• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SELAMA PEMBELAJARAN DARING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SELAMA PEMBELAJARAN DARING"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI

DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

SELAMA PEMBELAJARAN DARING

SKRIPSI

ITA MAULIDYA

201410230311295

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021

(2)
(3)

i

(4)

ii

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Hubungan antara Kematangan Emosi

dan Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Universitas Muhammadiya Malang pada Pembelajaran Daring” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

Dalam proses menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak M. Salis Yuniardi, M.Psi., PhD., selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Iswinarti M.Si, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Putri Saraswati S.Psi., M.Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing II, yang telah dengan sabar membimbing, serta memberikan saran, kritik, dan masukan kepada penulis selama penyusunan tugas akhir.

3. Seluruh jajaran, dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, untuk ilmu dan bimbingannya selama perkuliahan.

4. Seluruh subjek penelitian yang bersedia berpartisipasi dalam pengumpulan data terkait dengan penelitian ini.

5. Keluarga besar orang tua, serta kakek nenek penulis, Bapak Imam Heriyanto dan Ibu Titin Kususanti yang selalu memberikan doa dan motivasi.

6. Kakak, sepupu, dan keponakan penulis yang selalu memberikan semangat dan hiburan selama penulisan tugas akhir.

7. Seluruh sahabat dekat penulis; Nabella, Anzilna, Jenar, Cindy serta kerabat lain yang selalu bersedia memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu, yang juga berkontribusi dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari tidak ada karya manusia yang sempurna sehingga kritik maupun saran sangat membantu dalam mengembangkan diri terutama dalam penulisan tugas akhir ini. Meski demikian penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat untuk semua kalangan.

Malang, April 2021

(6)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

Penyesuaian Diri ... 3

Kematangan Emosi ... 4

Penyesuaian Diri dan Kematangan Emosi ... 5

Hipotesa ... 6

METODE PENELITIAN ... 6

Rancangan Penelitian ... 6

Subjek Penelitian ... 6

Variabel dan Instrumen Penelitian ... 6

Prosedur dan Analisa Data Penelitian ... 7

HASIL PENELITIAN ... 7

DISKUSI ... 9

SIMPULAN DAN IMPLIKASI... 10

(7)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indeks Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian………...7

Tabel 2. Deskripsi Subjek Penelitian………...……7

Tabel 3. Kategorisasi Penyesuaian Diri dan Kematangan Emosi Mahasiswa……….8

(8)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Blueprint Kuesioner Penyesuaian Diri………..13

Lampiran 2. Indeks Validitas Skala Penyesuaian Diri…...13

Lampiran 3. Indeks Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri………...16

Lampiran 4. Blueprint Kuesioner Kematangan Emosi………..17

Lampiran 5. Indeks Validitas Kematangan Emosi……….17

Lampiran 6. Indeks Reliabilitas Kematangan Emosi……….19

Lampiran 7. Kuesioner Penelitian……….20

(9)

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN DIRI

MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SELAMA

PEMBELAJARAN DARING

Ita Maulidya

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

ita.maulidyaa@gmail.com

Pandemi COVID-19 telah menggeser dan mengubah berbagai kegiatan yang biasanya normal dilakukan di dalam keseharian termasuk dengan kegiatan belajar mengajar yang sekarang dilakukan secara daring. Disebabkan dengan adanya perubahan ini, penyesuaian diri dan kematangan emosi individu yang sangat berkaitan erat dengan faktor lingkungan di sekitar individu akan mengalami suatu penyesuaian dengan kondisi yang ada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dan penyesuaian diri mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang selama pembelajaran daring. Penelitian dilakukan pada 79 orang subjek dengan metode accidental sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Spearman dengan menggunakan program SPSS versi 25. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dengan penyesuaian diri dengan nilai r = 0,093 dan p > 0,05

Kata kunci: mahasiswa, penyesuaian diri, kematangan emosi, pembelajaran daring

Our daily life now is slowly got shifted by some new normal and new routine ever since COVID-19 become a worldwide pandemic since early 2020, even how the regular classical classes has become online based classes since April 2020 in Indonesia. Because of all the routine and enviromental change in our life, self adjustment and emotional maturity of individual that really had an impact with how the environtment is might got changed or shifted depends on how the environtment is right now. The purpose of this study is to determine the relationship between emotional maturity and self adjustment on students of Universitas Muhammadiyah Malang during online based classes. This research was done to 79 subjects using accidental sampling method. Meanwhile all the datas got analyzed with Spearman correlation test using SPSS 25 program. Which resulted to no significant relationship between the two variables with r value = 0,093 and p > 0,05.

Keywords: students, self adjustment, emotional maturity, online based classes.

Hingga Maret 2021, total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dari data Kementrian Kesehatan telah mencapai ±1.400.000 kasus, 130.000 kasus aktif, dan 38.000 orang meninggal dunia. Dengan adanya kondisi penyebaran virus ini, pembatasan sosial masyarakat sudah mulai diterapkan pada lingkungan sosial di Indonesia semenjak April 2020 untuk mengurangi penyebaran COVID-19 lebih luas lagi. Dengan adanya kebijakan tersebut, tentu saja akan muncul kebiasaan baru dan keterbatasan baru dalam hidup. Individu tentu saja akan dengan terpaksa melakukan penyesuaian diri dalam waktu singkat dikarenakan adanya pandemi ini.

(10)

2

Seperti pada kelas daring, pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka dan didalam kelompok yang besar kini hanya dilakukan secara individu dan kegiatan sosial yang hanya dilakukan secara daring, hanya melalui layar gawai masing-masing.

Beberapa manfaat terkait efisiensi waktu, biaya, dan kegiatan dirasakan oleh para mahasiswa yang melaksanakan kuliah daring. Peneliti membuka form umum yang dibagikan pada sosial media terkait dengan bagaimana pendapat dan pandangan mahasiswa selama menjalani kuliah daring. Menurut mereka sisi positif dari pembelajaran daring yang paling banyak disebutkan adalah efisiensi untuk waktu transportasi dari rumah/tempat tinggal ke ruang kelas, beberapa juga menyebutkan bahwa mereka jadi dapat melakukan aktivitas di rumah dan bahkan melakukan pekerjaan sampingan, berkurangnya kebutuhan biaya hidup selama kuliah dan alat tulis, serta adanya kemampuan mereka untuk multitasking selama jam perkuliahan.

