• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Seminar Kerja Praktek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Seminar Kerja Praktek"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Makalah Seminar Kerja Praktek

PROSES KERJA AMPLIFIER PADA HOME THEATER DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA

CIKARANG BARAT Anton Ratrianto ( L2F 006 010 )

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

ABSTRAK

Amplifier merupakan suatu bagian vital dari home theater dimana fungsinya yaitu sebagai rangkaian penguat audio. Besarnya penguatan sinyal audio tergantung pada tipe IC( Intregated Circuit ) yang digunakan pada amplifier tersebut. Amplifier sendiri terdiri dari beberapa tipe diantaranya amplifier kelas a, amplifier kelas b, amplifier kelas ab, amplifier kelas c , dan amplifier kelad d.

Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses. Kebanyakan penguatan suara yang ada saat ini, adalah penguatan klasik seperti kelas A, AB dan penguatan linear, efisiensi dayanya hanya sekitar 70~80%. Banyak daya yang hilang karena panas. Dengan penguatan kelas D, efisiensi dayanya dapat mencapai 100% karena didasarkan pada operasi switchingnya.

Kata Kunci : Amplifier, IC ( Intregated Circuit ) , Home Theater

I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi khususnya audio saat ini sudah sangat pesat kemajuannya. Setiap saat, setiap waktu, bahkan setiap detik teknologi terus berkembang. Bila suatu perusahaan tidak mampu melakukan inovasi , maka dia akan kalah. Dalam hal teknologi suatu perusahaan memiliki departemen yaitu Research & Development (R&D) yang bertugas menemukan suatu penemuan baru yang bermanfaat serta melakukan perubahan dan perbaikan terhadap produk sehingga menghasilkan produk yang lebih baik dari yang sebelumnya.

Amplifier merupakan suatu rangkaian yang berfungsi sebagai penguat audio pada home theatre. Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses.

Tujuan

Tujuan dari kerja Prakterk yang dilakukan di PT LG Electronics Indonesia adalah untuk mempelajari dan menjelaskan bagaimana proses kerja amplifier mulai dari pengolahan data audio sampai menjadi gelombang suara.

Batasan Masalah

Adapaun batasan-batasan masalah dalam Kerja Praktek ini antara lain sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada Departement R&D

Media PT. LG ELECTRONICS INDONESIA.

2. Pengenalan umum Home Theater untuk merk LG.

3. Pembahasan hanya seputar teori dasar amplifier dan bagaimana proses kerja amplifier.

II LANDASAN TEORI

Pengertian Amplifier

Amplifier merupakan suatu rangkaian yang berfungsi sebagai penguat audio pada home theater. Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses. Kebanyakan penguatan suara yang ada saat ini, adalah penguatan klasik seperti kelas A, AB dan penguatan linear, efisiensi dayanya hanya sekitar 70~80%. Banyak daya yang hilang karena panas. Dengan penguatan kelas D, efisiensi dayanya dapat mencapai 100% karena didasarkan pada operasi switchingnya.

Type-Type Amplifier Amplifier Kelas A

Sistem penguatan kelas A adalah sistem dimana ayunan sinyal mengambil hampir semua garis beban, atau arus penyimpangan pada keluaran garis beban sejak semula. Yang paling utama dari sistem penguatan kelas A adalah bahwa garis beban ac dan garis beban dc selalu terpasang. Tidak ada kondisi jika salah satu atau lainnya dimatikan. Oleh karena itu, penguat kelas A adalah satu-satunya desain yang diakhiri dengan hanya satu jenis garis beban keluaran. Maka dari itu, penguat kelas A adalah suatu penguat yang tidak efisien dari semua desain power amplifier lainnya, rata-rata hanya

(2)

2

sekitar 20%. Oleh karena itu, sifat dari penguat kelas A adalah besar, berat, dan panas sekali bila di nyalakan kan beberapa lama. Semua ini berkaitan pada sistem penguatan secara tetap pada saat daya penuh. Efek yang paling positif dari semua ini adalah bahwa desain penguat kelas A adalah sudah menjadi sifat paling linear, dengan jumlah penyimpangan paling sedikit.

