• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dengan berlakunya Undang-Undang No 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik, sejak tanggal 30 April 2010 lalu, maka pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah harus mulai membuka diri terhadap berbagai informasi yang diperlukan masyarakat. Informasi publik ini harus dapat diakses kecuali yang memang berdasarkan undang-undang tidak boleh dipublikasikan. Adanya keterbukaan informasi publik akan menjadi dasar dalam membangun tata pemerintahan yang terbuka dan pada akhirnya akan tercipta tata kepemerintahan yang baik (good governance).

Untuk menerapkan good governance pada suatu daerah diperlukan kerja sama dari tiga komponen yaitu lembaga pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat. Selain itu, posisi dari ketiga komponen tersebut harus seimbang dan saling mengawasi satu dengan yang lainnya. Posisi yang seimbang dari ketiga komponen tersebut sangat penting untuk menghindari terjadinya dominasi kekuasaan dari salah satu pihak, sehingga mengakibatkan terjadinya tindakan penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan (BAPPENAS : 2007)

Good governance atau tata kepemerintahan yang baik perlu diterapkan di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Namun demikian ada beberapa peristiwa yang terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, seperti kejadian korupsi oleh bendahara umum dana alokasi umum pada kantor Dinas pendidikan dan olah raga Kabupaten Timor Tengah Selatan (http:www.infokorupsi.com).

Selain itu ada juga masalah-masalah laporan keuangan dan laporan pertanggungjawaban fungsional, semester dan tahunan setiap SKPD yang hingga saat ini tidak dilakukan secara baik dan selalu tidak tepat waktu yang mempengaruhi penyelesaian laporan keuangan tingkat kabupaten, akibatnya informasi mengenai keuangan daerah yang harus diinformasikan kepada publik tidak tepat waktu (RENSTRA DINAS PPKAD KAB.TTS Periode 2009-2014). Kurangnya pengawasan langsung akan penyusunan dan pelaporan keuangan daerah dari pimpinan setiap SKPD dan kepala dari

(2)

masimg-masing bidanglah yang menyebabkan terjadinya korupsi di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Masalah korupsi, masalah laporan keuangan dan laporan pertanggungjawaban seharusnya tidak terjadi apabila Kabupaten Timor Tengah Selatan telah melakukan prinsip good governance (http://poskupang.com & RENSTRA dinas PPKAD Kab. TTS). Masalah-masalah tersebut yang menjadi latar belakang sehingga peneliti ingin mengungkapkan bagaimana penerapan prinsip transparansi di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Berdasarkan uraian di atas, maka persoalan penelitiannya yaitu bagaimana penerapan good governance dari segi transparansi pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah di Kabupaten Timor Tengah Selatan (Propinsi Nusa Tenggara Timur)?

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai transparansi pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dalam penelitian ini, ada beberapa manfaat yang ingin dicapai yaitu untuk memperkaya pemahaman pemerintah daerah akan prinsip good governance dan sebagai informasi bagi pemerintahan Kabupaten Timor Tengah Selatan mengenai pentingnya penerapan good governance.

2. TINJAUAN LITERATUR

2.1 Pengertian Good Governance

Krina P (2003), menyatakan good governance atau tata pemerintahan, adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga di mana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.

(3)

Pada dasarnya, istilah governance bukan hanya berarti kepemerintahan sebagai suatu kegiatan saja, melainkan juga mengacu kepada arti pengurusan, pengarahan, pengelolaan, dan pembinaan penyelenggaraan. Dan berdasarkan dari apa yang diungkapkan oleh Koiman di atas, dapat dipahami bahwa keterlibatan masyarakat dalam sistem pemerintahan merupakan semangat yang terdapat dalam konsep good governance.

Good governance merupakan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang umum, karena itu seharusnya diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Upaya menjalankan prinsip-prinsip good governance perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.

