• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah T1 BAB IV"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian pada Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah, selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum Perhutani. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah Perum perhutani adalah badan usaha milik Negara di Indonesia yang memiliki tugas dan wewenang untuk meneyelenggarakan perencanaan, pengurusan, pengusahaan dan perlindungan hutsn diwilayah kerjanya. Perum Perhutani ( perusahaan umum kehutanan negara) pertama kali kali didirikan berdasarkan PP No.15 Tahun 72 dan di ubah dengan PP No.36 Tahun 86 tentang perusahaan umum (Perum). Peraturan yang mendasari terbentuknya perhutani diatur kembali yaitu dengan PP No.53 Tahun 99 tentang perusahaan umum kehutanan Negara (Perum perhutani). Kemudian berdasarkan akte notaries imas Fatima No.3 tanggal 2 juli tahun 2001 yang merupakan tindak lanjut dari PP No.14 tahun 2001 tanggal 23 maret 2001 tentang pengalihan bentuk perusahaan umum kehutanan Negara ( Perum perhutani) menjadi perusahaan perseroan (persero) .

(2)

41

Akta pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dari menteri kehakiman dan ham SK No. C 05080. HT .01.01 Tahun 2001 tanggal 7 agustus 2001. Berdasarkan PP No.30 Tahun 2003 Tentang perusahaan umum kehutanan Negara yang telah dicatat dalam lembaran Negara republic Negara tahun 2003 no.67 bentuk badan hokum perusahaan berubah kembali menjadi perusahaan umu kehutanan Negara (Perum perhutani ). Kemudian peraturan perum perhutani diatur kembali terakhir kembali dengan PP No.72 tahun 2010 tanggal 22 oktober 2010. Sesuai dengan PP No.72 tahun 2010 pasal 11 maksud dan tujuan perusahaan menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang berhubungan dengan pengelolaan hutan dan hasil hutan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masnyarakat berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari dan prinsip tata kelola yang baik Perum perhutani adalah perusahaan yang bergerak di bidang Kehutanan (khususnya di Pulau Jawa dan Madura) dan mengemban tugas serta wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan pengelolaan Sumber Daya Hutan (SDH) dengan memperhatikan aspek produksi/ekonomi, aspek social dan aspek lingkungan. Dalam operasionalnya, Perum Perhutani berada di bawah koordinasi Kementerian BUMN dengan bimbingan teknis dari Departemen Kehutanan.Perum Perhutani mempunyai kisah panjang dalam sejarah pembentukannya, diawali dengan terbentuknya Jawatan Kehutanan dengan Gouvernement Besluit (Keputusan Pemerintah) tanggal 9 Februari 1897 nomor 21, termuat dalam Bijblad 5164.

(3)

42

Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960, seperti tersebut dalam Lampiran Buku I, Jilid III, Paragraf 493 dan paragraph 595, industri kehutanan ditetapkan menjadi Proyek B. Proyek B ini merupakan sumber penghasilan untuk membiayai proyek-proyek A (Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 2551). Pada waktu itu direncanakan untuk mengubah status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial.

Kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960 yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1961 tentang Perusahaan Negara. Untuk mewujudkan perubahan status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 sampai dengan Nomor 30, tahun 1961, tentang ”Pembentukan Perusahaan-Perusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)”. Perum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang awalnya berada di bawah Departemen Kehutanan diberi tanggung jawab dan hak pengelolaan hutan di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak tahun 1972 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 1972. Wilayah kerja Perum Perhutani selanjutnya diperluas pada tahun 1978 dengan masuknya kawasan hutan Negara di Provinsi Jawa Barat berdasarkan PP

Nomor 2 tahun 1978. Dalam perkembangan selanjutnya, penugasan Perum Perhutani mengalami

penyesuaian dengan ditetapkannya PP Nomor 36 tahun 1986 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara dan disempurnakan pada tahun 1999 melalui penetapan PP Nomor 53 tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani). Pada tahun 2001 bentuk pengusahaan Perum Perhutani ditetapkan oleh pemerintah sebagai BUMN berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Perhutani melalui PP Nomor 14 tahun 2001.

(4)

43

Pemerintah tersebut digantikan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2010 yang disahkan pada tanggal 22 Oktober 2010.

Dari sejarah awal berdirinya Perhutani tersebut, terlihat ada fungsi strategis yang diemban oleh perusahaan ini untuk memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk pundi-pundi penerimaan negara. Tugas semacam ini telah Perum Perhutani emban hingga kini, karena sebagai BUMN Perum Perhutani juga harus menjadi lokomotif pertumbuhan perekonomian nasional. Dalam kumparan waktu tersebut, banyak perubahan sosial, ekonomi dan politik yang berpengaruh terhadap Perum Perhutani. Contohnya, pasca reformasi, sebagaimana hutan-hutan yang lain, hutan-hutan Perum Perhutani juga dijarah secara besar-besaran oleh masyarakat. Kondisi ini menyebabkan hutan Perum Perhutani menjadi kerontang bahkan gundul, hingga bisnis Perum Perhutani juga sempat merosot.

