• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINIMUM VARIANS UNTUK SISTEM MULTI INPUT MULTI OUTPUT (MIMO) Erwin Susanto Departemen Teknik Elektro, ITB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MINIMUM VARIANS UNTUK SISTEM MULTI INPUT MULTI OUTPUT (MIMO) Erwin Susanto Departemen Teknik Elektro, ITB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MINIMUM VARIANS UNTUK SISTEM MULTI INPUT MULTI OUTPUT (MIMO)

Erwin Susanto

Departemen Teknik Elektro, ITB Email: ews@ittelkom.ac.id

ABSTRACT

This paper will describe variance minimum algorithm that will be implemented on multi input multi output system (MIMO). Considering on system and measurement noises, it can be overcome with Kalman Filter estimation for system identification. Simulation result shows that variance minimum algorithm is suitable for tracking process of periodic changing input with mean square error is about 6.78%.

Keywords: MIMO, identification, minimum variance

INTISARI

Makalah ini akan menjelaskan minimum variansi yang diimplementasikan pada sistem dengan multi masukan multi keluaran (MIMO). Pertimbangan noise sistem dan noise pengukuran di atasi dengan estimasi filter kalman untuk identifikasi sistem. Hasil simulasi untuk satu relasi masukan keluaran menunjukkan kendali variansi minimum dapat diimplementasikan untuk proses tracking terhadap masukan yang berubah secara periodik dengan error kuadrat rata-rata 6.78%

Kata kunci : multi masukan multi keluaran, identifikasi, variansi minimum

PENDAHULUAN

Pertama kali, variansi minimum merupakan algoritma yang didesain untuk aplikasi kendali swatala (self tuning controler), yang pendekatannya diadopsi dari desain kendali prediktif berbasis model. Tahapan pembentukan model dan desain kendalinya dapat dijelaskan berikut ini:

Model Sistem dengan Variansi Minimum

Suatu sistem input-output dapat dituliskan dalam model ARMAX, sebagai berikut:

( )

q

y

( )

t

q

B

( )

q

u

( )

t

A

−1

=

k −1 (1)

Jika masing-masing polynomial A dan B berikut ini:

( )

= − − =na i i iq a q A 1 1 (2)

( )

= − − = +nb i i iq b b q B 1 0 1 (3) Maka pers.(1) dapat dituliskan lagi menjadi:

( )

t q b bq u

( )

t y q a b a n i i i k n i i i ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ +

= − − = − 1 0 1 1 (4) atau

( ) ( )

( )

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + =

= − = − − a na i i i n i i i k b bq yt aq q t u t y 1 1 0 (5) Dengan menggeser output sebesar k step, diperoleh output pada t+k dibawah ini:

(

) ( )

(

)

⎟⎟

⎜⎜

+

⎟⎟

⎜⎜

+

=

+

= − = − a b n i i i n i i i

q

y

t

k

a

q

b

b

t

u

k

t

y

1 1 0 (6)

(2)

Persamaan output di atas disubstitusikan pada fungsi biaya (cost function) pada pers. (7) berikut ini:

(

)

( )

(

)

2

(

'

( )

2

)

t

u

Q

t

Rr

k

t

Py

J

=

+

+

(7) Sehingga menjadi

( )

t

b

u

( )

t

i

b

y

(

t

k

i

)

a

Rr

( )

t

Q

( )

t

u

P

u n a i i b n i i J 2 2 2 ' 1 1 0

)

(

+ = = =

⎟⎟

⎜⎜

+

+

(8) Untuk memperoleh aksi control u(t), maka cost function pada pers. (8) diturunkan parsial terhadap masukan u(t), kemudian disamadengankan dengan nol untuk mendapatkan harga minimum, seperti pada pers.(9) dan pers.(10) dibawah ini:

( )

2

( )

2

(

)

2

(

)

2

( )

2 '

( )

2 0 2 0 1 0 1 0 2 0 2 + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + = ∂ ∂