Good governance merupakan suatu upaya mengubah watak pemerintah untuk tidak bekerja sendiri tanpa memperhatikan kepentingan atau aspirasi masyarakat. Di dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan yang menerapkan good governance, masyarakat tidak lagi dipandang sebagai obyek, tetapi dipandang sebagai subyek yang turut mewarnai program-program dan kebijakan pemerintahan. Sistem pemerintahan yang menjadikan masyarakat sebagai subyek hanya terdapat dalam sistem pemerintahan yang demokratis. Dengan demikian prinsip-prinsip yang terkandung dalam good governance hanya akan tumbuh pada pemerintahan yang menerapakan sistem demokrasi. Dan pada dasarnya, tujuan good governance yang sebenarnya adalah mendorong terwujudnya demokrasi melalui reformasi terutama dalam bidang pemerintahan. Jadi, korelasi antara good governance dengan demokrasi merupakan pasangan yang ideal untuk mewujudkan kesejahteraan dalam masyarakat, keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

Menurut United Nations Development Programme (UNDP), good governance memiliki delapan prinsip yaitu: partisipasi, transparansi, akuntabel, efektif dan efisien, kepastian hukum, responsif, konsensus, setara dan inklusif ( Dwiyanto: 2006).

Asian Development Bank (ADB) menegaskan adanya konsensus umum bahwa good governance dilandasi oleh empat pilar yaitu accountability, transparency, predictability, dan participation (Krina P: 2003)

(4)

Sedangkan menurut World Bank (WB) mengungkapkan sejumlah karakteristik good governance yaitu masyarakat sispil yang kuat dan partisipatoris, terbuka, pembuatan kebijakan yang dapat diprediksi, eksekutif yang bertanggung jawab, birokrasi yang profesional dan aturan hukum.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS:2007) mengemukakan bahwa good governance atau tata kepemerintahan yang baik memiliki empat belas prinsip yaitu: wawasan ke depan, keterbukaan dan transparansi, partisipasi masyarakat, tanggung gugat, supremasi hukum, demokrasi, profesionalisme dan kompetensi, daya tanggap, efisiensi dan efektivitas, desentralisasi, kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat, komitmen pada pengurangan kesenjangan, komitmen pada perlindungan lingkungan hidup, komitmen pada pasar yang fair.

2.2 Pengertian Prinsip Transparansi

Menurut Krina P (2003), transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yaitu informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai. Informasi tersebut adalah informasi mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah yang dapat diakses dan dijangkau oleh publik. Prinsip transparansi menekankan pada dua aspek penting yaitu komunikasi publik oleh pemerintah dan hak masyarakat terhadap akses informasi.

2.3 Perangkat Pendukung Indikator Transparansi

Menurut BAPPENAS (2007) ada beberapa Perangkat Pendukung Indikator Transparansi, yaitu:

1) Peraturan yang menjamin hak untuk mendapatkan informasi. 2) Pusat informasi.

3) Website.

(5)

5) Media cetak dan elektronik 6) Papan pengumuman;

7) Pameran pembangunan/pameran keuangan daerah 2.4 Tujuan Transparansi

Transparansi bertujuan untuk menciptakan kepercayaan timbal balik antara Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dengan publik. Penerapan transparansi ditujukan untuk membangun kepercayaan dan keyakinan publik kepada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah adalah satuan kerja perangkat daerah yang bersih dalam arti tidak korupsi dan berwibawa dalam arti profesional dalam melaksanakan tugas (Eathewin: 2011).

2.5 Upaya-Upaya Peningkatan Trasparansi.

Transparansi pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah perlu ditingkatkan agar publik memahami situasi pada dinas dan dengan demikian mempermudah publik untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kinerja di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah. Upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan trasparansi publik antara lain melalui pendayagunaan berbagai jalur komunikasi.

Upaya-upaya lain yang perlu dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dalam meningkatkan trasparansi adalah menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara mendapatkan informasi, bentuk informasi yang dapat diakses oleh publik ataupun bentuk informasi yang bersifat rahasia, bagaimana cara mendapatkan informasi, durasi waktu untuk mendapatkan informasi, dan prosedur pengaduan apabila informasi tidak sampai kepada publik.

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah perlu mengupayakan peraturan yang menjamin hak publik untuk mendapatkan informasi mengenai kinerja dari kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dan berbagai

(6)

informasi keungan daerah seperi pendapatan asli daerah, dana perimbangan (dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/ bukan pajak dan dana bantuan dari propinsi), belanja daerah dan pembiayaan daerah maupun prosedur pengaduan (Eathewin: 2011).

