• Tidak ada hasil yang ditemukan

AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK

LAPORAN MAGANG

Betha Sonia Evlynna 1106135325

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK

(2)

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Betha Sonia Evlynna 1106135325

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul “AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK”. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan selalu menyemangati penulis untuk dapat menyelesaikan laporan magang penulis:

1. Allah SWT, atas segala hal yang terjadi pada penulis baik sedih dan terutama senang. Penulis selalu panjatkan puji syukur ke hadirat-Nya, atas keberadaan-Nya, teguran-Nya, berkah-Nya, penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan laporan ini.

2. Keluarga penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan studi penulis.

3. Seluruh Keluarga besar penulis yang selalu memotivasi penulis dengan terus bertanya “kapan lulus?”, Om, Tante, saudara dan keponakan-keponakan, terima kasih banyak.

4. Bapak Firdaus Achmad Dunia S.E., dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing penulis dalam pengarahan dan penyusunan laporan magang penulis. Terima kasih dan mohon maaf mengganggu bapak dalam aktivitasnya.

5. Ibu Sri Nurhayati, S.E, MM, S.A.S dan Ibu Eliza Fatima S.E., M.E., CPA selaku dosen penguji yang telah berbaik hati meluangkan waktunya untuk dapat menguji dan memberikan kritik dan saran atas laporan magang yang disajikan penulis.

6. Dosen dan staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang telah mendidik dan membantu selama masa perkuliahan penulis.

7. Teman-teman yang selalu, selalu dan selalu mengingatkan penulis untuk mengerjakan laporan magang, yang selalu mendukung dan membantu dan

(6)

menjadi telinga penulis, mendegar keluh kesah, kecerewetan penulis selama sebelum dan setelah periode magang penulis. Teman-teman D3 TSI 2007, Mega, Icha, Tian, Cendo, Mayang, Vani, dan lainnya. Terima kasih banyak ya semuanya untuk segala motivasi, perjuangan bersama dan saling membantu baik bentuk support, doa, dan solusi yang telah diberikan kepada penulis. Sungguh beruntung mengenal kalian semua. Semuanya tetap semangat ya mengejar cita-citanya masing-masing. Selalu adain reuni gak jelas ya 

8. Untuk team audit IC yang memberikan pengalaman magang yang amat sangat menyenangkan bagi penulis. Periode magang selama 3 bulan yang penulis jalani jadi tidak terasa memberatkan sama sekali. Terima kasih bagi tim audit SK, Natalia dan Teguh dengan gaya ala-ala-nya, dan anak-anak audit lainnya, Koh Arrie, Koh Tommy, Mas Dedi, Kak Asih, Koh Bernard, Ferry, Kenny, Adit, TeguhW, Evan, Rocky, Steven “G”, terima kasih banyak ya semuanya. Semoga kita bertemu lagi di kesempatan mendatang dengan pengalaman yang lebih menyenangkan lagi 

9. Terima kasih juga untuk seluruh anak-anak magang team IC, Timenk, Gebri, dan segambrengan anak-anak magang STAN yang semangat terus, terus semangat!

10. Terima kasih untuk semua teman PE FEUI 2010 dan 2011 yang tak dapat disebutkan satu-satu, perjuangan kita masih panjang. S.E.mangat ya semuanya! S.E.lamat ya Makara Abu-abu! 

11. SJ Oppars, yang suaranya selalu ada 7 hari 24 jam menemani penulis pagi siang sore malam dari periode magang penulis dimulai hingga pengerjaan laporan ini. Terima kasih pompa semangatnya di awal Juni 2013 ini ya Oppars 

12. Untuk semua anak-anak #TeamSJ dan #TeamKorea2014 dengan semangat nonton konsernya yang amat tinggi.

(7)

13. Untuk berbagai pihak yang terlibat dalam penulisan laporan magang ini yang tak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan magang ini masih jauh sekali dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang diberikan. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Depok, Juli 2013

(8)
(9)

ABSTRAK

Nama : Betha Sonia Evlynna Program studi : Akuntansi

Judul : Audit Atas Aset Tetap PT SK

Laporan Magang ini menjelaskan mengenai proses audit atas aset tetap. Proses audit ini merupakan bagian dari proses audit laporan keuangan atas PT SK. PT SK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan karet yang produknya dijual ke berbagai negara. Dalam laporan ini dijelaskan kebijakan akuntansi yang digunakan PT SK, prosedur audit yang dijalankan serta analisis dari prosedur audit tersebut. Dari hasil audit yang dilaksanakan tidak tedapat temuan yang signifikan pada aset tetap PT SK. Secara keseluruhan kesimpulan yang diperoleh adalah laporan keuangan telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material dan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Kata kunci :

(10)

ABSTRACT

Name : Betha Sonia Evlynna

Study program : Accounting

Title : Audit of Fixed Assets PT SK

This internship report describes the process of an audit of fixed assets. The audit process is part of the financial statement audit process PT SK. PT SK is a company engaged in the field of materials processing rubber products that sells their products to many countries. This report describe about the accounting policies that are used in PT SK, audit procedures executed as well as analysis of the audit procedures. There’s no audit findings that were significant in the fixed assets of PT SK. Overall conclusions obtained are the financial statements have been present fairly in all material respects and are in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia.

Keyword:

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang ... 1

1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang ... 2

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ... 2

1.4 Ruang Lingkup Program Magang ... 3

1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ... 3

1.5 Sistematika Penulisan Laporan Magang... 4

2. LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Aset Tetap ... 6

2.1.1 Definisi Aset Tetap ... 6

2.1.2 Pengakuan Aset Tetap ... 8

2.1.2.1 Biaya Perolehan Aset Tetap ... 8

2.1.2.1 Biaya Setelah Perolehan Awal Aset Tetap ... 11

2.1.3 Pengukuran Aset Tetap ... 12

(12)

2.1.5 Penghentian Pengakuan ... 15 2.2 Audit ... 15 2.2.1 Definisi Audit ... 15 2.2.2 Jenis Audit ... 17 2.2.3 Asersi Manajemen ... 18 2.2.4 Tujuan Audit ... 20 2.2.5 Bukti Audit ... 23

2.3 Proses Audit Secara Umum ... 25

2.4 Prosedur Audit Atas Aset Tetap ... 27

3. PROFIL PERUSAHAAN ... 37 3.1 Profil Perusahaan ... 37 3.1.1 Gambaran Perusahaan ... 37 3.1.2 JasaYang Ditawarkan ... 39 3.2 Profil PT SK ... 41 3.2.1 Gambaran Umum PT SK ... 41

3.2.2 Visi dan Misi PT SK ... 41

3.2.3 Proses Bisnis PT SK ... 42

3.2.3 Pemegang Saham ... 43

4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS ... 44

4.1 Kebijakan Aset Tetap PT SK... 44

4.2 Audit Program Aset Tetap PT SK ... 47

4.3 Prosedur Audit Aset Tetap PT SK ... 49

4.3.1 Merencanakan dan merancang Pendekatan Audit ... 49

4.3.2 Prosedur Analitis dan Rincian Saldo ... 52

4.3.3 Prosedur Audit Lainnya ... 61

4.3.3.1 Identifikasi Aset Tetap yang Dijaminkan ... 61

4.3.3.2 Identifikasi Asuransi atas Aset Tetap ... 61

(13)

4.4 Analisis Audit Aset Tetap PT SK ... 62

4.4.1 Analisis Kebijakan Aset Tetap PT SK ... 62

4.4.2 Analisis Prosedur Audit Aset Tetap ... 63

4.4.2.1 Analisis Secara Umum ... 64

4.4.2.1 Analisis atas Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo.. 65

5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 79

5.2.1 Saran kepada PT SK ... 69

5.2.1 Saran kepada KAP Tanubrata ... 69

5.2.1 Saran kepada Program Ekstensi FEUI... 70

DAFTAR REFERENSI ... 71

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pemegang Saham PT SK ... 43

Tabel 4.1 Taksiran Masa Manfaat Aset Tetap PT SK ... 45

Tabel 4.2 Audit Program Aset Tetap ... 47

Tabel 4.3 Materialitas PT SK ... 51

Tabel 4.4 Prosedur Analitis PT SK ... 53

Tabel 4.5 Hasil Pengujian terkait Tujuan ... 55

(15)

DAFTAR GAMBAR

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lead Schedule Aset Tetap PT SK ... 72

Lampiran 2 Mutasi Aset Tetap PT SK ... 73

Lampiran 3 Pengujian Penyusutan Aset Tetap PT SK ... 74

Lampiran 4 Tes Penambahan Aset Tetap PT SK ... 75

(17)

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang

Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang dinamis. Ilmu Akuntansi berkembang seiring dengan perkembangan disiplin ilmu yang terkait. Akuntansi merupakan ilmu yang aplikatif serta menuntut banyak praktek yang tidak akan terpenuhi dengan hanya pembelajaran teoritis saja.

