• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perbedaan pandangan mengenai masalah iman dan perbuatan dalam hubungannya dengan keselamatan memang sudah ada sejak dulu kala1. Pada satu pihak, ada orang yang mengatakan bahwa yang paling utama di dalam kehidupan seorang Kristen adalah iman. Iman itulah yang menyelamatkan manusia. Sedangkan pada pihak lain ada yang mengatakan bahwa iman saja tidak cukup. Iman harus disertai dengan perbuatan, karena tanpa perbuatan iman itu tidak ada gunanya. Jadi perbuatan juga menentukan orang selamat atau tidak.

Perbedaan pandangan mengenai hal di atas terlihat jelas pada masa Martin Luther. Perbedaan pandangan itulah salah satu pendorong baginya untuk mengadakan reformasi yang radikal terhadap Gereja Roma Katolik pada masanya. Luther mempunyai pemahaman serta keyakinan bahwa manusia diselamatkan hanya karena iman. Perbuatan baik manusia tidak akan menyelamatkan manusia. Keyakinan Luther, bahwa manusia tidak mungkin diselamatkan karena perbuatan, itu bermula dari pengalamannya ketika berjuang keras untuk berbuat baik sesuai kemampuannya namun gagal dan didukung oleh penelitian yang ia lakukan terhadap tulisan-tulisan Agustinus. Selain itu, Luther juga mempelajari surat-surat Paulus (khususnya surat-surat Paulus kepada jemaat Roma 1:16-17) dan ia mempunyai penafsiran tersendiri mengenai keadilan Allah. Dari situ Luther semakin yakin bahwa manusia diselamatkan hanya karena Anugerah Allah dan bukan karena kebaikan manusia. Dasar inilah yang menjadi titik tolak ia mengadakan penyerangan terhadap teologi abad pertengahan.2 Luther menentang ajaran Gereja Roma Katolik yang menekankan pentingnya perbuatan dengan mematuhi setiap hukum, baik itu hukum Tuhan maupun peraturan yang dikeluarkan oleh Paus. Bagi Luther, seorang Kristen bebas dari semuanya

1

Pada abad ke-2 misalnya, sudah ada pergumulan mengenai iman dan perbuatan. Hal itu dapat kita lihat dalam tulisan Didakhe dan surat-surat Ignatius. Dalam tulisan Didakhe yang ditekankan adalah perbuatan yaitu melakukan ‘kuk Tuhan’, sementara Ignatius menekankan percaya kepada kematian dan kebangkitan Kristus. Dr. Th. Van Den End, Harta Dalam Bejana, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1999, hal. 20

2

(2)

dan atas seluruhnya sehingga dia tidak membutuhkan suatu perbuatan untuk menjadikan dia benar dan menyelamatkannya, karena hanya iman saja yang menyelamatkan manusia.3

Keyakinan bahwa manusia tidak mungkin selamat karena perbuatan juga dimiliki oleh Calvin. Calvin memandang perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh orang-orang percaya adalah jawaban atau respon atas pembenaran yang sudah diberikan Allah. Karena keyakinan yang seperti itu, wajar jika Luther maupun Calvin, kurang tertarik dengan surat Yakobus, yang kesannya lebih menekankan perbuatan. Bahkan, Luther pernah menamakan surat Yakobus sebagai surat yang terdiri dari ‘jerami atau rumput kering’4. Selain karena isinya yang mementingkan perbuatan, juga karena surat Yakobus sedikit sekali menyebut nama Yesus Kristus. Oleh karena itu, dalam perkembangannya di kalangan Calvinis maupun Lutheran, surat Yakobus biasanya kurang dihargai sebab dianggap berlawanan dengan surat-surat dan ajaran Paulus menyangkut ajaran keselamatan: hanya oleh karena iman saja (sola fide).5

Tidak dapat dipungkiri, pemikiran Luther dan Calvin tersebut berpengaruh sangat kuat dan luas sekali dalam kekristenan, termasuk pada kebanyakan gereja atau jemaat Kristen di Indonesia. Dan karena begitu kuatnya pengaruh ajaran Luther dan Calvin tersebut, khususnya bagi gereja dan jemaat di Indonesia, maka gereja-gereja yang ada tidak mau jika dianggap sebagai gereja yang menyimpang dari ajaran Luther dan Calvin. Misalnya kalau yang dijadikan patokan ajaran adalah Alkitab, seperti semboyan bapa-bapa reformasi sola

scriptura, maka semua gereja akan mengaku (bahkan paling) alkitabiah6.

