• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pancing tonda KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pancing tonda KATA PENGANTAR"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

KATA PENGANTAR 

Tonda atau trolling adalah alat penangkap ikan yang ramah lngkungan, murah dan mudah mengoperasikannya, sudah lama dioperasikan di Indonesia, umumnya masih dalam skala perorangan terutama di wilayah perairan yang banyak terkonsentrasi ikan tongkol, seperti Kepulauan Bawean, Kepulauan Karimun Jawa dan Laut Flores. Dewasa ini tonda telah meningkat menjadi alat penangkap ikan yang ekslusif bagi para penggemar olah raga memancing.

Tonda dapat dioperasikan mulai dari lapisan permukaan hingga kedalaman, dari perairan terbuka hingga perairan sempit di sekitar terumbu karang. Rumpon laut dalam yang telah banyak ditanam di perairan indonesia, memungkinkan tonda dapat dioperasikan disekitarnya untuk menangkap ikan tuna atau ikan-ikan pelagis besar lainnya.

Modul ini menjelaskan dengan singkat seluk beluk tentang tonda, terutama konstruksi alat, pemilihhan bahan, perawatan alat, daerah penangkapannya, faktor-faktor yang mempengaruhi operasi dan teknik pengoperasiannya. Dilengkapi dengan beberapa saran yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

(3)
(4)

4

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 

1.1.  Metode Menangkap Ikan 2  1.2.  Ikan apa yang dapat ditangkap 3 KONSTRUKSI TONDA

2.1.  Konstruksi Tonda Error! Bookmark not defined. 

Pancing dan Umpan ... 8

Susunan Pancing Tonda ... 12

Bahan Tali Pancing Tonda ... 13

Kedalaman Pancing ... 15

Penataan Pancing ... 16

Konstruksi Boom ... 17

Konstruksi Tali Pengaman ... 21

Alat Penyambung Tali Pancing ... 23

Menyimpan Tali Pancing ... 24

Alat Penggulung Tali Pancing Mekanik ... 24

Memasang Umpan Utuh ... 27

Memsasang Umpan Disayat ... 28

Merawat dan Menyimpan Pancing... 30

Memeriksa Kerusakan Komponen Pancing ... 32

DAERAH DAN TEKNIK PENANGKAPAN IKAN 1.1.  Daerah Penangkapan Ikan 33 Operasi di Antara Gugusan Karang ... 35 

1.2.  Teknik Penangkapan Ikan 36  Operasi di Perairan Pantai dengan Dasar Laut Curam ... 36 

(5)

Operasi di Perairan Terbuka ... 38 

Operasi di Sekitar Rumpon ... 42 

Operasi pada Konsentrasi Ikan ... 43 

1.3.  Faktor yang Mempengaruhi Operasi Tonda 44  Musim ... 44 

Siang dan Malam Hari ... 44 

Arus Pasang dan Pase bulan ... 45 

Cuaca ... 46  RANGKUMAN

(6)

6

DAFTAR GAMBAR

1. Illustrasi tonda atau trolling ... 3

2. Tongkol (Thunnus tonggol; Bleeker, 1851), dan distribusinya Collete (1983). ... 4

3. Lemadang; Coryphaena hippurus (Linnȇ) ... 4

4. Kapal tonda konvensional yang banyak diopersikan nelayan Bawaian ... 6

5. Salah satu penataan pancing tonda (Preston, 1987) ... 7

6. Illustrasi kapal tonda sedang beroperasi (kiri) dan penataan pancingnya (kanan) ... 8

7. Umpan segar dari ikan yang dibuang tulangnya. ... Error! Bookmark not defined. 8. Diver board yang terbuat dari plastik(kiri) dan yang terbuat dari lempengan plat metal (kanan) (Preston, 1987) ... 9

9. Umpan buatan ... 10

10. Ukuran Pancing tonda ... 11

11. Pancing tonda yang baik ... 11

12. Menggabung dua buah pancing ... 12

13. Susunan pancing tonda ... 13

14. Skematik kedalaman pancing tonda ... 16

15. Penataan pancing tonda yang dipasang pada kedua boom samping dan buritan. ... 17

16. Konstruksi boom pada kapal pancing tonda ... 18

17. Panjang boom ... 19

18. Penataan ujung boom ... 20

19. Konstruksi boom tanpa menggunakan tiang (diedit dari Preston, 1987). ... 21

20. Konstruksi tali pengaman (diedit dari Preston, 1987) ... 22

21. Pemasangan tali pengaman yang baik dan yang buruk ... 22

22. Pandangan belakang Pemasangan tali pengaman ... 23

23. Komponen penyambung talipancing ... 23

24. Alat penggulung tali tonda sederhana ... 24

25. Alat Penggulung Tali mekanik ... 25

26. Konstruksi alat penggulung tali ... 26

(7)

28 Memasang umpan sayat 1 ... 28

29 Memasang umpan sayatan 2 ... 29

30 Jarum umpan ... 30

31 Merawat komponen pancing ... 31

32 Memeriksa kerusakan komponen pancing ... 32

33 Skematik daerah yang baik untuk tonda (Preston, 1987) ... 33

34 Menonda di permukaan gugusan karang ... 34

35 Menonda di antara gugusan karang ... 35

36 Menonda di sekitar terumbu karang ... 36

37 Menonda di dasar perairn yang menjorok curam ... 37

38 Operasi melingkari terumbu karang... 38

39 Pengaruh arus samudra ... 39

40 Pengaruh arus terhadap keberadaan fishing ground ... 40

41 Tanda-tanda adanya konsentrasi tuna ... 41

42 Kondisi di sekitar rumpon ... 42

(8)

8

PENDAHULUAN 

Keinginan menangkap ikan-ikan pelagis seperti ikan tongkol (Thunnus tonggol) di siang hari yang mengumpul tapi selalu bergerak (migrasi) lincah dan gesit pada areal yang luas. Selain tongkol adalah ikan Lemadang (Coryphaena hippurus), Alu-alu (Sphyraena forsteri), Madidihang (Neothunnus albacora), Layaran (Histiophorus orientalis) dan sejumlah spesies cucut.

Perairan sekitar rumpon laut dalam adalah baik sekali untuk melakukan penangkapan ikan-ikan pelagis dengan tonda. Pada kenyataannya rumpon tidak hanya diperuntukkan untuk mengumpulkan ikan yang dapat ditangkap sekaligus banyak (pukat cincin), tapi juga dapat pancing tegak (vertikal line) atau BPPI semarang menyebutnya dengan pancing ulur (Baithur syarif) juga pancing tonda (trolling).

Sudah lama pula tonda telah meningkat menjadi alat penangkap ikan yang tergolong elit. Trolling banyak dilakukan oleh para orang-orang kaya pencinta lautan yang ingin membuktikan dirinya lebih kuat dari ikan (lahan bagus untuk usaha pariwisata bahari). Di Indonesia terkenal dengan istilah “Popping”.

Modul ini akan membahas tentang tonda yang dapat dioperasikan oleh para nelayan dengan modal pas-pasan hanya untuk keperluan isi perut, atau orang-orang kaya yang memiliki hobi bertarung dengan ikan.

(9)

1.1.

Metode Menangkap Ikan

Tonda termasuk dalam kelompok metode menangkap ikan (fishing method) seekor demi seekor dengan menggunakan tali dan pancing. Ikan predator yang suka mengejar dan memakan ikan lainnya ditawari umpan yang didalamnya berisi pancing. Sesuai dengan umumnya karakter ikan-ikan predator yang hidup di wilayah perairan Pelagic-neritic,

oceanodromous yang hidup hingga kedalaman 10 meter, menyenangi makanan hidup yang

bergerak, terutama sekali ikan-ikan tersebut harus didekati, dan diberi atraksi, baik menggunakan umpan hidup atau umpan tiruan (artificial bait). Penampilan dan gerak umpan dimaksudkan untuk merangsang ikan yangbersifat karnivora ini agar terpikat untuk menyerang.

Tonda dapat dihela di lapisan permukaan hingga kedalaman tertentu, dengan kecepatan tinggi atau perlahan-lahan, sehingga nelayan dapat mencakup wilayah penangkapan ikan yang luas, mungkin untuk menghindari kehabisan ikan (over fishing), atau juga mungkin kapal atau perahu yang digunakan memang berkecapatan lambat. Berbeda halnya dengan kapal yangdigunakan dalam sport fishing.

Tali dan pancing bermakna juga sebagai alat penjebak sehingga bahan yang dipilih adalah harus yang tidak kelihatan (transparan) setidaknya oleh ikan, contohnya adalah bahan sintetis yang terbuat dari Polyamide monofilament. Ada juga yang menggunakan wire agar kuat dan tidak mudah putus, tapi hanya pada bagian di dekat pancing.

(10)

10

Umpan dihela di lapisan permukaan, atau mungkin dikendalikan dengan menggunakan pemberat atau peralatn lain untuk mengatur kedalaman pancing. Cara mengoperasikan tonda sangat tergantung pada

kondisi setempat, spesies yang akan ditangkap, perilaku ikan, dan karakter fisik. Nelayan Kepulauan

Karimun Jawa menggunakan perahu layar

untuk mengoperasikan tonda untuk menangkap ikan tongkol. Perhatikan gambar 1.

1.2.

Ikan apa yang dapat ditangkap

Jenis-jenis ikan ekonomis penting yang dapat ditangkap dengan tonda diantaranya adalah tongkol ((Thunnus tonggol; Bleeker, 1851), Lemadang (Coryphaena hippurus (Linnȇ),

(11)

TONGKOL

Tongkol menghindari perairan yang sangat keruh dan perairan bersalinitas rendah seperti estuari. Tongkol hidup mengumpul

(schoolling) dengan ukuran individu berbeda. Bergerak lincah disekitar rumpon, Memakan berbagai jenis ikan, cumi, dan krustasea, khususnya stomatopod larva dan udang (Collette, B.B dalam Carventer, 1999).

LEMADANG

Ikan pelagis, hidup di perairan terbuka hingga tepi pantai. Senang mengikuti kapal dan berkumpul di bawah benda-benda apung yang hanyut di laut.

Menyebar hampir di seluruh perairan tropis hingga sub tropis. Gambar 3 . Tongkol (Thunnus

tonggol; Bleeker, 1851), dan

distribusinya Collete (1983).

Gambar 3. Lemadang; Coryphaena

(12)

12

LAYARAN,MARLIN DAN TODAK

Layaran; Histiophorus

orientalis (Temmick &

Schlegel)

Black marlin; Istiomax Indicus (Cuvier)

Blue marlin; Makaira mazara (Jordan & Sneider)

Penumbuk; Tetraptulus

brevirostris (Lacȇpȇde)

Todak; Xiphias gradius (Linnȇ)

Cucut mungsing; Carcharhinus

menissorah (Mȕller & Henle)

 

 

Cucut ronggeng; Sphyrna

lewini (Griffith).

Alu-alu; Sphyraena forsteri (Cuvier & Valencienes)

(13)

KONSTRUKSI PANCING TONDA

Secara umum yang dimaksud dengan trolling adalah menarik (menunda) satu atau lebih pancing yang dipasangi umpan (attractive atau lure) di belakang kapal yang bergerak. Troll merupakan metoda utama dalam attracting and catching ikan-ikan

predator, yang dioperasikan secara komersial atau sport fishing. Untuk menarik perhatian dan membujuk ikan-ikan tersebut untuk menerima (memakan) umpan,

penarik perhatian ikan didisain sedemikian rupa dengan warna yang cerah, atau meniru gerakan ikan yang sedang sekarat, dapat berupa gerakan memutar atau berguling-guling yang

dianggap sebagai ikan yang jinak oleh predator.

Kapal tonda yang banyak digunakan oleh para nelayan terutama di Kepulauan Bawain dan Karimun Jawa hingga Flores menggunakan kacir ganda dipasang di kedua lambungnya. Gambar 4 adalah kapal pancing tonda yang banyak dioperasikan di perairan sekitar Kepulauan Karimun Jawa yang dapat. Kacir yang dipasang dilambung kanan kiri dan bentuk kapan yang

Gambar 4 Kapal tonda konvensional yang banyak diopersikan nelayan Bawaian

(14)

14

stremline memungkinkan pemasangan pancing tonda yang lebih banyak ke arah buritan dan laju kapal dapat disesuaikan, sehingga cakalang yang tertangkap tidak terlepas.

Gambar 5 Salah satu penataan pancing tonda (Preston, 1987)

Keterangan gambar 5 : 1 Boom; 2: Labrang; 4: Hand reel line; 5: Tali yang dipasang tetap pada boom untuk mengikatkan tali pengaman; 6. Kotak penyimpan hasil tangkapan; 7: Kotak tempat membunuh ikan; 8: Lazy line; 9: Backing cord; 10: Kili-kili; 11: Tali utama; 12: papan penenggelam; 13: Umpan; 14: Pancing bermata tunggal; 15: Kili-kili; 16: Pemberat; 17: Trace; 18: Cincin; 19: Umpan buatan (lure); 20: Pancing bermata ganda; 21: Pancing bermata tiga

Gambar 6 adalah contoh penataan pancing tonda baik

(15)

menggunakan perahu layar atau perahu bermotor atau perahu layar bermotor.

PANCING DAN UMPAN

Umpan pemikat pada perikanan komersil tonda dapat berupa pemikat

buatan (artificial lure) terbuat dari tulang atau bulu unggas, kayu atau plastik serta metal (Gambar 8), yang dibentuk mirip gurita, sotong,

Gambar 7 Illustrasi kapal tonda sedang beroperasi (kiri) dan penataan pancingnya (kanan)

(16)

16

cumi atau ikan layang. Terkadang tanpa umpanpun dapat menangkap ikan, bahkan jika diberi umpan seperti serpihan kain, kertas berwarna, kulit ikan yang berwarna cerah, jerami, atau bahan yang sama yang mudah didapat. Lebih lanjut dapat juga menggunakan umpan hidup atau umpan mati. Untuk mencegah umpan ikan terlepas dari pancing, umpan dililit dengan benang, atau pancing dimasukkan di dalam tubuh ikan (Gambar 7).

Trolling modern atau yang biasa digunakan sebagai game fishing, umpan yang digunakan adalah umpan tiruan dengan berbagai asesoris pancing agar pancing dapat memberikan atraksi yang memikat bagi ikan serta untuk mengatur kedalaman pancing. Alat pengatur kedalaman pancing disebut dengan diving board (gambar 8). Diving board ada yang terbuat dari kayu, plastik, metal, ada yang dipasangi pemberat di bagian depannya. Diving board dipasang diantara tali utama dan tali pancing (trace).

Gambar 8 Diver board yang terbuat dari plastik(kiri) dan yang terbuat dari lempengan plat metal (kanan) (Preston, 1987)

(17)
(18)

18

Ujung pancing (point) harus cukup keras dan tajam sehingga mampu menembus kulit keras atau tulang. Mata pancing (eye), tangkai pancing (shank) dan lengkungannya (bend) harus solid dan cukup kuat mempertahankan ikan tidak lepas saat ikan berjuang melepaskan diri dan pancing tidak patah (lihat gambar 10).

Selain kuat dfan tajam, pancing tonda yang baik harus tahan karat,

tahan lama permukaannya halus,

sehingga tidak bekerja seperti gergaji. Pancing tonda umumnya berkait (barb), agar ikan tidak terlepas. Tipe pancing tonda yang umum digunakan lihat gambar 11. Peluang ikan tertangkap dapat ditingkatkan dengan menggabungkan dua buah atau lebih pancing (lihat gambar 12). Tekuk dan regangkan sedikit ke arah dalam mata pancing yang akan digabungkan. Sedangkan mata pancing utama tidak perlu ditekuk, Kondisi demikian akan bermanfaat jika umpan atau pancing tidak masuk ke mulut ikan, maka pancing

Gambar 10 Ukuran Pancing tonda

Gambar 11 Pancing tonda yang baik

(19)

dapat menangkap ikan seperti halnya pancing kotor. Pancing akan menusuk bagian manapun tubuh ikan. Umpan dipasang pada

pancing gabungan ini seperti tampak pada gambar 7.

SUSUNAN PANCING TONDA

Pancing tonda yang utuh merupakan gabungan tiga komponen yaitu, wire leader atau trace , tali utama (main line) dan backing cord, . Ketiga komponen ini memiliki fungsi berbeda. Penyambunga antar komponen menggunakan kili-kili atau snap berkili-kili.

Wire leader merupakan komponen penempatan umpan. Tali utama untuk menajuhkan umpan dari kapal, dan backing cord merupakan tempat pemasangan tali utama. Biasanya backing cord ini hampir terpasang tetap di boom kapal. Perhatikan gambar 13.

Gambar 12 Menggabung dua buah pancing

(20)

20

Gambar 13 Susunan pancing tonda

BAHAN TALI PANCING TONDA

Preston (1987) memberikan beberapa pilihan bahan yang dapat digunakan sebagai pancing tonda (Tabel 1). Nelayan Pulau Bawaian dan Kepulauan Karimun Jawa menggunakan bahan senar (Nylon monofilament). Karena bahan ini selain memiliki keunggulan teknis dan tersedia dalam berbagai ukuran di pasar lokal serta harganya terjangkau.

(21)

Bahan Keunggulan Kelemahan Nylon monofilemaent

(senar)

1. Kuat sesuai dengan diameternya. 2. Murah dan mudah dida-pat, dan

tersedia di pasaran dalam berbagai ukuran diameter.

3. Mudah diikat atau disimpul. 4. Elastis,

5. Permukaannya halus, sehingga hambatan air kecil.

6. Transparan

1. Kaku, mudah putus dan kusut.

2. Mudah tertekuk (kink) sulit untuk digulung.

3. Karena permukaannya halus, licin saat dihibob terutama jika basah.

4. Simpul mudah slip, memerlukan cara dan ketrampilan khusus saat membentuk simpul.

Multi strand (3-ply)

Nylon monofilemaent Karakteristiknya sama dengan umumnya nylon monofilament 1. Mudah dipegang (tidak terlalu licin)

2. Elastis pada tarikan normal. 3. Tidak mudah kusut

1. Pada panjang yang sama memerlukan ruang

penyimpanan yang jauh lebih luas

2. Tidak selalu tersedia di pasaran

3. Memipih saat memperoleh tekanan

Twine, cord atau rope Polyethylene (untuk backing cord atau tali utama)

1. Biasanya lebih murah dari monofilament

2. Tidak memipih saat memperoleh tekanan

3. Tidak mudah kusut

4. Mudah diikat atau disimpul

5. Banyak tersedia di pasaran dalam

1. Mudah putus jika mem-peroleh tegangan lebih 2. Lebih cepat rusak dibanding

dengan nylon

3. Kekuatannya lebih kecil dibanding dengan nylon pada diameter yang sama

(22)

22 berbagai ukuran

6. Tidak terlalu licin saat ditarik

4. Tidak transparan

Piano wire (wire leader)

1. Kuat sebanding dengan diameternya 2. Tersedia di pasaran dalam berbagai

ukuran

3. Tidak mudah putus

4. Berfungsi sebagai pemberat 5. Mudah disambung baik dengan

crimp atau disimpul.

1. Tidak elastis 2. Rapuh

3. Mudah putus jika sudah tertekuk

4. Mudah berkarat

5. Ujungnya mudah terurai jika tidak diikat dengan baik. 6. Mungkin tidak tersedia di

pasar lokal

KEDALAMAN PANCING

Kedalaman pancing tonda tidak saja diten-tukan diver board tapi juga ditentukan oleh pemberat. Skema kedalaman pancing dihubungkan dengan penggunaan pemberat dapat dilihat pada gambar 14.

Rincian urutan kedalaman pancing adalah sebagai berikut:

1. Hanya menggunakan tali utama yang terbuat dari Polyamide monofilament. 2. Tali utama menggunakan PA monofilament yang dipintal.

3. Tali utama dari PA monofilament dipasangi pemberat.

(23)

5. Pancing berbentuk diving lure.

6. Menggunakan diving board 7. Menggunakan pemberat

dari timah bulat.

PENATAAN PANCING

Upaya menambah jumlah hasil tangkapan pada metode menangkap ikan seekor-demi-seekor dengan pancing yang dihela, adalah dengan menam-bah jumlah pancing yang dihela. Pancing tonda memerlukan ruang atau jarak antar pancing yang cukup.

Jika hanya dipasang di buritan kapal, jumlahnya terbatas pada lebar kapal. Upaya untuk menambah jumlah pancing adalah memasang pada boom kapal (lihat kembali gambar 7 dan gambar 15).

(24)

24

Gambar 15 Penataan pancing tonda yang dipasang pada kedua boom samping dan buritan.

KONSTRUKSI BOOM

Material yang cocok untuk boom yang mudah dan murah dikonstruksi serta banyak tersedia secara lokal adalah batangan bambu.

(25)

Gambar 16 Konstruksi boom pada kapal pancing tonda

Pemasangan boom dapat dilihat pada Gambar 15. Sedangkan Gambar 16 adalah konstruksi sederhana boom batangan bambu atau pipa besi yang dipasang pada tiang utama. A adalah Batang boom, B adalah simpul yang digunakan untuk memasang labrang haluan atau labrang buritan (perhatikan gambar 15). Konstruksi boom pada gambar 16 terdiri dari C adalah untuk memasang labrang penahan boom yang dipasang ke tiang kapal. D adalah konstruksi Socket sebagai tumpuan boom yang dipasang pada tiang kapal. E Adalah simpul yang digunakan untuk memasang pulley tali pancing (lihat gambar 18 D). Letak tiang kapal adalah 2/3 panjang kapal diukur dari linggi buritan (perhatikan gambar 15), A adalah panjang tempat pemasangan simpul tumpuan labrang belakang pada boom sebesar 1/3 panjang kapal, C panjang dari simpul labrang belakang ke ujung bagian dalam boom, sekitar 1/2 panjang kapal (lihat gambar 17).

Penataan boom dan contoh pemasangan simpul dan pulley silahkan perhatikan gambar 18. A dan C Menggunakan simpul menggunakan simpul dari tali, B menggunakan segel, D

(26)

26

menggunakan pulley, E dab F mengguna-kan pasak bermata dan yang dipasang dengan menggunakan sistem baut ulir.

Gambar 17 Panjang boom

Boom tidak hanya dipasang pada tiang tapi dapat juga langsung dipasang pada atap bangunan atas. Perhatikan gambar 136, adalah boom yang dipasang pada atap kapal A adalah boom, B adalah pin pengunci socket pada boom, D dan F adalah palang membujur yang dipasang pada atap kapal, E adalah Socket utama sebagai pengganti tiang utama.

Tali pengaman (lihat gambar 15 dan 20) terdiri dari dua tali, satu terbuat dari bahan karet (shock breaker) dan yang kedua terbuat dari tali biasa (safety rope) . Tali ukurannya lebih kecil dari tali utama pancing tonda.

(27)

Gambar 18 Penataan ujung boom

Tali yang terbuat dari karet berfungsi untuk meredam gerakan perlawanan ikan saat tertangkap, dan mencegah terlepasnya ikan saat sedang dihela atau pancing tersangkut pada benda yang mengapung (obstackle). Perlawanan ikan dan sentakan-sentakan yang terus menerus akan mengakibatkan mulut ikan terobek. Sedangkan tali pengaman lainnya berfungsi sebagai pengaman sebenarnya jika tali karet terputus, sehingga komponen pancing tidak hilang.

(28)

28

Gambar 19 Konstruksi boom tanpa menggunakan tiang (diedit dari Preston, 1987).

KONSTRUKSI TALI PENGAMAN

Gambar 20 adalah konstruksi tali pengaman, A adalah tali yang mengarah ke kapal (Backing cord), B adalah tali yang mengarah ke pancing, C DAN F cara mengikat tali dengan menggunakan simpul patok (bow line knot), D tali pengaman, E tali lentur tebuat dari karet).

Pemasangan tali pengaman harus didekat boom atau bulkwark, perhatikan gambar 21 A. Hindarkan pemasangan tali pengaman didekat permukaan air, sebab permukaan air akan menimbulkan beban hambatan tambahan pada komponen pancing.

(29)

Gambar 20 Konstruksi tali pengaman (diedit dari Preston, 1987)

Gambar 21 Pemasangan tali pengaman yang baik dan yang buruk

Gambar 22 menampilkan pemasangan tali pancing pada boom kanan dilihat dari buritan kapal. A panjang backing cord sama dengan panjang antara ujung boom dengan kliti (Cleat). Kliti adalah alat penahan tali yang umum dipasang di kapal, B adalah komponen tali pengaman, C adalah backing cord yang mengarah ke penyambungan tali pancing, D adalah arah penarikan lazy line yang berfungsi untuk mendekatkan tali pancing saat akan dihibob.

(30)

30

E adalah omponen Penyambung tali pancing (lihat gambar 23). F adalah lazy line. Lazy line digunakan untuk mendekatkan komponen penyambung ke kapal.

ALAT PENYAMBUNG TALI PANCING

Pancing tidak dipasang langsung pada boom (lihat gambar 23) tapi melalui backing cord. Sehingga backing cord hampir selamanya terpasang pada boom. Komponen penyambung tali pancing terdiri dari A: Simpul pengikat, B adalah backing cord, C adalah kili-kili (swivel), D adalah Snap berkili-kili dan E adalah tali utama pancing tonda.

Gambar 23 Pandangan belakang Pemasangan tali pengaman

Gambar 23 Komponen penyambung talipancing

(31)

MENYIMPAN TALI PANCING

Simpanlah tali utama pada penggulung yang terbuat dari kayu (Gambar 24 B), dapat juga penggulung dari botol plastik bekas (Gambar 2224 C), atau digulung seperti biasanya menggulung tali pancing (gambar 24 A). Ingat gulungannya searah jangan sampai membentuk angka delapan.

Jangan melepaskan tali tali utama dari tali pendukung sampai semua komponen pancing dihibob ke atas kapal.

Biarkan tali pendukung tetap terpasang pada boom atau disimpan secara terpisah.

ALAT PENGGULUNG TALI PANCING MEKANIK

Menggulung sambil menarik tali pancing adalah pekerjaan sangat melelahkan. Bahkan tidak sempat lagi untuk menggulung jika hasil tangkapan berukuran besar. Tali langsung disebar serabutan begitu saja di atas dek. Kemungkinan kusut besar sekali, dan pula akan menyulitkan dan membutuhkan tenaga serta waktu untuk merapihkannya.

Gambar 24 Alat penggulung tali tonda sederhana

(32)

32

Upaya terbaik untuk menghindari kekusutan, meringankan tenaga dan menghemat aktu adalah dengan membuat gulungan yang terbuat dari kayu yang dipasang pada tiang kapal. Perhatikan Gambar 25.

A. Ikatkan tali pendu-kung pada penggu-lung; B. Gulung tali pendukung sebanyak 20 – 30 gulungan . C. Pasangkan ke tali utama.

D. Gulung tali utama sekitar 100 – 150 meter.

E. Pasangkan tali utama menggunakan Snap berkili-kili. F. Trace dipasang pada Snap berkili-kili.

G. Jangan menggulung tali berlebihan

H. Penggulung kayu harus cukup untuk menggulung tali utama dengan baik.

Gambar 25 Alat Penggulung Tali mekanik

(33)

Mekanisme ini memu-dahkan pengaturan panjang tali saat diarea. Menghindarkan tali tersangkut atau kusut yang sering terjadi jika tali disebar di dek. Mempercepat penggu-lungan tali, dan tidak kuatir dengan rontaan ikan beukuran besar. (Lihat kembali Gambar 5).

Jika memungkikan buatlah konstruksi penggulung tali mekanik ini ada tiang kapal, sehingga penggulungan tali dapat dilakukan sambil berdiri.

Bekerja dengan berdiri di atas kapal selain lebih cepat bereaksi terhadap berbagai kemungkinan keadaan berbahaya, juga dapat melakukan pengamatan keliling dengan baik. Sehingga dapat mengantisipasi berbagai kondisi buruk yang terjadi sedini mungkin.

Termasuk menghindari adanhya bahaya tubrukan dengan kapal lain.

(34)

34

MEMASANG UMPAN UTUH

Di ujung trace di dekat pancing dipasang mangkuk penahan umpan (Gambar 27 B). Langkah yang harus dilakukan saat adalah sebagai berikut:

A. Buat 2 – 3 torehan dengan pisau tajam di kepala ikan. Torehan ini gunanya untuk alur tali pengikat agar ikatan tidak mudah meleset atau terlepas.

B. Tusukkan pancing pertama pada tubuh ikan di bagian linea lateralisnya. Gambar 27 Cara memasang umpan ikan segar

(35)

Gambar 28 Memsanag umpan sayat 1 C. Pasangkan mangkuk pada posisinya.

D. Ikat kencang, mangkuk ke kepala ikan menggunakan tali E. Sejajarkan pancing pada pankal ekor umpan.

F. Ikat kencang, pancing ke pangkal ekor ikan dengan tali

MEMSASANG UMPAN DISAYAT

Baringkan ikan di papan yang rata. Sayat daging ikan dengan pisau tajam dari ekor ke arah kepala. Kemudian buang tulangnya. Panjang sayatan secukupnya, dan sayatan jangan sampai terpotong.

Masukkan tali trace dengan menggunakan jarum umpan (lihat gambar 30) melalui body cavity. Hingga kili-kili ke luar dari mulut.

(36)

36

hingga menempel pada ujung sayatan. Ikat mulut ikan dengan menggunakan tali.

Gambar 30 Jarum umpan

Gambar 29 Memasang umpan sayatan 2

(37)

MERAWAT DAN MENYIMPAN PANCING

Sebaiknya semua peralatan dan komponen pancing setelah digunakan dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air tawar, terutama umpan buatan (lure) dan semua komponen pancing yang terbjuat dari metal.

Keungguan utama penggunaan pancing dengan umpan tiruan adalah usai pakainya lama dibanding dengan umpan alami. Namun demikian, terdapat sejumlah tipe umpan buatan akan cepat rusak jika tidak dibersihkan dan disimpan dengan baikselama tidak digunakan. Khusunya umpan buatan yang sepenuhnya terbuat dari metal yang biasanya mudah berkarat akibat air laut. Pisahkan komponen pancing yang masih baru dengan komponen yang sudah lama digunakan. Sehingga komponen yang baru tidak terkontaminasi oleh komponen yang lama. Lihat Gambar 31.

(38)

38

Gambar 31 Mera

wat komponen

(39)

MEMERIKSA KERUSAKAN KOMPONEN PANCING

Sebelum menyimpan atau pada saat tidak melaut, sebaiknya periksalah seluruh komponen pancing. Khususnya periksa: 1. Lengkungan pancing, keretakan batang

pancing dan karat

2. Wire leader, apakah ada yang tertekuk, terurai strandnya atau berkarat

3. Tali pancing monofilament atau tali-tali multifilament yang tersobek, pipih, mulur atau terluka

4. Simpul-simpul dan splicing yang terurai. 5. Pancing buatan yang rusak akibat gigitan

ikan

Pastkan apakah perlu diperbaiki atau diganti, ingat mengabaikan komponen pancing berarti anda akan kehilangan hasil tangkapan yang berukuran besar, sayang

kan?. Gambar 32 Memriksa kerusakan

(40)

40

Gambar 33 Sekamtik daerah yang baik untuk tonda (Preston,

1987)

DAERAH DAN

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN

1.3. Daerah

Penangkapan

Ikan

Tidak ada aturan dimana pancing toda harus dioperasikan. Seperti halnya metode menangkap ikan lainnya, metode adalah ilmu pengetahuan (science), menang-kap ikan seekor demi seekor dengan dihela adalah juga ilmu pengetahuan, tapi tidak sepenuhnya ilmu pengetahuan, karena kunci

keberhasilannya adalah “pengalaman”.

(41)

Gambar 24 menyajikan berbagai perairan yang dapat digunakan sebagai daerah penangkapan ikan dengan tonda. Mulai di sekitar rumpon laut dalam atau dangkal. Sekitar terumbu karang. Alur ruaya tuna di perairan terbuka. Selat antara gugusan karang yang tersebar di antara Pulau Sulawesi dan Kepulauan Bawean. Sekitar kepulauan atol (Kepalauan Karimun Jawa). Sepanjang pantai berpasir (kalimantan Selatan). Sepanjang pantai berkarang curam (Pantai selatan Pulau Jawa hingga NTT, sekitar Kepulauan Mentawai dan Nias). Di permukaan hamparan “Bank” di Laut Flores. Dan banyak lagi perairan lainnnya di seluruh Indonesia, karena Ikan cakalang menyebar hampir di seluruh perairan laut Indonesia. Kecuali perairan tersebut merupakan alur pelayaran umum. Hati-hati dengan kapal yang berlalu lalang. Jika dapat hindari benar-benar menangkap ikan dengan tonda di alur pelayaran umum.

Hanya saja, jika mengoperasikan tonda di permukaan karang tenggelam, atau bank harus berhati-hati dengan kedalaman pancing. Perhatikan gambar 25.

(42)

42

Gambar 35 Menonda di antara gugusan karang

OPERASI DI ANTARA GUGUSAN KARANG

Selat antara gugusan terumbu karang merupakan daerah penangkapan ikan yang baik. Arus kuat yang mengalir di selat-selat seperti ini menarik perhatian berbagai spesies ikan untuk makan. Cara beroperasi dapat dengan menjaga jarang dengan terumbu karang atau berputar-utar berharap menemui konsentrasi ikan melintas (lihat gambar 26). Batas luar terumbu karang dan garis pecahan ombak biasanya berbeda. Nelayan banyak menyukai memancing di sekitar karang, hanya dengan mempertahankan jarak aman atau

dengan melihat kedalaman karang di air yang bening (gambar 27).

Di sekitar sekitar terumbu karang umumnya terdapat ikan-ikan ekonomis penting yang berukuran kecil dan banyak diminati untuk konsumsi.

(43)

Gambar 36 Menonda di sekitar terumbu karang

Beroperasi di perairan ini mungkin hanya sebentar saja kapal dapat berlayar lurus, selebihnya kapal harus banyak beroleh gerak

mengikuti alur terumbu karang.

Warna air di sepanjang pantai berpasir biasanya terdiri dari dua warna Biru dan hijau atau sedikit keputih-putihan (milky waters). Kapal berlayar mengikuti perbedaan warna air.

1.4.

Teknik Penangkapan Ikan

OPERASI DI PERAIRAN PANTAI DENGAN DASAR LAUT

CURAM

Cara mengoperasikan tonda lainnya adalah di perairan pantai pada beberapa ratus meter langsung sangat dalam (dropoff) hingga ribuan meter (gambar 37). Perairan ini banyak terdapat di pantai timur Sumatera dan selatan jawa. Mendeteksi kedalaman sangat sederhana yaitu dengan membedakan warna air. Warna air

yang biru pasti di perairan yang sangat dalam dan yang berwarna sedikit hijjau atau keputih-putihan berada di perairan yang agak dangkal.

(44)

44

MELINGKARI

TERUMBU

KARANG

Ketika menonda di sekitar terumbu karang, lingkarilah terumbu karang sedekat mungkin jika tidak membahayakan. Umumnya ikan-ikan resenden agak teritorial tidak akan menyebar

Ga m ba r 38 M en on da d i dasa r pe ra irn ya ng m en jo ro k

Gambar 37 Operasi melingkari terumbu karang

(45)

terlalu jauh dari habitatnya. Lainnya akan menyebar agak jauh, tapi biasanya ikan-ikan tersebut akan berada di dekat konsentrasi ikan-ikan kecil yang menjadi makanannya.

OPERASI DI PERAIRAN TERBUKA

Menonda di perairan teradang membuat frustasi, kemungkinannya ikannya jarang dan susah diketahui dimana keberadaannya. Menonda berjarak 100 – 200 meter di luar dropoff atau terumbu karang adalah awal start menonda yang baik dan yang umum dilakukan di perairan terbuka.

Namun demikian, penggetahuan tentang pola arus setempat akan sangat meningkatkan kemampuan

(46)

46

penangkapan ikan yang baik. Arus, besar pengaruhnya terhadap sifat ikan samudra melalui pengaruh arus terhadap suhu air dan ketersiadaan pakan.

Ditempat-tempat dimana terdapat pertemuan arus, umumnya akan menyebabkan terjadinya upwelling dan turbulensi yang akan menghasilkan produktivitas pakan yang tinggi sebagai faktor penunjang adanya daerah tempat ikan makan (feeding ground) bagi ikan-ikan samudra. Lingkunag perairan karang sering dipengaruhi oleh arus samudra, yang dapat menimbulkan kondisi upwelling dimana ikan sering mengumpul (lihat gambar 39).

Beberapa jenis ikan akan berenang melawan arus. Menonda dengan haluan searah arus akan meningkatkan peluang untuk memperoleh tangkapan. Jika telah tertangkap seekor, segera berbalik arah untuk menangkap ikan yang biasanya mengumpul membentuk koloni.

(47)

Gambar 40 Pengaruh arus terhadap keberadaan fishing

(48)

48

Gambar 42 Kondisi di sekitar rumpon

OPERASI DI SEKITAR RUMPON

Ikan yang tertangkap dengan tonda di sekitar rumpon umumnya adalah tuna, cakalang, tong, lemadang dab barakuda.

Namun demikian, perlu berhati-hati dengan adanya rumpon, arus dan mungkin juga ada pancing tegak yang sedang beroperasi saat itu. Gunakan pancing yang berat agar dapat mencapai kedalaman dimana tuna berada. (Perhatikan gambar 42).

(49)

OPERASI PADA KONSENTRASI IKAN

Spesies ikan pelagis besar umumnua perenang cepat. Kecepatan tonda berikisar antara 8 – 15 knot. Penting untuk diperhatikan, jangan sekali-kali kapal melintas di atas konsentrasi ikan. Kapal harus memutari lingkaran konsentrasi ikan, kemudian mendekat sedikit demi sedikit. Pancing yang menangkap ikan dibiarkan terlebih dahulu, namun sebaiknya kecepatan kapal sedikit diikurang untuk mencegah ikan terlepas dari pancing.

Aktivitas makan tuna berlangsung sangat singkat, sehingga harus mampu mengambil keuntungan dari periode makan tuna yang singkat ini.

Gambar 43 Operasi di sekitar konsentrasi ikan

(50)

50

1.5.

Faktor yang Mempengaruhi Operasi Tonda

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan ikan dengan tonda diantaranya adalah musim, siang dan malam hari, pasang dan pase bulan, dan cuaca.

MUSIM

Musim mempengaruhi kelimpahan spesian ikan yang bermigrasi, seperti halnya tuna dan spesies ikan pelagis besar lainnya. Saat suhu air menghangat di musim kemarau adalah waktu terbaik melakukan operasi tonda.

SIANG DAN MALAM HARI

Beberapa spesies ikan akan mengikuti aktivitas pola makan harian, biasanya trerjadi saat matahari terbit hingga sekitar jam 10.00 dan sesaat sebelum matahari terbenam mulai sekitar jam 04.00, bahkan ada yang terus berlanjut hingga malam hari. Pada malam bulan purnama umumnya tonda sangat berhasil.

(51)

ARUS PASANG DAN PASE BULAN

Pola makan normal siang/malam hari sangat dipengaruhi oleh faktor arus pasang. Saat pasang tinggi operasi tonda biasanya barhasil bahkan diatas rata-rata. Pase bulan akan mempengaruhi kelimpahan ikan, baik dipengaruhi oleh efek arus, maupun disebabkan oleh perubahan kondisi cahaya sepanjang malam hari, mulai bulan terbit hingga terbenam.

CUACA

Kondisi cuaca akan mempengaruhi ikan maupun nelayan. Hari yang cerah angin yang kalem, adalah saat yang baik untuk menonda. Umpan yang digunakan dapat menggunakan umpan alami atau umpan buatan berukuran relatif kecil. Karena ikan dapat mudah melihat umpan pada kondisi cuaca seperti ini. Namun saat terbaik untuk menonda alah saat hujan dan berangin sedang, namun harus menggunakan umpan berukuran lebih besar agar mudah terlihat oleh ikan.

(52)

52

RANGKUMAN

1. Tonda termasuk dalam kelompok metode menangkap ikan dengan tali dan pancing, yang menangkap ikan seekor demi seekor.

2. Tonda dapat dioperasikan di semua lapisan perairan, tapi khususnya digunakan untuk menangkap ikan pelagis besar.

3. Tonda dapat dioperasikan baik secara komersil, perorangan dan olah raga 4. Daerah operasi sekitar rumpon, terumbu karang atau perairan terbuka 5. Umpan dapat menggunakan umpan alami atau umpan buatan

6. Jumlah tonda dapat diperbanyak dengan memasang boom.

7. Tingkat keberhasilan dipengaruhi oleh musim, siang/malam hari, pasang dan pase bulan. 8. Saat menonda terbaik adalah pagi hari hingga sekitar jam 10.00 dan sore hingga malam

mulai jam 16.00.

9. Saat pagi cerah, air hangat, angin kalem gunakan ukuran jumpan yang lebih kecil 10. Saat hujan dan angin kuat gunakan umpan yang berukuran lebih besar.

(53)

Gambar

Gambar 1.  Illustrasi tonda atau trolling
Gambar 4 adalah kapal pancing tonda yang banyak dioperasikan di perairan sekitar Kepulauan  Karimun Jawa  yang dapat
Gambar 5  Salah satu penataan pancing  tonda (Preston, 1987)
Gambar 7  Illustrasi kapal tonda sedang beroperasi (kiri) dan penataan pancingnya  (kanan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat pancing tonda (long line) dan menggunakan analisa NPV, IRR, PPC dan Net

Sehingga pada musim sedang nelayan melakukan penangkapan tuna pada jarak yang relatif dekat.Menurut Nakamura (1969) penyebaran tuna dapat dibedakan menjadi dua macam

Pancing tonda merupakan salah satu alat tangkap yang dominan untuk jenis alat tangkap pancing yang digunakan nelayan di Kabupaten Aceh Barat dalam melakukan

Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Benda Kerja dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Proses Gerinda Silinderis dengan Center Pada Baja AISI 4140. MAN 11 Dodi

Perbedaan suhu permukaan laut antara citra NOAA-AVHRR dengan Argo Float terjadi karena suhu permukaan laut yang terekam oleh citra NOAA- AVHRR adalah suhu permukaan lapisan atas,

Cukup banyak digunakannya pancing tonda menjadikan alat tangkap ini sebagai alat tangkap yang cukup penting pada usaha penangkapan ikan pelagis besar di Laut Banda.. Sehubungan

Gambar 6.15 Bentuk geometri lapisan perkerasan setelah diperbaiki permukaan timbunan jalan dan lapisan-lapisan tanah sampai kedalaman -30 m

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek teknis dari masing-masing usaha penangkapan pukat cincin (purse seine) dan pancing tonda (troll line) di PPP Tamperan