2.6 Review Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu dari beberapa penelitian sebelumnya, yaitu :

- Amin Rahmanurrasjid, S. H (2008) Akuntabilitas Dan Transparansi dalam Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah untuk Mewujudkan Pemerintahan yang Baik di Daerah. Hasil penelitian menunjukan, berdasarkan PP Nomor 3 Tahun 2007, terdapat 3 bentuk pertanggungjawaban yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Kebumen yaitu Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat. Impelementasi akuntabilitas dan transparansi dalam pertanggungjawaban pemerintah daerah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik di daerah menemui kendala karena tidak adanya evaluasi dari pemerintah atas penyampaian LPPD, penyampaian LKPJ tidak disertai dengan perhitungan APBD, pembahasan di DPRD yang cenderung bersifat politis dan sikap masyarakat yang apatis terdapat Informasi LPPD yang disampaikan. Agar akuntabilitas dan transparasi bisa terwudud dalam pertanggungjawaban pemerintah daerah di Kabupaten Kebumen maka perlu dievaluasi kembali mengenai ketentuan yang mengatur tidak samanya penyampaian LKPJ kepala daerah dan penyampaian Raperda tentang Pelaksanaan APBD dalam satu tahun anggaran, diperlukan adanya evaluasi dari pemerintah atas LPPD yang disampaiakan pemerintah kabupaten dan diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat atas informasi LPPD .

- Irma Nurida Rajagukguk (2010) meneliti mengenai Transparansi, Efisiensi, dan Efektivitas Keuangan Pasca Otonomi Daerah Pada Pemerintah Kota Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan: dari segi transparansi yang diterapkan pada era otonomi daerah cukup transparan. Hal ini ditunjukkan dari kelima elemen transparansi, hanya satu elemen yaitu dokumen anggaran yang yang mudah diakses menunjukkan tidak transparan, satu elemen yaitu pengumuman kebijakan anggaran menunjukkan kurang transparan, dua elemen yaitu laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu, dan sistem pemberian informasi kepada publik menunjukkan cukup transparan, dan satu elemen transparansi yang menunjukkan transparansi yaitu

(7)

terakomodasinya suara atau usulan rakyat. Segi efisiensi yang dinilai dengan menggunakan rasio efisiensi, menunjukkan bahwa pada pasca otonomi daerah pemerintah kota salatiga mendapatkan hasil cukup efisien. Sedangkan dari segi efektivitas yang dinilai dengan menggunakan rasio efektivitas, menunjukkan bahwa pada pasca otonomi daerah pemerintah kota salatiga mendapatkan hasil sangat efektif.

- Kusmayadi (2005) meneliti mengenai “Upaya Mewujudkan Good Goverment Governance Melalui Pengelolaan Keuangan Daerah ”, dengan objek penelitinya kabupaten-kabupaten di Indonesia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor yang paling krusial dalam good goverment governance adalah akurasi dari informasi, khususnya informasi finansial dari Pemerintah Daerah. Inti dari good goverment governance adalah good accounting, karena permasalahan pokok dalam good goverment governance adalah bagaimana perjalanan pemerintahan daerah dapat dipertanggungjawabkan, dengan bottom line berupa pertanggungjawaban finansial.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: dalam penelitian ini dilakukan pada salah satu perangkat kerja daerah Kab.TTS yaitu Dinas PPKAD. Perbedaan karakteristik wilayah mempengaruhi penerapan prinsip transparasinya dan pemahaman mereka akan good governance.

3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara dan alat untuk membantu penulis di dalam melaksanakan aktivitas penelitian untuk memecahkan masalah penelitian dan menjawab masalah penelitian. Oleh karena itu, suatu penelitian harus dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan obyek dan masalah penelitian untuk mengkaji masalah dan mencari pemecahan atas persoalan penelitian secara tepat dan jelas tentang sumber data dan jenis datanya sehingga dapat merumuskan dengan baik (Supramono; 2001).

Peneliti memilih Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagai daerah penelitian karena terdapat masalah-masalah yang berhubungan dengan penerapan aspek good

(8)

governance khususnya prinsip transparansi pada Pemerintahan Kabupaten Timor Tengah Selatan.

3.1 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung pada daerah penelitian dan melalui wawancara langsung (face to face) dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut interview guide. Wawancara langsung tersebut dilakukan dengan responden di kantor dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah yaitu bapak Aba L. Tahun, ST. MT dan kepala dari bidang pendapatan, bidang pembiayaan, bidang kekayaan dan bidang verifikasi dan akuntansi. Sedangkan data sekunder pada penelitian ini diperoleh melalui dokumen-dokumen mengenai pendapatan pengelolaan keuangan dan asset daerah dari dinas bersangkutan.

