• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SERVIS ANTARA KETINGGIAN NET TETAP DAN BERTAHAP TERHADAP

KEMAMPUAN SERVIS ATAS BOLA VOLI PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMP NEGERI 8 PATI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

DYAH KUSUMAWATI PAMUNGKAS K.4608105

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Oktober 2012

(2)

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Dyah Kusumawati Pamungkas

NIM : K.4608105

Jurusan/Program Studi : JPOK UNS/Penjaskesrek

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SERVIS DENGAN KETINGGIAN NET TETAP DAN BERTAHAP TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMP NEGERI 8 PATI TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicatumkan dalam daftar pustaka

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan saya.

Surakarta, Oktober 2012 Yang membuat pernyataan

Dyah Kusumawati Pamungkas

(3)

commit to user

iii

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SERVIS ANTARA KETINGGIAN NET TETAP DAN BERTAHAP TERHADAP

KEMAMPUAN SERVIS ATAS BOLA VOLI PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMP NEGERI 8 PATI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

DYAH KUSUMAWATI PAMUNGKAS K.4608105

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A Oktober 2012

(4)

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Oktober 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Agus Margono, M.Kes. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes. NIP. 19580822 198403 1 002 NIP. 19630608 199010 2 001

(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 12 Oktober 2012

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. H. Sunardi, M.Kes.

Sekretaris : Djoko Nugroho, S.Pd., M.Or. Anggota I : Drs. H. Agus Margono, M.Kes. Anggota II : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes.

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan,

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si.. NIP. 19660415 199103 1 002

(6)

commit to user

vi

MOTTO

v Guru biasa berbicara, guru bagus menerangkan, guru hebat mendemostrasikan dan guru agung memberi inspirasi

(Wiliam A. Ward/Modul PLPG Pengembangan Profesi Guru)

v Ilmu dapat membuat orang lebih bijaksana, mencegah berbuat aniaya dan membuat yang tak tahu arah menjadi terarah.

(7)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Teriring syukur kepada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

v Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendo’akan aku dalam hidupku

v Teman-teman ku Angkatan ’08 FKIP JPOK UNS Surakarta

(8)

commit to user

viii ABSTRAK

Dyah Kusumawati Pamungkas. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SERVIS DENGAN KETINGGIAN NET TETAP DAN BERTAHAP TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMP NEGERI 8 PATI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Surakarta, Oktober 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh latihan servis dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012. (2) Latihan servis yang lebih efektif pengaruhnya antara ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan pretest

posttest design. Populasi penelitian ini siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP

Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 30 orang. Keseluruhan siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012 dijadikan sampel penelitian, sehingga penelitian ini penelitian populasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan tes kemampuan servis atas bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan latihan servis dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012, dengan nilai perhitungan thit sebesar 3,500 dan ttabel sebesar 2,145 pada taraf signifikasi 5%. (2) Latihan servis dengan ketinggi net bertahap lebih baik pengaruhnya daripada latihan servis dengan ketinggian net tetap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012. Kelompok 1 (kelompok latihan servis dengan ketinggian net tetap) memiliki peningkatan kemampuan servis atas bolavoli sebesar 1,53%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok latihan servis dengan ketinggian net bertahap) memiliki peningkatan sebesar 1,81%.

Kata kunci: Latihan servis ketinggian net tetap dan bertahap, kemampuan servis

(9)

commit to user ix DAFTAR ISI Halaman JUDUL ...……… PERYATAAN... PENGAJUAN ...………. PERSETUJUAN ...………..

PENGESAHAN ...………

MOTTO ...………. PERSEMBAHAN ...……….. ABSTRAK……….. DAFTAR ISI ...………. DAFTAR TABEL ...……… DAFTAR GAMBAR ...………. DAFTAR LAMPIRAN ...……… KATA PENGANTAR……… BAB I PENDAHULUAN ………

A. Latar Belakang Masalah ………. B. Indentifikasi Masalah……….. C. Pembatasan Masalah……… D. Perumusan Masalah………. E. Tujuan Penelitian……….

F. Manfaat Penelitian………

A. BAB II LANDASAN TEORI………

A. Tinjauan Pustaka……….. 1. Permainan Bolavoli………. a. Prinsip Permainan Bolavoli……… b. Teknik Dasar Bermain Bolavoli……… c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bolavoli…………. 2. Teknik Dasar Servis Bolavoli………..

i ii iii iv v vi vii viii ix xii xiii xv xvi 1 1 1 4 4 5 5 7 7 7 7 8 9 10

(10)

commit to user

a. Fungsi Servis dalam Permainan Bolavoli………. b. Servis Atas Bolavoli……….. c. Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Melakukan Servis Atas Bolavoli………. 3. Belajar Keterampilan Gerak……… a. Kondisi Belajar Gerak……… b. Fase Belajar Gerak………. c. Hukum-Hukum Belajar Keterampilan……… 4. Latihan……….. a. Hakikat Latihan………. b. Hukum Latihan……….. c. Prinsip Latihan……… d. Sistematika Latihan……… 5. Latihan Servis Atas Bolavoli dengan Ketinggian Net Tetap…

a. Hakikat Latihan Servis Atas Bolavoli dengan Ketinggian Net Tetap……… b. Pelaksanaan Latihan Servis Atas Bolavoli dengan

Ketinggian Net Tetap……… 6. Latihan Servis Atas Bolavoli dengan Ketinggian Net Bertahap………

a. Hakikat Latihan Servis Atas Bolavoli dengan Ketinggian Net Bertahap……….. b. Pelaksanaan Latihan Servis Atas Bolavoli dengan Ketinggian Net Bertahap……… B. Penelitian yang Relevan……….. C. Kerangka Berpikir ...………

D. Hipotesis……….. BAB III METODE PENELITIAN ...……… A. Tempat dan Waktu Penelitian ....……….. B. Rancangan/Desain Penelitian……….

C. Definisi Operasional Variabel……….. 10 12 16 17 17 18 21 22 22 23 24 28 32 32 34 36 36 37 39 40 43 44 44 44 45 x

(11)

commit to user

D. Populasi dan Sampel………. E. Teknik Pengambilan Sampel……… F. Pengumpulan Data……… G. Validasi Instrumen Penelitian……… H. Analisis Data……….

B. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN……….

A. Deskripsi Data ...………. B. Pengujian Persyaratan Analisis………

C. Pengujian Hipotesis……….. D. Hasil Penelitian……… 1. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan……… 2. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan……….. 3. Perbedaan Prosentase Peningkatan Kemampuan Servis Atas Bolavoli………. E. Pembahasan Hasil Penelitian………

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...……….………..

A. Simpulan...……… B. Implikasi ...……… C. Saran ...……….. DAFTAR PUSTAKA ...………

LAMPIRAN...………

………

46 46 46 46 47 49 50 52 54 54 54 55 59 60 64 64 64 65 66 68 xi

(12)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Rincian Jadwal Penelitian………..

4.1. Deskripsi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Servis

Atas Bolavoli Kelompok 1 dan Kelompok 2……….

4.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data……….. 4.3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data………. 4.4. Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli……….. 4.5. Range Kategori Reliabilitas……… 4.6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan Kelompok 2……… 4.7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1………. 4.8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada

Kelompok 2……… 4.9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……….. 4.10. Penghitungan Prosentase Peningkatan Kemampuan Servis Atas Bolavoli antara Kelompok 1 dan Kelompok 2………

44 49 50 51 54 54 55 56 57 58 59 xii

(13)

commit to user DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1. Rangkaian Gerakan Tenis Servis……… 2.2. Rangkaian Gerakan Servis Floating……… 2.3. Rangkaian Gerakan Servis Cekis………. 2.4. Tahap Prestasi Tinggi………. 2.5. Rasio antar Indikator Beban Latihan……….. 2.6. Skematis Kerangka Berpikir……… 4.1. Histogram Rerata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli Kelompok 1 dan Kelompok 2……… 4.2. Histogram Rerata Perbedaan Data Tes Awal Kemampuan Servis Bolavoli antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……… 4.3. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli Kelompok 1………. 4.4. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli Kelompok 2………. 4.5. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……… 4.6. Histogram Prosentase Peningkatan Kemampuan Servis Atas Bolavoli antara Kelompok 1 dan Kelompok 2………

14 15 16 30 32 40 50 55 56 57 58 60 xiii

(14)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Servis Atas Bolavoli……….. 2. Data Hasil Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli………. 3. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli……… 4. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Servis Atas Bolavoli

Berdasarkan Urutan Rangking………. 5. Pemasangan Subyek Penelitian Berdasarkan Hasil Tes Awal Kemampuan Servis Atas Bolavoli……… 6. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli Kelompok 1 (Kelompok Latihan dengan Ketinggian Net Tetap)………. 7. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Servis

Atas Bolavoli Kelompok 1 (Kelompok Latihan dengan Ketinggian Net Bertahap)……… 8. Uji Reliabilitas dengan Anava Hasil Tes Awal Kemampuan Servis Atas Bolavoli………. 9. Uji Reliabilitas dengan Anava Hasil Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli……….……. 10. Uji Normalitas Data dengan Metode Lilliefors Kelompok 1 dan Kelompok 2……….. 11. Uji Homogenitas Data Tes Awal Kemampuan Servis Atas Bolavoli pada Kelompok 1 dan Kelompok 2………. 12. Menghitung Nilai Perbedaan antara Hasil Tes Awal Kemampuan Servis Atas Bolavoli pada Kelompok 1 dan Kelompok 2………….. 13. Menghitung Nilai Perbedaan antara Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli pada Kelompok 1……… 14. Menghitung Nilai Perbedaan antara Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli pada Kelompok 2………

69 70 71 72 73 74 75 76 79 82 84 86 88 90 xiv

(15)

commit to user

15. Menghitung Nilai Perbedaan antara Hasil Tes Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli pada Kelompok 1 dan Kelompok 2……… 16. Menghitung Nilai Peningkatan Kemampuan Servis Atas Bolavoli dalam Persen pada Kelompok 1 dan Kelompok 2……… 17. Tes dan Pengukuran Kemampuan Servis Atas Bolavoli……….. 18. Program Latihan Servis Atas Bolavoli dengan Ketinggian Net Tetap dan Bertahap……… 19. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian……….. 20. Surat Iji Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta………. 21. Surat Keteragan Penelitian dari SMP Negeri 8 Pati……….

92 94 95 97 102 105 111 xv

(16)

commit to user

xvi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Waluyo, S.Pd, M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Olahaga Kesehatan

dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan, sehingga skripsi ini terselesaikan 5. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes., sebagai pembimbing II yang telah

memberi semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Kepala SMP Negeri 8 Pati yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

8. Siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

(17)

commit to user

xvii

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca, khususnya permainan bolavoli teknik dasar servis atas.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

(18)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola besar yang diajarkan pada siswa SMP melalui pembelajaran pendidikan jasmani. Selain diajarkan secara reguler, permainan bolavoli juga dikembangan melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti di SMP Negeri 8 Pati.Kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 8 Pati merupakan kegiatan di luar jam pelajaran reguler yang harus diikuti siswa kelas VII dan VII yang memiliki bakat dalam bermain bolavoli. Ariyantoni (2011) 13 Mei 2012 menyatakan, “Salah satu fungsi kegiatan ekstrakurikuler yaitu mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka”.

Kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 8 Pati mempunyai tujuan untuk mengembangkan bakat siswa dalam cabang olahraga permainan bolavoli agar mampu berprestasi. Upaya mencapai prestasi bolavoli dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 8 Pati, maka dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu. Sebagai langkah awal latihan bolavoli dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 8 Pati dilatih teknik dasar bermain bolavoli.

Melatih teknik dasar permainan bolavoli merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap siswa agar memiliki keterampilan bermain bolavoli. Soedarwo, Sunardi & Margono (2000: 6) menyatakan, “Teknik dasar bolavoli harus betul-betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bolavoli”. Macam-macam teknik dasar bermain bolavoli yang dilatihkan dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 8 Pati yaitu:

passing, service, smash dan block. Melalui latihan teknik dasar bolavoli

diharapkan siswa peserta ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati memiliki keterampilan bermain bolavoli, sehingga akan mendukung penampilannya baik secara individu maupun kolektif (tim).

(19)

commit to user

Servis merupakan salah satu teknik dasar bolavli yang dilatih dan ditingkatkan pada siswa peserta ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati . Melatih servis bolavoli sangat penting, karena servis dapat mempengaruhi seluruh jalannya permainan bolavoli. Pentingnya peranan servis dalam permainan bolavoli, maka setiap siswa peserta ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati harus menguasai teknik dasar servis bolavoli.

Berdasarkan jenisnya, servis bolavoli dibedakan menjadi dua macam yaitu servis bawah dan servis atas. Servis bawah merupakan cara memainkan bola (menyeberangkan bola) ke daerah permainan lawan dengan menggunakan lengannya dari atas pinggang. Sedangkan servis atas merupakan teknik menyeberangkan bola ke daerah permainan lawan yang dilakukan dengan memukul bola dengan salah satu telapak tangan dari atas kepala.

Seiring dengan perkembangan permainan bolavoli, servis atas memiliki fungsi penting yaitu, dapat dijadikan serangan pertama bagi regu yang melakukan servis. Sistem penilaian relly point menuntut pukulan servis atas harus dilakukan seefektif mungkin agar lawan sulit mengembalikan dan bahkan langsung mati. Oleh karena itu, seorang pemain bolavoli harus menguasai macam-macam jenis servis atas bolavoli. Macam-macam jenis servis atas yang harus dikuasai seorang pemain bolavoli di antaranya: tenis servis, floating dan servis cekis Untuk meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli siswa peserta ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati harus dilakukan latihan secara sistematis, kontinyu dan terprogram.

Ditinjau dari pelaksanaan latihan ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati hanya dilaksanakan satu kali dalam seminggu. Seharusnya idealnya latihan olahraga prestasi dilaksanakan minimal tiga kali dalamsatu minggu. Sajoto (1995: 35) menyatakan, “Para pelatih dewasa ini pada umumnya setuju untuk menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis”.

Latihan yang hanya dilakukan satu kali dalam satu minggu berdampak pada rendahnya kemampuan servis atas bolavoli. Macam-macam jenis servis atas bolavoli kurang dapat dikuasai dengan baik. Dari hasil survey di lapangan saat

(20)

commit to user

kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 8 Pati diketahui bahwa, kemampuan servis atas bolavoli siswa putri SMP masih rendah. Masih rendahnya kemampuan servis atas bolavoli siswa putri peserta ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati perlu ditelusuri faktor penyebabnya. Dari latihan yang telah dilaksanakan perlu dilakukan evaluasi dari berbagai faktor baik dari guru, siswa, metode latihan atau faktor lainnya. Melalui evaluasi dari berbagai faktor, maka akan diketahui kelemahan atau kesulitan yang dialami siswa putri peserta ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati dalam latihan servis atas bolavoli.

Latihan servis atas yang dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati dilakukan pada ketinggian tetap. Dari latihan servis dengan ketinggian net tetap ternyata masih sering siswa putri peserta ekstrakuriuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati servis atas yang dilakukan kurang efektif. Seringkali bolanya menyangkut net atau keluar dari lapangan permainan. Untuk meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli siswa putri peserta ekstrakuriuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati dibutuhkan strategi latihan yang tepat. Strategi latihan servis atas bolavoli dapat dilakukan dengan ketinggian net tetap dan bertahap.

Latihan servis atas bolavoli dengan ketinggian net tetap yaitu, siswa melakukan servis atas bolavoli seperti permainan sebenarnya dengan ketinggian 2.24 meter. Ditinjau dari keterampilan gerak, latihan servis atas bolavoli dengan ketinggian net tetap merupakan keterampilan tertutup, yaitu siswa melakukan servis atas bolavoli seperti keterampilan sebenarnya. Sedangkan latihan servis atas bolavoli dengan ketinggian net bertahap merupakan bentuk latihan keterampilan dengan memodifikasi lingkungan, yaitu penataan ruang gerak dalam berlatih. Latihan servis atas bolavoli dengan ketinggian net bertahap didasarkan pada tingkat kesulitan dari keterampilan yang dipelajari karena siswa kurang mampu atau mengalami kesulitan dalam melakukan servis atas bolavoli. Dari kedua bentuk latihan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli, namun belum diketahui pengaruh terhdap peningkatan kemampuan servis atas bolavoli. Untuk mengetahui pengaruh latihan servis atas bolavoli dengan ketinggian net tetap dan bertahap, maka perlu dikaji dan diteliti secara

(21)

commit to user

lebih mendalam baik secara teori maupun praktik melalui penelitian dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Latihan Servis antara Ketinggian Net Tetap dan Bertahap terhadap Kemampuan Servis Atas Bolavoli pada Siswa Putri Ekstrakurikuler Bolavoli SMP Negeri 8 Pati Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Tidak semua siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012 memiliki kemampuan servis atas bolavoli yang baik. 2. Siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran

2011/2012 kurang memahami servis atas bolavoli yang efektif.

3. Servis atas yang dilakukan putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012 sering menyangkut net atau keluar dari lapangan permainan.

4. Pengaruh latihan servis dengan ketinggian net tetap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012 belum diketahui.

5. Pengaruh latihan servis dengan ketinggian net bertahap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012 belum diketahui.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh latihan servis dengan ketinggian net tetap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012.

(22)

commit to user

2. Pengaruh latihan servis dengan ketinggian net bertahap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan servis dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012? 2. Manakah yang lebih efektif pengaruhnya antara latihan servis dengan

ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh latihan servis dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012.

2. Latihan servis yang lebih efektif pengaruhnya antara ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan servis atas bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012

(23)

commit to user

F. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain:

1. Dapat meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 8 Pati tahun pelajaran 2011/2012 yang dijadikan obyek penelitian.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjasorkes di SMP Negeri 8 Pati pentingnya strategi latihan yang tepat untuk meningkatkan penguasaan teknik bolavoli khususnya servis atas.

3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

(24)

commit to user 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Bolavoli

a. Prinsip Permainan Bolavoli

Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup banyak penggemarnya dan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang pesat. Permainan bolavoli dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan dan masing-masing regu terdiri enam orang pemain. Permainan bolavoli dilakukan dengan cara bola dipantulkan sebanyak-banyaknya tiga kali. PBVSI (1995: 3) menjelaskan, “Tujuan dari permainan bolavoli adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur (baik) melalui atas net sampai bola tersebut menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri”. Sedangkan dalam peraturan permainan bolavoli edisi (2001-2004: 7) dijelaskan, “Tujuan dari permainan bolavoli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok)”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan permainan bolavoli yaitu, melewatkan bola ke daerah permainan lawan melewati di atas net dan mencegah lawan menjatuhkan bola di daerah permainannya sendiri. Setiap tim mempunyai kesempatan maksimal memantulkan bola atau memainkan bola sebanyak tiga kali. Untuk memainkan atau memantulkan bola dapat menggunakan seluruh bagian tubuh. Hal ini sesuai pendapat Ma’mun & Subroto (2001: 37) bahwa, “Semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas. Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola”.

(25)

commit to user

Prinsip cara memainkan bola dalam permainan bolavoli dapat menggunakan seluruh bagian tubuh. Hal terpenting dalam memantulkan atau memainkan bola pantulannya harus sempurna tidak terjadi pantulan atau pukulan rangkap (double). Untuk mencapai keterampilan bermain bolavoli, maka setiap pemain bolavoli harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli.

b. Teknik Dasar Bermain Bolavoli

Syarat utama agar dapat bermain bolavoli yaitu menguasai teknik dasar bermain bolavoli. Soedarwo dkk., (2000:31) menyatakan, “Teknik bermain bolavoli terus berkembang sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku, dan yang seharusnya selalu berorientasi pada prinsip efisiensi dan efektivitas daripada gerakan”. Sedangan pengertian teknik dasar bermain bolavoli menurut Beutelstahl Dieter (2005: 9) yaitu, “Teknik merupakan prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problem pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna”.

Berdasarkan pengertian teknik dasar bolavoli yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar bolavoli merupakan suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. Teknik dalam permainan bolavoli merupakan aktivitas jasmani yang menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Lebih lanjut Soedarwo dkk., (2000: 7) mengelompokkan teknik dasar bermain bolavoli terdiri dari:

(1) Passing :

(a) Teknik pass atas. (b) Teknik pass bawah. (c) Set-up/umpan.

(26)

commit to user (2) Smash :

(a) Normal smash. (b) Semi smash. (c) Push smash. (3) Service :

(a) Tenis service. (b) Floating. (c) Cekis. (4) Block:

(a) Block tunggal (b) Block berkawan

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, secara garis besar teknik dasar bermain bolavoli terdiri dari passing, smash, service dan

block. Keterampilan bermain bolavoli sangat bergantung pada penguasaan

teknik dasar bermain bolavoli. Untuk mencapai keterampilan bermain bolavoli, maka macam-macam teknik dasar bermain bolavoli harus dilatih secara sistematis dan kontinyu. Pengertian teknik dasar bolavoli dengan bola diuraikan secara singkat sebagai berikut:

c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bolavoli

Penampilan seorang pemain bolavoli sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknik dasar bermain bolavoli. Soedarwo dkk., (2000: 6) menyatakan, “Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental”. Hal senada dikemukakan Marta Dinata (2004: 5) bahwa, “Untuk meningkatkan prestasi, seorang pemain bolavoli harus menguasai beberapa teknik dasar terlebih dahulu. Teknik dasar merupakan faktor utama selain kondisi fisik, taktik dan mental”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan teknik dasar bolavoli mempunyai peran penting baik secara individual maupun secara kolektif dalam bermain bolavoli di samping faktor fisik, taktik dan mental. Dengan menguasai teknik dasar bolavoli akan mendukung penampilan seorang pemain lebih baik, dan secara

(27)

commit to user

kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya sutau tim dalam pertandingan. Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan menurut Soedarwo dkk., (2000: 6) mengingat hal-hal sebagai berikut:

(1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan

kesalahan teknik.

(2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.

(3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap.

(4) Permainan bolavoli adalah permainan cepat, artinya waktu untuk memainkan bola sangat sempurna sehingga akan memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar.

(5) Penguasaan taktik-taktik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar yang tinggi dalam bolavoli ini cukup sempurna.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kesalahan teknik harus dihindari seminiminal mungkin oleh setiap pemain. Setiap pemain harus mengerti dan memahami peraturan dasar permainan bolavoli, sehingga akan terhindar dari kesalahan teknik. Kesalahan teknik yang dilakukan seorang pemain akan merugikan timnya dan menguntungkan pihak lawan.

2. Teknik Dasar Servis Bolavoli

a. Fungsi Servis dalam Permainan Bolavoli

Servis merupakan salah satu teknik dasar permainan bolavoli yang memiliki fungsi ganda yaitu, sebagai tanda dimulainya permainan dan sebagai serangan pertama bagi regu yang melakukannya. Viera & Ferguson (1996: 27) menyatakan, “Servis adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk memulai pertandingan”. Ma’mum & Subroto (2001: 61) menyatakan, “Servis adalah awal terjadinya suatu permainan bolavoli. Akan tetapi dalam perkembangannya servis menjadi salah satu serangan pertama yang sangat penting”. Hal senada dikemukakan Beutelstahl Dieter (2005: 8) bahwa,

(28)

commit to user

“Mula-mula servis hanya dianggap sebagai pukulan permulaan, kemudian berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang”.

Berdasarkan pengertian servis yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, servis merupakan tanda dimulainya permainan bolavol dan sebagai serangan pertama bagi regu yang mendapat kesempatan servis. Oleh karena itu, regu atau tim yang mendapat kesempatan servis harus mampu memanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendapatkan point atau nilai melalui servis. Servis yang dilakukan harus masuk ke daerah permainan lawan seefektif mungkin. Karena servis yang masuk dan efektif ke daerah permainan lawan akan mempengaruhi seluruh jalannya permainan. Viera, B.L. & Ferguson, B.J.(1996: 27) menyatakan, “Dalam suatu pertandingan sangat penting bagi anda untuk melakukan servis dengan konsisten yaitu paling tidak 90% dari servis anda dapat melewati net ke daerah lawan”. Sedangkan Beutelstahl Dieter (2005: 8) menyatakan, “Servis yang baik mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, servis akan memberi kontribusi memperoleh nilai atau point jika dilakukan seefektif dan sesulit mungkin agar lawna sulit untuk menerima. Soedarwo dkk., (2000: 38) menjelasakan cara mempersulit bola servis pada dasarnya berkaitan dengan:

(1) Kecepatan, kurve dan belak-belok jalannya bola. Untuk menghasilkan bola bervariasi ditentukan oleh:

(a) Keras atau pelannya pukulan.

(b) Tinggi atau rendahnya bola hasil pukulan.

(c) Membuat bola berputar (spin) atau membuat bola tidak berputar dan melayang (floater).

(2) Penempatan bola diarahkan pada titik-titik kelemahan lawan, misalnya :

(a) Ke arah pemain yang lemah.

(b) Di belakang pengumpan atau tempat di mana pengumpan sedang bergerak.

(c) Ke arah pemain pengganti yang masuk.

(d) Ke tempat yang kosong atau tempat diantara pemain.

(e) Di bagian garis belakang bila posisi penerima servis terlalu ke depan.

(29)

commit to user

(f) Ke daerah dekat net apabila posisi penerima servis lawan terlalu ke belakang.

(g) Ke daerah samping apabila posisi penerimaan servis lawan terlalu ketengah.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ketepatan dan keakuratan penempatan bola dalam melakukan servis merupakan kunci pokok untuk memperoleh hasil yang optimal. Apabila pemain mampu mengarahkan servisnya ke tempat yang tidak dijaga atau pemain yang paling lemah, maka servis akan berhasil dengan baik, sehingga akan memperoleh point bagi timnya.

b. Servis Atas Bolavoli

Berdasarkan cara pelaksanaannya, servis bolavoli dibedakan menjadi dua yaitu servis bawah (underhand service) dan servis atas (overhead service). Servis bawah dilakukan dengan cara memukul bola dari bawah (di atas pinggang) dengan memukul bola menggunakan lengan. Servis bawah sangat sederhana dan mudah cara melakukannya dan biasanya digunakan oleh para pemain pemula. Sedangkan servis atas merupakan bentuk gerakan memukul bola menggunakan lengan yang pelaksanaannya bola dipukul dari depan atas kepala. Servis atas merupakan bentuk pukulan yang memiliki efektivitas tinggi untuk melakukan serangan, dibandingkan dengan servis bawah. Amung Ma’mum & Toto Subroto (2001: 64) menyatakan, “Tujuan untama melakukan servis dari atas adalah mempercepat laju bola dan membuat jalannya bola menukik dari atas ke bawah”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, laju bola servis atas menukik dari atas ke bawah, sehingga seperti smash. Hal inilah yang memiliki efektifitas yang baik servis atas untuk melakukan serangan. Servis atas sebagai serangan, maka server dalam melakukan servis atas dapat melakukan berbagai macam jenis servis yang dianggap paling efektif untuk mematikan lawan. Viera, B.L. & Ferguson, B.J. (1996: 28) menyatakan “Servis canggih yang populer adalah servis topspin, servis mengambang

(30)

commit to user

melingkar (roundhouse floater), dan servis meloncat (jump serve)”. Soedarwo dkk., (2005: 20-22) menyatakan, “Servis atas bolavoli terdiri dari servis tenis, floating dan servis cekis”. Berikut dipaparkan tenik masing-masing servis atas sebagai berikut:

1) Tenis Servis

Tenis servis merupakan jenis servis atas yang mengkombinasikan antara kekuatan dan kecepatan gerakan memukul. Tenis servis merupakan jenis servis atas yang efektif untuk melakukan serangan, karena laju bola seperti pukulan smash. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 20) teknik servis topspin sebagai berikut:

(1) Skap permulaan:

Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan daripada kaki kanan dan kedua lutut sedikit ditekuk. Tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama memegang bola. Tangan kiri menyangga bola, sedang tangan kanan memegang bagian atas bola. Bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggin kurang lebih setengah meter di atas kepala. Tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala dengan talapak tangan kanan menghadap ke kanan.

(2) Sikap saat perkenaan:

Setelah tangan kanan berada di atas belakang kepala dan bola berada sejangkauan tangan, maka segera bola dipukul denbngan cara memukul seperti pada smash. Setelah bola berhasil dipukul, maka bola akan menjadi topspin selama menjalani lintasannya. Sewaktu akan melakukan servis perhatian harus selalu terpusat kepada bola. Lecutan tangan dan lengan sangat diperlukan di dalam servis topspin, bila perlu dibantu dengan lecutan togok ke arah depan sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada waktu lengan dilecutkansiku jangan sampai ikut tertarik ke bawah.

(3) Sikap akhir:

Setelah memukul bola, maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil posisi sikap siap normal.

(31)

commit to user

Gambar 2.1. Rangkaian Gerakan Tenis Servis

(Sumber: Soedarwo dkk., 2000: 20)

2) Servis Floating/Mengapung

Servis folating atau mengambang merupakan jenis servis atas yang tidak memiliki putaran. Pada servis floating cukup efektif dan arahnya tidak menentu, sehingga akan menyulitkan lawan untuk memprediksi jatuhnya bola. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 21) teknik servis floating sebagai berikut:

(1) Sikap permulaan:

Berdirilah dai daerah servis dengan posisi kaki kiri agak ke depan dan kedua lutut agak sedikit ditekuk. Tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama memegang bola. Tangan kiri menyangga bola, sedang tangan kanan memegang bagian atas bola.

(2) Sikap saat perkenaan:

Bola dilambungkan dengan tangan kiri agak ke samping atas kanan dengan tidak terlalu tinggi. Begitu bola melambung ke atas setinggi kepala, maka segeralah tangan kanan dipukulkan di bagian tengah belakang bagian bola. Agar pukulan tangan betul-betul menghasilkan bola yang float maka harus diusahakan agar pada saat memukul bola tidak ada atau sedikit gerakan pergelangan tangan. Dapat diusahakan dengan cara:

(a) Memukul bola dengan tumit tangan.

(b) Dengan ibu jari dilipat ke dalam dan menempel pada telapak tangan.

(c) Tangan dalam keadaan menggenggam.

Pukulan harus dilakukan dengan cepat dan setelah bola terpukul gerakan tangan segera ditahan.

(32)

commit to user (3) Sikap akhir:

Setelah memukul bola, maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil posisi sikap siap normal.

Gambar 2.2. Rangkaian Gerakan Servis Floating (Sumber: Soedarwo dkk, 2000: 22)

3) Servis Cekis

Servis cekis merupakan jenis servis atas bolavoli yang dilakukan dengan posisi badan menyamping dari arah lapangan permianan. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 22) teknik servis cekis sebagai berikut:

(1) Sikap permulaan:

Ambil sikap berdiri menyamping dengan tubuh bagian kiri berada lebih dekat dengan jaring. Tangan kir dan tangan kanan bersama-sama memegang bola. Pada saat bola akan dilambungkan maka badan diliukkan ke arah belakang sedikit dan lutut ditekuk. Kedua tangan dijulurkan ke arah samping bawah kanan. Sesudah itu bola dilambungkan ke atas kepala agak tinggi dengan kedua tangan. Begitu bola lepas dari tangan, maka tangan kanan ditarik ke samping kanan bawah, badan dalam keadaan meliuk ke samping kanan, berat badan berada di kaki kanan, telapak tangan menghadap ke atas. Bila bola telah setinggi jangkauan tangan, maka secepatnya badan bersama-sama lengan kanan dibawa meliuk ke samping kiri.

(2) Sikap saat perkenaan tangan pada bola:

Perkenaan tangan pada bola adalah bagian bawah belakang bola. Pukulan tangan pada bola dibantu dengan liukan badan, lecutan lengan dan gerakan pergelangan tangan sedemikian rupa, hingga bola setelah dipukul mental dengan keras dan topspin. Karena putaran dan kerasnya pukulan maka bola akan menjalani lintasannya dengan cepat dan

(33)

commit to user

tajam jatuhnya. Gerakan tubuh pada waktu diliukkan ke arah samping kiri bersama-sama dengan ayunan lecutan lengan dan tangan kanan, maka keseluruhannya gerakan itu seakan-akan terletka dalam satu bidang datar. Pada saat tangan mengenai bola, berat badan terletak pada kedua kaki. Jadi pada saat itu badan dalam keadaan setibang stabil. (3) Sikap akhir:

Setelah memukul bola, maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil posisi sikap siap normal.

Gambar 2.3. Rangkaian Gerakan Servis Cekis (Sumber: Soedarwo dkk, 2000: 23)

c. Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Servis Atas Bolavoli

Sebagai serangan, servis atas bolavoli bukan merupakan hal yang mudah untuk melakukannya. Setiap jenis pukulan servis atas memiliki teknik yang berbeda-beda, sehingga tidak menutup kemungkinan servis atas yang dilakukan sering terjadi kesalahan. Menurut Viera, B.L. & Ferguson, B.J. (1996: 35) kesalahan dalam melakukan servis di antaranya ”(1) Bola menabrak net, (2) Bola mengarah ke kanan, (3) Servis tidak dapat melewati net, (4) Bola jatuh melewati garis, (5) Anda harus melangkah 2 atau 3 langkah untuk melakukan servis”.

Keberhasilan servis atas sangat bergantung penguasaan teknik yang baik dan benar. Keberhasilan servis atas akan dapat mempengaruhi jalanya permainan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kesalahan-kesalahan seperti di atas harus dihindari. Lebih lanjut Viera, B.L. & Ferguson, B.J.(1996: 35) memberikan cara memperbaiki kesalahan servis atas sebagai berikut:

(34)

commit to user

(1) Lemparkan bola di belakang bahu dan lengan anda memukul bola.

(2) Lemparan harus dilakukan di depan tubuh anda, tidak di luar bahu dari lengan anda yang memukul bola.

(3) Pindahkan berat badan anda pada saat memukul bola. Pukul bola dengan tumit telapak tangan anda terbuka.

(4) Pukul bola di bagian tengah belakang dan tekuk pergelangan tangan anda dengan penuh tenaga, putar jemari tangan anda pada bola dan akhiri dengan menjatuhkan lengan anda ke pinggang.

(5) Lemparkan bola sedikit di belakang bahu anda dan pindahkan berat badan anda ke depan.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kesalaha yang sering terjadi dalam melakukan servis atas bolavoli di antaranya: bola menabrak atau menyangkut net, bola mengarah ke kanan dan bola tidak melewati net. Untuk menghindari kesalahan dalam melakukan servis atas bolavoli, maka harus dilakukan dengan teknik yang benar, yaitu lambungkan bola di belakang bahu, lambungan bola di depan tubuh, memindahkan berat badan pada saat memukul bola, bola dipukul dibagian tengah belakang, pergelangan tangan ditekuk penuh tenaga, putar jemari tangan pada bola, diakhiri dengan menjatuhkan lengan ke pinggang. Untuk memperoleh kualitas servis atas bolavoli yang baik, maka setiap terjadi kesalahan harus dicermati letak kesalahannya, agar pukulan servis berikutnya kesalahan dapat terhindarkan. Kemampuan siswa dalam mencermati setiap kesalahan yang dilakukan akan dapat membentuk pola pukulan servis atas sesuai yang diharapkan.

3. Belajar Keterampilan Gerak a. Kondisi Belajar Gerak

Dalam melatih keterampilan perlu diciptakan kondisi latihan gerak yang tepat. Berkaitan dengan kondisi belajar gerak Ambaruki dkk., (2010: 66) menyatakan,

(35)

commit to user

Kondisi belajar gerak adalah suatu persyaratan agar terjadi proses belajar gerak. Kondisi belajar yang perlu diciptakan oleh pelatih meliputi 4 kondisi yaitu:

(1) Intruksi verbal (penjelasan)

Pelatih perlu memberikan instruksi verbal atau penjelasan gerakan. Penjelasan harus diberikan secara singkat dan jelas. (2) Instruksi visual (demonstrasi gerakan)

Demonstrasi gerakan diberikan untuk memperjelas tentang gerakan yang dipelajari. Setelah atlet mendengarkan dan melihat demonstrasi gerakan, atlet mengembangkan rencana mental (skema gerak) dan mengorganisasi urutan gerak yang akan dilakukan.

(3) Praktik keterampilan

Setelah mendengarkan penjelasan dan melihat demonstrasi gerakan, atlet diberi kesempatan yang cukup untuk praktikLamanya waktu praktik atau ulangan praktik jangan terlalu lama, tetapi juga jangan terlalu singkat. Bila terlalu singkat tidak menimbulkan perbaikan, sebaliknya bila terlalu lama akan menimbulkan kelelahan yang mengakibatkan penampilannya menurun.

(4) Umpan balik

Ketika atlet melakukan gerak keterampilan perlu adanya umpan balik mengenai gerakan yang telah dilakukan melalui indera penglihan (mata) telinga dan melalui indera kinestetik atau rasa gerak yang ada pada otot, tendon dan sendi. Pelatih dapat memberi tambahan umpan balik dengan cara memberi informasi atau komentar tentang penampilan gerak yang telah dilakukan atlet.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kondisi belajar gerak yang harus diperhatikan dalam latihan gerak keterampilan meliputi: instruksi verbal, instruksi visual, praktik keterampilan dan umpan balik. Dari keempat kondisi belajar gerak tersebut sngat penting dan harus diperhatikan oleh seorang pelatih dalam latihan keterampilan gerak. Kemampuan seorang pelatih menciptakan kondisi belajar gerak yang baik, maka keterampilan yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik.

b. Fase Belajar Gerak

Dalam kegiatan belajar gerak atlet akan melalui proses belajar yang meliputi tiga fase. Ambarukmi dkk., (2007: 68) menyatakan, "Fase

(36)

commit to user

belajar gerak keterampilan yaitu: (1) fase awal (fase kognitif), (2) fase menengah (fase asosiatif), (3) fase akhir (fase otonom)”.

1) Fase Awal (Fase Kognitif)

Pada fase ini siswa berusaha mengetahui dan memahami ide atau konsep gerakan keterampilan yang dipelajari. Siswa berusaha mengerti gerakan yang akan dilakukan dan bagaimana dilakukan. Berdasarkan pengertian yang diperoleh, difikirkannya membentuk rencana gerak dan urutan rangkaian gerakan yang dilakukan. Untuk membentuk rencana gerak dan membentuk pengertian yang benar diperlukan contoh yang benar. Ambarukmi dkk., (2007: 69) menyatakan:

Langkah-langkah memperkenalkan suatu keterampilan baru kepada siswa yaitu:

(a) Sebutkan nama keterampilan yang dipelajari.

(b) Demosntrasikan gerakan keterampilan 2 atau 3 kali agar atlit dapat menangkap ide atau konsep gerakan.

(c) Tunjukkan 2 atau 3 bagian kunci dari gerakan untuk menjadi fokus perhatian atlit.

(d) Demonstrasikan lagi gerakan beberapa kali agar atlet dapat melihat kembali dan dapat mencari bagian kunci yang telah ditunjukkan.

(e) Segera mungkin setelah memperhatikan demostrasi gerakan, atlit diberi kesempatan mempraktikkan gerakan. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam latihan servis atas bolavoli yaitu, pelatih menyebutkan nama keterampilan yang dipelajari, memberikan contoh gerakan keterampilan yang dipelajari, pelatih memberi penekanan gerakan dari servis atas bolavoli, bila perlu diberikan contoh beberapa kali agar atlet paham dan mengetahui kunci gerakan yang benar dan siswa diberi kesempatan melakukan gerakan keterampilan yang dipelajari dengan pengawasan dari pelatih.

(37)

commit to user

2) Fase Menengah (Fase Asosiatif)

Pada fase menengah atau fase asosiatif atlet mulai mendapatkan rasa gerakan, keterampilan gerak menjadi lebih lancar dan timing atau pengaturan tempo gerakan menjadi lebih baik. Atlet dapat menghubung-hubungan bagian-bagian keterampilan dan mengembangkan ritme atau irama gerakan keterampilan dan yang lebih sesuai.

Pada fase menengah atau asosiatif, atlet mampu merasakan gerakan servis atas bolavoli yang benar, gerakan servis atas bolavoli lebih lancar, mampu mengembangkan ritme atau irama gerakan servis atas bolavoli menjadi lebih baik. Pada fase menengah atau asosiatif gerakan servis atas bolavoli tidak lagi dikontrol secara visual, tetapi menggunakan mekanisme kontrol internal persepsi kinestetik atau rasa gerak bersamaan dengan proses visual.

Pada fase menengah atau asosiatif seorang pelatih dapat mengarahkan perhatian atlet pada aspek-aspek peningkatan kualitas servis atas bolavoli dengan cara memberikan umpan balik pada saat atlet melakukan praktik berulang-ulang. Pemberian umpan balik dari pelatih jangan sampai mengganggu perhatian atlet ketika sedang melakukan gerakan servis atas bolavoli.

3) Fase Akhir (Fase Otonom)

Fase akhir (fase otonom) gerakan servis atas bolavoli menjadi otomatis. Atlet menjadi mampu menyelesaikan gerakan servis atas bolavoli tanpa terpaku pada kontrol perhatian langsung pada geraknnya. Gerakan servis atas bolavoli dapat diselesaikan tanpa kontrol secara sadar, tetapi tetap dapat melakukan perubahan gerakan jika memang diperlukan. Gerakan servis atas bolavoli dapat dilakukan lebih cepat dan lebih lambat sesuai dengan kebutuhan dan situasi.

(38)

commit to user

c. Hukum-Hukum Belajar Keterampilan

Dalam pelaksanaan proses belajar gerak, ada beberapa hukum-hukum belajar motorik yang harus dipahami dan dimengerti oleh seorang pelatih. Hukum-hukum belajar motorik tersebut akan berpengaruh terhadap keberhasilan tujuan proses belajar mengajar keterampilan. Menurut Thorndike bahwa, “Hukum-hukum belajar gerak dibedakan menjadi 3 yaitu, (1) hukum kesiapan, (2) hukum latihan dan (3) hukum pengaruh” (Sugiyanto & Kristiyanto, 1998: 2-3).

Hukum kesiapan (law of readines) merupakan tahap kesiapan, dimana dalam pelaksanaan belajar keterampilan siswa harus betul-betul siap untuk menerimanya. Lebih lanjut Sugiyanto & Kristiyanto (1998:2) menyatakan "Hukum kesiapan (law of readinees) menyatakan bahwa belajar akan berlangsung sangat efektif jika pelaku belajar berada dalam suatu kesiapan untuk memberikan respons".

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan servis atas bolavoli akan berlangsung efektif bila atlet yang bersangkutan telah siap untuk menyesuaikan diri dengan stimulus dan telah siap untuk memberikan respon. Dengan kata lain, atlet akan latihan servis atas bolavoli dengan cepat dan efektif apabila telah siap dan telah ada kebutuhan untuk hal tersebut. Proses belajar akan berjalan lancar jika materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan atlet.

Hukum latihan (law exercise) merupakan tahap pengulangan gerakan yang dipelajari. Mengulang-ulang respon tertentu sampai beberapa kali akan memperkuat koneksi antara stimulus dan respon. Sugiyanto & Kristiyanto (1998: 3) menyatakan, “Hukum latihan mengandung dua hal yaitu (1) Law of use yang menyatakan bahwa hubungan stimulus respon menguat kalau ada latihan (2) Law od disuse yang menyatakan bahwa hubungan stimulus respon melemah kalau latihan dihentikan”.

Hukum pengaruh (law of effect) menyatakan, penguatan atau melemahnya suatu koneksi merupakan akibat dari proses yang dilakukan. Hubungan stimulus respon menguat bila muncul respon disertai oleh

(39)

commit to user

keadaan menyenangkan atau memuaskan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan latihan servis atas bolavoli hendaknya materi latihan yang disajikan dapat mendatangkan kesenangan sehingga menimbulkan motivasi latihan yang tinggi pada atlet. Keadaan yang demikian akan membuat atlet lebih aktif melakukan gerakan servis atas bolavoli dan mampu melakukannya secara berulang-ulang sehingga akan memberi pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan servis atas bolavoli.

4. Latihan

a. Hakikat Latihan

Latihan merupakan suatu upaya untuk menguasai suatu keterampilan. Rusli Lutan (2000: 63) menyatakan, “ Tidak ada cara lain untuk menguasai keterampilan kecuali berlatih. Melalui latihan keterampilan dapat dikuasai dan akhirnya melekat sampai mahir”. Sedangkan pengertian latihan menurut Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996:145) bahwa, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”. Hal senada juga dikemukakan Andi Suhendro (2007: 3.6) bahwa, “Latihan (training) merupakan proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang makin meningkat”.

Berdasarkan pengertian latihan yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, latihan merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat. Melalui latihan maka keterampilan yang dipelajari akan dikuasai mejadi lebih baik dan akan mencapai prestasi yang tinggi. Hal ini sesuai pendapat Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 126) bahwa, “Tujuan utama latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin”.

(40)

commit to user

Tujuan utama dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan keterampilan dan mencapai prestasi setinggi mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu, “(1) Latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik dan, (4) latihan mental” (Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin 1996: 12-127). Dari keempat aspek tersebut saling berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Untuk mencapai prestasi yang tinggi, maka keempat aspek tersebut harus dilatih dan ditingkatkan secara maksimal.

b. Hukum Latihan

Latihan merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk meningkatykan keterampilan dan mencapai prestasi yang tinggi. Untuk mencapai prestasi yang tinggi, maka latihan menganut hukum dan prinsip latihan yang tepat. Hukum dan prinsip latihan secara impirik dan keilmuan telah terbukti dan teruji secara jelas seiring dengan berkembangnya ilmu kepelatihan. Oleh karena itu, hasil latihan tidak selalu positif dan optimal bila pembebanan tidak diberikan dengan kaidah hukum dan prinsip-prinsip latihan yang benar.

Hukum latihan merupakan suatu kaidah dari latihan olahraga yang harus dipenuhi agar tujuan latihan dapat tercapai. LANKOR (2007: 44-46) menyatakan, “Hukum latihan terdiri dari tiga yaitu, (1) hukum overload, (2) hukum reversibility dan (3) hukum kekhususan”. Berikut ini dipaparkan pengertian hukum-hukum latihan sebagai berikut:

1) Hukum Overload

Tubuh manusia memiliki sifat adaptasi tentang setiap perlakuan yang diberikan, termasuk bebaan latihan. Bila tubuh dengan tingkat kebugaran tertentu diberikan beban latihan dengan tingkat intensitas yang ditetapkan, maka tubuh akan mengadaptasi dengan rangkaian proses yaitu: proses awal setelah pembebanan adalah kelelahan dan memerlukan istirahat. Setelah istirhat dengan kurun waktu tertentu,

(41)

commit to user

maka tubuh akan kembali bugar dengan tingkat kebugaran yang lebih baik dari sebelumnya. Peningkatan kebugaran melalui adaptasi dari hukum overload disebut overkompensasi. Hukum overload juga menunjukkan bahwa pemberian beban latihan harus sesuai untuk mendapatkan overkompensasi yang optimal sesuai dengan bentuk dan jenis beban latihan yang diberikan.

2) Hukum Reversibilitas

Hukum reversibilitas menuntut atlet untuk berlatih berkelanjutan dan progresif. Latihan yang berkelanjutan akan menghasilkan tingkat kebugaran yang semakin meningkat. Sebaliknya apabila latihan dihentikan maka kebugaran atlet akan menurun.

3) Hukum Kekhususan

Hukum kekhususan memberikan tuntunan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet harus sesuai dengan kebutuhan terhadap kemampuan dan keterampilan fisik (biomotor abilities) cabang olahraga dan kondisi objektif dari atlet tersebut, seperti umur kronologis, dan umur perkembangannya, kemampuan fisik dan mentalnya serta ciri khas yang dimiliki atlet yang tidak atau sulit diybah namun tidak mengurangi kinerjanya.

Hukum kekhususan juga memberikan tuntunan pada pelatih untuk memahami sepenuhnya kondisi atlet terhadap cabang olahraga yang ditekuninya, kelemhannya, kekuatannya serta peluang dan tantangan bagi atlet yang diasuhnya untuk dapat mencapai prestasi.

c. Prinsip Latihan

Dalam latihan olahraga prestasi pelatih harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip latihan diharapkan latihan yang dilakukan dapat meningkat dengan cepat, dan tidak berakibat buruk baik pada fisik maupun teknik

(42)

commit to user

atlet. Sudjarwo (1993: 21) berpendapat, “Tujuan prinsip latihan yaitu agar pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”.

Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat diberikan dengan tepat, sehingga akan terjadi peningkatan. Latihan yang didasarkan prinsip latihan yang tepat, maka program latihan yang telah ditetapkan dapat dijalankan dengan baik, sehingga akan mendukung pencapaian tujuan latihan lebih optimal. LANKOR (2007: 46-48) menjelaskan, “Prinsip latihan yang harus diperhatikan yaitu (1) prinsip pedagogik, (2) prinsip individual, (3) prinsip keterlibatan aktif dan (4) prinsip variasi”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip latihan yang harus diterapkan terdiri dari: prinsip-prinsip pedagogik, prinsip individual, prinsip keterlibatan aktif dan prinsip variasi. Latihan yang didasarkan pada hukum dan prinsip latihan yang tepat, maka akan diperoleh hasil latihan yang maksimal. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut:

1) Prinsip Pedagogik

Latihan pada dasarnya merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu individu dalam meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Prinsip pedagogik mengarahkan latihan untuk mengikuti berbagai kaidah yaitu multilateral, pengembangan, kesehatan, kebermanfaatan, kesadaran, sistematik dan gradual.

Prinsip pedagogik sangat penting untuk menjalankan latihan menuju kepada perkembangan yang lengkap melalui kegiatan multilateral pada umur tertentu, mencapai prestasi tanpa mengorbankan kesehatan fisik maupun psikis atlet, latihan yang bermanfaat tidak hanya mengetahui dan memahami, tetapi atlet perlu untuk mampu bagaminan menerapkan dan hidup bersama dengan orang lain. Dengan prinsip

(43)

commit to user

pedagogik ini pelatih dituntut untuk memberikan kesdaran yang penuh akan setiap beban latihan yang diberikan kepada atlet dengan segala manfaat positif maupun dampak negatifnya, sehingga setiap latihan yang diberikan perlu dirancang secara sistematik dan meningkat secara gradual untuk menjamin semua unsur pedagogik dapat dicapai.

2) Prinsip Individual

Setiap atlet merupakan individu yang unik dan tidak ada dua individu yang sama. Hal ini mengandung konsekuensi terhadap bagaimana individu tersebut mereaksi beban latihan. Beban latihan yang sama tidak akan direaksi dengan sama oleh atlet yang berbeda. Oleh karena itu, pelatih perlu memahami setiap atlet secara individual. Individu ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor keturunan, umur latihan dan umur perkembangan. Prinsip individu juga berkaitan dengan hukum kekhususan yang berimplementasi pada latihan yang khusus bagi setiap atlet. Hukum dan prinsip inilah yang memunculkan adanya beban luar dan beban dalam.

Beban luar adalah beban yang diberikan dari luar atlet. Sedangkan beban dalam adalah beban fisiologis dan psikologis atlet setelah mendapatkan beban luar sebagai reaksi dan adaptasi internalnya seperti, denyut nadi, perubahan warna kulit dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa dua orang yang berbeda diberikan bebna luar yang sama akan merekasi secara berbeda yang ditunjukkan dengan denyut jantungnya, kadar laktat dalam darahnya, sehingga wajar bila atlet yang satu mengalami kelelahan lebih dahulu daripada atlet yang lain. Sebaliknya bila atlet diminta untuk berlari dengan bebna dalam yang sama (denyut nadi 160/menit), maka waktu yang dicapai (beban luar) untuk berlari 1200 meter akan berbeda.

(44)

commit to user

3) Prinsip Keterlibatan Aktif

Salah satu tugas pelatih dalam proses latihan dalah memperlakukan atlet dengan kesempatan yang sama. Oleh karena itu,pelatih perlu meraacang maanajemen ltaihannya agar setiap atlet dapat melaksanakan kegiatannya secara optal. Keterlibatan yang aktif pada setiap atlet akan memperoleh hasil yang optimal. Keterlibatan ini berkaitan dengan hal-hal sebaga berikut:

(a) Kegiatan fisik (motor density) yaitu bagaimana atlet dapat melaksanakan aktifitas fisik dengan kesempatan yang sama pada setiap sesi latihan.

(b) Kegiatan mental dan intelektual, yaitu bagaimana atlet dilibatkan dalam setiap pengamilan keputusan yang berkaitan dengan penyususnan program latihan, pelaksanaan latihan dan kompetisi dan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian dan kedewasaan atlet. (LANKOR, 2007: 48).

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, keterlibatan aktif atlet dalam latihan mencakup aspek fisik, mental dan psikologis. Dengan melibatkan atlet aktif dalam kegiatan altihan, maka akan mendukung pencapaian tujuan lebih optimal, baik secara fisik, kepribadian dan kedewasaan.

4) Prinsip Variasi

Latihan merupakan proses jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan kegembiraan dan kesenangan dalam berlatih agar tidak terjadi kebosanan dan atlet meninggalkan latihan. Pemberian variasi dalam latihan merupakan cara yang baik untuk memberikan kesempatan bagi atlet untuk menikmati latihan dengan rasa senang dan gembira. LANKOR (2007: 48) menyatakan, “Variasi yang dapat diberikan oleh pelatih dalam latihan dapat berupa: (1) tempat latihan yang berganti-ganti, (2) metde latihan yang bervariasi dan (3) suasana latihan”.

(45)

commit to user

d. Sistematika Latihan

Latihan yang baik harus dirancang secara sistematis dengan mengikuti berbagai karakteristik cabang olahraga yang dipelajar, ketersediaan waktu dan atlit yang dilatih atau dibina. LANKOR (2007: 49-52) menyatakan:

Beberapa aspek penting untuk menentukan sistematika latihan sebagai berikut:

1) Tahapan latihan: a) Tahap latihan dasar b) Tahap latihan lanjut c) Tahap prestasi tinggi 2) Pembebanan latihan

a) Unsur-unsur beban b) Indikator beban

Pendapat tersebuit menunjukkan bahwa, sistematika latihan mencakup dua aspek yaitu: tahapan latihan dan pembebanan latihan. Dari kedua sistematika tersebut di dalamnya terdapat beberapa aspek. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan sistematika latihan sebagai berikut:

1) Pentahapan Latihan

Prestasi puncak seorang atlet sering dicapai pada usia di atas 20 tahun dan biasa disebut usia emas (golden age). Bahkan ada beberapa cabang olahraga prestasi puncak dapat bertahap sampai usia mendekati 30 tahun. Dengan demikian latihan merupakan proses yang panjang dan lama, sehingga dilakukan secara sistematik dengan membagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

a) Tahap Latihan Dasar

Latihan dasar merupakan tahap awal yang harus dilewati oleh atlet muda sebelum masuk dalam spesialisasi pada satu-satunya cabang olahraga yang ditekuni. Harus diakui bahwa pencarian bakat bukanlah hal yang mudah tanpa melalui pelaksanaan aktifitas pada berbagai gerakan motorik ke cabang olahraga maupun kemampuan

Gambar

Gambar 2.5. Rasio antar Indikator Beban Latihan                                                (Sumber: LANKOR, 2007: 52)
Gambar 2.6. Skematis Kerangka Berpikir
Tabel 3.1. Rincian Jadwal Penelitian
Tabel  4.1.  Deskripsi  Data  Tes  Awal  dan  Tes  Akhir  Kemampuan  Servis  Atas  Bolavoli Kelompok 1 dan Kelompok 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengembangan aplikasi diawal dengan melakukan proses analisis. Dengan mengamati aplikasi pupuh sunda yang sudah ada sebelumnya, maka didapatkan kebutuhan

Amanat undang-undang ini dipertegas lagi pada ayat (3) bahwa warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh

Surat Permohonan Mahasiswa Nama : Anne Bariane, tanggal 12 Nopember 2015 Program Studi Ekonomi Syari'ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang Perihal judul

memerintahkan kepada Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan, Badan Usaha Angkutan Udara yang pesawat udaranya menjadi objek tindakan melawan hukum dan bandar udara

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa saya ucapkan karena Skripsi dengan judul “Perancangan E-Commerce pada Ali Tour dan Travel di Ketapang, Kalimantan Barat” telah

Rohmatun (2006) melalui eksperimen skala laboratorium telah mencoba menggunakan kombinasi sinar UV dan hydrogen peroksida (disebut UV-Peroksidasi) untuk mendestruksi

Dalam teks, muncul kata-kata tertentu yang dominan dan dinaturalisasikan kepada pembaca. Kata tersebut selalu diulang-ulang dalam berbagai peristiwa tutur. Kata-kata

Perkembangan bisnis syariah di Indonesia telah mengalami peningkatan cukup signifikan. Perusahaan Pembiayaan Syariah dalam melaksanakan bisnisnya tetap mengacu pada