• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Jurnal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSETUJUAN PEMBIMBING. Jurnal"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN LAMA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT BAYI DENGAN TEKNIK TERBUKA DAN TERTUTUP DI RSUD PROF.

Dr. H. ALOEI SABOE DAN RSUD dr. M. M DUNDA Oleh

NURIYATI MULKI HASAN

(NIM. 841410070, Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo)

(2)

64

DR. H. ALOEI SABOE DAN RSUD. DR. M M DUNDA Nuriyati Mulki Hasan, Rany Hiola, Abdul Wahab Pakaya

Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Email: cheshasociety@ymail.com

ABSTRAK

Nuriyati Mulki Hasan, 2014. Perbandingan lama waktu pelepasan tali pusat bayi dengan teknik terbuka dan tertutup di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe dan RSUD. dr. M M Dunda. Skripsi, Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Rani Hiola, M.Kes dan Pembimbing II Ns. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep, MM. Daftar Pustaka : 27 (1991-2012).

Tali pusat dapat merupakan pintu masuk bagi infeksi ke tubuh bayi. Untuk itu diperlukan tindakan perawatan tali pusat yang tepat agar bayi terhindar dari infeksi salah satunya infeksi tetanus neonatorum. Tetanus dapat terjadi akibat perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan. Terdapat dua cara perawatan talipusat pertama perawatan dengan teknik tertutup yakni menggunakan kasa alkohol 70% dan kedua menggunakan teknik terbuka yakni dengan membersihkan tali pusat menggunakan air bersih dan kemudian dibiarkan terbuka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan antara lama waktu pelepasan tali pusat bayi dengan teknik terbuka dan tertutup.

Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah Comparative Study. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 orang di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe dan 30 orang di RSUD. dr. M M Dunda. Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi yang dikembangkan oleh peneliti.

Hasil penelitian yang didapatkan menggunakan Independent T-Test adalah bahwa ada perbedaan yang signifikan antara lama waktu pelepasan tali pusat bayi menggunakan perawatan dengan teknik tertutup dan teknik terbuka ditandai dengan p value = 0.001 (p < 0.05). Pada perawatan terbuka responden yang lebih cepat waktu pelepasan tali pusatnya sebanyak 9 orang dan pada perawatan tertutup berjumlah 1 orang.

Dari hasil penelitian ini terdapat perbedaan lama waktu pelepasan tali pusat bayi menggunakan perawatan dengan teknik tertutup dan teknik terbuka. Untuk itu diharapkan bagi pelayanan kesehatan untuk menerapkan perawatan teknik terbuka dalam melakukan Asuhan Keperawatan/Kebidanan dalam hal perawatan tali pusat.

Kata kunci : Tali Pusat, Teknik Terbuka, Teknik Tertutup.

1

Nuriyati Mulki Hasan, 841410070, Jurusan Ilmu Keperawatan UNG Dra. Hj. Rani Hiola, M.Kes, Ns. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep, MM .

(3)

1. Pendahuluan

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan berperilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia (Syafrudin, 2009).

Menurut The World Health Report 2008, angka kematian bayi di Indonesia mencapai 20/1000 kelahiran hidup (SDKI 2007/2008). Berarti setiap jam terdapat 10 bayi baru lahir meninggal, setiap hari ada 246 bayi meninggal dan setiap tahun ada 89.770 bayi baru lahir yang meninggal (Fathimah, 2011). Menurunkan angka kematian neonatus semakin penting bukan hanya karena proporsi kematian balita yang terjadi selama periode neonatus meningkat karena penurunan kematian balita tetapi juga karena intervensi kesehatan yang diperlukan untuk mengatasi penyebab utama kematian neonatus umumnya berbeda dari yang dibutuhkan untuk mengatasi kematian balita.

Menurut Syafrudin (2009) neonatus adalah organisme yang berada pada periode adaptasi kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Masa neonatus merupakan periode selama satu bulan (lebih tepat 4 minggu atau 28 hari setelah lahir). Pada masa neonatus merupakan masa yang rawan hingga memerlukan perhatian dan penanganan sebaik-baiknya, mencegah hal-hal negatif yang mungkin timbul, misalnya mengatasi masalah-masalah dalam perawatan neonatus, termasuk juga akibat perlakuan tangan manusia, pencegahan infeksi dan masalah gizi (Kardi N, dkk, 1986).

