• Tidak ada hasil yang ditemukan

P L U M E R I A GEMAKAN DHARMA! (Generasi Milenial Berlandaskan Dharma) Edisi Ke-4 10 April 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P L U M E R I A GEMAKAN DHARMA! (Generasi Milenial Berlandaskan Dharma) Edisi Ke-4 10 April 2020"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

P L U M E R I A

10 April 2020 Edisi Ke-4

(2)

Pembina

Ir. Ngakan Komang Kutha Ardana, M.Sc. Penanggung Jawab

Githa Sushanti Ketua Redaksi I Dewa Putu Semadi

Redaksi Ketut Adi Kristiyani Ni Putu Dewi Anjani Shania Asyadiera

Nyoman Desfi Putu Kevin Surya Wijaya Kadek Pramesti Yuliantari I Gede Eka Mertha Jaya Putra

Reporter

I Ketut Gede Arta Putra Desain dan Tata Letak

I Dewa Putu Semadi Penyunting Bahasa

I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara

Tim Redaksi

Alamat Redaksi

Jl. Raya Dramaga, Kampus IPB Dramaga Bogor, 16680 Jawa Barat, Indonesia

(3)

Om Swastyastu,

Om Awighnam Astu Namo Sidham, Om Sidhirastu Tad Astu Swaha.

Pertama-tama marilah kita menghaturkan rasa angayu bagia, puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida majalah Plumeria dapat disusun dengan baik. Plumeria merupakan majalah tahunan yang diterbitkan oleh Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Institut Pertanian Bogor. Plumeria ialah bahasa latin dari pohon kamboja. Berdasarkan filosofi Hindu, pohon kamboja diartikan sebagai sari alam yang membawa pencerahan dan sari-sari kebaikan. Majalah Plumeria dapat digunakan sebagai wadah informasi umat se-Dharma serta memperkenalkan KMHD IPB kepada civitas akademika ataupun ke khalayak umum.

Umat Sedharma sekalian, Plumeria kembali hadir dengan mengusung tema ‘Gemakan Dharma! (Generasi Milenial Berlandaskan Dharma)’. Tema ini diangkat senada dengan gejala-gejala yang terjadi pada generasi milenial yang mulai keluar dari jalan Dharma. Tujuan dari tema ini adalah meningkatkan pengetahuan ajaran Dharma bagi generasi milenial pada khususnya dan seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya.

Semoga terbitnya majalah Plumeria dapat mengedukasi sesuai dengan tujuan penyusunnya. Kami atas nama KMHD IPB menghaturkan permohonan maaf apabila ada kekeliruan, kekhilafan, dan kelemahan Kami dalam pemberitaan, gambar, serta konten yang tidak berkenan di hati Bapak/Ibu dan Saudara sekalian.

Om Shanti Shanti Shanti Om

Pengantar Redaksi

(4)

Tim Redaksi II

Pengantar Redaksi III

Daftar Isi IV Laporan Utama 1 Laporan Khusus 3 Artikel 5 Berita 7 Opini 9 Tajuk Rencana 12 Cerpen 14 Profil:

Pengempon Pura Parahyangan

Agung Jagatkartta 18 KMHD IPB 21 Pembina 22 Ketua KMHD IPB 24 Divisi: Kerohanian 27 Hubungan Masyarakat 28 Sosial dan Lingkungan 29 Kewirausahaan 30 Pengembangan Sumber Daya Manusia 31 Kaleidoskop KMHD IPB 32 Teka-Teki Plumeria 34 Pojok Hiburan 36

Daftar Isi

(5)

Laporan Utama

Tri Kaya Parisudha, Prinsip Kehidupan yang Ditinggalkan Kaum Rebahan

Zaman terus mengalami perkembangan begitu juga dengan teknologi yang memberikan keterbukaan global kepada masyarakat, sehingga mengetahui kejadian yang terjadi di berbagai belahan dunia. Begitu banyak dampak yang diberikan teknologi, akan tetapi banyak juga oknum-oknum yang baik sengaja atau pun tidak sengaja menyalahgunakannya. Salah satu penyalahagunaan tekonologi adalah maraknya beredar konten yang tidak sesuai dengan ajaran agama di media sosial, mengandung kata kasar, ujaran kebencian, ataupun tindakan yang tidak sepatutnya dilakukan. Parahnya lagi, teknologi berupa media sosial sangatlah dekat dengan kaum remaja yang notabene labil dan banyak diantaranya mengikuti hal-hal buruk tersebut.

Agama Hindu mengajarkan bahwasannya sebagai umat yang baik, seharusnya kita dapat menjaga sikap-sikap dan moral serta menjunjung tinggi Dharma. Melihat kaum remaja yang kini mengikuti berbagai pergaulan yang salah seperti berkata kasar dan melakukan perbuatan yang tidak sepatutnya dilakukan seperti Sumber: dokumentasi pribadi Oleh: I Ketut Gede Arta Putra 1

(6)

tawuran, perundungan, dan bahkan beberapa diantaranya melakukan perusakan properti tanpa dilakukan pikir panjang. Sangat penting ajaran agama mendampingi kaum remaja dengan ajaran yang sepatutnya diterapkan. Salah satu ajaran Agama yang seharusnya diterapkan dalam kasus ini adalah Tri Kaya Parisudha. Tri Kaya Parisudha berasal dari 3 kata, yaitu tri yang berarti tiga, kaya yang berarti perbuatan, dan Parisudha berarti penyucian. Tri Kaya Parisudha dapat diartikan sebagai tiga ajaran perilaku yang baik dan benar serta disucikan dalam ajaran Agama Hindu. Tri Kaya Parisudha mengajarkan tiga hal utama yaitu Manacika, Wacika, dan Kayika. Manacika berarti berpikir yang bersih dan suci, Wacika berarti berkata yang jujur, sopan, dan benar, serta Kayika berarti bersikap yang baik sesuai dengan Dharma. Ajaran ini dijelaskan pada Manawa Dharmasastra sloka XII: 3 yaitu sebagai berikut:

Subhasubha phalam karma Manowagdeha sambhawam

Karmaja gatayo nrnam Uttama dhyamah

Artinya:

Karma yang lahir dari pikiran, perkataan, dan perbuatan menimbulkan akibat baik atau buruk dengan karma yang telah menyebabkan timbulnya berbagai keadaan pada diri manusia.

Sloka diatas menjelaskan bahwa baik buruknya pikiran, perkataan, dan perbuatan akan menimbulkan akibat baik ataupun buruk tergantung pada cara penyampaiannya. Satu hal yang perlu diperhatikan, ketiga hal tersebut tidak hanya berdampak kepada pelaku, akan tetapi juga lingkungan sekitar. Sikap kaum remaja kini telah melenceng dari ajaran ini dan menimbulkan berbagai dampak yang sangat buruk untuk remaja yang seharusnya menemukan jati dirinya berlandaskan pada Dharma. Maka dari itu, penting ditanamkan kembali prinsip Tri Kaya Parisudha yang telah ditinggalkan ini kepada kaum remaja sebagai upaya introspeksi dan mendewasakan diri menjadi pribadi yang selayaknya hidup dalam kedamaian (art).