Selain itu ada sisi negatif pula yang dirasakan oleh mahasiswa selama pembelajran daring, yaitu terkait kurangnya interaksi sosial antara mahasiswa, kurangnya interaksi dengan dosen karena pembelajaran daring membuat interaksi di dalam pembelajaran cenderung kepada interaksi satu arah sehingga beberapa mahasiswa merasa bahwa materi pembelajaran saat kelas daring kurang dapat dipahami, tugas yang sering overlap serta memiliki deadline yang bersamaan juga membuat mahasiswa merasa kewalahan. Beberapa subjek juga mengeluhkan terkait anggaran kuota internet yang membengkak sehingga membebani finansial keluarga, belum lagi untuk mereka yang tinggal di tempat dengan jaringan internet lemah sehingga kendala jaringan

merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Berdasarkan fenomena di atas, masalah yang dialami oleh mahasiswa selama kuliah daring bisa

dibilang sangatlah luas, karena tidak hanya terkait dengan diri mereka sendiri namun juga lingkungan di sekitar mereka. Belum lagi dengan penerapan kuliah daring yang mendadak ini membuat mereka diharuskan menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada saat ini dalam waktu singkat. Tentu saja penyesuaian diri dengan lingkungan ini sangatlah penting pada masa-masa seperti ini karena penyesuaian diri sendiri merupakan suatu proses untuk mencapai keseimbangan diri pada individu dalam memenuhi kebutuhan dirinya sesuai dengan lingkungannya, sehingga emosi negatif dalam dirinya dapat dihilangkan (Kartono dalam Al-Karimah, 2015).

Jika individu tidak dapat melakukan proses ini dengan baik, maka emosi negatif dalam dirinya akan terakumulasi dan dapat membuat individu tidak dapat menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan optimal. Sehingga individu yang dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik akan dapat menjadi lebih produktif dan menjalani kehidupannya dengan lebih baik. Namun tentu saja kemampuan individu dalam menyesuaikan dirinya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada, salah satunya adalah berkaitan dengan kematangan emosi yang baik dari individu tersebut.

Kematangan emosi memiliki peran yang penting dalam penyesuaian diri pada individu, karena kematangan emosi sendiri merupakan suatu kemampuan untuk bersikap toleran, merasa nyaman, mempunyai kontrol diri, perasaan untuk menerima diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyatakan emosinya secara konstruktif dan kreatif (Yusuf dan Sugandhi, 2011). Sejalan dengan bertambahnya kematangan emosi seseorang maka akan berkuranglah emosi negatif yang dimilikinya. Dengan berkurangnya emosi negatif yang ada, maka emosi positif individu akan semakin berkembang sehingga memungkinkan untuk individu dapat menyesuaikan dirinya dengan lebih baik.

(11)

Sedangkan untuk mencapai suatu kematangan emosi yang baik, individu harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional, adapun salah satu caranya adalah dengan melakukan interaksi dan bertukar pikiran terkait dengan berbagai masalah pribadinya kepada orang lain maupun teman sebaya (Hurlock dalam Susilowati, 2013). Yang dimana hal ini sulit didapatkan pada masa pandemi ini karena kurangnya interaksi dengan teman sebaya.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Singh (2018) menunjukkan bahwa kematangan emosi bukanlah sesuatu yang secara otomatis diberikan kepada individu, namun kematangan emosi merupakan hal yang harus dikembangkan di dalam diri individu itu sendiri dengan memberikan respon terhadap suatu situasi dengan matang dan bertanggung jawab. Dalam penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa kematangan emosi dan penyesuaian diri pada siswa berhubungan positif, hal ini berarti bahwa dengan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik maka individu juga akan cenderung memiliki kematangan emosi yang lebih baik daripada individu yang tidak memiliki kemampuan penyesuaian diri yang kurang baik. Emosi sendiri memiliki suatu peran penting dalam perkembangan remaja. Remaja harus matang secara emosional untuk memiliki keseimbangan perkembangan dalam aspek lainnya, yang dimana salah satunya adalah penyesuaian diri (Banoth, 2015). Maka agar tercipta suatu keseimbangan yang baik antara remaja dengan lingkungannya, perlu sekali dengan adanya kematangan emosi yang juga mumpuni pada individu tersebut.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat bahwa penyesuaian diri dan kematangan emosi merupakan dua hal yang berhubungan satu sama lainnya pada individu serta keduanya memiliki suatu fungsi yang penting bagi pertumbuhan dan kestabilan diri individu pada kehidupan sehari-hari. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan di tengah masa pandemi yang dimana beberapa faktor dari kedua variabel tersebut akan lebih sulit diterapkan, seperti kurangnya interaksi sosial pada kuliah daring dan adanya suatu pembatasan sosial secara masif yang dilakukan mendadak.

Berdasarkan rangkaian penjelasan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dan penyesuaian diri pada mahasiswa selama pembelajaran daring. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran terkait bagaimana pengaruh situasi lingkungan pada individu terkait dengan hubungan kematangan emosi dan penyesuaian dirinya disaat pandemi, sehingga nantinya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk literasi dan bimbingan terkait dengan kondisi mahasiswa selama pandemi berlangsung.

Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri (self adjustment) diartikan sebagai suatu usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungan, sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan, dan emosi negatif lain sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis (Kartono, 2008). Penyesuaian diri juga dapat diterjemahkan sebagai proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan (Davidoff dalam Nuralisa, Machmuroch & Astriana, 2016). Schneiders (Nuralisa, dkk., 2016) menerangkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses yang melibatkan respon-respon mental serta perilaku dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, kekecewaan, dan konflik-konflik untuk mencapai keadaan yang harmonis antara dorongan pribadi dengan lingkungannya. Selain itu, menurut Hurlock

(12)

4

(2008) penyesuaian adalah seberapa jauh kepribadian individu berfungsi secara efisien dalam masyarakat. Berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu respon diri individu terhadap dorongan pribadi dan lingkungan sosial sehingga dapat terjadi harmoni diantara keduanya.

