• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KESDM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KESDM"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Refo

Undang‐ 2005‐202 birokrasi komitme reformas Nomor 5 Makna  pemerint tantanga pemerint menata u baru  den kebiasaa berbagai

rmasi B

undang  No  25 mengama   untuk  me en  nasional  si  birokrasi   Tahun 2010 reformasi  b tahan  Indo an  abad  ke‐ tahan, melib ulang proses ngan  langka n/rutinitas  y  regulasi, m

Birokra

17  Tahun  2 anatkan bah endukung  k untuk  me dan  tata  k 0 tentang Re birokrasi  ad onesia;  Pert ‐21;  Berkait batkan jutaa s birokrasi d ah‐langkah  b yang  ada,  d emodernkan

asi 

2007  tentan hwa pemban keberhasilan lakukan  ref kelola  peme encana Pemb dalah:  Peru taruhan  be tan  dengan  n pegawai, d dari tingkat t bertahap,  ko an  dengan  n berbagai k g  Rencana  ngunan apar n  pembang formasi  biro erintahan  m bangunan Ja bahan  besa sar  bagi  b ribuan  pro dan memerl tertinggi hin onkret,  real upaya  luar  kebijakan da Pembangun ratur negara unan  bidan okrasi,  pem menjadi  prio angka Mene ar  dalam  p bangsa  Indo oses  tumpan ukan angga gga terenda listis,  sungg biasa;  Upay n praktek m nan  Jangka  P a dilakukan m ng  lainnya.  merintah  te oritas  utama ngah Nasion paradigma  onesia  dala ng  tindih  a ran yang tid ah dan mela uh‐sungguh ya  merevisi  d manajemen p Panjang  Nas melalui refor Sebagai  w lah  meneta a  dalam  Pe nal 2010 – 20 dan  tata  k am  mengha ntarfungsi‐f ak sedikit; U kukan terob ,  berfikir  di dan  memba pemerintah p sional  rmasi  wujud  apkan  rpres  014.     kelola  adapi  fungsi  Upaya  bosan  i  luar  angun  pusat 

(2)

dan daer baru.  Atas dasa akhirnya  yang  be melayan dan pela pelaksan dan efek Pelaksan tahun 20 dan  Bad Birokrasi tentang  tentang  rah, dan me ar makna te menghilang rsangkutan;  i; Meningka ksanaan keb aan  semua  tif dalam me aan  Reform 006 yang dila an  Pemerik   yang  komp Grand  Desig Road  Map  nyesuaikan  rsebut, pela gkan  setiap  Menjadika tkan mutu p bijakan/prog segi  tugas  o enghadapi g masi  Birokras akukan mela ksa  Keuanga prehensif  ya gn  Reformas Reformasi  B tugas fungs ksanaan ref penyalahgu n  negara  y pelayanan ke gram instans organisasi;  M lobalisasi da si  Pemerinta alui pilot pro an.  Sejak  itu ang  ditetapk si  Birokrasi  Birokrasi  20 si instansi pe formasi birok unaan  kewe ang  memili epada masy si; Meningka Menjadikan  an dinamika 

ah  di  Indon oject di Kem u,  dikemban kan  dengan  2010‐2025,  010‐2014.  Se emerintah d krasi diharap enangan  pub ki  birokrasi yarakat; Men atkan efisie birokrasi  In perubahan  esia  pada  d menterian Ke ngkan  konse Peraturan  dan  Perme elain  itu,  di engan parad pkan dapat:  blik  oleh  pe   yang  bers ningkatkan m nsi (biaya da donesia  ant lingkungan s dasarnya  dim euangan, M ep  dan  kebi Presiden  No npan‐rb  No iterbitkan  p

digma dan p

Mengurang ejabat  di  ins ih,  mampu, mutu perum an waktu) d tisipatif,  pro strategis.  mulai  sejak  ahkamah Ag ijakan  Refor o.81  Tahun  .  20  Tahun  ula  9  (semb peran  gi dan  stansi  ,  dan  musan  dalam  oaktif,    akhir  gung,  rmasi  2010  2010  bilan) 

