• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun sebagai Salah satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disusun sebagai Salah satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik. Oleh :"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PARTIKEL IJUK MESH 100 MENGGUNAKAN MATRIK KARET DENGAN CARBON BLACK PADA KOMPOSISI SERBUK IJUK 10 PHR, 15 PHR, 20 PHR TERHADAP KEKUATAN

TARIK DAN SOBEK

Disusun sebagai Salah satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh :

RIKI DWI APRIYANTO D 200110028

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KARAKTERISTIK PARTIKEL IJUK MESH 100 MENGGUNAKAN MATRIK KARET DENGAN CARBON BLACK PADA KOMPOSISI SERBUK IJUK 10 PHR, 15 PHR, 20 PHR TERHADAP KEKUATAN

TARIK DAN SOBEK

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh : Riki Dwi Apriyanto

D200110028

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Pembimbing

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KARAKTERISTIK PARTIKEL IJUK MESH 100 MENGGUNAKAN MATRIK KARET DENGAN CARBON BLACK PADA KOMPOSISI SERBUK IJUK 10 PHR, 15 PHR, 20 PHR TERHADAP KEKUATAN

TARIK DAN SOBEK

Oleh :

RIKI DWI APRIYANTO D200110028

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan telah dinyatakan sah untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat sarjana S1 pada

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pada Hari, , 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Dewan Penguji :

1. Masyrukan, ST, MT. ( ………...) (Ketua Dewan Penguji)

2. Patna Partono, ST, MT. ( ………...) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Ir. Ngafwan, MT. ( ………...) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyuataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, 12 Agustus 2017 Penulis

Riki Dwi Apriyanto D200110028

(5)

1

KARAKTERISTIK PARTIKEL IJUK MESH 100 MENGGUNAKAN MATRIK KARET DENGAN CARBON BLACK PADA KOMPOSISI SERBUK IJUK 10 PHR, 15 PHR, 20 PHR TERHADAP KEKUATAN

TARIK DAN SOBEK ABSTRAK

Penelitian partikel ijuk ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar unsur logam, kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan kekuatan sobek spesimen terhadap partikel ijuk mesh 100 dengan menggunakan matrik karet dengan variasi komposisi 10 phr, 15 phr, 20 phr, Proses awal pembuatan spesimen dengan menyiapkan alat seperti : alat pres, blender, palu, lumpang batu. Dan bahan seperti : serat ijuk, lateks pekat dengan kadar karet kering 60 %, ZDEC, Ionol, Zno, Sulfur, Darvan, Carbon Black. Ijuk digunakan sebagai bahan filler. Serat ijuk dilakukan proses pencucian, penjemuran, kemudian di pres, di pukul/ditumbuk, blender, dan penyaringan menggunakan mesh 100 hingga menjadi serbuk ijuk. Proses dispersi bahan kimia dilakukan selama 24 jam. Pencampuran bahan spesimen dengan menggunakan gelas, diaduk selama 10 menit. Dan dituangkan kedalam cetakan. Vulkanisasi menggunakan open yang di panaskan selama 1 jam dengan suhu 800, Hasil pengujian sinar x disimpulkan bahwa nilai tertinggi kandungan unsur logam Zn pada komposisi ijuk 10 phr dengan nilai 3,192 % dan terendah pada komposisi ijuk 20 phr dengan nilai 2,403 %. Pada unsur logam Ti nilai tertinggi pada komposisi ijuk 10 phr dengan nilai 0,411% dan terendah pada komposisi ijuk 20 phr dengan nilai 0,292 %. Untuk unsur logam Fe nilai tertinggi pada komposisi ijuk 20 phr dengan nilai 1,002 % dan nilai terendah pada komposisi ijuk 15 phr dengan nilai 0,486 %.Pengujian kekuatan tarik menghasilkan kekuatan tarik terbesar pada komposisi ijuk 20 phr dengan nilai 4,50 2

dan terkecil pada komposisi ijuk 10 phr dengan nilai 2,00 2

. Pada pengujian perpanjangan putus terbesar dihasilkan pada komposisi ijuk 20 phr dengan nilai 569,33 % dan terkecil pada komposisi ijuk 10 phr dengan nilai 308 %. Pada pengujian kekuatan sobek terbesar dihasilkan pada komposisi ijuk 20 phr dengan nilai 8,39 2 dan terkecil pada komposisi ijuk 15 phr dengan nilai 5,94 2.