Menurut Albert & Emmons (Kumalasari, 2012) penyesuaian diri memiliki empat aspek, yaitu; (1) Self-knowledge dan self-insight, yang dimana individu mampu memahami dirinya sendiri bahwa dirinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan adanya pemahaman ini, individu dapat lebih memahami kekurangan dirinya sehingga dapat merespon dengan sikap yang positif terhadap kekurangan tersebut. (2) Self-objectivity dan self-acceptance, dimana individu bersikap realistik setelah mengenal dirinya sehingga mampu menerima keadaan dirinya. (3)

Self-development dan self-control, dimana individu mampu mengendalikan dan mengarahkan

diri nya dengan menyaring rangsangan dari luar dengan ide-ide, perilaku, emosi, dan tingkah laku yang sesuai. (4) Satisfication, dimana individu dapat menganggap bahwa segala hal yang ia kerjakan merupakan suatu pengalaman tersendiri yang apabila tercapai apa yang ia inginkan, akan muncul rasa puas dalam dirinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri menurut Schneiders (dalam Misnita, 2015) adalah; (1) Kondisi fisik, kondisi fisik yang baik akan mendorong penyesuaian diri individu menjadi lebih baik. Persepsi seseorang terhadap bentuk tubuh dan nilai estetika tubuhnya juga mempengaruhi penyesuaian diri individu. (2) Kepribadian, beberapa unsur kepribadian yang penting terhadap penyesuaian diri adalah; kemauan dan kemampuan untuk berubah, pengaturan diri, realisasi diri, dan intelegensi individu. (3) Kondisi psikologis, kondisi individu terkait dengan pengalaman, proses belajar yang dialaminya, determinasi dirinya, serta konflik yang dihadapi merupakan hal penting dalam penyesuaian diri (4) Kondisi Lingkungan, lingkungan dimana individu tumbuh akan membentuk penyesuaian diri pada individu tersebut, seperti lingkungan keluarga dapat membentuk penyesuaian diri yang cukup sehat bagi individu bila didalam keluarga tersebut terdapat keamanan, cinta, toleransi, dan kehangatan. (5) Aspek

budaya dan agama, budaya dan agama akan mempengaruhi bagaimana individu menempatkan

diri dan bergaul dengan masyarakat disekitarnya.

Kematangan Emosi

Kematangan emosi berasal dari dua istilah yaitu kematangan (maturity) dan emosi. Yang dimana kematangan dalam kamus lengkap psikologi (Chaplin, 2006) merupakan suatu proses mencapai kemasakan atau usia masak, proses perkembangan sendiri dianggap berasal dari keturunan atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun). Sedangkan menurut Hude (2006) emosi merupakan suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku serta mewujudkannya dalam bentuk ekspresi tertentu. Sehingga kematangan emosi dapat dikatakan sebagai keadaan atau kondisi dimana individu telah mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional, karena itu individu tidak lagi menampilkan pola emosional yang pantas bagi anak-anak (Chaplin, dalam Kartono, 2011). Sehingga menurut Kartono (2011) sendiri, kematangan emosi merupakan suatu kedewasaan dari segi emosional dalam arti individu tidak lagi terombang-ambing oleh motif kekanak-kanakan.

Selain itu menurut Hurlock (2008), kematangan emosi merupakan suatu kondisi perasaan atau reaksi perasaan yang stabil terhadap suatu obyek permasalahan sehingga untuk mengambil

(13)

suatu keputusan atau bertingkah laku harus didasari dengan suatu pertimbangan dan tidak mudah berubah-ubah dari satu suasana hati ke dalam suasana hati yang lain. Berdasarkan dengan penjabaran di atas, kematangan emosi merupakan suatu kondisi dimana individu dapat mengontrol respon bentuk ekspresinya terhadap suatu permasalahan yang dihadapinya dengan berbagai pertimbangan dan konsistensi terhadap keputusan tersebut.

Menurut Overstreet (dalam Maharani, 2018) kematangan emosi memiliki aspek sebagai berikut; (1) Adeuqancy of Emotional Response, merupakan suatu kemampuan individu untuk menunjukkan respon emosionalnya dengan kadar yang tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhannya, (2) Emotional range and depth, adalah suatu kemampuan individu untuk dapat menampilkan respon emosional sesuai dengan rangsangan yang diterima, (3) Emotional

Control, kemampuan individu untuk mengendalikan dan mengontrol emosi, karena baik emosi

yang kurang maupun berlebih akan menghambat penyesuaian sosial individu.

Menurut Young (dalam Naimah, 2015) berikut ini adalah faktor yang dapat mempengaruhi kematangan emosi individu, yaitu; (1) Faktor lingkungan, seperti suatu lingkungan yang tidak aman bagi individu akan menghambat kematangan emosinya, (2) Faktor pengalaman, yaitu bagaimana individu telah menerima nilai dan masukan dari pengalaman hidupnya selama ini, (3) Faktor individu, yaitu faktor yang berasal dari individu itu sendiri seperti kepribadian dirinya.

Penyesuaian Diri dan Kematangan Emosi

Penyesuaian diri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri, baik secara internal maupun eksternal (Fatimah, 2008). Perguruan tinggi juga memiliki karakteristik serta tuntutan yang berbeda dengan Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Terutama saat mahasiswa baru saja memasuki dunia perguruan tinggi, tentang bagaimana sistem pembelajaran baru yang akan diterapkan nantinya di perguruan tinggi hingga hal lain seperti penyesuaian secara sosial budaya. Membangun relasi sosial baru serta bagaimana menyesuaikan diri dengan budaya yang berlaku di lingkungan kampus makan menjadi tantangan terbesar bagi mahasiswa baru. Namun saat ini pada saat pandemi mereka mendapatkan tantangan baru dimana mereka tidak bisa menjalin relasi sosial lebih jauh karena terhalang jarak dan juga kebijakan terkait pembatasan sosial. Tidak hanya pada mahasiswa baru namun pada mahasiswa yang pernah melakukan pembejalaran secara daring juga harus melakukan penyesuaian kembali.

Individu yang mengalami kesulitan penyesuaian diri memiliki beberapa gejala, menurut Winkel (2004) gejala tersebut berupa; perilaku membangkang, mudah tersiggung, menarik diri dari lingkungan, dan suka menyinggung perasaan orang lain. Dengan adanya penyesuaian diri yang baik pada individu, mereka dapat lebih memiliki emosi yang cenderung stabil, menyadari penuh siapa dirinya, menerima dan mengenali kelebihan maupun kekurangan yang ada dalam dirinya dan mampu belajar dari pengalaman.

Sedangkan kematangan emosi merupakan suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku serta mewujudkannya dalam bentuk ekspresi tertentu (Hude, 2006). Kematangan emosi ini sungguhlah penting pada individu, karena dengan adanya kemampuan individu untuk menunjukkan ekspresi emosi dengan tepat akan membuat individu dapat lebih mudah dalam mengatasi berbagai masalah yang akan dia hadapi nantinya, sehingga ia tidak membuang energi maupun membuat orang lain salah paham terhadap ekspresi

(14)

6

emosinya yang tidak tepat sasaran sehingga ia akan lebih mudah berbaur dengan lingkungan yang baru nantinya.