(3)

Pedoman dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi yang ditetapkan dengan Permenpan‐rb  No.  7  sampai  dengan  No.  15  yang  meliputi  pedoman  tentang  Pengajuan  dokumen  usulan  sampai dengan mekanisme persetujuan pelaksanaan reformasi birokrasi dan tunjangan kinerja.  Pelaksanaan  reformasi  birokrasi  di  masing‐masing  instansi  pemerintah  dilakukan  berdasarkan  kebijakan/program/kegiatan yang telah digariskan dalam Grand Design Reformasi Birokrasi dan  Road  Map  reformasi  Birokrasi,  serta  berbagai  pedoman  pelaksanaannya.  Selanjutnya,  pelaksanaan  reformasi  birokrasi  memerlukan  sistem  monitoring  dan  evaluasi  yang  solid  dan  kredibel dan dapat mencerminkan suatu sistem pengukuran yang objektif, dan pengguna dapat  menerima  dan  menindaklanjuti  hasil  dari  sistem  tersebut.  Dalam  rangka  itu,  ditetapkan  Permenpanrb  No.  1  Tahun  2012  tentang  Penilaian  Mandiri  Pelaksanaan  Reformasi  Birokrasi,  dan  untuk  operasionalisasinya  ditetapkan  Permenpanrb  No.  31  Tahun  2012  tentang  Petunjuk  Teknis Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Secara Online. 

Pedoman  dan  Petunjuk  Teknis  Penilaian  Mandiri  Pelaksanaan  Reformasi  Birokrasi  (PMPRB)  tersebut  merupakan  acuan  bagi  instansi  pemerintah  untuk  melakukan  penilaian  upaya  pencapaian  program  Reformasi  Birokrasi  sejalan  dengan  pencapaian  sasaran,  indikator  dan  target nasional. PMPRB mengkaitkan penilaian atas output dan outcome pelaksanaan program  reformasi  birokrasi  di  instansi  pemerintah,  serta  pencapaian  Indikator  Kinerja  Utama  masing‐ masing instansi pemerintah dengan indikator keberhasilan reformasi birokrasi secara nasional.  Sistem  Penilaian  Mandiri  Pelaksanaan  Reformasi  Birokrasi  (PMPRB),  berperan  sangat  penting  dalam  mengetahui  dan  menilai  serta  mengawal  pencapaian  reformasi  birokrasi  sebagaimana  diharapkan. 

(4)

PERAN DAN KINERJA SEKTOR ESDM

PERAN DAN KINERJA SEKTOR ESDM

DAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

KESDM

(5)

DAFTAR ISI

1. PERAN SEKTOR ESDM

2. LINGKUP SEKTOR ESDM

3. DASAR HUKUM PELAKSANAAN KEBIJAKAN SEKTOR ESDM

4. PENERIMAAN NEGARA SEKTOR ESDM

5. INVESTASI SEKTOR ESDM

6. PENGANGGARAN KESDM

7

TANTANGAN SEKTOR ESDM

7. TANTANGAN SEKTOR ESDM

(6)

PEMBANGUNAN

PERAN SEKTOR ESDM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PERTUMBUHAN (PRO GROWTH) LAPANGAN KERJA FISKAL (APBN) SUBSIDI PENERIMAAN NEGARA PEMBANGUNAN NASIONAL HARGA TERJANGKAU (DAYA BELI) TERJAMINNYA TERJAMINNYA PEMERATAAN (PRO POOR) LAPANGAN KERJA (PRO JOB) MONETER SEKTOR SUBSIDI INFLASI

PASOKAN BAHAN BAKAR & INFRASTRUKTUR)

TERJAMINNYA PASOKAN BAHAN BAKAR

DAN BAHAN BAKU (KETERSEDIAAN & INFRASTRUKTUR) SEKTOR RIIL INVESTASI NILAI TAMBAH LINGKUNGAN (PRO ENVIRONMENT)

1. Sektor ESDM berperan sebagai penjamin sumber pasokan bahan bakar dan bahan baku (energi dan minerba) yang

did k

l h h

i

j

k

d

k

i

k k

il i

b h

ISU LINGKUNGAN

didukung oleh harga energi yang terjangkau dan kemampuan meningkatkan nilai tambah.

