• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Human Relations melalui Kegiatan Informal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Human Relations melalui Kegiatan Informal"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Reputaion: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 89 Volume 2, Nomor 1, 2018, 89-109 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/reputation

Implementasi Human Relations melalui Kegiatan

Informal

Lydia Hazanah1, Dyah Rahmi Astuti1, Wiryo Setiana2

1Jurusan Ilmu Komunikasi Hubungan Masyrakat, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung 2Jurusan Bimbingan Konseling Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung

Email: lydia.hazanah10@gmail.com ABSTRAK

Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten merupakan perusahaan atau instansi yang melaksanakan Human Relations melalui kegiatan informal, kegiatan informal tersebut dilakukan oleh Unit Seksi Humas dan Protokoler pada Bidang Ekspert Madya Komunikasi dan Pelaporan. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menetahui bagaimana gambaran impelementasi Human Relations melalui kegiatan informal di Perum Perhutani. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivisme yang bertujuan untuk memaknai makna-makna yang diungkapkan informan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian secara utuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, karena penulis ingin mengetahi aspek “how” dan “why”yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap manusia dengan cara berinteraksi secara langsung dan mendalam. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Human Relations melalui kegiatan informal tersebut menggunakan konsep POAC yaitu perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating), dan pengawasan (Controling), sehingga dalam kegiatan informal di Perum Perhutani menerapkan atau mengimplementasi Human

Relations melalui kegiatan informal tersebut dengan sebaik mungkin.

Implementasi yang tercipta di Perum Perhutani dapat menciptakan kenyamanan, merasa dihargai dalam melaksanakan setiap pekerjaan, sehingga dapat dipahami pula bahwa implementasi Human Relations melalui kegiatan informal di Perum Perhutani telah dilaksanakan dengan baik sehingga dapat menciptakan serta meningkatan produktivitas dalam bekerja.

(2)

90 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 ABSTRACT

Perum Perhutani Regional Division of West Java and Banten is a company or agency that carries out Human Relations through informal activities, informal activities are carred out by the Public Relations and protocol section unit in the field of experts in intermediate communication and reporting. Researchers are interested in doing this research with the aim to find out how the descripyion of Human Relations implementation through informal activities in Perhutani Public Division West Java and Banten Regional Division through the concept of POAC from planning, organizing, implementing to monitoring (controlling) the activity. The paradigm used in this study is contructivism which aims to interpret the meanings expressed by informants. The approach used is a qualitative approach that aims to understand the phenomenon experienced by the research subject in its entirety. The method used in this study is a case study, because the author wants to know the “how” and “why” aspects that aim to find out the caracteristics of each human being by interacting directly and deeply. Based on the results of the study showed that the implementation of Human Relations throught informal activities using the consept of POAC namely planning, organizing, actuating, and controlling, so that in informal activities in the Perhutani public corporate to implement Human Relations throught informal activites as well as possibl. The implementation created in Perum Perhutani can create comfort, feel valued in carrying out every job, so that it can be understood also that the implementation of Human Relations throught informal activites in Perum Perhutani has been carried out properly so as to create and improve productivity in work.

Keywords: Human Relations, Implementations, Activity Informal.

PENDAHULUAN

Human Relations merupakan salah satu ruang lingkup Public Relations pada

kegiatan internal di dalam perusahaan yang menjalin hubungan baik antara pimpinan dengan pegawai ataupun pegawai dengan pegawai, dan merupakan salah satu kegiatan Human Relations, kegiatan Human Relations adalah bagian ruang lingkup Internal Relations. Internal Relations merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan di dalam internal perusahaan untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan karyawan atau orang-orang yang berada di perusahaan, dalam kegiatan Human Relations komunikasi yang dilakukan adalah dengan melakukan komunikasi formal maupun informal.

Menerapkan Human Relations dalam sebuah manajemen tidak terlepas dari peran Public Relations. Seorang Public Relations di sebuah perusahaan atau instansi memiliki tugas yang penting, sebagai jembatan

(3)

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 91 antara pimpinan perusahaan dengan anggota atau karyawan sebuah perusahaan atau instansi. Public Relations (PR) perlu memiliki kemampuan, karena berperan penting dalam menjembatani Human Relations didalam perusahaan tersebut.

Public Relations (PR) Bertugas sebagai pembangkit dan pengontrol

dari menciptakan hamonisasi serta motivasi di kalangan para karyawan, menciptakan kelompok kerja yang solid dan memiliki semangat kerja yang tinggi, dimana pada akhirnya akan membentuk sikap dan perilaku karyawan, Public Relatios perlu memiliki keahlian di bidang Public Relations agar menjadi penghubung antara pimpinan dengan pegawainya yang dapat membangun hubungan yang harmonisasi satu sama lain dan dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja.

Nilam Wardasari (2013:244) dalam Jurnal Sosiohumaniora Vol 15 No II menjelaskan bahwa Public Relations memliki banyak keahlian. Keahlian dari Public Relations salah satunya adalah melakukan konseling dan menyelenggarakan kegiatan khusus baik untuk publik internal maupun untuk publik eksternal, Keahlian Public Relations tersebut dapat didukung oleh, kegiatan Human Relations yang berada di lingkungan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan banten dengan menggunakan komunikasi formal maupun informal.

Perum Perhutani divisi regional Jawa Barat dan Banten merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam pengelolaan hutan dan memiliki peran strategis yang mendukung sistem kelestarian lingkungan, sosial budaya dan perekonomian masyarakat perhutani nasional. Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu instansi yang melaksanakan kegiatan Human Relations melalui komunikasi informal dengan memerhatikan cara berkomunikasi. Cara berkomunikasi Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten lebih menggunakan komunikasi informal yang dilakukan di luar jam kantor secara rutin dan terus menerus. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan kedekatan antar pegawai di dalam Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten.

