• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usaha dengan cara mendirikan suatu badan usaha atau perusahaan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usaha dengan cara mendirikan suatu badan usaha atau perusahaan."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak lepas dari peran serta para pengusaha domestik selaku pelaku usaha. Kegiatan bisnis sejatinya merupakan bidang usaha dengan jangkauan yang (hampir) tanpa batas, semua kesempatan dapat diolah menjadi peluang bisnis. Banyaknya pelaku usaha yang ikut andil dalam menciptakan persaingan usaha antar para usahawan tersebut merupakan faktor pendorong seseorang melakukan kegiatan usaha dengan cara mendirikan suatu badan usaha atau perusahaan.

Dari aspek hukum bagi pelaku usaha yang akan melakukan kegiatan usaha, harus memilih bentuk usaha yang tersedia berdasarkan kerangka hukum yang ada. Secara kategorial, bentuk usaha tersebut dapat dipilah menjadi 2 (dua) kategori, yaitu bentuk usaha yang memiliki status sebagai badan hukum (legal entity) dan bentuk usaha yang tidak berstatus sebagai badan hukum. Pemilahan ini berimplikasi juga pada kedudukan subjek hukum. Bentuk usaha yang berstatus sebagai legal entity, berkedudukan sebagai subjek hukum dengan segala akibatnya.1

Bentuk usaha bukan berbadan hukum terbagi menjadi tiga, yaitu

1

Tri Budiono, 2010, Hukum Dagang, Bentuk Usaha Tidak Bebadan Hukum, Griya Media, Salatiga, hlm. 5.

(2)

persekutuan perdata, firma dan persekutuan komanditer.2 Dilihat dari statusnya yang bukan berbadan hukum, maka ketiga bentuk persekutuan tersebut memiliki karakteristik yang sama dalam hal tanggung jawab para pemiliknya. Ketiganya memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas (unlimited liability) terhadap hubungannya dengan pihak ketiga. Karena merupakan persekutuan dengan memasukkan harta pribadi kedalam kekayaan bersama menyerupai dengan perusahaan perseorangan dan pertanggung jawabannya dalam hal tindakan hukum dengan pihak ketiga akan melibatkan harta pribadi para pemilik perusahaan persekutuan tersebut.

Bentuk usaha bukan berbadan hukum merupakan perusahaan yang paling sederhana yang dapat didirikan bersama untuk memperoleh keuntungan bersama. Hal tersebut disebabkan karena dalam pendiriannya tidak ada aturan perundang-undangan yang mengatur dan tidak memerlukan pengesahan dari Instansi Pemerintahan yang berwenang. Oleh karena itu, dalam pendirian persekutuan tidak ditentukan harus dengan akta autentik. Walaupun dengan akta dibawah tangan, persekutuan tetap dapat didirikan dan dijalankan oleh para pendirinya.

Persekutuan Komanditer atau dalam bahasa Belanda disebut Commanditaire Vennootschap yang disingkat CV, adalah suatu perusahaan yang terdiri dari satu atau lebih sekutu aktif (pesero komplementer) dan satu atau lebih sekutu pasif (pesero komanditer). Persekutuan Komanditer juga

2

Abdul R. Saliman, et al., 2007, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh

(3)

dapat didefinisikan adalah persekutuan untuk menjalankan suatu usaha yang dibentuk oleh satu atau beberapa pihak yang bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak, dan satu atau beberapa sekutu bertindak sebagai pelepas uang pada pihak lain.3 Dilihat dari definisinya, perbedaan mendasar Persekutuan Komanditer (CV) dengan persekutuan bukan berbadan hukum lainnya adalah adanya sekutu yang bertindak untuk dan atas nama persekutuan dan berhak mewakili persekutuan (pesero komplementer) dan ada sekutu diam sebagai pelepas uang atau pemberi modal (pesero komanditer).

Dalam Persekutuan Komanditer (CV), sekutu pasif (pesero komanditer) adalah sekutu yang memasukkan uang atau benda ke dalam persekutuan sebagai pemasukan (inbreng) dan berhak atas keuntungan dari persekutuan tersebut.4 Menurut Pasal 20 ayat (3) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (selanjutnya disebut KUHD), tanggung jawab sekutu pasif hanya terbatas pada sejumlah modal yang disetor. Selain sekutu pasif, dalam Persekutuan Komanditer (CV) adapula sekutu aktif (pesero komplementer). Sekutu aktif adalah sekutu yang menjadi pengurus persekutuan atau sekutu kerja. Sekutu inilah yang aktif menjalankan persekutuan dan berhubungan dengan pihak ketiga, sehingga tanggung jawabnya adalah tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan sampai ke harta pribadi.5

Walaupun terdapat perbedaan karakteristik antara Persekutuan

3

Mulyoto, 2010, Kesalahan Notaris : Dalam Pembuatan Akta Perubahan Anggaran

Dasar CV, Cakarawala Media, Yogyakarta, hlm. 6

4

Ridwan Khairandy, et.al, 1999, Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Gama Media, Yogyakarta, hlm. 26

5

(4)

Komanditer (CV) dengan bentuk badan usaha yang tidak berbadan hukum lainnya, namun adanya tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan mempengaruhi Persekutuan Komanditer (CV) untuk melakukan perluasan usaha karena faktor resiko yang dapat membahayakan harta pribadi para sekutu aktif tersebut.

Meskipun resiko yang ditanggung oleh pengurus Persekutuan Komanditer (CV) cukup besar, namun tidak sedikit pelaku usaha yang mendirikan Persekutuan Komanditer (CV). Terlebih lagi dengan semakin meningkatnya para entrepreneur muda yang notabene merupakan pemula dalam dunia usaha yang biasanya akan memilih Persekutuan Komanditer (CV) sebagai bentuk usahanya dibandingkan dengan Perseroan Terbatas (PT). Hal ini terjadi karena Persekutuan Komanditer (CV) lebih mudah didirikan dibandingkan dengan Perseroan Terbatas (PT) dan aturan-aturannya tidak serumit dalam Perseroan Terbatas (PT). Namun setelah bisnis mulai berjalan dan menjadi semakin besar, banyak pelaku usaha merasakan bahwa bentuk usaha Persekutuan Komanditer (CV) sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan bisnis mereka. Dibutuhkan bentuk usaha lain yang sesuai dengan kapasitas bisnis mereka dimana bentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) menjadi pilihannya.6

Peningkatan status menjadi berbadan hukum dapat dilakukan dengan

6

Paulus Khierawan, “Perubahan CV menjadi PT”, The President Post, file:///K:/Notariat/Bahan/Perubahan%20CV%20menjadi%20PT.htm, diposting 4 Februari 2013, diakses tanggal 10 Desember 2014.

(5)

perubahan Persekutuan Komanditer (CV) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Terbatas (PT) merupakan persekutuan berbadan hukum, dimana dalam pendiriannya ada peraturan perundang-undangan yang mengatur dan harus dengan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Perseroan Terbatas (PT) selaku badan hukum juga dapat berdiri sendiri selaku subyek hukum, sehingga dalam melakukan kegiatan usahanya terpisah dari harta pribadi para pendirinya.

Pada dasarnya, perbedaan antara Persekutuan Komanditer (CV) dengan Perseroan Terbatas (PT) terletak pada status badan hukumnya. Persekutuan Komanditer (CV) bukanlah merupakan suatu badan hukum, melainkan badan usaha yang berbentuk persekutuan sehingga pertanggungjawaban sekutu pengurus adalah sampai ke harta pribadinya. Sedangkan Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu badan hukum, dan pertanggungjawaban pemegang saham hanya terbatas kepada kekayaan perseroan saja. Sehingga dalam perkembangannya bentuk persekutuan bukan berbadan hukum dianggap memiliki resiko tinggi mengenai pertanggung jawaban dengan pihak ketiga dan mendorong para sekutu aktif untuk meningkatkan statusnya menjadi badan usaha yang berbadan hukum agar dapat melindungi harta pribadinya.

Perubahan Persekutuan Komanditer (CV) menjadi Perseroan Terbatas (PT) tentu akan menemui permasalahan. Selain karena adanya keterbatasan dasar hukum yang secara spesifik mengatur perubahan Persekutuan Komanditer (CV) menjadi Perseroan Terbatas (PT), permasalahan lainnya

(6)

dikarenakan Persekutuan Komanditer (CV) sebelumnya telah melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga. Hal tersebut bukan merupakan tanggung jawab Persekutuan Komanditer (CV) selaku organ, namun merupakan tanggung jawab sekutu aktif yang melakukan hubungan hukum. Selain itu, mekanisme perubahan Persekutuan Komanditer (CV) perlu atau tidak dilakukan pembubaran terlebih dahulu belum terdapat peraturan yang konkrit. Sedangkan mengenai formulasi isi akta pendirian Perseroan Terbatas (PT) yang melanjutkan kegiatan usaha suatu Perserikatan Komanditer (CV) yang juga belum ada peraturan yang mengatur, menuntut Notaris ikut berperan serta dalam memformulasikan isi Akta Pendirian Perseroan Terbatas (PT) tersebut. Permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan hanya pemikiran-pemikiran praktis tetapi perlu diadakan suatu analisis yuridis-empiris yang dituangkan dalam penelitian ilmiah.