2. Sektor ESDM berpengaruh terhadap indikator fiskal, moneter dan sektor riil.

3. Untuk fiskal, sektor ESDM berkontribusi kepada penerimaan negara (revenue) tapi juga menimbulkan konsekuensi

subsidi dalam upaya mewujudkan harga energi yang terjangkau. Untuk moneter, komoditas ESDM yang bersifat

administered price berpengaruh kepada inflasi. Untuk sektor riil, secara timbal balik, sektor ESDM menumbuhkan

administered price berpengaruh kepada inflasi. Untuk sektor riil, secara timbal balik, sektor ESDM menumbuhkan

investasi dan sekaligus membutuhkan investasi.

4. Semua menjadi landas gerak pembangunan nasional melalui four tracks yaitu pertumbuhan (pro‐growth),

penciptaan lapangan kerja (pro‐job), pemerataan pembangunan dengan orientasi pengentasan kemiskinan (pro‐

(7)

LINGKUP SEKTOR ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

MIGAS

Mineral dan 

Batubara

Ketenaga‐

listrikan

Energi baru 

terbarukan 

dan 

konservasi 

i

Kegeologian

Bidang 

lainnya

energi

(8)

DASAR HUKUM PELAKSANAAN KEBIJAKAN SEKTOR ESDM

UUD 1945

PASAL 33 Ayat (2) ayat (3), dan ayat (5)

1. Landasan 

Konstitusional

UU No 30 Tahun 2007 tentang Energi

2. Landasan Kebijakan 

Nasional

UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (BAB III dan BAB IV)

UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi

(Pasal 4 ayat (3))

3. Landasan Operasional

UU No. 22 Tahun 2001

Tentang Migas*)

UU No.27 Tahun

2003 Tentang

Panas Bumi

UU No.4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan

Batubara

UU No.30 Tahun

2009 tentang

Ketenagalistrikan

Peraturan Pemerintah

Peraturan Presiden

P

t

M t i**)

Catatan :

*) Dengan perubahannya berdasarkan putusan MK tahun 2004

**) Sepanjang diamanatkan Peraturan yang lebih tinggi dan/atau dalam rangka melaksanakan tugas & fungsi penyelenggaraan negara (Hak Atribusi)

Peraturan Menteri**)

(9)

PENERIMAAN SEKTOR ESDM 2009 ‐ 2013

450 350 400 200 250 300

un Rupiah

100 150 200

Tr

ili

u

0 50 2009 2010 2011 2012* 2013** Total 238,02 288,84 387,97 415,20 403,36 Lainnya 0,64 0,52 1,89 1,87 1,08 Panas bumi 0,43 0,52 0,43 0,74 0,40 Pertambangan umum 52,27 66,82 107,27 123,59 144,60 Mi k d G B i

*)Perkiraan Realisasi **) Rencana

(10)

PENERIMAAN SEKTOR ESDM (RENCANA vs REALISASI)

Penerimaan sektor ESDM selalu 

melebihi target

(11)

INVESTASI SEKTOR ESDM 2009 – 2013

50 40

S$

20 30

Miliar U

S

10 20 0

2009

2010

2011

2012*

2013**

Total

20,31 21,81 27,19 28,34 39,38

EBT

0,27 0,28 0,10 0,31 0,47

Minerba

2,21 3,19 3,41 4,20 3,77

Ketenagalistrikan

5,08 4,68 4,98 5,62 7,20

Minyak dan Gas Bumi

12 75

13 66

18 70

18 21

27 94

*)Perkiraan Realisasi **) Rencana

(12)