Dalam konteks inilah, peran strategis Perum Perhutani juga bertransformasi. Jika sebelumnya hanya berperan dalam system perekonomian nasional, pasca reformasi Perum Perhutani juga berperan dalam mendukung sistem kelestarian lingkungan, dan sistem sosial budaya, khususnya dalam memberdayakan masyarakat di sekitar hutan, agar mereka bisa merasakan manfaat adanya hutan di satu sisi. Pada sisi lain masyarakat juga terlibat dalam mengelola dan mengamankan hutan dari penjarahan. Dalam kondisi hutan yang rusak tersebut, untuk menjalankan fungsi strategis untuk mendukung sistem kelestarian lingkungan hidup, Perum Perhutani kini giat melakukan penanaman hutan.

(5)

44

pengelolaan sumber daya hutan (SDH) dan pengembangan usaha hutan rakyat (PUHR) , direktur industry kayu dan non kayu serta direktur pemasaran.

Perum perhutani dalam melaksanakan kegiatan usahanya dibagi menjadi tiga divisi regional usaha, satu pusat penelitian dan pengembangan, serta pusat pendidikan pelatihan SDM

1. Divisi regional 1 jawa tengah berkantor pusat di semarang dan membawahi 20 kesatuan pemangkuan hutan (KPH). Dua Kesatuan bisnis mandiri (KBM) pemasaran kayu, dua kbm industry dan satu kbm industry non kayu, satu kbm agroforestri, satu kbm jasa lingkungan dan produksi lainnya, satu kbm trading dan satu biro perencanaan sdh dan pengembangan perusahaan.

2. Divisi regional II jawa timur

Terdiri dari 23 KPH, 3 KBM pemasaran dan 1 KBM industry kayu 3. Divisi regional III jawa barat

(6)

45

Berdasarkan profil Perum Perhutani Biro Perencanaan dan PU Unit 1 Jawa Tengah sebagai berikut :

Gambar 4.2 Biro Perencanaan dan PU Unit 1 Jawa Tengah

Nama : Biro Perencanaan dan PU Unit 1 Jawa Tengah

Alamat : Jl. Yos Sudarso No.13 Salatiga Provinsi : Jawa Tengah

Kepala Biro : Slamet Muhroji M.Si Jumlah karyawan : 6 karyawan

Telepon :

Email :

4.1.2 Visi dan Misi Perum Perhutani a. Visi Perum Perhutani.

Mengelola sumberdaya hutan secara lestari (planet) b. Misi Perum Perhutani.

1) Mengelola Sumberdaya Hutan secara Lestari (Planet)

2) Meningkatkan Manfaat Pengelolaan Sumberdaya Hutan bagi Seluruh Pemangku Kepentingan (People)

(7)

46 c. Kegiatan perusahaan

Perusahaan menyelenggarakan kegiatan usaha utama sebagai berikut 1. Tata hutan penyususnan rencana pengelolaan hutan

2. Pemanfaatan hutan, yang meliputi pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, pemungutan kayu dan non kayu

3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan

4. Perlindungan hutan dan konservasi alam

5. Pengelolaan hasil hutan menjadi bahan baku atau bahan jadi 6. Pendidikan dan pelatihan di bidang kehutanan

7. Penelitian dan pengembangan bibitan kehutanan 8. Pengembangan agroforestri

9. Membangun dan mengembangkan hutan rakyat dan atau hutan tanaman rakyat

10.Perdagangan hasil hutan dan hasil produksi sendiri maupun produksi pihak lain

4.1.3 Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah

(8)

47

1) Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan divisi regional 1 jawa tengah dalam kegiatan organisasi pimpinan mengaplikasikan tipe – tipe gaya kepemimpinan yaitu : tipe gaya kepemimpinan otokratis, tipe gaya kepemimpinan demokratis, tipe gaya kepemimpinan paternalistic, tipe gaya kepemimpinan militeristis, tipe gaya kepemimpinan kharismatic. a. Tipe gaya kepemimpinan otokratis (outhoritative, dominator)

Gaya kepemimpinan dalam tipe ini mendasarkan seorang pemimpin bidang perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus di penuhi oleh bawahan saat menyelesaikan program kerjaa sebelum di lapangan dengan memotivasi maupun setelah kelapangan atau mengevaluasi serta di kantor. Pemimpin berperan sebagai pemain tunggal sehingga ada batasan antara pemimpin dan bawahan, sehingga dalam penyelesaian pekerjaan pimpinan tidak mau dilibatkan dengan bawahan serta berambisi untuk menguasai

Setiap Perintah dan kebijakan kepala bidang bidang ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya, sehingga bawahannya hanya menerima perintah dan kebijakan yang diberikan oleh pimpinan tanpa menerima pendapat dahulu dengan bawahan sehingga bawahan tidak dapat memberikan saran atau kritikan. Bawahan tidak pernah di beri informasi yang mendetail tentang rencana dan tidakan yang akan dilakukan, pimpinan bekerja sendiri tanpa melibatkan baawahan rencana kerja selanjutnya yang sudah diatur di petunjuk pelaksanaan pekerjaan tanpa melibatkan bawahan.

(9)

48

anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, tanpa melihat dan mengamati setiap pekerjaan yang dilakukan bawahan, pemimpin memberikan pujian terhadap bawahan yang hanya di sukainya meskipun pekerjaan yang dilakukan sesuai putunjuk pelaksanaan atau belum, sikap yang di tunjukkan seorang pemimpin selalu ingin di eklusivkan oleh bawahannya serta sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, kaku, ketat dan kaku, pemimpin tidak bisa mengikuti perkembangan zaman yang modern sehingga susah untuk menyesuaikan diri dengan tantangan zaman yang berkembang kea rah modern, sehingga dapat menimbulkan sebuah rasa kebencian bawahan bilaman terjadi ketidakadilan seorang pimpinan terhadap perlakuan yang berbeda diantara bawahannya dan berakibat pada tercerai bberainya koordinasi yang fatalnya tentu akan membawa kehancuran bagi oranisasi yang di pimpinannya.

Menumbuhkan rasa yang ketakutan yang berlebih bentuk pemasungan atas ide –ide kreatifitas bawahan karena ide – ide atau kreatifitas bawahan tidak dapat berkembang hanya monoton serta menumbuhkan rasa ketakutan mendalam mengungkapakan pendapat atau pembunuhan karakter terhadap ide dan kraetifitas bawahannya yang seharusnya tidak terjadi bilamana organisasi menghendaki kemajuan, kebenaran atas penyelesaian konflik internal terjadi perselisihan atau sengketa di tubuh organisasi tersebut yang berakibat adanya pemberontakan – pemberontakan terhadap atasan dan pemusuhan diantara bawahan dan atasan.

(10)

49

peraturan organisasi karena tidak adanya control dan lebih parahnya jika pimpinan sampai melakukan korupsi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bidang perencanaan dan beberapa staf mengatakan bahwa gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan tidak dalam kategori gaya kepemimpinan yang otoriter untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpinan mereka menerapkan bawahan sebagai rekan kerja dengan rasa kekeluargaan jadi tidak dibuatkan jarak antara atsan dan bawahan agar supaya informasi atau permasalahan-permasalahan yang ada dapat sampai kepada pimpinannya , disamping itu untuk memudahkan bagi bawahan dalam bekarja mereka merasa di hargai sebagai bawahan mereka sengang dengan rasa kekeluargaan dan kepercayaan.

b. Tipe gaya kepemimpinan demokratis (partisipative leader)

Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai factor utama dan terpenting, setiapa orang akan dihargai dan dihormati sebagai manusia yang memiliki kemampuan, kemauan, pikiran, minat, perhatian dan pendapat yang berbeda antarsatu dengan yang lainnya. Oleh karena itu setiap pekerjaan di oranisasi mengikutsertakan dalam semua kegiatan organisasi, keterlibatannya sesuai dengan posisi yang masing – masing memiliki wewenang dan tanggungjawab bagi tercapainya tujuan organisasi sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan (JUKLAK).

(11)

50

perencanaan ikut melibatkan diri dan melibatkan bawahannya secara langsung dan membuka interaksi dengan bawahnnya serta mengikuti berbagai kegiatan rapat kerja perusahaan.

Tujuannya pimpinan terlibat dan melibatkan bawahannya adalah memotivasi bawahan agar semangat dalam bekerja sesuai dengan target yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan pekerjaan (JUKLAK). Selain itu dengan terlibatnya bawahan oleh pimpinan dan sebaliknya secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku karyawan pada saat bekerja. Pencapaian kineja dapat dilihat dari dua hal yaitu kualitas dan kuantitas. Kualitas berkaitan dengan sesuai atau tidaknya pekerjaan diselesaikan, sedangkan kuantitas berkaitan dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Sasaran kerja karyawan ditentukan sendiri yang tentunya dapat diharapkan sesuai dengan konsistensi terhadap apa yang dicapai sesuai dengan tercapainya target kerja organisasi, dalam hal membuat tercapainya tujuan organisasi sasaran tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh pimpinan bidang perencanaan. Dikarenakan dalam membuat tercapainya tujuan organisasi sesuai petunjuk pelaksanaan pekerjaan.

Gaya kepemimpinan demokratis kemampuan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagi kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Setiap bawahan diberi kesempatan untuk berpartisipasi, ide – ide dipertukarkan secara bebas saat rapat kerja maupun saat dilapangan. Pemimpin demokratis dibebankan dengan memutuskan siapa dalam organisasi dan siapa yang berkontribusi pada keputusan yang dibuat organisasi.