Pada masa neonatus merupakan masa yang rawan hingga memerlukan perhatian dan penanganan sebaik-baiknya, mencegah hal-hal negatif yang mungkin timbul, misalnya mengatasi masalah-masalah dalam perawatan neonatus, termasuk juga akibat perlakuan tangan manusia, pencegahan infeksi dan masalah gizi (Kardi N, dkk, 1986).

Salah satu cara untuk mencegah infeksi adalah dengan perawatan tali pusat. Tali pusat (funikulus umbilikalis) atau disebut juga funis merentang dari umbilikus janin ke permukaan fetal plasenta dan mempunyai panjang 50-55 cm. Tali pusat membungkus dua buah pembuluh darah arteri umbilikalis yang mengangkut darah yang sudah diambil oksigennya dari dalam tubuh janin, vena umbilikalis yang tunggal membawa darah yang sudah dibersihkan dari plasenta ke dalam janin (Sodikin, 2009).

Tali pusat dapat merupakan pintu masuk bagi infeksi ke tubuh bayi. Untuk itu diperlukan tindakan perawatan tali pusat yang tepat agar bayi terhindar dari infeksi

(4)

salah satunya infeksi tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum merupakan suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan oleh spora Clostridium Tetani yang masuk melalui tali pusat. Tetanus ini dapat terjadi akibat perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI, 1997), menyatakan bahwa Tetanus Neonatorum masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. 4% kematian neonatus di sebabkan oleh Tetanus Neonatorum (Utami, 2002).

Menurut Putra (2012) perawatan tali pusat adalah perbuatan merawat atau memelihara pada tali pusat bayi setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput. Banyak cara yang digunakan dalam perawatan tali pusat diantaranya perawatan menggunakan kasa steril yang diberi alkohol 70% dan perawatan terbuka yaitu dengan air bersih dan sabun kemudian keringkan menggunakan kasa bersih.

Pada penelitian “Perbandingan Lama Puput Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Yang Dirawat Dengan Providone Iodine 10% Dan Alkohol 70%” oleh Wahyono (1998) menyatakan bahwa perawatan tali pusat menggunakan kain kasa alkohol 70% ternyata kurang baik sebab alkoholnya cepat menguap dan tinggallah kain kasa yang basah. Sedangkan pemakaian providone iodine atau yang sering disebut betadine baik digunakan karena tidak menimbulkan noda, dapat larut dalam air, tidak mengiritasi kulit, tidak toksik terhadap jaringan, tidak menyebabkan rasa nyeri, non korosif dan relatif non toksik, tapi membuat kulit kasar dan kering serta hampir tidak ada gejala samping. Perawatan tali pusat dengan providone iodine 10% setiap hari menurunkan insiden infeksi tali pusat. Provodone iodine 10% aman digunakan untuk profilaksis pada tali pusat (Wahyono, 1998: 9-10)

Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Dore (1998) membuktikan adanya perbedaan antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol pembersih dan dibalut kasa steril. Ia menyimpulkan bahwa waktu puput tali pusat kelompok alkohol adalah 9,8 hari dan alami kering 8,16 hari.

Dari hasil observasi awal peneliti di RS. MM. Dunda dan RS. Prof. Aloei Saboe, setiap harinya rata-rata terdapat 7 bayi baru lahir baik yang lahir secara normal maupun melalui operasi Sectio Caesarea. Berdasarkan data yang didapatkan dari rekam madik pada tahun 2012 angka kelahiran bayi di RS. MM. Dunda yakni 1.420 bayi lahir hidup dan pada tahun 2013 data yang didapatkan sampai bulan november yaitu 1.696 bayi lahir hidup. Di RS. Prof. Aloei Saboe pada tahun 2012 terdapat 2.322 bayi lahir hidup dan pada tahun 2013 sampai pada bulan november terdapat 2.340 bayi lahir hidup. Peningkatan angka kelahiran hidup setiap tahunnya merupakan tugas besar bagi pemberi layanan kesehatan dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya, namun di sini peneliti menemukan adanya perbedaan dalam