Oleh karena itu kedua variabel ini memiliki keterkaitan karena dengan adanya penyesuaian diri yang baik maka tingkat kematangan emosi individu dapat berkembang dengan lebih baik pula karena adanya kestabilan antara dirinya dan lingkungan serta dapat menerima informasi baru dengan lebih baik dari lingkungannya.

Hipotesa

Terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan emosi ditinjau dari penyesuaian diri pada mahasiswa selama pembelajaran daring.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana penelitian ini melakukan pendekatan dengan data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan diolah dengan menggunakan teknik statistik. Dan desain penelitian yang digunakan adalah korelasional dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel dan juga menjelaskan dan memprediksi suatu kejadian yang berhubungan dengan variabel.

Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada populasi mahasiswa rantau dan mahasiswa asli Malang yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang. Teknik sampling yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik accidental sampling, dimana menurut Etikan, Musa, & Alkassim (2016) accidental sampling adalah teknik sampling dimana sampel akan diambil dari suatu populasi secara kebetulan pada lokasi populasi yang telah ditentukan dengan subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian yang ditentukan. Dimana kriteria subjek sendiri adalah; (1) Mahasiswa aktif di Universitas Muhammadiyah Malang, (2) Usia antara 17-21 tahun.

Variabel dan Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) variabel terikat (Y). Adapun yang menjadi variabel bebas (X) merupakan kematangan emosi dan variabel (Y) adalah penyesuaian diri.

Kematangan emosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dimana kondisi emosional individu telah mencapai kedewasaannya, terkendali, tidak kekanak-kanakan, dan mampu mengungkapkan ekspresi emosi sesuai dengan keadaan dan situasi disekitarnya dengan lebih berfikir kritis terhadap tindakannya. Instrumen penelitian terkait dengan kematangan emosi dikembangkan sesuai dengan aspek dari Overstreet (dalam Maharani, 2018) yaitu; adeuqancy

of emotional response, emotional range and depth dan emotional control. Instrumen penelitian

(15)

sebanyak 18 item dan terdapat 4 item tidak valid sehingga tersisa 14 item dengan indeks validitas antara 0.251-0.652 dan nilai reliabilitas 0.668.

Sedangkan penyesuaian diri adalah suatu proses yang secara terus menerus dilakukan oleh individu untuk mengatasi konflik, kesulitan, dan rasa frustasi antara dirinya dengan orang lain maupun lingkungannya agar tercipta hubungan yang serasi antara keduanya. Instrumen penelitian terkait dengan penyesuaian diri dikembangkan berdasarkan aspek yang diungkapkan oleh Alberlt & Emmons (Kumalasari, 2012) yang terdiri atas; self-knowled dan self-insight,

self-objectivy dan self-acceptance, self-development dan self-control, serta satisfication. Skala

yang digunakan juga dibuat oleh peneliti berdasarkan keempat aspek di atas dengan jumlah 21 item dan terdapat 6 item tidak valid sehingga tersisa total 15 item dengan indeks validitas antara 0.316 dan nilai reliabilitas 0.636.

Kedua alat ukur yang digunakan didalam penelitian ini menggunakan skala likert yang disusun dengan item yang mendukung konsep (favorable) dan item yang tidak mendukung konsep (unfavorable). Pada setiap item pertanyaan tersebut akan memiliki empat pilihan jawaban yang harus dipilih oleh subjek, yaitu; Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada item favorable pilihan (SS) akan mendapatkan nilai 4 sedangkan pada item unfavorable akan mendapatkan nilai 1, pilihan (S) akan mendapatkan nilai 3 pada item

favorable dan nilai 2 pada item unfavorable, pilihan (TS) akan mendapatkan nilai 2 pada item favorable dan nilai 3 pada item unfavorable, dan pilihan (STS) akan mendapatkan nilai 1 pada

item favorable dan nilai 4 pada item unfavorable.

Tabel 1. Indeks Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian.

Alat Ukur Jumlah Item Valid Indeks Validitas Indeks Reliabilitas

Kematangan Emosi 14 item 0.251-0.652 0.668

Penyesuaian Diri 15 item 0.316-0.636 0.751

Prosedur dan Analisa Data Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan memiliki 3 prosedur utama, yaitu; (1) Persiapan, dimulai dengan melakukan pendalaman materi melalui kajian teoritik. Peneliti menyusun dan mengembangkan alat ukur berdasarkan aspek dari variabel yang dipilih, kemudian meminta ijin untuk melakukan pengambilan data. Peneliti kemudian melakukan try out (uji coba) terhadap alat ukur yang kemudian akan dianalisa validitas dan realibilitas alat ukur dengan menggunakan aplikasi SPSS. (2) Pelaksanaan, peneliti mulai mengumpulkan data dengan menyebarkan skala dengan bantuan sosial media dan form daring, dengan total 79 form terisi selama kurang lebih satu bulan melakukan penyebaran informasi secara darign. (3) Analisa, peneliti akan melakukan analisa data terhadap hasil yang diperoleh dari alat ukur yang telah diisi oleh subjek dan dapat diolah lebih lanjut dengan uji korelasional dibantu dengan aplikasi SPSS versi 25.

HASIL PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Universitas Muhammadiyah Malang yang berada dalam rentang umur remaja akhir (17-21 tahun) dengan total subjek adalah 79 orang. Berikut data demografis dari subjek:

(16)

8

Tabel 2. Deskripsi Subjek Penelitian

Kategori Frekuensi Presentase

Jenis Kelamin Laki-laki 18 22.8% Perempuan 61 77.2% Umur 17 1 1.3% 18 9 11.4% 19 15 19.0% 20 31 39.2% 21 22 27.8% 22 1 1.3% Tahun Angkatan 2016 1 1.3% 2017 11 13.9% 2018 26 32.9% 2019 18 22.8% 2020 23 29.1%

Berdasarkan uji kolmogorov-smirnov, distribusi data bisa dikategorikan normal apabila nilai signifikan hasil uji di atas 0,05. Dari hasil uji normalitas pada kedua variabel, distribusi data termasuk tidak normal karena nilai signifikan sebesar 0,02 dan 0.045 (p<0,05).

Selain itu, kedua variabel dikategorisasikan menjadi tiga kategori untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri dan kematangan emosi. Kategorisasi dibagi menjadi rendah, sedang, dan

tinggi. Berikut ini adalah tabel kategorisasi kedua variabel yang diteliti.