3.2 Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis

Satuan pengamatan adalah tempat informasi diperoleh tentang satuan analisis. Sehingga yang menjadi satuan pengamatan dalam analisis ini yaitu Kantor Dinas PPKAD Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dan satuan analisis yaitu sesuatu yang mengandung perilaku atau karakteristik yang diteliti atau karakteristik khusus dari satuan pengamatan. satuan analisis pada penelitian ini yaitu pimpinan dari Dinas PPKAD Kabupaten Timor Tengah Selatan dan kepala dari masing-masing yaitu bidang pendapatan, bidang pembiayaan, bidang kekayaan dan bidang verifikasi dan akuntansi.

3.3 Teknik Analisis

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang artinya mencatat secara teliti dan sistematis semua wawancara yang dilakukan langsung dengan pimpinan Dinas PPKAD bapak Aba L. Tahun, ST. MT di Kabupaten Timor

(9)

Tengah Selatan dan kepala bidang pendapatan, bidang pembiayaan, bidang kekayaan dan bidang verifikasi dan akuntansi.

3.4. Indikator Transparansi

Indikator- indikator transparansi menurut Mardiasmo (2002) yaitu:

1. Terdapat pengumuman kebijakan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah.

2. Tersedia laporan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah yang mudah diakses.

3. Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu. 4. Tersedianya sarana untuk suara dan usulan rakyat. 5. Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik.

4. PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Pemerintahan Kabupaten Timor Tengah Selatan, memiliki 29 unit kerja atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Dari ke 29 unit kerja atau SKPD tersebut pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daeran (DPPKAD) pemerintahan Kabupaten Timor Tengah Selatan, karena unit kerja tersebut dapat menggambarkan penerapan basis akuntansi pada pemerintahan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Hal ini dikarenakan DPPKAD mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang pengelolaan keuangan dan asset daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantunya.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi

(10)

dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah, Nomor 28 tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam Melaksanakan sebagian kewenangan daerah dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah serta tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah serta mempunyai fungsi Pengaturan dan pengurusan kegiatan teknis operasional dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah berdasarkan kebijakan Bupati, pelaksanaan pengembangan program pemerintah daerah dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah, pelaksana pelayanan dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah (Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 28 Tahun 2008).

4.2 Penerapan Prinsip Transparansi

1) Pengumuman Kebijakan Mengenai Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

Kebijakan pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan mengenai pendapatan daerah, pengelolaan keuangan dan asset daerah harus diinformasikan melalui pusat informasi yaitu dinas perhubungan, komunikasi dan dan informatika atau dimuat dalam website khusus daerah kabupaten Timor Tengah Selatan kepada publik, karena informasi dari pemerintah tersebut merupakan instrumen akuntabilitas atas kinerja aparat pemerintah.

Kebijakan keuangan daerah dimuat dalam rencana strategis (RENSTRA Periode 2009-2014) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan, yaitu:

a. Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah :

1) Secara konsisten menerapkan sistem anggaran berdasarkan indikator kinerja yang dapat diukur tingkat pencapaiannya.

(11)

2) Melaksanakan secara konsisten prinsip efisiensi dan efektivitas melalui sistem perencanaan yang lebih baik dan adanya penajaman skala prioritas program dan keadaan sesuai kondisi daerah.

3) Merencanakan program dan kegiatan secara integrative untuk menghindari pemborosan anggaran dan berorientasi pada investasi jangka panjang.

4) Memberikan perhatian pada belanja publik secara proporsional dengan berorientasi pada pelayanan masyarakat dalam rangka peningkatan pendapatan perkapita masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

b. Kebijakan Umum Pengelolaan Asset Daerah :

1) Secara konsisten menerapkan asas pengelolaan asset daerah yang meliputu asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisien, akuntabilitas dan kepastian nilai. 2) Menerapkan secara konsisten sistem perencanaan kebutuhan barang milik daerah

yang disusun dalam rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah dengan memperhatikan ketersediaan barang milik daerah yang ada.

3) Konsisten pada prinsip efisien, efektif, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel dalam pelaksanaan pengadaan barang milik daerah.

