• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori 1. Pengertian Puisi

Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani “poiesis” yang berarti “penciptaan”. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan”.

Puisi adalah ragam bahasa sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus sajak (Moeliono, 2007:903).

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerwardarminta (2005: 915) puisi adalah karangan kesusastraan yang berbentuk sajak, syair, pantun, dan lain - lain.

Reeves (dalam, Waluyo, 22 : 1995)mengemukakan, puisi itu adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang (majas). Dibandingkan dengan bentuk karya sastra lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna. Hal ini disebabkan terjadinya pengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuasaan bahasa, di baik dari segistruktur fisik maupun struktur batin puisi.

(2)

Puisi berwujud suatu karangan bahasa yang khas dan memuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi makna dan ditafsirkan secara estetik. Kekhasan susunan bahasa dan susunan peristiwa itu diharapkan dapat menggugah rasa terharu pembaca.

Kata-kata dalam puisi dapat diolah sedemikian rupa, sehingga dapat menjelmakan pengalaman jiwa yang senyata-nyatanya dalam diri pembaca. Puisi dapat pula dipandang sebagai penjelmaan pengarang ke dalam medium pembaca.

Puisi sendiri merupakan karya seni yang bersifat puitis. Kepuitisan puisi dapat dilihat dari kemampuannya dalam membangkitkan perasaan, menarik perhatiandan menimbulkan tanggapan yang jelas.

Berdasarkan uraian di atas, secara sederhana penulis menarik kesimpulan bahwa puisi adalah sebuah ungkapan bahasa yang mempertimbangkan adanya aspek-aspek bunyi yang biasanya berisi suatu pengalaman imajinatif atau nyata sang penyair dari kehidupan individual dan sosialnya.

Menurut Waluyo (1995:71), unsur-unsur bentuk atau struktur fisikpuisi dapat diuraikan dalam metode puisi, yakni unsur estetik yang membangun struktur luar dari puisi. Unsur-unsur tersebut merupakan kesatuan yang utuh. Unsur-unsur tersebut terdiri dari: diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif (majas), versifikasi, dan tata wajah puisi. Berikut ini satu-persatu penjelasan unsur-unsur pembangun puisi, antara lain:

1. Diksi (diction)

(3)

kata yang dipergunakan dalam puisi pada umumnya sama saja dengan kata-kata yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Secara alamiah kata-kata-kata-kata yang dipergunakan dalam puisi dan dalam kehidupan sehari-hari mewakili makna yang sama, bahkan bunyi ucapan pun tidak ada perbedaannya. Walaupun demikian, tetap harus disadari bahwa penempatan serta penggunaan kata-kata dalam puisi dilakukan secara hati-hati dan teliti serta lebih tepat. Kata-kata yang dipergunakan dalam dunia persanjakan tidak seluruhnya bergantung pada makna denotatif, tetapi lebih cenderung pada makna konotatif. Konotasi atau nilai kata inilah yang justru lebih banyak memberi efek para penikmatnya. Uraian-uraian ilmiah biasanya lebih mementingkan denotasi. Itulah sebabnya maka sering orang mengatakan bahwa bahasa ilmiah bersifat denotatif, sedang bahasa sastra terutama puisi bersifat konotatif.

2. Pengimajian

Semua penyair ingin menyuguhkan pengalaman batin yang pernah dialaminya kepada para penikmat karyanya.Salah satu usaha untuk memenuhi keinginan tersebut ialah dengan pemilihan serta penggunaan kata-kata yang tepat dalam karya mereka.Pilihan serta penggunaan kata-kata yang tepat itu dapat memperkuat serta memperjelas daya bayang pikiran manusia, dan energi tersebut dapat pula mendorong imajinasi atau daya bayang pembaca untuk menjelmakan gambaran secara nyata.

Dengan menarik perhatian pada beberapa perasaan jasmaniahsang penyair berusaha membangkitkan pikiran dan perasaan para penikmat sehingga mereka menganggap bahwa mereka yang benar-benar mengalami peristiwa

(4)

perasaan jasmaniah tersebut. Semua hal yang telah diutarakan tadi, yaitu segala yang dirasakan atau dialami secara imajinatif inilah yang biasa dikenal dengan imageri atau imaji.

