• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin medium secara harfiah yaitu pengantar, media merupakan pengantar pesan seperti materi pembelajaran kepada seseorang seperti siswa. Media yaitu salah satu komponen dalam pembelajaran, penggunaann media seharusnya mendapatkan respon pada proses pembelajaran. Menurut pendapat (Kustandi & Daddy, 2020) media pembelajaran merupakan wadah atau tempat suatu pesan dari sumbernya yaitu guru yang dilanjutkan kepada sasaran atau siswa sebagai penerima pesan dan materi. Media memiliki banyak jenis yang dikembangkan sesuai dengan waktu, dan kondisi siswa pada pembelajaran.

Pada suatu media memiliki karakteristik tertentu yang pastinya berbeda-beda yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, Dalam proses pembelajaran media memiliki arti yang sangat penting, karena ketidak jelasan materi yang dapat dibantu dengan adanya media sebagai perantara dalam menyampaikan pesan. Media merupakan alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran sehingga memiliki peran sangat penting. Hal tersebut seperti pendapat (Febrita & Ulfah, 2019) mengatakan bahwa menentukan jenis media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat

(2)

penting karena media memiliki fungsi yang sangat bermakna dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian media pembelajaran adalah salah satu komponen dalam pembelajaran yang memiliki peran penting pada proses pembelajaran untuk mengantarkan pesan berupa materi kepada siswa. Jadi dengan adanya media pembelajaran akan berperan sebagai perantara pesan yang akan diterima oleh siswa. Dalam pemilihan media merupakan hal yang yang penting jadi guru harus memilih dan menyesuaikan dengan karakteristik siswa sehingga memudahkan siswa untuk memahami suatu materi dengan menyenangkan dan bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tentukan.

b. Manfaat Media

Media memiliki manfaat yang banyak pembelajaran, sehingga sangat berpengaruh pada proses pembelajaran. Dan diharapkan akan menjadikan hasil pembelajaran mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut (Sumiharsono & Hisbiyatul, 2017) media memiliki beberapa manfaat diantaranya yaitu :

1) Memperjelas materi agar tidak terlalu rumit untuk di fahami oleh siswa. 2) Menjadikan siswa bergairah atau termotivasi dalam belajar dan

menimbulkan interaksi langsung antara siswa dan sumber belajar.

3) Menjadikan siswa belajar secara mandiri dengan kemampuan, bakat, visual, auditori, dan kinestetiknya.

(3)

5) Memberikan perasaan yang sama, mempersamakan pengalaman siswa, sehingga memunculkan persepsi dann pemahaman yang sama.

Sedangkan menurut (Kustandi & Daddy, 2020) media memiliki beberapa manfaat diantaranya yaitu :

1) Memperjelas penyajian suatu materi sehingga menjadikan proses pembelajaran menjadi lancar dan meningkatkan hasil pembelajaran.

2) Meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga menjadikan siswa termotivasi dan memunculkan interaksi antara siswa dan lingkunganya dann siswa bisa belajar secara individu sesuai dengan kemampuanya.

3) Mengatasi keterbatasan indra dan waktu

4) Menyamakan pengalaman yang dimiliki siswa terkait peristiwa-peristiwa yang ada dilingkungan tempat tinggal siswa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki banyak manfaat. Karena media akan menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan menarik. Mengatasi keterbatasaan waktu dan tempat, pemahaman siswa itu berbeda-beda dan tingkat kesulitan belajarnya juga tidak sama jadi dengan media bisa menjadikan pengalaman siswa menjadi selaras sehingga memudahkan siswa untuk memahami suatu materi, dan juga menjadikan siswa akan termotivasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan berjalan dengan efektif, efisien dan bisa mencapai hasil yang diinginkan.

(4)

c. Fungsi Media Pembelajaran

Secara umum menurut (Sumiharsono & Hisbiyatul, 2017) memiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu :

1) Penggunaan media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk menjadikan keadaan di dalam kelas menjadi kondusif dan efisien. 2) Media pembelajaran memiliki fungsi untuk mempercepat proses

pembelajaran karena akan memudahkan siswa dalam memahami dan mengerti penjelasan dari Guru.