4) Menerapkan prinsip efektif, efisien dan bertanggung jawab dalam penerimaan dan pengeluaran barang, penggunaan, penetausahaan dan selektif dalam melaksanakan proses penghapusan barang bergerak maupun barang tidak bergerak.

Pengumuman kebijakan mengenai pendapatan daerah, pegelolaan keuangan daerah dan pengelolaan asset daerah tersebut diinformasikan kepada publik hanya melalui rencana strategis (RENSTRA Periode 2009-2014) dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dan pameran pembangunan yang diadakan setiap tahunnya. Pemerintah daerah belum sepenuhnya memanfaatkan sarana-sarana informasi publik yang telah tersedia di Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu website khusus Kabupaten Timor Tengah Selatan dan belum tersedianya papan-papan pengumuman mengenai kebijakan daerah pada setiap kantor dinas.

(12)

Jadi penerapan transparansi akan pengumuman kebijakan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah pada dinas PPKAD telah dilakukan walapun sudah terlaksana.

2) Laporan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Mudah Diakses. Laporan-laporan pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah kepada publik pada Pemerintahan Kabupaten Timor Tengah Selatan berupa laporan tahunan yang terdiri dari:

Pertama, laporan penerimaan daerah yaitu pendapatan asli daerah dan dana perimbangan yang terdiri dari dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/bukan pajak dan dana bantuan propinsi (dapat dilihat pada lampiran hal 24, 27, 30 & 31).

Kedua, laporan belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung (belanja pegawai, hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan kepada propinsi atau pemerintah daerah lainnya) dan belanja langsung (belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja moda) ( dapat dilihat pada lampiran hal 25 & 28).

Ketiga, laporan pembiayaan daerah yang terdiri dari penerimaan pembiayaan yang meliputi SILPA tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman dan penerimaan kembali pemberian pinjaman. Laporan Pengeluaran pembiayaan yang terdiri dari pembentukan modal cadangan, penyertaan modal pemerintah daerah, pembayaran pokok hutang dan pemberian pinjaman daerah (dapat dilihat pada lampiran hal 26 & 29).

Laporan-laporan diatas tersebut diinformasikan kepada publik hanya melalui rencana strategis (RENSTRA Periode 2009-2014) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, perpustakaan daerah dan BPS khusus Kabupaten Timor Tengah Selatan.

(13)

Pemerintah daerah yang belum sepenuhnya memanfaatkan sarana-sarana informasi publik yang telah tersedia di Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu website khusus Kabupaten Timor Tengah Selatan. Website Kabupaten Timor Tengah Selatan tersebut belum memenuhi seluruh kategori yang ditetapkan dalam UU KIP (ketentuan Informasi Publik) yaitu profil organisasi, program yang sedang dijalankan, informasi tentang keuangan, informasi tentang akses infomasi, serta peraturan/kebijakan daerah. Serta belum tersedianya papan-papan pengumuman pada setiap kantor dinas.

Jadi penerapan transparansi mengenai laporan-laporan pendapatan, pengelolaan keuangan, dan asset daerah yang mudah diakses telah dilakukan walaupun sudah terlaksana.

3) Laporan Pertanggungjawaban yang Tepat Waktu

Laporan pertanggungjawaban terdiri dari laporan keuangan tahunan, laporan pertanggungjawaban kinerja, dan laporan keuangan asset daerah khusus untuk diaudit oleh BPK, laporan-laporan tentang pengelolaan keuangan dan asset daerah tersebut akan dihimpun dari seluruh SKPD yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang disiapkan dalam satu laporan bulanan, laporan triwulan dan laporan semesteran dan tahunan. Laporan-laporan dari setiap SKPD tersebut seharusnya disampaikan ke dinas PPKAD paling lambat dua bulan setelah tahun anggaran berakhir sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Namun laporan-laporan dari setiap kepala SKPD tersebut seringkali dilaporkan sangat tidak tepat waktu dan tidak semua SKPD memberikan laporan tersebut walaupun telah diminta Oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah berulang kali. Hal tersebut mempengaruhi penyelesaian laporan pertanggungjawaban kinerja dan laporan keuangan tingkat kabupaten. sehingga, penyampaian informasi mengenai laporan pertanggungjawaban kinerja dan laporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan publik sering kali terlambat. Hal tersebut terjadi karena kesiapan SDM aparat pengelola keuangan setiap SKPD belum

(14)

maksimal dalam pengelolaan keuangan daerah dengan sistem akuntansi keuangan daerah dan karena kualitas SDM belum memadai.