Tabel 3. Kategorisasi Penyesuaian Diri dan Kematangan Emosi Mahasiswa

Kategori Frekuensi Presentase

Penyesuaian Diri Rendah 13 16,5% Sedang 64 81% Tinggi 2 2,5% Kematangan Emosi Rendah 44 55,7% Sedang 32 40,5% Tinggi 3 3,8%

Selanjutnya kedua data akan diolah lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kedua variabel yang diteliti dengan menggunakan uji korelasi spearman. Berikut hasil dari uji korelasi yang telah dilakukan.

Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Spearman

Koefisien Korelasi (r) Sig / P Keterangan Kesimpulan

0,093 0,413 P > 0,05 Tidak Signifikan

Berdasarkan dari hasil uji yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari kedua variabel adalah sebesar 0,413. Hal ini berarti bahwa kedua variabel tidak signifikan, tidak ada

(17)

korelasi antara kematangan emosi dan penyesuaian diri pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang selama pembelajaran daring.

DISKUSI

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa hasil dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dan penyesuaian diri pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang selama pembelajaran daring. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesa bahwa adanya hubungan antara kedua variabel ditolak. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan emosi dan penyesuaian diri pada mahasisa Universitas Muhammadiyah Malang selama pandemi tidak memiliki hubungan satu sama lain. Dengan adanya ketidaksignifikannya hubungan antara kedua variabel ini dapat menunjukkan bahwa pada faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri menurut Schneiders, kondisi fisik, kepribadian, lingkungan, psikologis, dan aspek budaya serta agama individu pada masa pandemi ini dapat membantu individu untuk tetap memiliki penyesuaian diri yang baik. Untuk penelitian ini, dapat dilihat bahwa untuk tingkat penyesuaian diri mahasiswa yang mayoritas (81%) termasuk dalam kategori penyesuaian diri yang sedang, yang berarti bahwa selama kurang lebih satu tahun dalam situasi baru mahasiswa tetap dapat melakukan penyesuaian diri yang cukup baik walaupun dengan segala keterbatasan yang ada selama pembelajaran daring. Hal ini seperti penelitian yang dilakukan oleh Fanani dan Jainurakhma (2020) terkait dengan penyesuaian diri mahasiswa terhadap pembelajaran di tengah pandemi. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dilihat bahwa sesungguhnya penyesuaian diri pada mahasiswa akan tetap bervariasi namun 83,75% subjek dalam penelitian tersebut masih memiliki tingkat penyesuaian diri cukup baik hingga sangat baik. Bahkan kegiatan pembelajaran daring pada penelitian tersebut dianggap efektif untuk dilakukan pada mahasiswa asalkan diimbangi dengan adanya inovasi dan variasi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.

Sedangkan untuk kematangan emosi, dapat dilihat bahwa pada penelitian ini lebih dari setengah subjek (55,7%) memiliki tingkat kematangan emosi yang rendah dibandingkan yang lain dan hanya 3,8% mahasiswa memiliki tingkat kematangan emosi yang tinggi. Hal ini tentu saja memungkinkan terjadi karena menurut Overstreet (dalam Maharani, 2018) sendiri, salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan emosi ialah faktor lingkungan dan pengalaman dari individu sendiri. Dengan adanya situasi pandemi yang dimana memaksa individu untuk hidup di suatu kondisi lingkungan yang lebih sempit, sangat jauh berbeda, dan tentu saja baru saja dialami tentu saja dapat membuat tingkat kematangan emosi mereka terganggu karena adanya suatu perubahan yang drastis pada hidup mereka. Jika dibandingkan pada situasi normal, pada penelitian dari Tuasikal dan Retnowati (2018) tercantum bahwa mayoritas kematangan emosi pada mahasiswa tahun pertama termasuk dalam kategori cukup tinggi (64,5%). Dengan adanya perbandingan yang dibilang sangat drastis ini maka dapat dilihat bahwa kondisi pandemi ada kemungkinan untuk mempengaruhi tingkat kematangan emosi individu karena kurangnya pengalaman dan pergantian situasi lingkungan yang ada.

Sebuah penelitian terkait dengan hubungan antara kedua variabel juga pernah dilakukan pada tahun 2018 oleh Maharani, yang dimana pada penelitian tersebut yang dilakukan pada subjek mahasiswa rantau didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan positif dari kematangan emosi dan penyesuaian diri dengan tingkat signifikansi sebanyak 20,3%. Dengan adanya perbedaan hasil ini, dapat dilihat bahwa situasi dan kondisi pandemi mempengaruhi hubungan dari kedua variabel yang diujikan.

(18)

10

Berdasarkan semua hasil penelitian yang lampau dengan penelitian ini, walaupun dengan adanya ketidaksignifikanan hubungan antara kedua variabel, kedua variabel ini dapat mencerminkan terkait dengan bagaimana penyesuaian diri dan kematangan emosi pada mahasiswa selama pembelajaran daring dikarenakan pandemi COVID-19. Selain itu penelitian ini terdapat berbagai kekurangan, seperti bagaimana adanya ketidaknormalan data penelitian yang didapatkan. Selain itu dengan jumlah subjek yang termasuk kurang sehingga memungkinkan mempengaruhi terkait hasil data statistik karena kurang banyaknya hasil data penelitian ini, selain itu dengan adanya jumlah subjek yang lebih banyak pada penelitian selanjutnya diharapkan membuat data menjadi lebih akurat dan memiliki bervariasi latar belakang subjek yang ada sehingga dapat diaplikasikan atau dapat menjadi referensi penelitian untuk lebih banyak kalangan nantinya.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa hipotesa penelitian ditolak yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penyesuaian diri dan kematangan emosi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang selama pembelajaran daring. Implikasi dari penelitian ini adalah terkait dengan bagaimana pengaruh pandemi terhadap mahasiswa sendiri sehingga kedepannya jika ada situasi yang sama, apa yang terjadi nantinya bisa dapat diantisipasi dengan lebih baik. Saran untuk penelitan selanjutnya yang ingin meneliti terkait dengan bagaimana kematangan emosi dan penyesuaian diri selama pandemi, sebaiknya dapat lebih mencari subjek dengan lingkup yang lebih luas dan cakupan yang lebih banyak dibandingkan dengan penelitian ini.

(19)

REFERENSI

Al-Karimah, N.F. (2015). Hubungan antara penyesuaian diri dan harga diri dengan subjektive

well being. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Banoth, Ramdas. (2015). A study on the relationship between emotion maturity school adjustment and academic achievement of x students. EPRA International Journal od

Economic and Business Review, 3 (11), 151-157.

Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja Grafindo.

Etikan, I., Musa, S.A., & Alkassim, R.S. (2016). Comparison of convinience sampling and purposive sampling. American Journal of Theoretical and Applied Statistics, 5 (1), 1-4. Fanani, Q. & Jainurakhma, J. (2020). Kemampuan penyesuaian diri mahasiswa terhadap

pembelajaran daring di tengan pandemi covid-19. Jurnal Komtekinfo, 7 (4), 285-292. Fatimah, E. (2008). Psikologi perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung: CV.

Pustaka Setia.

Hude, D.M. (2006). Emosi penjelajahan religio-psikologis tentang emosi manusia di dalam

Al-Qur’an. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hurlock. (2008). Psikologi perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kartono, K. (2008). Hygiene mental. Bandung: CV. Mandar Manjur.

Kartono, K. (2011). Patologi sosial 2-kenakalan remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Kumalasari, F., & Ahyani, L.N. (2012). Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, 1 (1). 21-31.

Maharani, I.P. (2018). Hubungan antara kematangan emosi dengan penyesuaian diri pada

mahasiswa rantau di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Publikasi Ilmiah, Program

Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Misnita, Herny. (2015). Hubungan self-efficacy dan dukungan sosial dengan penyesuaian diri

mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Medan. Tesis, Program Studi

Magister Psikologi Universitas Medan Area.

Naimah, D.M. (2015). Pengaruh kematangan emosi terhadap kepuasan pernikahan pada

pasangan dewasa tengah di dusun Sumbersuko Kesilir Siliragung Banyuwangi. Skripsi,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Nuralisa, A., Machmuroch, & Astriana, S. (2016). Hubungan antara adversity quotient dan dukungan sosial teman sebaya dengan penyesuaian diri mahasiswa perantauan tahun

(20)

12

pertama fakultas teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Psikologi Wacana

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, 8 (15).

Singh, S. & Singh, V. (2018). A study of emotional maturity and adjustment of school going adolescents. International Journal of Applied Social Science, 5 (12), 2151-2154. Susilowati, E. (2013). Kematangan emosi dengan penyesuaian sosial pada siswa akselerasi

tingkat SMP. Jurnal Online Psikologi, 1 (1), 101-113.

Tuasikal, A.N.A & Retnowati, S. (2018). Kematangan emosi, problem-focused coping, emotion-focused coping, dan kecenderungan depresi pada mahasiswa tahun pertama.

Gajahmada Journal of Psychology (GAMAJOP), 4 (2), 105-118.

Winkel, W.S. (2004). Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Yusuf, S. & Sugandhi, N. M. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

(21)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Blueprint Kuesioner Penyesuaian Diri

Variabel Faktor Indikator Butir Item Jumlah

Favorable Unfavorable Penyesuaian Diri Self knowledge-self insight Pemahaman Emosional Pada dirinya 2 1 3 Kesadaran bahwa diri memiliki kekurangan disertai sikap positif terhadap kekurangan tersebut 2 1 3 Self objectivity-self acceptance Bersikap realistik setelah mengenal dirinya sehingga mampu menerima keadaan dirinya - 2 2 Self development-self control Mampu mengendalikan dan mengarahkan dirinya sesuai dengan rangsangan dari luar 1 1 2 Satisfication

Merasa bahwa hal yang telah ia lalui merupakan suatu pengalaman yang menimbulkan rasa puas dalam dirinya

3 2 5

Total 15

Lampiran 2. Indeks Validitas Skala Penyesuaian Diri

Correlations X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 total X1 Pearson Correlatio n 1 .295 ** .167 .166 .493 ** .094 -.062 -.067 .195 .137 .355 ** .140 .111 .282 * .330 ** .398 ** Sig. (2-tailed) .008 .141 .143 .000 .407 .585 .559 .086 .229 .001 .217 .329 .012 .003 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79

(22)

14 X2 Pearson Correlatio n .295 ** 1 .149 .014 .404 ** .230 * -.145 -.025 .352 ** .063 .265 * .390 ** -.040 .187 .340 ** .507 ** Sig. (2-tailed) .008 .191 .902 .000 .042 .201 .829 .001 .584 .018 .000 .728 .100 .002 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X3 Pearson Correlatio n .167 .149 1 .030 .121 -.059 .305 ** .073 -.014 -.021 .081 .023 .290 ** .141 .056 .341 ** Sig. (2-tailed) .141 .191 .792 .289 .606 .006 .522 .901 .851 .479 .843 .010 .215 .626 .002 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X4 Pearson Correlatio n .166 .014 .030 1 .136 .179 .067 .082 -.015 .197 .076 .177 .307 ** .216 .084 .339 ** Sig. (2-tailed) .143 .902 .792 .232 .114 .560 .475 .898 .081 .504 .118 .006 .056 .461 .002 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X5 Pearson Correlatio n .493 ** .404 ** .121 .136 1 .535 ** .051 .149 .100 .323 ** .567 ** .449 ** .036 .175 .452 ** .636 ** Sig. (2-tailed) .000 .000 .289 .232 .000 .655 .191 .379 .004 .000 .000 .751 .122 .000 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X6 Pearson Correlatio n .094 .230 * -.059 .179 .535 ** 1 .192 .235 * .172 .302 ** .261 * .341 ** .112 .202 .397 ** .572 ** Sig. (2-tailed) .407 .042 .606 .114 .000 .089 .037 .131 .007 .020 .002 .325 .074 .000 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X7 Pearson Correlatio n -.062 -.145 .305 ** .067 .051 .192 1 .126 .022 .115 -.055 -.080 .218 .026 .079 .316 ** Sig. (2-tailed) .585 .201 .006 .560 .655 .089 .268 .847 .315 .631 .486 .053 .817 .490 .005 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X8 Pearson Correlatio n -.067 -.025 .073 .082 .149 .235 * .126 1 .004 .238 * .081 .155 .261 * .165 .137 .383 ** Sig. (2-tailed) .559 .829 .522 .475 .191 .037 .268 .971 .034 .476 .174 .020 .146 .229 .000

(23)