3. Kata Konkret

Salah satu cara untuk membangkitkan daya bayang atau imajinasi para penikmat sesuatu sajak adalah dengan mempergunakan kata-kata yang tepat, kata-kata yang konkret yang dapat menyarankan suatu pengertian menyeluruh. Semakin tepat seorang penyair menempatkan kata-kata yang penuh asosiasi dalam karyanya maka semakin baik pula dia menjelmakan imaji, sehingga para penikmat menganggap bahwa mereka benar-benar melihat, mendengar, merasakan, dan pendeknya mengalami segala sesuatu yang dialami oleh penyair.

Dengan keterangan singkat diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kata nyata atau the concrete word adalah kata yang konkret dan khusus, bukan kata yang abstrak dan bersifat umum.

4. Bahasa Figuratif (Majas)

Cara lain yang sering dipergunakan oleh para penyair untuk membangkitkan imajinasi itu adalah dengan memanfaatkan majas atau

figurative language, yang merupakan bahasa kiasan atau gaya bahasa.

Pemanfaatan penggunaan majas oleh para penyair biasanya dilakukan untuk membangkitkan imajinasi sekaligus emosi pembaca.Penyair ingin mengajak pembaca memasuki dunia di dalam karyanya.Untuk itulah ia memanfaatkan majas sebagai jembatan dan alat bantu melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan sesuatu yang lain dan bersifat kiasan.

(5)

5. Versifikasi

Versifikasi meliputi ritma, rima, dan metrum.Ritme dikenal sebagai irama. yakni pergantian turun naik panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur.

Rima adalah pengulangan bunyi di dalam baris atau larik puisi pada akhir baris puisi atau bahkan juga pada keseluruhan baris dan bait puisi. Sedangkan metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu. Hal ini disebabkan oleh: (1) jumlah suku kata yang tetap, (2) tekanan yang tetap, dan (3) alun suara menaik dan menurun yang tetap.

Ketiganya memiliki peran besar dan berpengaruh untuk memperjelas makna suatu puisi. Ritme, rima, dan metrum dalam puisi erat sekali hubungannya dengan sense, feeling, tone, dan intention yang terkandung di dalamnya. Jelas bahwa perubahan yang terjadi cenderung untuk menimbulkan perubahan keempat unsur hakekat puisi itu.

Dilihat dari segi makna, ketiganya merupakan sesuatu yang tidak monoton atau itu-itu saja. Penyair memanfaatkan ritme, rima, dan metrum dengan tujuan menciptakan suasana rasa, bunyi yang dimainkan secara beraturan sehingga dapat juga dirasakan oleh pembaca.

6. Tata Wajah (Tipografi)

Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama.Larik-larik puisi tidak membangun periodisitet yang disebut paragraf, namun membentuk bait. Adapun fungsi tipografi adalah untuk keindahan indrawi dan mendukung makna.

(6)

Kata-kata yang disusun mewujudkan larik-larik yang panjang dan pendek, yang membentuk suatu kesatuan padu. Pergantian larik panjang dan pendek sedemikian bervariasi secara harmonis sehingga menimbulkan ritma yang padu.

Penyair menciptakan tipografi yang berubah pada baris-baris di akhir puisi untuk menekankan makna yang hendak diungkapkan. Aksentuasi itu menuntut agar penyair mengungkapkan kondisi yang menjadi dasar perkiraan penyair berupa sebaris puisi dengan isi “tanpa kata” yang diulang-ulang.

2. Jenis-jenis Puisi

Waluyo (1995 : 136) menyebutkan jenis-jenis puisi yang ditulis para penyair Indonesia. Banyak diantaranya dijadikan judul puisi. Pengertian tentang jenis puisi itu akan membantu pembaca menafsirkan maksud yang hendak dikemukakan penyair. Dalam buku ini dijelaskan mengenai jenis-jenis puisi, antara lain adalah :

1) Puisi naratif

Puisi naratif adalah, puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi naratif ada juga yang sederhana, ada yang sugestif, dan ada yang kompleks. Puisi-puisi naratif, misalnya : balada, dan juga syair (berisi cerita).