= =

Q

t

P

J

b u t b u t i b b y t k i a b Rr t u t u a b n i i n i i (9)

( ) (

)

(

)

( )

'

( )

2 0 2 1 1 0 0 2 + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + +

= =

Q

t

u t Rr a i k t y b i t u t u b b P a b n i i n i i (10) Dengan memisahkan u(t), pers.(10) dapat dituliskan lagi menjadi pers.(11):

( )

( )

(

)

( )

⎟⎟

⎜⎜

+

+

+

=

+

= =

t

Rr

a

i

k

t

y

b

i

t

u

b

P

b

P

t

u

a b n i i n i i

Q

1 1 0 2 2 2 0 2

'

(11) Dengan mengganti nilai Q untuk menyederhanakan persamaan berikut ini:

( )

⎟⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = 0 2 ' Pb Q Q

Akan mendapatkan hasil aksi kontrol u(t) berikut ini:

( )

(

)

( )

( )

Q Pb t Rr i t u b k t y a P t u b a n i i n i i + + ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − − + =

= = 0 1 1 1 (12)

Dengan mengeset P=1, Q=0 dan R=1 maka pers. (12) di atas merupakan aksi kendali minimum varians. Meski demikian pemilihan bobot P,Q dan R dapat disesuaikan menurut karakteristik kinerja yang diinginkan.

Estimasi Filter Kalman

Filter Kalman merupakan sekumpulan persamaan matematik yang diimplementasikan sebagai estimator yang meminimalkan error kovarian terestimasi sehingga diperoleh sistem yang optimal. Filter Kalman banyak dijumpai pada aplikasi otomasi dan navigasi. Kemampuan estimasi inilah yang dimanfaatkan dalam proses identifikasi sistem, termasuk sistem dengan noise untuk memperoleh sistem yang sesungguhnya.

Algoritma kalman filter terbagi dua:

1. Persamaan time update yang bertugas mengestimasi state sistem dan kovarian error saat sekarang sebagai parameter estimasi sebelumnya (a priori) yang akan dipakai pada step berikutnya, disebut juga sebagai pemrediksi (predictor)

2. Persamaan measurement update yang bertugas mendapatkan data pengukuran baru yang bersama dengan estimasi sebelumnya (a priori) memperbaiki estimasi sesudahnya (a postpriori), disebut juga pengoreksi (corrector).

Selanjutnya penurunan persamaan dijelaskan berikut ini:

Suatu sistem waktu diskrit yang diestimasi dapat dituliskan dalam bentuk state space sebagai berikut:

(3)

k k k k

x

w

x

+1

=

φ

+

(13) k k k k

H

x

v

z

=

+

(14) dimana

x

k

=

vektor state

=

k

φ

matriks transisi state

k

w

dan

v

k

=

noise proses dan noise pengukuran

=

k

z

vektor pengukuran

=

k

H

matrik koneksi antara vektor state dan pengukuran saat tk

Noise proses dan noise pengukuran diasumsikan independent, white, uncorrelated sehingga matriks kovarian untuk wk dan vk sebagai berikut:

0

]

[

,

]

[

,

]

[

=

=

T

=

k k T k k T k k

w

Q

E

v

v

R

E

w

v

w

E

(15) Didefinisikan n k

x

ˆ

dan n k

x

ˆ

sebagai estimasi state sebelumnya (a prior) berdasarkan sekumpulan data pengukuran sebelum ke k dan estimasi state sesudahnya (a posterior) berdasarkan sekumpulan data pengukuran sampai k. Dengan demikian error estimasi sebelumnya dan sesudahnya dirumuskan: − −

=

k k k

x

x

e

ˆ

(16) k k k

x

x

e

=

ˆ

(17)

Kovarian error estimasi sebelumnya dan sesudahnya merupakan nilai ekspektasi berikut ini:

[

T

]

k k k

E

e

e

P

=

(

)

=

[

(

)(

)

]

T k k k k

x

x

x

x

E

ˆ

ˆ

− (18)