Kata kunci : Sinar x, Ijuk,Carbon Black, Mesh 100, Dispersi, Vulkanisasi

ABSTRACT

The research of this fibers particles is aimed to find out how big metal element, tensile strength, elongation break, and tear strength of specimen to fiber mesh particles 100 by using rubber matrix with variation of composition 10 phr, 15 phr, 20 phr, The initial process of making specimens by preparing tools such as: press tools, blenders, hammers, stone mortars. And materials such as fiber fibers, concentrated latex with 60% dry rubber content, ZDEC, Ionol, Zno, Sulfur, Darvan, Carbon Black. Ijuk is used as filler material. Fiber fibers done washing process, drying, then pressed, pounded, blender, and filtering using mesh 100 to

(6)

2

become fiber powder. The chemical dispersion process is carried out for 24 hours. Mixing the specimen material using a glass, stirring for 10 minutes. And poured into the mold. Vulcanization using open that is heated for 1 hours with a temperature of 80º, The results of x-ray test concluded that the highest value of Zn metal element in the composition of ijuk 10 phr with the value of 3.192% and the lowest on the composition of 20 phr fibers with a value of 2.403%. The highest value of Ti metal element on the composition of ph. Phr fiber with a value of 0.411% and the lowest on the composition of 20 phr fibers with a value of 0.292%. For the element of Fe metal the highest value on the composition of 20 phr fibers with value of 1.002% and the lowest value on the composition of 15 phr fibers with a value of 0.486%. Tensile strength test results in the largest tensile strength on the composition of 20 phr fibers with the value of 4.50 N / and the smallest On the composition of 10 phr fibers with a value of 2.00 N / . The largest breakdown elongation test was obtained on the composition of 20 phr fibers with the value of 569.33% and the smallest in the composition of 10 phr fibers with a value of 308%. The largest tear strength test was produced on the 20 phr fibers composition with a value of 8.39 N / and the smallest on the 15 phr fibers composition with a value of 5.94 N / .

Keywords: X Ray, Ijuk, Carbon Black, Mesh 100, Dispersion, Vulcanization

1. PENDAHULUAN

Karet alam merupakan salah satu hasil perkebunan yang tersebar di Indonesia, khususnya Sumatera Selatan. Sebagian besar produk karet alam Indonesia tersebut diekspor ke luar negeri, yang meliputi karet remah (crumb rubber) dan lateks pekat. Karet alam diperoleh dari lateks yang berasal dari pohon karet (Hevea brasiliensis). Karet dapat terkoagulasi secara alamiah biasanya terjadi karena pencemaran oleh mikroba yang terdapat pada pisau sadap, talang, mangkok sadap, udara sekeliling dan sebagainya. Konsumsi karet alam di dalam negeri yang diproduksi menjadi barang jadi karet, masih cukup kecil. Oleh karena itu masih banyak kesempatan untuk mengembangkan produk barang jadi karet di dalam negeri terutama bagi industri kecil dan menengah (IKM).

Dengan kemajuan teknologi pengoptimalan getah karet sangat penting dilakukan supaya menghasilkan produk yang berguna bagi masyarakat, di dalam industri pun juga banyak sekali yang menggunakan bahan tersebut sebagai bahan utama untuk suatu produk tertentu. Contohnya barang olahan atau pencampuran bahan baku ban mobil atau sepeda motor, ataupun barang lainya yang berbahan dasar karet. Karet alam mempunyai kelebihan antara lain ketahanan sobek,

(7)

3

kekuatan tarik tinggi, elastisitas tinggi dan mempunyai kelebihan fleksibel. Oleh karena itu karet yang sudah diproduksi menjadi barang karet ini masih banyak kesempatan untuk mengembangkan produk olahan dari lateks karet alam.