Laporan pertanggungjawaban di atas dilaporkan dan diinformasikan kepada publik melalui renstra, BPS, dan melalui perpustakaan daerah, namun hanya dalam bentuk laporan belum dimuat pada website khusus Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Jadi penerapan transparansi mengenai laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu sudah terlaksana.

4) Sarana untuk Suara dan Usulan Rakyat

Saran dan kritik dari masyarakat merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk pengembangan kinerja aparat pemerintah khususnya pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, karena melalui saran dan kritik dari masyarakat maka Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah akan mengetahui kekurangan dan seberapa baik kinerja mereka. Oleh karena itu, pentingnya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah menyediakan sarana untuk masyarakat menyampaikan saran dan kritik mereka. Hal tersebut bisa terwujud apabila pemerintah menggunakan media komunikasi yang ada yaitu media lokal seperti radio dan koran, dan juga melalui website khusus daerah sabagai sarana untuk publik menyampaikan saran dan kritik mereka. Namun pada kenyataannya, di Kabupaten Timor Tengah Selatan hanya menyediakan satu sarana untuk masyarakat menyampaikan saran dan kritik mereka mengenai kinerja dari aparat pemerintah. Saran dan kritik dari masyarakat disalurkan hanya melalui DPRD, dimana komisi-komisi dengan masing-masing bidang yaitu komisi A bidang pemerintahan, komisi B bidang keuangan dan perekonomian, komisi C bidang pembangunan dan komisi D bidang kesejahteraan sosial. Saran dan kritik yang sudah disampaikan ke masing-masing komisi yang ada di DPRD, kemudian pimpinan dari dinas yang bermasalah akan dipanggil untuk diminta penjelasan. Di masing-masing dinas-dinas pada Kabupaten Timor Tengah Selatan hingga saat ini

(15)

belum tersedia sarana untuk masyarakat menyampaikan saran dan kritik mereka secara langsung.

Jadi penerapan prinsip transparansi mengenai sarana untuk suara dan usulan rakyat belum terlaksana.

5) Sistem Pemberian Informasi Kepada Publik

Laporan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah harus diinformasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan juga kepada masyarakat karena masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui informasi tersebut dan masyarakat juga merupkan bagian penting dari pembangunan suatu daerah. Informasi mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah dipublikasikan melalui media cetak dan pusat informasi. Sistem informasi yang sering dipakai oleh di Dinas PPKAD Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu hanya berupa media cetak Pos Kupang untuk menginformasikan semua kegiatan pemerintah melalui suatu media yang bernama spirit NTT dan melalui BPS Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Jadi penerapan prinsip transparansi mengenai sistem pemberian informasi kepada publik sudah terlaksana.

5. KESIMPULAN DAN KETERBATASAN

5.1. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai transparansi pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Hasil penelitian mengenai penarapan prinsip transparansi menunjukkan bahwa:

(16)

Table 5.1

Penerapan Prinsip Transparansi

Indikator Penerapan

1. Pengumuman kebijakan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah.

Sudah terlaksana, tetapi pengumuman informasi hanya melalui renstra dan melalui pameran pembangunan.

2. Laporan-laporan pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah yang mudah diakses.

Sudah terlaksana, tetapi hanya dapat diakses melalui renstra, perpustakaan daerah, dan BPS.

3. Laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu.

Sudah terlaksana, tetapi hanya melalui renstra, BPS, dan melalui perpustakaan daerah.

4. Sarana untuk suara dan usulan rakyat. Belum terlaksana, karena hanya melalui komisi-komisi yang ada di DPRD, belum tersedia kotak saran atau telepon bebas pulsa pada setiap dinas untuk masyarakat menyampaikan saran dan kritik mereka secara langsung.

5. Sistem pemberian informasi kepada publik.

Sudah terlaksana, tetapi hanya melalui media cetak (Spirit NTT dan pos kupang) dan melalui BPS.