PENGANGGARAN KESDM 2005

PENGANGGARAN KESDM 2005‐‐2014

2014

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Alokasi  Anggaran (d/h Pagu  3.296.646,50 5.382.440,00 6.458.155,48 5.964.200,51  7.245.135,38  7.797.454,05 15.298.586,77  15.804.719,98  22.380.420,05 19.582.535,38 

(dalam juta rupiah)

Definitif)

TOTAL 2005 ‐ 2009 = 28.346.577,87  TOTAL 2010 ‐ 2014 = 80.863.716,23

Catatan:

ƒ 2009 termasuk Pagu Stimulus Fiskal

ƒ 2013 berdasarkan hasil rekapitulasi usulan pada Presentasi Kegiatan Eselon II ƒ 2014 Rencana Indikasi Pendanaan sesuai Pagu Indikatif RPJMN 2010 ‐ 20140 e ca a d as e da aa sesua agu d at J 0 0 0

80.863.716,2   90.000.000,00 

Anggaran KESDM

Anggaran KESDM

50.000.000,00  60.000.000,00  70.000.000,00  80.000.000,00  9  R upiah 15.000.000,00 20.000.000,00 25.000.000,00

Anggaran KESDM

  Rupiah 28.346.577,8 10.000.000,00  20.000.000,00  30.000.000,00  40.000.000,00  5 , Juta  R 0,00 5.000.000,00 10.000.000,00 Juta ‐ 10.000.000,00  TOTAL 2005 ‐ 2009  TOTAL 2010 ‐ 2014  2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tahun

(13)

TANTANGAN SEKTOR ESDM KE DEPAN

1. Pengurangan subsidi BBM dan subsidi listrik. Dengan tingginya harga

minyak, maka subsidi energi dapat semakin membebani APBN. Kenaikan

BBM bukan merupakan pilihan, sehingga kebijakan pengendalian konsumsi

BBM bersubsidi ke depan harus lebih ditingkatkan antara lain melalui

program/kegiatan

peningkatan

pemanfaatan

gas

untuk

transportasi

(pembangunan

SPBG,

konversi

ke

BBG

dan

LGV),

peningkatan

pemanfaatan gas untuk rumah tangga (jaringan distribusi gas kota)

pemanfaatan gas untuk rumah tangga (jaringan distribusi gas kota),

konversi mitan ke LPG, dan substitusi bahan bakar pembangkit listrik.

2. Peningkatan

g

rasio

elektrifikasi,

,

melalui

peningkatan

p

g

kapasitas

p

pembangkit listrik, penambahan jaringan transmisi, peningkatan kapasitas

gardu induk, perluasan jaringan distribusi dan gardu distribusi di perdesaan,

serta pembangunan pembangkit energi baru terbarukan.

3. Meningkatkan produksi/lifting dan cadangan minyak bumi, antara lain

melalui evaluasi cadangan migas dan CBM, eksplorasi dalam upaya

mencari cadangan migas baru peningkatan kontrak kerja sama migas dan

mencari cadangan migas baru, peningkatan kontrak kerja sama migas dan

CBM.

(14)

TANTANGAN SEKTOR ESDM KE DEPAN

(Lanjutan)

3.

Diversifikasi energi, antara lain melalui pengembangan energi

berbasis sumber daya lokal (DME), pengembangan pemanfaatan

gas bumi, pengembangan panas bumi, pengembangan energi baru

gas bumi, pengembangan panas bumi, pengembangan energi baru

(CBM, oil shale, shale gas, gas hydrate).

4.

Konservasi energi, antara lain melalui audit energi bagi industri,

g

g

g

edukasi dan sosialisasi konservasi energi.

5.

Peningkatan infrastruktur energi, antara lain melalui peningkatan

kapasitas pembangkit

listrik, penambahan

jaringan transmisi,

peningkatan kapasitas gardu induk, perluasan jaringan dan gardu

distribusi di perdesaan, penyediaan listrik hemat dan murah bagi

mas arakat nela an dan daerah tertinggal pembang nan SPBG

masyarakat nelayan dan daerah tertinggal, pembangunan SPBG,

pembangunan jaringan distribusi gas kota, dan pembangunan Mini

(15)

TANTANGAN SEKTOR ESDM KE DEPAN

(Lanjutan)

6.