1.2 Pokok Permasalahan

Seperti yang telah penyusun katakan di atas, bahwa pada umumnya jemaat Kristen di Indonesia mewarisi ajaran Luther dan Calvin, juga meyakini bahwa keselamatan manusia hanya karena iman. Perbuatan dianggap sebagai jawaban atau respon atas anugerah Allah. Memang, ada sebagian jemaat yang memiliki pemahaman akan pentingnya perbuatan,

3

scn. 1, hal. 171

4

(3)

tetapi masih banyak juga jemaat yang tetap memegang ajaran Luther dan Calvin, bahwa hanya karena iman manusia diselamatkan, sehingga perbuatan kurang mendapat tempat. Oleh karena itu, masih banyak pula jemaat sekarang ini yang mempunyai pemahaman seperti Luther dan Calvin, yang mempertentangkan antara Paulus dan Yakobus. Paulus mengajarkan bahwa keselamatan hanya karena iman, sementara Yakobus mengajarkan bahwa perbuatan juga penting selain iman.

Memang, kalau kita membaca beberapa tulisan Paulus ada kesan bahwa Paulus sangat berbeda dengan Yakobus. Dalam Roma 3:27-28 dikatakan: “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan Perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia (Gal 3:1-14), juga mengatakan hal yang sama, bahwa imanlah yang menyelamatkan manusia. Seperti yang tertulis pada ayat 11 ‘Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di

hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena orang benar akan hidup oleh iman’. Sementara Yakobus dalam Yak 2:26 mengatakan bahwa “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”. Sepintas lalu, Yakobus menekankan bahwa hanya iman bersama dengan

perbuatan-perbuatan saja yang dapat memberikan keselamatan pada manusia, sehingga jika tidak ada perbuatan maka iman itu akan menjadi sia-sia. Dalam Yak 2:14-26, tiga kali Yakobus mengatakan bahwa iman belumlah cukup jika tanpa diikuti dengan perbuatan (2:17,20,26).

Pernyataan di atas memang memberikan kesan bahwa keduanya berbeda. Paulus mengajarkan hanya karena iman, sementara Yakobus menganggap penting keduanya. Pertanyaannya adalah benarkah keduanya berbeda? Benarkah Paulus hanya mementingkan iman dan mengabaikan perbuatan sehingga bertentangan dengan Yakobus yang menganggap iman dan perbuatan sama pentingnya? Bagaimana kita memahami perkataan Paulus dalam Roma 2:6 yang mengatakan ‘Ia akan membalas setiap orang menurut

perbuatannya’ dan Roma 3:31 yang mengatakan:’jika demikian apakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sekali-kali tidak! Sebaliknya kami meneguhkannya!’. Dari

(4)

menganggap penting perbuatan. Dengan demikian, pertanyaannya sekarang adalah bagaimanakah sebenarnya konsep iman dan perbuatan menurut Paulus dan Yakobus?

Demi kepentingan studi ini, penyusun memberi judul skripsi ini :

Iman dan Perbuatan menurut Paulus dan Yakobus

(Tafsir kritik literer baru atas Roma 2:1-16, 3:21-31 dan Yakobus 2:14-26)

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menyelidiki apakah memang benar Paulus hanya mementingkan iman saja sehingga mengabaikan perbuatan. Kemudian penyusun akan menyelidiki bagaimana sebenarnya pemahaman Paulus dan Yakobus mengenai iman dan perbuatan yang kesannya berbeda.

1.4 Metode

Surat Roma adalah surat Paulus yang lain daripada yang lain. Ia menulis surat kepada jemaat yang tidak pernah ia kunjungi (Rom.1:13), tetapi ia menulis suratnya dengan baik, jelas dan utuh. Oleh karena itu, penyusun akan meneliti surat ini dengan pendekatan literer baru (New Literary Criticism), dimana ciri utamanya adalah menggali informasi dari dalam teks itu sendiri.