Baik pihak pemerintah daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan ataupun pihak dari masing-masing dinas kurang memanfaatkan fasilitas komunikasi yang telah tersedia seperti website khusus Kabupaten Timor Tengah Selatan, sebagai sarana untuk menginformasikan berbagai informasi mengenai penyelenggaraan daerah. Hal lain yang menghambat penerapan informasi publik yaitu belum tersedianya fasilitas yang seharusnya disediakan pada setiap dinas seperti papan pengumuman, kotak saran atau telepon bebas pulsa pada setiap dinas untuk masyarakan menyampaikan saran dan kritik mereka mengenai kinerja aparat pemerintah.

(17)

Penerapan prinsip tranparansi tercapai melalui kemudahan dan kebebasan publik untuk memperoleh informasi dari dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah. Bagi publik, transparansi bukan lagi merupakan kebutuhan tetapi hak yang harus diberikan oleh pemerintah. Penerapan transparansi sangat diperlukan untuk membangun keyakinan dan kepercayaan publik kepada dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah. Dengan pelaksanaan transparansi, publik tidak lagi curiga terhadap kinerja dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah dan karenanya keyakinan dan kepercayaan publik terhadap dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah juga tinggi.

5.2 Saran untuk Pemerintah Daerah dan Dinas PPKAD Kabupaten. TTS

Pemerintah daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan harus menyediakan suatu kebijakan yang jelas tentang cara mendapatkan informasi mengenai penyelenggaraan daerah, bentuk informasi yang dapat diakses oleh publik atau masyarakat ataupun bentuk informasi yang bersifat rahasia, bagaimana cara mendapatkan informasi, durasi waktu untuk mendapatkan informasi, dan prosedur pengaduan apabila informasi tidak sampai kepada publik. Sedangkan dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah juga perlu mengupayakan peraturan yang menjamin hak publik untuk mendapatkan informasi mengenai kinerja dari kantor dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah dan berbagai informasi keuangan daerah seperti pendapatan asli daerah, dana perimbangan (dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/ bukan pajak dan dana bantuan dari propinsi), belanja daerah dan pembiayaan daerah maupun prosedur pengaduan. Selain itu dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah seharusnya juga menyediakan sarana khusus bagi masyarakat untuk menyampaikan saran dan kritik mereka mengenai kinerja dari dinas tersebut, seperti kotak saran, telepon bebas pulsa dan lewat sms. Dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah juga harus menyediakan papan-papan pengumuman mengenai informasi laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat di depan kantor.

(18)

5.3 Keterbatasan

Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan waktu dan terbatasnya akses data serta kurangnya pemahaman responden mengenai good governance juga membuat peneliti kesulitan saat melakukan wawancara dengan pihak kantor dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah.

5.4 Saran untuk Penelitian Mendatang

Penelitian ini dilakukan hanya dari segi prinsip transparansi dan hanya pada satu satuan kerja perangkat daerah yaitu dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dengan demikian, penelitian akan datang diharapkan dapat meneliti dari keseluruhan prinsip good governance dan tidak hanya pada satu satuan kerja perangkat daerah di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

(19)

Daftar Pustaka

BAPPENAS., 2007, Penerapan Prinsip-Prinsip Tata Kepemerintahan Yang Baik, Jakarta. Dwiyanto, A., 2006, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Fakultas

Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Eathewin., 2011, Transparansi Dalam Prinsip-Prinsip Tata Kelola Yang Baik Pada Pelaksanaan MBS.

Irma Nurida Rajagukguk, 2010, Transparansi, Efisiensi, dan Efektivitas Keuangan Pasca Otonomi Daerah Pada Pemerintah Kota Salatiga, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Krina, P., 2003, Indikator & Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, transparansi & partisipasi, Sekretariat Good Public Governance Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,Jakarta.

Kusmayadi., 2005, Upaya Mewujudkan Good Gonernment Governance Melalui Pengelolaan Keuangan Daerah, Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor.

Mardiasmo., 2002, Tentang Akuntansi Sektor Publik Dalam Mewujudkan Good Governance Dalam Perspektif Otonomi Daerah Dalam Desentralisasi Fiskal Menuju Indonesia Baru, Andi,Yogyakarta.

Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah.

Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 41tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Rahmanurrasjid,Amin,S.H,2008,Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah untuk Mewujudkan Pemerintahan yang Baik di Daerah. Universitas Diponegoro Semarang.

Renstra Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten.Timor Tengah Selatan.

(20)

Supramono., 2001, Metode Penelitian Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana,Press, Salatiga.

http://www.infokorupsi.com. http://www.pemkab-tts.go.id http://www.poskupang.com.

(21)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Senly Mirani Wadu

Nim : 232005072

Alamat Asal : Jl. Prof. Dr. Soepomo no 4 Soe - TTS 85511

Judul Skripsi : Penerapan Good Governance dari Segi Transparansi pada Bidang Penyelenggaraan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Studi Kasus di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Riwayat Pendidikan : SD : GEMIT Soe 4 Kota : Soe - TTS Lulus Tahun : 1996 SMP : Negeri 1Soe Kota : Soe - TTS Lulus Tahun : 2002 SMA : Negeri 1Soe Kota : Soe - TTS Lulus Tahun : 2005 Fakultas Ekonomika & Bisnis,

Lulus Tahun : 2012

Riwayat Seminar :

- Seminar “kuliah umum go excellent”, tanggal 30 Agustus 2005. Penyelenggara Fakultas Ekonomika & Bisnis, tempat di BU UKSW salatiga.

- Seminar “Marketing Festifal 2005”.

Penyelenggara Fakultas Ekonomika & Bisnis, tempat di BU UKSW salatiga.

- Seminar “seminar KSM ( Kiat Sukses Menghadapi Persaingan Dalam Dunia Kerja )”, tanggal 22 Maret 2006.

Penyelenggara kelompok Studi Manajemen Fakultas Ekonomika & Bisnis, tempat di BU UKSW salatiga.

(22)

- Seminar “Seminar Akuntansi (Pengembangan Profesionalismeakuntan Melalui Etika Dan Good Governance )”, tanggal 27 Maret 2007.

Penyelenggara Kelompok Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika & Bisnis, tempat di BU UKSW salatiga.

- Seminar “Diskusi Akuntansi Pengembangan

(Profesionalismeakuntan Melalui Etika Dan Good Governance)”, tanggal 28 Maret 2007.

Penyelenggara Kelompok Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika & Bisnis, tempat di BU UKSW salatiga.

- Seminar “Insurance Goes To Campus (Peran Asuransi Dalam Perekonomian Indonesia)”, tanggal 26 September 2007.

Penyelenggara Fakultas Ekonomika & Bisnis, PT. Asuransi central asia & PT. AIG Life, tempat di BU UKSW salatiga.

- Seminar “Diskusi Panel (Kebijakan Perbankan Dalam Mengahadapi Financial Global)”, tanggal 26 November 2008.

Penyelenggara Fakultas Ekonomika & Bisnis, tempat di BU UKSW salatiga.

- Seminar “Insurance Goes To Campus (Dampak Krisis Financial Global Terhadap Perkembangan Industri di Indonesia)”, tanggal 4 Desember 2008.

Penyelenggara Fakultas Ekonomika & Bisnis, PT. A.J. Central Asia Raya, tempat di BU UKSW salatiga.

- Seminar “The History Of Finance”, tanggal 15 Januari 2009.

Penyelenggara Fakultas Ekonomika, tempat di BU UKSW salatiga.

Referensi

Dokumen terkait

 Inflasi Kota Bengkulu bulan Juni 2017 terjadi pada semua kelompok pengeluaran, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami Inflasi

Penataan promosi statis ialah suatu kegiatan untuk mempertunjukkan, memamerkan atau memperlihatkan hasil praktek atau produk lainnya berupa merchandise kepada masyarakat

3 Scatter plot hasil clustering algoritme PAM untuk k=17 7 4 Scatter plot hasil clustering algoritme CLARA untuk k=19 9 5 Plot data titik panas tahun 2001 sampai dengan

Sesuai dengan fokus masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana erotisme ditampilkan dalam lirik lagu “Cinta Satu Malam”, “Mojok di Malam Jumat”, dan “Aw Aw”

Nilai ekonomis dari ampas tebu akan semakin tinggi apabila dilakukan proses lanjutan yaitu dengan memanfaatkan limbah tebu menjadi membran silika nanopori yang

yang sangat besar seperti: (1) pengembangan kompetensi guru (matematika) dalam pendidikan dan pengajaran serta pengabdian kepada masyarakat merefleksikan pada

Konsekuensi yang diharapkan klien dapat memeriksa kembali tujuan yang diharapkan dengan melihat cara-cara penyelesaian masalah yang baru dan memulai cara baru untuk bergerak maju

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu data analog gelombang otak dapat digunakan sebagai perintah untuk menghidupkan atau