Saat ini, dapat dilihat bahwa lapangan pekerjaan sudah tidak dapat lagi menampung banyaknya permintaan pekerjaan dari para pencari kerja, sehingga permintaan serta penawaran akan tenaga kerja sudah tidak lagi mencapai titik temu. Hal ini menyebabkan tingginya persaingan untuk memperebutkan berbagai peluang dan kesempatan lapangan pekerjaan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyadari hal itu dan merasakan adanya tuntutan untuk selalu menghasilkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa sebagai bekal untuk menghadapi tingginya tingkat persaingan yang terjadi.

Salah satu bentuk peningkatan kualitas yang diberikan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, selain dengan pemberian kurikulum matakuliah yang bermutu, adalah dengan membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan program magang. Program magang ini adalah juga sebagai salah satu pilihan yang diberikan sebagai prasyarat untuk meperoleh gelar Sarjana Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

(18)

Atas latar belakang ini, Penulis memutuskan untuk mengambil kesempatan untuk melakukan program magang. Keputusan ini didasari akan keinginan untuk memperoleh pengalaman nyata sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja sebenarnya setelah menyelesaikan studi di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang

Program magang adalah salah satu pilihan yang diberikan sebagai prasyarat kelulusan, selain penulisan skripsi, bagi mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Pelaksanaan program magang ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh selama berada di ruang kuliah pada kehidupan kerja nyata. Dengan dilaksanakannya program magang pula, mahasiswa akan memperoleh pengalaman nyata dan dapat mengembangkan profesionalitas serta

intrapersonal skill.

Selama pelaksaan magang, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dalam tim, berlatih berkomunikasi dalam lingkungan kerja, serta mempelajari cara-cara yang tepat untuk mengatasi masalah yang timbul dalam lingkungan kerja selama program magang berlangsung.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Penulis melakukan pelaksanaan magang di KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & rekan (member firm of BDO International), yang berlokasi di Sudirman, Jakarta. Penulis menempati posisi sebagai junior auditor dan melaksanakan program magang selama 3 bulan yang dimulai dari Maret 2013 hingga Mei 2013.

(19)

1.4 Ruang Lingkup Program Magang

Selama pelaksanaan program magang, penulis ditempatkan di beberapa perusahaan. Periode pelaksanaan audit dimulai dari Maret 2013 hingga Mei 2013. Penulis mendapat kesempatan untuk membantu senior in-charge untuk melaksanakan prosedur audit yang dapat dirincikan sebagai berikut:

Mengerjakan worksheet WBS, WPL, serta pengukuran tingkat materialitas dari PT SK.

Mengerjakan working paper cash and cash equivalent, termasuk didalamnya kas kecil, kas daerah, bank, serta konfirmasi bank.

Mengerjakan working paper fixed assets, yang terdiri atas aset tetap, tes depresiasi, akumulasi depresiasi, dan Construction In Process (CIP), vouching atas dokumen-dokumen pendukung penambahan fixed

assets tahun berjalan, serta reklasifikasi CIP dan penambahan CIP. Mengerjakan working paper tax payable dan prepaid taxes yang terdiri

atas PPN, PPh 21, PPh 22, PPh 23/26, PPh 4 ayat 2, PPh 15, serta PPh 25.

Mengerjakan working paper Account Payables, Account Receivables, dan Sales, termasuk didalamnya konfirmasi, uji cut off, vouching atas dokumen-dokumen pendukung account payables dan receivables, serta pelaksanaan subsequent events.

Membantu senior in-charge untuk mengerjakan Draft Laporan Auditor Independen.

1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang

Ruang lingkup laporan magang ini adalah pembahasan mengenai audit atas Aset Tetap yang dilaksanakan penulis di PT SK. Laporan ini juga membahas rangkaian studi dan evaluasi terhadap pengendalian internal atas aset tetap, serta kesimpulan dari audit yang dilaksanakan.

(20)

1.6 Sistematika Penulisan Laporan Magang

Laporan ini terdiri atas 5 bab dan disertai dengan lampiran yang dibutuhkan. Lampiran disajikan di bagian akhir laporan. Berikut penjelasan singkat mengenai setiap bab:

BAB 1 – PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai dasar pelaksanaan program magang yang dilakukan penulis. Dasar pelaksanaan meliputi latar belakang, tujuan pelaksanaan, tempat dan waktu pelaksanaan, pelaksanaan kegiatan, ruang lingkup laporan, serta sistematika penulisan laporan magang.

BAB 2 – LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan konsep dasar serta landasan-landasan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit atas aset tetap.

BAB 3 – PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini memberikan penjelasan singkat mengenai profil dari KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (member of firm of BDO International)) dan profil dari PT SK tempat penulis melaksanakan kegiatan magang.

BAB 4 – PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Bab ini berisikan pembahasan dan analisis penulis terhadap audit atas aset tetap yang telah dilaksanakan di PT SK yang dilakukan tim audit pada periode Maret 2013 hingga Mei 2013. Pembahasan penulis pada bab ini berfokus pada analisis atas kesesuaian atas prosedur audit yang dilaksanakan dengan landasan teori.

(21)

BAB 5 – KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari seluruh analisis atas 4 tahap prosedur audit yang dilaksanakan penulis beserta tim audit selama program magang serta saran yang diberikan penulis terhadap perusahaan serta PT SK. Kesimpulan dan Saran yang diberikan penulis sebatas pengalaman penulis selama mengikuti pelaksanaan magang.

(22)

2.1 Aset Tetap

2.1.1 Definisi Aset Tetap

Aset Tetap merupakan aset suatu perusahaan yang sifatnya tidak untuk dijual kembali dan digunakan untuk kegiatan perusahaan. Penggunaan aset tetap umumnya dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Aset Tetap biasanya terdiri atas Tanah, Bangunan (Kantor, Pabrik, Gudang), dan Peralatan (Mesin, Furnitur, Alat-alat).

Terdapat beberapa definisi dari Aset Tetap, berikut definisi menurut para ahli:

Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) mendefinisikan Aset Tetap sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk penyewaan kepada orang lain, atau untuk tujuan administratif, aset tetap diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Karakteristik Aset Tetap menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, yaitu:

 "Digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan" dan bukan untuk dijual kembali.

Hanya aset yang digunakan dalam operasi bisnis normal diklasifikasikan sebagai aset tetap. Contoh, bangunan yang idle lebih tepat diklasifikasikan secara terpisah sebagai investasi. Hal ini dikarenakan, bangunan tersebut tidak digunakan dalam operasi bisnis perusahaan. Sebaliknya, pengembang lahan dapat membuat tanah diklasifikasikan sebagai persediaan.

(23)

 Jangka waktu penggunaannya panjang dan biasanya disusutkan. Perusahaan mengalokasikan biaya investasi pada aset tetap untuk masa mendatang melalui biaya penyusutan periodik. Pengecualian adalah tanah, yang disusutkan hanya jika penurunan nilainya material terjadi, seperti hilangnya kesuburan tanah pertanian karena rotasi tanaman yang buruk, kekeringan, atau erosi tanah.