Berdasarkan hasil dari data pra wawancara yang peneliti lakukan di salah satu lembaga yang melaksanakan Human Relations dengan Atty Thurniati, Selasa 28 November 2017 pada pukul 13.15 WIB menjelaskan bahawa Perum Perhutani Divisi Unit Regional Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu perusahaan yang menjalanan kegiatan Human

(4)

92 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109

tertulis dan tidak tertulis. Kegiatan Human Relations yang menjadi kebijakan secara tertulis berupa penghargaan/ reward kepada karyawan yang berbentuk kebijakan dari direksi berbentuk surat keputusan oleh direksi yang menjadikan motivasi kerja para karyawan menjadi tinggi. Kebijakan secara tidak tertulis tetapi menjadi kegiatan Human Relations yang menjadikan karyawan menjadi kompak, kekeluargaan yang terjaga dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja terlihat dengan adanya kegiatan rutinan.

Fokus dalam penelitian ini adalah implementasi Human Relations melalui kegiatan khususnya pada kegiatan informal, sudah seharusnya instansi Perum Perhutani Divisi Unit Regional Jawa Barat dan Banten memerhatikan kegiatan informal di luar jam kantor agar dapat saling menciptakan kedekatan satu sama lain, Human Relations menjadi hal yang penting dalam suatu perusahaan atau instansi melalui kegiatan informalnya. Kegiatan informal merupakan salah satu kegiatan yang perlu di lakukan oleh sebuah perusahaan atau instansi agar para pegawai dapat nyaman dan harmonis dalam bekerja.

Fenomena banyaknya sebagian pemimpin atau pegawai yang masih kurang dalam implementasi Human Relations, serta kurangnya kegiatan informal di luar jam kantor antar pegawai maupun dengan pimpinan di dalam perusahaan atau instansi, menjadikan Perum Perhutani Divisi Unit Regional Jawa Barat dan Banten mengadakan kegiatan informal dengan tujuan untuk mempererat kedekatan satu sama lain, saling pengertian antar karyawanan serta diharapkan institusi Perum Perhutani ini dapat semakin berkembang dalam menjalankan Human Relations melaui kegiatan informalnya.

Berdasarkan latar belakang peneliti yang telah dipaparkan dalam latar belakang penelitian diatas, maka peneliti mengambil rumusan masalah untuk membatasi wilayah penelitian, yaitu “Implementasi Kegiatan Human

Relations Melalui Kegiatan Informal (Studi Kasus Pada Perum Perhutani

Divisi Regional Jawa Barat dan Banten)”, dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut, pertama bagaimana humas merencanakan Human Relations melalui kegiatan informal pada Perum Perhutani Jawa Barat dan Banten?, kedua bagaimana humas mengOrganizing Human Relations melalui kegiatan informal pada Perum Perhutani, ketiga Bagaimana pelaksanaan Human

Relations melalui kegiatan informal pada Perum Perhutani Jawa Barat dan

(5)

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 93 pelaksanaan Human Relations melalui kegiatan informal yang dilakukan oleh humas Perum Perhutani Jawa Barat dan Banten?

Lokasi penelitian ini adalah Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten dengan pengawasan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertempat di Jl. Soekarno Hatta No. 628, Cimerang, Gede Bage, Kota Bandung Jawa Barat, dengan alasan bahwa lokasi tersebut merupakan informasi yang diperlukan peneliti serta akan tersedianya suatu data yang diperlukan peneliti dalam pengungkapan masalah yang diteliti.

Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan paradigma konstruktivisme, Prinsip utama dari paradigma konstruktivisme adalah bagaimana pristiwa atau realitas dikostruksi, dan dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Von Grasselfeld dalam Ardianto (2010:154) dalam bukunya yang berjudul Metodelogi Penelitian Untuk

Public Relations menjelaskan bahwa Konstruktivisme menegaskan dengan

pengetahuan tidak lepas dari subjek yang sedang belajar mengerti serta yang menekankan bahwa pegetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Peneliti menggunakan paradigma kontruktivisme pada penelitian yang dilakukan karena peneliti ingin mendapatkan pemahaman yang membantu proses interpretasi suatu peristiwa. Paradigma konstruktivisme ini memandang realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang, untuk mendapatkan data-data peneliti menggunakan wawancara mendalam yang dianggap sesuai dengan tujuan penelitian.

Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan Kualitatif yang bertujuan membangun suatu proposisi atau menjelaskan makna di balik realita. Menurut Sugiyono (2010:1) didalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, menjelaskan metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif. Menggali data tentang Impelentasi Human Relations melalui kegiatan informal pada Humas Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat Dan Banten. Penelitian dengan pendekatan kualitatif akan digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan fakta lapangan dengan wawancara mendalam dan observasi lapangan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi kasus Creswell dalam bukunya yang berjudul

(6)

94 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109

Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan campuran (2016:36) yang dimana studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam. Studi kasus memungkinkan peneliti untuk mempertahankan karakteristik holistic dan bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata. Peneliti akan menggunakan pendekatan studi kasus karena pada penelitian ini meneliti secara mendalam mengenai Implementasi Human Relations melalui kegiatan informal (Studi Kasus pada Humas Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat Dan Banten), dan melihat bagaimana pengaplikasikan atau menjabarkan, hingga proses yang dilakukan oleh Humas Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten.

LANDASAN TEORITIS

Implementasi merupakan pelaksanaan atau penerapan yang telah disusun sedemikian matang dan terperinci, dimana terapan atau pelaksanaan yang dilakukan harus utuh untuk secara keseluruhan. Implementasi juga bisa diartikan juga sebagai evaluasi suatu kegiatan yang telah dilaksanakan dan sesuai. Konsep implementasi terdapat kata “rangkaian terstruktur” yang memiliki makna bahwa dalam prosesnya, implementasi pasti melibatkan komponen dan instrument. Kegitan pelayanan dan peraturan yang berkenaan dengan nilai dasar yang dijelaskan pada konsep karyawan yaitu mengenai hak dan kewajiban karyawan khususnya pada ruang lingkup

Human Relations. Surmayadi (2005:60) dalam bukunya menjelaskan bahwa

konsep implementasi melibatkan program atau kebijakan yang dilaksanakan, target atau kelompok masyarakat yang menjadi sasaran serta bagaimana unsur pelaksanaannya dan evaluasi tehadap implementasi.

