• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FKIP Universitas Jambi Page 1 ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA

SKRIPSI

OLEH SONIA PRYANKA

NIM. A1B109055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

(2)

FKIP Universitas Jambi Page 2 Kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014

BErcerita dengan Alat Peraga

Oleh:

SONIA PRYANKA

(Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jambi)

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014 Bercerita dengan Alat Peraga. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga. Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan di bidang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya di bidang bercerita dengan menggunakan alat peraga.

Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kuala Tungkal pada bulan Maret 2014. Data ini diperoleh dengan mengamati penampilan bercerita dengan alat peraga yang dimainkan oleh siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungakal sebanyak 35 siswa dengan memperhatikan lima aspek yakni: urutan yang baik, volume suara, pelafalan, intonasi, dan gestur.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga tergolong sangat mampu dengan rata-rata 83,43. Pada aspek urutan cerita tergolong kategori mampu dengan rata-rata 80. Aspek volume suara tergolong kategori mampu dengan rata 77,1. Aspek pelafalan tergolong kategori mampu dengan rata-rata 83,2. Aspek intonasi tergolong kategori mampu dengan rata-rata-rata-rata 83,55 dan aspek gestur tergolong kategori mampu dengan rata-rata 81,75.

Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru mempertahankan prestasi siswa daalam bercerita dengan alat peraga dan guru harus melatih agar anak lebih kreatif lagi membuat alat peraga. Selain itu hendaknya guru semakin keratif dan bervariasi lagi dalam mengajar guna meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Aspek keterampilan berbahasa yang lain yaitu, membaca, menyimak dan menulis.

(3)

FKIP Universitas Jambi Page 3 Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 2008: 16). Menurut Greene dan Petty dalam Tarigan (2008: 3-4) berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.

Keterampilan berbicara terbagi menjadi beberapa aspek. Nurgiyantoro (2001: 287) membagi keterampilan berbicara menjadi lima bentuk, anatara lain: (1) berbicara berdasarkan gambar, (2) wawncara, (3) bercerita, (4) pidato, (5) diskusi. Keterampilan berbicara tersebut dipelajari di lingkungan formal dan nonformal.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP khususnya standar kompetensi berbicara ada beberapa kompetensi dasar, yang salah satu diantaranya adalah bercerita dengan alat peraga. Dalam kompetensi ini siswa diharapkan mampu bercerita dengan alat peraga.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimanakah kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga

1.4 Manfaat Penelitian

Seperti penelitian lainnya, penelitian ini juga memiliki manfaat. Manfaat dalam penelitian ini ada dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah khazanah pengetahuan di bidang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya di bidang bercerita dengan menggunakan alat peraga di SMP Negeri 2 Kuala Tungkal dan sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis ini bermanfaat bagi guru, siswa, dan sekolah, peneliti selanjutnya

1. Bagi guru dan calon guru penelitian ini dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan tentang media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara, khusunya bercerita

2. Bagi siswa hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pembelajaran siswa, untuk meningkatkan kemampuan bercerita dan meningkatkan keberanian siswa untuk bercerita serta kesempatan untuk berbicara menjadi merata

(4)

FKIP Universitas Jambi Page 4 3. Bagi pihak sekolah penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan

inovasi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia.

4. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya yang sesuai atau relevan dengan topik penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Pembelajaran bahasa Indonesia diajarkan pada peserta didik mulai dari bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Meskipun materi pembelajaran yang diajarkan berbeda-beda namun aspek pembelajaran bahasa Indonesia tetaplah sama. Aspek pembelajaran bahasa Indonesia di SMP terdiri atas kemampuan berbahasa yang meliputi: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini saling berhubungan dalam pengajarannya di sekolah guna mencapai keberhasilan peserta didik dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.

2.2 Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga di SMP

Bercerita dengan alat peraga merupakan materi pembelajaran yang perlu diajarkan kepada siswa. Pembelajaran berbicara dengan materi bercerita dengan alat peraga di SMP diajarkan pada kelas VII. Untuk pembelajaran bercerita dengan alat peraga ini diberikan waktu selama 4 jam pelajaran dua kali pertemuan (4 X 40 menit). Bercerita dengan alat peraga adalah salah satu keterampilan yang perlu dikembangkan oleh siswa agar siswa lebih terampil dalam berbicara, menuangkan ide-ide kreatif, dan berani tampil di depan umum.

2.3 Kemampuan

Kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Alwi, dkk 2005:707). Kemampuan bercerita dengan alat peraga dalam pembelajran bercerita merupakan suatu tindakan yang tidak hanya melibatkan naskah cerita saja, tetapi juga perlu memperhatikan urutan cerita, suara, lafal, intonasi dan gerak sehingga seseorang itu dapat dikatakan dapat bercerita dengan baik.

2.3.1 Bercerita

Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain (Bachrtiar S Bachir 2005:10).

2.3.2 Tujuan Bercerita

Pada dasarnya tujuan utama bercerita adalah untuk berkomunikasi atau bertukar informasi dengan orang lain. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seseorang yang berecerita harus memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (2001: 277), yang mengemukakan bahwa tujuan bercerita adalah untuk mengemukakan sesuatu kepada orang lain.

(5)

FKIP Universitas Jambi Page 5 2.3.3 Manfaat Bercerita

Tadkiroatun Musfiroh (2005: 95) menyatakan bahwa manfaat bercerita, adalah sebagai berikut:

a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi c. Memacu kemampuan verbal anak

d. Merangsang minat menulis anak e. Membuka cakrawala pengetahuan anak 2.3.4 Jenis-jenis Cerita

Berdasarkan ciri-cirinya, cerita dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut: a. Cerita Lama

Jenis-jenis cerita lama menurut Desy (Taningsih, 2006: 7) adalah sebagai berikut:

1) Dongeng

Macam-macam dongeng adalah sebagai berikut: a. Mite b. Legenda c. Fable d. Sage 2) Cerita Berbingkai 3) Cerita Panji 4) Tambo b. Cerita Baru 2.4 Alat Peraga

2.4.1 Pengertian Alat Peraga

Alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk membntu proses belajar mengajar yang berperan sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Menurut Nasution (1985: 100) “alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif”. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau Audio-Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran (Suhardi, 1978: 11).

2.4.2 Fungsi Alat Peraga

Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa menangkap arti sebenarnya konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi obyek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang arti dari suatu konsep (Estiningsih dalam Handono : 2007).

(6)

FKIP Universitas Jambi Page 6 Pada garis besarnya, hanya ada dua jenis alat bantu pendidikan (alat peraga) yaitu:

1. Alat Bantu Lihat (Visual Aids) 2. Alat bantu dengar (Audio Aids)

Di samping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan pembuatan dan pengguanaannya yaitu:

1. Alat peraga yang complicated (rumit) yang memerlukan listrik dan proyektor seperti, film, slide dan sebagainya

2. Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh disekitar tempat tinggal seperti, bamboo, karton, kaleng bekas, kertas, Koran dan sebagainya.

2.5 Kemampuan Bercerita dengan Alat Peraga

Bercerita dengan alat peraga sama halnya dengan bermain drama. Jika bermain drama dalam bermain drama, yang menjadi pemeran adalah pemeran itu sendiri, namun dalam bercerita dengan alat peraga yang menjadi pemeran adalah alat peraganya. Untuk menilai kemampuan siswa bercerita dengan alat peraga dilakukan penelitian. Kegiatan penelitian meliputi dua hal, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil/unjuk kerja. Penilaian berupa unjuk kerja siswa dengan menggunakan aspek urutan cerita, volume suara, pelafalan, intonasi, dan gestur. Landasan pemilihan aspek yang akan dinilai ini berdasarkan KD 6.2 yaitu bercerita dengan alat peraga dengan urutan yang baik, volume suara, lafal, intonasi dan gestur.

2.5.1 Urutan Cerita

Untuk dapat menyampaikan cerita dengan baik, pencerita harus menceritakan ceritanya secara berurutan. Hal ini dilakukan agar pendengar dapat memahami dengan baik cerita yang disampaikan.

2.5.2 Volume Suara

Suara merupakan modal utama dalam bercerita. Suara harus disesuaikan dengan pendengar yang ada. Jika pendengarnya banyak dan ruangannya besar , maka pencerita harus mengeraskan suaranya sehingga apa yang diceritakan atau yang disampaikan bisa terdengar oleh pendengar.

2.5.3 Pelafalan

Pelafalan adalah cara seseorang mengucapkan bunyi bahasa. Agar pendengar dapat lebih mudah memahami isi cerita, dalam bercerita pencerita harus mengucapkan huruf, kata, dan kalimat dengan tepat.

2.5.4 Intonasi

Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat yang berfungsi membentuk makna kalimat. Dengan intonasi yang tepat, pendengar dapat membedakan pengucapan kalimat untuk nada sedih, gembira, marah, dan sebagainya.

2.5.5 Gestur

Bercerita dengan alat peraga, berarti bercerita sambil menggerakkan alat peraga. Dalam bermain drama, pemain biasanya dituntut untuk bisa menggerakkan badannya, sesuai dengan dialog yang diucapkan. Namun, untuk bercerita dengan alat peraga ini, pencerita harus mampu menggerakkan alat peraga yang digunakan sesuai dengan naskah cerita. Misalnya, tokoh dalam cerita dalam keadaan senang dan gembira, pencerita harus bisa menggerakan alat peraganya seperti sedang joget kegirangan. III. METODE PENELITIAN

(7)

FKIP Universitas Jambi Page 7 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sesuai dengan rumusan masalah, yang akan dideskripsikan adalah kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2013 bercerita dengan alat peraga.

3.2 Subjek Penelitian

Siwa yang menjadi subjek penelitian adalah sisw kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014. Jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah 35 siswa. Peneliti memilih kelas VII A sebagai subjek penelitian karena VII A merupakan kelas unggul dengan nilai rata-rata pelajaran tertinggi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui kemampun bercerita dengan alat perga di kelas VII A.

3.3 Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah nilai skor dari kemampuan siswa dalam bercerita dengan alat peraga. Penelitian dilakukan dari segi kesesuaian alat peraga, volume suara, pelafalan, intonasi dan gerak yang diperoleh dari hasil pengamatan dan penilaian. Pengumpulan data dilakukan oleh dua penilaian yaitu guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal (P2) dan peniliti (P2). Sumber data berasal dari seluruh siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 35 siswa.

3.4 Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa tes kemampuan bercerita dengan alat peraga. Pada tes tersebut siswa didibebaskan untuk mencari cerita sendiri dan menentukkan alat peraga yang sesuai untuk cerita yang akan mereka tampilkan. Hal ini dilakukan agar siswa lebih kreatif dan cerita yang ditampilkan tidak monoton.

3.5 Pengumpulan Data

Untuk mencari dan mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan pengamatan atau observasi dan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam bercerita dengan alat peraga yang dinilai dari kesesuaian alat peraga, volume suara, pelafalan, intonasi dan gerak.

Langkah-langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data antara lain: 1. Siswa akan tampil secara individu

2. Siswa diberikan kebebasan untuk mencari naskah cerita sendiri

3. Setiap siswa harus mempersiapkan alat peraga yang sesuai dengan isi cerita 4. Siswa diharapkan mampu menguasai beberapa alat peraga

5. Siswa diberikan waktu selama satu minggu untuk berlatih

6. Siswa secara individu ditugaskan untuk bercerita dengan alat peraga di depan kelas yang berdurasi 5 sampai 7 menit

Tabel 3.1 Format Kriteria Penilaian

Aspek Deskriptor Skor

Urutan Cerita 1. apabila cerita yang disampaikan berurutan sesuai dengan naskah cerita

2. apabila ada salah satu bagian cerita yang tertinggal dan tidak diceritakan

3. apabila cerita yang disampaikan kurang berurutan

4. apabila urutan cerita yang disampaikan

20 15 10 5

(8)

FKIP Universitas Jambi Page 8 Volume Suara Pelafalan Intonasi Gerak

tidak sesuai dengan naskah cerita

1. apabila volume suara sudah terdengar oleh seluruh pendengar secara jelas dan lantang sesuai dengan tuntutan cerita

2. apabila volume suara sudah terdengar oleh seluruh pendengar sesuai tuntutan cerita 3. apabila volume suara kurang terdengar oleh

pendengar

4. apabila volume suara tidak terdengar oleh pendengar

1. apabila pengucapan huruf, kata dan kalimat sangat tepat

2. apabila pengucapan huruf, kata, dan kalimat tepat

3. apabila pengucapan, huruf, kata, dan kalimat kurang tepat

4. apabila pengucapan huruf, kata, dan kalimat tidak tepat

1. apabila pengaturan tinggi rendahnya nada suara, sangat tepat sesuai tuntutan naskah 2. apabila pengaturan tinggi rendahnya nada

suara, tepat sesuai tuntutan naskah

3. apabila pengaturan tinggi rendahnya nada suara, kurang tepat dengan tuntutan naskah 4. apabila pengaturan tinggi rendahnya nada

suara , tidak tepat dengan tuntutan naskah 1. apabila keselarasaan antara gerak dengan

naskah cerita sangat sesuai

2. apabila keselarasaan antara gerak dengan naskah cerita cukup sesuai

3. apabila keselarasaan antara gerak dengan naskah cerita kurang sesuai

4. apabila keselarasaan antara gerak dengan naskah cerita tidak sesuai

20 15 10 5 20 15 10 5 20 15 10 5 20 15 10 5 3.6 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menghitung presentase dari penilaian kemampuan bercerita dengan alat peraga yang dinilai dari urutan cerita, volume suara, pelafalan, intonasi dan gerak-gerik. Untuk mendapatkan data tersebut dilakukan beberapa hal sebagai berikut:

Uuntuk mengukur kemampuan siswa digunakan pedoman penilaian.

Ada pun rumus penilaian berpedoman dengan rumus Djiwandono (1996:102) sebagai berikut.

Jmlh = P1+P2 2 Keterangan:

(9)

FKIP Universitas Jambi Page 9 P1 = Penilai 1

P2 = Penilai 2

Setelah itu, mencari tingkat presentase kemampuan siswa dalam bercerita dengan alat peraga digunakan rumus Ali (1993:186) sebagai berikut:

% = n x 100 N Keterangan:

% = Presentase tingkat kemampuan siswa bercerita dengan alat peraga n = Jumlah nilai rata-rata

N = Jumlah keseluruhan skor maksimal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

Kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 dalam bercerita dengan alat peraga dapat diketahui melalui penilaian dari aspek urutan cerita, volume suara, pelafalan, intonasi, dan gerak.

4.1.1 Hasil Analisis Aspek Urutan Cerita

Dari hasil indeks penilaian kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga khususnya aspek urutan cereita diperoleh indeks penilaian 80. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 75-84 dengan kategori sangat mampu.

4.1.2 Hasil Analisis Aspek Volume Suara

Dari hasil indeks penilaian kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 dalam bercerita dengan alat peraga khususnya aspek volume suara diperoleh indeks penilaian 77,1. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 75-84 dengan kategori mampu.

4.1.3 Hasil Analisis Aspek Pelafalan

Dari hasil indeks penilaian kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga khususnya aspek pelafalan diperoleh indeks penilaian 83,2. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 75-84 dengan kategori mampu.

4.1.4 Hasil Analisis Aspek Intonasi

Dari hasil indeks penilaian kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 dalam bercerita dengan alat peraga khususnya aspek intonasi diperoleh indeks penilaian 83,55. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 75-84 dengan kategori mampu.

(10)

FKIP Universitas Jambi Page 10 4.1.5 Hasil Analisis Aspek Gerak

Dari hasil indeks penilaian kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga khususnya aspek gerak diperoleh indeks penilaian 81,75. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 75-84 dengan kategori mampu.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 tergolong kategori mampu. Hal ini dapat terlihat dari perhitungan yang dilakukan dengan mempresentasekan 35 orang dalam penelitian, 17 orang (48,58%) tergolong kategori mampu sekali, 14 orang (40%) tergolong kategori mampu, 3 orang (8,57%) tergolong kategori cukup mampu, dan 1 orang (2,85%) tergolong kategori kurang mampu.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis hasil penelitian, maka dapat disimpulan bahwa kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 dalam bercerita dengan alat peraga dengan kategori mampu yaitu dengan indeks penilaian 83,43.

5.2 Saran

1. Mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam bercerita dengan alat peraga tergolong kategori sangat mampu, disarankan agar guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Kuala Tungkal dapat mempertahankan prestasi siswa dalam bercerita dengan alat peraga dan melatih anak lebih kreatif lagi membuat alat peraga untuk bercerita.

2. Guna semakin meningkatkan kemampuan bercerita dengan alat peraga, guru bahasa Indonesia sebaiknya lebih keratif dan bervariasi lagi dalam mengajar. 3. Pihak sekolah atau guru dapat mengajak anak agar semakin termotivasi, tertarik,

dan berminat untuk bercerita dengan alat peraga dengan cara mengadakan perlombaan bercerita dengan alat peraga antar kelas.

DAFTAR RUJUKAN

Arsjad, G.Maidar dan Mukti. 1987. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Bachir, S Bachtiar. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan Prosedurnya. Jakarta: Depdiknas.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan.

(11)

FKIP Universitas Jambi Page 11 Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:

BPFE

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahsa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Bahasa Indonesia Tingkat

SMP/KBK. Jakarta.

Handono. (2007). Alat Peraga [online] Tersedia: http//www.Blogspot.com/2007/12[29 Mei 2010].

Hasan Alwi, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Mudini dan Salamat Purba . 2009. Pembelajaran Berbicara. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Mustakim, Nur. 2005. Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa. Jakarta:

Depdiknas

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

PBS FKIP UNJA (Tim Penyusun). 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. FKIP Universitas Jambi.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Gambar

Tabel 3.1 Format Kriteria Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

Apabila di wakilkan diharuskan membawa Surat Kuasa dan diminta kepada Saudara hadir tepat waktu serta membawa seluruh berkas dokumen Administrasi dan Teknis yang sudah

Fakultas memberikan dana penelitian kepada dosen yang proposal penelitiannya telah lolos seleksi di tingkat Jurusan/ Program Studi. Jurusan/Program Studi menentukan

Perdata; (2) hukum kontrak menganut sistem terbuka yang mengandung asas kebebasan berkontrak, yaitu memberikan kebebasan yang memungkinkan masyarakat untuk membuat berbagai

[r]

Rangkaian Pulse Code Modulation pada Module ED Laboratory 2960 F terdiri dari clock generator, voltage follower, voltage comparator, counter, latch dan shift register..

Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan Pendidikan Lingkungan hidup selalu dikaitkandengankedupan. siswa, serta merangsang siswa untuk

Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) Terhadap Perkecambahan Benih Jati.. ( Tectona gandis

Apabila besar sudut H lebih besar 15º maka bentuk profil wajah adalah cembung, sedangkan bila lebih kecil dari 7º maka bentuk profil wajah adalah cekung karena letak Pog’ lebih