(5)

penggunaan teknik perawatan tali pusat di beberapa rumah sakit di Provinsi Gorontalo. Di RS. MM. Dunda masih menggunakan teknik tertutup sedangkan di RS. Prof. Aloei Saboe menggunakan teknik terbuka. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak RS. MM. Dunda mereka masih menggunakan teknik perawatan tertutup karena pihak rumah sakit tidak bisa menjamin kebersihan pakaian yang digunakan ibu untuk bayi mereka, bisa saja baju yang dikenakan bayi dapat menjadi sumber kuman yang dapat menginfeksi tali pusat. Dan pada RS Aloei Saboe alasan mereka menggunakan teknik terbuka adalah karena perawatan terbuka dapat mempercepat proses pelepasan tali pusat karena tali pusat tidak dalam keadaan lembab.

Walaupun belum ada kejadian infeksi tali pusat di dua rumah sakit yang akan peneliti teliti namun disini peneliti tertarik membandingkan lama waktu pelepasan tali pusat dengan teknik terbuka di RSUD. Prof. Aloei Saboe dan teknik tertutup di RS. MM. Dunda.

2. Metode Penelitian

2.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di dua rumah sakit yakni RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo di ruang G1 lt. 1 dan RSUD dr. M. M Dunda Kabupaten Gorontalo di ruang Nifas. Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu pada bulan Maret s/d bulan April 2014.

2.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu comparative study. 2.3 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah teknik perawatan tali pusat, sedang variabel dependen adalah lama waktu pelepasan tali pusat.

2.4 Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah bayi baru lahir yang dirawat di ruang G1 lt. 1 RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe dan ruang nifas RSUD. dr. M. M Dunda, dan sampel penelitian ini adalah 60 bayi yang diambil dengan teknik aksidental sampling.

2.5 Teknik Analisa Data 2.5.1 Analisa Univariat

Analisa univariat menghasilkan distribusi data dari tiap variabel yaitu perawatan tali pusat teknik terbuka dan perawatan tali pusat teknik tertutup..

2.5.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat pada penelitian ini melihat adanya perbedaan waktu pelepasan tali pusat memakai teknik terbuka dan perawatan teknik tertutup menggunakan uji T tidak berpasangan dengan bantuan program SPSS.

(6)

3. Hasil Dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Analisis Univariat

Tabel 3.1Distribusi frekuensi waktu pelepasan tali pusat menggunakan perawatan teknik terbuka di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Waktu Pelepasan Jumlah %

< 5 hari 5-7 hari > 7 hari 9 17 4 30 56,7 13,3 Total 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu yang merawat tali pusat bayi dengan menggunakan perawatan tali pusat teknik terbuka lebih banyak yang lepas pada hari ke 5 sampai hari ke 7 yaitu sebanyak 17 responden (56,7%), kurang dari 5 hari sebanyak 9 responden (30 %), dan lebih dari 7 hari sebanyak 4 responden (13,3 %).

Tabel 3.2Distribusi frekuensi waktu pelepasan tali pusat menggunakan teknik tertutup di RSUD dr. M. M Dunda

Waktu Pelepasan Jumlah %

< 5 hari 5-7 hari > 7 hari 1 17 12 3,3 56,7 40 Total 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu yang merawat tali pusat bayi dengan menggunakan perawatan tali pusat teknik tertutup lebih banyak yang lepas pada hari ke 5 sampai hari ke 7 yaitu sebanyak 17 responden (56,7%), kurang dari 5 hari sebanyak 1 responden (3,3%), dan lebih dari 7 hari sebanyak 12 responden (40%).

(7)

3.1.2 Analisis Bivariat

Tabel 3.3Perbandingan lama waktu pelepasan tali pusat dengan teknik terbuka dan tertutup

Waktu pelepasan

Teknik Terbuka Teknik Tertutup p. value jumlah % Jumlah % < 5 hari 5-7 hari > 5 hari 9 17 4 30 56,7 13,3 1 17 12 3,3 56,7 40 0,001 Total 30 100 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Pada tabel 3.3 berdasarkan hasil uji T tidak berpasangan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara perawatan tali pusat dengan teknik terbuka dan teknik tertutup yang ditunjukkan dengan nilai p = 0.001 (p < 0.05). Artinya ada perbedaan yang signifikan antara perawatan tali pusat menggunakan teknik terbuka dan perawatan tali pusat menggunakan teknik tertutup.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Perawatan dengan Teknik Tertutup

Perawatan tali pusat dengan teknik tertutup adalah perawatan tali pusat menggunakan kasa steril yang diberi alkohol 70%, total responden pada penelitian ini adalah 60 orang, 30 responden dilakukan observasi menggunakan perawatan teknik terbuka dan 30 responden lainnya diobservasi menggunakan perawatan tali pusat teknik tertutup.

Hasil yang peneliti dapatkan di lapangan yakni, pada teknik tertutup dari 30 responden, terdapat 12 orang (40%) yang pelepasan tali pusatnya termasuk dalam kategori lambat yaitu lama pelepasan yang lebih dari 7 hari, 17 orang (56,7%) termasuk dalam kategori normal yakni lama pelepasan 5-7 hari dan 1 orang (3,3%) termasuk dalam kategori cepat yakni lama pelepasan kurang dari 5 hari.

Hasil yang sama didapatkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunanto (2005) dengan penelitiannya yang berjudul Peran Alkohol 70%, Povidon-Iodine 10% dan Kasa Kering Steril dalam Pencegahan Infeksi pada Perawatan Tali pusat. Hasil yang ia dapatkan pada perlakuan dengan kasa kering steril didapatkan hari yang paling cepat terjadinya penyembuhan tali pusat yaitu 6,42 hari diikuti hasil perlakuan povidone-iodine 10% (7,25 hari) dan alkohol 70% (7,33 hari). Hal ini menunjukkan bahwa perawatan tali pusat menggunakan alkohol lebih lama waktu penyembuhan tali pusat dibandingkan povidone-iodine dan kasa kering.

(8)

Namun hasil berbeda didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Rangkuti (2011) rata-rata waktu putus tali pusat dengan perawatan memakai kasa alkohol 70% 5,73 hari. Rata-rata waktu putus tali pusat dengan perawatan memakai kasa kering 8,63 hari. Rangkuti menyimpulkan perawatan menggunakan alkohol lebih cepat waktu putusnya tali pusat dibandingkan dengan kasa kering. Perawatan tali pusat menggunakan kasa alkohol dipercaya dapat mempercepat penyembuhan tali pusat karena alkohol dikatakan anti septik yang paling aman, cara kerjanya adalah denaturasi protein. Bersifat bakterisidal dan juga aktif untuk jamur dan virus. Pada konsentrasi 70% alkohol cepat mengurangi jumlah kuman di kulit (Hayati. N, 2009).

Asumsi peneliti mengenai perbedaan hasil diatas terjadi karena lingkungan yang berbeda. Suhu ruangan dan perilaku responden dapat mempengaruhi penguapan alkohol sehingga dapat menyebabkan lambatnya pengeringan kasa yang digunakan untuk membungkus tali pusat. Hal ini dibuktikan oleh Sodikin (2009) yang mengatakan bahwa alkohol di negara-negara yang beriklim tropis penggunaan kasa alkohol sangat populer dan terbukti efektiv. Sedangkan di daerah yang panas, alkohol mudah menguap dan terjadi penurunan efektivitas.

Seperti halnya pada daerah Gorontalo yang termasuk dalam daerah yang panas maka penggunaan alkohol menjadi kurang efektif karena alkohol cepat menguap dan hanya menyisakan kasa yang basah.

3.2.2 Perawatan dengan Teknik Terbuka

Perawatan tali pusat dengan teknik terbuka yakni perawatan tali pusat menggunakan air bersih dan sabun yang dikeringkan dengan kasa steril dan tidak dibungkus oleh apapun. Dari 30 orang responden yang diobservasi menggunakan perawatan tali pusat terbuka didapatkan hasil 4 orang (13,3%) yang pelepasannya termasuk dalam kategori lambat, 17 orang (56,7%) dalam kategori normal dan 9 orang (30%) termasuk kategori cepat.

Hasil penelitian Hasnerita (2003) pada metode Asuhan Persalinan Normal (APN) dan metode alkohol didapatkan lama puput tali pusat Perawatan APN < 7 hari 53 (76,8%) dan 7 hari 16 (23,2%) sedangkan perawatan dengan Alkohol < 7 hari 17 (24,6 %) dan 7 hari 52 (75,4%).

Hasil yang sama juga didapatkan Pada penelitian “Perbandingan Lama Puput Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Yang Dirawat Dengan Providone Iodine 10% Dan Alkohol 70%” oleh Wahyono (1998) menyatakan bahwa perawatan tali pusat menggunakan kain kasa alkohol 70% ternyata kurang baik sebab alkoholnya cepat menguap dan tinggallah kain kasa yang basah.

(9)

Menurut asumsi peneliti hal tersebut terjadi karena tali pusat yang basah dapat memperlambat proses pelepasan tali pusat dan menyebabkan resiko terjadinya infeksi, untuk itu perawatan tali pusat yang disarankan oleh WHO adalah perawatan yang membiarkan tali pusat tetap kering dan bersih, cukup dibungkus oleh kasa kering atau dibiarkan terbuka.

3.2.3 Perbandingan Lama Waktu Pelepasan Tali Pusat antara Teknik Terbuka dan Tertutup

Pada penelitian ini ditemukan Dari hasil penelitian yang dilakukan di dapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara lama waktu pelepasan tali pusat bayi menggunakan perawatan dengan teknik tertutup dan teknik terbuka ditandai dengan (p value = 0.001). Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Dore (1998) dalam (Sodikin, 2009) yang membuktikan adanya perbedaan antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol pembersih dan dibalut kasa steril. Ia menyimpulkan bahwa waktu puput tali pusat kelompok alkohol adalah 9,8 hari dan alami kering 8,16 hari. Penelitian ini merekomendasikan untuk tidak melanjutkan penggunaan alkohol dalam perawatan tali pusat bayi baru lahir karena memperlambat penyembuhan dan pengeringan luka. Salah satu cara yang direkomendasikan WHO dalam merawat tali pusat adalah dengan menggunakan pembalut kasa bersih yang sering diganti.

Pada penelitian lain menyimpulkan tidak ada kejadian infeksi pada luka tali pusat bila dibiarkan terbuka dan tidak dilakukan apapun selain membersihkan luka tersebut dengan air bersih (Dignan, 1994, Rush Chalmer & Enkin, 1989 dikutip depkes RI, 2001).

Pada buku “Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatus” menganjurkan untuk menghindari pembungkusan tali pusat karena tali pusat yang tidak tertutup akan mengering dan puput lebih cepat dengan komplikasi yang lebih sedikit (Saifuddin, 2001).

4. Simpulan Dan Saran 4.1 Simpulan

Berikut kesimpulan dari penelitian ini:

1. Pada perawatan menggunakan teknik terbuka responden yang paling cepat penyembuhan tali pusatnya berjumlah 9 orang (30%)

2. Pada perawatan dengan teknik tertutup responden yang paling cepat penyembuhan tali pusatnya berjumlah 1 orang (3,3%).

(10)

3. Perawatan teknik terbuka lebih cepat waktu penyembuhan tali pusat dibandingkan dengan perawatan teknik tertutup. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara perawatan tali pusat dengan teknik terbuka dan teknik tertutup yang ditunjukkan dengan nilai p = 0.001 (p < 0.05).

4.2 Saran

Dari hasil penelitian, penelitin menyarankan: 1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil yang diperoleh adalah perawatan dengan teknik terbuka lebih cepat waktu pelepasan tali pusatnya dibandingkan dengan perawatan teknik tertutup maka disarankan untuk menerapkan perawatan teknik terbuka dalam melakukan Asuhan Keperawatan/Kebidanan dalam hal perawatan tali pusat.

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Perawatan tali pusat dengan teknik terbuka dapat dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan terutama pada mata kuliah asuhan keperawatan anak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian serupa namun di lingkungan yang berbeda.

4. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini telah memberikan gambaran teknik perawatan tali pusat yang lebih cepat waktu pelepasannya dan dapat diterapkan dalam merawat tali pusat bayi baru lahir di rumah.

Daftar Pustaka

Anonim, 2008. Tali pusat/pusar dan perawatan

(http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/1tpusat.pdf diakses tanggal 10 Januari 2013).

Cunningham, F. Garry dkk. (2005). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta: EGC

Depkes RI, 2001. Buku 3 Catatan Tentang Perkembangan dalam Praktek Kebidanan. Jakatra: Depkes

Fathimah, N M. 2011. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Perawatan Tali Pusat Dengan Praktik Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir. Karya Tulis Ilmiah, Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

(11)

Gant, P M, 1991. Obstetri Williams, Edisi 17. Jakarta : EGC

Gibson, J. 2004. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: EGC

Hasnerita. 2003. Efektifitas Perawatan Tali Pusat Metode Asuhan Persalinan Normal (APN) dibandingkan dengan Metode Alkohol Terhadap Lama Puput Tali Pusat di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Jakarta: UI

Hayati, N. 2009. Merawat tali pusat, from file: ///D:perawatan%20tali%pusat.htm.

Hidayat, A A. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita: buku praktikum mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC

Johnson R, Taylor W. 2004. Buku Ajar: Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC

Manuaba, I B G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Musbikin, 2006 . Persiapan Menghadapi Persalinan . Edisi 1, Yokyakarta : Mitra pustaka.

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan II, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam & Siti P. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, Cetakan Pertama, Jakarta: Sagung Seto.

Putra, S R, 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Untuk Keperawatan Dan Kebidanan. Jogjakarta: D-MEDIKA

Rangkuti, S. 2011. Pengaruh Perawatan Tali Pusat Dengan Memakai Kasa Alkohol 70% Dan Kasa Kering Terhadap Waktu Putusnya Tali Pusat. Karya Tulis Ilmiah, Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saifuddin, A. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Cetakan 7. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Simkin, P. Whalley, J. Keppler, A. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan & Bayi. Jakarta: Arcan.

(12)

Sugiyono. 2009. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suriadi, dan Rita Yuliani, 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV. Sagung Seto

Syafrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Wahyono, R. 1998. Perbandingan Lama Puput Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Yang Dirawat Dengan Providone Iodine 10%. Tesis, Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Widjojo, Prasetidjono; Loetan, Syarial; Simatupang, Delthy S. Dan Bappenas 2004, Indonesia Laporan Perkembangan pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals). Bappnes. Jakarta.

Wiknjosastro, H. 1997. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Gramedia.

World Health Organization, 1998. Care of the Umbilical Cord:Revwiew of the evidence. WHO/RHT/MSM/98.4. Geneva

Yunanto, Ari. 2005. Peran Alkohol 70%, Povidone-Iodine 10%, dan Kasa Kering Steril dalam Pencegahan Infeksi pada Perawatan Tali Pusat. Sari Pediatri, Vol. 7, No. 2.

Gambar

Tabel  3.1Distribusi  frekuensi  waktu  pelepasan  tali  pusat  menggunakan  perawatan  teknik terbuka di RSUD Prof
Tabel  3.3Perbandingan  lama  waktu  pelepasan  tali  pusat  dengan  teknik  terbuka  dan  tertutup

Referensi

Dokumen terkait

Sesungguhnya, evaluasi diri bagi program studi dan LPTK bukan hanya suatu proses yang harus dilakukan pada saat-saat khusus tertentu, melainkan menjadi suatu

Untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung selain disesuaikan dengan SKKB yang mengacu pada SKN, juga disesuaikan dengan sasaran

Selanjutnya dalam Pasal 56 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 mengungkapkan bahwa Perkawinan yang dilangsungkan di luar Indonesia antara dua orang warga negara Indonesia atau

Kompres es terbukti sebagai cara yang efektif, mudah dan hemat yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat nyeri terutama nyeri saat imunisasi campak pada bayi

Pediatric early warning score (PEWS) merupakan salah satu alat atau sistem skoring menggunakan karakteristik pasien yang dapat mendeteksi perburukan klinis pada anak di ruang

[r]

Two PCSK9 inhibitors, alirocumab and evolocumab are approved for use in combination with statins for the treatment of heterozygous familial hypercholesterolemia (FH), but also

Saat lessor menjual kepada lessee (pengambilan opsi), lessor dikenakan PPH 5% dari nilai opsi. Jika gedung dimiliki secara langsung maka biaya yang boleh dikurangkan