Implementasi juga bisa diartikan juga sebagai evaluasi suatu kegiatan yang telah dilaksanakan dan sesuai. Tim Penyusun (2005:472) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa implementasi merupakan pelaksanaan, penerapan pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk hal yang disepakati dulu. Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum (2002:70), menjelaskan bahwa mengenai implementasi atau pelaksanaan merupakan bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan serta mekanisme dalam pelaksanaan atau kebijakan suatu sistem. Implementasi bukan hanya sekedar aktivitas, tetapi melaikan suatu kegiatan yang berdasarkan struktur atau rencana dan

(7)

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 95 serta untuk mencapai tujuan kegiatan yang diharapkan perusahaan atau instansi.

Teori POAC berakar dari karya pemikiran George R. Terry (Sukarna) dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Manajemen (2011:20) tentang manajemen yang membagi fungsi dasar manajemen melalui 4 fungsi yakni yang pertama adalah Planning (Perencanaan) pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan Public Relations merupakan suatu proses berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar tindakan yang diambil sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

Kedua Oganizing (Pengorganisasian), tidak dapat diwujudkan tanpa ada hubungan dengan yang lain dan tanpa menetapkan tugas-tugas tertentu untuk masing-masing unit. Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlakukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (pegawai), terhadap kegiatan-kegiatan ini, dan penunjukkan hubungan wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.

Ketiga Actuating (Pelaksanaan/Penggerakan), Tercapainya tujuan pelaksanaan bukan hanya tergantung kepada planning dan organizing yang baik, melainkan juga tergantung pada penggerakan serta pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya penggerakan yang terarah kepada sasaran yang dituju. Penggerakan tanpa planning tidak akan berjalan efektif karena dalam perencanaan itulah ditentukan tujuan, budget, standard, metode kerja, prosedur dan program. Pelaksanaan program merupakan tahap dimana rencana program yang telah ditetapkan dilaksanakan atau diimplementasikan ke dalam suatu bentuk program aksi sebagai langkah nyata pemecahan masalah Public Relations yang dihadapi setelah mengumpulkan fakta dan menetapkan rencana, dan yang ke empat

Controlling (Pengawasan) mempunyai perananan atau kedudukan yang

penting sekali dalam manajemen, mengingat mempunyai fungsi untuk menguji apakah pelaksanaan kerja teratur tertib, terarah atau tidak walaupun planning, organizing, actuating baik, tetapi apabila pelaksanaan kerja tidak teratur, tertib dan terarah, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak

(8)

96 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109

akan tercapai dengan demikian control mempunyai fungsi untuk mengawasi segala kegaiatan agara tertuju kepada sasarannya, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Human Relations merupakan salah satu bagian dari ruang lingkup

internal sebuah perushaan atau instansi yang dimana Agung (2010:25) dalam bukunya yang bejudul Internal Public Relations, mejelaskan bahwa fungsi Internal PR merupakan menyediakan, membina dan mebangun hubungan antara organisasi atau instansi dan karyawan-karyawatinya melaui Communication Channels, melalui reputasi perusahaan ataupun instansi yang positif, hubungan ini akan semakin dinamis hingga terciptanya simbolis mutualisme ataupun industrial peace dalam organiasi atau instasi, yaitu bottom line, good reputation, dan profit, sehingga syarat untuk keberhasilan suatu komunikasi, baik komunikasi perorangan maupun komunikasi dalam perusahaan ataupun instansi. Human Relations merupakan interaksi dari orang-orang kedalam suasana kerja dengan motivasi, mereka akan bekerja bersama-sama secara produktif, kopratif dengan kepuasan baik mengenai segi ekonomisnya, psikologi dan sosialnya. Memperlakukan orang lain sebagai individu, mengakui dia penting sebagai manusia.

Imron Rosyidi (2009: 574) dalam Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 4 No. 13 Januari –Juni yang berjudul Urgensi Human Relations dalam Kegiatan

Public Relations menjelaskan bahwa Human Relations merupakan sebuah dari

keseluruhan rangkaian yang dimana hubungan di dalam suatu organisasi baik secara formal dalam suasana kedinasan maupun pada hubungan informal dalam bentuk kunjungan kekeluargaan akan mempengaruhi terhadap meningkatnya gairah kerja dan terhadap kesungguhan orang-orang yang dalam organisasi ataupun perusahaan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pengawai lainnya sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis di dalam lingkungan internal di sebuah perushaan atau organisasi dengan adanya Human Relations melalui kegiatan informal yang berada di perusahaan atau organisasi.

Tujuan Human Relations merupakan jembatan penghubung yang menghubungkan antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan, dan bawahan dengan bawahan, untuk menciptakan kepuasan dalam bekerja sehingga miningkatkan motivasi dalam bekerja serta meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Tujuan dari Human Relations yang dikemukakan oleh H.R Dananjaja dalam bukunya Muhammad Komunikasi Organisasi (2008:80) menjelaskan bahwa tujuan Human

(9)

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 97

Relations yaitu mencegah salah pengertian antara pemimpin dan bawahan,

mengembangkan kerjasama antara pimpinan dan bawahan, dapat membentuk suatu kelompok kerja atau grup Dynamic atau Team Work yang efektif, dan mengarahkan individu dalam kelompok kepada satu tujuan dengan bertatap muka langsung maupun tidak Human Relations dalam bentuk bertatap muka menurut Suranto (2003:59) dalam bukunya yang berjudul Human Relations dalam semangat kerja karyawan menjelaskan bahwa sebagai suatu komunikasi persuasif bukan hanya sekedar relasi atau hubungan saja, melaikan suatu aktivitas untuk orang-orang berda di dalam organisasi atau perusahaan supaya bekerja dengan semangat dalam kerjasama secara produktif dan aktif serta dengan hati yang puas juga senang. Abdurrahman (2001:81) dalam bukunya yang berjudul Dasar- Dasar Public Relations menjelaskan bahwa Fungsi Human Relations adalah untuk mengintregasikan orang-orang kedalam situasi kerja serta memotivasi (kegiatan yang memberikan dorongan kepada diri sendiri ataupun kepada seseorang untuk mengambul suatu tindakan yang dikehendaki).

Prinsip-prinsip Human Relations menurut Ruslan (2008:95) dalam bukunya Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi Konsepsi Dan Aplikasi menjelaskan bahwa prinsip-prinsip Human Relations adalah

Inportance Of Individual yaitu memperhatikan kepentingan atau perasaan bagi

setiap masing-masing individu, sebagai pegawai, pekerja dan lain-lainnya. Kedua saling menerima adanya saling menerima antara atasan kepada pegawai, pegawai dengan atasan maupun pegawai dengan pegawai dapat menciptakan saling pengertian menerima dan memahami, antara pimpinan dan bawahan dalam melakukan fungsi dan tugasnya.

Komunikasi merupakan pertukaran pesan antara komunikator dengan komunikan yang menghasilkan timbal balik dan perubahan prilaku. Jenis komunikasi terbagi menjadi komunikasi formal dan komunikasi informal, komunikasi formal merupakan komunikasi yang terstruktur yang biasanya mengikuti struktur organisasi dimana seperti pada kegiatan rapat kantor, apel pagi. Komunikasi formal tidak dapat dipisahkan dari komunikasi informal. Komunikasi informal merupakan komunikasi yang tidak tergantung pada struktur organiasi dan biasanya berupa sebuah berita dari mulut ke mulut yang dapat menciptakan kedekatan secara individu.

Komunikasi informal sangat di butuhkan di perusahaan, karena komunikasi informal dapat menciptakan kedekatan antara individu satu dengan yang lainnya dan dapat menimbulkan kenyamanan di dalam

(10)

98 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109

lingkungan bekerja. Wiryanto (2004:120) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi menjelaskan bahwa komunikasi komunikasi informal yang dimana komunikasi yang disetujui secara sosial di dalam sebuah lingkungan perusahaan atau instansi dan orientasinya bukan pada organisasi atau instansi tetapi lebih kepada pegawai anggotanya secara individu.

Kegiatan informal merupakan kegiatan yang tidak terstruktur dalam sebuah perusahaan atau instansi, kegiatan informal ini baisanya untuk meningkatkan serta menciptakan hubungan yang harmonis dan saling memiliki antara pegawai maupun dengan para pimpinannya. Pada saat ini kegiatan informal dibutuhkan di perushaan atau instansi karena dengan kegiatan informal ini para pegawai akan semangat dan meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Kegiatan informal ini biasanya dilakukan di luar jam kantor seperti pada saat jam makan siang para pegawai berbincang-bincang mengenai hal apapun, ataupun pada saat kegiatan Coffee Morning dimana agar pimpinan dan para pegawai dapat saling bercerita satu sama lain agar tidak ada jarak diantara mereka yang dapat menciptakan hubungan yang harmonis di lingkungan pekerjaanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara pada pengelolaan hutan di pulai Jawa dan Madura yang mana memiliki peran strategis serta mendukung sistem kelestarian lingkungan, sosial budaya dan perekonomian masyarakat perhutanan nasional. Perhutani merupakan andalan pemerintah dalam penyelenggaraan kegiatan pengelolaan sumber daya hutan yang dapat bersaing ditingkat internasional pada masa yang akan mendatang, melalui trensportasi perusahaan, manajemen Perhutani melakukan upaya perbaikan dan pengembangan bisnis secara terus menerus guna pelayanan bagi kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan pada prinsip pengelolaan perusahaan yang baik. Perum Perrhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten mempunyai tujuan yang dimana turut serta membagun ekonomi nasional khususnya dalam rangka pelaksanaan program pembangunan nasional nasional pada bidang kehutanan, dari berbagai aspek tersebut yang telah disebutkan bahwa Perum Perrhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten juga ikut serta dalam perekonomian yang ada di Negara Indonesia.

Kegiatan Human Relations yang dijalankan oleh Perum Perhutani Devisi Regional Jawa Barat dan Banten salah satunya adalah kegiatan

(11)

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 99 informal, kegiatan informal tersebut dilakukan oleh Unit Seksi Humas dan Protokoler atau yang sekarang disebut dengan Ekspert Madya Komunikasi Perusahaan dan Pelaporan, atas dasar Peraturan. Kegiatan informal dalam pelaksanaannya, dikepalai atau dipimpin oleh Ibu Atty Thurniati selaku kepala Ekspert Madya Komunikasi Perusahaan dan Pelaporan bersama staf lainnya. Kegiatan informal tersebut berupa komunikasi yang telah dilakukan serta berkoordinasi dengan bidang lain dengan harapan agar kegiatan informal ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh instansi.

Unit seksi humas atau Ekspert Madya Komunikasi Perusahaan dan Pelaporan dalam melakukan Human Relations melalui kegiatan informal di Perum Perhutani Devisi Regional Jawa Barat dan Banten bersama pihak instansi lainnya mengimplementasikan sebuah konsep seperti perencanaan

(Planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Acting), dan

pengawasan (Controling) pada setiap kegiatannya.