Sehubungan dengan penjelasan-penjelasan tersebut diatas, maka menarik untuk mengangkat suatu permasalahan yang terkait dengan Perubahan Persekutuan Komanditer (CV) menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan judul : “PERAN NOTARIS DALAM PERUBAHAN STATUS

BADAN USAHA PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV) MENJADI BADAN USAHA BERBADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS (PT)”

(7)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah mekanisme perubahan status badan usaha Persekutuan Komanditer (CV) menjadi badan usaha berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) harus melalui pembubaran dan likuidasi Persekutuan Komanditer (CV) tersebut?

2. Apakah Notaris ikut serta dalam menentukan formulasi isi Akta Pendirian Perseroan Terbatar (PT) yang melanjutkan kegiatan usaha suatu Persekutuan Komanditer (CV)?

3. Bagaimanakah tanggung jawab sekutu aktif dalam Persekutuan Komanditer (CV) yang telah berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) terkait dengan perbuatan hukum yang telah dilakukan sebelumnya dengan pihak ketiga?

C. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang telah dilakukan penulis di Perpustakaan Universitas Gajah Mada, tidak ditemukan penelitian yang membahas tentang perubahan Persekutuan Komanditer (CV) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Walaupun ada penelitian yang membahas tentang pendirian Perseroan Terbatas (PT). Penelitian tersebut berjudul Aspek Hukum Pendirian PT oleh Pemerintah Daerah Tingkat Propinsi (Studi Kasus CDMA

(8)

di Yogyakarta).7 Pada penelitian ini membahas tentang regulasi pembetukan badan usaha oleh Pemerintah Daerah dan hal-hal yang seharusnya dilaksanakan dalam pembetukan Perusahaan Pelaksana Operasional oleh Pemerintah Daerah Tingkat Propinsi bersama-sama pihak swasta.

Dilihat dari hasil penelitian tersebut, maka penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat perbedaan. Penelitian ini lebih menitikberatkan pada analisis perubahan Persekutuan Komanditer (CV) menjadi Perseroan Terbatas (PT), formulasi akta pendirian Perseroan Terbatas (PT) yang melanjutkan kegiatan usaha suatu Persekutuan Komanditer (CV) dan tanggung jawab sekutu aktif dalam Persekutuan Komanditer (CV) yang telah berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) terkait perbuatan hukum yang telah dilakukan sebelumnya dengan pihak ketiga. Namun demikian sekiranya pernah dilakukan penelitian-penelitian terdahulu dengan topik yang sama dengan judul penelitian ini, maka penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memepertajam serta melengkapi penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.

D. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan seperti yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

7

Sudaryomo Hartosuda, Tesis yang ditulis pada tahun 2008, Mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta

(9)

1. Menjelaskan dan menganalisis mekanisme perubahan status badan usaha Persekutuan Komanditer (CV) menjadi badan usaha berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) harus melalui pembubaran dan likuidasi Persekutuan Komanditer (CV) terlebih dahulu atau tidak.

2. Menjelaskan dan menganalisis peran notaris dalam menentukan formulasi isi Akta Pendirian Perseroan Terbatas (PT) yang melanjutkan kegiatan usaha suatu Persekutuan Komanditer (CV).

3. Menjelaskan dan menganalisis mengenai tanggung jawab sekutu aktif dalam Persekutuan Komanditer (CV) yang telah berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) terkait dengan perbuatan hukum yang telah dilakukan sebelumnya dengan pihak ketiga.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian yang akan dilakukan antara lain :

1. Secara Teoritis, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum khususnya mengenai perubahan Persekutuan Komanditer (CV) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

2. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat, para Notaris dalam melaksanakan tugas jabatannya dan instansi-instansi terkait

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Uji Pupuk Organik Cair dari Limbah Pasar terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) dengan Media Hidroponik.. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi

9 Uforia masyarakat menyambut BPJS dapat saja terjadi karena sejauh ini akses pelayanan kesehatan masih dirasa sulit, dengan adanya angina segar yang dihembuskan kebijakan BPJS

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menguasai materi bina diri untuk pengembangan diri Memberi contoh komunikasi non verbal pada anak. keilmuan yang mendukung

Pelaksanaan pembelajaran membaca doa dalam kegiatan sehari-hari melalui pembiasaan pada anak usia 5-6 tahun di Raudhatul Athfal Babussalam Pontianak terlaksana “sangat baik”

Dengan adanya Keputusan Dinas Pendidikan untuk menggabungkan sistem administrasi sekolah yang terpisah-pisah dan kebutuhan akan fasilitas kesiapan kebakaran di

masyarakat yang berusia 16 (tiga belas) sampai dengan 18 (lima belas) tahun wajib mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasyah Aliah (MA)/

yang berjudul “ Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam Membentuk. Kepribadian Peserta Didik (Studi Kasus di SDI Sunan Giri

Selain itu sampai saat ini masih disenangi dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat setempat karena di dalamnya terdapat nilai budaya seperti nilai sosial, nilai moral,