Peningkatan nilai tambah mineral, antara lain melalui Penyiapan

Peraturan MESDM tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral dan

Batubara.

7.

Peningkatan

pembinaan

dan

pengawasan

mineral

dan

batubara, antara lain melalui peningkatan pengawasan produksi

dan

pemasaran

mineral

dan

batubara,

inventarisasi

dan

penyusunan produksi mineral dan batubara nasional, inventarisasi

penyusunan produksi mineral dan batubara nasional, inventarisasi

dan verifikasi potensi PNBP pertambangan umum.

(16)

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA

(17)

KRONOLOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KESDM

¾ Sesuai dengan Permen PAN dan RB Nomor PER/15/M.PAN/2008

t

t

P d

U

R f

i Bi k

i b h

t k

l k

tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi, bahwa untuk pelaksanaan

reformasi birokrasi Kementerian/Lembaga, perlu menyusun Dokumen

dan Road Map Reformasi Birokrasi

¾ KESDM pada tanggal 31 Desember 2009 telah mengusulkan

pelaksanaan reformasi birokrasi kepada Kementerian PAN dan

RB, namun belum dapat ditindak lanjuti mengingat Kementerian PAN dan

RB sedang menyempurnakan peraturan pelaksanaan Reformasi

RB sedang menyempurnakan peraturan pelaksanaan Reformasi

Birokrasi

¾ Berdasarkan Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design

R f

i Bi k

i 2010

2025 d

P

PAN d

RB N

20

Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 dan Permen PAN dan RB Nomor 20

Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 –

2014, KESDM telah menyusun dokumen usulan dan road map reformasi

birokrasi KESDM

birokrasi KESDM

¾ Usulan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi KESDM telah disampaikan

MESDM kepada Menteri PAN dan RB pada tanggal 27 November 2012

¾ Capaian masing-masing Area Perubahan dalam pelaksanaan reformasi

(18)

1. MANAJEMEN PERUBAHAN

1 M

b

t k Ti

M

j

P

b h

P l k

R f

i

1. Membentuk Tim Manajemen Perubahan Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi KESDM sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM;

2. Melaksanakan sosialisasi reformasi birokrasi dan

b

l

k

i f

i kt

l t

k it d

S kt

ESDM

menyebarluaskan informasi aktual terkait dengan Sektor ESDM

kepada para pejabat strukural dan fungsional dan kepada

seluruh pegawai dengan bentuk audio visual yang saat ini

sedang berjalan;

sedang berjalan;

3. Menyusun strategi manajemen perubahan dan strategi

komunikasi;

4. Melibatkan pegawai dan stakeholder dalam pengambilan

kebijakan yang strategis melalui rapat kerja, seminar dan

simposium;

5. Mendorong berkembangnya budaya inovatif;

6. Mengembangkan budaya organisasi yang berorientasi pada

peningkatan kinerja.

7. Membudayakan dialog, kerja sama tim, dan keterbukaan

berkomunikasi

(19)

2. PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1 P

t

t

d

d

(

l

i l

i

1. Penataan peraturan perundang-undangan (program legislasi

dan regulasi) telah dilakukan dan menghasilkan:

a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak

dan Gas Bumi beserta peraturan di bawahnya

dan Gas Bumi, beserta peraturan di bawahnya

b. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas

Bumi, beserta peraturan di bawahnya

c Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang

c. Undang Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang

Energi, beserta peraturan di bawahnya

d. Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara, beserta peraturan di

g

,

p

bawahnya

e. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan, beserta peraturan di bawahnya

2.

Mengembangkan Jaringan Dokumentasi dan Informasi

Hukum

3

Identifikasi peraturan perundang-undangan Sektor ESDM

3.

Identifikasi peraturan perundang-undangan Sektor ESDM

(20)

3. PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI

a.

Penerapan sistem manajemen kinerja dilakukan dengan

p

j

j

g

menyusun IKU Kementerian dan Unit Utama berdasarkan

Balanced Scorecard serta pengembangan Sistem Penilaian

Kinerja Pegawai

b. Rencana Strategis ditetapkan dalam Renstra

KESDM, dijabarkan dalam program dan kegiatan.

Renstra KESDM menjadi percontohan nasional

c

E al asi dan penataan organisasi KESDM dilaksanakan

c.

Evaluasi dan penataan organisasi KESDM dilaksanakan

berdasarkan Renstra dan Analisis Beban Kerja (ABK).

d. Pembentukan Organisasi Setjen Dewan Energi Nasional

e

Evaluasi dan penataan Organisasi BPMIGAS (sekarang

e.

Evaluasi dan penataan Organisasi BPMIGAS (sekarang

SKKMIGAS)

f.

Evaluasi dan Penataan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

dan Direktorat pada BPH MIGAS

dan Direktorat pada BPH MIGAS

g. Evaluasi dan Penataan Organisasi Unit Pelaksana Teknis di

lingkungan KESDM

h. Pembentukan Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa

i.

Pembentukan Organisasi Layanan Pengadaan Secara

(21)

4. PENATAAN TATALAKSANA

P

bi

i l

l K

t

i

d

U it

a. Penyusunan proses bisnis level Kementerian dan Unit

Eselon I

b. Evaluasi dan pengembangan Standar Operating

Prosedur (SOP)

c. Pengembangan Sistem Manajemen Mutu (ISO)

d. Pembangunan dan pengembangan e-Government

e. Penyusunan Blue Print Pengembangan e-Government

¾ Situs Ditjen Minerba meraih penghargaan sebagai pemenang II

katagori eselon I pada Warta Ekonomi e-Government Award

Tahun 2008

¾ Situs Ditjen Migas meraih penghargaan sebagai pemenang III

k t

i

l

I

d W t Ek

i

G

t A

d

katagori eselon I pada Warta Ekonomi e-Government Award

Tahun 2011

(22)

5. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR

a

Penataan dan penyusunan kebutuhan pegawai berdasarkan Analisis

a.

Penataan dan penyusunan kebutuhan pegawai berdasarkan Analisis

Beban Kerja (ABK)

b.

Penataan rekrutmen pegawai secara online

c.

Pemberian kenaikan pangkat PNS Pra TMT

d.

Penyusunan Peta Jabatan pada tahun 2007 dan telah dievaluasi

pada tahun 2012

e.

Penyusunan evaluasi jabatan yang menghasilkan informasi faktor

jabatan dan Job Grading

jabatan dan Job Grading

f.

Penyusunan standar kompetensi jabatan struktural eselon III dan IV

g.

Pelaksanaan assessment individu pegawai

h.

Penerapan sistem penilaian kinerja individu

i

P

b

d t b

i

i.

Pengembangan database pegawai

j.

Pengembangan diklat PNS berbasis kompetensi (penyertaan

pendidikan S2/S3 dalam dan luar negeri, diklat teknis dan fungsional

dalam dan luar negeri)

da a

da

ua

ege )

k.

Penerapan disiplin PNS

KESDM mendapat BKN Award sebagai Pengelola

Kepegawaian Instansi Pusat Terbaik

(23)
(24)

6. PENGUATAN PENGAWASAN

a

KESDM telah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah

a.

KESDM telah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah

b.

KESDM telah melakukan inisiatif anti korupsi dan pelaporan LHKPN

c.

Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) KESDM

sesuai Kepmen ESDM No. 17 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan

SPIP di lingkungan KESDM

d.

Pembentukan Satuan Tugas Pelaksana SPIP di lingkungan KESDM

sesuai Kepmen ESDM No. 3269 K/73/MEM/2011

e.

Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

sebagai Quality Assurance dan Consulting sesuai Permen ESDM No.