 Memiliki substansi fisik.

Aset tetap memiliki bentuk fisik. Hal ini membedakan mereka dari aset tidak berwujud, seperti paten atau goodwill. Aset tetap juga berbeda dengan bahan baku karena tidak menjadi bagian dari produk yang dimiliki untuk dijual kembali.

Warren et al., (2008) mendefinisikan Aset Tetap sebagai aset yang relatif permanen dan bersifat jangka panjang. Aset Tetap memiliki bentuk fisik (tangible), dimiliki dan digunakan dalam aktivitas perusahaan, dan penggunaannya untuk jangka panjang serta bukan untuk tujuan diperjualbelikan.

Menurut PSAK 16 revisi 2011, Aset tetap adalah aset berwujud yang:

(a) Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

(b) Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Pada paragraf 8 PSAK 16 revisi 2011, dalam hal suku cadang dan peralatan pemeliharaan siap pakai, keduanya memenuhi kriteria aset tetap karena apabila perusahaan memperkirakan akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode maka keduanya dapat dianggap sebagai aset tetap.

Dijelaskan pula dalam PSAK 16 edisi revisi 2011 paragraf 10 bahwa harus dilakukan evaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya perolehan aset tetap pada saat terjadinya.

(24)

Biaya yang dimaksudkan antara lain adalah:

- Biaya untuk memperoleh Aset Tetap - Biaya konstruksi atas Aset Tetap

- Serta biaya-biaya lain terkait penambahan, penggantian dan perbaikan atas Aset Tetap

2.1.2 Pengakuan Aset Tetap

2.1.2.1 Biaya Perolehan Aset Tetap

PSAK 16 revisi 2011 menyebutkan bahwa Biaya Perolehan Aset Tetap harus diakui sebagai aset, jika dan hanya jika:

(a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut; dan

(b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Dalam PSAK 16 revisi 2011 paragraf 11 dinyatakan bahwa aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Hal ini dikarenakan, walaupun tidak langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa depan, aset tetap tersebut mungkin diperlukan untuk memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset terkait.

Sesuai PSAK 16 revisi 2011 paragraf 16, terdapat beberapa komponen atas biaya perolehan aset tetap meliputi:

(a) Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain;

(b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen;

(25)

Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan, yaitu:

 biaya imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam PSAK 24 (revisi 2010): Imbalan Kerja) yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap;

 biaya penyiapan lahan untuk pabrik;

biaya handling dan penyerahan awal;

 biaya perakitan dan instalasi;

 biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (misalnya, contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji); dan

 komisi profesional.

(c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.

Berikut merupakan biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap:

(a) biaya pembukaan fasilitas baru;

(b) biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi);

(c) biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan staf); dan

(d) administrasi dan biaya overhead umum lainnya.

Berikut biaya terkait aset tetap menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011):

(26)

Tanah

Biaya atas tanah termasuk semua biaya untuk memperoleh tanah hingga siap untuk digunakan. Biaya-biaya tersebut biasanya meliputi:

1) Biaya pembelian;

2) Biaya penutupan, seperti hak atas tanah, biaya pengacara, dan biaya pencatatan;

3) Biaya perolehan atas tanah; seperti grading, pengisian, pengeringan, dan kliring;

4) Asumsi hak gadai, hipotik, atau sitaan di properti, dan

5) Prasarana tambahan yang memiliki masa manfaat yang tidak terbatas.

Terdapat dua kondisi atas tanah. Apabila tanah dikuasai dan dimiliki perusahaan untuk tujuan spekulasi, maka tanah harus diklasifikasikan sebagai investasi. Namun jika tanah dimiliki untuk dijual kembali, maka dikategorikan sebagai persediaan.

Bangunan

Biaya atas bangunan termasuk semua biaya yang terkait langsung dengan perolehan atau konstruksi. Biaya-biaya tersebut biasanya meliputi:

Bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead yang terjadi selama konstruksi; dan

 Biaya profesional dan izin bangunan.

Perusahaan mempertimbangkan semua biaya yang dikeluarkan, dari penggalian sampai selesai, sebagai bagian dari biaya bangunan. Bila terdapat bangunan tua yang ada di tempat suatu bangunan baru akan dibangun, maka terdapat biaya pembongkaran bangunan lama untuk digunakan dan lebih berhubungan dengan tanah daripada dengan gedung baru.

(27)

Peralatan

Biaya atas Peralatan termasuk semua biaya yang terjadi untuk memperoleh peralatan dan mempersiapkan untuk digunakan. Biaya-biaya tersebut biasanya meliputi:

1) Biaya pembelian,

2) Biaya pengiriman dan penanganan,

3) Asuransi pada peralatan pada saat pengiriman, 4) Biaya atas penyimpanan dan bea masuk, 5) Biaya perakitan dan biaya instalasi, dan 6) Biaya percobaan (trial errors).

2.1.2.2 Biaya Setelah Perolehan Awal Aset Tetap - Biaya penambahan aset tetap (addition)

Penambahan aset tetap terjadi apabila terdapat pengeluaran yang menambah nilai suatu aset tetap tertentu. Pengeluaran tersebut kemudian di debit ke akun aset tetap yang bersangkutan, dan kemudian ikut disusutkan mengikuti masa manfaat dari penambahan tersebut.

- Biaya pemeliharaan dan perbaikan

Terdapat pengeluaran-pengeluaran yang dapat meningkatkan efisiensi dari operasi atau menambah kapasitas aset tetap. Pengeluaran ini didebit ke akun aset tetap terkait.

- Biaya perbaikan luar biasa (Extraordinary repairs)

Pengeluaran-pengeluaran yang termasuk ke dalam kategori biaya perbaikan luar biasa adalah biaya yang sifatnya menambah atau memperpanjang umur atau masa manfaat dari aset tetap (extraordinary

(28)

2.1.3 Pengukuran Aset Tetap

Menurut PSAK 16 revisi 2011, terdapat 2 model pengukuran aset tetap, yaitu:

1. Model Biaya

Dalam model ini, setelah diakui sebagai aset, perusahaan kemudian mencatat nilai aset tetap sebesar biaya perolehan kemudian dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

2. Model Revaluasi

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasi, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.

Perusahaan memilih model pengukuran aset tetap sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut secara konsisten terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Perusahaan tidak boleh menggunakan kedua model pengukuran tersebut untuk setiap kategori aset tetap perusahaan.

Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) menyebutkan bahwa sebagian besar Perusahaan menilai Aset Tetap berdasarkan nilai historisnya (Historical

Value). Alasan utamanya dari penilaian ini adalah karena:

1. Biaya historis menyatakan nilai yang sebenarnya.

2. Perusahaan mengakui keuntungan dan kerugian hanya ketika aset tersebut dijual.

(29)

2.1.4 Penyusutan Aset Tetap

PSAK 16 revisi 2011 mendefinisikan Penyusutan sebagai alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah.

PSAK 16 revisi 2011 paragraf 63 menyebutkan berbagai metode penyusutan yang dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain:

- Metode garis lurus (straight line method)

Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah.

- Metode saldo menurun (diminishing balance method)

Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset.

- Metode jumlah unit (sum of the unit method)

Metode jumlah unit menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aset.

Perusahaan memilih metode penyusutan aset yang akan diterapkan berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset. Metode ini akan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode kecuali ada perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut.

Kieso, Weygant, dan Warfield (2011) mendefinisikan Penyusutan sebagai proses akuntansi mengalokasikan biaya aset berwujud sebagai beban dengan cara yang sistematis dan rasional untuk periode itu diharapkan dapat memberikan manfaat dari penggunaan aset.

(30)

Perusahaan dapat menggunakan sejumlah metode penyusutan, sebagai berikut:

1. Metode aktivitas (Activity method)

Metode aktivitas mengasumsikan penyusutan sebagai fungsi dari penggunaan atau produktivitas, bukan berlalunya waktu.

2. Metode garis lurus (Straight-line method)

Metode garis lurus lebih menekankan pada penyusutan akan fungsi waktu daripada fungsi penggunaan. Perusahaan banyak menggunakan metode ini karena kesederhanaan dalam perhitungannya.

3. Metode saldo menurun biaya Penurunan (Decreasing-charge method) Metode ini menyajian perhitungan biaya penyusutan yang lebih tinggi di tahun-tahun sebelumnya dan biaya yang lebih rendah dalam periode kemudian.

Karena metode ini memungkinkan untuk biaya awal tahun lebih tinggi dibandingkan dengan metode garis lurus, mereka sering disebut metode penyusutan dipercepat.

(A) Sum-of-the-year's-digit

Metode ini menghitung biaya penyusutan yang menurun sejalan dengan penurunan bilangan pengali berdasarkan jumlah tahun aset.

(B) Declining-balance method

Metode ini menghitung biaya penyusutan dengan perhitungan tingkat peyusutan dua kali dari tingkat penyusutan metode garis lurus. Namun, pada metode ini basis penyusutan tidak dikurangi dengan nilai residu.

(31)

2.1.5 Penghentian Pengakuan

Aset Tetap diberhentikan pengakuannya oleh perusahaan dalam kondisi:

1. Tidak ada manfaat ekonomi masa depan atas penggunaannya

Kieso et al (2011) menyebutkan bahwa penghapusan terjadi bila masa manfaat aset tetap telah habis atau tidak ada lagi nilai sisa serta nilai pasar atas aset tetap tersebut. Penghapusan juga terjadi apabila aset tetap tersebut rusak dan tidak dapat memberi manfaat di masa depan.

2. Aset tetap dijual

Dalam penjualan aset tetap biasanya terdapat beberapa kondisi, yaitu perusahaan memperoleh keuntungan dari penjualan, perusahaan memperoleh kerugian dari penjualan, dan bisa saja perusahaan tidak memperoleh keduanya.

Bila terdapat selisih atas penjualan aset tetap perusahaan, maka selisih tersebut akan masuk ke dalam kategori pendapatan atau beban lain-lain perusahaan.

3. Terdapat penyewaan aset tetap melalui financial lease

Terdapat 4 syarat yang harus dipenuhi dalam financial lease, yaitu adanya transfer kepemilikan, ada penawaran unutk membeli aset yang di lease, periode aset yang di lease lebih besar dari sebagian masa manfaat aset, dan jumlah present value of minimum lease

payment merupakan sebagian besar dari nilai wajar dari aset.

2.2 Audit

2.2.1 Definisi Audit

Arens et al (2009) mendefinisikan Audit sebagai proses pengumpulan serta evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh seorang yang kompeten serta independen.

(32)

Sedangkan Akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian, dan peringkasan kejadian ekonomi secara logis untuk tujuan memberikan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Untuk memberikan informasi yang relevan, akuntan harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang prinsip-prinsip dan aturan yang memberikan dasar untuk menyiapkan informasi akuntansi.

Di lain sisi, selain pemahaman akuntansi, auditor harus memiliki keahlian dalam pengumpulan dan interpretasi bukti audit atas informasi yang diperoleh. Ini adalah keahlian yang membedakan auditor dari akuntan. Auditor bertugas untuk menentukan prosedur audit yang tepat, memutuskan jumlah dan jenis item untuk pelaksanaan pengujian, mengumpulkan bukti terkait informasi-informasi yang diperoleh serta evaluasi atas hasil.

Independensi menurut Arens, Elder dan Beasley (2009) berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Auditor haruslah seorang yang independen dalam pelaksanaan auditnya. Dengan demikian, Laporan Audit yang dihasilkan dapat dipercaya tidak akan memihak pada salah satu pihak.

Informasi yang diperoleh auditor harus tersedia dalam bentuk yang dapat diverifikasi. Hal ini dimaksudkan agar informasi dapat dibandingkan dengan standar (kriteria) serta dapat dievaluasi oleh auditor.

Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti-bukti digunakan sebagai pendukung dari proses audit yang telah dijalankan auditor.

Hasil akhir dari proses audit adalah Laporan Auditor Independen. Laporan ini melaporkan hasil atas proses audit yang telah dilaksanakan oleh auditor berupa temuan-temuan, serta laporan atas kesesuaian standar (kriteria) auditor dengan informasi yang diperoleh.

(33)

2.2.2 Jenis Audit

Terdapat tiga jenis Audit menurut Arens, yaitu:

1. Audit Laporan Keuangan

Audit atas Laporan Keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Dalam menentukan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi, auditor mengumpulkan bukti untuk menentukan apakah laporan mengandung kesalahan materi atau salah saji lainnya.

2. Audit Operasional

Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur operasi organisasi dan metode. Pada penyelesaian audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan rekomendasi untuk meningkatkan operasi.Dalam audit operasional, evaluasi yang dilakukan tidak terbatas hanya pada akuntansi. Evaluasi dapat pula dilakukan pada struktur organisasi, operasional komputer, metode produksi, pemasaran, dan area lainnya.

Dalam suatu organisasi, auditor dapat mengevaluasi relevansi dan kecukupan informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan. Misalnya,dalam kejadian pembelian aset tetap baru. Dalam organisasi lainnya, auditor dapat mengevaluasi efisiensi arus informasi dalam penjualan pengolahan. Dalam hal ini, audit operasional lebih terlihat seperti konsultan manajemen.

3. Audit Kepatuhan

Audit Kepatuhan dilakukan untuk menentukan apakah auditee (pihak yang diaudit) mengikuti prosedur tertentu, aturan, atau peraturan yang ditetapkan oleh beberapa otoritas yang lebih tinggi.

(34)

2.2.3 Asersi Manajemen

Asersi manajemen adalah pernyataan oleh manajemen tentang kelas-kelas transaksi dan akun yang bersangkutan serta pengungkapannya dalam laporan keuangan.

Asersi manajemen langsung berkaitan dengan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan oleh perusahaan (biasanya US GAAP atau IFRS). Hal ini dikarenakan asersi merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk merekam dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan. Auditor harus memahami Asersi untuk melakukan audit yang memadai.

Asersi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SA seksi 326) terklasifikasikan sebagai berikut:

a. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)

Mengenai apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu.

Contoh dari asersi ini, yaitu:

Manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen membuat asersi bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan.

b. Kelengkapan (completencess)

Mengenai apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya.

(35)

Contoh dari asersi ini, yaitu:

Manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas.

c. Hak dan kewajiban (right and obligation)

Berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.

Contoh dari asersi ini, yaitu:

Manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai pemerolehan hak entitas atas kekayaan yang disewagunausahakan (leased) dan utang sewa guna usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas.

d. Penilaian (valuation) atau alokasi

Berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.

Contoh dari asersi ini, yaitu:

Manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan.

(36)

e. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

Berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.

Contoh dari asersi ini, yaitu:

Manajemen membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.

2.2.4 Tujuan Audit

Arens et Al menyebutkan bahwa tidaklah praktis bagi auditor untuk meperoleh kepastian 100% tentang kebenaran setiap transaksi. Secara umum, auditor melakukan kombinasi kepastian dalam setiap kelas transaksi dan saldo akhir pada akun terkait. Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit harus dipenuhi agar auditor dapat memperoleh kesimpulan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat.

Terdapat tiga tujuan audit, yaitu:

1. Tujuan Audit terkait Transaksi

Tujuan audit ini identik dengan asersi manajemen untuk saldo akun. Terdapat enam tujuan terkait tujuan ini, yaitu:

- Keterjadian (Occurrence)

Tujuan ini untuk mengetahui apakah transaksi yang tercatat memang benar-benar terjadi.

- Kelengkapan (Completeness)

Tujuan ini untuk melihat apakah semua transaksi yang harus dimasukkan ke dalam jurnal adalah benar-benar telah dicatatkan.