Begitu juga dengan surat Yakobus. Surat yang tidak memberikan kejelasan mengenai siapa pengarangnya, kapan waktu penulisannya dan kepada siapa surat itu ditujukan. Oleh karena itu, kita hanya dapat mengandalkan informasi dari dalam teks itu sendiri. Kelebihan dari surat ini adalah ditulis dengan bahasa Yunani yang baik, yang isinya relatif padat dan singkat.7 Oleh karena itu, penyusun juga akan menggali informasi dari dalam teks itu saja. Namun penyusun juga akan mencari informasi yang dibutuhkan di luar teks, dengan menggunakan bantuan pendekatan historis kristis.

(5)

1.5 Batasan bahan

Penyusun menyadari bahwa dalam surat Roma, Paulus mengungkapkan banyak ide yang hendak disampaikan kepada jemaat di Roma. Oleh karena itu, penyusun membatasinya pada bagian tertentu, yang tentunya akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Perikop yang penyusun pilih adalah Roma pasal 2:1-16 dan 3:21-31. Sementara, dari surat Yakobus, penyusun memilih pasal 2:14-26 yang penyusun anggap sebagai titik berat dari surat Yakobus.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, penyusun akan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada bagian ini penyusun akan menuliskan : 1.1 Latar belakang Permasalahan

1.2 Pokok Permasalahan 1.3 Tujuan penulisan 1.4 Metode Penulisan 1.5 Batasan bahan

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II Gambaran Umum Surat

Pada bab ini, penyusun akan menelusuri : 2.1 Gambaran umum Surat Roma

2.1.1 Tujuan surat 2.1.2 Sistematika Surat

2.2 Gambaran Umum surat Yakobus 2.2.1 Tujuan Surat

(6)

BAB III Iman dan Perbuatan menurut Paulus dan Yakobus

Pada bagian ini berisikan :

3.1 Iman dan Perbuatan menurut Paulus 3.1.1 Tafsir Roma 2:1-16

3.1.2 Kesimpulan hasil tafsir Roma 2:1-16 3.1.3 Tafsir Roma 3:21-31

3.1.4 Kesimpulan hasil tafsir Roma 3:21-31

3.1.5 Kesimpulan keseluruhan hasil Tafsir literer surat Roma 3.2 Iman dan Perbuatan menurut Yakobus

3.2.1 Tafsir literer Yakobus 2:14-26

3.2.2 Kesimpulan hasil Tafsir surat Yakobus 2:14-26

BAB IV Penutup

Pada bagian ini penyusun akan memberikan : 4.3 Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Kesulitan investor untuk menentukan saham yang dapat di masukkan portofolio, diversifikasi, dan estimasi return risiko dapat diatasi dengan penyusunan portofolio

Admin ke SPK Penjurusan Siswa dapat melakukan proses seperti login dengan username dan password admin Proses input data siswa,input data guru, input data minat,

Oleh karena itu, peristiwa turunnya Al Qur’an selalu terkait dengan kehidupan para sahabat baik peristiwa yang bersifat khusus atau untuk pertanyaan yang muncul.Pengetahuan

Berbagi linkmelalui note dapat dilakukan oleh guru Anda, kawan-kawan Anda, maupun Anda sendiri. Apabila Anda ingin berdiskusi atau menanyakan sesuatu melalui

Pada Ruang Baca Pascasarjan perlu dilakukan pemebersihan debu baik pada koleksi yang sering dipakai pengguna maupun

Menurut teori hukum Perdata Internasional, untuk menentukan status anak dan hubungan antara anak dan orang tua, perlu dilihat dahulu perkawinan orang tuanya sebagai

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri mengatur bahwa perlindungan hukum hak atas karya Desain Industri diberikan pada seorang pendesain berdasarkan

Penyusunan LBP Kementerian Keuangan Tahunan Tahun Angggaran 2020 (Audited), mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan