4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Gambaran Umum Sari Roti
Sari Roti dibuat di dua pabrik, masing-masing di Bekasi, Jawa Barat dan Pasuruan, Jawa Timur. Manajemen yang diterapkan adalah efisiensi di tiap bagian. Sedangkan teknologi yang digunakan adalah teknologi modern dari Jepang.
Kini hampir sebelas tahun Sari Roti meramaikan persaingan pasar di Indonesia, sejak September 1996 Sari Roti meluncurkan produk rotinya yang pertama dibawah naungan perusahaan roti terkemuka yakni PT. Nippon Indosari Corpindo.Proses produksi modern ini menghasilkan roti yang dijamin higienis. Sebagian prinsip yang bisa ditiru pengusaha skala usaha kecil menengah (UKM) misalnya, dalam proses produksi tidak ada tangan kotor yang masuk. Setiap karyawan harus mencuci tangan, mencelupkan dalam larutan desinfekstan, serta menggunakan alas kaki dan penutup kepala. Pada tahap pasca produksi, roti yang sudah matang harus menunggu dingin sebelum dikemas. Pencantuman tanggal atau masa yang baik untuk dikonsumsi juga dilakukan pada setiap produk (www.sariroti.com)
Keanekaragam produk juga menjadi daya tarik tersendiri. Selain jenis yang standar, adapula inovasi roti tawar yang diperkaya dengan kalsium, serta roti tawar kombinasi coklat. Jenis produk Sari Roti sebagai berikut:
1. Roti tawar, terdiri dari: a. Roti tawar special b. Roti tawar premium c. Roti tawar gandum d. Roti tawar coklat chip e. Roti tawar kismis 2. Roti isi, terdiri dari:
a. Isi coklat
c. Isi coklat keju d. Isi keju e. Isi kelapa f. Isi sarikaya g. Isi strawberry h. Isi coklat
i. Isi coklat vanilla j. Isi vanilla k. Isi mocca 3. Roti sobek, terdiri dari
a. Isi coklat b. Isi coklat keju c. Isi coklat sarikaya 4. Roti kasur susu
5. Roti sisir mentega 6. Burger bun
Dalam hal distribusi, Sari Roti mengandalkan 56 persen melalui hypermarket, supermarket serta minimarket. Sisanya mengandalkan jalur tradisional, yakni toko makanan dan agen. Dengan kerjasama agen, segala urusan ke penjaja sudah diserahkan sepenuhnya. Promosi juga menjadi bagian yang tak pernah ditinggalkan. Selain iklan lewat media, ada pula kampanye makan roti. Caranya, membagikan roti di tempat-tempat strategis seperti di pasar swalayan. Kesempatan ini digunakan untuk mengenalkan bahwa Sari Roti adalah produk yang sehat, halal serta aman bagi pelanggan.
4.1.2. Gambaran Umum PT. Nippon Indosari Corpindo
Merupakan sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing yang memproduksi roti terbesar di Indonesia dengan pabrik terletak di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan di Kawasan Industri Pasuruan, Jawa Timur. Pada bulan September 1996 meluncurkan produk rotinya yang pertama dengan brand 'Sari Roti' kemudian pada awal tahun 2001, meluncurkan brand ke duanya yaitu 'Boti' PT. Nippon Indosari Corpindo merupakan perusahaan roti
pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi modern dari Jepang dalam proses pembuatan rotinya yang higienis dan halal. PT. Nippon Indosari Corpindo mendistribusikan produk rotinya melalui 56% jaringan distribusi modern yaitu Hypermarket, Supermarket dan Minimarket, sementara jaringan tradisional 44% yaitu P&D dan Agent. Saat ini produk roti 'Sari Roti' dan 'Boti' dapat dinikmati di Jabotabek, Bandung-Jawa Barat, Jawa tengah dan Jawa Timur. Kekuatan PT. Nippon Indosari Corpindo terletak pada keterpaduan operasi (Supply Chain Management) dalam cara kerja yang saling melengkapi dalam tiap bagian perusahaan sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan. Kemampuan pemasaran dan distribusi serta ketrampilan manajemen yang didukung dengan teknologi informasi telah menempatkan PT. Nippon Indosari Corpindo pada posisi terdepan dalam industri roti modern di Indonesia pada saat ini di zaman modern.