(37)

- Akurasi (Accuracy)

Tujuan ini untuk melihat keakuratan suatu informasi atas transaksi akuntansi apakah benar telah dicatat dan dinyatakan pada jumlah yang benar.

- Pencatatan ke buku besar (Posting and summarization)

Tujuan ini untuk melihat apakah transaksi yang dicatatkan telah dimasukkkan dalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar. - Klasifikasi (Classification)

Tujuan ini untuk melihat apakah transaksi yang dicatat dalam jurnal telah terklasifikasikan secara tepat.

- Waktu (Timing)

Tujuan ini adalah untuk melihat penetapan waktu atas transaksi apakah telah dicatat pada tanggal yang benar.

2. Tujuan Audit terkait Saldo

Tujuan audit ini identik dengan asersi manajemen untuk saldo akun. Terdapat delapan tujuan terkait tujuan ini, yaitu:

- Keberadaan (Existence)

Tujuan ini adalah untuk melihat apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan perusahaan memang benar ada.

- Kelengkapan (Completeness)

Tujuan ini adalah untuk melihat apakah jumlah yang tercatat dalam suatu akun memang telah benar-benar dicantumkan.

- Akurasi (Accuracy)

Tujuan ini adalah untuk melihat apakah jumlah yang tercatat telah dinyatakan dengan benar secara aritmatika.

- Klasifikasi (Classification)

Tujuan ini adalah untuk mengetahui apakah jumlah yang tercatat dalam daftar telah diklasifikasikan dengan benar.

- Pisah Batas (Cut – Off)

Tujuan ini adalah untuk menentukan apakah transaksi-transaksi telah dicatat dalam saldo akun tercatat pada periode yang tepat.

(38)

- Keterkaitan Atas Perincian (Detail Tie-In)

Tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa rincian saldo akun pada file induk telah sesuai dengan total saldo akun, dan juga sesuai dengan total yang tercatat di buku besar.

- Nilai Realisasi (Realizeable Value)

Tujuan ini adalah untuk mengetahui apakah saldo akun yang tercatat adalah dalam jumlah yang diestimasi akan direalisasi. - Hak Dan Kewajiban (Rights and Obligations)

Tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa saldo aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan memang benar dimiliki oleh perusahaan dan utang yang tercantum memang merupakan kewajiban dari perusahaan.

3. Tujuan Audit terkait Penyajian dan Pengungkapan

Tujuan audit ini identik dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan. Berikut tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan:

- Keterjadian serta Hak dan Kewajiban (Occurrence and Rights and

Obligations)

Tujuan ini untuk mengetahui apakah kejadian benar-benar terjadi dan kejadian memang merupakan hak dan kewajiban klien.

- Kelengkapan (Completeness)

Tujuan ini untuk mengetahui apakah saldo yang tercatat telah seluruhnya benar-benar dicatat.

- Penilaian dan Akurasi (Valuation and Accuracy)

Tujuan ini untuk mengetahui apakah info yang disajikan klien telah diungkapkan secara wajar dan tercatat secara akurat.

- Klasifikasi dan Dapat dipahami (Classification and Understandability)

Tujuan ini untuk dapat mengklasifikasikan akun secara tepat, dan informasi yang tersaji diungkapkan secara jelas dan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan.

(39)

2.2.5 Bukti Audit

Arens mendefinisikan Bukti (Evidence) sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Macam-macam Informasi yang dikumpulkan mempengaruhi tingkat keyakinan auditor mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.

Macam-macam Bukti Audit

Dalam menentukan prosedur audit yang akan digunakan, auditor dapat memilih dari delapan kategori bukti audit. Berikut macam-macam bukti audit:

Physical Examination (Pemeriksaan fisik)

Pemeriksaan fisik adalah inspeksi atau perhitungan oleh auditor atas aset yang berwujud (tangible). Jenis bukti ini paling sering dikaitkan dengan persediaan dan uang tunai, dan juga berlaku untuk verifikasi atas efek, wesel tagih, serta aset tetap. Bukti ini diperlukan untuk tujuan keberadaan dan kelengkapan.

Confirmation (Konfirmasi)

Jenis bukti Konfirmasi dilakukan auditor terhadap pihak ketiga yang memberikan verifikasi atas keakuratan informasi yang diminta oleh auditor. Tanggapan mungkin dalam bentuk elektronik atau kertas. Permintaan dibuat untuk klien, dan klien meminta pihak ketiga untuk merespon langsung kepada auditor.

Documentation (Dokumentasi)

Dokumentasi adalah pemeriksaan auditor atas dokumen klien dan catatan pedukung atas informasi yang, atau seharusnya, termasuk dalam laporan keuangan. Dokumen-dokumen yang diperiksa adalah catatan yang digunakan oleh klien untuk memberikan informasi atas transaksi bisnisnya secara teratur. Informasi yang disajikan tersedia dalam berbagai variasi, bisa dalam bentuk kertas, elektronik, dan lainnya. Karena setiap transaksi dalam organisasi klien biasanya

(40)

didukung oleh setidaknya satu dokumen, maka informasi tersedia umumnya berjumlah besar.

Analytical procedures (Prosedur analitis)

Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo atas suatu akun atau data lain yang ada tersaji secara wajar dibandingkan dengan ekspektasi auditor.

Manfaat dari prosedur analitis yaitu:

 Memahami bisnis dan industri klien  Menilai going concern klien

 Menilai kemungkinan terjadinya salah saji  Mengurangi pengujian audit

Sebagai contoh, auditor dapat membandingkan marjin kotor (gross

margin) persentase pada tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.

Prosedur analitis digunakan secara luas dalam praktek, dan dibutuhkan selama perencanaan dan tahap penyelesaian pada semua audit.

Inquiries of the client (Wawancara dengan klien)

Inquiries of the client dilakukan untuk memperoleh informasi tertulis

atau lisan dari klien untuk menanggapi pertanyaan dari auditor. Jenis bukti audit ini dianggap kurang kuat, karena adanya kemungkinan jawaban yang diberikan bias dan klien bukan pihak yang independen.

Recalculation (Perhitungan ulang)

Perhitungan ulang dilakukan dengan mengecek kembali contoh perhitungan yang dibuat oleh klien. Pengecekan kembali perhitungan klien terdiri dari pengujian akurasi aritmatika klien dan mencakup prosedur seperti perpanjangan faktur penjualan dan persediaan, memeriksa kembali perhitungan beban penyusutan, serta perhitungan kembali atas prepaid.

Re-performance

Jika Recalculation berfokus pada perhitungan artimatika, maka

(41)

contoh, auditor dapat membandingkan harga pada faktur ke daftar harga yang disetujui.

 Observasi

Observasi adalah penggunaan indera (penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan mencium) untuk menilai kegiatan klien. Auditor dapat melakukan observasi ke pabrik untuk mendapatkan kesan umum fasilitas klien, atau melihat kegiatan pihak yang melakukan tugas-tugas akuntansi untuk menentukan apakah orang yang diberi tanggung jawab kinerja adalah benar.

Observasi tidak cukup kuat karena adanya risiko klien mengubah perilaku karena kehadiran auditor. Mereka dapat melakukan tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan perusahaan, tetapi melanjutkan kegiatan normal saat auditor telah selesai melakukan kegiatan observasi. Oleh karena itu, masih diperlukan bukti-bukti pendukung lainnya.

2.3 Proses Audit Secara Umum Terdapat empat fase Audit, yaitu:

1. Merencanakan dan merancang Pendekatan Audit

Fase Perencanaan dan perancangan pendekatan audit dapat dipecah menjadi beberapa bagian. Terdapat tiga aspek kunci, yaitu:

(42)

 Memahami Bisnis dan Industri Klien

Auditor harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang bisnis klien dan lingkungan terkait, termasuk pengetahuan tentang strategi dan proses. Auditor harus mempelajari model bisnis klien, melakukan prosedur analitis dan membuat perbandingan dengan pesaing. Auditor juga harus memahami persyaratan akuntansi yang unik dari industri klien.

 Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Risiko Pengendalian

Auditor mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi efektivitas klien, proses ini disebut Assessing Control Risk. Jika pengendalian internal dianggap efektif, Planned Assessed Control

Risk dapat dikurangi dan jumlah bukti audit untuk dikumpulkan

dapat secara signifikan dikurangi dari ketika kontrol internal tidak memadai.

 Menilai Risiko Salah Saji Material

Auditor menggunakan pemahaman industri klien dan strategi bisnis, serta efektivitas pengendalian, untuk menilai risiko salah saji dalam Laporan Keuangan. Penilaian ini kemudian akan berdampak pada perencanaan, waktu, dan luas prosedur audit. 2. Melaksanakan Uji Pengendalian dan Uji Substantif Atas Transaksi

Pada fase ini, auditor melakukan pengujian efektifitas pengendalian internal perusahaan. Dari pengujian tersebut, maka auditor dapat melihat apakah pengendalian internal perusahaan telah terlaksana secara baik atau tidak dan kemudian auditor dapat memutuskan apakah perlu dilakukan pengurangan penilaian atas risiko pengendalian atau tidak.

Kemudian auditor juga melakukan pengujian substantif atas transaksi, yaitu dengan melakukan evaluasi atas pencatatan transaksi yang dilakukan klien dengan memverifikasi jumlah moneter transaksi tersebut. Misalnya dalam Penjualan, auditor mungkin menguji efektivitas pengendalian ini dengan memeriksa file transaksi penjualan

(43)

untuk bukti bahwa harga jual satuan telah diverifikasi. Biasanya untuk efisiensi, auditor melakukan kedua pengujian ini pada waktu yang bersamaan.

3. Melaksanakan Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo Terdapat dua kategori umum pada fase ini, yaitu:

Analytical Procedures (Prosedur Analitis)

Analytical Procedures menggunakan perbandingan dan hubungan

untuk menilai apakah terdapat ketidakwajaran saldo akun atau data lainnya.

Tests of Detail of Balances (Tes Rincian atas Saldo)

Tests of Detail of Balances adalah prosedur bertujuan untuk menguji

salah saji moneter dalam saldo dalam laporan keuangan. 4. Melengkapi Proses Audit dan Menerbitkan Laporan Audit

Setelah semua prosedur untuk setiap tujuan audit dan untuk setiap akun laporan keuangan dan pengungkapan yang terkait diselesaikan, Auditor kemudian menggabungkan informasi yang diperoleh untuk mencapai kesimpulan secara keseluruhan mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Terdapat output berupa Laporan Audit yang memaparkan hasil audit yang dibutuhkan pihak-pihak yang berkepentingan.

2.4 Prosedur Audit Atas Aset Tetap

Seperti yang telah didefinisikan pada awal bab, Aset Tetap merupakan aset perusahaan yang sifatnya tidak untuk dijual kembali dan digunakan untuk kegiatan perusahaan. Penggunaan aset tetap dalam pelaksanaan bisnis diekspektasikan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Fokus audit dalam aset tetap biasanya adalah pada penambahan aset tetap serta penjualan yang terjadi atas aset tetap.

Berkas-berkas terkait pada aset tetap yaitu seperti catatan terperinci atas setiap bagian peralatan dan jenis properti lainnya. Pencatatan dalam berkas-berkas tersebut biasanya memiliki infoormasi atas aset tetap yang

(44)

dimiliki perusahaan seperti deskripsi aset, tanggal akuisisi, biaya perolehan, penyusutan tahun berjalan, dan akumulasi atas penyusutan.

Pengendalian Internal atas Aset Tetap

Pengendalian Internal aset tetap dinilai baik bila memenuhi aspek-aspek berikut ini:

 Adanya persetujuan atas pengeluaran aset tetap yang dilakukan oleh berbagai tingkat manajemen. Persetujuan tergantung pada jenis dan harga aset tetap yang terkait.

 Adanya kebijaksanaan keuangan atau akuntansi secara tertulis terkait kapitalisasi. Hal ini berguna untuk membedakan pengeluaran yang dikategorikan aset tetap dan pengeluaran yang dikategorikan bukan aset tetap.

 Adanya kebijaksanaan serta prosedur mengenai pengadaan, penjualan, pembesituaan, dan pemindahan aset tetap.

 Pelaksanaan kartu aset tetap dan perhitungan fisik aset tetap secara berkala.

 Asuransi aset tetap yang cukup dari bencana, dn kerugian atas kehilangan atau pencurian.

Prosedur Analitis

Seperti dalam semua bidang audit, jenis prosedur analitis tergantung pada sifat operasi klien. Berikut tabel yang menyajikan prosedur analitis atas Aset Tetap dan kemungkinan salah saji yang ada secara umum:

(45)

Prosedur Analitis Kemungkinan Salah Saji  Bandingkan beban penyusutan

dibagi dengan biaya peralatan kotor dengan tahun-tahun sebelumnya.

Misstatement dalam beban penyusutan dan akumulasi penyusutan.

 Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi dengan biaya peralatan kotor dengan tahun-tahun sebelumnya.

Misstatement dalam akumulasi penyusutan.

 Bandingkan saldo beban perbaikan dan pemeliharaan, biaya persediaan, biaya alat-alat kecil bulanan atau tahunan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Ada pembebanan jumlah yang seharusnya dikapitalisasi.

 Bandingkan biaya aset tetap yang dibagi dengan beberapa ukuran produksi dengan tahun-tahun sebelumnya.

Peralatan idle atau peralatan yang dibuang (disposal) tapi belum dihapusbukukan (write off).

Verifikasi Akuisisi Tahun Berjalan

Auditor menggunakan tujuh dari delapan Tujuan Audit Terkait dengan Saldo sebagai kerangka acuan untuk tes rincian saldo, yaitu: existence,

completeness, accuracy, classification, cut-off, detail tie-in, dan rights and obligations.

(46)

Balance Related Audit Objective Common Test Detail Tie-In

Akuisisi tahun berjalan dalam jadwal akuisisi sejalan dengan data induk, dan jumlahnya sejalan dengan buku besar (general ledger).

Footing skejul akuisisi.

 Trace akuisisi individu ke master file untuk mengecek jumlah dan deskripsi atas aset tetap.

Footing total keseluruhan dengan buku besar umum.

Existence

Akuisisi tahun berjalan telah tercatat.

 Periksa faktur vendor dan

receiving reports.

 Memeriksa fisik aset.

Completeness

Akuisisi yang ada telah dicatat.  Periksa faktur vendor faktur terkait perbaikan dan pemeliharaan untuk mengungkap item yang harus dicatat sebagai perlengkapan.

 Review surat perjanjian sewa.

Accuracy

Akuisisi yang tercatat pada tahun berjalan adalah akurat.

Periksa faktur vendor.

Cut-off

Akuisisi tahun berjalan dicatat pada periode yang tepat.

Review transaksi yang terjadi mendekati tanggal neraca.

Rights and Obligations

Klien memiliki hak untuk akuisisi pada tahun berjalan.

(47)

Auditor memulai verifikasi akuisisi tahun berjalan dengan memperoleh data aset tetap sepanjang tahun. Data atas setiap penambahan Aset Tetap dibuat secara terpisah, data tersebut mengandung informasi atas tanggal akuisisi, penjual, deskripsi, catatan atas perolehan aset tetap apakah baru atau bekas, masa manfaat aset untuk tujuan kalkulasi penyusutan, metode penyusutan, dan biaya lainnya.

Tujuan utama atas pemeriksaan auditor adalah untuk melihat adanya penambahan atas Aset Tetap serta pengecekan atas faktur vendor. Pengujian lainnya merupakan bagian dari test of control dan substantive test of

transaction diperlukan karena kompleksitas dari banyaknya transaksi

peralatan dan materialitas. Luas pengujian yang dilakukan tergantung pada penilaian risiko pengendalian auditor untuk akuisisi dan materialitas penambahan.

