• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah lahir pada tanggal 18 November 1912 dengan pendirinya. menjatuhkan dari kaum intelegensi terhadap Islam.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah lahir pada tanggal 18 November 1912 dengan pendirinya. menjatuhkan dari kaum intelegensi terhadap Islam."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang

Muhammadiyah lahir pada tanggal 18 November 1912 dengan pendirinya Kiai Haji Ahmad Dahlan, alasan yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah menurut Mukti Ali yaitu, ketidaksesuaian dan terdapat campuran kehidupan agama Islam di Indonesia, kurang efesien lembaga pendidikan Islam, kegiatan misi-misi katholik dan protestan, sikap tidak peduli, terkadang sikap menjatuhkan dari kaum intelegensi terhadap Islam.1

Perjuangan Muhammadiyah sebagai organisasi sosial Islam untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia pada saat itu mendapat tantangan besar dari pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda melaksanakan dua program pada orang pribumi yang pertama program Westernisasi (mengajarkan budaya barat bagip pribumi tanpa menghilangkan kebudayaan asli, seperti dalam berpakaian mereka mengenakan jas namun dikepalanya tetap menggunakan blangkon). Yang kedua Kristenisasi (program yang ditunjukkan untuk menggantikan agama masyarakat yang awalnya beragama Islam, Hindu, Budha menjadi Kristen dengan tujuan menghilangkan pengaruh Islam di Indonesia). Untuk menanggulangi program dari pemerintah Hindia Belanda organisasi Muhammadiyah mulai membangun lembaga-lembaga pendidikan baik yang bersifat formal maupun nonformal. Salah satu pendidikan

1

Agus Miswanto dan Zuhron Arofi .Sejarah Islam dan Kemhammadiyahan. (Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Studi Islam Universitas Muhammadiyah Malengang, 2012). Hal. 48

(2)

nonformal yang didirikan oleh Muhammadiyah adalah Hizbul Wathan. Hizbul Wathan lahir dari organisasi kepanduan dicetuskan oleh Robert Baden Powell (Bapak Pramuka Sedunia) yang kegiatannya seperti melakukan perkemahan di Inggris. Organisasi kepanduan sampai ke Indonesia dibawa oleh Pemerintah Belanda melalui cabang dari Nederlans Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912. NPO mengubah nama menjadi Nederlans Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) pada tahun 1916, melihat gerakan kepanduan ini tokoh-tokoh pejuang Indonesia berniat mendirikan NIPV untuk anak bangsa dengan nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) dengan pendirinya S.P Mangkunegara VII kemudian diikuti oleh Muhammadiyah dengan nama Hizbul Wathan.2

Hizbul Wathan adalah kegiatan bersifat kepanduan bertujuan dalam mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah dengan cara menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam melalui pendidikan Kepanduan.3 Hizbul Wathan adalah organisasi Ortonom Muhammadiyah yang dibentuk oleh Persyerikatan Muhammadiyah bergerak dalam bidang Pendidikan Kepanduan baik putra maupun Putri. Bermula dengan nama Padvinders Muhammadiyah yang digagas oleh Kiai Haji Ahamad Dahlan pada 20 Desember 1918. Akan tetapi tahun 1920 oleh H. Hadjid mengubah namanya menjadi Hizbul Wathan. Dalam perkembangannya Hizbul Wathan bergerak dalam bidang pendidikan kepanduan yang akhirnya melebur ke dalam Gerakan Pramuka pada tahun 1961.

2 Natal Kristiono. Buku Pintar Pramuka Untuk Madrasah Idtidaiyah. ( Universitas Negeri

Semarang, 2018). Hal. 4

3

(3)

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hizbul Wathan dengan alasan yang pertama organisasi tertua di Indonesia yang masih ada sampai sekarang. Kedua, Gerakan Hizbul Wathan dalam perjalananya mengalami pasang surut perkembangan akibat kebijakan pemerintah seperti peleburan kedalam gerakan Pramuka berdasarkan Keppres No.238/1961. Ketiga, kegiatan organisasi Hizbul Wathan ini megandung nilai-nilai karakter sehingga menarik untuk diteliti dengan judul “Gerakan Hizbul Wathan Muhammadiyah Di Indonesia 1918-1961”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi singkat dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan pokok penelitian dalam rumusan masalah ini adalah:

1. Bagaimana sejarah lahirnya gerakan Hizbul Wathan Muhammadiyah di Indonesia? 2. Bagaimana gerakan kepanduan Hizbul di Indonesia tahun 1918-1961?

3. Bagaimana proses perubahan Hizbul Wathan ke dalam gerakan Pramuka?

1.3 Ruang Lingkup

Penelitian ini perlu dibatasi sesuai topik dengan tujuan agar tidak masuk ke dalam pembahasan yang terlalu luas. Batasan yang diteliti mencakup:

1.3.1. Ruang Lingkup Spasial

Ruang lingkup spasial pada penelitian ini adalah Indonesia terkhusus daerah Yogyakarta karena berdiri organisasi dan lahirnya Hizbul Wathan di kota ini.

(4)

1.3.2. Ruang Lingkup Temporal

Ruang lingkup temproral pada penelitian ini mencakup periode 1918-1961. Tahun 1918 sebagai awal berdirinya Hizbul Wathan. Tahun 1961 sebagai akhir penelitian dengan alasan meleburnya Hizbul Wathan ke gerakan Pramuka.

1.3.3. Ruang Lingkup Keilmuan

Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini yaitu Ilmu Sejarah khususnya tema Sejarah Lembaga. Dengan menggunakan pendekatan sosial- budaya-agama, kajian ini berupaya memberikan penjelasan sejarah (historical explanation) mengenai pendidikan nonformal yaitu kepanduan.

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam mengkaji penelitian ini, penulis mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya gerakan Hizbul Wathan Muhammadiyah. 2. Untuk mengetahui Gerakan Hizbul Wathan Muhammadiyah 1918-1961.

3. Untuk mengetahui perubahan Hizbul Wathan Muhammadiyah ke dalam gerakan Pramuka.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah: 1) Manfaat Teoritis

Dari segi ilmiah penulisan ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu sejarah dan sumbangan ilmiah dalam ilmu sejarah, khususnya di bidang kajian historis gerakan

(5)

Hizbul Wathan Muhammadiyah 1918-1961, serta dapat dijadikan sebagai referensi bacaan pada penelitian selanjutnya.

2) Manfaat secara Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat membantu dalam memahami dan menambah pengalaman serta pengetahuan dalam menulis karya ilmiah khususnya tentang gerakan Hizbul Wathan Muhammadiyah 1918-1961.

b. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu masukan kepada Kepala Sekolah dan Guru, bahwa Kegiatan Hizbul Wathan mampu membentuk karakter siswa yang baik sebagai pelengkap pendidikan formal

c. Bagi Siswa

penelitian ini dapat memberikan solusi bagi siswa dalam mengembangkan potonsi yang dimiliki agar dapat lebih terarah.

1.6 Tinjauan Pustaka

Penelitian ini membahas mengenai gerakkan Hizbul Wathan Muhammadiyah pada tahun 1918-1961, dalam mengkaji penelitian ini terdapat beberapa referensi yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, skripsi, dan sumber ilmiah yang dapat dijadikan sebagai tinjauan terkait dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut.

Pertama, buku yang disusun oleh Bidang DIKLAT Kwartir Pusat Hizbul Wathan yang berjudul “ Jaya Melati I Bahan Pelatihan Sebagai Bahan Serahan” yang diterbitkan

(6)

pada tahun 2007. Buku ini menjelaskan bagaimana sejarah lahirnya Kepanduan Hizbul Wathan secara singkat, mulai dari masa kebangkitan nasional di Indonesia dengan adanya organisasi Budi Utomo tahun 1908. Berdirinya NPO (Nederland Padvinders Organitation) sebagai cabangnya di Indonesia pada tahun 1912 dan diresmikan pada tahun 1914 dengan nama NIPV (Nederland Indisce Padvinders Vereeniging). Pada tahun 1918, merupakan perjalanan Kiai Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah, dengan didampingi Bapak Mulyadi Djojomartomo sekembalinya dari pengajian SATF (Sidik, Amanah, Tabligh, Fatona) sehingga lahirnya Padvinder Muhammadiyah. Perkembangan Padvinder Muhammadiyah bermula pada Pergerakan Nasional, Masa Penjajahan Jepang, Masa Revolusi Kemerdekaan 1945, hingga masa peleburan Kedua pada tahun 1961. Oleh karena itu selain sebagai tinjauan pustaka buku ini juga layak sebagai referensi dalam penulisan guna untuk merekonstruksi sejarah pendidikan kepanduan.