N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X9 Pearson Correlatio n .195 .352 ** -.014 -.015 .100 .172 .022 .004 1 .116 .014 .116 .120 .094 .232 * .316 ** Sig. (2-tailed) .086 .001 .901 .898 .379 .131 .847 .971 .307 .905 .307 .294 .412 .040 .005 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X10 0 Pearson Correlatio n .137 .063 -.021 .197 .323 ** .302 ** .115 .238 * .116 1 .251 * .039 .041 .363 ** .073 .478 ** Sig. (2-tailed) .229 .584 .851 .081 .004 .007 .315 .034 .307 .026 .736 .717 .001 .520 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X11 Pearson Correlatio n .355 ** .265 * .081 .076 .567 ** .261 * -.055 .081 .014 .251 * 1 .405 ** .044 .424 ** .296 ** .557 ** Sig. (2-tailed) .001 .018 .479 .504 .000 .020 .631 .476 .905 .026 .000 .697 .000 .008 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X12 Pearson Correlatio n .140 .390 ** .023 .177 .449 ** .341 ** -.080 .155 .116 .039 .405 ** 1 .086 .100 .367 ** .484 ** Sig. (2-tailed) .217 .000 .843 .118 .000 .002 .486 .174 .307 .736 .000 .449 .379 .001 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X13 Pearson Correlatio n .111 -.040 .290 ** .307 ** .036 .112 .218 .261 * .120 .041 .044 .086 1 .398 ** .256 * .420 ** Sig. (2-tailed) .329 .728 .010 .006 .751 .325 .053 .020 .294 .717 .697 .449 .000 .023 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X14 Pearson Correlatio n .282 * .187 .141 .216 .175 .202 .026 .165 .094 .363 ** .424 ** .100 .398 ** 1 .155 .554 ** Sig. (2-tailed) .012 .100 .215 .056 .122 .074 .817 .146 .412 .001 .000 .379 .000 .172 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X15 Pearson Correlatio n .330 ** .340 ** .056 .084 .452 ** .397 ** .079 .137 .232 * .073 .296 ** .367 ** .256 * .155 1 .538 **

(24)

16 Sig. (2-tailed) .003 .002 .626 .461 .000 .000 .490 .229 .040 .520 .008 .001 .023 .172 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 total Pearson Correlatio n .398 ** .507 ** .341 ** .339 ** .636 ** .572 ** .316 ** .383 ** .316 ** .478 ** .557 ** .484 ** .420 ** .554 ** .538 ** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .002 .000 .000 .005 .000 .005 .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 3. Indeks Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items .751 15

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted X1 30.57 34.889 .384 .735 X2 30.47 34.970 .361 .737 X3 30.22 36.453 .199 .753 X4 30.42 36.272 .255 .746 X5 31.06 33.188 .612 .715 X6 30.57 33.171 .484 .724 X7 29.75 36.935 .134 .760 X8 30.38 35.982 .243 .748 X9 30.25 36.397 .225 .749 X10 30.16 35.242 .326 .740 X11 30.80 34.753 .455 .730 X12 30.80 34.651 .400 .733 X13 29.87 34.727 .340 .739 X14 30.30 34.317 .438 .730 X15 30.35 32.745 .493 .722

(25)

Lampiran 4. Blueprint Kuesioner Kematangan Emosi

Variabel Faktor Indikator Butir Item Jumlah

Favorable Unfavorable Kematangan Emosi Adequency of emotional response Menunjukkan respon emosional sesuai tingkat pertumbuhan 2 3 5 Emotional range and depth

Menampilkan respon emosional sesuai rangsangan yang diterima 3 1 4 Emotional control Mampu untuk mengendalikan dan mengontrol emosi 4 1 5 Total 14

Lampiran 5. Indeks Validitas Kematangan Emosi

Correlations X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 total X1 Pearson Correlatio n 1 .189 .218 .263* .237* .606* * .093 .329* * .400* * .070 .511* * .034 .544* * .380* * .569* * Sig. (2-tailed) .095 .054 .019 .036 .000 .415 .003 .000 .538 .000 .768 .000 .001 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X2 Pearson Correlatio n .189 1 .373* * .374* * .367* * .404* * .116 .288* .236* .586* * .395* * .252* .143 .250* .652* * Sig. (2-tailed) .095 .001 .001 .001 .000 .309 .010 .036 .000 .000 .025 .209 .027 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X3 Pearson Correlatio n .218 .373* * 1 .117 .183 .215 .105 .181 .315* * .296* * .241* .165 .019 .114 .428* * Sig. (2-tailed) .054 .001 .304 .107 .057 .357 .111 .005 .008 .033 .147 .871 .316 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X4 Pearson Correlatio n .263* .374* * .117 1 .401* * .311* * .152 .199 .080 .274* .328* * .197 .257* .222* .530* *

(26)

18 Sig. (2-tailed) .019 .001 .304 .000 .005 .180 .079 .482 .015 .003 .082 .022 .049 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X5 Pearson Correlatio n .237* .367* * .183 .401* * 1 .278* .012 .409* * .219 .160 .286* .117 .123 .252* .563* * Sig. (2-tailed) .036 .001 .107 .000 .013 .920 .000 .053 .158 .011 .306 .281 .025 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X6 Pearson Correlatio n .606* * .404* * .215 .311* * .278* 1 .090 .250* .305* * .142 .387* * .066 .404* * .331* * .586* * Sig. (2-tailed) .000 .000 .057 .005 .013 .428 .027 .006 .211 .000 .562 .000 .003 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X7 Pearson Correlatio n .093 .116 .105 .152 .012 .090 1 .018 -.216 .145 .048 -.107 -.103 .004 .251* Sig. (2-tailed) .415 .309 .357 .180 .920 .428 .876 .056 .203 .673 .348 .367 .975 .025 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X8 Pearson Correlatio n .329* * .288* .181 .199 .409* * .250* .018 1 .193 .158 .343* * -.112 .149 .304* * .506* * Sig. (2-tailed) .003 .010 .111 .079 .000 .027 .876 .089 .164 .002 .328 .189 .006 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X99 Pearson Correlatio n .400* * .236* .315* * .080 .219 .305* * -.216 .193 1 .289* * .335* * .053 .339* * .492* * .400* * Sig. (2-tailed) .000 .036 .005 .482 .053 .006 .056 .089 .010 .003 .644 .002 .000 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X10 Pearson Correlatio n .070 .586* * .296* * .274* .160 .142 .145 .158 .289* * 1 .299* * .176 .190 .148 .563* * Sig. (2-tailed) .538 .000 .008 .015 .158 .211 .203 .164 .010 .007 .120 .094 .194 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79

(27)