Unsur pengisi atau filler dari bahan yang digunakan adalah partikel ijuk sebagai penguat dalam matriks karet alam. Serat ijuk ini merupakan serat alam yang berasal dari pohon aren, dilihat dari bentuk pada umumnya bentuk serat alam tidaklah sama. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan dan pembentukan serat tersebut tergantung pada lingkungan alam dan musim tempat serat tersebut tumbuh. Penggunaan ijuk ini banyak dimanfaatkan di dunia perindustrian seperti pabrik pembuat tali, tekstil kertas karena mempunyai kekuatan yang tinggi, keras, kedap air, tahan radiasi matahari dan juga baik untuk material komposit.

Sehingga dalam penelitian ini perbedaan ukuran mesh juga berpengaruh terhadap sifat fisik dan mekaniknya, karena ukuran mesh yang besar mengahasilkan permukaan kasar dan ikatan antar partikel lemah sehingga ada pori diantara partikel lemah sehingga ada pori di antara serta tidak semua partikel berkaitan baik dengan matrik. Ukuran partikel yang kecil menghasilkan permukaan yang halus dan ikatan antar partikeln yang baik karena berkaitan dengan partikel.

Dari penjelasan diatas, maka dilakukan penelitian untuk membuat karet alam yang berpenguat serbuk ijuk dengan mesh 100 variasi komposit 10 phr, 15 phr dan 20 phr terhadap pengujian radiasi sinar x, kekuatan tarik, perpanjangan putus dan kekuatan sobek.

Untuk memudahkan penelitian maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh variasi komposisi serbuk ijuk (10 phr, 15phr, 20 phr) pada komposit terhadap radiasi sinar x, Bagaimana pengaruh variasi komposisi serbuk ijuk (10 phr, 15 phr, 20 phr) pada komposit terhadap kekuatan tarik dan perpanjangan putus, Bagaimana pengaruh variasi komposisi serbuk ijuk (10 phr, 15 phr, 20 phr) pada komposit terhadap kekuatan sobek, Bagaimana cara pembuatan komposit dari cairan lateks hingga menjadi bahan komposit.

(8)

4 2. METODE PENELITIAN

Diagram Alir Penelitian

Pada bagian ini penulis mencari bahan – bahan teori dan hasil penelitian terdahului yang berkaitan dengan komposit karet berpenguat serat ijuk, standar

Selesai Studi Pustaka Mulai Persiapan Bahan Pencampuran Bahan Proses Pencetakan Uji Sinar-X SNI 18-6478-2000 Uji Tarik (SNI ISO 37: 2015), (IDT – 2015)

Pengambilan Data Hasil Pengujian

Uji Sobek (ISO 34 – 1 : 2015)

Penyaringan serbuk ijuk Mesh

100 Dispersi Bahan Kimia

(Zno, ZDEC, Ionol, Sulfur)

Pengujian Latek

Ijuk 10 phr, 15 phr, 20 phr

(9)

5

pengujian, metode pembuatan komposit, jenis alat uji yang digunakan dan sebagian melalui buku, artikel, (jurnal), dan juga internet.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jenis pengujian spesimen adalah pengujian sinar x, kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan kekuatan sobek.

Dalam pengujian radiasi sinar x menggunakan metode uji XRF, dan jurnal Kristiyanti, Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN ( 2005).

Sumber radiasi sinar x yang digunakan adalah sumber radioisotop, dan alat detector radiasi sinar x adalah Spektrometri Pendar Sinar X. Data specimen pengujian radiasi sinar x dengan variasi komposisi serbuk ijuk 10 phr, 15 phr, 20 phr.

Tabel 4.1 Standart Pengujian Sinar X

Unsur I.Net Comptn I.Net/C Berat (g) Kadar (%)

Ti 89 16662 0,005341 1,774 0,457 80 16449 0,004864 Fe 351 16662 0,21066 1,774 3,97 337 16449 0,020488 Zn 3841 15394 0,2495 0,818 10,94 3803 15378 0,247301

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sinar X dengan variasi komposisi serbuk ijuk 10 phr, 15 phr, dan 20 phr

komposisi unsur I.NET Compt I.N/C Berat

10 phr Ti 83 91 24149 24134 0,00344 0,00377 1,392 Fe 59 52 24149 24139 0,00244 0,00215 Zn 2927 3029 24149 24134 0,12121 0,12551 Ti 62 23344 0,00266

(10)

6 15 phr 69 23611 0,00292 1,427 Fe 47 50 23344 23611 0,00201 0,00212 Zn 2966 2962 23344 23611 0,12706 0,12545 20 phr Ti 97 103 24469 24900 0,00396 0,00414 1,441 Fe 78 83 24469 24900 0,00319 0,00333 Zn 2345 2354 24469 24900 0,09584 0,00292

Perolehan data hasil pengujian radiasi sinar X dengan variasi komposisi serbuk ijuk( 10phr, 15 phr, 20 phr) diolah dan diperoleh data sebagai berikut:

Dari data diatas dapat diperoleh hasil pengujian sinar x dengan perhitungan pada komposisi ijuk 10 phr untuk unsur Ti sebagai berikut :

Kadar = { } { } = { } { } x 0,457 % = 0,411 %

Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Data PengujianRadiasiSinar X PadaVariasi Serbuk ijuk 10 phr, 15 phr, 20 phr

NO Komposisi Ijuk Unsur Hasil Uji

1 10 phr Ti 0,411 ± 0,027 % Fe 0,560 ± 0,050 % Zn 3,192 ± 0,079 % 2 15 phr Ti 0,308 ± 0,021 % Fe 0,486 ± 0,017 % Zn 3,156 ± 0,028 %

(11)

7

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Kandungan Logam Pada Pengujian Sinar X

Gambar 4.2 Histogram Hubungan Kandungan Logam Pada Pengujian Sinar X

Pada grafik diatas dengan warna merah menunjukkan grafik logam seng (Zn) dengan besar komposisi ijuk 10 phr, 15 phr, dan 20 phr. Dari grafik di atas komposisi ijuk 10 phr dengan nilai 3,192 %, pada komposisi ijuk 15 phr dengan nilai 3,156 %, sedangkan pada komposisi 20 phr dengan nilai 2,403 %. Pada komposisi ijuk 10 phr menunjukkan nilai tertinggi dengan nilai 3,192 %, sedangkan pada komposisi ijuk 20 phr menunjukkan nilai terendah dengan nilai 2,403 %. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semakin kecil komposisi ijuk semakin besar pula kandungan logam yang dihasilkan.

3,192 3,156 2,403 0,56 0,486 1,002 0,411 0,308 0,292 0 1 2 3 4 10 15 20 KANDUNGAN LOGAM (% ) JUMLAH PHR

SINAR-X

Zn Fe Ti 3,192 3,156 2,403 0,56 0,486 1,002 0,411 0,308 0,292 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 10 15 20 KANDUNGAN LOGAM (% ) JUMLAH PHR Zn Fe Ti 3 20 phr Ti 0,292 ± 0,009 % Fe 1,002 ± 0,016 % Zn 2,403 ± 0,023 %

(12)

8

Pada grafik diatas dengan warna biru menunjukkan grafik logam besi (Fe) dengan besar komposisi ijuk 10 phr, 15 phr, dan 20 phr. Dari grafik di atas komposisi ijuk 10 phr dengan nilai 0,56 %, pada komposisi ijuk 15 phr dengan nilai 0,486 %, sedangkan pada komposisi 20 phr dengan nilai 1,002 %. Pada komposisi ijuk 20 phr menunjukkan nilai tertinggi dengan nilai 1,002 %, sedangkan pada komposisi ijuk 15 phr menunjukkan nilai terendah dengan nilai 0,486 %.

Pada grafik diatas dengan warna merah menunjukkan grafik logam titanium (Ti) dengan besar komposisi ijuk 10 phr, 15 phr, dan 20 phr. Dari grafik di atas komposisi ijuk 10 phr dengan nilai 0,411 %, pada komposisi ijuk 15 phr dengan nilai 3,156 %, sedangkan pada komposisi 20 phr dengan nilai 0,292 %. Pada komposisi ijuk 10 phr menunjukkan nilai tertinggi dengan nilai 0,411 %, sedangkan pada komposisi ijuk 20 phr menunjukkan nilai terendah dengan nilai 0,292 %. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semakin kecil komposisi ijuk semakin besar pula kandungan logam yang dihasilkan.

Dalam pengujian kekuatan sobek menggunakan standar uji SNI ISO 34 – 1 : 2015.

Mesin yang digunakan untuk pengujian ini adalah merk KAO TIEH dengan koreksi alat Y = 0,9766X – 0,2598, dimana X= Nilai pembacaan alat, dan Y= Nilai sebenarnya (UNTUK PEMBACAAN ALAT 2,1 – 18,4 KG)

Data spesimen pengujian kekuatan tarik dengan variasi komposisi serbuk ijuk 10 phr, 15 phr, 20 phr dengan melakukan 3 kali pengujian setiap spesimen adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Kekuatan Sobek dengan variasi komposisi serbuk ijuk 10 phr, 15 phr, dan 20 phr dengan 3 kali pengujian setiap spesimen. NO Komposisi Ijuk (PHR) Tebal (mm) Beban (kgf) 1 10 phr 4.40 2.7247 4.24 2.3948

(13)

9

Dari data diatas dapat diperoleh hasil pengujian kekuatan sobek dengan perhitungan pada komposisi ijuk 10 phr sebagai berikut :

T = =

= 6.075N/mm

Tabel 4.9 Hasil Pengolahan Data Pengujian Kekutan Sobek Pada Variasi Serbuk ijuk 10 phr, 15 phr, 20 phr. NO Komposisi Ijuk (PHR) Pengujian Spesimen 1 2 3 1 10 phr 6.08 5.54 6.28 2 15 phr 5.29 6.77 5.76 3 20 phr 9.80 8.55 6.84

4.1.5 Grafik hasil pengujian kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan uji sobek 2,00 3,02 4,50 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 10 15 20 R A TA -R A TA ( 𝑁 /𝑚 𝑚 2) JUMLAH PHR

UJI TARIK

4.14 2.6524 2 15 phr 4.02 2.1661 3.64 2.5118 4.25 2.4962 3 20 phr 4.42 4.4162 4.08 3.5548 4.84 3.3751

(14)

10 Gambar 4.3 Grafik Kekuatan Tarik

Gambar 4.4 Grafik Perpanjangan Putus

Gambar 4.5 Grafik kekuatan sobek

Dari grafik pengujian kekuatan tarik diatas menunjukkan rata – rata dari jumlah komposisi ijuk 10 phr, 15 phr, 20 phr. Dari grafik di atas menunjukkan pada komposisi ijuk 10 phr dengan nilai 2,00 2, pada komposisi 15 phr dengan nilai 3,02 2, dan pada komposisi 20 phr dengan nilai 4,50 2 . Pada komposisi ijuk 10 phr menunjukkan nilai terendah dengan nilai 2,00 2sedangkan pada komposisi ijuk 20 phr menunjukkan nilai tertinggi dengan nilai 4,50 2. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar komposisi ijuk semakin besar pula kekuatan tarik yang dihasilkan.

Dari grafik pengujian perpanjangan putus diatas menunjukkan rata – rata dari jumlah komposisi ijuk 10 phr, 15 phr, 20 phr. Dari grafik di atas menunjukkan pada komposisi ijuk 10 phr dengan nilai 308 %, pada komposisi 15 phr dengan nilai 509 %, dan pada komposisi 20 phr dengan nilai 569,33 %. Pada

308 509 569,3333333 0 200 400 600 10 15 20 RAT A -RAT A (% ) JUMLAH PHR

PERPANJANGAN PUTUS

5,966666667 5,94 8,396666667 0 2 4 6 8 10 10 15 20 R A TA -R A TA ( N /MM) JUMLAH PHR

UJI SOBEK

(15)

11

komposisi ijuk 10 phr menunjukkan nilai terendah dengan nilai 308 %, sedangkan pada komposisi ijuk 20 phr menunjukkan nilai tertinggi dengan nilai 569,33 %.. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar komposisi ijuk semakin panjang pula perpanjangan putus yang dihasilkan.

Dari grafik pengujian kekuatan sobek diatas menunjukkan rata – rata dari jumlah komposisi ijuk 10 phr, 15 phr, 20 phr. Dari grafik di atas menunjukkan pada komposisi ijuk 10 phr dengan nilai 5,96 , pada komposisi 15 phr dengan nilai 5,94 , dan pada komposisi 20 phr dengan nilai 8,39 . Pada komposisi ijuk 15 phr menunjukkan nilai terendah dengan nilai 5,94 sedangkan pada komposisi ijuk 20 phr menunjukkan nilai tertinggi dengan nilai 8,39 .

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa, pengujian spesimen dan pembahasan data yang diperoleh, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu :

Dalam uji sinar x terdeteksi ada 3 unsur logam yang terkandung dalam sempel kompon yaitu :

 Unsur logam Zn (Seng).

 Unsur logam Ti (Titanium).

 Unsur logam Fe (Besi).

Nilai kandungan unsur logam tertinggi pada pengujian sinar x pada unsur logam Zn terdapat pada komposisi ijuk 10 phr dengan nilai 3,192 % dan nilai terendah pada komposisi ijuk 20 phr dengan nilai 2,403. Pada logam Ti unsur logam tertinggi pada komposisi ijuk10 phr nilai 0,411 % dan nilai terendah pada komposisi ijuk 20 phr dengan nilai 0,292 %. Pada unsur logam Fe nilai tertinggi pada komposisi ijuk 20 phr dan nilai terendah pada komposisis ijuk 15 phr.

Pada pengujian kekuatan tarik yang dapat menghasilkan kekuatan tarik terbesar pada komposisi ijuk 20 phr dengan nilai 4,50 2, sedangkan kekuatan tarik terkecil dihasilkan pada komposisi ijuk 10 phr dengan nilai tarik yang dihasilkan adalah 2,00 2

(16)

12

Pada pengujian perpanjangan putus yang dapat menghasilkan perpanjangan putus terbesar dihasilkan pada komposisi ijuk 20 phr dimana nilai perpanjangan putus yang dihasilkan adalah 569,33%, sedangkan perpanjangan putus terkecil pada komposisi ijuk 10 phr dengan nilai perpanjangan putus yang dihasilkan adalah 308 %.

Pada pengujian kekuatan sobek yang dapat menghasilkan kekuatan sobek terbesar dihasilkan pada komposisi ijuk 20 phr dimana nilai sobek yang dihasilkan adalah 8,39 , sedangkan kekuatan sobek terkecil dihasilkan pada komposisi ijuk 15 phr dengan nilai sobek yang dihasilkan adalah 5,94 .

4.2 Saran

Untuk kelanjutan penelitian kedepannya, penulis mempunyai beberapa saranyang dapat digunakanuntuk proses pengembangan dan pembuatan komposit karet dengan variasi partikel ijuk, yaitu :

Carilah sebuah alat yang dapat mempercepat proses pembuatan ijuk agar tidak memakan waktu yang lama, carilah atau buatlah alat yang menggunakan penggerak mesin agar dapat memanfaatkan waktu secara efisien.

Buatlah cetakan lebih besar dari pada ukuran spesimen karena spesimen akan menyusut ketika sudah kering.

Lakukanlah penguujian sinar x untuk mengetahui daya serap spesimen terhadap radiasi.

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, R. F. (1984). Pinsiple of Composite Material Mechanics. New York: Mc Graw Hill.

Gurawan P, 2009, Perhitungan Ketebalan Bahan Komposit Karet Alam Timbal

Oksida Untuk Proteksi Radiasi Sinar X, Jurnal perangkat Nuklir, (3),

BATAN Jogjakarta.

Kartini Ratni. Darmasetiawan H, KaroKaro. A dan Sudirman, 2002, Pembuatan

Dan Karakterisasi Komposit Polimer Berpenguat Serat Alam. Jurnal

SainsMateri Indonesia Volume 3 No. 3, Juni, hal : 30 – 38. Jurusan Fisika FMIPA IPB Jl. Raya Pajajaran, Bogor.

(17)

13

Kristiyanti dan Sri Mulyono Atmojo Prosiding PPI – PDIPTN 2005 Puslitbang

Teknologi Maju – BATAN Jogjakarta, 12 Juli 2005

Nelly Rahman, 2005, Pengetahuan Dasar Elastomer. Teknologi Barang Jadi Karet Padat. Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor.

Pabrik Pengolahan Ijuk, 2009, Pengertian Serat Ijuk. Hal 1

Sulistijono, 2008, Analisa Pengaruh Fraksi Volume Serat Kelapa Pada Komposit

Matriks Polyester Terhadap Kekuatan Tarik, Impact Dan Bending. ITS

Semarang.

Santo Rubber, Sifat dan Kegunaan Karet Alam. Hal 1

Sutrisno DKK, 2016, Pengaruh komposit ijuk mesh 100 menggunakan karet

terhadap radiasi sinar gamma dengan komposisi ijuk 0 phr, 15,phr, 25 phr.

Tim Penulis PS, 2005. Karet, Strategi Pemasaran Budi Daya dan Pengolahanya. Penebar Swadaya Jakarta.

William, J.C, 2003, Progress in structural Materials for Aerospace System Vendik, 2012, Pengertian Komposit Secara Luas. Hal 1

. .

Gambar

Diagram Alir Penelitian
Tabel  4.2  Hasil  Pengujian  Sinar  X  dengan  variasi  komposisi  serbuk  ijuk  10 phr, 15 phr, dan 20 phr
Tabel  4.3  Hasil  Pengolahan  Data  PengujianRadiasiSinar  X  PadaVariasi  Serbuk ijuk 10 phr, 15 phr, 20 phr
Tabel  4.8  Hasil  Pengujian  Kekuatan  Sobek  dengan  variasi  komposisi  serbuk  ijuk  10  phr,  15  phr,  dan  20  phr  dengan  3  kali  pengujian  setiap  spesimen
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jika demikian ,maka dapat diharapkan bahwa pasien alergi akan memiliki polip lebih sering pada populasi secara umum dan pasien dengan polip hidung mengalami

(1) Perubahan rincian anggaran yang disebabkan adanya penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN untuk Satker BLU sebagaimana dimaksud dalam

Berdasarkan klasifikasi The Internasional Union of Biochemistry, papain termasuk enzim hidrolase yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat dengan pertolongan

meliputi mengidentifikasi para pemangku kepentingan baik personal maupun kelembagaan yang terkait dengan kajian kebutuhan dan ketersediaan material dan peralatan

Seperti yang telah disinggung pada diskusi sebelumnya, etiologi tumor neuroma akustik merpakan defek pada kromosom 22 dan jarang sekali akan berubah menjadi maligna, akan tetapi

Dari hasil percobaan diperoleh kondisi terbaik adalah keasaman umpan 0,5 M, waktu ekstraksi 15 menit, kecepatan pengadukan 250 rpm, solven 30 % D2EHPA dengan pengencer

Kecernaan bahan organik pada stage 1 pada perlakuan Ko memberikan hasil lebih baik dari bahan keringnya (Kecernaan bahan organik Ko nyata (P<0.01) lebih tinggi dari Ao,

Penelitian ini dilaksanakan di P.T Tiga Manunggal Synthetic Industries (Timatex) Salatiga dengan rumusan masalah ”Adakah perbedaan yang signifikan gejala stres kerja karyawan