Kedua, buku karya Anshoriy dan Hendratno, buku ini membahas mengenai asas dalam Hizbul Wathan yang berasakan Islam, awal mula penamaan Hizbul Wathan, kegiatan yang diajarkan pertama kali adalah latihan baris-berbaris, olahraga, dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Lalu membahas Hizbul Wathan berperan dalam menumbuhkan semangat cinta tanah air kepada para anggotanya, yang akhirnya melahirkan tokoh-tokoh yang handal. Buku ini juga mendeskripsikan keadaan Hizbul Wathan masa Jepang masuk melarang seluruh organisasi yang ada ketika itu. Setelah kemerdekaan Indonesia diputuskan untuk menyatukan segenap pandu rakyat Indonesia dalam satu naungan. Hingga pada akhirnya pada tahun 1961 Hizbul Wathan harus melebur ke dalam Gerakan Pramuka. Penjelasan gaya bahasa yang efektif, singkat dan padat dalam

(7)

menggambarkan sejarah perkembangan pendidikan kepanduan di Indonesia. Buku ini sangat penting karena dapat membuka wawasan dalam merekonstruksi masa perkembangan Hizbul Wathan.

Ketiga, karya Miswanto dan Asrofi yang berjudul “Sejarah Islam dan Kemuhammadiyahan” pada bab VII yang membahas mengenai ORTOM Muhammadiyah memaparkan berdirinya Hizbul Wathan yang merupakan cabang dan ranting Muhammadiyah. Pada bab ini juga membahas mengenai perjalanan Hizbul Wathan yang terhenti karena rasionalisasi yang dilakukan oleh pemerintah. Selanjutnya memaparkan mengenai tujuan didirikan pendidikan Kepanduan. Buku ini memberikan pemahaman mengenai perjalanan Hizbul Wathan sebagai organisasi Kepanduan Islam, tentunya buku ini selain sebagai tinjauan juga dapat membantu dalam penulisan.

Keempat, Tesis Irfan Fardian (2018) yang berjudul “Perkembangan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah di Indonesia Tahun 1918-1999”. Membahas keadaan Indonesia menjelang lahirnya gerakan Hizbul Wathan terkurung dalam kebodohan dan kemiskinan. Kemudian mulai berdirinya organisasi-organisasi yang semangat dengan cita-cita kemerdekaan, berfokus pada pendidikan, sosial, maupun agama. Memaparkan mengenai organisasi Muhammadiyah, kemudian menjelaskan perkembangan gerakan kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah mulai dari berdirinya, keadaan masa sebelum kemerdekaan, hingga berdirinya gerakan Pramuka dan masa kebangkitan gerakan Hizbul Wathan Muhammadiyah. Dari penulisan tersebut terdapat beberapa persamaan dalam pembahas tentang perkembangan Hizbul Wathan namun perbedaannya dengan penelitian

(8)

ini adalah membahas mengenai gerakan yang ada di dalam Hizbul Wathan Muhammadiyah.

1.7 Kerangka Konseptual

Penelitian ini menggunakan teori sosial dalam penelitian ini bergerak pada gerakan sosial. Tarrow (1998) mengemukakan bahwa gerakan sosial sebagai tantangan kolektif yang dilakukan sekelompok orang yang memiliki tujuan dan solidaritas yang sama, dalam konteks interaksi yang berkelanjutan dengan kelompok elite, lawan dan penguasa.4

Penelitian ini mengkaji tentang Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah di Indonesia 1918-1961. Muhammadiyah adalah organisasi yang menfokuskan gerakannya pada pendidikan, karena pada saat itu pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam menyelamatkan bangsa Indonesia di mana telah terjerat dalam masa yang sangat lama terhadap penguasaan Belanda. Permasalahan ini dengan segera harus diatasi, penjajahan harus ditumpaskan. Namun demikian Kiai Haji Ahmad Dahlan sangat teliti dalam membaca situasi politik ketika itu, menumpas Belanda secara terang-terangan menggunakan senjata belum saatnya. Sehingga pendidikan yang dibangun dalam organisasi Muhammadiyah mengalami perkembangan yang mana memadukan antara Pendidikan Islam dan Pendidikan Umum.