X11 Pearson Correlatio n .511* * .395* * .241* .328* * .286* .387* * .048 .343* * .335* * .299* * 1 .096 .327* * .410* * .565* * Sig. (2-tailed) .000 .000 .033 .003 .011 .000 .673 .002 .003 .007 .399 .003 .000 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X12 Pearson Correlatio n .034 .252* .165 .197 .117 .066 -.107 -.112 .053 .176 .096 1 .177 .117 .340* * Sig. (2-tailed) .768 .025 .147 .082 .306 .562 .348 .328 .644 .120 .399 .119 .303 .002 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X13 Pearson Correlatio n .544* * .143 .019 .257* .123 .404* * -.103 .149 .339* * .190 .327* * .177 1 .252* .446* * Sig. (2-tailed) .000 .209 .871 .022 .281 .000 .367 .189 .002 .094 .003 .119 .025 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 X14 Pearson Correlatio n .380* * .250* .114 .222* .252* .331* * .004 .304* * .492* * .148 .410* * .117 .252* 1 .517* * Sig. (2-tailed) .001 .027 .316 .049 .025 .003 .975 .006 .000 .194 .000 .303 .025 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 tota l Pearson Correlatio n .569* * .652* * .428* * .530* * .563* * .586* * .251 * .506* * .400* * .563* * .565* * .340* * .446* * .517* * 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .025 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 6. Indeks Reliabilitas Kematangan Emosi

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

(28)

20 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted X1 25.72 34.921 .555 .764 X2 25.18 33.763 .601 .758 X3 25.06 36.291 .371 .777 X4 25.72 35.280 .469 .770 X5 24.91 34.723 .436 .772 X6 25.52 34.740 .542 .764 X7 24.86 38.711 .043 .809 X8 25.20 35.369 .378 .777 X9 25.43 35.300 .427 .773 X10 25.46 34.072 .429 .773 X11 25.34 33.561 .583 .759 X12 24.43 36.838 .168 .800 X13 25.68 35.552 .396 .775 X14 25.44 34.763 .471 .769

Lampiran 7. Kuesioner Penelitian

Nama (bisa diisi dengan inisial) :

Umur :

Jenis Kelamin :

Fakultas/Jurusan :

Tahun Angkatan :

1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.

2. Beri tanda centang (√) pada kolom yang disediakan, apakah pernyataan itu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), atau Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan kondisi anda.

3. Jika ingin mengubah pilihan jawaban, coret jawaban yang kurang tepat dengan dua garis (=) dan beri centang (√) pada kolom jawaban baru.

4. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam mengerjakan kuesioner ini, sehingga diharapkan anda dapat mengisi dengan sebenar-benarnya sesuai kondisi anda saat ini. 5. Harap jangan sampai ada pernyataan yang tidak terisi, harap diisi mulai dari

(29)

No. Pernyataan SS S TS STS

1 Saya dapat membedakan emosi yang muncul di dalam diri saya

2 Saya dapat memahami apa yang diri saya inginkan

3 Saya tidak dapat memahami seperti apa gambaran diri saya 4 Orang lain sering mengkritik perilaku saya

5 Saya berusaha untuk memperbaiki kemampuan diri saya 6 Saya tidak merasa tersinggung dengan kritikan yang

diberikan orang lain jika memang itu benar adanya

7 Saya merasa bahwa pandangan orang lain berpengaruh besar tehadap pilihan hidup saya

8 Saya mudah merasa iri dengan hal-hal yang dimiliki oleh orang lain

9 Saya dapat mengekspresikan emosi saya dengan baik 10 Saya mudah sekali tersulut emosinya

11 Saya akan terus berusaha mencapai hal yang saya inginkan walaupun sempat mengalami kegagalan

12 Saya merasa bahwa setiap hal yang saya lalui adalah pengalaman yang baik

13 Saya mudah merasa tidak nyaman dengan kondisi yang saya alami

14 Saya mudah menyerah disaat ada halangan yang saya hadapi 15 Kesalahan yang saya lakukan pada masa lalu bukanlah suatu

penyesalan dalam hidup saya

No. Pernyataan SS S TS STS

1 Saya mudah berempati dengan orang lain 2 Saya tidak dapat mengontrol amarah saya

3 Saya tidak dapat menentukan sikap yang tepat untuk merespon suatu kejadian

4 Saya merasa bahwa saya harus merengek untuk mendapatkan hal yang saya inginkan

5 Saya tidak mudah tersinggung dengan perlakuan orang lain 6 Saya sering menjadi tempat curhat teman-teman saya 7 Saya sering ditunjuk untuk menjadi ketua dalam kelompok

yang saya ikuti

8 Saya mudah merasa iri kepada orang lain

9 Saya akan langsung meminta maaf jika melakukan kesalahan 10 Saat saya marah saya sering membanting atau merusak

sesuatu

11 Saya akan berfikir dua kali ketika ingin melakukan sesuatu 12 Saya tidak pernah berkelahi

(30)

22

13 Saya khawatir jika suatu saat orang yang saya sayangi akan menghindari saya

14 Ketika saya berselisih pendapat dengan orang lain, saya akan mencoba mengungkapkan dengan rasional

Lampiran 8. Hasil Analisa Data Spearman

Correlations

Kematangan_Emosi Penyesuaian_Diri

Spearman's rho Kematangan_Emosi Correlation Coefficient 1.000 .093

Sig. (2-tailed) . .413

N 79 79

Penyesuaian_Diri Correlation Coefficient .093 1.000

Sig. (2-tailed) .413 .

(31)
(32)

Gambar

Tabel 1. Indeks Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian.
Tabel 2. Deskripsi Subjek Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya laba bersih diperoleh dari laba sebelum pajak (EBT) dengan besarnya pajak penghasilan yang ditanggung perusahaan. Pendapatan yang semakin tinggi dan adanya

207 Tahun 2006 tentang Pembentukan dan Penetapan Susunan Dewan Pengarah/Pengendali Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Peraturan

Beberapa orang tua sangat percaya ajaran kejawen karena mereka menganggap hal tersebut merupakan suatu hal yang sakral yang diturunkan dari nenek moyang mereka, yang terkadang

Berdasarkan tinjauan kebijakan moneter maret 2017, Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2017 dibandingkan triwulan sebelumnya diperkirakan tumbuh relatif tetap kuat didorong

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pembuatan selai terung belanda dengan penambahan zat pengental (pektin dan pepaya) pada berbagai formulasi, mengetahui

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan sifat-sifat dari baja, baik sifat fisis maupun sifat mekanis setelah mengalami proses pack carburizing

Statistik deskriptif adalah statistik yang menggambarkan kegiatan berupa pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data, dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ataupun

Segenap Dosen Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia atas segala ilmu yang disampaikan dan seluruh inspirasi yang diberikan