[

T

]

k k k

E

e

e

P

=

(

)

=

[

(

)(

)

]

T k k k k

x

x

x

x

E

ˆ

ˆ

(19)

Penurunan Filter Kalman dimulai dengan menghitung estimasi state sebelumnya dan sesudahnya (

k

dan

k). Selanjutnya menghitung selisih antara pengukuran sebenarnya dengan

prediksi yang diberi bobot Kk seperti pada persamaan berikut:

)

ˆ

(

ˆ

ˆ

k

=

x

k

+

K

k

y

k

C

x

k

x

(20)

Dengan mensubstitusikan pers.(14) ke pers.(20), kemudian ke pers.(19) maka diperoleh:

(

)(

)

[

k k k k

]

k

E

x

x

x

x

P

=

ˆ

ˆ

(

)

(

)

[

]

[

(

)

(

)

]

[

T

]

k k k k k k k k k k k k k k k k k

E

x

x

K

H

x

x

K

v

x

x

K

H

x

x

K

v

P

=

ˆ

ˆ

+

ˆ

ˆ

+

(

)(

)

[

]

[ ]

T k T k k k T k k k k k k k k k

K

H

E

x

x

x

x

K

H

K

E

v

v

K

P

=

(

1

)

ˆ

ˆ

(

1

)

+

T k k k T k k k k k k

K

H

P

K

H

K

R

K

P

=

(

1

)

(

1

)

+

(21)

dimana Kk dipilih sedemikian sehingga meminimalkan kovarian error estimasi dan dirumuskan: 1

)

(

− − −

+

=

k T k k k T k k k

P

H

H

P

H

R

K

(22) State a priori pada k+1, dirumuskan:

k k

k

x

x

ˆ

+1

=

φ

ˆ

(23)

dimana

kadalah state estimasi pada k

Kemudian, kovarian error state a priori pada k+1 dirumuskan:

k k k k k k k k

x

x

x

w

x

e

+1

=

+1

ˆ

+1

=

(

φ

+

)

φ

ˆ

=

φ

k

e

k

+

w

k (24)

(4)

Sesuai dengan pers.(18), pers.(19) dan pers.(14), kovarian error estimasi a priori pada k+1:

(

)(

)

[

T

]

k k k k k k k

E

e

w

e

w

P

+1

=

φ

+

φ

+

(

)

[

T

]

k k T k T k k T k k k T k T k k k k

E

e

e

e

w

w

e

w

w

P

−+1

=

φ

φ

+

φ

+

φ

+

( )

(

T

)

k k T k T k k k k

E

e

e

E

w

w

P

+1

=

φ

φ

+

k T k k k k

P

Q

P

+1

=

φ

φ

+

(25)

Ruang Keadaan Sistem Multi Input Multi Output (MIMO)

Sebagai contoh kasus sistem MIMO, diaplikasikan sistem kemudi empat roda (four wheel steering). Ruang keadaan (state space) yang disusun terdiri dari laju geleng (yaw rate) ψ

&

dan sudut slip samping pada garda belakang βr sebagai output. Sudut pengemudian roda depan dan belakang (δf dan δr) sebagai input proses. Input, output dan vektor state dari model adalah:

⎟⎟

⎜⎜

=

⎟⎟

⎜⎜

=

r f

u

u

u

δ

δ

2 1 (26)

⎟⎟

⎜⎜

=

⎟⎟

⎜⎜

=

r

y

y

y

β

ψ

&

2 1 (27)

⎟⎟

⎜⎜

=

r f r

S

S

x

β

ψ

&

(28)

Dengan ruang keadaan orde empat berikut ini:

Bu

Ax

x

&

=

+

(29)

Du

Cx

y

=

+

(30) dimana:

⎟⎟

⎜⎜

⎟⎟

⎜⎜

⎟⎟

⎜⎜

+

=

a

aC

v

m

l

I

l

C

a

a

aC

v

m

l

I

l

C

a

mv

l

l

I

l

I

l

A

r x f zz r r f x f zz f f x f zz r zz f

0

0

0

0

1

0

0

⎟⎟

⎜⎜

=

r f

aC

aC

B

0

0

0

0

0

0

(5)

⎟⎟

⎜⎜

=

0

0

1

0

0

0

0

1

C

dan

⎟⎟

⎜⎜

=

0

0

0

0

D

Dari pers.(26) sampai dengan pers.(30), diperoleh persamaan ruang keadaan (state space) berikut:

⎟⎟

⎜⎜

r f r

S

S

&

&

&

&&

β

ψ

=A

⎟⎟

⎜⎜

r f r

S

S

β

ψ

&

+B

⎟⎟

⎜⎜

r f

δ

δ

dan

⎟⎟

⎜⎜

r

β

ψ

&

=C

⎟⎟

⎜⎜

r f r

S

S

β

ψ

&

+D

⎟⎟

⎜⎜

r f

δ

δ

(31)

Adapun blok diagram sistem multi input multi output menurut pers. (31), dapat dilihat pada gambar 1. dibawah ini

Gambar 1: Model input-output sistem 4WS Berdasarkan gambar 1. maka dapat diketahui bahwa output:

r f

G

G

δ

δ

ψ

&

=

11

+

12 (32) r f r

G

δ

G

δ

β

=

21

+

22 , (32)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan parameter-parameter yang diketahui, maka fungsi ruang keadaan sistem kemudi empat roda. Melalui diskritisasi dengan time sampling 0.05 detik, diperoleh fungsi alih multi input multi output yang dapat direpresentasikan dalam model ARMAX.

Fungsi alih (q-1) dari masukan f ke keluaran:

0.594 - 0.1424 q-1 - 0.1885 q-2 + 0.2579 q-3 yaw-dot: --- 1 - 2.226 q-1 + 2.326 q-2 - 1.21 q-3 + 0.2865 q-4 0.009735 + 0.02375 q-1 - 0.013371885 q-2 - 0.00421 q-3 beta-r: --- 1 - 2.226 q-1+ 2.326 q-2 - 1.21 q-3+ 0.2865 q-4

(6)

Fungsi alih dari masukan " r" ke keluaran: -0.9638 + 0.4115 q-1 + 0.4489 q-2 - 0.4176 q-3 yaw-dot: --- 1 - 2.226 q-1 + 2.326 q-2 - 1.21 q-3 + 0.2865 q-4 -0.2837 + 0.06308 q-1 + 0.1375 q-2 - 0.109 q-3 beta-r: --- 1 - 2.226 q-1 + 2.326 q-2 - 1.21 q-3 + 0.2865 q-4

Di sini, perbandingan parameter untuk fungsi alih (q-1) masukan f dan keluaran beta-r, dapat diperoleh berdasarkan estimasi sistem yang mendapatkan noise dengan algoritma filter Kalman, berikut ini: a0 a1 a2 a3 a4 Awal 1.000 -2.226 2.326 - 1.21 0.2865 Estimasi 1.000 -2.2265 2.3259 -1.2096 0.2865 b0 b1 b2 b3 Awal 0.009735 0.02375 -0.013371885 -0.00421 Estimasi 0.0097 0.0237 -0.0134 -0.0042

Sinyal aksi kontrol u(t) untuk kendali varians minimum dengan P=0.1, Q=0.1 dan R=1 diperoleh sebagai berikut:

0 20 40 60 80 100 120 -15 -10 -5 0 5 10 15 iterasi ak s i k o nt ro l

Gambar 2: Aksi kontrol dengan varians minimum untuk sistem 4WS Kurva keluaran sistem kendali varians minimum pada sistem kemudi empat roda, terlihat dapat mengikuti sinyal acuan, seperti terlihat pada gambar 3.

(7)

0 20 40 60 80 100 120 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 iterasi T angga pan S is tem

Gambar 3: Grafik keluaran sistem vs acuan

Terlihat pada gambar 3. di atas sistem kendali varians minimum dapat mengikuti sinyal acuan, akan tetapi sistem mengalami osilasi dan overshoot.

Sedangkan error antara sinyal keluaran dan sinyal acuan, terlihat pada gambar 4., berikut ini:

0 20 40 60 80 100 120 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 iterasi erro r

Gambar 4: Grafik error

Sampai dengan iterasi waktu ke 120, didapatkan bahwa error kuadrat rata-rata sistem kendali dengan varians minimum pada sistem kemudi empat roda yang merupakan sistem multi input multi output untuk satu fungsi alih (q-1) masukan f dan keluaran beta-r sebesar 6.78 %. Kurva sinyal keluaran dan error senantiasa periodik sehingga mengurangi kinerja sistem kendali.

(8)

KESIMPULAN

Kendali varians minimum dapat diimplementasikan pada sistem multi input multi output. Terbukti sistem mampu mengikuti sinyal acuan, meskipun terjadi overshoot dan osilasi secara periodik terutama ketika perubahan sinyal acuan.

Besaran overshoot yang relatif tinggi akan mengganggu kinerja sistem keseluruhan sehingga diperlukan perbaikan algoritma termasuk mengubah bobot kendali P,Q dan R.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Lazic, Nenand.2002. Optimal Vehicle Dinamics-Yaw Rate and Side slip Angle Control Using 4 Wheel Steering. Dep. Of Automatic Control, Lund Institute of Technology

[2]. Lewis, FL. Syrmos, VL. 1995. Optimal Control. John Wiley & Sons

[3]. M.T. Tham.1999., Minimum Variance and Generalized Minimum Variance Control Algorithm. Dept. of Chemical and Process Engineering,University of Newcastle upon Tyne,Newcastle upon Tyne, NE1 7RU, UK.

[4]. Ogata, K.1990. Modern Control Engineering.Prentice Hall

[5]. Susanto, Erwin.2006. Kontrol Prediktif Sistem Kemudi Empat Roda Kendaraan Menggunakan Filter Kalman. Thesis, Teknik Pengaturan. Jurusan Teknik Elektro. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

[6]. Welch, Greg. Bishop, Garg. 2001. An Introduction to the Kalman Filter. University of North Carolina at Chapel Hill. Dept of Computer Science

Gambar

Gambar 1: Model input-output sistem 4WS  Berdasarkan gambar 1. maka dapat diketahui bahwa output:
Gambar 2: Aksi kontrol dengan varians minimum untuk sistem 4WS  Kurva keluaran sistem kendali varians minimum pada sistem kemudi empat roda, terlihat  dapat mengikuti sinyal acuan, seperti terlihat pada gambar 3
Gambar 3: Grafik keluaran sistem vs acuan

Referensi

Dokumen terkait

8111411005 Implementasi Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Ii Terhadap Kendaraanbermotor Yang Berasal

Kesalahan pemahaman, regulasi dan sikap dari birokrat/ aparatur pemerintah terhadap peraturan bersama menteri agama dan menteri dalam negeri (PBM) nomor 9/8 tahun

Penelitian dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh pemahaman tentang panggilan guru Kristen terhadap Pemberitaan Injil Guru-guru Gereja Kristen

Aplikasi analisis perancangan sistem pakar penentuan gaya belajar siswa dirancang untuk membantu & memberikan kemudahan guru dalam mengetahui gaya belajar visual, auditori,

yang lebih kecil daripada link token. Hal ini berarti bucket akan s egera kos ong dari token, yang menyebabkan TBF akan menutup alirannya untuk s ementara..

Mereka merasa bahwa Ramajunan dan pelajar India tersebut, tidak pantas berada di universitas Cambridge yang domain orang-orang Barat dan elit, serta terdidik dan

penting, bukan saja untuk mengendalikan risiko kecelakaan kerja, terlebih-lebih dikaitkan dengan kondisi perekonomian, yang mana jika terjadi kecelakaan kerja akan

merumuskan diagnose keperawatan analisa sederhana pada