(12)

51

anggota organisasi lainnya dan meningkatkan semangat organisasi. Bawahan di dorong untuk berbagi ide dan opini, meskipun pemimpin mempertahankan kata akhir atas keputusan – keputusan, bawahan merasa lebih terlibat dalam proses kreativitas yang didorong dan di hargai dalam setiap kesempatan pekerjaan tanpa ada gap antara atasan dan bawahan.

Gaya kepemimpinan demokrasi yang kuat menginspirasi kepercayaan diantara bawahan, mereka tulus dan mendasarkan keputusan mereka pada moral dan nilai – nilai mereka. Bawahan cenderung merasa terinspirasi dengan gaya pimpinan untuk mengambil tindakan dan kontribusi ke group. Pemimpin yang baik juga cenderung mencari opini atau pendapat serta saran dan masukan yang beragam dan tidak mencoba untuk mementingkan keputusan dari dirinya sendiri sehingga dapat merangkul dan melibatkan semua elemen dari pendapat – pendapat yang akan diberikan oleh organisasi yang dipimpin.

Karena anggota organisasi didorong untuk berbagi pikiran mereka, kepemimpinan demokratis dapat memipin untuk ide – ide yang lebih baik dan solusi yang lebih kreatif untuk menyelesaikan masalah yang ada. Bawahan juga merasa lebih terlibat dan berkomitmen untuk proyek – proyek, membuat mereka lebih mungkin untuk peduli tentang hasil akhir, pemimpin juga menunjukkan ke produtivitas yang lebih tinggi diantara anggota kelompok.

(13)

52

kontribusi yang memiliki kualitas untuk proses pengambilan keputusan.

Pemimpin yang demokratik dimana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran – saran, pendapat dan nasehat dari staf dan bawahan melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat. Kepemimpina demokratisk yaitu kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah, kegiatan – kegiatan penegendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggungjawab. Pembagian tugas disertai pelimpahan wewenang dan tanggungjawab yang jelas memungkinkan setiap bawahan berpartisipasi secara aktif serta bekerja terbaik dalam situasi dimana bawahan terampil dan bersemangat untuk berbagi pengetahuan. c. Gaya kepemimpinan paternalistic

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistic tentang peranannya dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi layaknya dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahnnya. Pemimpin yang paternalistic mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya merupakan penerimaaan atas peranannya yang dominan dalam kehidupan organisasi.

(14)

53

memberikan atau hamper tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajiansi dan daya kreativitas mereka sendiri serta selalu beriskap maha tahu dan maha benar.

Kelebihannya pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas dalam mengambil keputusan bawahan akan merasa aman karena mendapat perlindungan, sedangkan kekurangnnya bawahan tidak memilki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi kesempatan keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama karena menganggap dirinya imanjinasi dan kreativitas para pengikut cukup rendah karena tidak ada kesempatan untuk mengembangkannya.

Berdasarkan hasil wawancara Gaya kepemimpinan yang paternalisti tidak dapat diaplikasikan atau diterapkan di perum perhutani divisi regional 1 ajwa tengah, biasanya diaplikasikan oleh guru di sekolah karena lebih cocok untuk mendidik siswa siswi di sekolah, dalam masa belajar sedangka jika di gaya kepemimpinan paternalistic diaplikasikan di bidang perencanaan perum perhutani tidak cocok, karena sebagian karyawan sudah dewasa yang mandir dalam menyelesaikan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi sesuai petunjuk pelaksanaan pekerjaan.

d. Gaya kepemimpinan militeristik

(15)

54

Gaya kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan gaya kepemimpinan otoriter.

Gaya kepemimpinan militeristik adalah tipe pemimpin yang memiliki disiplin tinggi dan biasanya menyukai hal – hal yang formal. Menghenadaki kepatuhan mutlak dari bawahan, sangat menyenangi formalitas upacar – upacara ritual dan tanda – tanda kebesaran yang berlebihanMenerapkan system komando dalam menggerakkan bawahannya untuk melakukan perintah, serta menggunakan pangkat dan jabatan dalam mempengaruhi bawahan bertindak agar bawahan mengikuti apa yang di perintah oleh pimpinan. Kelebihan gaya kepemimpinan militeristik tegas dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan mengambil keputusan, bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi serta bawahan akan merasa aman dan terlindungi. Sedangkan untuk kekurangan gaya kepemimpinan militeristik yaitu suasana cenderung kaku karena lingkungan yang formal sehingga ada pembatas antara pimpinan dan bawahan, pemimpin sukar dalam menerima kritikan dan saran dari bawahan, seorang pemimpin tidak mau dikritik maupun diberi saran oleh bawahan yang dianggap sebagai junior, bawahan akan merasa tertekan dan tidak nyaman karena banyak aturan dan sifat keras pemimpin.

Dari sifat – sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristik jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal, yang tidak dapat diaplikan pimpinan bidang perencanaan di perum perhutani divisi regional 1 jawa tengah karena bukan organisasi militer.

(16)

55

kepemimpinan militeristik lebih cocok diaplikasikan di organisasi militer seperti TNI dan polisi untuk menjaga keamanan dan keutuhan Negara.

e. Gaya kepemimpinan Kharismatik

Keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu. Pemimpin kharismatik menampilkan cirri – cirri sebagai berikut : (a) memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas (b) mengkomunikasikan visi itu secara efektif (c) mendemostrasikan konsistensi dan focus (d) mengetahui kekuatan – kekuatan sendiri dan memanfaatkannya

Gaya kepemijmpinan karismatik terlihat mirip dengan kepemimpinan transformasional, dimana pemimpin menyuntikkan antusiasme tinggi pada tim dan sangat energik dalam mendorong untuk maju. Namun demikian pemimpin karismatik cenderung lebih percaya pada dirinya sendiri daripada timnya. Ini bisa menciptakan resiko sebuah proyek atau bahkan organisasi akan kolaps bila pemimpinnya pergi. Sedangkan di perum perhutani antara bawahan dan pimpinan masih terjaga komunuikasinya, program kerja yang dilaksanakan sebelum dan sesudah dilapangan sebagai tolak ukur bawahan dan pimpinan. Sehingga kalau gaya kepemimpinan karismatik tersebut tidak seseuai dengan gaya kepemimpinan bidang perencanaan perum perhutani divisi regiona l jawa tengah.

(17)

56

dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelasakn secara konkrit mengapa orang tertentu bisa dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai, sikap dan perilaku serta gaya yang digunakan pemimpin.

Gaya kepemimpijnan kharismatik di diaplikasikan di perum perhutani mempunyai kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan, percaya diri, serta pendirian dalam keyakinan dan cita – cita mereka sendiri. suatu kebutuhan akan kekuasaan memotivasi pemimpin tersebut untuk mencoba mempengaruhi para pengikut. Rasa percaya diri dan pendirian yang kaut terhadap pertimbangan dan pendapat pemimpin tersebut. Seorang pemimpin tanpa pola cirri yang demikian lebih kecil kemungkinannya untuk berhasil.

Kesuksesan memmpengaruhi bawahan dapat mewujudkan apabila pemimpin mempunyai akhlak dan sifat terpuji. Dengan cirri pemimpin akan dikagumi oleh para pengikutnya. Pemimpin kharismatik menekankan tujuan – tujuan ideologis yang menghubungkan misi kelompok kepada nilai – nilai, cita – cita serta aspirasi – aspirasi yang berakar dalam hal yang dirasakan bersama oleh para pengikut. Selain itu juga didsarkan pada kekuatan luar biasa yang dimiliki oleh seorang sebagai pribadi karena untuk mengidentifikasi daya tarik pribadi yang melekat pada diri sesorang, harus dengan menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang dimiliki adalah merupakan anugerah tuhan.

(18)

57

sehingga suasana batin mengagumi dan mengagungkan pemimpin bersedia berbuqat sesuatu yang dikehendaki oleh pemimpin.

Kebutuhan akan kekuasaan memotivasi pemimpin untuk mencoba mempengaruhi para bawahannya yang mempeunyai kebutuahn yang tinggi akan kekuasaan, percaya diri serta pendirian dalam keyakinan dan cita – cita mereka sendiri dan memotivasi pemimpin untuk mencoba mempengaruhi bawahan. Rasa percaya diri dan pendirian yang kaut meningkatkan rasa percaya para bawahan, seorang pemimpin tanpa pola cirri yang demikian lebih kecil kemungkinannya akan mencoba mempengaruhi orang.

Kesuksesan mempengaruhi bawahan dapat diwujudkan apabila pemimpin mempunyai akhlak dan sifat yang terpuji. Dengan demikian pemimpin akan dikagumi bawahannya, serta ditambah menekankan – menekankan tujuan ideologis yang menghubungkan misi kelompok kepada nilai – nilai, cita – cita serta aspirasi yang berakar dalamhal yang diraakan bersama oleh para pengikut. Serta didasarkan pada kekuatan luar biasa yang dimiliki oleh seorang sebagi pribadi, sangat ideologis karena mengidentifikasi daya tarik pribadi yang melekat pada diri seorang, harus dengan menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang dimiliki adalah merupakan anugrah tuhan.

Posisi demikian maka ia dapat dibedakan dari orang kebanyakan, juga karena keunggulan kepribadian itu, ia dianggap (bahkan) diyakini memilki kekuasaan supra natural ,manusia serba istimewa dipandang masyarakat. Kemampuan menggunakan keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain, sehingga dalam suasana batin mengagumi dan menggabungkan pemimpin bersedia berbuat sesuatu yang dikehendaki oleh pemimpin.