Auditor harus waspada akan kemungkinan adanya kegagalan klien dalam mengkategorikan biaya material dan instalasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset. Auditor perlu mengetahui kebijakan kapitalisasi klien untuk menentukan apakah akuisisi diperlakukan secara konsisten dari tahun ke tahun.

Auditor juga harus melakukan verifikasi atas transaksi untuk melihat bahwa pencatatan diklasifikasikan dengan benar. Klien mungkin saja melakukan kesalahan dalam mengkapitalisasi perbaikan, sewa, atau biaya lainnya. Klien juga dapat saja salah mengkategorikan transaksi yang harus dicatat sebagai aset dalam beban perbaikan dan pemeliharaan, biaya sewa, perlengkapan, alat-alat kecil, dan akun lainnya. Salah saji tersebut mungkin akibat dari kurangnya pemahaman standar akuntansi atau dari keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan.

Auditor juga perlu memeriksa apakah klien memiliki hak untuk mencatat peralatan sebagai aset. Auditor sering melakukan pemeriksaan atas pembelian atau sewa kontrak untuk menentukan apakah pengkapitalisasian peralatan dilakukan secara tepat.

(48)

Verifikasi Pelepasan Aset Tetap pada Tahun Berjalan

Transaksi yang melibatkan penjualan peralatan seringkali mengalami salah saji ketika pengendalian internal perusahaan kekurangan metode formal untuk menginformasikan manajemen penjualan, tukar-tambah, pembatalan, atau pencurian mesin dicatat dan peralatan. Jika klien gagal untuk mencatat pelepasan, maka harga perolehan dari akun peralatan akan mengalami lebih saji tanpa batas waktu, dan nilai buku bersih akan dilebih-lebihkan sampai aset disusutkan secara penuh.

Tujuan utama dari verifikasi atas pelepasan aset tetap pada tahun berjalan adalah untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat bahwa semua pelepasan dicatat pada jumlah yang benar. Auditor melakukan verifikasi dengan memperoleh data klien atas pelepasan aset tetap. Data klien biasanya menginformasikan tanggal penjualan aset tetap, nama pembeli aset, harga jual, biaya asli, tanggal perolehan serta akumulasi penyusutan.

Prosedur berikut sering digunakan untuk verifikasi pelepasan aset tetap:

• Evaluasi kemungkinan aset yang baru diakuisisi menggantikan aset yang ada;

• Analisis keuntungan dan kerugian dari penjualan aset dan pendapatan lain-lain untuk penerimaan dari penjualan aset;

• Evaluasi atas modifikasi dan perubahan pabrik, produk, peralatan, pajak atas aset, atau cakupan asuransi untuk melihat kemungkinan penghapusan peralatan;

• Membuat pertanyaan yang ditujukan pada personil manajemen dan karyawan bagian produksi tentang kemungkinan pelepasan aset.

Saat aset tetap dilepaskan atau dihentikan pemakaiannya tanpa ditukar dengan aset pengganti, maka tingkat akurasi transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan file induk aset tetap. Auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi penyusutan dalam file induk dengan pencatatan dalam buku besar dengan melakukan perhitungan ulang atas keuntungan atau kerugian atas pelepasan aset tetap yang dibandingkan

(49)

dengan catatan akuntansi. Ketika pertukaran aset tetap terjadi, auditor harus memastikan bahwa aset baru dikapitalisasi dan aset yang digantikan dihapuskan dari pencatatan klien, dengan memperhitungkan nilai buku aset yang ditukar dan tambahan biaya untuk aset tetap pengganti.

Verifikasi Saldo Akhir Akun Aset

Auditor memiliki dua tujuan ketika mengaudit saldo akhir aset tetap, yaitu untuk menentukan bahwa semua aset tetap yang dicatat secara fisik ada pada tanggal neraca (existence) dan semua aset tetap yang dimiliki telah dicatat (completeness).

Ketika merancang tes audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor mempertimbangkan nature dari internal control atas aset tetap. Kontrol yang dinilai penting yaitu:

 Penggunaan file induk untuk aset tetap individual;

 Kontrol fisik yang memadai atas aset yang dapat berpindah (seperti komputer, peralatan, dan kendaraan);

 Peggunaan nomor identifikasi untuk masing-masing aset tetap;

 Perhitungan fisik secara berkala atas aset tetap serta rekonsiliasinya dengan akuntan perusahaan.

Setelah menilai risiko kontrol untuk tujuan keberadaan (existence), auditor mempertimbangkan apakah perlu untuk melakukan verifikasi atas keberadaan setiap aset tetap yang ada dalam file induk perusahaan. Jika ada kemungkinan banyak jumlah aset tetap yang sudah tidak ada tapi tetap tercatat dalam file induk, auditor dapat memilih sampel dari file induk dan memeriksa fisik aset tetap perusahaan.

Berdasarkan penilaian auditor atas risiko pengendalian untuk tujuan kelengkapan, auditor mungkin melakukan pemeriksaan secara fisik akan sampel dari aset tetap utama dan menelusurinya ke file induk. Dalam kasus

(50)

yang jarang terjadi, auditor dapat memutuskanuntuk melakukan cek fisik aset tetap untuk memastikan kelengkapan dan catatan aset tetap lengkap.

Auditor biasanya tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aset tetap yang tercatat pada periode sebelumnya karena diasumsikan telah diverifikasi dalam audit sebelumnya pada saat aset tetap diperoleh. Tetapi, auditor harus menyadari bahwa perusahaan terkadang memiliki aset tetap yang tidak lagi digunakan dalam operasi. Jika jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi apakah mereka harus diturunkan ke nilai realisasi bersih (tujuan nilai realisasi) atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah dari aset tetap dan dicatat sebagai "aset tetap non-operasi".

Selain melakukan prosedur untuk memperoleh bukti yang berkaitan dengan tujuan audit terkait dengan saldo aset tetap, auditor juga melakukan prosedur audit yang terkait dengan tujuan penyajian dan pengungkapan terkait aset tetap. Pertimbangan utama dalam melakukan verifikasi atas pengungkapan terkait aset tetap adalah kemungkinan adanya tuntutan hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode, yaitu:

• Melihat persyaratan perjanjian pinjaman atau kredit;

• Mengirimkan konfirmasi pinjaman kepada bank dan lembaga pemberi pinjaman lainnya;

• Diskusi dengan klien atau mengirim surat ke penasihat hukum.

Penyajian dan pengungkapan aset tetap yang memadai dalam laporan keuangan harus dievaluasi secara hati-hati untuk memastikan bahwa standar akuntansi telah diikuti. Peralatan manufaktur mencakup biaya bruto dan biasanya harus dipisahkan nilainya dari aset tetap lainnya. Aset sewa guna usaha juga harus diungkapkan secara terpisah dan pihak yang memiliki aset tersebut harus dicantumkan dalam catatan tambahan (footnote disclosure). Auditor harus melakukan pengujian yang cukup untuk memverifikasi bahwa keseluruan tujuan penyajian dan pengungkapan telah terpenuhi.

(51)

Verifikasi Beban Penyusutan

Tujuan audit-terkait saldo yang paling penting bagi beban penyusutan adalah akurasi. Fokus utama dari verifikasi beban penyusutan adalah untuk mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti kebijakan yang ditetapkan, dan konsisten menjalankannya dari tahun ke tahun. Auditor juga ingin mengetahui apakah perhitungan penyusutan yang dilaksanakan klien sudah benar atau tidak.

Auditor harus memperoleh informasi terkait penyusutan aset tetap perusahaan, antara lain:

1. Umur ekonomis untuk akuisisi di masa sekarang 2. Metode penyusutan yang digunakan perusahaan 3. Estimasi nilai sisa

4. Kebijakan penyusutan aset selama tahun akuisisi dan penghentian Auditor dapat melakukan wawancara dengan klien untuk membandingkan informasi yang disediakan klien dengan permanent file yang dipegang auditor. Metode yang digunakan untuk melakukan pengujian yaitu dengan melakukan pengujian prosedur analitis atas kewajaran yang dibuat dengan mengalikan aset tetap yang kurang dipenyusutan dengan tingkat penyusutan untuk tahun tersebut. Dalam melakukan perhitungan, auditor harus memasukan penyesuaian serta penambahan yang terjadi selama tahun berjalan.

Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilaksanakan secara maksimal, maka dapat dilakukan pengujian perincian. Auditor dapat menghitung kembali beban penyusutan atas beberapa aset tertentu. Dengan melakukan perhitungan ulang dapat diketahui kesesuaian perhitungan klien dengan kebijakan yang ditetapkan.

(52)

Verifikasi Saldo Akhir Akumulasi Depresiasi

Akun Debit atas akumulasi diuji sebagai prosedur audit atas Aset Tetap. Terdapat dua tujuan atas verifikasi atas Saldo Akhir Akumulasi Depresiasi Aset Tetap, yaitu:

1. Akumulasi depresiasi yang dinyatakan dalam berkas utama aset sesuai dalam buku besar.

2. Akumulasi depresiasi dalam berkas utama adalah akurat.

Tujuan ini diperoleh dengan melakukan pengujian penjumlahan akumulasi depresiasi dalam berkas utama aset. Jumlah tersebut kemudian dibandingkan dengan Total di Buku Besar.

(53)

3.1. Profil Perusahaan 3.1.1 Gambaran Perusahaan

BDO saat ini termasuk ke dalam Kantor Akuntan Publik terbesar kelima di dunia. Penyediaan layanan BDO dikoordinasikan oleh Brussels

Worldwide Services BVBA yang didirikan di Belgia. Di Indonesia, KAP

Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO Indonesia) adalah anggota BDO International yang juga melayani klien BDO Internasional yang melakukan bisnis di Indonesia sejak tahun 1992.

KAP Tanubrata Sutanto, Fahmi & Rekan (BDO Indonesia) didirikan oleh Richard B Tanubrata pada tanggal 6 Desember 1979. Sebagai salah satu perusahaan akuntansi tertua di Indonesia, BDO Indonesia memiliki pemahaman yang mendalam dalam memberikan jasa akuntansi dan audit di Indonesia.

BDO Indonesia sangat yakin bahwa membangun hubungan responsif dan bertanggung jawab dengan klien akan membantu pertumbuhan menjadi lebih cepat dan lebih kuat. BDO siap membantu dari awal untuk mencapai keberhasilan maksimal.

BDO berkomitmen untuk membantu klien dan karyawannya untuk menjadi yang terunggul. Fokus BDO tidak hanya untuk meningkatkan jumlah klien dan karyawan, tetapi lebih pada uluran tangan kepada klien untuk meningkatkan kualitasnya menjadi lebih baik, yang didukung oleh para profesional yang berkualitas dan berdedikasi.

Tujuan BDO terangkum dalam 3C (Community, Communication, dan

(54)

Karyawan BDO Indonesia lebih dari sekedar aset, mereka adalah sumber daya yang berharga. Itulah mengapa BDO selalu memperlakukan karyawan sebagai bagian dari keluarga besar bukan hanya sebagai seorang karyawan. BDO membebaskan dirinya dari "Conventional-Bureaucracy", suatu sistem hirarki yang kebanyakan organisasi adopsi di lingkungan kerjanya. BDO percaya bahwa untuk menjadi tim pemenang harus ada kerja sama yang terbangun, baik santun dan bekerja sebagai sebuah tim.

Komitmen BDO adalah untuk melayani klien lebih baik dan tidak ada ruang untuk tawar-menawar dalam hal apapun. BDO memahami bahwa tiap pihak hanya dapat mencapai komitmen ini melalui kualitas orang.

BDO merekrut individu-individu berbakat, termotivasi dan disiplin, dengan sikap yang baik dan tingkat tinggi integritas; ingin belajar serta berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri. Selain kualifikasi akademik yang relevan dan pengalaman industri, orang-orang kita proaktif, dapat dipercaya, responsif dan berkomitmen.

BDO berkomitmen untuk berinvestasi dalam karyawan perusahaannya, itulah sebabnya terdapat berbagai program pembangunan untuk mendukung dan mendorong pendidikan berkelanjutan professional tiap karyawan.

BDO percaya bahwa dengan menambahkan adanya hubungan kekeluargaan dan tidak hanya menjadi penyedia layanan, BDO bisa menjadi mitra terpercaya, sementara pada saat yang sama, menjaga independensi dan objektivitas penting untuk hubungan yang sehat dan profesional. Layanan BDO tidak berhenti di batasan ruang lingkup dimana perusahaan terlibat, melainkan juga untuk profesional, menyoroti daerah lain yang bernilai tambah bagi bisnis klien.

(55)

3.1.2 Jasa Yang Ditawarkan

BDO Indonesia menawarkan pendekatan komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah internal dan melayani kebutuhan klien. BDO memanfaatkan sumber daya dalam audit, akuntansi, pajak, konsultasi dan konsultasi layanan, untuk memberikan program pribadi dan fleksibel untuk memenuhi harapan tiap kliennya.

Dengan jaringan internasional yang luas, BDO Indonesia mampu memberikan dukungan kohesif dan lengkap di seluruh area, budaya, anggaran keuangan dan posisi ekonomi. BDO menggabungkan visi global dengan penekanan lokal untuk memberikan layanan di berbagai industri.

BDO memberikan jasa spesialis yang tersaji sebagai berikut:

o Audit & Assurance Services

Dengan perubahan yang cepat dalam dunia bisnis saat ini, perusahaan menghadapi risiko yang semakin kompleks. Sebagai bagian dari proses audit, BDO memiliki peran untuk membantu klien dalam proses bisnis dan risiko keuangan serta memberikan saran tentang bagaimana risiko tersebut dapat diatasi. Pendekatan audit berbasis risiko dikembangkan di bawah metodologi audit BDO yang difokuskan pada driver bisnis, risiko yang terkait dan dampak potensial terhadap laporan keuangan.

Pemahaman yang mendalam atas standar akuntansi dan audit adalah suatu keharusan, dan harus juga membangun pengetahuan tim audit dengan standar akuntansi dan standar audit. BDO selalu meningkatkan pengetahuan karyawannya terhadap akuntansi internasional dan standar audit seperti IFRS, US GAAP, dan ISA.

Melalui jaringan global, BDO dapat memanfaatkan keahlian dari mitra asing yang sangat penting untuk transaksi lintas-perbatasan dan pembentukan aliansi strategis. Perusahaan-perusahaan anggota BDO terhubung melalui akses internet melalui BDO e-connect, yang memungkinkan para pihak untuk berkomunikasi dan berbagi

Gambar

Gambar 2.1 4 Fase Audit ................................................................................

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru

INTRINSIC AND EXTRINSIC MOTIVATIONAL ORIENTATIONS FOR LEARNING ENGLISH: AFTER- SCHOOL ACTIVITIES AND ACADEMIC ACHIEVEMENTi. Universitas Pendidikan Indonesia |

1) Perlakuan invigorasi berpengaruh terhadap viabilitas kedelai yang sudah mengalami deteriorasi yang ditunjukan oleh meningkatnya persentase kecambah, kecepatan tumbuh,

Unsur hidrogen dalam senyawa H2O, NH3, HCl mempunyai bilangan oksidasi +1, karena atom H kurang elektronegatif dibanding unsur yang lain, tetapi dalam senyawa LiH, NaH, MgH2, BaH2

Dari fenomena di atas, perancang mendapatkan ide untuk merancang Resto Edukasi masakan China, sebuah restoran China yang tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi para

Dalam konstruktivistik, belajar dapat dilihat sebagai suatu proses yang aktif, dan pengetahuan tidak dapat diterima dari luar mapun dari orang lain. Siswa sebaiknya

harga berapa bahan tersebut dibeli. Kelebihannya adalah tiap-tiap jenis bahan baku yang ada di gudang jelas harga pokoknya. sehingga untuk setiap pemakainnya dapat