01 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengawasan di ligkungan KESDM

¾ Laporan keuangan KESDM mendapat opini WTP DPP tahun

2010, WTP pada tahun 2011

(25)
(26)

7. PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA

a. KESDM telah menerapkan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi

b. Pengadaan barang/jasa untuk kegiatan Sektor

ESDM yang cukup besar, memprioritaskan

penggunaan produksi dalam negeri

penggunaan produksi dalam negeri.

1.

LAKIP KESDM mendapat penilaian B pada tahun

1.

LAKIP KESDM mendapat penilaian B pada tahun

2009, 2010 dan 2011

2.

KESDM mendapat penghargaan Nomor 1 Anugerah

Cinta Karya Bangsa pada Tahun 2011 dan 2012

Cinta Karya Bangsa pada Tahun 2011 dan 2012

(27)
(28)
(29)

a. Untuk meningkatkan pelayanan Sektor ESDM, telah dibentuk:

8. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

a. Untuk meningkatkan pelayanan Sektor ESDM, telah dibentuk:

¾Unit Pelayanan Investasi Migas Terpadu

¾Unit Pelayanan Ketenagalistrikan Terpadu

¾Unit Pelayanan Mineral dan Batubara Terpadu

y

p

b.

Telah dikembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk

menghindari interaksi pegawai dengan masyarakat

c.

Telah dilakukan survey untuk kepuasan masyarakat dan

pengembangan sistem pengaduan masyarakat

Unit Pelayanan Investasi Migas Terpadu telah mendapat

Penghargaan Citra Pelayanan Prima Tingkat Madya pada tahun

(30)
(31)

8. MONITORING DAN EVALUASI

a. Mengembangkan dan menerapkan sistem

it i

d

l

i

l k

monitoring dan evaluasi pelaksanaan

reformasi birokrasi

b Melaksanakan monitoring dan evaluasi

b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi

pencapaian indikator kinerja pelaksanaan

reformasi birokrasi

(32)

REFORMASI   =   PERUBAHAN

Good and Clean Governance Peningkatan  Kualitas

R

100%

Pelayanan Publik Yang Prima

Penguatan  Akuntabilitas Kualitas  Pelayanan  Publik

R

E

M

Pelayanan Publik Yang Prima

Kinerja yang Excellent

Tunjangan Kinerja yang Sesuai

Penataan  Sistem  Manajemen Penguatan  Pengawasan

M

U

N

Penataan & Penataan  Tata  Laksana Manajemen  SDM Aparatur

N

E

R

Penataan perUUan Penataan &  Penguatan  Organisasi

A

S

Manajemen  Perubahan

VISI 

&

MISI

I

(33)

Terima Kasih

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Unjuk kerja menilai kemampuan diskusi/presentasi menyajikan hasil analisis kerjasama ekonomi internasional Penilaian produk menilai laporan dan bahan presentasi tentang

Setelah mengamati, siswa dapat mempraktikkan gerak dasar menekuk dan meliuk sesuai irama (ketukan) tanpa/dengan iringan musik dalam aktivitas gerak berirama dengan benarC. Siswa

Data dekriptif yang didapat dari penelitian ini akan dikategorisasikan data-datanya melalui proses penyuntingan ( editing ), pengkodean ( coding ) dan tabulasi

→ sumber dana easternal: mitra industri / hibah dari dalam / luar negeri → diperoleh melalui aompetsi terbuaa.. → aompetsi berbasis aapasitas dan aompetensi menyelesaiaan masalah

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) huruf d meliputi kawasan

Negara yang berdaulat ialah negara yang mempunyai penduduk yang menetap di satu wilayah dan mempunyai sempadan yang jelas selain itu mempunyai kerajaan yang berupaya untuk mengawal

Manfaat CD interaktif ini adalah untuk mempermudah anak-anak dalam mempelajari doa-doa Islam, CD interaktif ini menampilkan gambar dan suara sehingga dengan adanya CD interaktif

[r]