4 Dimpos Manalu, Gerakan Sosial Dan Perubahan Kebijakan Publik. Populasi, Vol 18 No. 1,

(9)

Hizbul Wathan merupakan Gerakan Kepanduan yang berasaskan Islam, sebuah wadah dalam membina generasi muda yang memiliki nilai tarik yang sangat kuat. Gerakkan Kepanduan merupakan organisasi kepemudaan yang diperuntukkan generasi muda, baik untuk laki-laki maupun perempuan, bertujuan untuk melatih fisik, mental, dan spiritual anggotanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif dimasyarakat. Tujuan tersebut dapat dilaksanakan melalui pendidikan nonformal yaitu Hizbul Wathan. Hizbul Wathan lahir dari gagasan Kiai Haji Ahmad Dahlan 1918 hingga saat ini masih berkembang dan Kepanduan Hizbul Wathan menjadi sarana yang mampu membuktikan keberhasilannya dalam mendidik generasi muda, serta mampu menjadi alat yang ampuh dalam menyampaikan dakwah. Sehingga banyak diantara generasi muda yang ikut masuk dalam Hizbul Wathan, setelah menjadi pandu banyak manfaat yang dirasakan seperti, rasa percaya diri, dapat memelihara diri dengan berperilaku baik, dapat bermanfaat bagi masyarakat disekitar serta dapat menjaga perintah dan menjauhi larangan agama.

Gerakan Hizbul Wathan merupakan kegiatan bergerak dibidang kepaduan, melalui keterampilan dasar kepanduan dapat mencapai misi dari Hizbul Wathan, yaitu membentuk kader Muhammadiyah yang handal dan berakhlak mulia, membina remaja Muhammadiyah yang sehat jasmani dan rohani, meningkatkan sumber daya manusia yang kreatif, cerdas, terampil dan percaya diri.

Pada perkembangannya mengalami pasang surut di masa pergerakan nasional Hizbul Wathan diajak untuk bergabung dengan NIPV namun ditolak dengan alasan perbedaan prinsip Kepanduan Nasional Indonesia, konsep tersebut tidak bisa disetujui karena NIPV yang berorientasi pada kepentingan kolonial Belanda. Kemudian pada masa

(10)

penjajahan Jepang melarang semua partai, organisasi pemuda, termasuk Hizbul Wathan. Masa Revolusi kemerdekaan 1945 menjadi masa kebangkitan Hizbul Wathan, namun perkembangan selanjutnya pada tahun 1961 semua organisasi Kepanduan harus melebur ke dalam Gerakan Pramuka.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat dijelaskan dengan kerangka konseptual yang akan mempermasalahkan alur penelitian seperti di bawah ini:

Gambar 1.1 Bagan Paradigma Penelitian

MUHAMMADIYAH

HIZBUL

WATHAN

SEJARAH HW

GERAKAN HW

PENDIDIKAN

KESEHATAN KEPANDUAN

(11)

1.8 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, merupakan suatu usaha yang dilakukan secara beruntun dalam menggumpulkan sumber, menganalisis kebenaran yang terdapat didalamnya dan menulis berdasarkan kronologis waktu kejadian tersebut secara sistematis.

Jenis Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif, jenis penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dapat menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan data yang diperoleh.5 Pendekatan yang digunakan studi pustaka, dapat dilihat dari sumber yang diperoleh dari pustaka mampu menjawab persoalan dalam penelitian mengenai Gerakan Hizbul Wathan Muhammadiyah di Indonesia 1918-1961.6

Penulisan dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan metode sejarah menurut Notosusanto yang mengajukan empat langkah metode penulisan sejarah. Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut:7

1. Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Tahapan heuristik merupakan tahapan pengumpulan sumber yang dilakukan peneliti setelah menentukan topik yang akan dikaji dalam menyusun skripsi. Langkah awal dalam penelitian tentunya penentuan topik untuk melanjutkan sesuatu yang akan dikaji. Langkah

5

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Hlm. 62.