PT. Nippon Indosari Corpindo mempunyai visi untuk menjadi perusahaan terbesar di Indonesia di bidang bakery products dengan menghasilkan dan mendistribusikan produk-produk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau bagi rakyat Indonesia. Selain itu, perusahaan ini juga mempunyai misi untuk membantu meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dengan memproduksi dan mendistribusikan makanan yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman bagi pelanggan melalui penerapan GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure), dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point).
PT Nippon Indosari Corpindo (NIC), perusahaan roti dengan brand Sari Roti, serius memperluas jaringan konsumennya di Jawa Timur. Komitmen itu diwujudkan dengan membangun pabrik kedua di Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Sebelumnya, NIC telah mendirikan pabrik serupa di kawasan industri Jababeka, Cikarang pada tahun 1996. Dengan didirikannya pabrik di PIER ini, NIC berharap Sari Roti bisa dinikmati konsumennya di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Mengingat pasaran Sari Roti di Cikarang selama ini hanya mencakup Jakarta dan Jawa Barat serta sebagian wilayah Jawa Tengah.Pabrik yang diresmikan kemarin, memiliki luas 2,25 hektar. Pabrik kedua
Sari Roti mempunyai 70 karyawan yang hampir 90 persen merupakan warga lokal Pasuruan. Memanfaatkan potensi di daerah. Sehingga orang-orang yang ada di wilayah pasuruan dapat direkrut menjadi karyawan pabrik. Harapannya tidak lain untuk memberdayakan masyarakat di sekitar pabrik. Setiap harinya pabrik yang memproduksi beberapa macam varian roti yakni roti tawar dan roti manis ini mampu menghasilkan 100 ribu roti per hari. Saat ini perusahaan dapat memproduksi 100 ribu roti per hari. Tapi untuk ke depannya perusahaan akan berusaha meningkatkan produksi dengan menambah alat produksi.
4.2. Pembahasan Output Frekuensi Hasil Penelitian
4.2.1. Analisa Output Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Jenis kelamin Kategori Frequency Percent
Pria 41 41.0
Wanita 59 59.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dilihat dari tabel 4.1 jenis kelamin konsumen Sari Roti yang paling banyak adalah wanita yaitu sebesar 59% dan tidak berbeda jauh dengan jenis kelamin pria yaitu sebesar 41% sehingga dari data di atas dapat disimpulkan bahwa produk roti tidak dibatasi berdasarkan jenis kelamin.
4.2.2. Analisa Output Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.2 Jenis pekerjaan
Kategori Frequency Percent Pelajar/mahasiawa 24 24.0
Ibu rumah tangga 4 4.0
Pegawai 48 48.0
Wirausaha 8 8.0
Lainnya 16 16.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dilihat dari tabel 4.2, 48% konsumen yang membeli Sari Roti berprofesi sebagai pegawai. 24% adalah pelajar/mahasiswa. Responden yang memilih
lainnya adalah sebanyak 16%, diikuti oleh wirausaha 8% dan ibu rumah tangga sebanyak 4%. Penulis menanyakan jenis pekerjaan adalah untuk mengetahui karakteristk pasar. Seorang pelajar/mahasiswa akan mempunyai jumlah pengeluaran yang berbeda dengan orang dewasa yang sudah bekerja dan punya penghasilan sendiri
4.2.3. Analisa Output Frekuensi Berdasarkan Informasi Mengenai Sari Roti
Tabel 4.3 Darimana responden mengetahui produk Sari Roti Kategori Frequency Percent
Teman/saudara 31 31.0
Majalah/surat kabar 3 3.0
Iklan tv 22 22.0
Lainnya 44 44.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dilihat dari tabel 4.3, sebanyak 44 responden memilih jawaban lainnya. 31 responden mengetahui produk Sari Roti dari teman/saudara. 22 responden mengetahui produk Sari Roti dari iklan tv. Sebanyak 3 responden mengetahui dari majalah/surat kabar.
4.2.4. Analisa Output Frekuensi Berdasarkan Tempat Membeli Roti
Kategori Frequency Percent Mini market 41 41.0 Hypermarket 6 6.0 Toko 3 3.0 Pedagang keliling 50 50.0 Lainnya 0 0.0 Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dilihat dari tabel 4.4, sebanyak 50 responden membeli produk Sari Roti dari pedagang keliling. Sebanyak 41 responden membeli Sari Roti di mini market. Responden yang membeli Sari Roti di hypermarket sebanyak 6 orang. 3 orang responden membeli produk Sari Roti di toko.