2) Puisi lirik

Puisi lirik adalah, puisi yang isinya mengungkapkan gagasan pribadi dari penyairnya, puisi lirik, misalnya : ode, dan serenada.

(7)

3) Puisi deskriptif

Puisi deskriptif adalah, puisi yang di dalamnya penyair sebagai pemberi kesan terhadap keadaan atau peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian penyair. Puisi deskriptif, misalnya : puisi satire, kritik sosial, dan puisi impresionistik.

4) Puisi dramatik

Puisi dramatik adalah, puisi yang melukiskan perilaku seseorang baik lewat gerak, dialog, maupun monolog, sehingga mengandung suatu gambaran kisah tertentu.

5) Puisi epik

Puisi epik adalah, suatu puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan maupun sejarah. Puisi epik dibedakan antara folk epic, yakni bila akhir puisi itu untuk dinyanyikan literary epic.

6) Romance atau Romans

Romance atau Romans adalah, puisi yang berisi luapan perasaan kepada kekasihnya, tentunya berupa luapan perasaan cinta dan asmara.

7) Elegi

Elegi adalah, puisi yang berisi ratapan seseorang tentang apa saja. Mungkin karena kegagalannya dalam menjalani hidup ini, atau mungkin karena kisah cintanya yang terpaksa berantakan.

3. Kemampuan Menulis Puisi

(8)

kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Moeliono (2007:707) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Sedangkan pengertian menulis berarti membuat huruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb), melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (Moeliono, 2007:1219).

Menulis meupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, secara tidak tatap muka dengan orang lain. Dengan demikian kemampuan menulis puisi adalah kesanggupan menuangkan ide atau pikiran berdasarkan imajinasi ke dalam sebuah bait-bait puisi dengan memperhatikan bahasa, penataan bunyi, dan makna khusus yang ditulis.

Sedangkan menurut peneliti, kemampuan menulis puisi berarti kemmpuan menuangkan pikiran dan perasaan yang digambarkan dengan penuh imajinmatif, dunia rekaan atau dunia yang dibuat-buat, meskipun isinya faktual.

4. Pengertian Media

Media adalah wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Djamarah (2006: 120). Sedangkan menurut Sadiman (2006 : 60) media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima.

Jadi kesimpulannya bahwa media merupakan sarana atau wahana untuk menyalurkan pesan berupa ajaran dari guru kepada siswa, dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(9)

5. Jenis-Jenis Media

Menutut Djamarah (2006 : 124-125), dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam :

1. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

2. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

3. Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi dua jenis media yang pertama dan kedua.

Media ini dibagi lagi ke dalam :

1. Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar seperti film bingkai suara (sound slides, film rangkai suara, dan cetak suara).

2. Audiovisual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film dan videocassette.

Pembagian lain dari media ini adalah :

1. Audiovisual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film, video cassetee.

2. Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari suatu sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang gambarnya yang bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape

recorder.

6. Manfaat Media Pembelajaran

Djamarah (2006:134) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa antara lain :

1. Dengan media dapat meletakan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir. Karena itu, dapat mengurangi verbalisme.

2. Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar. 3. Dengan media dapat meletakan dasar untuk untuk perkembangan belajar

sehingga hasil belajar bertambah mantap.

4. Memberikan pengalaman yang nyatadan dapat menumbuhkan kegiatan pada setiap siswa

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan 6. Membantu tumbuhnya perkembangnya kemampuan berbahasa.

(10)

7. Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.

8. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

9. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

10. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa media bermanfaat untuk menyalurkan pesan berupa ajaran dari guru kepada siswa, dan dapat memperbesar minat dan perhatian siawa terhadap pelajaran dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih maksimal .

7. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran

Menurut Djamarah (2006-130), apabila akan menggunakan media pengajaran dengan cara memanfaatkan media yang ada, guru dapat menjadikan kriteria berikut sebagai dasar acuan :

1. Apakah topik yang akan dibahas dalam media tersebut dapat menarik minat anak didik untuk belajar.

2. Apakah materi yang terkandung dalam media tersebut penting dan berguna untuk anak didik.

3. Apakah materi yang disajikan otentik dan aktual, ataukah informasi yang sudah lama diketahui massa dan atau peristiwa yang telah lama terjadi.

4. Apakah fakta dan konsepnya terjamin kecermatanya atau ada suatu hal yang masih diragukan.

5. Apakah format penyajianya berdasarkan tata urutan belajar yang logis.

6. Apakah pandangan objektif dan tidak mengandung unsur propaganda atau hasutan terhadap anak didik.

7. Apakah narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya memenuhi syarat standar kualitas teknis.

(11)

8. Apakah bobot penggunaaqn bahasa, simbol-simbol, dan ilustrasinya sesuai dengan tingkat kematangan berpikir anak didik.

9. Apakah sudah diuji kesahihanya(validitasnya).

Media yang dipilih saat pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pengajaran dan kemampuan siswasehinggadapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

8. Pembelajaran Menulis Puisi dengan Tema Keindahan Alam Melalui Penggunaan Media Audio Visual.

Penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk tingkat SD dan SMP sangat penting. Sebab pada masa ini siswa masih berpikir konkret, belum mampu berpikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakmampuan guru dalam memaparkan materi dapat diatasi melalui penggunaan media. Di sini nilai praktis media terlihat, yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar (Djamarah, 2006:137).

Untuk membantu siswa malakukan proses kreatif menulis puisi, peneliti menggunakan media audio visual dengan tema keindahan alam.Dalam menggunakan media audio visual bahan yang digunakan adalah video dengan tema keindahan alam, penggunaan media audio visual akan memudahkan siswa untuk mengembangkan imajinasinya.

Menulis puisi dengan tema keindahan alam termasuk puisi deskriptif. Puisi deskriptif adalah, puisi yang berisi pemberian kesan terhadap keadaan atau peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian penyair. Puisi

(12)

deskriptif, misalnya : puisi satire, kritik sosial, dan puisi impresionistik (Waluyo, 1995:136).

Menulis kreatif puisi dengan tema keindahan alam melalui media audio visual akan membangkitkan imajinasi dan kreativitas siswa dalam menulis puisi, dan hal itu tentunya akan membantu proses belajar mengajar di dalam kelas. Sejalan dengan pernyataan diatas banyak keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan media audio visual , antara lain :

1. Kegiatan belajar lebih menarik dan kreatif karena siswa tidak merasa bosan dalam menulis puisi , sehinnga siswa termotivasi dalam belajar.

2. Hakekat belajar akan lebih bermakna , sebab siswa merasa terbantu dengan media yang disediakan.

3. Media yang digunakan lebih inovaif, dan belum pernah digunakan oleh siswa.

Proses pembelajaran tidak akan berhasil apabila tidak ada media yang benar-benar cocok untuk mendukung pembelajaran tersebut. Dalam kesempatan ini peneliti menggunakan media audio visual. Media audio visual merupakan media pembelajaran yang memanfaatkan video sebagai media menulis puisi.

Proses belajar mengajar dilakukan dengan suasana yang menyenangkan. Pada awal pembelajaran siswa terlebih dahulu akan menyaksikan video yang diputar oleh guru. Dengan demikian imajinasi siswa akan terpancing dan berkembang.

Dalam kondisi seperti inilah siswa akan jauh lebih kondusif serta siap untuk menuangkan ide-ide kreatif dalam menulis puisi. Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah.

(13)

1. Langkah Persiapan

Dalam langkah ini terdiri dari beberapa prosedur , antara lain :

a. Guru menentukan tujuan yang diharapkan dan dicapai oleh para siswa, serta siswa diberitahukan tujuan dari pembelajaran tersebut agar siswa mengerti tujuan yang akan dilakukanya.

b. Siswa menyaksikan video dengan tema keindahan alam yang akanditayangkan.

2. Langakah Pelaksanaan

Setelah siswa menyaksikan video dengan tema keindahan alam, langkah selanjutnya adalah mengembangkan apa yang telah siswa saksikan menjadi sebuah puisi.

Contoh :

LAUT

Berdiri aku tepi laut

Memandang lepas ke tengah laut Ombak pulang memecah berderai Keriban pasir rindu berpaut Ombak bergulung – gulung Balik lagi ke tengah segara Aku takjub berdiri termangu Beginilah rupanya permainan masa Hatiku juga seperti dia

Bergelombang – gelombang Memecah pantai

Arus suka beralih duka Payah mendapat perasaan Damai

3. Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan tugas yang diberikan, yaitu menulis puisi dengan tema keindahan alam dengan penggunaan media audio visual kemudian guru

(14)

melihat puisi yang dihasilkan oleh siswa, dan memberikan apresiasi dalam bentuk komentar.

B. Kerangka Berpikir

Pengajaran bahasa bertujuan untuk mengembangkan empat aspek keterampilan yang ada yaitu menyimak, berbicara, menulis dan membaca . Dari keempat aspek itulah keterampilan menulis patut mendapat perhatian karena tulisan merupakan penyajian dalam bentuk tulisan. Apabila penulisan tanda bacanya tidak sesuai kaidah yang benar maka maksud dari pesan itu tidak dapat tersampaikan.

Keterampilan menulis di sekolah perlu ditingkatkan karena keterampilan ini merupakan cerminan dari pengajaran yang diperoleh siswa selama ini.

Keterampiilan menulis puisi siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Sokaraja belum maksimal. Adapun faktor yang mempengaruhi di antaranya yaitu siswa masih mengalami kesulitan untuk membayangkan hal-hal yang akan mereka tulis, mengekspresikan apa yang dilihat dan dibayangkan, dan siswa juga mengalami kesulitan untuk menulis pengalaman – pengalaman yang pernahmereka alami, dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran menulis puisi dengan tema keindahan alam .

Pengguaan media audio visual diharapkan dapat membangkitkan imajinasi dan kreativitas siswa dalam menulis puisi.Karena dengan media audio visual siswa akan lebih banyak melakukan kegitan belajar, tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi melakukan lain, seperti mengamati dan melakukan.

(15)

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas yang memanfaatkan media audio visual dalam pembelajaran menulis puisi.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan tema keindahan alam pada siswa kelas VII B SMP 1 Sokaraja tahun ajaran 2010/2011.

Referensi

Dokumen terkait

Bagian irisan_1 dan irisan_2 digunakan untuk mengembalikan nilai yang telah dipetakan dalam ROM pada Bagian Mapper, sedangkan bagian penggabungan digunakan untuk

Untuk identifikasi masalah 2 dianalisis dengan menggunakan model regresi berganda untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor (pendidikan ibu rumah tangga, pekerjaan, pendapatan

Traditional Systems Development Life Cycle Systems Implementation Product: Operational System Systems Investigation Product: Feasibility Study Systems Analysis Product:

Hiperemesis grav- idarum lebih banyak terjadi pada wanita yang baru pertamakali hamil dan pada wanita dengan paritas tinggi seperti ibu yang sudah mengalami kehamilan

Dari hasil regresi yang telah disajikan pada tabel 2 diatas nampak bahwa nilai hitung untuk Variabel Terikat (Harga Barang Sembako) sebesar 8,632 dengan tingkat signifikan yaitu

“Toksisitas Akut Ekstrak Daun Sirsak Ratu (Annona Muricata) Dan Sirsak Hutan (Annona Glabra) Sebagai Potensi Antikanker”.. Bogor: Institut

Pelaksanaan kegiatan dalam bentuk pemberian keterampilan menjahit masker yang sesuai dengan persyaratan kesehatan dengan menggunakan pola yang sederhana di Desa

Secara umum dari model dapat dijelaskan bahwa latihan fisik dapat menurunkan kadar glukosa basal sementara setelah latihan, namun lama-kelamaan akan naik kembali ke