(7)

Laporan Khusus

Cyberbullying: Pentingnya Etika dan Kecerdasan Bertutur Kata

dalam Ajaran Agama Hindu

Dunia kini telah menghadapi perkembangan teknologi menuju era industri 4.0 dengan berbagai aktivitas kehidupan yang ditunjang oleh produk-produk digital dan terintegrasi. Akan tetapi, dibalik perkembangan teknologi tersebut, terdapat sisi kelam yang tidak dapat dipalingkan oleh masyarakat. Perkembangan teknologi terutama dalam komunikasi melahirkan produk berupa sosial media yang telah digunakan secara luas oleh amsyarakat dunia, namun dampak buruknya sangat besar terhadap kehidupan. Berbagai permasalahan muncul akibat penyalahgunaan sosial media, salah satunya adalah cyberbullying.

Cyberbullying atau penindasan dunia maya adalah bentuk dari perundungan, intimidasi, dan penghinaan terhadap seseorang yang dilakukan melalui sosial media. Perbuatan ini tentunya merupakan sesuatu yang cukup mencemaskan karena berbagai perkataan yang diunggah di sosial media dapat mmeberikan dampak buruk bagi penerimanya, bahkan beberapa diantaranya mengalami depresi dan bahkan mencoba menyakiti dirinya sendiri.

Sumber: freepik.com

Oleh: I Ketut Gede Arta Putra

(8)

Cyberbullying ini tentunya dapat disebabkan oleh kurangnya kecerdasan dan etika dalam melontarkan pendapat kepada seseorang serta rasa menghargai dan sopan santun yang kini telah pudar. Cyberbullying ini tentunya merupakan perbuatan yang salah untuk dilakukan dalam kehidupan menurut ajaran Agama Hindu. Kitab Sarasamuscaya Sloka 20 menyebutkan sebagai berikut:

Ikang Ujar ahala tan pahi lawan hru, songkabnya saka tempuhan denya juga alara, resep ri hati, tatan keneng pangan turu ring rahina wengi ikang wwang denya, atangnyan tan inujaraken ika

de sang dhira purusa, sang ahning maneb manahnira.

Artinya:

Perkataan yang mengandung maksud jahat tiada bedanya dengan anak panah yang dilepaskan, setiap orang yang terkena sasaran akan merasakan kesakitan. Perkataan itu meresap ke dalam hati, sehingga menyebabkan orang tidak bisa makan dan tidur, siang malam orang itu akan terbebani. Oleh sebab itu perkataan yang tidak baik hendaknya tidak diucapkan oleh orang Budiman, bijaksana dan oleh orang suci atau sujana.

Kutipan solka diatas tentunya mengajarkan pengaruh dari perkataan sangatlah besar terhadap seseorang. Perkataan itu tajam seperti anak panah, dan perkataan yang dilontarkan tanpa dipikirkan resiko serta tanpa adanya kecerdasan dan etika kan menyebabkan korban mengalami depresi yang dalam sloka ini dijelaskan tidak bisa tidur dan makan, serta merasa terbebani siang dan malam. Oleh karena itu, penting membangun kecerdasan dan etika dalam bertutur kata dan didukung juga oleh sikap bijaksana dalam menggunakan teknolgi agar dampak positif dapat diperoleh dan Dharma selalu menyertai.

(9)

Artikel

Sumber: bantuanhukum.or.id

4 Cara Meningkatkan Simpati di Tengah Pandemi Covid-19

Awal tahun 2020 kita dikejutkan dengan menyebarnya suatu virus yang menyerang sistem pernasasan manusia di hampir seluruh belahan dunia. Ya, virus SARS-CoV-2 yang merupakan keluarga virus corona. Virus ini diketahui menyebabkan perderitanya menunjukkan gejala batuk dan sesak napas, bahkan menyebabkan pneumonia pada manusia. Dengan ramainya pemberitaan, tak sedikit orang yang was-was akan virus ini dan membeli alat perlindungan diri seperti masker dengan jumlah yang berlebihan. Penimbunan oknum-oknum pun mengakibatkan melambungnya harga masker di semua tempat. Padahal, dalam masa sulit seperti ini masyarakat hendaknya tidak kehilangan rasa kemanusiaan dengan mementingkan hanya kepentingannya sendiri.

Hindu memiliki suatu konsep yang bernama Catur Paramitha. Catur Paramitha sendiri berasal Bahasa Sansekerta yang berarti empat macam landasan bersikap dalam kehidupan. Konsep ini mengajarkan kita, bahwa dalam menjalankan hidup harus selalu memperhatikan orang lain. Adapun empat macam sikap yang

Oleh: Shania Asyadiera

(10)

dimaksud adalah Maitri (pandai bergaul dan menempatkan diri), Karuna (penuh kasih saying), Mudita (ramah dan bersimpati), dan Upeksa (tidak mudah tersinggung dan bisa mengalah). Sebagai generasi muda Hindu Dharma, kita harus tau dan mampu menerapkan konsep ini dikehidupan, terutama di saat dunia sedang sakit ini. Berikut adalah cara-cara mudah yang dapat dicoba untuk meningkatkan simpati kita terhadap bumi dan sesama!

1. Memposisikan diri di keadaan orang lain. Bayangkan apabila kita

sedang sakit dan ingin membeli masker, tetapi harganya menjadi lebih mahal 20 kali lipat karena dibeli oleh orang yang tidak membutuhkan dalam jumlah banyak dengan alasan ‘buat jaga-jaga’. Jika kamu merasa kesal, janganlah ikut-ikutan menimbun alat kesehatan dan beli sesuai kebutuhan!

2. Miliki kepedulian terhadap sekelilingmu. Budayakan menutup

mulut menggunakan lengan baju atau tissue. Dengan melakukannya, peluang orang lain tertular akan menurun dengan pesat. Ditengah pandemi covid-19 ini, kamu bisa berdiam diri selama dua minggu apabila merasa tidak enak badan ya!

3. Jangan menambah kepanikan. Virus corona memang terbukti

dapat hidup diluar tubuh manusia hingga berhari-hari. Penyakit yang disebabkan virus ini memang cukup serius tapi bukan berarti kamu boleh menggunakan sarung tangan medis ke kamar mandi untuk pencegahan ya! Melawan virus ini cukup dengan mencuci tangan menggunakan sabun, jadi tidak usah menggunakan alat perlindungan diri yang berlebihan.

4. Berikan kepada yang lebih membutuhkan. Cara terakhir yang

bisa dilakukan adalah dengan berbagi kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Contoh kecilnya adalah apabila kamu yang masih sehat memiliki 2 masker, jangan sungkan memberikan maskermu apabila melihat ada orang yang sedang bersin-bersin. Dengan melakukan itu, kamu telah menurunkan resiko kamu dan orang lain tertular dari penyakit.

Tentu semua orang mengharapkan tetap sehat dan bahagia, namun perlu untuk diingat bahwa kesehatan orang lain pun sama pentingnya dengan kita. Maka dari itu, peran generasi muda hindu dharma sangatlah dibutuhkan untuk menjadi pelopor dan pengingat bagi masyarakat untuk tetap memedulikan simpati seperti yang diajarkan pada konsep Mudita di Catur Paramitha.

(11)

Berita

KMHD Mengajar, Upaya Tingkatkan Kecerdasan Spiritual Milenial Hindu

“Pendidikan adalah senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia.”, ungkap Nelson Mandela. Ungkapan ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan hal utama untuk mengubah dunia menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu, KMHD IPB memiliki program kerja “KMHD Mengajar”. KMHD Mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KMHD IPB. Kegiatan ini berada di bawah naungan divisi Sosial Lingkungan (Sosling) yang bertujuan untuk ikut serta membantu menyebarkan ilmu pengetahuan serta keterampilan kepada sesama sebagai wujud rasa syukur atas ilmu pengetahuan yang dimiliki. Program KMHD Mengajar ini merupakan agenda bulanan yang merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat.

Lahirnya program kerja KMHD Mengajar sendiri merupakan gagasan dari Githa Sushanti, ketua KMHD IPB periode 2019/2020. Apa yang terbesit dalam pikirannya, yaitu di Bogor sendiri telah berdiri dua PAUD Hindu, yaitu Vidya Kumara di Pura Angkasa Amrtha Dharma Jati dan Dewi Srikandi di Pura Giri Kusuma.

Sumber: dokumentasi pribadi

Oleh: Kadek Pramesti Yuliantari

(12)

Namun, kesadaran masyarakat Hindu untuk memajukan bidang pendidikam agama sejak dini masih rendah, terlihat dengan sulitnya mencari pengajar berkompeten dalam bidang ini. Usulan ini pun telah diterima dengan sangat baik oleh anggota KMHD serta masyarakat tempek yang bersangkutan. Kegiatan KMHD Mengajar sudah dilakukan sebanyak dua kali. Kegiatan pertama dilakukan pada tanggal 26 Januari 2019 di Pura Angkasa Amrtha Dharma Jati. Kegiatan kedua dilakukan pada tanggal 16 Februari 2019 di Pura Giri Kusuma.

Kegiatan yang dilakukan dalam KMHD Mengajar antara lain belajar menari, menulis, dan mewarnai yang dibimbing oleh para mahasiswa. Dalam pelaksanaannya, para mahasiswa juga berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan warga mengenai kegiatan KMHD Mengajar ini. Warga pun sangat antusias dan mengapresiasi program kerja KMHD Mengajar ini, serta berharap agar program KMHD Mengajar dapat lebih sering dilakukan.

Dengan diadakannya kegiatan KMHD Mengajar, pendidikan agama dapat diberikan sejak dini kepada anak-anak. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membentuk karakter religius, nasional, dan peduli pada generasi milenial. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wujud bhakti para anggota KMHD IPB dan senantiasa dapat bermanfaat untuk masyarakat, serta perkembangan agama Hindu.

(13)

Opini

Sumber: dokumentasi pribadi

Tantangan dan Peran Pemuda Hindu di Era Generasi Milenial

Era milenial merupakan era yang ditandai dengan peningkatan penggunaan dan keahlian dalam bidang komunikasi, media dan teknologi digital. Era ini mempengaruhi kehidupan baik pribadi maupun sosial generasinya. Salah satu aspek kehidupan yang dipengaruhi adalah bidang keagaamaan. Seseorang yang memeluk salah satu agama akan memerlukan pemahaman tentang ajarannya baik dari kitab suci maupun dari orang yang dianggap memiliki pengetahuan lebih dalam bidang itu seperti pemuka agama atau orang-orang yang bekerja di dinas keagamaan. Dahulu, seseorang belajar agama harus bertemu langsung dengan guru kerohanian atau melalui buku keagamaan yang jumlahnya terbatas dan sulit untuk didapatkan. Era milineal sebenarnya menawarkan kemudahan untuk belajar hal-hal dalam bidang ini, namun kembali lagi kepada umatnya tentang bagaimana pemanfaatan teknologi yang ada untuk menyokong kehidupan beragama.

Oleh: Ketut Adi Kristiyani

(14)

Jaman kaliyuga, begitu kitab agama Hindu menyebutkan era kehidupan ini. Tantangan yang dihadapi semakin banyak terutama bidang moral generasinya. Ajaran agama dianggap tidak relevan lagi sehingga mereka tidak punya tuntunan dalam menjalankan kehidupan duniawi. Tidak sedikit yang malah terjerumus ke hal-hal negatif seperti narkoba dan pergaulan yang tak terkontrol. Rasisme mengguncang, mengatasnamakan agama oleh orang-orang yang tidak memahami dengan benar tentang ajaran suci agamanya. Generasi muda belajar agama terkadang dibilang religius oleh teman-teman sebayanya. Jika tidak kuat iman, pasti akan berhenti mempelajarinya.

Ajaran Hindu dilihat dari generasinya. Agama lain tidak mungkin mempelajari isi kitab agama Hindu. Oleh karena itu, berpikir, berkata dan berprilakulah sesuai dengaan ajaran suci agama. Sebagai generasi milenial Hindu yang lebih melek terhadap teknologi harus saling berkolaborasi dengan generasi X yang lebih melek terhadap ajaran agama. Misalnya dengan membuat konten di media sosial tentang agama yang bersumber dari pemuka agama atau dari kitab suci yang pemahamannya sudah didapatkan dengan benar dari guru kerohanian. Selain itu, hal yang bisa dilakukan adalah diskusi-diskusi milenial dan seminar keagamaan.

(15)

Karena berbicara engkau menemukan kebahagiaan, karena berbicara engkau mendapat kematian, karena

berbicara engkau akan menemukan kesusahan, dan karena berbicara pula engkau mendapat sahabat.

- Nitisastra, Sargah V. bait 3

(16)

Tajuk Rencana

Oleh: Ketut Adi Kristiyani

Bersatu dalam Dharma

Kekuatan iman merupakan hal yang paling penting dimiliki oleh umat beragama. Pergaulan bebas yang menyebabkan banyak hal negatif menjadi ancaman bagi iman kaula muda. Kondisi merantau demi mendapatkan pendidikan yang lebih baik di perguruan tinggi menyebabkan anak usia kuliahan harus berada jauh dari keluarga. Mereka mendapatkan lingkungan baru yang sangat berbeda dari kampung halamannya. Tak sedikit kaula muda yang memilih untuk tidak lagi berada di jalan dharma lantaran karena kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan pendalaman mengenai agama sendiri sehingga terombang-ambing oleh ajaran lain. Oleh karena itu, organisasi Hindu sangat penting untuk dikembangkan sehingga pengetahuan dan praktek agama dapat tetap dirasakan oleh generasi Hindu dimanapun berada.