4.2.5. Analisa Output Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Membeli Roti
Tabel 4.5 Frekuensi membeli Sari Roti Kategori Frequency Percent 1-2 kali seminggu 56 56.0 2-4 kali seminggu 28 28.0 4-6 kali seminggu 10 10.0
Setiap hari 6 6.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dari tabel 4.5, diketahui bahwa sebanyak 56 responden membeli Sari Roti 1-2 kali dalam satu minggu. 28 responden membeli Sari Roti 2-4 kali seminggu. Sebanyak 10 responden membeli Sari Roti 4-6 kali dalam seminggu. Hanya 6 responden yang membeli produk Sari Roti setiap hari.
4.3. Pembahasan Output Perhitungan Deskriptif Hasil Penelitian Berdasarkan Variabel Merek
Dibawah ini merupakan pembahasan output variabel merek yang terdiri dari 5 indikator, yaitu:
4.3.1. Merek Sari Roti Merupakan Jaminan Produk Yang Bermutu
Tabel 4.6 Sari Roti merupakan jaminan produk yang bermutu Kategori Frequency Percent
Sangat tidak setuju 0 0.0
Tidak setuju 21 21.0
Setuju 66 66.0
Sangat setuju 13 13.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 66 responden setuju jika merek Sari Roti merupakan jaminan produk yang bermutu. 21 responden tidak setuju jika merek Sari Roti merupakan jaminan produk yang bermutu. Sebanyak 13 responden berpendapat sangat setuju jika merek Sari Roti merupakan jaminan produk yang bermutu
4.3.2. Merek Sari Roti Dikenal Baik Oleh Masyarakat
Tabel 4.7 Sari Roti dikenal baik oleh masyarakat Kategori Frequency Percent Sangat tidak setuju 0 0.0
Tidak setuju 9 9.0
Setuju 82 82.0
Sangat setuju 9 9.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebanyak 82 responden berpendapat setuju bahwa merek Sari roti sudah dikenal di masyarakat. Untuk jawaban tidak setuju dan sangat setuju, masing-masing 9 responden. Ini menandakan bahwa Sari Roti sudah dikenal oleh banyak orang.
4.3.3. Jika Ingin Membeli Roti, Merek Sari Roti Adalah Yang Pertama Kali Diingat
Tabel 4.8 Jika ingin membeli roti, merek Sari Roti adalah yang pertama kali diingat
Kategori Frequency Percent Sangat tidak setuju 17 17.0
Tidak setuju 48 48.0
Setuju 27 27.0
Sangat setuju 8 8.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dilihat dari tabel 4.8, sebanyak 48 responden berpendapat tidak setuju jika Sari Roti adalah merek yang pertama kali diingat jika ingin membeli roti. sebanyak 27 responden berpendapat setuju jika Sari Roti adalah merek yang pertama kali diingat. Ini menunjukkan bahwa merek Sari Roti bukan merek yang menjadi pilihan pertama. Sebanyak 17 responden berpendapat sangat tidak setuju bahwa Sari Roti adalah merek yang pertama kali diingat. Ada 8 responden yang memilih jawaban sangat setuju bahwa merek Sari Roti adalah merek yang menjadi pilihan pertama.
4.3.4. Nama Sari Roti Membuat Saya Ingin Membeli Produk Tersebut
Tabel 4.9 Nama Sari Roti membuat saya ingin membeli produk tersebut Kategori Frequency Percent
Sangat tidak setuju 3 3.0
Tidak setuju 33 33.0
Setuju 56 56.0
Sangat setuju 8 8.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dilihat dari tabel 4.9 diketahui bahwa sebanyak 56 responden setuju jika nama Sari Roti membuat orang ingin membeli produk roti. 33 responden berpendapat tidak setuju jika nama Sari Roti membuat orang ingin membeli produk tersebut. 8 responden sangat setuju dan 3 responden berpendapat sangat tidak setuju jika nama Sari Roti membuat orang ingin membeli produk tersebut
4.3.5. Sari Roti Unggul Dibanding Merek Roti Lainnya
Kategori Frequency Percent Sangat tidak setuju 3 3.0
Tidak setuju 46 46.0
Setuju 48 48.0
Sangat setuju 3 3.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dilihat dari tabel 4.10, sebanyak 48 responden setuju jika Sari Roti unggul dibandingkan produk yang lainnya. Angka ini berbeda tipis dengan responden yang tidak setuju jika Sari Roti lebih unggul dibanding merek roti lainnya yaitu sebanyak 46 responden. Untuk jawaban sangat tidak setuju dan sangat setuju masing-masing dipilih oleh 3 responden.