6 Mestika Zed. Metode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

2014), Hal 3.

7

(12)

yang dapat diambil untuk menentukan topik harus dipilih secara kedekatan intelektual dan emosional.8 Heuristik adalah kegiatan mencari dan mengumpulkan sumber9, pada penelitian ini penulis mulai melakukan pencarian sumber di SMP Muhammadiyah 1 Kota Jambi. Topik yang dipilih dalam penelitian ini mengenai Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang merupakan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah. Topik ini sangat menarik bagi peneliti dengan alasan Hizbul Wathan sebagai salah satu gerakan kepanduan tertua di Indonesia yang tetap bertahan dan perkembangan Hizbul Wathan mengalami pasang surut dalam perjalananya, terlebih selama 38 tahun gerakan Hizbul Wathan dibekukan karena melebur dalam Pramuka.

Tahapan selanjutnya adalah proses mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan masalah atau judul yang akan dikaji.10 Kegiatan ini difokuskan pada studi pustaka seperti buku, dokumen, literatur ilmiah, majalah maupun jurnal. Untuk mendukung dan melengkapi data penelitian terdapat buku lain yang membahas mengenai Hizbul Wathan yaitu Buku Pintar Pramuka yang ditulis oleh Ilyas dan Qoni pada Bab Gerakan Kepanduan menjelaskan mengenai akar Sejarah Pramuka dan Hizbul Wathan, pada buku sejarah Islam dan Kemuhammadiyahan yang ditulis oleh Miswanto dan Arofi, pada bab VII menjelaskan mengenai Organisasi Otonom Muhammadiyah (ORTOM) terdapat didalamnya Hizbul Wathan.

Buku yang berjudul HOS Tjokroaminoto Pelopor Pejuang, Guru Bangsa dan Penggerak Sarekat Islam karya Anshoriy dan Hendratno yang menjelas kan sejarah singkat

8 Kuntowijoyo, pengantar ilmu sejarah, (Yogayakarta: Tiara Wacana, 2013), Hal.70 9 A. Daliman, Op.Cit. Hal 52

10

(13)

lahir dan perkembangan Hizbul Wathan. Untuk mendukung dan melengkapi data penelitian terdapat buku lain di SMP Muhammadiyah I Kota Jambi yang membahas mengenai HW yaitu Buku Tuntunan Athfal yang di susun oleh Departemen Diklat Kwatir Pusat Hizbul Wathan mengenai kelengakapan Seragam HW, Buku Pedoman Upacara yang disusun oleh Departemen Diklat Kwatir Pusat Hizbul Wathan membahas pembukaan dan penutup latihan. Buku Tuntunan Pengenal yang disusun oleh Departemen Diklat Kwatir Pusat Hizbul Wathan membahas perjanjian dan Undang-Undang HW. Buku Kurikulum Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang disusun oleh Departemen Diklat Kwatir Pusat Hizbul Wathan membahas mengenai kurikulum mulai dari tingkat Athfal, Pengenal, Penghela dan Penuntun.

2. Kritik Sumber

Kritik sumber merupakan kegiatan penyeleksian dari sumber-sumber yang ditemukan melalui proses verifikasi sumber. Jenis kritik sumber dalam sejarah terbagi menjadi dua yaitu ekstrenal dan Intenal. Pertama kritik ekstrenal yaitu kegiatan yang ditujukan untuk menguji keaslian dari suatu sumber. Kedua, kritik internal, yang bertujuan untuk menguji kreadibilitas dan realibilitas dengan membandingkan dengan sumber lainnya yang terpercaya.

1) Kritik Eksternal

Kritik eksternal adalah kritik dengan tujuan menguji keaslian (keautentikan) suatu sumber, sehingga memperoleh sumber yang benar-benar asli sesuai dengan fakta

(14)

sebenarnya.11 Kritik yang dilakukan untuk menguji dari segi fisik sumber yang ditemukan, seperti: bahan (kertas atau tinta) yang digunakan, jenis tulisan, gaya bahasa, hurufnya, dan segi penampilan yang lain.