Kesatuan Mahasiswa Hindu (KMH) merupakan organisasi Hindu yang yang eksis di perguruan tinggi. Hampir seluruh universitas yang ada di Indonesia menjadikan KMH ini sebagai unit kegiatan mahasiswa sehingga memberikan akses bagi generasi Hindu untuk menempa diri di bidang agama dan praktek ke-Hindu-an. Setiap KMH memiliki nama tersendiri yang tentunya sudah didesain sedemikian rupa oleh pendirinya di masing-masing perguruan tinggi. Hal ini pun berlaku untuk KMH di Institut Pertanian Bogor. Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Institut Pertanian Bogor atau sering disingkat sebagai KMHD IPB merupakan organisasi Hindu di internal kampus IPB yang dijadikan sebagai unit kegiatan mahasiswa (UKM). Organisasi ini berdiri pada tahun 1994 dan tetap eksis hingga sekarang. Tanggal 10 Juni 2020 genap 26 tahun sudah KMHD IPB menjadi wadah dan sarana pengembangan generasi Hindu di kampus pertanian terbaik Indonesia. Kegiatan-kegiatan UKM yang didesain sedemikian rupa sangat membantu kaula muda untuk lebih mendalami ajaran Hindu. Kajian bersama tentang

(17)

13

ke-Hindu-an selalu diadakan setiap tahun untuk mengkaji ajaran-ajaran keagamaan. Selain itu, kegiatan pengenalan sampai demisioner juga diadakan setiap tahunnya untuk mempererat rasa persaudaraan antar mahasiswa Hindu. Organisasi ini sangat penting keberadaanya untuk bersatu dan bersinergi menciptakan generasi Hindu yang paham akan ajaran agama.

Kaula muda jaman ini disebut sebagai generasi milenial begitupun dengan generasi Hindu. Teknologi kian meningkat dan canggih sehingga memudahkan kita untuk belajar tentang keagamaan. Blog, media sosial, dan aplikasi sudah banyak yang bertajuk ajaran agama Hindu seperti @filsafat_hindu (akun media sosial) dan kitab suci pancamoveda Bhagavad Gita digital (aplikasi). Generasi milenial berlandaskan dharma menitikberatkan pada ajaran Tri Kaya Parisudha yaitu berpikir (manacika), berkata (wacika), dan berprilaku (kayika) yang baik dan dapat diterapkan pada dalam kehidupan sehari-hari seperti berkomentar di media sosial. Wasudeva Kutumbakam yang berarti ‘aku dan kamu bersaudara’ sangat penting untuk ditanaman sejak dini untuk menghindari intoleransi umat beragama.

Manusia memiliki atman atau percikan kecil dari Tuhan yang berada dalam dirinya. Hal ini penting untuk dijadikan landasan hidup mengingat semakin ketatnya persaingan duniawi yang terkadang membuat kita sangat terpuruk dan lupa bahwa kita merupakan percikan kecil dari Tuhan yang memiliki tujuan untuk bersatu dengan Tuhan bukan kesenangan duniawi. Isu lingkungan, krisis kemanusiaan, dan menganggap diri adalah Tuhan dapat dibentengi dengan ajaran Tri Hita Karana yang artinya ‘tiga penyebab kebahagiaan’ yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan lingkungan sehingga tercapai keharmonisan.

(18)

Cerpen

Pagi Sang Pengubah

“Ting.. teng.. tong.. ting.. teng..” alunan gamelan begitu merdu bersama tiupan dingin yang menyelimuti tempat tersebut. Langit masih berwarna kemerahan yang berasal dari timur. Sinar matahari yang tampak samar-samar melewati dedaunan pohon mangga. Di bawah pohon tersebut ada sebuah batu yang berwarna abu-abu. Seorang laki-laki sedang duduk di batu tersebut. Dia terlihat amat damai. Laki-laki itu bernama Dharmestha. Umurnya sudah menginjak 18 tahun. Beberapa tahun lalu, Dia tak pernah terlihat sedamai ini. Apapun yang dilakukan olehnya selalu bertentangan di mata orang-orang yang cinta ajaran dharma. Begitulah masa lalunya, sampai di suatu peristiwa Dia pun berubah.

Di sebuah kota bernama Darkara ada sekelompok remaja bandel yang selalu pulang malam. Mereka menyusuri sisi gelap setiap kota. Berlarian diantara gedung-gedung tinggi, melompati pagar, dan melakukan parkour. Salah satu dari mereka berbadan tinggi dan berotot kekar. Rambutnya sangat berantakan dengan pakaian jeans robek-robek dan jaket hitam. Itulah Dharmestha, salah satu anggota dari lima remaja tersebut. Gerakannya paling tangkas diantara teman-teman lainnya. Meskipun mereka terlihat layaknya seorang atlit, sebenarnya mereka hanyalah remaja yang gemar minum minuman keras, mabuk, bahkan berjudi.

Ada cahaya terang di antara pinggir kota yang gelap. Tempat dimana judi, mabuk, dan pesta miras menjadi kebiasaan malam disana. Dharmestha dan kelompoknya datang ke kedai itu. Teman-teman kelompoknya langsung siap berjudi sedangkan Dharmestha melangkah dan duduk di kursi kayu panjang. “Yo, seperti biasa bro, lu tahu gue pengen apa kan?” Ujar Dharmestha dengan nada santai. Dengan cepat bartender kedai itu menyuguhkan segelas minuman berwarna merah yang seharusnya tidak boleh diminumnya. Oleh: Putu Kevin Surya W.

(19)

Dharmestha memandang ke dinding di depannya sambil sesekali meneguk cairan merah di depannya. Layar di dinding tersebut menunjukkan pukul 23.50 WIB. Setelah menghabiskan minuman, Dia langsung melangkah keluar dari kedai tersebut.

“Brrrrrr” Ujar Dharmestha saat kakinya mengayun melewati dinginnya udara kala itu. Dia memeriksa pergelangan tangannya. Layar smartwatchnya memperlihatkan kondisi cuaca, suhu udara, dan waktu saat itu. 00.40 WIB. “Astaga sudah pagi !” teriaknya dalam hati. Lantas, Dharmestha mempercepat langkahnya. Setelah sepuluh menit, Dia pun tiba di sebuah gubuk bercat putih dengan pagar hitam. Bangunan itu menggunakan desain modern minimalis. Dia mendorong penghalang besi dengan perlahan dan menutupnya dengan amat hati-hati. Berjalan sedikit hingga Dia tiba di penghalang antara dunia luar dan dalam kediaman hangat itu. Saat dibuka, ada sosok orang yang menunggunya disana. Matanya melirik kearah pintu yang baru saja dibuka. Matanya berkaca-kaca, raut wajahnya yang awalnya terlihat mengkhawatirkan sesuatu tiba-tiba tersenyum.

“Dhar, kemana saja kamu? Ibu udah daritadi disini, nungguin kamu pulang, Dhar.” Ucap ibunya.

“ Kemana aja boleh Bu, Dhar udah cape nih mau tidur aja” Dharmestha menjawab seakan tak peduli.

“ Soal sekolah kamu bagaimana Dhar? Kamu tuh ya harusnya pikirin juga sekolah, pulang malam terus dan tidak jelas kegiatannya. Coba cerita gimana kegiatan di sekolah tadi” Ibunya bertanya dengan nada sedikit tinggi.

“ BU! Aku udah ngantuk nih, Ahh, nanti aja bahasnya. Lagipula masalah sekolah itu urusanku dan Ibu ngga perlu tanya-tanya.” Dharmestha menjawab dengan sangat kasar bahkan tidak menghargai bahwa Ibunya lah yang sedang menjadi lawan bicara saat itu.

Ibunya terdiam seribu kata melihat sikap anaknya yang makin hari makin buruk. Wanita yang kini hidup berdua itu memandang ke foto Dharmestha bersamanya dan mendiang suaminya.