4.4. Pembahasan Output Perhitungan Deskriptif Hasil Penelitian Berdasarkan Variabel Harga
Dibawah ini merupakan pembahasan variabel harga yang terdiri dari 3 indikator, yaitu:
4.4.1. Harga Produk Sari Roti Sesuai Dengan Kualitasnya
Tabel 4.11 Harga produk sari roti sesuai dengan kualitasnya Kategori Frequency Percent
Sangat tidak setuju 0 0.0
Tidak setuju 3 3.0
Setuju 67 67.0
Sangat setuju 30 30.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.11, sebanyak 67 responden berpendapat setuju bahwa harga produk Sari Roti sesuai dengan kualitas. 30 responden berpendapat sangat setuju bahwa harga Sari roti sesuai dengan kualitas. Ini menunjukkan bahwa Sari Roti menjual produk dengan kualitas dan harga yang sesuai. Hanya 3 responden yang tidak setuju jika Sari Roti menjual produk dengan kualitas dan harga yang sesuai.
4.4.2. Produk Sari Roti Harganya Terjangkau
Kategori Frequency Percent Sangat tidak setuju 0 0.0
Tidak setuju 0 0.0
Setuju 61 61.0
Sangat setuju 39 39.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dari tabel 4.12, dapat dilihat sebanyak 61 responden setuju, dan 39 responden berpendapat sangat setuju bahwa produk Sari Roti mempunyai harga yang terjangkau. Menunjukkan bahwa Sari Roti mempunyai harga yang dapat dijangkau hampir semua kalangan masyarakat.
4.4.3. Harga Produk Sari Roti Mempengaruhi minat Beli Saya
Tabel 4.13 Harga produk Sari Roti mempengaruhi minat beli saya Kategori Frequency Percent
Sangat tidak setuju 0 0.0
Tidak setuju 15 15.0
Setuju 59 59.0
Sangat setuju 26 26.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa sebanyak 59 responden setuju jika harga Sari Roti mempengaruhi minat beli. 26 responden berpendapat sangat setuju bahwa harga Sari Roti mempengaruhi minat beli. Hanya 15 responden yang berpendapat tidak setuju jika harga Sari Roti mempengaruhi minat beli.
4.5. Pembahasan Output Perhitungan Deskriptif Hasil Penelitian Berdasarkan Variabel Tekstur
Dibawah ini merupakan pembahasan variabel tekstur yang terdiri dari 3 indikator, yaitu:
4.5.1. Sari Roti Memiliki Tekstur (Pori-Pori) Yang Halus
Kategori Frequency Percent Sangat tidak setuju 0 0.0
Tidak setuju 11 11.0
Setuju 69 69.0
Sangat setuju 20 20.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dilihat dari tabel 4.14, sebanyak 69 responden setuju bahwa Sari Roti memiliki tekstur (pori-pori) yang halus. 20 responden berpendapat sangat setuju jika Sari Roti memiliki tekstur yang halus. Sedangkan sebanyak 11 responden berpendapat tidak setuju jika Sari Roti memiliki tekstur roti yang halus.
4.5.2. Sari Roti Memiliki Tekstur Roti Yang Halus Yang Sesuai Dengan Selera Saya
Tabel 4.15 Sari Roti memiliki tekstur roti yang halus yang sesuai dengan selera saya
Kategori Frequency Percent Sangat tidak setuju 0 0.0
Tidak setuju 11 11.0
Setuju 47 47.0
Sangat setuju 42 42.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Dilihat dari tabel 4.15, sebanyak 47 responden setuju dan 42 responden berpendapat sangat setuju bahwa Sari Roti mempunyai tekstur roti halus yang sesuai dengan selera. Sedangkan sebanyak 11 responden tidak setuju jika Sari Roti mempunyai tekstur roti halus yang sesuai selera.
4.5.3. Tekstur Sari Roti Mempengaruhi Minat Beli Saya
Kategori Frequency Percent Sangat tidak setuju 0 0.0
Tidak setuju 17 17.0
Setuju 55 55.0
Sangat setuju 28 28.0
Total 100 100.0
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.16, sebanyak 55 responden setuju jika tekstur Sari Roti mempengaruhi minat beli. 28 responden sangat setuju jika tekstur Sari Roti mempengaruhi minat beli. 17 responden berpendapat tidak setuju jika tekstur Sari Roti mempengaruhi minat beli.