Tingkat Keluaran Kelas A :

 Penguat arus linear yang sederhana.

 Tidak efisien, efisiensi maximum antara 10 dan 20%.

 Hanya cocok untuk aplikasi daya rendah.  Memerlukan daya tinggi untuk efisiensi yang

baik.

Karakteristik Pemindahan Dari Pengikut Emiter

Karakteristik linier diperoleh dengan mengabaikan perubahan didalam VBE1 dengan iL. Keluaran malsimal (+) ditentukan oleh kejenuhan Q1. Didalam arah negatif, batas daerah linier ditentukan oleh Q1 yang memadamkan atau dari kejenuhan Q2, tergantung pada nilai-nilai I dan RL.

Gambar 2.1 Karakteristik Pemindahan Dari Pengikut Emiter

Gambar 2.2 Konfigurasi Penguat Kelas A Penguat Kelas B

Jika pada power amplifier Kelas A menghasilkan rangkaian bias yang paling stabil, tapi sangat memerlukan rating daya yang besar, dan adanya aliran arus tanpa sinyal yang menyebabkan pemborosan yang tidak berguna.

Untuk menekan pemborosan itu digunakan rangkaian penguat balans (push-pull) Kelas B, yaitu rangkaian dengan dua transistor dimana kedua transistor dibias pada cut off. Secara blok diagram diberikan sebagai berikut:

Rangkaian ½ Sinyal Rangkaian ½ Sinyal Beban Vi

Secara rumus dapat ditulis sebagai berikut 

Daya input supply

DCCC S S

V

I

P

Jika ,

I

S

I

L

2

*IL = arus output maksimum

    L P L CC L CC DC S

R

V

V

I

V

P

2

2

Daya output beban

      L P L L rms L AC L R V R V P 2 2 2  

Rangkaian ini bekerja secara bergantian dimana saat ½ gelombang positif maka rangkaian bagian atas yang bekerja dan meneruskan ke beban. Dan saat ½ gelombang negatif rangkaian bagian bawah yang bekerja dan meneruskan ke beban. Karena rangkaian bekerja pada daerah cut off maka

7

(3)

3

tidak ada daya yang terbuang pada keadaan stand-by.

Tingkat Keluaran Kelas B

Gambar 2.4 Skematik Output Kelas B

 Q1 dan Q2 membentuk dua pengikut emiter yang tidak memihak. Q1 hanya dapat menghantarkan saat diberi masukan positif. Q2 hanya dapat menghantarkan saat diberi masukan negatif.

 Sudut konduksi adalah 180°.

 Saat masukan nol, tak ada penghantar. (I . e) Pemborosan daya saat diam adalah nol.

Penguat Kelas AB

Untuk menghindari distorsi crossover, maka basis emitter kedua transistor diberi bias maju sedikit (0.2 atau 0.7) sehingga jika sinyal ac diberikan pada basis maka arus kolektor mulai mengalir dengan cepat. Kondisi ini dinyatakan sebagai kelas AB. Ini diperoleh dengan menambahkan tahanan pembias dimana R1 dan R2

dipilih agar Q1 dan Q2 titik kerjanya dekat dengan

cut off.

Gambar 2.5 Sirkuit Kelas AB Amplifier Kelas C

 Amplifier kelas C beroperasi kurang dari setengah putaran input. Efisiensinya sekitar 75% karena bagian yang aktif dibelokkan melalui switching.

 Kelas C umumnya digunakan pada sirkuit RF dimana resonansi harus diberada di output agar menjaga gelombang sinus tidak terpengaruh putaran input.

Amplifier Kelas D

Ini merupakan fakta bahwa amplifier yang menggunakan kelas A atau kelas AB tidak efisien karena menghasilkan daya yang kecil dengan disipasi besar. Sekarang sudah dikenal subwoofers dengan frekuensi rendah elektrik yang bertujuan meningkatkan subwoofes sehingga membutuhkan daya yang tinggi. Dengan penguat kelas D disipasi daya dapat ditekan dan penguatan daya yang dihasilkan bisa optimal, kelas D mempunyai tingkat efisiensi normal lebih dari 90% dan kurang dari 10% yang diubah menjadi panas.

Penguatan kelas D menggunakan gelombang Pulse Wide Modulation (PWM) biasa disebut Pulse Duration Modulasi. Dengan sinyal input (Vin) di

modulasikan dengan sinyal lain yaitu Vm yang

berupa sinyal sawtooth. Dengan prinsip sederhana seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.6 Proses PWM

Sinyal merah adalah Vin dan sinyal biru adalah sinyal modulasi Vm. Sedangkan gelombang yang dihasilkan berupa gelombang PWM (Vd) (sinyal hitam). Vd = "1" if Vin > Vm.

Saat ini sudah menggunakan sinyal digital yang hanya dapat membaca " 0" atau " 1". Sinyal digital mempunyai frekuensi dasar yang sama dengan frekuensi modulasinya (sinyal frekuensi modulasi Vm) tetapi juga terdapat sinyal masukan dan rangkaian komponen frekuensi di sekitar frekuensi modulasinya. Sehingga frekuensi modulasinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sinyal input Vin.

(4)

4

Gambar 2.7 Sinyal Discrete

Gambar 2.8 Frekuensi Modulasi Single Push Pull Output Stage

Gambar 2.9 Tingkat Balanced Output Kelas D

Desain amplifier dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Amplifier tradisional, memiliki karakter

sederhana seperti : analog, efisiensi rendah, desain kelas A/ B.

2. Desain efisiensi tinggi: Desain analog kelas D, kelas G/ H: Mengubah Power Supply pada kelas A/ B.

3. Tekhnologi modern. Teknologi ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan yang memerlukan efisiensi yang tinggi dan digital.

DDX

Direct Digital Amplification (DDX) sudah dipatenkan, serba-digital, arsitektur amplifier memiliki tingkat efisiensi tinggi, ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan besarnya angka penggunaan audio, dari mulai PC multimedia, home audio sampai MP3 player. Sistem hiburan saat ini, sudah dituntut untuk serba digital, sistem analog hanya digunakan untuk memproses sinyal analog (DAC). Teknologi DDX sudah menghilangkan

DAC. Yaitu dengan menggunakan tekhnik pemrosesan sinyal untuk kontrol digitalitas daya efisiensi tinggi. Berkaitan dengan audio digital, menimbulkan hilangnya sinyal analog dan meningkatkan efisiensi amplifier pada salah satu dari tiga faktor yang dibandingkan pada desain analog. Suatu perkembangan teknologi memungkinkan dapat menciptakan produk audio digital yang menyediakan reproduksi suara digital dari sumber ke speaker.

Perbadingan DDX Dengan Desain Analog

Gambar 2.10 membandingkan arsitektur amplifier DDX dengan arsitektur analog . Perbedaan pokoknya adalah bahwa desain analog membutuhkan DAC terlebih dahulu pada taraf amplifier. Pada amplifier analog kelas A/B, taraf amplifiernya memiliki sedikit efisiensi sesuai daya yang dikonsumsi amplifier pada komponen aktif. Amplifier kelas D dikembangkan untuk menigkatkan efisiensi amplifier dengan koneksi diskritalitas muatan pada power supply. jika efisiensi yang lebih tinggi dicapai, maka solusinya adalah memanfaatkan analog interface dan analog power stage control.

Gambar 2.10 Perbandingan DDX Amplifier Dengan Analog Amplifier

Manfaat DDX serba-digital yang terdiri dari DDX Controller dan control Power digital. Kaitannya dengan ini yaitu menghilangkan DAC dan sinyal analog, juga meningkatkan efisiensi dengan memenuhi satu faktor dari tiga persamaan pada desain kelas A/B. DDX Controller merubah data audio digital menjadi puncak damped ternary pulse width modulated (PWM) timing signals. Sinyal ini digunakan untuk mengontrol tombol transistor daya efisiensi tinggi konfigurasi penuh. Pass filter pasif rendah digunakan untuk merubah komponen frekuensi tinggi pada PWM output awal pada muatan. DDX mengurangi sistem karena

(5)

5

menghilangkan kebutuhan untuk DAC yang dibutuhkan pada desain analog. DDX menghilangkan sinyal analog seperti tak ada sinyal analog tingkat rendah hanya digital dan daya sinyal digunakan. Kesederhanaan desain circuit board dan perkembangan audio performance pada lingkungan khusus high noise ditemukan pada produk digital audio.

Blog Diagram Amplifier

Gambar 2.11 Blok Diagram Amplifier Digital

Sebuah amplifier digital terdiri dari : 1. Input Selection

2. Sound Control DSP 3. Digital Filter

4. DDC (Digital to Digital Converter) 5. Gate Driver.

6. MOSFET Bridge. 7. LPF (Low Pass Filter)

Input Selection

Masukan terdiri dari :

 Multiplexer : untuk memilih input yang masuk

 Sampling Rate Converter : untuk mengubah frekuensi sinyal sampling

Sound Control DSP

Sound Control terdiri dari :

 Tone Control (Bass and Treble)  Graphic Equalizer

 Volume

 SFC (Sound Field Control) program Ada dua metode mengendalikan volume:

1) Pengatur volume secara Digital, yang melibatkan sinyal digital dengan memproses gelombang PCM nya. 2) Mengubah - ubah power supply pada

state output dengan perubahan voltage output.

Digital Filter

Seperti halnya CD, sebuah digital amplifier memerlukan sebuah digital filter untuk melindungi over sampling. Jika sampling frequency meningkat menggunakan penyisipan, maka frekuensi digital noise meningkat juga pada saat yang bersamaan. Desain pembuatan LPF adalah mudah dan juga meningkatkan S/N Ratio. Di dalam amlifier digital, frekuensi data PCM ditingkatkan untuk memenuhi PWM yang switching frequency (sekitar 400 kHz).

PCM to PWM converter (DDC)

Ini adalah inti dari digital amplifier dengan digital IC yang mengkonversi suatu sinyal data PCM menjadi sinyal PWM. Proses ini biasanya disebut DDC ( Digital to Digital Converter). DDC sebagian besar terdiri dari :

1. Multi bit Delta Sigma Modulator. 2. Pulse Width Modulator.

Multi bit Delta Sigma Modulator

Karena kuantitas data cukup besar, maka konversi dari sinyal PCM 16~ 24 bit dimasukkan ke PWM untuk menaikkan harga pulsa dengan cepat. Disini memerlukan suatu langkah pre-proses untuk mengkompresi data, dan mengatur kualitas suara dari sinyal masukan secara serentak.

Jika menurunkan nilai bit didalam PCM, noise akan naik, dan kualitas suara menurun. Dalam mengatur kualitas suara dari harga asli bit PCM, memerlukan teknik noise shaping dan menekan kapasitas noise diluar range frekuensi yang dapat didengar .

Sebuah Multi bit Delta Sigma Modulator, biasanya dinamakan Multi bit Noise Shaper. Pengambilan 24 bits sinyal PCM masukan yaitu 8~16 kali, dan mengkompresi suatu 8 bit sinyal PCM tanpa suatu penurunan yang tajam di dalam kualitas suara.

Gambar 2.12 Block Diagram Dari Multi bit Delta Sigma Modulator

(6)

6

Pada gambar, sebuah bentuk yang sederhana dari koefisien noise shaping filter yang bisa digunakan dalam H(Z), bisa ditulis sebagai berikut :

 First Filter : Z-1

 Second Filter : 2*Z-1 – Z-2 Persamaan H(Z) pada umumnya yaitu : H(Z) = 1 – (1 - Z-1)n , n  1

Noise-Shaping

 Hubungan ke UPWM : perhitungan keluaran.

 Pengiriman ulang spektral dari Q-noise.  Menekan Q-nois didalam gelombang audio. Noise-Shaper

 Feed back filter F(z) adalah beban yang melalui Q-noise.

 E.g. F(z) = 2z-1-z-2

Gambar 2.13 Noise shaper spectrum

Gambar 2.14 Total Noise Amplification Pulse Width Modulator

PWM menghasilkan sebuah bit sinyal PWM dari sebuah kompresan 8 bit sinyal PCM. Kegunaan dari merubah PCM ke PWM adalah untuk

mengkodekan sebuah PCM ke 1 bit (2 level) yaitu dengan :

 Pengulangan pulsa frekuensi rendah (PRF).  Mengontrol dari sebuah clock digital.  Mengubah kode dari sebuah low-pass

filter.

 Ketelitian tinggi (low THD, low noise). PCM ke PWM

Pulse = Fixed Amp. * Variable Duration Linear Axiom - PCM

Linear operation = f(a1) + f(a2) = f(a1+a2) Time UPWM

Definisi pulsa dari sebuah bit clock Fb, Fb = N x Fs.

Gambar 2.15 Time UPWM

PWM Error Modeling Model Hammerstein

Gambar 2.16 PWM Error Model Hammerstein

PWM Error :

 Harmonik + IM Distortion (Menaikkan sinyal frekuensi).

 Intermodulation noise dengan noise shaper

Koreksi eror dari sinyal digital processing ke dalam daerah PCM sebelumnya menuju PWM :

 Harmonic + IM Distortion  Inter-Modulation (IM) Noise  Quasi-Symmetry (QS) Noise

(7)

7

Sinyal PCM

Spektrum Signal PCM

Gambar 2.17 Spektrum Signal PCM

Rekontruksi Filter

Gambar 2.18 Rekontruksi Filter

Sinyal PWM

Spektrum Sinyal PWM

Gambar 2.19 Spektrum Sinyal PWM

Rekontruksi Filter

Gambar 2.20 Rekontruksi Filter Gate Driver

Keluaran tegangan dari DDC chip adalah 3-5V. Untuk operasi suatu pintu dari switching FET digunakan tegangan kurang dari 12V. Kapasitas tegangan untuk dapat menjalankan sebuah DDC sama dengan kapasitas sebuah TTL, dengan keluaran arus yang rendah dan impedansi keluaran yang tinggi. Oleh karena itu memerlukan sebuah gate driver yang mempunyai kemampuan, dan suatu lokasi yang diantaranya DDC chip dan FET.

FET Bridge

Karena DDC chip dan gate driver tidak bisa memberikan arus tinggi ke impedansi rendah seperti

contohnya speaker, maka memerlukan output stage (tingkat keluaran) agar menghasilkan keluaran tegangan dan arus. Sinyal penguat PWM adalah gelombang persegi yang mempunyai frekuensi tinggi, dan sebuah MOSFET dengan kecepatan switching yang tinggi adalah hal yang umum digunakan sebagai keluaran komponen. Didalam switching, circuit merupakan kopel analog “push/pull” yang dinamakan half bridge. Didalam analog sebuah circuit dinamakan “bridge coupling” dan dalam switching dinamakan Full bridge. Sebuah Full bridge circuit seperti huruf “H”, maka dinamakan H bridge circuit.

Karena sebuah switching FET terus mengulang pada keadaan “OFF”, dan jenuh pada keadaan “ON”, sehingga daya yang dikonsumsi oleh FET menjadi kecil. Oleh karena itu panas yang dihasilkan sangat kecil.

Low Pass Filter

Untuk mengubah output sinyal PWM dan memperoleh sinyal analog yang berupa frekuensi audio. LPF akan menghalangi frekwensi tinggi dan melewatkan frekwensi rendah. Rangkain LPF terdiri dari Induktor dan kapasitor.

Sinyal yang masuk ke Sound Control berupa sinyal data PCM, Sound Control dapat melakukan merubahan sinyal data, yang sifatnya dapat dikendalikan dari luar misalnya equalizer atau volume dan keluarannya berupa sinyal PCM. Sinyal PCM hanya berbentuk kode-kode digital maka harus di konverter menjadi PWM, setelah itu barulah sinyal PWM tersebut di kuatkan amplitudonya maksimal sebesar power supply yang diberikan dan tanpa mengubah frekuensi sinyalnya. Sinyal yang keluar dari amplifier masih berupa sinyal PWM dan akan di ubah menjadi sinyal analog (agar bisa dikeluarkan speaker) di LPF (Low Pass Filter), LPF juga akan melewatkan frekuensi tinggi dan menahan frekuensi rendah.

Digital Audio Processor ( IC PULSUS PS9850)

Pulsus PS9850 adalah sebuah chip yang memiliki integrated yang sangat tinggi untuk system multi channel audio video seperti pada 5.1 channel, 6.1 channel, atau 7.1 channel. Pulsus PS9850 adalah modulator PWM kinerja tinggi dan resolusi tinggi digital audio prosesor. Perangkat ini menggunakan modulasi AD beroperasi di 384kHz Tingkat switching, mendukung fungsi gangguan AM penolakan, dan memiliki urutan PWM untuk Pop-kurang. Pulsus PS9850 memiliki tingkat asynchronous converter sampel untuk berbagai tingkat input sampel dengan jitter tertanam koreksi

(8)

8

fungsi. Untuk kinerja yang tinggi dan resolusi tinggi, audio prosesor 30bit mengoperasikan jalur

data dan

192kHz sample rate prosesor ini terdiri dari equalizers, kontrol volume, sebuah bass manajemen dan keuntungan otomatis membatasi fungsi. Equalizers sepenuhnya diprogram yang memiliki 69 biquad band filter dengan baik mode statis atau grafik dan bermanfaat preset equalizer grafis. Pulsus PS9850 dioperasikan dengan daya tunggal, seperti yang telah regulator untuk inti. Perangkat ini memiliki built-in PLL tanpa eksternal loop filter. Oleh karena itu komponen eksternal diminimalkan

III. Stereo Digital Amplifier Power Stage (HT1200-4)

HT1200-4 adalah sebuah power amplifier generasi ketiga, yang memiliki performance tinggi, dan perbaikan sistem proteksi pada integrated stereo digital amplifier power stage. HT1200-4 dapat mengangkat beban 4  sampai dengan 125 W per channel dengan integrated noise rendah pada output, performance THD+N rendah, dan disipasi daya rendah.

HT1200-4 memiliki biaya rendah, high fidelity audio system dapat dibuat menggunakan sebuah TI chipset, yang terdiri dari sebuah modulator (seperti TAS5508) dan sebuah HT1200-4. Sistem ini hanya memerlukan sebuah LC demodulation filter sederhana untuk menghasilkan kualitas yang tinggi, penguatan audio dengan tingkat efisiensi tinggi sebagai pemenuhan standar EMI. HT1200-4 memerlukan 2 supply daya, 12V untuk GVDD dan VDD, dan 35V untuk PVDD. HT1200-4 tidak memerlukan power up untuk internal power on reset. Efisiensi dari digital amplifier ini sangat bagus yaitu 90% pada beban 6 , yang mana memungkinkan untuk menggunakan power supply dan heatsink yang lebih kecil.

HT1200-4 mempunyai inovatif system proteksi yang terintegrasi dalam chip, yang melindungi device dari kondisi yang tidak diinginkan yang dapat merusak sistem. Pelindung ini adalah proteksi short circuit, proteksi arus lebih, proteksi tegangan kurang dan proteksi over suhu. HT1200-4 mempunyai sirkuit pembatas arus untuk mengurangi kemungkinan shutdown selama transisi level high music. programable detector arus berlebih yang baru memungkinkan menggunakan induktor yang lebih murah pada filter demodulasi keluaran..

IV PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Amplifier merupakan salah satu item yang

sangat penting dalam sebuah home theater

yang mana berfungsi untuk menguatkan

sinyal audio menjadi lebih besar.

2. Besarnya penguatan sinyal audio tergantung

dari tipe IC yang digunakan.

Saran

Adapun saran yang ingin penulis

sampaikan setelah melakukan kerja praktek di

PT

LG Electronics Indonesia antara lain sebagai berikut :

1. Dalam

mempelajari

suatu

rangkaian

amplifier, terlebih dahulu harus mengetahui

teori

dasar

elektronika,

karena

itu

merupakan langkah awal yang harus

dipelajari sebelum memasuki tingkat yang

lebih tinggi.

2. Amplifier merupakan suatu rangkaian

penguat yang memerlukan tegangan yang

cukup tinggi. Jadi dalam merakit amplifier

kita harus mengerti prinsip kerja atau proses

kerja amplifier agar tidak terjadi kesalahan

yang fatal dalam pengerjaannya.

3. Perakitan amplifier merupakan suatu hal

yang sangat mengasikkan tetapi juga sangat

merumitkan, jadi membutuhkan tingkat

ketelitian, keseriusan dan kehati-hatian

dalam pengerjaannya agar mendapatkan

hasil penguatan sesuai yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Albert Paul Malvino,

Alih Bahasa: Prof. M. Barmawi, Ph.D. M. O. Tjia, Ph.D.

Prinsip-Prinsip Elektronika, 1992 , Erlangga , Jakarta.

[2] Wasito S, Vademekum Elektronika, 2001, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

[3] Dennis Roddy, John Coolen. Alih bahasa: Ir. Kamal Idris.

Komunikasi Elektronika, 1984, Erlangga, Jakarta.

[4] R&D DAV PT.LG Electronics Indonesia, Basic System Handbook, 2004, Cikarang Barat

.

(9)

9

BIODATA

Anton Ratrianto, lahir di Jakarta tanggal 28 februari 1988, menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 02 Duren Sawit, melanjutkan ke SLTP Negeri 27 Duren Sawit dan SMA Negeri 12 Jakarta Timur lulus pada tahun 2006 dan sekarang tercatat sebagai mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro Angkatan 2006, Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi.

Semarang, Mei 2013 Menyetujui, Dosen Pembimbing Kerja Praktek

Ir. Ngatelan, MT

NIP.195207271982031003

Gambar

Gambar 2.2 Konfigurasi Penguat Kelas A  Penguat Kelas B
Gambar 2.5 Sirkuit Kelas AB
Gambar 2.7 Sinyal Discrete
Gambar 2.11 Blok Diagram Amplifier Digital  Sebuah amplifier digital terdiri dari :
+3

Referensi

Dokumen terkait

Adanya data yang valid tentang kelomok olahraga - Menurunnya angka kesakitan dimasyarakat - Meningkatnya derajat masyarakat BOK 3 Jan– Des 2014 Membuat jadwal kegiatan

Oleh karena alasan itu, Dwi mengajukan gugatan pembatalan nikah dengan alasan bahwa dalam pernikahan telah terjadi penipuan yang dilakukan Endar kepada Dwi,

Dari hasil penelitian tentang masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Srumbung ditampilkan dalam grafik 3, yang menjelaskan 10 penyakit terbesar dalam

Oleh karena itu, dapat disimpulkan benar adanya bahwa judul- judul TA Penciptaan Mahasiswa Kriya, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta masih “mengagung-agungkan” judul

1) Adevertising (iklan), sebaiknya Bimbingan Belajar Tridaya mengadakan program lebih banyak lagi. Tidak hanya diskon untuk yang berprestasi saja agar semua

Penelitian ini menerapkan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, melalui penelitian ini dimaksudkan mendeskripsikan pelaksanaan dan metode khotbah apa

Selain itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Jambi 2005 - 2025 disebutkan bahwa salah satu misi pembangunan Provinsi Jambi adalah

Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa Penagihan pajak dengan surat paksa dan penyitaan sebagai pelaksanaan dari Pasal 20 Undang-Undang Nomor