(20)

Mukanya terlihat datar, tetapi hatinya tak bisa membohongi. Dia merindukan suasana itu. Saat mereka bertiga menjadi keluarga yang utuh. Wajah mereka bertiga sangat bahagia di foto tersebut. Tanpa disadari, air mata wanita itu mengalir sepanjang pipinya dan jatuh tepat di kaca yang melindungi foto. “Tuhan, tolong kembalikanlah kebahagiaan keluarga ini. Hamba tidak tahu mengapa Dharmestha berubah setelah ayahnya tiada. Tolong berikan jalan yang benar untuk Dharmestha” Ucap Ibu Dharmestha dengan diiringi air mata yang mengalir.

Dharmestha yang mendengar doa dan sedikit tangis Ibunya langsung terketuk hatinya. “Apa yang selama ini aku lakukan?” Dia bertanya kepada dirinya sendiri. “Seekor angsa bahkan bisa membedakan makanan dalam lumpur ! Apakah aku ini lebih buruk dari seekor angsa ?” Bisik Dharmestha dalam heningnya kamar. Setelah kata-kata yang terucap dari mulutnya, Dia teringat pesan Pak Made sudah setahun lamanya yang tiba-tiba tertarik dari dasar terdalam otaknya. “Dhar, kamu tahu, Ayahmu adalah orang yang amat bijaksana. Beliau adalah guru yang sangat hebat. Ayahmu mampu mengubah pemikiran beberapa teman anakku yang terlanjur melangkah ke jalan yang gelap. Itulah kekuatan mengubah, suatu anugrah yang dimiliki Ayahmu. Sayangnya Ayahmu harus kehilangan nyawanya saat itu. Saya turut berdukacita Dhar. Kamu harus menjadi teladan bagi keluargamu nantinya dan tetaplah di jalan dharma seperti ayahmu.” Pesan Pak Made kala itu.

Kelopak mata tak mampu membendungnya. Air itu sudah terlanjur keluar dan membasahi pipi Dharmestha. Dia langsung bangkit dari kasurnya dan membuka pintu. Dia langsung berlari menuju ibunya. Ibunya yang kaget langsung memeluk anak semata wayang miliknya.

“Bu…., bu..bu..bu.” Sambil menangis Dharmestha memeluk ibunya dengan erat

“Sudah-sudah tak apa, ada apa Dhar? Kok tadi katanya mau tidur tiba-tiba bangun lagi” Ibunya bertanya

(21)

Semua bisa berubah, bahkan yang terburuk sekalipun, jangan takut selagi bisa dan

wujudkanlah-“ Dhar mau minta maa…ma..maaff atas semu…aa kesalahan Dhar selama ini. Dhar sungguh menyesal Buuu.” Sambil diselimuti tangisan, Dharmestha mengungkapkan permintaan maafnya “ Gapapa Dhar, mulai sekarang kamu harus berubah, jadilah manusia yang berjalan di terowongan kebajikan. Lakukan hal-hal yang positif, jangan lupakan Ibu, dan ingatlah selalu berdoa setiap hari. Anggaplah hari kemarin adalah batu loncatan menuju hari esok yang lebih berwarna. Jalanilah Dhar, hidupmu masih lama dan pergilah dari jurang keterpurukan.” Nasihat ibunya berhasil menenangkan tangisan Dharmestha serta membuat pagi itu sungguh berarti baginya.

Sang Surya memamerkan kebolehannya bersama nyanyian burung pipit di atas panggung yang berlatar biru. Tiba-tiba, “Tin tin tin” Suara klakson kuda besi hitam yang menunggu di depan pagar. Pagi itu, Dharmestha sudah berdoa, sarapan, serta tak lupa mencium tangan ibunya dan berpamitan. Dharmestha diantar Abang ojek online menuju sekolahnya.. Dharmestha merasakan hawa berbeda saat menapakan kaki di antara orang-orang berseragam putih abu-abu. “Inilah hari yang baru ! Aku akan berubah dan dharma adalah jalan hidupku !. Ayah, semoga Dhar membuatmu bangga di sana.” Ucap hati Dharmestha sambil kakinya melangkah masuk halaman sekolah.

(22)

Pengempon Pura Parahyangan

Agung Jagatkartta

Prof. Dr. Ir. Nengah Surati Jaya, M.Agr merupakan seorang Guru Besar Tetap bidang Perencanaan Hutan Fakultas Kehutanan IPB yang juga berperan aktif dalam kegiatan keagamaan. Sejak tahun 2019 beliau menjadi Pengempon Parahyangan Agung Jagatkartta serta sebelumnya pernah menjadi wakil ketua pengurus yayasan YTGS. Sering beraktivitas di lingkungan Pura menyebabkan beliau memiliki perhatian sekaligus kekhawatiran terhadap Generasi Hindu. Pasalnya, banyak sekali pemuda Hindu yang belum “militan” terhadap keyakinannya bahkan tak jarang memiliki keraguan terhadap Sanatana Dharma, yang berujung meninggalkan keyakinan Hindu.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh tidak berpegangnya pada prinsip “Overcoming changeablesness and indecisions”, yaitu pemuda Hindu harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan mampu mengatasi kebimbangan. Tentunya menjadi sebuah permasalahan yang cukup marak dijumpai dan diperlukan solusi nyata untuk mencegah merosotnya keyakinan terhadap Hindu oleh generasi muda. Salah satu kunci utama untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah keluarga di rumah.

satu icon Hindu dunia.

“Rumah adalah tempat perlindungan paling istimewa bagi keluarga (home is the sanctuary of the family member)” begitu ungkap beliau. Orang tua (Guru Rupaka) harus menjadi contoh

(23)

yang baik untuk memperkenalkan Hindu seperti mempunyai sanggah atau ruangan suci atau setidaknya pelangkiran di setiap rumahnya, memberi contoh persembahyangan yang baik atau setidaknya sembahyang sebelum bepergian, serta memberikan apresiasi kepada anak yang telah menjalankan ajaran atau ritual Hindu sehingga menjadi suatu kebiasaan (habit). Kebiasaan inilah yang akan menjadi pondasi yang kuat untuk generasi Hindu mendatang. Selain itu, keyakinan Hindu juga harus diperkuat melalui guru agama (Guru Pengajian) yang berkulitas, akan tetapi sangat sulit menjumpai sekolah umum berbasis ajaran Santana Dharma sekalipun di Bali yang menjadi salah satu icon Hindu dunia.

Beliau juga mengungkapkan bahwa Agama Hindu “Sanatana Dharma” adalah agama yang menjadi sumber dari agama-agama lain. Sebagai contoh, agama Abrahamik banyak mengambil cara atau prinsip ajaran Santana Dharma, seperti cara berpuasa dan cara ibadah yang merupakan gerakan dalam Yoga. Hindu tidak hanya memiliki tata cara puasa makan, tapi juga puasa berbicara (Mona), puasa tidak tidur (Jagra), puasa perjalanan, bahkan puasa kesenangan (puasa dalam Hari Raya Nyepi). Agama lain memiliki propaganda (nilai pahalanya disebutkan), sebaliknya dalam Bhagawad Githa disebutkan Agama Hindu malah tidak boleh menghitung pahala (harus lascarya). Itulah yang menyebabkan Agama Hindu menjadi agama yang damai dan non misionaris.

Harapan beliau, Hindu itu bukan sekedar agama di KTP, tetapi harus menjadi “Way of Life”. “BANGGALAH MENJADI HINDU” karena ini merupakan kesempatan yang sesungguhnya sangat luar biasa. Hindu tidak mengenal haram karena semua makhluk adalah ciptaannya – semua makhluk adalah bersaudara (Vasudeva Kutumbakan). Hindu merupakan agama yang toleran dengan ajaran Tat Twam Asi. Hindu juga mengajarkan hukum Karma (hukum sebab akibat) sehingga umatnya dapat mengontrol perbuatan. Selain itu, umat Hindu tidak mengenal berkabung atau berduka cita saat ada kematian karena Hindu yakin akan perjalanan jiwa ke sunya loka. Hindu adalah agama yang damai untuk semua mahluk, sehingga selalu mengakhiri doa kita dengan “Om Chanti Chanti Chanti Om”. Anak muda Hindu harusnya bangga dan bersyukur menjadi Hindu

(24)

apalagi Hindu yang ada di Indonesia.

Terakhir beliau menitipkan 10 pantangan yang dianjurkan Weda (Ten Vedic Restarins) yaitu sebagai berikut:

Tidak menyakiti orang lain dengan pikiran (not harming others with thought)

Tidak menyakiti orang lain dengan kata-tata (not harming others with words)

Tidak menyakiti orang lain dengan tindakan (not harming others with deed)

Tidak masuk dalam lingkaran hutang piutang baik itu material maupun jasa (not entering into debt material and services)

Toleran terhadap orang lain (being tolerant with other people and circumstances)

Beradaptasi dengan perubahan dan mengatasi kebimbangan (overcoming changeables and indecisions)

Tidak “tidak berperasaan” terhadap orang lain (not being callous) Tidak sadis (not being cruel)

Tidak “tidak sensitif” terhadap perasaan orang lain (not being insensitive to other feeling)

Tidak makan terlalu banyak atau terlalu sedikit (do not eat too much or too litle)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

(25)

Profil KMHD IPB

Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Institut Pertanian Bogor dibentuk pada tanggal 10 Juni 1994 dan disahkan sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa di IPB. KMHD IPB dibentuk untuk memfasilitasi, menjaga keimanan, dan kenyamanan mahasiswa beragama Hindu di IPB, sehingga tercipta keharmonisan diantara anggotanya. Sebagai sebuah UKM, KMHD IPB memiliki beberapa divisi yang mengelola keorganisasiannya. Divisi tersebut antara lain Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia, Divisi Hubungan Masyarakat, Divisi Sosial dan Lingkungan, Divisi Keriwausahaan, serta Divisi Kerohanian.

Pembentukan KMHD tidak lepas dari jasa Bapak Ir. Dewa Made Krisna Wishnuaji. Sebelum KMHD IPB terbentuk, mahasiswa Hindu se-IPB tergabung dalam komunitas masyarakat Bali di Bogor, yaitu Brahmacarya Bogor, yang juga berisi mahasiswa beragama lain. Seiring berjalannya waktu, timbul keinginan untuk membuat sebuah organisasi sah yang terdaftar di Ormawa IPB untuk mahasiswa Hindu yang tidak hanya berasal dari Bali, hingga terbentuklah KMHD IPB. 21

(26)

Profil Pembina KMHD IPB Nama Panggilan Tgl Lahir Pekerjaan No. HP : Ir. Ngakan Komang Kutha Ardana, M.Sc. : Bli Koming : Bangli, 23 Agustus 1964 : Dosen Departemen Matematika, FMIPA IPB : +62 877 1106 6823 Beliau sangat senang dengan kegiatan organisasi dari SMP, akan tetapi semenjak SMA, posisi Beliau dalam organisasi kurang berkembang sebab selalu mendapatkan posisi pada seksi kesenian. Tugas saat menjadi seksi kesenian adalah mengkoordinir adik-adik untuk ngayah ke pura saat diadakan piodalan bersama. Bliau memang berkutat dengan bidang kesenian yang juga bidang tersebut menjadi hobinya. Bli Koming juga mengikuti beberapa organisasi KMHD IPB, Brahmacarya, dan OMDA Bali. Akan tetapi, Beliau tidak mengingat sejak kapan menjadi pembina KMHD IPB. Menurutnya semenjak lahir KMHD, Beliau sudah menjadi pembina. Beliau juga merupakan salah satu orang yang berpengaruh dalam terbentuknya KMHD, dikarenakan kondisi keadaan saat itu, para mahasiswa membutuhkan badan atau organisasi yang khusus mewadahi mahasiswa hindu di IPB. Pada saat itu, terdapat organisasi Brahmacarya, akan tetapi untuk ruang lingkup yang umum, tidak membedakan agama dan berasal dari bermacam-macam daerah. Seiring berjalannya waktu, adanya suatu perhelatan Gebyar Nusantara (Genus) maka tidak cukup hanya organisasi KMHD saja, karena tidak hanya mereka yang beragama hindu yang dinyatakan suku Bali, tetapi bisa dari agama mana saja. Oleh sebab itu, dibentuklah juga Omda Bali.

Apa dorongan Bli menjadi pembina KMHD?

Pada awalnya, Beliau tidak pernah memiliki keingan atau motivasi untuk menjadi pembina, akan tetapi karena adanya hubungan kekerabatan dan kedekatan dengan mahasiswa yang mendorong beliau untuk menjadi pembina dari para mahasiswa. Beliau juga mengatakan karena banyaknya organisasi di IPB seperti

(27)

: Ir. Ngakan Komang Kutha Ardana, M.Sc. : Bli Koming : Bangli, 23 Agustus 1964 : Dosen Departemen Matematika, FMIPA IPB : +62 877 1106 6823

KMHD dan Omda Bali, maka juga tidak cukup dikepalai oleh satu pembina yang sama. Selain itu juga, dosen di IPB yang beragama hindu ataupun berasal dari Bali juga cukup banyak. itu semua tergantung keputusan bersama untuk kedepannya apakah akan dipisah atau tidak.

Bagaimana pengalaman Bli Koming selama menjabat menjadi pembina KMHD?

Selama menjadi pembina, Beliau melihat perkembangan, dimana para anggota KMHD makin kompak, saling menghargai dan mebanggakan. KMHD ini merupakan organisasi yang minoritas, Beliau mengharapkan meskipun dari segi kuantitas, KMHD adalah minoritas tetapi dari segi kualitas, KMHD tidak kalah dan mampu bersaing dengan organisasi-organisasi mayoritas lainnya. Karma merupakan salah satu acara KMHD yang mampu bersaing dan meningkatkan kualitas KMHD itu sendiri.

Apa harapan untuk pengurus KMHD kedepannya?

Beliau mengatakan untuk proses regenerasi pengurus di KMHD sudah cukup bagus, mulai dari pemilihan pengurus, pertanggungjawaban atas jabatan sudah aman dan sesuai. Akan tetapi, Beliau mengharapkan, kepengurusan baru masih sangat perlu masukan-masukan dari pengurus sebelumnya, dan oleh karena itu jangan sampai diantara pengurus baru dan pengurus lama ada jarak dan saling sungkan satu sama lain, harus saling berbagi pengalaman masing-masing.