4.6. Uji Validitas Dan Reliabilitas 4.6.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya. Suatu instrumen pengukur dianggap valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi. Uji ini dilakukan dengan jalan menghitung korelasi item dengan total item terhadap pernyataan pada kuesioner. Item dapat dikatakan valid jika memiliki korelasi dengan skor total >0,3 (Solimun, 2002, p.81).
Variabel Item KoefisienKorelasi Keterangan X1.1 0.4642 Valid X1.2 0.4722 Valid X1.3 0.7883 Valid X1.4 0.6542 Valid Merek X1.5 0.4995 Valid X2.1 0.5564 Valid X2.2 0.6185 Valid Harga X2.3 0.5393 Valid X3.1 0.6622 Valid X3.2 0.6544 Valid Tekstur X3.3 0.5144 Valid
Sumber: data yang diolah
Pada tabel 4.17 tampak bahwa seluruh item pernyataan bernilai lebih besar dari 0.3 maka seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk proses selanjutnya (Solimun, 2002, p.81)
4.6.2. Uji Reliabilitas
Tabel 4.18 Hasil uji reliabilitas pada variabel penelitian Variabel Nilai Alpha Keterangan
Merek 0.7691 Reliabel
Harga 0.7377 Reliabel
Tekstur 0.7695 Reliabel
Sumber: data yang diolah
Berdasar tabel 4.18 dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki nilai alpha> 0.6 sehingga disimpulkan bahwa pernyataan- pernyataan yang ada di kuesioner memiliki konsistensi internal yang baik atau reliabel (Malhotra, 1999, p.282)
4.7.1. Regresi Linier Berganda
Perhitungan regresi linier berganda yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14.00 dapat dilihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.19 Hasil perhitungan persamaan regresi linier berganda
Variabel RegresiKoef. t hitung Tingkat Sig.
Konstanta 0.177 0.563 0.574 Merek 0.305 3.718 0.000 Harga 0.248 2.358 0.020 Tekstur 0.388 4.63 0.000 R R2 F hitung Sig. N 0.696 0.484 30.029 0.000 100
Sumber: data yang diolah
Hasil perhitungan persamaan regresi linier berganda pada tabel 4.19 disusun menjadi suatu persamaan sebagai berikut
Y= 0,177 + 0,305 X1 + 0,248 X2 + 0,388 X3
Berdasarkan hasil persamaan regresi pada tabel 4.19 dapat diketahui nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas adalah positif sehingga untuk mendapatkan nilai variabel terikat yang maksimal maka perlu adanya langkah-langkah konkrit untuk meningkatkan nilai dari masing-masing variabel bebas. Untuk lebih jelasnya maka persamaan dalam tabel 4.19 dapat diartikan secara individu sebagai berikut:
1. Nilai konstanta bernilai positif sebesar 0.177 berarti jika seluruh variabel konstan, maka minat beli konsumen terhadap Sari Roti bernilai positif 2. Koefisien merek bertanda positif, berarti merek mempunyai pengaruh
terhadap minat beli konsumen. Merek ( X1 ) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,305 dan bertanda positif. Diartikan jika merek semakin dikenal oleh masyarakat luas, otomatis minat beli seseorang terhadap Sari Roti akan semakin meningkat.
3. Koefisien harga bertanda positif, berarti harga mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli konsumen. Harga ( X2 ) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,248 dan bertanda positif. Diartikan jika harga memiliki nilai yang sebanding terhadap kualitas roti, maka akan meningkatkan minat beli konsumen.
4. Koefisien tekstur bertanda positif, berarti tekstur memiliki pengaruh positif terhadap minat beli konsumen. Tekstur ( X3 ) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,388 dan bertanda positif. Ini berarti jika Sari Roti memiliki tekstur yang baik yang sesuai dengan selera konsumen, maka akan meningkatkan minat beli konsumen.
4.7.2. Pengujian Pengaruh Parsial dan Simultan 4.7.2.1. Uji F Tabel 4.20 Anova ANOVAb 12.059 3 4.020 30.029 .000a 12.851 96 .134 24.910 99 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), TEKSTUR, MEREK, HARGA a.
Dependent Variable: MINAT b.