3) Media pembelajaran akan menjadikan proses pembelajaran lebih bermutu dan bermakna.

Sedangkan menurut (Ummyssalam, 2017) media memiliki beberapa manfaat diantaranya yaitu :

1) Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai sumber belajar yaitu media sebagai perantara, penghubung terhadap pesan yang akan disampaikan kepada siswa

2) Media pembelajaran memiliki fungsi semantik karena media sebagai pembendaharaan makna yang akan menjadikan siswa lebih mudah dalam meemahami

3) Media pembelajaran memiliki fungsi manipulatif karena media bisa merekam, menyimpan suatu kejadian sehingga bisa mengatasi keterbatasaan ruang dan waktu.

(5)

4) Media pembelajaran memiliki fungsi sosio kultural karena media bisa rangsangan yang sama sehingga bisa menyamakan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran untuk mewujudkan kondisi kelas yang kondusif dan efisien. Dibutuhkan media yang memiliki banyak fungsi sebagai sumber belajar, alat bantu, dan perantara dalam memberikan materi kepada siswa dan mempercepat proses pemahaman siswa terhadap apa yang telah dijelaskan oleh Guru. Karena media akan menjadikan pembelajaran yang awalnya bersifat abstrak akan menjadi kongkret dan lebih nyata. Sehingga proses pembelajaran akan lebih bermutu dan bermakna bagi siswa.

d. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan karakteristiknya, media dibagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan kriterianya masing-masing. Menurut (Satrianawati, 2018) jenis-jenis media umum dibagi menjadi beberapa macam diantaranya yaitu : 1) Media Visual

Media visual merupakan media yang bisa dilihat dengan indera penglihatan misalnya seperti foto, poster, koran, miniatur, alat peraga dll. 2) Media Audio

Media audio adalah media yang bisa didengar menggunakan indera pendengaran berupa telinga, misalnya seperti musik, siaran radio, CD dll.

(6)

3) Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang dapat didengar maupun dilihat secara sekaligus yang menjadikan indera pendengaran dan indera penglihatan menjadi tergerak dan dirasakan secara bersamaan. Misalnya seperti film di televisi, VCD dll.

4) Multimedia

Multimedia adalah semua jenis media yang terangkum menjadi satu seperti internet yang bisa mengaplikasikan media yang ada termasuk pembelajaran jarak jauh.

Sedangkan menurut (Suryadi, 2020) media memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu :

1) Media Visual

Media yang mengandung unsur garis, warna, dan tekstur. Media ini dapat ditampilkan gambar diam dan menampilkan gambar atau simbol yang bergerak.

2) Media Audio Visual

Media yang mengandung unsur gambar dan audio sekaligus ketika mengkomunikasikan suatu pesan.

3) Multimedia

Perpaduan beberapa elemen informasi yang dapat dipakai sebagai sarana menyampaikan suatu tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki beberapa jenis dan guru sebagai pengajar harus memilih

(7)

jenis media yang cocok yang di sesuaikan dengan karakteristik siswa dan kebutuhan siswa. Sehingga siswa akan memberikan respon baik terhadap media tersebut dan akan mengakibatkan dampak positif. Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan jenis multimedia karena jenis media tersebut merupakan jenis media yang sesuai dan cocok dengan keadaan Covid-19 ini.

e. Media Video Pembelajaran

Video merupakan wujud dari kemajuan teknologi yang memberikan dampak positif dimasyarakat. Dengan kemajuan teknologi yang memunculkan video akan memudahkan seseorang untuk mendapatkan info-info yang ada diluar sana, pengetahuan dan juga hiburan yang menjadikan seperti tidak ada batasan waktu dan tempat. Video merupakan salah satu media pembelajaran non cetak yang mengandung banyak informasi karena dapat menyampaikan pesan kepada siswa secara langsung, yang menyesuaikan dengan karakteristik siswa. sedangkan menurut (Fadhli, 2015) video merupakan media yang memiliki peran dan makna penting dibadingkan dengan media yang lain, dengan menggunakan video dalam pembelajaran akan memberikan siswa pengalaman yang baru. Menurut (Busyaeri et al., 2016) video mempunyai dua unsur yang saling berkaitan yaitu audio dan visual, adanya audio dalam video akan akan menjadikan siswa bisa menerima pesan berupa materi pembelajaran dengan cara mendengarkan dan untuk visualnya akan menyampikan pesan atau materi pembelajaran melalui bentuk visualisasinya.

Media video pembelajaran memiliki manfaat yang sangat besar karena media video ini bisa digunakan untuk perseorangan, kelompok kecil maupun

(8)

kelompok besar secara klasikal. Dan media video pembelajaran bisa digunakan untuk semua topik pembelajaran, menonton video pembelajaran akan memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Media video sangat cocok digunakan untuk pembelajaran di sekolah dasar karena memiliki banyak manfaat.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran merupakan salah satu media non cetak yang merupakan gabungan dari audio dan visual. Karena video bisa di lihat sekaligus didengarkan sehingga siswa akan tertarik untuk melihatnya. Video pembelajaran merupakan media yang memiliki makna penting dibandingkan dengan media jenis lainya. Karena video pembelajaran bisa memberikan pengetahuan-pengetahuan baru yang akan menjadikan siswa termotivasi untuk belajar dengan cara menonton sambil belajar.

f. Media Video Scribe

Video scribe berasal dari kata video dan scribe yang berarti penulis, video scribe memiliki whiteboard animation yaitu suatu animasi yang terlihat seperti orang sedang menggambar atau menulis di papan tulis. Adanya animasi dalam suatu video merupakan salah satu hal yang penting karena dengan animasi siswa akan penerapan materi secara virtual dan akan menjadikan siswa aktif, memotivasi dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Video scribe merupakan salah satu video yang bisa digunakan sebagai media dalam pembelajaran karena video scribe adalah suatu hal yang bisa membantu

(9)

seseorang misalnya Guru untuk menciptakan suatu video yang menarik, dan berkesan bagi penontonya.

Video scribe ini mudah digunakan, tampilan yang user friendly, kecepatan dan kemudahan pada proses pembuatanya. Video scribe menurut (Buliali et al., 2016) merupakan salah satu media yang mencangkup beberapa media seperti tulisan, gambar, suara dan animasi yang bisa dipilih sesuai keinginan pembuat, dijadikan menjadi suatu video berupa video scribe yang bisa di dwonload sesuai keinginan. Kemudian menurut (Setiyowati & Panggayuh, n.d.) video scribe sparkol adalah software yang bisa dimanfaatkan untuk membuat animasi dengan background putih dengan pembuatanya yang mudah, video scribe ini bisa digabungkan dengan gambar, suara, yang bisa menarik perhatian siswa. Jadi dari penjelasan yang telah dipaparkan media ini sangat cocok digunakan pada siswa usia sekolah dasar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa video scribe merupakan salah satu video yang bisa digunakan sebagai media dalam pembelajaran karena video scribe adalah suatu media yang bisa membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang mudah digunakan. Video scribe ini berisikan tulisan, gambar, suara dan animation yaitu suatu animasi yang terlihat seperti orang sedang menggambar atau menulis di papan tulis sehingga terlihat lebih menarik. Jadi materi yang akan disampaikan kepada siswa akan jelas dan diterima siswa dengan baik. Untuk pembuatan video scribe ini juga bisa dikatakan mudah dan bisa didwonload dengan mudah jadi akan memudahkan guru dalam menggunakanya.

(10)

2. Kearifan Lokal

a. Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah suatu pandangan hidup berupa suatu perilaku atau aktivitas yang dilakukan di kalangan masyarakat. Yang dipandang sebagai solusi untuk berbagai permasalahan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan diikuti secara turun temurun. Menurut (Shufa, 2018) kearifan lokal adalah suatu hal yang merupakan keunikan dari suatu daerah yang berasal dari proses pemikiran manusia yang berisi tentang hal-hal yang baik, nilai yang arif dan bijaksana yang terus ada secara turun temurun. Sedangkan menurut (Rapanna, 2016) kearifan lokal adalah suatu kekayaan budaya yang dimiliki suatu daerah yang berisi aturan-aturan hidup, norma dan pandangan hidup.

Kearifan Lokal menjadi suatu hal yang menjadi ciri khas pada suatu daerah karena kearifan lokal merupakan suatu pembeda dari daerah-daerah yang lain. Penanaman nilai-nilai kearifan lokal pada siswa terhadap lingkungan tempat tinggalnya merupakan suatu hal yang penting karena akan memberikan siswa pengetahuan, mengenal budayanya sendiri, memberikan pembekalan pada siswa agar memiliki kepribadian yang cukup baik. Sehingga siswa mampu melestarikan budaya bangsa dalam kehidupanya sehingga tidak meniru hal-hal yang tidak baik.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman suku, ras, kepercayaan, agama dan bahasa yang beraneka ragam. Pada setiap pulau memiliki perbedaan pada setiap daerahnya seperti kearifan lokal merupakan

(11)

hal yang dimiliki setiap daerah namun berbeda-beda, kearifan lokal yang ada pada suatu daerah memiliki ciri khas dari daerah itu sendiri, kearifan lokal merupakan hal yang harus di lestarikan oleh generasi bangsa agar tidak dilupakan oleh bangsanya sendiri. Jadi kearifan lokal merupakan hal yang penting untuk diterapkan pada generasi bangsa khususnya anak yang dimulai dari bangku sekolah, karena dengan memberikan pembekalan sejak dini akan berdampak baik bagi anak pada suatu saat nanti.

b. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal

Kearifan lokal memiliki banyak bentuk yang bermacam-macam, menurut (Puspitawati, 2020) bentuk-bentuk kearifan lokal diantaranya yaitu :

1) Tekstual

Kearifan dalam segi tekstual yaitu kearifan lokal yang berada pada tulisan, kitab kuno, nilai, tata cara, yang tuliskn pada suatu catatan tertulis seperti tradisional primbon.

2) Benda Cagar Budaya

Kearifan dalam hal ini berupa bangunan yang menunjukkan kearifan lokal misalnya rumah adat, Candi. Sedangkan kearifan lokal dalam bentuk intangible seperti cerita rakyat, mitos, legenda itu termasuk bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud.

Sedangkan menurut (Rapanna, 2016) kearifaan lokal memiliki beberapa bentuk diantaranya yaitu :

(12)

1) Tekstual

Kearifal lokal pada tekstual ini seperti nilai, adat, yang tertulis pada suatu catatan yang bisa ditemui pada kitab tradisional primbon.

2) Bangunan/Arsitektur

Bangunan-bangunan terdahulu merupakan salah satu bentuk kearifan lokal, seperti rumah adat, candi

3) Benda cagar budaya (Karya Seni)

Benda-benda vudaya yang termasuk kearifan lokal yaitu keris, keris merupakan salah satu cagar budaya karena salah satu warisan budaya.

4) Tidak berwujud (Intangible)

Kearifan lokal juga ada yang tidak berwujud seperti petuah, nyanyian, dan syair yang diturunkan secara turun temurun.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal memiliki beberapa bentuk dimana pada masing-masing bentuk tersebut memiliki perbedaan. Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa Kearifan lokal ada yang berwujud dan tidak berwujud. Kearifan lokal yang berwujud seperti candi, rumah adat dll dan kearifan lokal yang tidak berwujud misalnya seperti syair, nyanyian yang menjadi ciri khas suatu daerah dll.

c. Kearifan Lokal di Lamongan

Kearifan lokal terdiri dari banyak hal diantaranya yaitu cerita rakyat, dan tarian dll, cerita rakyat merupakan cerita yang berasal dari masyarakat yang diwarisi secara lisan. Seperti di Kota Lamongan terdapat cerita legenda

(13)

Tanjong Kodok. Jadi cerita tersebut mengisahkan tentang asal-usul adanya batu yang menyerupai kodok yang sekarang batu tersebut dijadikan sebagai tempat wisata yang bernama WBL. Kearifan lokal selanjutnya yaitu tarian, tarian merupakan kearifan lokal karena tarian pada suatu daerah pasti memiliki perbedaan dan keunikan masing-masing yang menjadi ciri khas dari suatu daerah tersebut. Seperti di Kota Lamongan terdapat tarian yang bernama tari boranan, tari boranan menurut (Wijayanti et al., 2020) adalah tarian yang berasal dari Lamongan yang mengandung unsur-unsur yang diambil dari identitas daerah yaitu nasi boran atau yang disebut dengan boranan, yang menjadi ciri khas Kota Lamongan, karena tarian ini tidak ada di daerah lain dan hanya ada di kota Lamongan.

Tarian ini merupakan tarian yang menggambarkan kehidupan para penjual nasi boranan yang menjual daganganya yang sedang berinteraksi dengan pembeli, tarian ini banyak terkandung nilai-nilai seni dan budaya. Peneliti membahas kearifan lokal di Lamongan yaitu legenda Tanjong Kodok yang ada di Kecamatan Paciran, Lamongan yang menceritakan asal-usul batu yang menyerupai kodok. Dan tarian boranan yang merupakan tarian yang berasal dari Kota Lamongan, pada tarian tersebut mengandung banyak nilai-nilai seni dan budaya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau, dimana pulau-pulau tersebut memiliki keragaman yang berbeda beda disetiap daerahnya. Salah satunya di Kota Lamongan, Lamongan merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Jawa Timur, di Lamongan memiliki beragam kearifan lokal seperti tarian

(14)

boranan dan Legenda Tanjong Kodok. Tarian boranan merupakan tarian yang berasal dari Kota Lamongan yang menggambarkan penjual yang sedang berinteraksi dengan pembeli, dan kearifan lokal selanjutnya yaitu Legenda Tanjong Kodok merupakan legenda yang menceritakan tentang asal-usul batu kodok yang sekarang tempat tersebut dijadikan wisata yaitu WBL (Wisata Bahari Lamongan).

3. Karakteristik kelas 4 SD

Siswa sekolah dasar merupakan usia dimana sangat banyak dalam mengalami perkembangan baik jasmani maupun rohaninya. Gerakan-gerakan tubuh anak juga menjadi sangat lincah, anak seusia kelas 4 sekolah dasar merupakan termasuk anak kelas tinggi, pada prmbrlajaran kelas tinggi guru membimbing siswa untuk mencari dan mengkaji suatu masalah. Seperti pendapat (Samsiyah, 2016) mengatakan bahwa proses pembelajaran di kelas tinggi mengajarkan untuk mengidentifikasi suatu masalah, dikaji, dan menyimpulkan. Pembelajaran di kelas tinggi mengupayakan untuk menjadikan siswa berani mengungkapkan pendapat.

Di kelas 4 SD anak di hadapkan pada konsep dan generalisasi, sehingga penerapanya yaitu meliputi menggambungkan, menyelesaikan tugas, menyusun, menyimpulkan dll. Sehingga sebagai guru harus memiliki pengalaman yang banyak dan juga bisa menjadikan tujuan pembelajaran bisa tercapai. Anak usia kelas 4 sekolah dasar termasuk pada tahap operasional kongkrit (Usia 7-11 tahun). Jadi pada tahap ini anak mulai bisa untuk berfikir

(15)

kongkrit. Pada tahap operasional kongkrit ini pada diri anak terdapat rasa keingin tahuan yang tinggi, selalu ingin tau, dan anak juga menyukai dengan suasana yang menyenangkan, dan memiliki kemauan yang kuat untuk berkompitisi, sehingga cenderung tidak senang dengan kegagalan, dan jika suasana pembelajaran terasa menyenangkan akan menjadikan siswa belajar dengan baik dan efektif.

4. Materi B.Indonesia, SBdP dan PPKN

Untuk memahami materi B.Indonesia dan SBdP, Siswa harus diberikan penjelasan secara rinci sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi antara Guru dan Siswa. berikut ini penjelasan tentang B.Indonesia tentang cerita fiksi menurut (Nurgiyantoro, 2018) dan SBdP tentang tarian menurut (Muryanto, 2019).

a. Cerita fiksi

Cerita fiksi merupakan hasil dialog dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Cerita fiksi merupakan suatu karya imajinasi dan khayalan, dan merupakan hasil karya imajinatif didasari oleh kesadaran dan tanggungjawab dari kreatifitas sebagai karya seni. Dalam cerita fiksi mengandung maksud dan harapan untuk bisa menghibur pembaca dan juga terdapat tujuan estetik didalamnya, contoh dari cerita fiksi yaitu cerita sangkuriang, danau toba, dan yang berasal dari Lamongan sendiri yaitu Legenda tanjong kodok. Didalam suatu cerita pastinya terdapat tokoh-tokoh didalamnya, tokoh tokoh pada suatu cerita dibagi menjadi beberapa macam

(16)

yaitu tokoh protagonis yang berarti orang yang memiliki karakter baik, yang kedua tokoh antagonis yang berarti orang yang memiliki karakter jahat dan tokoh tritagonis yang memiliki watak penengah antara tokoh protagonis dan antagonis.

b. Tari

Tari merupakan ungkapan ekspresi melalui gerak pada tubuh yang ritmis, dan juga indah yang diiringi dengan gending. Tari mengandung unsur gerak, artistik, ritme ruang, dan pesan yang tersirat dari setiap gerakanya, contoh dari tarian yaitu tari saman, tari jaipong, dan tarian yang berasal dari Lamongann sendiri yaitu tari boranan. Pada suatu tarian pastinya terdapat gerakan-gerakan yang memiliki maksud dan makna, gerakan pada tarian terdiri dari gerakan dasar yaitu sebagai keindahan dan gerakan stilatif yaitu pengolahan gerak tarian menjadi lebih halus dan indah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tari merupakan ungkapan jiwa dalam bentuk ritmis yang indah.

c. Keberagaman Karakteristik Individu

Keberagaman karakteristik individu yaitu suatu kondisi setiap individu yang memiliki beranekaragaman yang tidak sama dari segi suku, ras, agama dan budaya yang tidak sama, keberagaman karakteristik individu inilah yang menjadikan setiap individu memiliki karakteristik dan ciri khasnya yang berbeda-beda, dan juga dengan perbedaan-perbedaan tersebut menjadikan setiap individu akan menjaga kebudayaan dan adat yang dimilikinya.

(17)

Adapun Kompetensi dasar dan Indikator berdasarkan permendikbud no. 37 tahun 2018 sebagai berikut.

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

B.Indonesia

3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang

terdapat pada teks fiksi. 3.9.1 Mengidentifikasi mengenai teks fiksi

3.9.2 Menentukan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi

4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual.

4.9.1 Menuliskan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi

4.9.2 Mengkomunikasikan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi

SBdP

3.3 Mengetahui gerak tari kreasi daerah. 3.3.1 Mengidentifikasi gerakan tarian Boranan 3.3.2 Menentukan gerakan-gerakan tarian Boranan

4.3 Meragakan gerak tari kreasi daerah 4.3.1 Menuliskan hasil identifikasi gerak pada tarian boranan

4.3.2 Mempraktekkan gerakan pada tarian Boranan

PPKN

1.3 Mensyukuri keberagaman umat beragama di masyarakat, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks Bhineka Tunggal Ika

2.3 Bersikap toleran

dalam keberagaman umat beragama di masyarakat dalam konteks Bhineka Tunggal Ika

3.3 Menjelaskan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari

3.3.1 Mengidentifikasi manfaat keberagaman karakteristik individu di linkungan tempat tinggalnya

3.3.2 Menentukan keberagaman karakteristik dilingkungan tempat tinggalnya

(18)

Kompetensi Dasar Indikator

4.3 Mengemukakan manfaat

keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari

4.3.1 Menuliskan hasil Identifikasi tentang manfaat keberagaman karakteristik individu di lingkungan tempat tinggalnya

4.3.2 Menyampaikan manfaat keberagaman karakteristik individu di lingkungan tempat tinggalnya

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Pengembangan media video pembelajaran melalui video scribe berbasis kearifan lokal yang di dukung oleh penelitian dan pengembangan sebelumnya, yaitu :

Tabel 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Judul Persamaan Perbedaan Keterangan

Pengembangan Video Pembelajaran

Adaptasi dan cara

Berkembang Biak Makhluk Hidup Untuk Siswa Kelas VI Sekolah Dasar (2018). 1. 2. Jenis penelitian pengembangan Mengembangka n media video pembelajaran 1. 2. Materi yang digunakan Penelitian dilakukan di Kelas VI Sekolah Dasar Peneliti terdahulu mengembangka n video pembelajaran Hasil penelitian di atas mengatakan bahwa media vidio pembelajaran efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sehingga hasil yang didapatkan sangat signifikan.

(19)

Pengembangan Media Video Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Gaya Kela IV Di Sdn Sukoiber 1 Jombang (2019). 1. 2. 3. Jenis penelitian pengembangan Mengembangka n media video pembelajaran Peneliitian dilakukan di kelas IV SD 1. Materi yang digunakan Peneliti terdahulu menyatakan bahwa media video tersebut dijadikan sebagai suplemen (tambahan) dalam proses pembelajaran dan merupakan media yang

layak dan efektif untuk

digunakan. Video Scribe sebagai

Media Pembelajaran tentang Makhluk Hidup dan Lingkunganya pada Siswa Kelas IV SD (2018) 1. 2. 3. Jenis penelitian pengembangan Mengembangka n media video Pembelajaran menggunakan Aplikasi Video Scribe Penelitian di lakukan pada kelas IV SD 1. Materi yang digunakan Penelitian terdahulu menggunakan aplikasi video scribe, dan hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa video scribe bisa membantu siswa agar lebih semangat dan lebih mudah dalam memahami materi dan juga bisa

menumbuhkan

minat siswa

(20)

Pengembangan Media pembelajaran

Video Berbasis

Sparkol Video Scribe pada Pelajaran Ipa dalam Materi Tata Surya Kelas VI SD (2018) 1. 2. Jenis penelitian pengembangan Mengembangka n media video Pembelajaran menggunakan Aplikasi Sparkol Video Scribe 1. 2. Materi yang digunakan Penelitian dilakukan di Kelas IV Sekolah Dasar Penelitian terdahulu menggunakan aplikasi video scribe, dan hasil dari penelitian ini menyatakan

bahwa media

video scibe pada materi tata surya bisa dikatakan layak untuk digunakan dan efektif untuk digunakan pada pembelajaran

Kesimpulan dari kajian penelitian Nadhif Nashrullah (Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang) dengan judul “Pengembangan Video Pembelajaran Adaptasi dan cara Berkembang Biak Makhluk Hidup Untuk Siswa Kelas VI Sekolah Dasar “. Hasil penelitianya mengatakan bahwa dengan penggunaan media video sangat membantu dalam memahamkan siswa. Dan menjadikan proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi perkembang biak makhluk hidup.

Dari hasil penelitian Amilia Sholikh Hidayati ( Program studi Teknologi pendidikan, Universitas Negeri Malang) dengan judul “Pengembangan media video pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman materi gaya kelas IV di SDN Sukoiber 1 Jombang”. Hasil penelitianya mengatakan bahwa media video pembelajaran yang dikembangkan layak dan

(21)

menjadikan siswa termotivasi untuk belajar. Sehingga pembelajaran berjalan efektif dan mampu meningkatkan pemahaman siswa serta dapat digunakan pada kegiatan pembelajaran.

Hasil dari penelitian Khoirotul Adabiyah, Eka Agustina R. Putri, & Fatrikah Choirul Umami ( Program Studi PGSD FKIP Universitas Jember ) dengan judul “Video scribe sebagai media pembelajaran tentang makhluk hidup dan lingkunganya pada siswa kelas IV SD”. Menyatakan bahwa media video scribe dikatakan layak dan menjadikann siswa semangat dalam memahami materi dan njuga meningkatkan kemauan untuk belajar.

Hasil dari penelitian Indyra Fransisca ( Program Studi PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Video Berbasis Sparkol Video Scribe pada pelajaran Ipa dalam Materi Tata Surya Kelas VI SD”. Menyatakan bahwa media video scribe ini bisa dikatakan layak yang menjadikan pembelajaran menjadi efektif.

Dengan mengetahui kesimpulan dari penelitian terdahulu dapat dikatakan bahwa persamaan dan perbedaan dari penelitian sekarang adalah memiliki persamaan dalam hal menggunakan media berupa video pembelajaran. Kemudian memiliki perbedaan yaitu pada penelitian sekarang berbasis kearifan lokal, dan dapat disimpulkan bahwa poses belajar mengajar menggunakan media video pembelajaran akan memudahkan siswa dan memahamkan siswa terhadap materi yang dijelaskan oleh Guru. Media video pembelajaran dijadikan sebagai pelengkap dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan berjalan secara efektif.

(22)

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Kondisi Ideal :

Budaya bersifat melekat karena budaya merupakan kebiasan dari daerah tempat tinggalnya. Seperti kearifan lokal, Menurut (Shufa, 2018) kearifan lokal merupakan keunikan dari suatu daerah yang berisi tentang hal-hal yang baik, nilai yang arif dan bijaksana.

Kondisi Lapang :

Pada pembelajaran tematika Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku, Subtema 2 Keunikan Tempat Tinggalku dikelas IV SD, kurang dalam memberikan wawasan kearifan lokal di daerah Lamongan. Dan kurang dalam penggunaan media pada pembelajaran. (Hasil wawancara pada Guru kelas)

Analisis kebutuhan :

Guru dan siswa bekerjasama dengan peneliti membutuhkan media yang disesuaikan dengan karakter da lingkungan yang ada disekitar siswa.

Proses pengembangan menggunakan model dari Lee & Owens

Produk akhir berupa media pembelajaran melalui video scribe berbasis kearifan lokal di kelas IV SD Analisis Kebutuhan Need assesmen t Front-end analysis Design Develop ment Implemen tation Evaluati on

(23)

Gambar

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator
Tabel 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Gambar 2.1 Bagan Kerangka PikirKondisi Ideal :

Referensi

Dokumen terkait

Struktur masalah yang diberikan kepada siswa (pemecahan masalah), seperti format secara verbal atau gambar., kompleksitas (tingkat kesulitan soal), konteks (latar

Jadi pelatihan adalah aktivitas tubuh yang dilakukan secara sistematis, berulang-ulang dalam waktu tertentu dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik, salah satu

Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda-beda dengan tujuan setiap siswa anggota

Konotasi disetiap lingkungan masyarakat akan memiliki beragam persepsi, karena hal ini berhubungan dengan perasaan yang mengandung emosi yang berbeda-beda, Rabbah dan

Dua strategi tersebut sangat berlawanan, strategi ekspositori didasarkan pada teori pemrosesan informasi, sedangkan strategi diskoveri didasarkan pada teori pemrosesan

Stoner (1986) mengatakan bahwa pekerjaan yang berbeda bagi setiap pekerja akan menimbulkan tingkat stres kerja yang berbeda pula. Stres kerja berpengaruh secara.. langsung

Setiap lemparan dalam permainan kippers memiliki tujuan yang berbeda-beda. Dapat sebagai operan, dan juga untuk mematikan lawan. Pada prinsipnya perbedaan saat

a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan biaya