Apa saja saran dan harapan untuk Plumeria kedepannya?

Media-media komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan ide, sesungguhnya tidak terbatas dalam bentuk majalah saja, tetapi sekarang dalam perkembangannya juga dapat secara digital. Sehingga, beliau mengharapkan KMHD memiliki satu situs tersendiri sebagai wadah untuk sharing dan disosialisasikan dengan fasilitas digital yang ada, karena di masa depan nanti, kebutuhannya dalah seperti itu. Intinya, apapun kegiatannya yang utama adalah tetap menjaga semangat.

(28)

Profil Ketua KMHD IPB Nama Panggilan TTL Pekerjaan Hobi No. HP : Githa Sushanti : Githa : Bogor, 7 Desember 2000 : Teknologi Industri Pertanian : Membaca dan menonton film : +62 878 7374 4558 Pengalaman : 1. Ketua KMHD IPB 2019-2020 2. Badan Pengawas HIMALOGIN 2019-2020 3. Sekretaris II KMHD IPB 2018-2019 4. Ketua REHIDA 2017-2018 5. Bendahara KIR SMAN 2 Bogor 2016-2017

“KMHD IPB adalah organisasi yang mewadahi mahasiswa beragama Hindu di IPB yang berasal dari berbagai daerah. KMHD juga merupakan tempat ternyaman untuk berkembang menjadi lebih baik. Bagi saya yang lahir dan tumbuh di luar pulau Bali, KMHD memberikan saya kesempatan untuk dapat memiliki teman seagama yang banyak serta teman-teman yang keren dan dapat saling menginspirasi.” ungkap Githa. Maka, KMHD IPB mengusahakan agar kekeluargaan tetap berjalan seiring dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Meskipun dengan sumber daya manusia yang terbatas, skill anggota KMHD tidak perlu diragukan lagi.

Ada banyak hal yang memotivasi seorang Githa menjadi ketua, yaitu pertama terlahir dan tumbuh besar di Bogor serta menganut agama minoritas tidak menyurutkan semangatnya untuk mempelajari agama. Sejak kecil, kedua orang tuanya sering mengajaknya ke acara keagamaan seperti seminar ataupun mengunjungi kuil untuk belajar agama. Hal tersebut membuat ia senang mengikuti kegiatan keagamaan. Kedua, ia memiliki memiliki teman-teman yang selalu mendukungnya yaitu teman-temannya di Pasraman.

(29)

Ketiga berawal dari keprihatinannya terhadap kemauan generasi muda untuk mempelajari agama. Menurutnya agama adalah “manual book” atau tuntunan cara kita dalam menjalani kehidupan. Maka dari itu, sebaiknya pemuda Hindu mempelajari agama sejak dini, setidaknya untuk menuntun dirinya sendiri.

Selama menjadi bagian dari KMHD IPB banyak pengalaman suka dan duka yang ia dapatkan. Ia memiliki banyak teman dengan skill yang tidak perlu diragukan dan dapat diandalkan. Walaupun ada kalanya dihadapi kendala, menurut Githa “kalau niatnya baik, pasti selalu ada jalan”. Memiliki banyak kakak tingkat yang peduli dan tidak enggan memberi masukan membuat Githa banyak belajar. Ia juga mendapatkan pengalaman yang berharga karena di IPB jarang sekali organisasi yang diketuai oleh mahasiswa tingkat dua, rata-rata diketuai oleh mahasiswa tingkat tiga. Ia sangat senang karena dapat berkontribusi lebih banyak dan melakukan hal positif untuk organisasi, kampus, ataupun masyarakat sekitar.

Adapun duka yang ia rasakan saat menjadi ketua KMHD terutama pada masa pandemi Covid-19 ini menjadi sebuah tantangan baru baginya karena belum pernah terjadi sebelumnya. Maka, usahanya untuk merangkul teman-teman di KMHD harus lebih ekstra lagi. Memutuskan untuk menjadi ketua KMHD IPB itu tidak mudah karena menurutnya ia tidak hanya akan berinteraksi bersama anak KMHD saja, tetapi juga hubungan di luar KMHD IPB serta pertanggung jawaban ke kakak-kakak tingkat dan anggotanya. Harapannya untuk KMHD IPB adalah agar selalu menjadi rumah ternyaman untuk mahasiswa beragama Hindu, tempat untuk belajar serta tumbuh bersama. Menurutnya kuantitas program kerja tidak menjamin kualitas suatu organisasi, tetapi program kerja yang dilaksanakan alangkah baiknya jika memiliki value untuk diri sendiri dan masyarakat sekitar. “Jadi manfaat untuk sekitar. Kalau belum mampu, jangan jadi beban.” kutipan dari buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini yang Githa harapkan dapat tertanam pada teman-teman di KMHD IPB.

(30)

Taklukkanlah kemarahan orang lain tanpa kemarahan, taklukkanlah penjahat dengan kebaikan,

taklukkanlah orang yang kikir dengan sifat saling memberi, taklukkanlah kebohongan dengan kebenaran.

- Udyogaparwa 38. 73-74

(31)

Divisi Kerohanian

Divisi Kewirausahaan merupakan divisi yang bertugas menfasilitasi anggotanya untuk melakukan persembahyangan dan meningkatkan keimanan dari mahasiswa Hindu di Institut Pertanian Bogor. Adapun program kerja meliputi sapajerink, ngayah, tirta yatra, seminar Om Kara, serta acara seminar nasional dalam rangkaian perlombaan Kajian Bersama (Karma).

(32)

Divisi Hubungan Masyarakat

Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) adalah divisi yang bertugas untuk mengelola media sosial dan publikasi kegiatan KMHD IPB. Program kerja utamanya meliputi Open House untuk anggota baru, menerbitkan majalah Plumeria, dan mengurus undangan eksternal. Adapun program kerja harian meliputi pengelolaan database anggota dan pengurus baru, serta mengelola akun media sosial (instagram, line, dan website). Selain itu, untuk publikasi internal maupun eksternal, Divisi Humas juga turut ambil andil dalam mengelola postingan berupa hari raya nasional dan keagamaan, wisuda KMHD dan OMDA Bali, serta postingan ulang tahun pengurus.

(33)

Divisi Sosial dan

Lingkungan

Divisi Sosial dan Lingkungan (Sosling) merupakan divisi yang bertugas menaungi kegiatan berbasis sosial dan lingkungan dalam rangka untuk meningkatkan rasa kepedulian dan ketanggapan terhadap sesama dan lingkungan sekitar. Divisi Sosial dan Lingkungan menggerakkan anggota KMHD IPB untuk berbakti sesama anggota dan kepada masyarakat sekitar serta menumbuhkan kepekaan terhadap isu-isu lingkungan baik lokal maupun global. Program kerja meliputi KMHD mengajar, social and environtment facts and updates, update kabar anggota, dan CSR (Collect to Save our Range).

(34)

Divisi Kewirausahaan

Divisi Kewirausahaan adalah divisi yang bertugas menghimpun dana untuk kelangsungan program kerja KMHD IPB, mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kemampuan manajemen sederhana. Untuk memenuhi keuangan tersebut, divisi kewirausahaan memiliki program kerja dana usaha (danus) soal ujian Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU), dana usaha olahraga dan seni, pre-order oleh-oleh khas Bogor, baju, dan lencana KMHD IPB, serta program kerja monthly profit.

