mulai menjalin kerja sama dengan komikus Indi untuk menerbitkan karyanya.

Dasawarsa ini, industri kreatif di Indonesia mulai berkembang pesat, salah satunya dalam bidang komik. Terdapat beberapa event besar yang diadakan di Indonesia untuk para pecinta komik seperti Hellofest, Mangafest, Comifuro, dan Pasar Komik Bandung. Usaha yang dilakukan pemerintah untuk mendukung komik Indonesia dengan mengadakan Kompetisi Komik Indonesia dan Penciptaan Karakter Lokal Indonesia yang disponsori oleh Kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif pada tahun 2013.

Gambar 1.1 Hellofest 2013

(3)

3

Munculnya komunitas komik di Indonesia sangat berperan dalam kemajuan komik Indonesia. Terdapat beberapa komunitas komik di Indonesia, antara lain Masyarakat Komik Indonesia (MKI), Akademi Samali di Jakarta, Daging Tumbuh di Yogyakarta, Komikara dan Canvas Ranger di Bandung. Hasil karya yang dibuat oleh komunitas komik tersebut sebagian dipublikasikan lewat website. Kecanggihan teknologi memberikan alternatif publikasi lain bagi komik Indonesia selain lewat penerbit, yaitu dengan mepublikasikannya di website-website. Hal tersebut selain digunakan untuk publikasi komik juga digunakan untuk saling bertukar informasi ataupun beradu kreatifitas.

Di Bandung terdapat beberapa komunitas komik diantaranya seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satunya adalah Komikara dan Canvas Ranger, serta komunitas komik yang terdapat di perguruan tinggi di Bandung. Komunitas komik yang terdapat di perguruang tinggi di Bandung, antara lain Genshiken di ITB, Pakomar (Pasukan Komik Maranatha) di Universitas Maranatha, Funco di Unikom, Balon Kata di Universitas Telkom, dan lain-lain. Forum Komik Bandung (komik.bdg) pun aktif mengadakan pertemuan antar komunitas komik di Bandung yang diharapkan dapat terlaksana setiap satu bulan sekali. Pertemuan tersebut pernah dilaksanakan di BCCF (Bandung Creative City Forum) dan Goethe, tempat pertemuan tersebut berpindah-pindah. Kegiatan yang dilakukan yaitu membuat komik, menonton animasi yang berasal dari komik, launching komik, melakukan evaluasi acara Pasar Komik Bandung, dsb. Selain itu, Pasar Komik Bandung 3 yang diadakan pada tahun 2014 merupakan event yang diadakan oleh Forum Komik Bandung yang bekerja sama dengan komunitas komik Bandung Komikara.

Gambar 1.2 mangafest 2015

(4)

4

Komunitas-komunitas komik dan komikus lokal di Bandung diharapkan dapat menciptakan industri kreatif dengan karya-karyanya agar dapat bersaing dengan komik asing dan membangkitkan kembali komik Indonesia, serta mendukung ekonomi kreatif kota Bandung, maka dibuatlah suatu wadah yang berupa ruang yaitu Comic Center untuk memfasilitasi dan menunjang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan komik. Namun, ruang tersebut di Bandung belum ada. Perlu adanya suatu tempat atau ruang yang dapat mendokumentasikan dengan baik karya-karya komikus Indonesia dan menampung kegiatan dari komunitas komik untuk melaksanakan kegiatannya, mengadakan event-event yang dapat membangkitkan kembali semangat komik Indonesia dan menunjukannya pada masyarakat luas agar komik Indonesia bisa lebih dikenal dan dibaca oleh pembaca komik di Indonesia, khususnya di Bandung.

Comic Center di Bandung akan menjadi suatu ruang untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan komik seperti belajar membuat komik secara manual dan digital, melaksanakan event, memproduksi komik, menjual komik, membaca komik, berdiskusi, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan komik. Comic Center ini berfungsi sebagai sarana promosi, produksi, informasi, edukasi, rekreasi, dan komersial.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang terdapat pada perancangan Comic Center adalah sebagai berikut:

Gambar 1.3 Pasar Komik Bandung 3 Sumber : dokumentasi Balon Kata

(5)

5

a. Belum adanya ruang atau tempat di Bandung yang dapat menampung kegiatan-kegiatan komunitas komik.

b. Belum adanya interior ruangan yang dapat mendukung kegiatan komik. c. Belum tersedianya fasilitas yang dapat menunjang kegiatan promosi,

produksi, informasi, edukasi, rekreasi, dan komersial komik Indonesia di Bandung.

1.3 Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang harus dipecahkan dalam perancangan ini, yaitu:

a. Bagaimana merancang ruang atau tempat yang dapat mewadahi kegiatan-kegiatan komunitas komik terhadap komik Indonesia di Bandung?

b. Bagaimana merancang interior ruangan yang dapat mendukung kegiatan komik?

c. Bagaimana mewujudkan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan promosi, produksi, informasi, edukasi, rekreasi, dan komersial komik, terutama komik Indonesia di Bandung?

1.4 Tujuan dan Sasaran Perancangan

Adapun tujuan pada perancangan ini yaitu:

a. Merancang ruang atau tempat yang dapat mewadahi kegiatan-kegiatan komunitas komik terhadap komik Indonesia di Bandung dengan sasaran sebagai berikut:

 Membuat tempat untuk melaksanakan acara-acara yang berhubungan dengan komik.

 Membuat tempat untuk berdiskusi dan berkumpulnya komunitas.  Membuat tempat untuk membuat komik secara manual dan digital.  Membuat tempat untuk membaca komik, mencari data dan informasi

lainnya untuk membuat komik.

b. Merancang interior ruangan yang dapat mendukung kegiatan komik dengan sasaran sebagai berikut:

(6)

6  Menerapkan sirkulasi dan tata letak furniture yang sesuai dengan

kegiatan komik.

 Menerapkan material, penghawaan, pencahayaan, dan keamanan yang dapat menunjang kegiatan komik.

c. Merancang fasilitas yang dapat menunjang kegiatan promosi, produksi, informasi, edukasi, rekreasi, dan komersial komik, terutama komik Indonesia di Bandung dengan sasaran sebagai berikut:

Membuat fasilitas penunjang sarana promosi meliputi hall, aula, dan galeri.

 Membuat fasilitas penunjang sarana produksi meliputi studio komik dan percetakan.

 Membuat fasilitas penunjang sarana informasi meliputi museum dan perpustakaan.

 Membuat fasilitas penunjang sarana edukasi meliputi kelas dan lab komputer.

 Membuat fasilitas penunjang sarana rekreasi meliputi perpustakaan, dan movie room.

 Membuat fasilitas penunjang sarana komersial meliputi toko untuk menjual komik, khususnya komik Indonesia dan merchandise yang berhubungan dengan komik.

1.5 Ruang Lingkup Perancangan

Ruang lingkup pada perancangan Comic Center ini yaitu:

a. Pada perancangan ini, Comic Center yang dibuat merupakan tempat untuk berbagai kegiatan yang berhubungan dengan komik, terutama komik Indonesia.

b. Lokasi perancangan Comic Center berlokasi di Jalan Laksamana R. E Martadinata, Bandung dengan luas bangunan ± 3326 m2.

1.6 Metodologi Perancangan

Metodologi yang digunakan pada perancangan Comic Center ini yaitu: a. Pengumpulan Data

(7)

7

Pengumpulan data yang dilakukan sebagai referensi pada perancangan Comic Center ini adalah :

 Data Primer  Observasi

Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dengan melakukan survey langsung ke tempat kursus komik, taman bacaan dan event komik.

 Wawancara

Melakukan komunikasi secara langsung dengan narasumber dengan cara tanya jawab kepada komunitas komik, komikus, Dosen DKV untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan.  Data Sekunder

 Literatur

Mencari data-data melalui buku, jurnal, tugas akhir, website, artikel yang berhubungan dengan Comic Center, komik Indonesia, perancangan interior, dan hal-hal lain yang berkaitan dalam perancangan.

b. Analisa

Menganalisa data-data yang telah didapatkan, meliputi analisa kegiatan pengguna, kebutuhan ruang, kebutuuhan furniture, layout ruang, sirkulasi, dan analisa data lain yang terkait dengan perancangan interior Comic Center ini.

c. Konsep

Pendalaman konsep yang diterapkan pada perancangan interior Comic Center ini, meliputi konsep ruang, konsep layout dan sirkulasi, konsep furniture, konsep material, konsep warna, konsep pencahayaan, konsep penghawaan.

d. Output

Hasil yang ingin diciptakan pada perancangan interior Comic Center ini yaitu terciptanya Comic Center sebagai sarana promosi dan publikasi komik Indonesia, edukasi, dan tempat komunitas melakukan kegiatan.

(8)

8 1.7 Kerangka Berpikir

Konsep

Output

Perancangan Indonesia Interior Comic Center Analisa Data:  Kegiatan/aktivitas pengguna  Kebutuhuan ruang  Layout ruang  Sirkulasi  Penghawaan  Pencahayaan

 Data-data lain yang berkaitan Permasalahan

a. Belum adanya ruang atau tempat yang dapat mewadahi kegiatan-kegiatan komunitas komik, terutama komik Indonesia di Bandung.

b. Belum tersedianya fasilitas yang dapat menunjang kegiatan promosi, produksi, informasi, edukasi, rekreasi, dan komersial komik, terutama komik Indonesia di Bandung.

c.

Tujuan

a. Merancang ruang atau tempat yang dapat mewadahi kegiatan-kegiatan komunitas komik, terutama komik Indonesia di Bandung

Mewujudkan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan promosi, produksi, informasi, edukasi, rekreasi, dan komersial bagi komunitas komik di Bandung

Pengumpulan Data Literatur:  Buku  Jurnal  Tugas Akhir  Website Data Sekunder Wawancara:  Komunitas  Komikus  Dosen DKV Data Primer Observasi:  Kursus komik  Event komik  Taman bacaan Data Primer

(9)

9 1.8 Sistematika Penulisan

a. BAB 1 Pendahuluan

Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup Perancangan, Tujuan dan Sasaran Perancangan, Metodologi Perancangan, Kerangka Berpikir, dan Sistematika Penulisan.

b. BAB 2 Kajian Literatur, Deskripsi Proyek, dan Analisa Data

Bab ini terdiri dari Kajian Literatur, Deskripsi Proyek, dan Analisa Data yang berhubungan dengan perancangan.

c. BAB 3 Konsep Perancangan

Pada bab ini membahas tentang Tema Umum, konsep-konsep perancangan yang merupakan turunan dari tema, yang terdiri dari Konsep Ruang, Konsep Layout dan Sirkulasi, Konsep Furniture, Konsep Material, Konsep Warna, Konsep Pencahayaan, Konsep Penghawaan.

d. BAB 4 Konsep Perancangan Denah Khusus

Bab ini terdiri dari Pemilihan Denah Khusus dan konsep-konsep pendukungnya

e. BAB 5 KESIMPULAN

Gambar

Gambar 1.1 Hellofest 2013
Gambar 1.2 mangafest 2015
Gambar 1.3 Pasar Komik Bandung 3  Sumber : dokumentasi Balon Kata

Referensi

Dokumen terkait

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

Berdasarkan hasil kajian analisis sistem dan anlisis pasar yang telah dilakukan serta memfokuskan pada peranan koperasi bagi anggotanya, maka pada masa akan