Humas Merencanakan Human Relations melalui Kegiatan Informal Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten

Perencanaan (Planning) yang dilaksanakan pada tahap pertama dalam kegiatan informal yang ada di Perum Perhutani dimaksudkan agar dengan perencanaan atau merencanakan sebelum dilaksanakan dapat berjalan sesuai yang diinginkan oleh Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten. Perencanaan di Perum Perhutani dikategorikan menjadi dua perencanaan yaitu macam- macam perencanaan dan tahapan perencanaan, dengan adanya macam-macam perencanaan serta tahapan perencanaan, pada kegiatan informal diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan oleh instansi dan menjadikan pedoman pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut. Istilah perencanaan atau merencanakan mengenai kegiatan informal tersebut merupakan istilah yang digunakan oleh divisi Ekspert Komunikasi Madya Perusahaan dan Pelaporan pada dasarnya memiliki kesamaan dengan konsep yang ada dalam operasionalisasi Public

Relations yang dikemukakan oleh George R. Terry (Sukarna, 2011:18)

dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Manajemen menjelaskan bahwa konsep manajemen yang dikemukakan pada tahapan awal yaitu perencanaan atau merencanakan (Planning) yang dimana dalam setiap

Planning (perencanaan atau merencanakan) harus dikerjakan atau dengan

(12)

100 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109

pelaksana atau para pelaksanaan kegiatan yang akan melancarkan dan mensukseskan kegiatan tersebut, baik dalam kegiatan formal maupun pada kegiatan informal.

Pada tahapan implementasi dalam perencanaan atau merencanakan kegiatan informal, berdasarkan hasil temuan penelitian bahwa pada perencanaan atau merencanakan (Planning) dalam kegiatan informal yang dilakukan oleh Bagian Ekspert Komunikasi Madya Perusahaan dan Pelaporan Perum Perhutani didapatkan bahwa dalam merencanakan kegiatan informal tersebut Perum Perhutani memiliki lima macam-macam perencanaan yaitu, pertama adalah merencanakan agenda atau kegiatan terlebih dahulu mengenai kegiatan informal seperti apa yang akan dilaksanakan, dengan merencanakan kegiatan informal diharapkan pada kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan instansi, yang kedua yaitu merencanakan komunikasi yang baik dimana dengan melakukan komunikasi yang baik dapat menciptakan komunikasi yang efektif karena setelah terjalin komunikasi yang baik pada perencanaan mengenai kegiatan informal tersebut, serta merencanakan untuk berkoordinasi satu sama lain dengan para karyawan yang terkait atau dengan bidang-bidang yang ahli dalam kegiatan informal tersebut.

Macam-macam perencanaan yang ketiga yaitu merencanakan untuk mengkonfirmasikan kepada bidang atau divisi yang lain, dimana ada beberapa kegiatan baik formal maupun informal yang dilaksanakan di Perum Perhutani. Keempat yaitu merencanakan kedekatan satu sama lain dengan merencanakan kedekatan satu sama lain diharapkan setelah kegiatan informal dilaksanakan dapat tercipta kedekatan satu sama lain. Kelima atau yang terakhir adalah merencanakan kinerja kebersamaan yang sinergi bagi para karyawan maupun para karyawan dengan pimpinannya agar dapat membantu instansi atau perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

Perencanan yang telah direncanaan (Planning) oleh Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten telah sesuai dengan perencanaan yang dipaparkan oleh Sukarna (2011:15) dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Manajemen bahwasannya dalam perencanaan

(Planning) memilki tujuan (Objektive) sehingga dalam penyusunan atau

pembuatan perencanaan (Planning) harus dibuat secara matang dan diarahkan kepada sasaran yang akan dituju. Aspek selanjutnya dari macam-macam perencanaan dalam implementasi Human Relations melalui kegiatan informal yaitu tahapan perencanaan, tahapan perencanaan di Perum

(13)

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 101 Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten terdiri dari lima tahapan, dimana tahapan pertama adalah merencanakan komunikasi yang baik dengan divisi dan para karyawan yang terlibat dalam kegiatan informal tersebut . Tahapan perencanaan yang kedua yaitu merencanakan komunikasi secara bersama-sama dimana dengan berkomunikasi secara bersama-sama diharapkan mengurangi terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi (mis communications).

Ketiga dari tahapan perencanaan yaitu merencanakan untuk bertemu karena dalam merencanakan untuk bertemu adalah hal yang penting untuk di rencanakan (Planning) diharapkan ketika bertemu dapat mengkomunikasikan dengan baik serta berkomunikasi secara bersama-sama agar dalam pelaksanaan kegiatan informal tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan. Tahapan perencanaan yang keempat adalah merencanakan untuk berkoordinasi mengenai kegiatan informal yang akan dilaksanakan seperti apa, dan tahapan perencanaan yang terakhir kelima adalah merencanakan diskusi atau rapat secara informal untuk membahas mengenai pelaksanaan kegiatan tersebut. Berdasarkan pemaparan diatas mengenai tahapan perencanaan yang berada di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, telah selaras dengan pendapat dari Cutlip, Center and Broom (2011: 279) yang memaparkan bahwa kegiatan dalam merencanakan rapat atau diskusi membuat orang-orang akan berkumpul, dan merupakan komunikasi model dua arah, serta dalam perencanaan untuk diskusi atau rapat secara informal membuat karyawan lebih suka karena dengan diskusi atau rapat secara informal dalam merencanakan kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam merencanakan atau perencanaan (Planning) dalam kegiatan informal terdapat suatu hal yang tersirat bahwa dalam hal ini Divisi Ekspert Madya Komunikasi Perusahaan dan Pelaporan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten yaitu dengan melakukan perencanaan atau merencanakan (Planning) Human

Relations melalui kegiatan informal tersebut terdapat macam-macam

perencanaan yang dilakukan oleh Perum Perhutani dalam kegiatan informal tersebut, kemudian selain memiliki macam-macam perencanaan Perum Perhutani pun memiliki tahapan perencanaan untuk mencapai tujuan terkait dengan menyukseskan kegiatan yang telah di rencanakan sebelumnya, sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ruslan (2012:25) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Public Relations dan Komunikasi menjelaskan bahwa perencanaan (Planning) meliputi penetapan tujuan dan

(14)

102 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109

standar, penentuan aturan produser, pembuatan rencana serta merencanakan ramalan (prediksi) apa yang akan terjadi, dengan demikian dalam perancanaan ini individu atau kelompok harus mampu menetapkan tujuan dan mencapai tujuan yang akan dilakukan serta harus mampu memprediksi pada setiap perencanaan yang dilaksanakan, sehingga dalam perencanaan (Planning) di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten dalam kegiatan informal ini telah sesuai.

Humas MengOrganizing (Pengorganisasian) Human Relations melalui Kegiatan Informal di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten

Organizing merupakan sebuah pengorganisasian dari suatu rancangan

perencanaan untuk kegiatan, baik kegiatan formal maupun kegiatan informal. Pengorganisasian dalam setiap kegiatan sangat diperlukan, karena

pengorganisasian merupakan langkah atau tahapan untuk

mengorganisasikan atau mengelompokkan hal-hal baik berupa tugas yang diperlukan dalam kegiatan formal maupun informal, sejalan dengan yang dikatakan oleh Effendy (2009:7) dalam bukunya yang berjudul Human

Relations dan Public Relations menjelaskan bahwa pengorganisasian

merupakan hal yang penting dilakukan karena jembatan yang menghubungkan rencana dengan pelaksanaan.

Kegiatan informal di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten hal-hal yang ditetapkan dalam pengorganisasian (Organizing) yaitu mengenai persiapan kegiatan tersebut melaui surat menyurat atau melalui tatap muka, surat menyurat menyurat disini tergantung kepada kebutuhan atau kegiatan seperti apa yang akan dilakukan. Pernyataan yang dinyatakan oleh Cutlip, Center and Broom (2011:278) menjelaskan bahwa surat merupakan tulang punggung komunikasi organisasi internal, yang banyak dipakai untuk menjalin komunikasi langsung dan cepat dengan para karyawannya serta surat tergantung kepada kebutuhan, kemudian setelah itu adalah dengan berkomunikasi melalui media seperti media online ataupun media sosial internet yang akan membuat karyawan menjadi lebih produktif karena informasi dapat ditemukan atau diterima dengan cepat dan dapat disebarluaskan dengan mudah.

Berkoordinasi aatu sama lain merupakan pengorganisasian dalam kegiatan informal dengan pihak-pihak atau bidang yang terlibat serta bidang-bidang lain yang ahli di bidangnya, selanjutnya yaitu melakukan tatap muka mengenai pelaksanaan kegiatan informal tersebut, dimana

(15)

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 103 dengan melakukan tatap muka dapat menciptakan pemikiran-pemikiran kreatif mengenai kegiatan informal yang akan dilaksanakan seperti apa, dan yang terakhir yaitu dengan komunikasi informal berperan penting dalam pengorganisasian dimana untuk melaksanakan kegiatan tersebut dapat menciptakan pengertian yang lebih baik lagi, sejalan dengan yang diungkapkan Moore (2005: 91) menjelaskan bahwa komunikasi informal berperan penting dalam menciptakan pengertian yang lebih baik atau mengkoreksi kesalahan konsepsi para karyawan.

Pada pengorganisasian kegiatan informal yang dilakukan oleh Perum Perhutani tersebut dapat diketahui bahwa hal-hal yang ditetapkan atau dilaksanakan akan diimplementasikan selama Human Relations tersebut berjalan. Pada kegiatan informal juga ditentukan sasaran kegiatan, tujuan tiap kegiatan secara jelas dan rutin, tindakan yang perlu dilakukan dalam implementasi kegiatan tersebut melibatkan bidang atau divisi yang ahli dalam setiap kegiatan yang berbeda-beda disesuikan dengan jenis kegiatan serta dicapainya sinergime dan menimbulkan efek yang sangat baik setelah pelaksanaan kegiatan informal tersebut dilaksanakan.

George R. Terry (2012:234) dalam bukunya yang berjudul Asas-asas Manajemen menjelaskan bahwa pengorganisasian disini adalah untuk mencapainya sinergisme (synergism) dan dapat menimbulkan efek yang sangat baik atas usaha menggerakan dan pengawasan menejerial. Pendapat yang dikemukakan oleh Geoge R. Terry di atas memiliki kesamaan dengan yang dilakukan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten bahwasannya pengorganisasian yang dilakukan oleh Perum Perhutani yaitu Pengorganisasian (Organizing) yang dilakukan oleh tim yang sudah dibuat sebelumnya oleh bagian Ekspert Madya Komunkasi Perusahaan dan Pelaporan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten agar dimana pada pengorganisasian tersebt dapat menimbulkan hasil yang sesuai dengan yang direncanakan pada sebelumnya serta menimbulkan efek yang baik dapat dirasakan oleh seuluruh publik internal Perum Perhutani ketika setelah melaksanakan kegiatan informal tersebut.

Pelaksanaan Human Relations melalui Kegiatan Informal di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten

Pelaksanaan pada implementasi Human Relations melalui kegiatan informal dalam meningkatkan kesejahteraan, kenyamanan, produktivitas, rasa solid, kekeluargaan dan motivasi kerja karyawan yang dilakukan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten dimana, tim yang sudah dibuat

(16)

104 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109

harus bekerja secara optimal dengan kemampuan serta keahlian pada bidang masing-masing, sehingga sudah sesuai dengan teori atau konsep, dalam hal ini George R. Terry mengungkapkan (Effendy: 2009:08) dalam bukunya yang berjudul Human Relations dan Public Relations bahwa dalam proses pelaksanaan pada Human Relations melalui kegiatan informal di perusahaan atau instansi, hal tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan rencana yang telah direncanakan sebelumnya, bahwa dalam proses pelaksanaan implementasi yang dilakukan oleh Ekspert Komunikasi Madya Perusahaan dan Pelaporan sudah efektif,

Pelaksanaan Human Relations melalui kegiatan informal Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten yang pertama yaitu dengan melaksanakan kegiatan dari hasil yang telah disepakati sebelumnya karena mengingat bahwa sebelum melaksanakan kegiatan informal di Perum Perhutani tentunya telah direncakanan sebelumnya pada saat perencanaan (Planning) yang telah dilakukan, sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan informal tersebut langsung saja dilakukan sesuai dengan hasil kesepakatan yang telah direncanakan sebelumnya.