2) Kritik Internal

Kritik internal merupakan kegiatan untuk menguji kredibilitas dan reabilitas suatu sumber,12 dalam kritik internal hal terpenting adalah menyelidiki kebenaran isi dari sumber atau dukumen sejarah. Sebab sumber atau dokumen sejarah merupakan buatan manusia, sehingga perlu diidentifikasi lebih lanjut. Langkah yang pertama informasi yang diperoleh terbukti benar apabila isinya bersifat logis dan rasional. Kedua, korespondensi yang mana terdapat kesesuaian antara pernyataan dan kenyataan.

3. Interpretasi

Interpretasi berarti menyatukan semua fakta-fakta yang diperoleh setelah proses seleksi tahap kritik sumber. Tahapan ini penulis mencoba menafsirkan subjektifitas yang mungkin muncul dalam sumber yang kita peroleh. Dalam tahapan ini data yang diperoleh dianalisis setelah melalui tahapan verifikasi yang berkaitan dengan topik penelitian untuk mengurangi spekulatif yang tinggi selanjutnya fakta-fakta sejarah disusun sesuai dengan kronologis.

4. Historigrafi

Penulisan sejarah atau historiografi merupakan tahapan terakhir dalam penelitian sejarah. Setelah seorang peneliti masuk dalam tahapan penulisan sejarah, maka peneliti

11 A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2015). hlm.66 12

(15)

harus mengarahkan pikirnya. Tahapan ini merupakan penulisan dari sumber-sumber sejarah yang telah diinterpretasikan dalam bentuk kisah sejarah yang sangat runtut dan kronologis. Penulisan sejarah juga menekankan pada aspek kronologis atau sesuai urutan waktu. Menuangkan semua fakta-fakta sejarah ke dalam tulisan dari topik yang diangkat mengenai Gerakan Hizbul Wathan Muhammadiyah Di Indonesia 1918-1961.

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari bagian muka, bagian isi dan bagian akhir. Bagian muka terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan, halaman abstraks, halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan lampiran. Sedangkan bagian isi terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan susunannya sebagai berikut:

Bab I berisi uraian mengenai latar belakang dan permasalahan, ruang lingkup kajian, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian dan penggunaan sumber serta sistematika penulisan. Bab II membahas mengenai kehidupan awal organisasi Hizbul Wathan, yaitu berisi sejarah lahirnya gerakan Hizbul Wathan pada tahun 1918 yang merupakan proses munculnya Hizbul Wathan sebagai Organisasi Kepanduan Islam.

Bab III berisi uraian mengenai Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan 1918-1961. Bab VI berisi ulasan mengenai proses perubahan Hizbul Wathan dalam Gerakan Pramuka. Pada mulanya Hizbul Wathan menolak untuk bergabung hingga keputusan akhirnya melebur pada tahun 1961. Bab V merupakan bagian penutup berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan dari penelitian ini dan saran.

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Asal Usul Harta: HASIL SENDIRI Atas Nama: PASANGAN/ANAK (BAROKAH ISDARYANTI, S.Pd.) Pemanfaatan: DIGUNAKAN SENDIRI Lainnya:

Adapun mengenai apa yang diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa adalah Nabi SAW bila berjalan, melakukannya dengan langkah yang cepat dan ucapan „Aisyah sehubungan

Berdasarkan kriteria pemilihan tapak, maka lokasi yang tepat untuk proyek Fasilitas Wisata Edukasi Penyu Hijau di Pesanggaran, Banyuwangi ini berada di pantai Sukamade (97

Pada Bab sebelumnya penulis telah melakukan analisis dan pengujian statistik pengaruh variabel bebas People, Proses, dan Physical Evidence secara bersama-sama dan

Jarak antar tulangan geser antara perencanaan awal dan perencanaan ulang posisi lapangan untuk semua tipe batang balok adalah sama. Selain mengakibatkan perbedaan jumlah

Yaitu keterangan atau fakta yang diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan informan penelitian di Polsek Biringkanaya. Wawancara dilakukan untuk.. 47

dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: STUDI ANALISIS GEDUNG BAJA TIGA LANTAI DENGAN KANTILEVER BENTANG PANJANG MENGGUNAKAN RANGKA BATANG PRATT,

Manajemen pemeriksaan mencakup kegiatan perencanaan strategis, perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan pelaporan hasil seluruh jenis pemeriksaan yang