• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan yang paling umumyang dialami oleh individu adalah nyeri.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan yang paling umumyang dialami oleh individu adalah nyeri."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kesehatan yang paling umumyang dialami oleh individu adalah nyeri. Nyeri adalah alasan yang paling seringdalam mencari bantuan pelayanan kesehatan (Smeltzer & Bare, 2008). Di rumah sakit, nyeri juga merupakan masalah yang umum dialami oleh pasien, misalnya pasien bedah atau pasien kanker (Borglin, et al., 2011; Watmough & Flynn, 2011).

Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial, atau digambarkan seperti kerusakan itu sendiri (Bader, 2012). Nyeri adalah konsekuensi yang dapat diperkirakan dari adanya trauma maupun tindakan pembedahan (Polomano, et al., 2008). Nyeri disepakati oleh American Pain Society sebagai tanda vital kelima atau“the fifth vital sign”. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran penanganan nyeri di antara petugas kesehatan professional (Smeltzer & Bare, 2008; Berman, et al., 2008).Dengan penanganan sesuai kebutuhan terhadap nyeri yang ditunjukkan oleh klien, klien akan merasa nyaman dan dapat mempercepat penyembuhan (Rosdahl & Kowalsky, 2008). Dokumentasi pengkajian nyeri pun seperti dokumentasi pengkajian keempat tanda vital yang lain (Smeltzer & Bare, 2008).

(2)

Respon terhadap nyeri dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengalaman nyeri, kecemasan dan depresi, budaya, usia, jenis kelamin, serta efek plasebo (Smeltzer & Bare, 2008). Nyeri juga dipengaruhi oleh kepercayaan pasien, yang terbentuk sebagai konsekuensi dari perawatan yang mereka terima. Kepercayaan pasien merupakan sawar yang penting untuk manajemen nyeri yang efektif, yang menentukan nyeri secara langsung maupun tidak (Dawson, 2005). Menurut penelitian Naveh et al. (2011), kepercayaan pasien,yaitu sosiokultural dan agama, juga mempengaruhi nyeri, dengan hasil penelitian yang menunjukkan intensitas dan tingkat keparahan nyeri berbeda pada kaum Muslim dan Yahudi.

Penanganan yang tepat sangat dibutuhkan oleh pasien yang mengalami nyeri. Penatalaksanaan nyeri yang tepat akan meningkatkan kondisi pasien, kepuasan perawat, serta bermanfaat pula bagi institusi. Nyeri yang tidak tertangani dapat menimbulkan konsekuensi pada aspek fisiologis, emosional, mental, dan ekonomi (Polomano, et al., 2008). Nyeri juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan tidur, kecemasan, kelelahan, dan depresi (Borglin, et al., 2011).

Penanganan nyeri harus meliputi keseluruhan nyeri pasien yaitu fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan budaya (Ripamonti & Bandieri, 2009). Yang perlu dilakukan dalam penanganan nyeri adalah mengadministrasikan intervensi untuk meredakan nyeri dengan cara farmakologi maupun nonfarmakologi, mengkaji keefektifan intervensi, memonitor efek yang berlawanan, dan sebagai penyokong untuk pasien saat intervensi yang ditentukan tidak efektif meredakan nyeri (Smeltzer & Bare, 2008). Dalam penanganan nyeri, perawat berperan penting

(3)

dalam mengkaji, menyediakan intervensi yang tepat, dan mendokumentasikan (Crowe, et al., 2008; Naveh, et al., 2011).

Intervensi untuk penatalaksanaan nyeri sangat beragam. Tidak ada intervensi yang membahayakan, tetapi tidak berarti dianggap semuanya aman. Ketika dua intervensi sama-sama efektif, perawat perlu mempertimbangkan efek samping, risiko kerugian, biaya, pilihan pasien, termasuk pengalaman nyeri, penyebab, dan analgesik yang dipakai (Crowe, et al., 2008). Memilih intervensi yang tepat merupakan tugas perawat, yaitu dengan mempertimbangkan jenis-jenis nyeri dan faktor-faktor yang mempengaruhi respon pasien terhadap nyeri.

Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat melakukan suatu proses keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.Proses keperawatan bersifat sistematis, berorientasi pada klien, berorientasi pada tujuan, dan berkelanjutan, serta dinamis (Rosdahl & Kowalski, 2008).

Implementasi merupakan pelaksanaan intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diharapkan dari perawatan (Potter & Perry, 2011). Intervensi keperawatan didefinisikan sebagai respon perawat terhadap kebutuhan akan perawatan kesehatan dan diagnosa keperawatan klien (Potter & Perry, 2005). Dalam memilih intervensi, perawat menggunakan ketrampilan membuat keputusan klinis yang mencakup faktor karakteristik diagnosa keperawatan, hasil yang diperkirakan, dasar penelitian untuk intervensi, kemungkinan untuk dikerjakannya intervensi, keberterimaan klien, dan kompetensi perawat (Bulechek, et al., 2008).

(4)

Terdapat banyak klasifikasi atau taksonomi atau bahasa keperawatan yang terstandarisasi yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien. North American Nursing Diagnosis Association (NANDA), Nursing Interventions Classification (NIC), dan Nursing Outcomes Classification (NOC) merupakan klasifikasi bahasa keperawatan yang direkomendasikan oleh National Association of Nurses (NASN, 2001b) untuk digunakan oleh sekolah-sekolah keperawatan (Lunney, 2006). Menurut Jones et al. (2011), NANDA, NOC, dan NIC merupakan beberapa bahasa standar keperawatan yang diakui oleh American Nurses Association (ANA). Ketiga klasifikasi tersebut memiliki keterkaitan yang telah teruji antara diagnosa, intervensi, serta outcome (Muller-Staub, 2009).

Penggunaan NIC memungkinkan perawat mengubah atau memodifikasi aktivitas yang tertera dalam intervensi untuk merefleksikan dengan lebih baik kebutuhan pasien pada kondisi tertentu sepanjang itu sesuai atau tepat, dibutuhkan, dan diindikasikan (McCloskey & Bulechek, 2004). Pernyataan-pernyataan tersebut memungkinkan dilakukannya penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan tentang intervensi keperawatan untuk pendidikan maupun praktik keperawatan.Intervensi keperawatan dalam NIC yang berkaitan dengan penatalaksanaan nyeri adalah Pain Management.

Di Indonesia, pengembangan sistem informasi manajemen keperawatan berbasis NANDA, NOC, dan NIC diawali pada tahun 2002 (Diani, 2012). Telah lebih dari satu dasawarsa NIC dikenal dan dilaksanakan di Indonesia. Jadi, perlu adanya suatu validasi pelaksanaan aktivitas keperawatan intervensi NIC di Indonesia.

(5)

Praktik asuhan keperawatan berbeda-beda di tiap negara berdasarkan budaya dan kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan (Lee & Lee, 2006). Demikian pula untuk intervensi penanganan nyeri. Menurut penelitian Hermawan (2012), penanganan nyeri kanker yang dilakukan oleh perawat di bangsal Bougenvil di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta meliputi penanganan secara farmakologi dan nonfarmakologi. Menurut penelitian tersebut, penanganan secara nonfarmakologi, yaitu kompres hangat, lebih efektif (57,6%) dibanding penanganan farmakologi (55,9%).

Penelitian tentang NIC di luar negeri telah banyak dilakukan. Pada penelitian di Brazil (Almeida, et al., 2010) disampaikan hasil bahwa penggunaan NIC sebagai terminologi standar untuk mendeskripsikan tindakan perawatan adalah tepat karena terbukti adekuat pada konteks Hospital das Clinicas in Porto Alegre (HCPA) di Brazil. Penelitian lain memberikan hasil bahwa sebagian besar intervensi dalam NIC dan hasil yang diharapkan menurutNOC dianggap berguna oleh perawat bagian Kardiologi di Brazil (Lopes, et al., 2009).

Menurut Junttila, et al. (2005), suatu bahasa keperawatan perlu divalidasi antar budaya bagi implementasinya di klinis. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian mengenai validasi pelaksanaan NIC Pain Managementdi Indonesia belum pernah dilakukan sebelumnya.Maka penting untuk dilakukan penelitian guna mengevaluasipelaksanaan intervensi NIC Pain Management.Penelitian ini dilaksanakan di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. Rumah sakit Umum Pusat DR. Sardjito Yogyakarta digunakan sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit tipe A yang menjadi rujukan regional sehingga diharapkan sedikitnya

(6)

dapat mencerminkan penanganan nyeri yang dilakukan perawat terhadap pasien di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Kedua, karena RSUP DR. Sardjito memiliki jumlah perawat S1 lebih banyak dibanding rumah sakit lain di Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah Penelitian

NIC merupakan klasifikasi standar internasional yang telah dikenal di Indonesia dan dimulai pelaksanaannya sejak satu dasawarsa terakhir. Maka penting untuk melakukan evauasi terhadap pelaksanaan NIC di Indonesia.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum dari penelitian ini adalah:

MengevaluasipelaksanaanNursing Interventions Classification Pain Management di IRNA 1 RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.

2. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui pengetahuan perawat tentang macam aktivitas intervensi Pain Management dalam NIC.

b. Mengetahui penilaian perawat mengenai tingkat kepentingan dari macam aktivitas intervensi NIC Pain Management untuk diterapkan di IRNA 1 RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.

c. Mengetahui frekuensi pelaksanaan aktivitas intervensi NIC Pain Management di IRNA 1 RSUP DR. SardjitoYogyakarta.

(7)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan literatur dalam kegiatan belajar mengajar mengenai penerapan Pain Management kepada pasien.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Instansi Rumah sakit

Mendapatkan gambaran pelaksanaanNIC Pain Management yang dilakukan oleh perawat di klinik. Memberikan evaluasi dan masukan kepada rumah sakit selaku penyedia pelayanan kesehatan untuk menentukan kebijakan pelaksanaan asuhan keperawatan manajemen nyeri. b. Bagi Profesi Keperawatan

Menjadi salah satu bukti ilmiah dalam menerapkan NIC Pain Management di Indonesia.

c. Bagi Peneliti

Menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya tentang Pain Management kepada pasien.

E. Keaslian Penelitian

Sejauh pengetahuan peneliti, belum ada penelitian yang sama dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Namun terdapat beberapa penelitian yang mirip, antara lain:

1. Validation of Mapping of Care Actions Prescribed for Orthopedic Patients onto the Nursing Intervention Classification. Penelitian ini dilakukan oleh

(8)

Almeida, et al. (2007) di Brazil. Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif kualitatif menggunakan Delphi Technique. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan NIC sebagai terminologi standar untuk mendeskripsikan tindakan perawatan adalah tepat karena terbukti adekuat pada konteks Hospital das Clinicas in Porto Alegre (HCPA).

Persamaan dengan penelitian ini adalah pada subjek penelitian yaitu perawat klinisi di rumah sakit. Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah jenis intervensi NIC yang digunakan. Pada penelitian tersebut digunakan beberapa intervensi untuk pasien ortopedik yang terdiagnosa defisit perawatan diri: mandi/hygiene, gangguan mobilitas fisik, atau risiko infeksi. Pada penelitian yang akan peneliti lakukan akan digunakan intervensi Pain Management. Penelitian tersebut menggunakan validasi konten, sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan mengadaptasi model validasi konten yang dilaksanakan dengan lebih sederhana yaitu validasi pelaksanaan NIC. 2. Gambaran & Penanganan Nyeri pada Pasien Kanker di Bangsal Penyakit

Dalam Bougenvil IRNA 1 RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan oleh Hermawan (2012) di rumah sakitUmum Pusat DR. Sardjito Yogyakarta. Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penanganan nyeri kanker yang dilakukan secara nonfarmakologi lebih efektif untuk mengatasi nyeri kanker dengan sebagian besar menggunakan kompres hangat dan sumber informasi dari keluarga.

(9)

Persamaan dengan penelitian ini adalah padavariabelnya yaitu intervensi keperawatan penanganan nyeri. Perbedaannya adalah pada respondenpenelitian, di mana pada penelitian tersebut adalah pasien kanker di Bougenvil IRNA 1 RSUP DR. Sardjito sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan adalah perawat.

3. A Pilot Study to Validate the Priority Nursing Interventions Classification Interventions and Nursing Outcomes Classification Outcomes for the Nursing Diagnosis “Excess Fluid Volume” in Cardiac Patients. Penelitian ini dilakukan oleh Lopes (2009) di Brazil. Merupakan penelitian observasional untuk memvalidasi isi (content validation) dari intervensi dan outcome berdasarkan NIC dan NOC dengan menggunakan model Fehring berdasarkan pengalaman para ahli keperawatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar intervensi dalam NIC dan outcomes NOC dianggap berguna oleh perawat bagian Kardiologi di Brazil.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama memvalidasi NIC, akan tetapi berbeda pada intervensinya. Persamaan yang lain adalah pada rancangan penelitian yaitu cross sectional, dan model Fehring yang dipakai penelitian yaitu menggunakan model validasi isi. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada sampel penelitian, di mana pada penelitian tersebut menggunakan literatur yang dievaluasi, sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan adalah perawat.

4. Nursing Pain Management: A Qualitative Interview Study of Patients with Pain, Hospitalized for Cancer Treatment. Penelitian ini dilakukan oleh

(10)

Rustoen, et al. (2008) di Norwegian Cancer Hospital. Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa terdapat empat tema peran perawat yang mucul dalam penanganan nyeri yaitu hadir dan memberi dukungan, memberi informasi dan membagikan pengalaman, memberikan pengobatan, serta mengenal nyeri adalah kemampuan dan kompetensi penting perawat dalam melakukan penanganan terhadap nyeri. Dalam penelitian tersebut disebutkan pula bahwa pasien sulit mengekspresikan harapan yang spesifik terhadap perawat oleh karena kurang informasi tentang nyeri dari perawat, dan terdapat perbedaan individual setiap perawat dalam melakukan penanganan nyeri.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah variabelnya yaitu intervensi keperawatan penanganan nyeri. Perbedaannya adalah penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Perbedaan utamanya adalah pokok penelitian, yaitu pada penelitian tersebut meneliti tentang peran perawat dalam penanganan nyeri. Perbedaan yang lain adalah responden penelitian, di mana pada penelitian ini adalah pasien kanker sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan adalah perawat.

5. Nursing Interventions in the Clinical Practice of an Intensive Care Unit. Penelitian ini dilakukan oleh Lucena, et al.(2010) di Hospital de Clinicas, Porto Alegre, Brazil. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi/NIC yang digunakan pada

(11)

praktik klinis dari ICU mencerminkan tingkat kerumitan dari asuhan keperawatan, yang sebagian besar diarahkan pada pengaturan fungsi fisik dan homeostasis tubuh.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah pada variabelnya yaitu intervensi NIC. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada responden penelitian, di mana pada penelitian tersebut adalah pasien di ICU, sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan adalah perawat yang melakukan manajemen nyeri.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Nugrahanti, Darsono (2014) meneliti tentang pengaruh audit tenure, spesialisasi kantor akuntan publik dan ukuran perusahaan terhadap

Ide dasar teori ini sangat relevan dengan penelitian peneliti yang menggambarkan tentang penggunaan simbol oleh komunitas Tanah Aksara dalam interaksi sosial, yang

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap parameter logam berat Timbal (Pb) pada sampel sedimen pada titik 1 – 5 diperoleh konsentrasi logam berat Timbal

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa total nilai seluruh jawaban 1.441 dengan 1.225 nilai jawaban mengatakan sangat setuju (SS), 204 nilai jawaban mengatakan setuju (S),

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

ProducƟ on (Ton) Rerata Produksi/ Yield (Kg/Ha) Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja (TK) TBM/ Immature TM/ Mature TTM/TR/ Damaged Jumlah/ Total 1. JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Rangsangan maksimal merupakan rangsangan yang lebih besar daripada rangsangan liminal dan mampu menimbulkan kontraksi otot maksimal, sementara rangsangan supramaksimal merupakan