Kedua yaitu melaksanakan komunikasi yang baik pada saat pelaksanaan kegiatan informal tersebut yang dimana dengan melasakanakan atau melakukan komunikasi yang baik pada saat pelaksanaan kegiatan informal. Ketiga dalam pelaksanaannya yaitu dengan melaksanakan rencana (agenda) yang telah disusun sebelumnya pada saat perencanaan dan pengorganisasian. Keempat dalam pelaksanaan kegiatan informal tersebut dapat melaksanakan hubungan yang lebih baik lagi dari pada yang sebelumnya agar pengimplementasian Human Relations melalui kegiatan informal yang dilaksanakan ataupun kegiatan informal selanjutnya dapat terus lebih baik lagi dalam hubungan kerjanya. Pelaksanaan dalam

Human Relations yang terakhir atau kelima yaitu melaksanakan kegiatan

informal itu sendiri, yang dimana Human Relations melalui kegiatan informal ini menjadi alat refreshing bagi para karyawan atau bagi seluruh publik internal yang berada di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten yang telah mengikuti kegiatan tersebut.

Pengawasan dalam Pelaksanaan Human Relations melalui Kegiatan Informal di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten

Pengawasan dalam pelaksanaan Human Relations melalui kegiatan informal sudah sesuai dengan perencanaan, pengorganisasian yang telah dibuat sebelumnya. pengawasan yang dilakukan oleh Perum Perhutani Divisi

(17)

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 105 Regional Jawa Barat dan Banten yaitu dengan tahapan yang pertama melalui kegiatan monitoring, dimana kegiatan monitoring ini biasanya dilakukan pada saat jam kerja dimulai kemudian sampai jam kerja selesai. George R. Terry (Effendy, 2009:9) dalam bukunya yang berjudul Human

Relations dan Public Relations menjelaskan bahwa pengawasan adalah salah

satu tindakan apakah kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sesuai dengan rencana serta pengawasan itu perlu dilaksanakan untuk memperoleh kepastian. Berdasarkan pemaparan George R. Terry (Effendy, 2009:9) diatas, bahwasannya yang dilakukan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten selaras yaitu dengan melakukan pengawasan pada kegiatan yang dilaksanakan.

Tahapan pengawasan kedua dalam pelaksanaan kegiatan informal yaitu melakukan pengawasan dalam berkoordinasi, maksud dari pengawasan dalam berkoordinasi adalah melakukan hubungan kerjasama dengan bidang (divisi) atau para karyawan publik internal yang berada di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Tahapan ketiga adalah pengawasan mengenai aplikasi pelaksanaan, maksud dari tahapan aplikasi pelaksanaan ini yakni bagaimana pengawasan yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan informal tesebut.

Tahapan keempat dari pengawasan adalah adanya laporan. Laporan disini yaitu ada yang berbentuk tulisan maupun lisan tergantung dengan besar atau kecilnya kegiatan informal yang dilaksanakan. Tahapan yang terakhir atau kelima dalam pengawasan adalah evaluasi mengenai kegiatan informal tersebut, evaluasi yang dilakukan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten terdiri dari evaluasi bulanan adapula evaluasi tahunan. Evaluasi bulanan dilakukan oleh antara bidang Ekspert Madya Komunikasi Perusahaan dan Pelaporan dengan seksi (bidang) atau biro-biro lainnya. Evaluasi tahunan yang dilakukan yaitu evaluasi bersama-sama dengan pimpinan perusahaan atau instansi dengan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.

Proses Human Relations melalui kegiatan informal dilakukan yang dimulai dengan tahapan perencanaan (Planning), pengorganisasian

(Organizing), pelaksanaan atau penggiatan (Actuating), dan pengawasan (Controling) yang begitu baik dengan menghasilkan kenyamanan,

kesejahteraan, produktivitas, motivasi kerja karyawan dan meningkatakan kinerja kebersamaan yang sinergi juga berkoordinasi yang lebih baik lagi, serta membuat perusahaan tetap mempertahankan citra baiknya dengan

(18)

106 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109

mengimplementasikan Human Relations melalui kegiatan informal Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten.

Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten merupakan instansi yang bergerak pada bidang kehutanan di wilayah Jawa Barat dan Banten, dengan adanya implementasi Human Relations melalui kegiatan informal yang dilakukan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten dapat menjaga lingkungan kerja yang harmonis atau hubungan yang harmonis, komunikasi yang baik serta lebih terpelihara, dan saling pengertian, sejalan dengan teori atau konsep yang relevan menurut Kasali (2005:8) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Public Relations bahwa ada lima prinsip untuk menjalankan hubungan yang harmonis yaitu diantaranya komunikasi yang jujur untuk memperoleh kreadibilitas yang baik,keterbukaan serta konsistensi terhadap langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh keyakinan orang lain, langkah-langkah yang fair untuk mendapatkan hubungan timbal balik dan goodwill., komunikasi dua arah terus menerus untuk mencegah keterasingan dan untuk membangun hubungan, evaluasi dan riset terhadap lingkungan untuk menentukan langkah atau penyesuaian yang dibutuhkan bagi hubungan yang harmonis.

Berdasarkan pemaparan Kasali di atas bahwasannya Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten memiliki beberapa prinsip untuk menjalankan hubungan yang harmonis sesuai dengan pemaparan yang di paparkan oleh Kasali yaitu diantaranya adalah Perum Perhutani melakukan komunikasi yang baik dimana dengan melakukan komunikasi yang baik dapat menghasilkan komunikasi yang efektif sehingga diharapkan dapat menjalankan hubungan yang harmonis bagi seluruh para karyawan yang berada di publik internal Perum Perhutani, kemudian keterbukaan satu sama lain sehingga dengan begitu dapat menghasilkan hubungan timbal balik yang lebih baik lagi, yang dimana hasil tersebut dapat di evaluasi agar mengetahui bagaimana menjalankan hubungan yang harmonis sudah berjalan dengan baik atau harus ditingkatkan terus.

Proses Human Relations melalui kegiatan informal dilakukan yang dimulai dengan tahapan perencanaan (Planning), pengorganisasian

(Organizing), pelaksanaan atau penggiatan (Actuating), dan pengawasan (Controling) yang begitu baik dengan menghasilkan kenyamanan,

kesejahteraan, produktivitas, motivasi kerja karyawan dan meningkatakan kinerja kebersamaan yang sinergi juga berkoordinasi yang lebih baik lagi, serta membuat perusahaan tetap mempertahankan citra baiknya dengan

(19)

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 107 mengimplementasikan Human Relations melalui kegiatan informal Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, penulis menarik kesimpulan mengenai Implementasi Human Relations melalui Kegiatan Informal pada Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten yaitu menggunakan konsep POAC sebagai berikut yaitu, tahap pertama kegiatan informal ini adalah perencanaan (Planning) yang dilakukan Perum Perhutani yaitu terdapat macam-macam perencanaan serta tahapan perencanaan mengenai Human Relations melalui kegiatan informal yang dimana pada perencanaan diantaranya merencanakan berbagai hal demi kelancaran kegiatan informal yang dilaksanakan. Tahapan selanjutnya adalah tahapan kedua yaitu pengorganisasian

(Organazing) yang dimana implementasi Human Relations melalui kegiatan

informal dalam pengorganisasian (Organazing) yaitu telah sesuai atau telah disepakati pada saat perencanaan serta melakuakan pengorganisasian dengan baik.

Tahapan ketiga adalah Actuating atau pelaksanaan implementasi

Human Relations melalui kegiatan informal yaitu dari hasil yang telah

disepakati, melaksanakan komunikasi yang baik, selanjutnya melaksanakan hubungan kerja yang lebih baik, dan yang terakhir melaksanakan kegiatan informal sebagai alat refhreshing. Tahap terakhir yaitu keempat adalah pengawasan (Controling) dalam pelaksanaan kegiatan informal dengan monitoring kepada setiap ruang kerja, kemudian beroordinasi, setelah itu pengawasan dari aplikasi pelaksanaan, melakukan laporan yang berbentuk tulisan atau lisan dan terakhir yaitu dengan evaluasi bersama.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah diuraikan, berikut ini adalah beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan serta bahan timbangan, diantaranya adalah yang pertama Humas Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten harus terus meningkatkan kinerja dalam perencanaan mengimplementasikan Human

Relations melalui kegiatan informal. Kedua pada Organizing

(pengorganisasian) dalam implementasi Human Relations melalui kegiatan imformal, dalam pengorganisasian bisa lebih baik lagi terhadap perencanaan-perencanaan yang akan dilaksanakan baik pada kegiatan formal maupun pada kegiatan informal.

(20)

108 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109

Ketiga pada pelaksanaan implementasi Human Relations melalui kegiatan informal terus melibatkan semua karyawan guna menjalin hubungan baik dengan seluruh karyawan, dan yang keempat pengawaan pada implementasi Human Relations melalui kegiatan informal Perum Perhutani, bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti bisa menemukan temuan yang baru mengenai Human Relations yang berada di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Oemi. (2001). Dasar- Dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra Bakti

Agung, Laksana. 2010. Intenal Public Relations. Agung Laksamana Republika.

Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations. Bandung : Simbiosa Rekatma Media.

Bloom, Cutlip and Center. (2011). Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Creswell, John W. 2016. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif,

Kuantitatif, dan campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Effendy, Onong Uchjana. (2009). Human Relations Dan Public Relations. Bandung: Maju Mundur.

H.R Danan Djaja. (1985). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Jefkins, Frank. (2002). Public Relations. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kasali, Rhenald. (2005). Manajemen Public Relations. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Moore, Frazier. (2005). Humas Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandng: Remaja Rosda Karya.

Rosyidi, Imron. (2009). Urgensi Human Relations dalam Kegiatan Public

Relations. Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 4 No. 13 Januari –Juni yang

berjudul

Ruslan, Rosady. (2002). Manajemen Humas Dan Manajemen Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Edisi Revisi PT. Raja Grafindo Persada.

_____________. (2007). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

(21)

Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 1 (2018) 89-109 109 Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung

: Alfabeta.

Suranto. (2003). Human Relations Dalam Semangat Kerja Karyawan. Jakarta: Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pegawai Departemen Kehakiman Dan HAM.

Surmayadi, Nyioman. (2005). Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonom

Daerah. Jakarta: Cv. Citra Utama.

Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Terry R George . (1993). Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Nurudin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Winarto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sumber Lain:

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian sistem pengelolaan arsip di Kantor Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah yaitu meliputi pengumpulan warkat, memeriksa tanda-tanda pelepasan,

Demikian pula dengan tujuan organisasi dari Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah yang mempunyai komitmen untuk mengeksplorasi lebih jauh pengelolaan sumber

POTENSI SIMPANAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN MANGIUM ( Acacia mangium WILLD.) DI KPH CIANJUR PERUM PERHUTANI.. UNIT III JAWA BARAT

Gaya kepemimpinan bidang perencanaan perum perhutani divisi regional 1 jawa tengah menerima kritikan dan saran dari bawahan, menginspirasi kepercayaan diantara

Pemberian hukuman disiplin tersebut memberikan efek positif pada kinerja pegawai di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah sehingga pegawai berusaha dalam

Gaya kepemimpinan bidang perencanaan perum perhutani divisi regional 1 jawa tengah menerima kritikan dan saran dari bawahan, menginspirasi kepercayaan diantara bawahan,

Demikian pula dengan tujuan organisasi dari Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah yang mempunyai komitmen untuk mengeksplorasi lebih jauh pengelolaan sumber

Perum Perhutani adalah perusahaan yang bergerak di bidang Kehutanan (khususnya di Pulau Jawa dan Madura) dan mengemban tugas serta wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan