IMPLEMENTASI TEKNIK 3D LAYER SCROLLING DALAM
PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D MENGGUNAKAN
AFTER EFFECT
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Anda Prayoga
12.11.6290
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2016
1
IMPLEMENTASI TEKNIK 3D LAYER SCROLLING DALAM PEMBUATAN
FILM ANIMASI 2D MENGGUNAKAN
AFTER EFFECT
Anda Prayoga
1), Ferry Wahyu Wibowo
2),
1) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email : anda.p@students.amikom.ac.id1), ferry.w@amikom.ac.id2)
Abstract - Along with the development of animation creation capable of attracting interest from various circles of society ranging from children to adults, evidenced by the many animated movies aired in theaters. Various types of techniques are used to create an animated film, such as Stop-motion, cut-outs, 2D and 3D animation. In 2D animation filmmaking there are some key ingredients needed, namely animation, background, and sound. The third element is the focus of development to improve its quality 2D animation. In 2D animation, the background is one element that is very important. 2D animation background in the form of two-dimensional as well, so it has limited movement of the camera. So I discussed how to apply the 3D Layer Mechanical Scrolling In 2D Animation Film Making Using After Effects. So that the quality of the resulting animations look more attractive. Results from the implementation scrolling techniques such as 3D layers, is expected to provide knowledge and learning to communities who want to plunge into the animation industry is one way of making animation with motion maximize the background to make it look to have more
real 3D impression.
Keywords - Animation, 2D Animation, Cartoon, Multimedia, 3D Layer Scrolling, After Effects, Implementation.
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya era komputer dan digital, film animasi pun banyak mengalami perkembangan pesat, dengan bantuan teknologi komputer memudahkan para animator mendapatkan ide maupun trobosan terbaru dalam dunia perfilman. Dalam pembuatan film animasi 2D terdapat background yang merupakan unsur penting dan menjadi salah satu unsur utama sebagai pendukung terciptanya sebuah film animasi yang berkualitas dan dapat meningkatkan nilai jual animasi. Dalam animasi 2D background berbentuk 2 dimensi pula, sehingga memiliki keterbatasan pergerakan kamera sehingga sinematografi yang dihasilkan tidak maksimal bila dibandingkan dengan film 3D maupun film live action.
Dalam skripsi ini penulis akan membahas bagaimana proses implementasi teknik 3D layer scrolling dalam pembuatan film animasi 2 dimensi menggunakan after effect, serta pemanfaatan fitur 3D space pada software
after effect untuk membuat ruang 3D supaya background memiliki ruang yang lebih leluasa dalam menentukan jarak, posisi, dan besar kecilnya gambar dapat diatur.. Dengan memanfaatkan teknik tersebut diharapkan animasi yang dibuat akan jauh lebih menarik dan pergerakan setiap layer background animasi tidak bersifat monoton saja, namun juga dapat dilihat dari perspektif yang berbeda
1.2 Rumusan Masalah
Ditinjau dari latar belakang masalah yang telah dibuat sebelumnya, maka didapatkan rumusan masalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses implementasi teknik 3D layer scrolling dalam pembuatan film animasi 2D menggunakan After Effect.
2. Bagaimana pemanfaatan 3D space After Effect dapat membuat layer background terlihat tampak 3D serta penempatan jarak, posisi, dan besar kecilnya layer object dapat diatur agar animasi yang dihasilkan jauh lebih bagus.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mampu memberikan pembelajaran bagaimana proses implementasi teknik 3D layer scrolling dalam pembuatan film animasi 2 dimensi menggunakan after effect dapat meningkatkan kualitas animasi.
2. Memanfaatkan gambar-gambar yang sudah ada baik dari internet maupun hasil buatan sendiri untuk keperluan pembuatan background untuk animasi.
2. Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi yang pernah dibuat oleh mahasiswa STMIK AMIKOM Yogyakarta dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul skripsi yang dibuat.
Pembuatan trailer animasi “DARK LIGHT” menggunakan Toon Boom dengan pendekatan 3D background. Dengan hasil menyebutkan bahwa menggunakan Toon Boom memungkinkan untuk berkerja dalam koordinat X,Y, dan Z dalam pembuatan background agar tampak 3D.[1]
2
Pembuatan animasi 2 dimensi menggunakan Toon Boom Harmony dengan teknik kamera 3D perspektif. Menyatakan bahwa fitur kamera pada Toon Boom sangat membantu pergerakan kamera sehingga animasi lebih terlihat dimensi ruangnya karena pengaruh penempatan background dan foreground.[2]
Pembuatan animasi 2 dimensi “Cerita Anak Nusantara” menggunakan Toon Boom Animate Pro2. Membahas tentang penggunaan kamera untuk melihat objek dari berbagai view dan kompposisi objek 2D dapat diatur menjadi komposisi yang memiliki kesan 3 dimensi.[3]
2.2 Pengertian Animasi
Animasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “anima” yang berarti jiwa, hidup, semangat. Sedangkan karakter adalah orang, hewan maupun objek nyata lainnya yang dituangkan dalam bentuk gambar 2D maupun 3D. shingga karakter animasi secara dapat diartikan sebagai gambar yang memuat objek yang seolah-olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan bergantian ditampilkan. Objek dalam gambar bisa berupa tulisan, bentuk benda, warna dan spesial efek. Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Berdasarkan arti harfiah, Animasi adalah menghidupkan. Yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendir.[4]
2.3 Macam Macam Animasi
Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar. Terdapat Sembilan macam animasi, yaitu animasi sel, animasi frame, animasi sprite, animasi lintasan, animasi spline, animasi vector, animasi karakter, animasi computational, dan morphing.[5]
2.4 Jenis Animasi
2.4.1 Berdasarkan Dimensi
Secara umum animasi ada dua jenis. Yakni animasi 2D (2 Dimensi) dan 3 Dimensi (3D). Pada animasi 2D, figur animasi dibuat dan diedit di komputer dengan menggunakan 2D bitmap graphics atau 2D vector graphics. Film animasi yang dihasilkan cenderung datar tanpa terlihat dimensi ekstra yang membuat sebuah gambar terlihat nyata. Sedangkan pada animasi 3 dimensi animasi yang dibuat menggunakan CGI (Computer Generated Imaginary). Sebuah proses yang dimana pembuatan animasi dibantu oleh bantuan komputer dalam pembuatannya. Animasi yang dihasilkan terlihat lebih menarik dan nyata.
2.4.2 Berdasarkan Teknik Pembuatan
Berdasarkan teknik yang sering digunakan, pembuatan animasi 2D dibagi menjadi 2, yaitu animasi cell menggunakan kertas sebagai media gambar serta membutuhkan proses lebih lama dalam pembuatannya dan papperless tanpa menggunakan kertas namun fungsi
kertas digantikan oleh software animasi digital dan dibantu dengan hardware berupa pen tablet yaitu alat yang dapat menggantikan fungsi mouse serta dapat digunakan untuk menggambar secara langsung di komputer.
2.5 Prinsip Animasi
Dalam pembuatan animasi terdapat 12 Prinsip Animasi yang perlu untuk diketahui yaitu.[6]
2.5.1 Squash and Stretch 2.5.2 Anticipation 2.5.3 Staging
2.5.4 Straight Ahead Action & Pose to Pose 2.5.5 Follow Through & Overlapping Action 2.5.6 Slow In Slow Out
2.5.7 Arcs
2.5.8 Secondary Action 2.5.9 Timing & Spacing 2.5.10 Exaggeration 2.5.11 Solid Drawing 2.5.12 Appeal
2.6 Proses Pembuatan Animasi 2 Dimensi
Berikut adalah proses yang harus dilakukan dalam membuat sebuah film animasi 2 Dimensi :
2.6.1 Pra Produksi
1. Menentukan Ide Cerita 2. Menentukan Tema Cerita 3. Logline
4. Sinopsis
5. Character Development 6. Scrennplay/Script 7. Storyboard
8. Properti dan Latar Tempat
2.6.2 Produksi
1. Background & Foreground
Background meliputi lokasi dan setting keadaan dan dimana animasi itu berada, background berada dibelakang animasi dan foreground berada didepan animasi.
2. Drawing
2.2 Line Test / Pencil Test
Di gunakan untuk memeriksa apakah pergerakan animasi sudah sesuai dengan gerakan yang seharusnya. Penggunaan line test menggunakan digital sengaja dibuat dalam bentuk kasar, bertujuan untuk mengecek apakah gerakan yang dibuat sudah halus.
2.3 Key Drawing
Adalah sebuah awal dari bentuk animasi dalam frame sebagai patokan oleh animator untuk meneruskan sebuah adegan dan gerakan. 2.4 In Between
Bertugas meneruskan frame-frame yang telah dibuat oleh seorang key animator.
3. Coloring
Proses coloring atau dapat dilakukan secara digital dengan bantuan komputer dan software digital, seperti adobe photoshop, adobe
3
ilustrator, macromedia flash dan software lainnya.
4. Lip-Sync
Lip-Sync merupakan proses sinkronisasi antara gerakan dan bentuk mulut terhadapa dialog.
2.6.3 Pasca Produksi
1. Editing dan Compositing
Compositing adalah proses menggabungkan beberapa video, still image, dan audia menjadi satu kesatuan untuk menjadi tampilan yang utuh.
2. Rendering
Sebuah proses akhir yang dimana animasi yang masih bersifat mentah diubah menjadi sebuah film jadi yang siap untuk ditonton dan dikonsumsi masyarakat.
2.7 Kebutuhan Sumber Daya Manusia
1. Produser 2. Sutradara 3. Scriptwriter / Screenwriter 4. Storyboard Artist 5. Drawing Artist 6. Coloring Artist 7. Background Artist 8. Checker 9. Editor 10. Sound Editor 11. Talent
2.8 Peralatan Dasar Pembuatan Film Kartun
Dalam pembuatan film kartun dibutuhkan beberapa peralatan dan teknik pembuatan yang disebut paperless atau teknik pembuatan tanpa kertas :
1. Komputer 2. Pen Tablet 3. Mouse
2.9 Perangkat Lunak 2.9.1 Adobe Photoshop CS6
Adobe photoshop merupakan software pengolah gambar yang sering digunakan untuk mendesain serta memanipulasi image digital yang banyak dipilih oleh para designer handal karena memiliki banyak keunggulan dan mudah dipelajari, dan dimengerti oleh pemakainya
2.9.2 Adobe After Effect CS6
Adobe After Effect adalah salah satu software compositing yang populer dan telah digunakan secara luas dalam pembuatan video, multimedia, film dan web. Software ini memiliki banyak kelebihan mulai dari pengaturan pergerakan, pencahayaan, kamera, objek 3d dan didukung oleh plugin yang sangat banyak. Program ini memiliki standart effect mencapai lebih dari 50 macam yang dapat digunakan untuk menganimasikan objek yang hendak dibuat buat.
3 Perancangan
3.1 Perancangan Gerak Karakter
Tahap ini merupakan tahap pembuatan rancangan desain gerakan karakter yang akan digunakan sebagai acuan dalam proses pembuatan karakter.
Gambar 1. Desain Gerak Karakter
3.2 Layout & Perancangan 3D Background
Gambar 2. Layout Background
Gambar 3. Perancangan 3D Background
3.3 Gambar & Texture
Background atau yang dikenal dengan latar belakang merupakan salah satu komponen desain yang cukup penting. Background biasanya digunakan sebagai tempat untuk menempatkan karakter atau animasi yang telah dibuat.
Tabel 4. Pengumpulan Gambar & Textur
e
4
Langit.jpg Langit.jpg
Gunung.jpg Gunung.png
Tanjakan.png Tanjakan.png
Texture.jpg Texture.jpg
4. Implementasi dan Pembahasan 4.1 Produksi
Tahap produksi, dimana pada tahap ini akan dilakukan proses pembuatan background / foreground, karakter, dan animasi karakter. Dalam sebuah industri, animasi dapat dibuat secara bersamaan dengan berpanduan pada layout dan storyboard. Kemudian terdapat juga proses dubbing / lipsync. Proses dubbing merupakan pengambilan suara dari dialog yang sudah ada dalam naskah, namun pada proses implementasi teknik 3D layer scrolling ini tidak melakukan proses dubbing karna tidak terdapat adegan percakapan maupun pembicaraan.
4.1.1 Background dan Foreground
Background merupakan latar tempat yang digunakan untuk meletakkan sebuah adegan animasi. Dalam adegan sebuah animasi biasanya background ditempatkan di belakang sebuah karakter/animasi, sedangkan foreground ditempatkan di depan karakter/animasi yang bertujuan untuk memberikan kesan terdapat kedalaman ruang pada suatu adegan animasi.
Gambar 4. Hasil Akhir Background 4.1.2 Pembuatan Karakter
Karakter bukan sekedar “aktor” tetapi sekaligus juga merupakan representasi ideologis dari pembut animasi
yang dirancang sedemikian rupa agar mampu berkomunikasi secara lebih intim dan intensif melalui bahasa visual tertentu. Karakter, disadari atau tidak, memiliki peran begitu mendasar sebagai pendukung besar atas pesan dan gagasan yang sedang dibangun oleh pembuat film animasi. Keberhasilan suatu animasi seringkali ditentukan oleh karakternya. Dalam proses implementasi ini karakter dibuat menggunakan software Adobe Photoshop CS6.
Gambar 5. Proses Pembuatan Karakter
Pembuatan karakter dilakukan dengan berpanduan pada rancangan gerak karakter yang sebelumnya dibuat. Setiap karakter dibuat menggunakan Ellipse Tools dan Pen Tools dalam Mode Shape.
Gambar 6. Hasil Gerakan Setiap Karakter 4.1.3 Animasi Karakter
Tahap ini merupakan tahap dimana karakter yang sudah dibuat sebelumnya akan di animasikan.
Gambar 7. Pembuatan frame animasi
5
4.2 Pasca Produksi
4.2.1 Editing And Compositing
Setelah tahap produksi selesai di kerjakan, kemudian akan masuk pada tahap pasca produksi. Tahap ini merupakan tahap dimana akan dilakukan proses Editing dan Compositing.
4.2.2 Rendering
Proses rendering merupakan proses untuk menghasilkan sebuah output file berupa video dari implementasi yang dilakukan
Gambar 9. Proses Render After Effect
5. Penutup 5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dan implementasi yang dilakukan, maka didapatkan kesimpulan mengenai hasil dari pembuatan laporan skripsi dengan judul “Implementasi Teknik 3D Layer Scrolling Dalam Pembuatan Animasi 2D Menggunakan After Effect ” diantaranya adalah :
1. Telah dilakukan proses implementasi teknik 3D layer scrolling dalam pembuatan animasi 2 dimensi menggunakan after effect
2. Implementasi teknik 3D layer scrolling ini dapat diterapkan dalam pembuatan animasi 2 Dimensi terutama untuk pembuatan animasi pendek berdurasi 3-5 menit, dan juga pembuatan trailer animasi
3. Perancangan background / foreground dapat dibuat melalui bahan -bahan dan texture yang sudah ada maupun dari di internet
4. Pemanfaatan 3D space pada software after effect memudahkan pengguna dalam menentukan ukuran, jarak dan letak layer setiap object serta pengguna dapat melihat object dari berbagai perspektif kamera.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang di dapatkan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Penggunaan teknik 3D layer scrolling ini dapat memberikan kesan berbeda terhadap animasi yang dibuat karena adanya pembuatan ruang 3D
sehingga penempatan setiap layer gambar dapat di sesuaikan.
2. Dalam pembuatan background / foreground ini diharapkan untuk tidak terpaku pada pembuatan background yang sudah sering digunakan, namun juga dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada maupun dari internet.
3. Pembuatan animasi tidak sesalu dibuat dalam bentuk datar, namun juga dapat di buat agar tampak 3 dimensi untuk memberikan kesan memiliki kedalaman ruang untuk menempatkan gambar maupun animasi.
4. Dalam pembuatan animasi banyak teknik yang dapat di gunakan, maka dari itu pilihlah teknik yang sesuai agar animasi yang dibuat lebih bagus dan menarik.
Daftar Pustaka
[1]Karisma, Dida. Pembuatan Trailer Animasi “Dark Light” Menggunakan Toon Boom Dengan Pendekatan 3D Background. STMIK Amikom Yogyakarta. 2015.
[2] Musafirian, Purna Karyanto. Pembuatan Animasi 2D Menggunakan Toon Boom Harmony dengan Teknik Kamera 3D Persfektif. STMIK Amikom Yogyakarta. 2014.
[3] Saiful, Mochamad. Pembuatan Film Animasi 2 Dimensi “Cerita Anak Nusantara” Menggunakan Toon Boom Animate Pro2. STMIK Amikom Yogyakarta. 2013.
[4] Ibiz Fernandez McGraw, 2002. Macromedia Flash Animation & Cartooning, California.
[5] M.Suyanto, 2003.Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Yogyakarta: STMIK AMIKOM.
[6]M. Suyanto dan Aryanto Yuniawan, 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia, Yogyakarta : Andi Offset.
Biodata Penulis
Anda Prayoga, memperoleh gelar sarjana komputer
(S.Kom), jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016
Ferry Wahyu Wibowo
, memperoleh gelar SarjanaFisika(S.Si) – Universitas Gadjah Mada (Bidang minat Elektro dan Instrumentasi) dan gelar Diploma Teknik Elektro (A.Md) - Universitas Gadjah Mada (Bidang Minat Instrumentasi dan Kendali) pada tahun yang sama. Memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Cs) - Universitas Gadjah Mada (Bidang Minat Kecerdasan Buatan)