(35)

Divisi Pengembangan

Sumber DayaManusia

Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) merupakan divisi yang memiliki peran mewadahi mahasiswa dalam kegiatan yang dibutuhkan untuk mengembangkan kualitas dentan kompetensi mahasiswa dalam berbagai aspek, meningkatkan kualitas SDM anggota KMHD IPB, dan memberikan kegiatan monitoring untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa. Divisi ini memiliki program kerja utama diantaranya suksesi (pergantian kepengurusan), upgrading, dan program kerja lain seperti KMHD ceria (yoga), latihan menari dan menabuh, tutor mejejahitan, serta tutor desain.

(36)
(37)

Pusatkan pikiranmu kepada-Ku, berbakti kepada-Ku, dan setelah kau mendisiplinkan jiwamu, maka Aku akan

menjadi tujuanmu yang tertinggi dan kau akan tiba kepada-Ku”.

- Bhagavad Gita IX.34

(38)
(39)

4. Aksara suci tuhan

6. Hubungan harmonis dengan alam

7. Dewi yang merupakan sakti dari dewa siwa 9. Sanatana dharma

12. Awatara yang muncul saat satya yuga 13. Malam perenungan dosa

14. Minuman para rsi

15. Pulau kecil yang dijuluki pulau seribu pura 16. Manusia

17. Upacara penobatan raja 19. Kendaraan besar

21. Pengendalian diri

22. Orang suci atau penyair yang mendapatkan wahyu

23. Pujangga yang hidup pada masa pemerintahan Hayam Wuruk 27. Siklus perkembangan zaman

29. Kemampuan untuk berkomunikasi 30. Daksina

31. Putra Dewa Bayu dalam Panca Pandaawa

32. Gunung yang digunakan untuk mengaduk lautan susu 1. Putra Rsi Kasyapa dan Winata

2. Budha Kliwon Dungulan

3. Simbol stana Tuhan dengan beragam jenis 5. Tujuan tertinggi umat Hindu

8. Ajaran yang digunakan Mahatma Ghandi dalam melawan penjahan Inggris

10. Zaman perunggu 11. Ritual

18. Tempat pertama kalinya Sidarta Gautama mengajarkan ajarannya

20. Cara menebus utang

21. Pandangan tentang kebenaran 23. ... Twan Asi

24. Wahana Dewa Siwa 25. Perbuatan

26. Upacara pembakaran mahat di Bali 28. Punakawan dalam pewayangan Jawa

Menurun

Mendatar

(40)

Pojok Hiburan

Untukmu yang Tak Tahu

Ada banyak kecemasan Yang tengah ku rasakan Ada banyak rasa khawatir

Akan seperti apa nantinya takdir Ada raga yang gelisah

Karena ego yang tak mau mengalah Untukmu yang belum tahu Aku adalah untaian doa Yang bertindak dalam endap Aku adalah sebuah ragu Yang kadang tak paham cara membuat kita satu Aku adalah sebuah ambisi Yang berusaha agar kau tetap di sisi Aku adalah jerih payah Yang memastikan agar kita tidak menyerah Untukmu yang tak tahu

Sebelum sedingin laut lepas Kita pernah sehangat napas Rindu yang menggebu Tak pernah ada temu Hingga terlalu terasa asing Untuk kita berucap ‘cinta’

Oleh: Ni Putu Dewi Anjani

(41)

Kita yang Sedang Jauh

Untuk raga yang tengah berpisah

Membuat rindu di dada semakin merekah Untuk raga yang tak bisa ku sentuh

Kuharap perasaanmu tetaplah utuh Untuk tangan yang tak bisa ku cekal

Kuharap rindu tak membuatku kehabisan akal Bukan jarak dalam artian tempat

Namun tentang bagaimana kita sempat Untuk kita yang tengah sedih

Semoga hati ini segera pulih Untuk kita yang sedang jauh

Semoga tiada hubungan yang runtuh Untuk kita yang terbiasa bersama Semoga lekas bercengkrama

Oleh: Ni Putu Dewi Anjani

(42)

Pantun Bekal Kehidupan

Mahasiswa pelajari sradha Sradha dicari sampai ke pura Gemakan dharma dengan berbeda Inilah karya pantun jenaka Kalau hendak mencari dupa Janganlah lupa mencari api Bagaimana bisa pemuda berjaya Kalau masih mementingkan diri sendiri Pemuda lapar memakan nasi Nasi dimakan lupa lauknya Kalau bisnismu terus merugi Janganlah lupa untuk punia Jalan ke rumah, ketemu mantan Mantan melirik ngajak balikan Kalau diri tidak berkorban Biarlah petaka jadi ajaran Pergi ke hotel mencari teman Teman yang datang meminta makan Kurangnya peran dalam lingkungan Tri Hita Karana sulit diamalkan Di awal tahun ramai bencana Dunia panik akibat Corona Kalau kamu ingin berguna Pelajari agama kuatkan dharma Oleh: I Gede Eka Merta Jaya Putra

Pantun

(43)

Tim Redaksi

I Dewa Putu Semadi KMHD 56 Shania Asyadiera KMHD 55 I Dw Gd Wicaksana P. KMHD 56 I Kt Gd Arta Putra KMHD 55

Putu Kevin Surya W. KMHD 56

Ketut Adi Kristiani KMHD 55 Ni Putu Dewi Anjani

KMHD 55 Nyoman Desfi KMHD 55 Bli Koming Pembina KMHD Githa Sushanti KMHD 55 Kadek Pramesti Y. KMHD 56

I Gd Eka Merta Jaya P KMHD 56

(44)

kmhdipb @zru8501v kmhdipb

KMHD IPB Official www.kmhd.lk.ipb.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Meningkatnya konsumsi bahan bakar menjadi pendorong munculnya kebijakan energi nasional yang tertuang dalam Perpres No.5 Tahun 2006, dimana pemanfaatan biofuel

Dengan kata lain, bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai pelengkap bahan baku untuk sama-sama membentuk barang jadi, dimana komponen bahan tambahan ini

Sebaliknya, bila senyawa radikal bebas bertemu dengan senyawa yang bukan radikal bebas akan terjadi tiga kemungkinan, yaitu (1) radikal bebas akan memberikan elektron yang

Dengan adanya perkembangan teknologi sistem informasi manajemen keperawatan berbasis komputer (SIMK), maka akan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pendokumentasian

Proses penetapan target IKU BPK RI tahun 2012 telah mengacu kepada target yang ditetapkan dalam Renstra dan Rencana Implementasi Renstra 2011- 2015, serta memperhatikan

MASYARAKAT DAN *) DESA/KELURAHAN SEKSI PEMBINAAN SDM KEARSIPAN SEKSI PENGAWASAN PERANGKAT DAERAH SEKSI PENGAWASAN PERUSAHAAN, ORMAS /ORPOL DAN *) DESA/KELURAHAN SEKSI

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan logam berat pada daging dada dan paha ayam broiler yang dipelihara dengan sistem kandang panggung setelah