BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman modern seperti ini, internet telah menjadi sesuatu hal yang tidak asing lagi. Teknologi informasi yang semakin maju pula berdampak pada perilaku pengguna informasi. Hal ini di karenakan majunya ilmu teknologi dan sudah banyaknya fasilitas yang memadai. Harga yang terjangkau juga menjadi salah satu faktor pendukung dalam mengakses internet.
Hal ini didukung dengan adanya data menurut MarkPlus Insight, jumlah pengguna Internet di Indonesia per akhir tahun 2012 mencapai 61,08 juta orang. Angka tersebut naik sekitar 10% ketimbang tahun 2011. Dibanding total populasi, penetrasi pengguna Internet mencapai 23,5%.MarkPlus Insight melakukan survei terhadap 2151 orang yang berusia 15-64 tahun dengan strata sosial ABC dan bertempat tinggal di 11 kota besar di Indonesia. Survei juga dilakukan untuk menemukan behaviors yang muncul di antara para pengguna Internet ini.Temuan yang layak untuk ditelaah lebih lanjut:
• 40% dari pengguna Internet di Indonesia (24,2 juta orang) mengakses Internet lebih dari 3 jam setiap harinya
• 58 juta orang (95%) mengakses Internet dari notebook, netbook, tablet dan perangkat seluler
• Komunitas terbesar pengguna Internet didominasi oleh kalangan middle class 1
• Mayoritas pengguna Internet di Indonesia berada di rentang usia 15-35 tahun • 56,4% termasuk “bargain hunter” — yang rela berjam-jam berselancar di Internet
untuk mencari informasi dan penawaran terbaik tentang kebutuhannya • 3,7 juta orang (6%) pernah melakukan transaksi e-commerce
• budget rata-rata pembelian secara online adalah Rp 150 ribu
Sumber : MarkPlus Insight
Kebutuhan informasi yang lebih cepat dan mudah di akses tentunya menuntut para penyedia informasi untuk memiliki sebuah media online, dimana informasi yang disajikan bisa dengan mudah dan praktis di akses oleh pengguna informasi.
Media informasi online yang banyak digunakan adalah sebuah website, di mana website dapat banyak menempatkan informasi yang ingin kita berikan dan dapat mudah di akses oleh pengguna informasi dimana saja dan kapan saja.
Semakin majunya teknologi, sudah sedikit orang yang menyebarkan informasi menggunakan media tradisional. Dapat dilihat sudah semakin banyaknya perusahaan yang menggunakan media website untuk membantu jalannya kegiatan perusahaan tersebut. Fungsi penggunaan website setiap perusahaan juga berbeda. Ada yang menggunakan website sebagai sarana informasi maupun sebagai sarana e-commerce. Namun banyak perusahaan yang menggunakan media website sebagai sarana untuk berkomunikasi atau interaksi dengan para penggunjung dan sebagai sarana menyebarkan informasi yang berhubungan dengan perusahaan tersebut. Penyebaran informasi tersebut bertujuan menarik pelanggan agar tertarik untuk berkunjung maupun sekedar mencari informasi.
Dalam bidang pariwisata, sudah banyak tempat pariwisata yang menggunakan media online sebagai sarana dalam menyampaikan informasi kepada pelanggan. Ini merupakan cara yang paling mudah untuk di akses oleh penggunjung sebelum mengunjungi tempat yang ingin dituju, walaupun tempat keberadaan pengunjung sangat jauh dari tempat wisata.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tahun 2011 perolehan devisa dari wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 8,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 80 triliun), sementara total pengeluaran wisatawan lokal Rp 156,89 triliun
Jumlah perjalanan wisatawan lokal pada 2011 mencapai 236,752 juta. Dari perjalanan tersebut, total pengeluarannya mencapai Rp 156,89 triliun. Perhitungan pengeluaran ini berdasarkan besarnya pengeluaran per perjalanan sebesar Rp 662.680. Perjalanan wisatawan lokal masih didominasi ke tujuh provinsi di Indonesia, yakni Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Sulawesi Selatan.
Dengan jumlah penduduk sekitar 237 juta jiwa, potensi wisatawan lokal di Indonesia sangat besar. Apalagi, warga kelas menengah tiap tahun terus bertambah. Bank Dunia menyebutkan, sebanyak 56,5 persen dari 237 juta warga Indonesia masuk kategori kelas menengah dengan nilai belanja 2-20 dollar AS per hari. Artinya, saat ini ada sekitar 134 juta warga kelas menengah di Indonesia. Kelompok ini tentunya memiliki kebutuhan wisata sesuai dengan daya belinya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyebut wisatawan lokal menjadi penyelamat ekonomi Indonesia pada saat krisis seperti saat ini. Saat liburan Lebaran kemarin, kunjungan wisatawan lokal bahkan melonjak hingga 25 persen. Kondisi tersebut menggembirakan karena arus wisatawan asing tengah menurun. Data BPS menunjukkan, dibandingkan dengan Juli tahun lalu, jumlah wisman
yang datang pada bulan Juli 2012 mengalami penurunan 5,94 persen, dari 745.451 orang menjadi 701.200 orang.
Salah satu contoh destinasi pariwisata yang sedang mengalami perkembangan adalahTaman Nasional Gunung Gede Pangrango. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mempunyai peranan yang penting dalam sejarah konservasi di Indonesia. Ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1980. Dengan luas 22.851,03 hektar, kawasan Taman Nasional ini ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan, hanya berjarak 2 jam (100 km) dari Jakarta.
Disamping keunikan tumbuhannya, kawasan TNGGP juga merupakan habitat dari berbagai jenis satwa liar, seperti kepik raksasa, sejenis kumbang, lebih dari 100 jenis mamalia seperti Kijang, Pelanduk, Anjing hutan, Macan tutul, Sigung, dll, serta 250 jenis burung. Kawasan ini juga merupakan habitat Owa Jawa, Surili dan Lutung dan Elang Jawa yang populasinya hampir mendekati punah. Ketika anda hiking di kawasan TNGGP, anda dapat menikmati keindahan ekologi hutan Indonesia.
Hal ini tidak dilewatkan oleh para pengusaha yang terlibat langsung dalam bidang pariwisata. Dengan adanya internet, informasi yang dibutuhkan untuk suatu perjalanan wisatawan tersedia terutama dalam bentuk sebuah website. Konsumen sekarang dapat langsung berhubungan dengan sumber informasi tanpa melalui perantara.
Penggunaan website dalam hal destinasi pariwisata sangat mendukung jalannya aktivitas pariwisata. Tampilan website yang bagus serta menarik dan informasi yang lengkap, merupakan salah satu strategi pihak perusahaan dalam menarik pengunjung.
Yang perlu diperhatikan dalam tampilan sebuah website adalah atribut 7 c’s framework, yang membahas context, content, community, customization, communication, connection, commerce.
Berdasarkan hasil wawancara secara verbal yang dilakukan langsung terhadap pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, mereka menginginkan inovasi baru terhadap website pariwisata tersebut. Pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mengharapkan dengan adanya masukan / inovasi terhadap website mereka, membuat semakin banyak pengunjung dan dapat menampilkan tampilan web sesuai dengan keinginan para pengunjung/wisatawan.
Tampilan yang sesuai dengan keinginan pelanggan dalam mengunjungi sebuah website akan di analisis menggunakan konjoin analisis untuk mengetahui kombinasi atribut web pariwisata seperti apa yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Sehingga hal tersebut menjadi menarik untuk di teliti oleh penulis dengan menggunakan analisis konjoin. Conjoint analysis merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengetahui kombinasi atribut dari suatu produk yang sesuai dengan keinginan oleh konsumen dan dapat ditawarkan oleh produsen (Surjandari , 2010) . Pengunaan Conjoint analysis pada penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan atribut website pariwisata yang disukai oleh wisatawan dan serta dapat dikembangankan pada destinasi pariwisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango .Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Preferensi Mahasiswa Terhadap Website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Dengan Pendekatan Conjoint Analysis”.
1.2 Perumusan Masalah
Butir – butir permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Berapa stimulan / card yang terbentuk dari masing-masing artibut ?
2. Bagaimana kombinasi atribut situs web yang memenuhi keinginan wisatawan? 3. Apakah ada perbedaaan yang signifikan antara Estimates preferences dan Actual
preferences?
1.3 Ruang Lingkup
Agar pembahasan tidak terlalu meluas, penulis merasa perlu memberikan batasan serta rumusan permasalahan sebagai berikut :
1) Berdasarkan hasil wawancara verbal , Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menghendaki riset pada design website TNGGP.
2) Studi kasus hanya dilakukan pada mahasiswa di Jurusan Manajemen BINUS Univeristy yang terdiri dari peminatan Keriwausahaan (Entrepreneur), Pemasaran Internasional dan pada mahasiswa Universitas Tarumanegara.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Menganalisis jumlah stimulan / card yang terbentuk dari masing-masing artibut. 2. Menganalisis kombinasi atribut situs web yang memenuhi keinginan wisatawan. 3. Menganalisis adanya perbedaaan yang signifikan antara Estimates preferences
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ditunjukan : 1. Bagi Perusahaan
Manfaat bagi perusahaan yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dapat mengetahui kriteria web seperti apa yang diinginkan oleh konsumen. Hal tersebut dapat dijadikan masukkan apabila perusahaan ingin mempertingkatkan kualitas web seperti yang dinginkan oleh konsumen.
2. Bagi Peneliti
• Dengan adanya penelitian ini maka dapat melengkapi penelitian – penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan.
• Mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam mempelajari perilaku konsumen dalam mempelajari perliaku konsumen dalam mempertimbangkan keputusan pengunjungan web.
3. Bagi pengembangan ilmu :
Penelitian ini dapat di gunakan untuk sebagai bahan referensi dan pertimbangan dalam melakukan penelitian sejenis. Dengan harapan hasil dari penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut oleh penelti selanjutnya.
1.5 Hipotesis
Ha1 : Diduga terdapat perbedaan terhadap jumlah stimulan dari masing- masing atribut website.
Ha2 :Diduga terdapat perbedaan tingkat kepentingan dari masing – masing website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pada tiap responden.
Ha3 :Diduga ada hubungan positif antara estimates preference dan pendapat responden yang sebenarnya (actual preference) mengenai preferensi setiap atribut website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
1.6Metodologi
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan subjek penelitian yaitu wisatawan mahasiswa Universitas Bina Nusantara dan Universitas Tarumanegara yang sudah pernah mengunjungi website pariwisata terutama website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sumber data primer didapat melalui penyebaran kuesioner dengan sampel yang didapat berjumlah 76 orang. Data tersebut akan diolah menggunakan conjoint analysis, dimana peneliti ingin mengetahui preferensi wisatawan yang telah mengunjungi website pariwisata terhadap atribut – atribut dalam website tersebut.
1.7 Sistematika Penelitian
Penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab , tiap bab memiliki sub-sub bab tersendiri untuk mempermudah pembahasan. Sistematika dari penelitian ini sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, indentifikasi masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis, metodologi, dan sistematika penelitian.
2. BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini berisi mengenai teori-teori yang digunakan sebagai landasan acuan penelitian
3. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi hipotesa dari penelitian yang dilakukan serta metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil dari masalah-masalah yang telah diuraikan pada bab 1, dan pada bab ini akan diuraikan mengenai variabel-variabel dan model penelitian yang digunakan.
4. BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi hasil dari analisa data-data yang telah diolah menggunakan SPSS versi 16.0 mengenai karakteristik demografi atau profil responden, hasil-hasil pengujian , dan implikasi masalah.
5. BAB V SIMPULAN & SARAN
Bab ini berisi simpulan-simpulan yang diperoleh dari pembahasan bab sebelumnya serta saran-saran yang bermanfaat.