(19)

58

pemimpin bidang perencanaan diperum perhutani divisi reginal 1 jawa tengah dengan baik. Karena sikap dan perlaku pemimpinnya tidak menunjukan sebagai pemimpin yang karismatik sesuai teori kepemimpinan kharismatik.

2)Penghambat gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan perum perhutani dvisi regional 1 Jawa tengah adalah sebagi berikut :

a. Sifat

Sifat soerang pemimpin sangat berpengaruh dalam gaya kepemimpinan untuk menentukan keberhasilannya menjadi seorang pemimpin yang berhasil serta ditentukaan oleh kemampuan pribadi pemimpin, kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan sifat, perangai. Lebih kepada pembawaan diri pemimpin, kemampuan seorang bpemimpin untuk memperlihatkan suatu pribadi yang kurang berkualitas, yang mempeunyai cirri – cirri khusus yang menunjukkan dia berkualitas.

b. Kebiasaan

Kebiasaan memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan sebagai penentu pergerakkan perilaku seorang pemimpin yang menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin baik. Seperti kedatangan kekantor yang terlambat, menjaga kata – kata jika berbicara tidak menyakitakan hati bawahan, dalam berpenampilan pemimpin kurang rapi, bersih dan menarik.

c. Tempramen

(20)

59 d. Watak

Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi penentu bagi keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhi keyakinan (determination), ketekunan (persistence), daya tahan (endurance), pemimpin jangan yang keras tetapi bersifat tegas, lebih bisa sabar mengahapi keadaan bawahannya kemudia lebih berani dalam mengambil keputusan.

e. Kepribadian

Kepribadian seorang pemimpin menentukan kebrhasilannya yang ditentukan oleh sifat – sifat atau karakteristik kepribadian yang dimilikinya, kepribadian yang kuat bisa mengayomi menjadi bapak atau pimpinan serta mengayomi, bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan masalah – masalah bawahan .

Oleh karena itu pemimpin bidang perencanaan harus belajar sejarah dari para pemimpin pendahulunya agar tidak terjadi timbulnya beberapa hal yang dapat menghambat para pemimpin untuk menjadi pemimpin yang professional dan baik.

Hambatan yang mempengaruhi gaya kepemimpinan nantinya dapat mempengaruhi kinerja karyawan, tentunya perum perhutani menginginkan karyawan yang memiliki kinerja baik, dengan adanya kinerja karyawan yang baik maka penyelesaian pekerjaan juga dapat terselesaikan dengan baik sehingga nantinya tujuan perum perhutani sesaui dengan petunjuk pelaksanaan teknis dapat tercapai secara optimal.

(21)

60  Temuan

Berdasarkan Penelitian Skripsi gaya kepemimpinan kepala bidang pernecanaan di Perum Perhutani divisi regional 1 jawa tengah hampir semua para pemimpin mempunyai standarisasi untuk menjadi pemimpin sesuai petunjuk pelaksanaan teknis yang baik, para pemimpin di perum perhutani tidak akan terlihat yang luar biasa atau menonjol karena didalamnya terdapat aturan – aturan untuk menjalankan program – program kerja untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai standarisasi yang ada. Jadi intinya para pemimpin harus berfikir dnegan aturan yang serta tariff dan bahan yang ada pelaksana menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu dan standar yang ada, akan tetapi hal-hal yang mempengaruhi berasal dari tarif upah atau hal yang berkaitan penunjang pelaksanaan petunjuk pelaksanaan teknis. Seperti tarif upah yang tidak relevan dengan kondisi sekarang, standarisasi pekerjaan, alat dan peralatan & perlengkapan perlu di perbaiki lagi.

Pemimpin dari petunjuk pelaksanaan teknis dia sudah mensosialisasi kemudian membuat paham bawahan memberikan praktik pelatihan, memotivasi, berkoordinasi bila terjadi masalah dan evaluasi. Disini terlihat bawahasannya yang terjadi antara petunjuk pelaksanaan pekerjaan dan pelaksanaan penyelesaian pekerjaan dilapangan karena adanya tariff upah yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini serta alat – alat yang mendukung perlu diadakan standarisasi kembali, kemudian hal tersebut yang justru mengakibatkan pencapaian program kerja yang sesuai dengan diharapkan untuk mencapai tujuan organisasi.

Maka perlu adanya evaluasi dari perusahaan umum kehutanan Negara (PERUM PERHUTANI) untuk meninjau kembali tariff upah yang ada dengan kondisi dilapangan saat ini. Karena tariff upah yang tidak sesuai pasti pekerjaan di lapangan tidak jalan sesuai yang diharapkan.

(22)

61

dari cara mereka mensosialisaikan, menerangkan, memahamkan, melatih atau mempraktikkan petunjuk pelaksanaan teknis, menyelesaikan jika terjadi permasalahan, evaluasi, memotivasi jika mau berangkat kelapangan, pemimpin mau turun langsung kelapangan dan ikut serta pelaksanaan pekerjaan dilapangan, diskusi dan pembahasan dilapangan kemudian memotivasi dan monitoring dan terakhir evaluasi pencapaian pekerjaan serta standarisasi petunjuk pelaksaan teknis terkait.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan Divisi Regional 1 Jawa Tengah

Suatu organisasi akan mengalami keberhasilan sebagian besar ditentukan oleh gaya kepemimpinan organisasi tersebut. gaya kepemimpinan yang ideal adalah dengan menggunakan semua gaya yang sebaik mungkin pada saat situasi yang mendukung dan memenuhi kebutuhan kinerja kepemimpinan itu sendiri. dengan demikian keberhasilan mencapai tujuan organmisasi juga bergantung pada sikap, watak, kepribadian, dan kemampuan pemimpin yang melaksankan prose kerja pada organisasi yang bersangkutan.

Keberhasilan suatu organisasi tidak dapat tercapai tanpa adanya gaya kepemimpinan oleh pemimpin. Sama halnya dengan keberhasilan pencapaian target organisasi pada bidang perncanaan perum perhutani divisi regional 1 jawa tengah tidak dapat tercapaiapabila pemimpin tidak mengaplikasikan gaya kepemimpinan. Menurut Thoha (2010:49) Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut

mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan. Dengan adanya

gaya kepemimpinan dan tanggung jawab dari kepala bidang perencana an perum perhutani divi regional 1 jawa tengah dapat terealisasikan dengan baik sehingga akan menghasilkan kinerja yang optimal pula. Menurut Harbani (2010:175) kinerja adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan dperum perhutani

(23)

62

pemimpin yang melakukan proses pengambilan keputusan selalu melibatkan bawahannya dan juga kegiatan organisasi selalu didiskusikan dengan bawahan, memberi reward and punishment, dalam pengambilan keputusan pemimpin selalu melibatkan bawahannya untuk berdiskusi bersama, memiliki sifat terbuka dan memberikan kesempatan kepada para bawahnnya untuk ikut aktif berperan dalam membuat perencanaan program kerja yang akan dilaksanakan di lapangan, pengambilan keputusan serta menilai kinerjanya. Kepala bidang perencanaan divisi regional 1 jawa tengah memerankan diri sebagai pembimbing, pengarahan, member petunjuk, serta bantuan kepada para bawahannya. Pemimpin juga member pengarahan atau petunjukyang jelas kepada bawahan saat sebelum kelapangan sudah dilapangan dan selesai dari lapangan. Selain itu kepala bidang perencanaan member kepercayaan kepada bawahan untuk ikut serta untuk menyusun program kerja yang sesuai dengan petunjuk pelaksaan teknis dan membangun semnagat kerja kepada bawahan dengan member promosi jabatan kepada bawahan yang berprestasi agar menjadi acuan bawahan untuk prestasi.

Oleh karena itu dengan dilandasi adanya gaya kepemimpinan diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggungjawab pemimpin sehingga mampu melaksanakan pekerjaan sebaik – baiknya. Dengan demikian proses kerja dapat berjalan lancer, hasil kerja terelesiasikan dengan baik. Dalam Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan divisi regional 1 jawa tengah ini terdapat lima indicator gaya kepemimpinan yaitu

1. Sifat

(24)

63

tujuan organisasi serat menyelesaiakn masalah saat adanya penyimpangan dari petunjuk pelaksanaan pekerjaan dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan jika tidak mampu ke jenjang lebih tinggi.

Hal tersebut sesuai dengan Kartono (2010 : 27) kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep –

konsep kepemimpinannya dengan menonjolkan latar belakang historis,

sebab – sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama

pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan.

2. Watak

Watak adalah karakter dan kepribadian struktur batin manusia yang tampak pada kelakuan dan perbuatannya yang tertentu dan tetap seorang pemimpin berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Watak dapat dipengaruhi dan dididik tetapi pendidikan watak merupakan pendidikan yang amat individual dan tergantung pada kehendak bebas dari orang lain.watak dalam hal ini pemimpina bidang perencanaan dalam pengambilan keputusan yang tegas, teliti, mempunyai komitemn yang kuat dalam perencanaan program kerja.

Hal tersebut sesuai dengan Kartono (2008 : 34) watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi penentu keunggulan seorang

pemimpin dalam mepengaruhi keyakinan (determination), ketekunan

(prestence), daya tahan (endurance) dan keberanian (courage).

3. Kebiasaan

(25)

64

Hal tersebut sesuai dengan Sayid (2006 : 347) pengulangan sesuatu secara terus menerus atau dalam sebagian besar waktu dengan cara yang

sama dan tanpa hubungan akal atau sesuatu yang tetanam di dalam jiwa

dari hal –hal yang berulang kali terjadi dan diterima tabiat.

Perbuatan digolongkan menjadi kebiasaan ketika perbuatan tersebut dilakukan secara berulang – ulang, tanpa melalui proses berfikir sebagai tanggapan atau respon terhadap sesuatu dan umumnya adalah perbuatan sehari. Peerilaku tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang umumnya perbuatan sehari hari. Kebiasan semuanya perbuatan terpuji karena kebiasaan juga dapat berbentuk perbuatan tercela

4. Tempramen

Gaya perilaku seorang pemimpin dan cara khasnya dalam memberi tanggapan dalam berinteraksi dengan orang lain. Gaya kepemimpinan bidang perencanaan perum perhutani divisi regional 1 jawa tengah menerima kritikan dan saran dari bawahan, menginspirasi kepercayaan diantara bawahan, menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari organisasi yang memiliki sifat terbuka dan memberikan kesempatan kepada para bawahnnya untuk ikut aktif berperan dalam membuat perencanaan pekerjaan, keputusan serta menilai kinerjanya, serta masih besikap emosi jika pekerjaan bawahannya belum sesuai target yang sudah ditentukan. menginspirasi kepercayaan diantara bawahan, mereka tulus dan mendasarkan keputusan mereka pada moral dan nilai – nilai mereka. Bawahan cenderung merasa terinspirasi dengan gaya pimpinan untuk mengambil tindakan dan kontribusi ke group.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Corsini (2002) mengemukakan pertama tenpramen sebagai pola dasar dari reaksi – reaksi individu yang

meliputi karakteristik – karakteristik seperti energy umum, perubahan

emosi, dan intensitas serta tempo dari respon – respon, kedua dengan

mempertimbangkan sebuah cirri dasar psikologi, tempramen dikatakan

mengarah pada suasana hati seseorang.

(26)

65

Kepribadian seorang pemimpin menentukan keberhasilannya yang ditentukan oleh sifat – sifat atau karakteristik kepribadian yang dimilikinya. Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan di perum perhutani divisi regional 1 jawa tengah dalam berkepribadian menjalankan program – program kerja untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai standarisasi yang ada, Bawahan di dorong untuk berbagi ide dan opini, meskipun pemimpin mempertahankan kata akhir atas keputusan – keputusan, bawahan merasa lebih terlibat dalam proses kreativitas yang didorong dan di hargai dalam setiap kesempatan pekerjaan tanpa ada gap antara atasan dan bawahan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kartono (2006 : 6) sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain, integrasi

karakteristik dari struktut – struktur, pola tingkah laku, minat, pendirian,

kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang segala sesuatu mengenai

diri sesorang sebagaimana diketahui orang lain.

Kesimpulan hasil penelitian sebagian besar mereka pemahaman dari JUKLAK (petunjuk pelaksanaan pekerjaan) yang disampaiakan oleh pemimpin mereka banyak cukup paham karena di situ terdapat semacam diskusi dilanjutkan pelatihan-pelatihan, tingkat kesulitan dan permasalahan yang ada di lapangan dapat diantisispasi dengan mereka paham tentang apa yang dimaksud dalam juklak tersebut , cara penanganan terhadap satu permasalahan sudah cukup memuaskan karena ada interaksi timbal balik atasan dan bawahannya. Pemimpinan mereka mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap bawahannya dengan terjun langsung untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul jadi permasalahan itu tidak dibiarkan berlarut-larut tetapi dengan cepat diselesaikan saat itu juga.

(27)

66

Disisi lain ada beberapa masalah yang tidak di sebabkan kesalahan manusia (human error) tetapi ada hal-hal penunjang seperti tarif yang menyebabkan penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan (JUKLAK) yang diharapkan, dalam pelaksanaannya mereka staf/bawahan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tariff yang diberikan , sebagai staf/bawahan mereka harus berperilaku efektif dan efeisien sehingga pekerjaan yang ditugaskan kepada staf/bawahan dari atasan tidak selesai dengan sempurna

Gambar

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kerja Perum Perhutani
Gambar 4.2 Biro Perencanaan dan PU Unit 1 Jawa Tengah

Referensi

Dokumen terkait

Jawab : Ada cara untuk mengetahui apakah bahan yang dibuat menjadi bahan superkonduktor atau tidak yaitu dengan uji efek Meisner, uji resistivitas, dan

Tidak mamp,u Menjelaskan Teknik Bertutur dalam p,enulisan Novel 5 12 Post test Test tulisan Menjelaskan dan menjabarkan Tahap,an dalam Penulisan Novel Menjelaskan dan

[r]

Program Diploma III Teknik Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Kebudayaan merupakan suatu aset yang

Penelitian ini menggunakan variabel Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, leverage terhadap earnings response coefficient (ERC) dalam sektor Transportasi karena sektor

Jadi keluargakurang memahami dan mereka tidak mempunyai banyak waktu untukmemperhatikan perkembangan lansia Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan terhadap jumlah siswa yang mencapai KKM dan

penggunaan software, jenis ancaman, dan cara menanggulanginya. c) User: penggolongan user berdasarkan prioritas, siapa saja yang boleh dan tidak boleh terhadap akses