Sumber: data yang diolah
Dari tabel 4.20, diketahui besarnya nilai F hitung adalah sebesar 30,029, nilai F tabel adalah 3,491 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima maka berarti secara bersama-sama (simultan) variabel merek, harga dan tekstur berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen.
Coefficientsa .177 .314 .563 .574 .305 .082 .285 3.718 .000 .438 .355 .273 .918 1.090 .248 .105 .220 2.358 .020 .539 .234 .173 .619 1.615 .388 .089 .402 4.363 .000 .600 .407 .320 .634 1.578 (Constant) MEREK HARGA TEKSTUR Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardi zed Coefficien ts
t Sig. Zero-order Partial Part Correlations
Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: MINAT a.
Model Summaryb
Model R R Square R SquareAdjusted the EstimateStd. Error of
Pembuktian hipotesis koefisien regresi dengan uji t dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara individual atau berdiri sendiri terhadap variabel dependen dalam satu model.
Tabel 4.21 Coefficients
Sumber: data yang diolah
Dari tabel 4.21 terlihat hasil signifikansi uji t untuk masing-masing variabel adalah X1 memiliki signifikansi 0,000. Berdasarkan data nilai signifikansi dibawah atau sama dengan 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dan dapat dikatakan bahwa X1 berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y. Pada variabel X2 memiliki signifikansi 0,020. berdasarkan data nilai signifikansi dibawah atau sama dengan 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat dikatakan bahwa bahwa X2 berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y. Pada variabel X3 memiliki nilai signifikansi 0,000. berdasarkan data nilai signifikansi dibawah atau sama dengan 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat dikatakan bahwa X3 berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y.
4.7.3 Korelasi dan Koefisien Determinasi
Koefisien korelasi simultan, mengukur tingkat keeratan hubungan variabel-variabel merek, harga dan tekstur terhadap minat beli konsumen. Atau dengan kata lain kuat lemahnya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Dimana hasil perhitungannya disajikan dalam tabel 4.22.
Sumber: data yang diolah
Dapat dilihat dalam tabel 4.22, nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,696. Angka tersebut menunjukkan bahwa korelasi tergolong kuat yakni antara 0,6 – 0,8. sehingga dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel-variabel merek, harga dan tekstur secara simultan berpengaruh terhadap minat beli konsumen dan nilainya positif atau searah.
Koefisien determinasi simultan, mengukur sejauh mana proporsi pengaruh variabel-variabel merek, harga dan tekstur terhadap minat beli konsumen. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi model ( R Square )sebesar 0,484 mempunyai arti bahwa variabilitas minat beli konsumen dijelaskan oleh merek, harga dan tekstur sebesar 48,4%. Sisanya sebesar 51,6% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
4.8. Pembahasan
Untuk dapat meningkatkan minat beli konsumen terhadap suatu produk, banyak cara dapat dilakukan pihak produsen untuk dapat meyakinkan konsumen bahwa produknyalah yang terbaik. Minat beli konsumen tidak hanya ditentukan oleh satu aspek saja, tetapi berbagai aspek sehingga konsumen dapat memiliki persepsi yang baik terhadap produk tersebut. Sari Roti telah membuktikan hal tersebut, untuk dapat meningkatkan minat beli konsumen Sari Roti benar-benar telah menjaga kualitas produknya.
Dari perhitungan analisis dengan metode regresi linear berganda diketahui bahwa nilai koefisien dari masing-masing variabel bebas berbeda. Variabel bebas X1 atau merek menunjukkan nilai koefisien yang positif. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel merek terhadap minat beli konsumen. Variabel bebas X2 atau harga menunjukkan nilai koefisien yang positif. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel harga terhadap minat beli konsumen. Variabel bebas X3 atau tekstur menunjukkan nilai
koefisien yang positif. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel tekstur terhadap minat beli konsumen.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan pembuktian dari hipotesis menunjukkan bahwa merek, harga dan tekstur berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. Dan dari ketiga variabel berdasarkan t hitung, variabel tekstur adalah variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap minat beli konsumen yaitu sebesar 4,363. Hal ini mengindikasikan tekstur Sari Roti merupakan suatu hal yang harus sangat diperhatikan oleh perusahaan. Sari Roti harus dapat mempertahankan kelembutan dan meningkatkan tekstur sesuai dengan selera konsumen.
Dalam penellitian ini, ternyata faktor merek, harga, dan tekstur hanya mempunyai pengaruh sebesar 48,4% dalam minat beli konsumen. Untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi minat beli Sari Roti, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut.